Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Infografis Waspada Penyebaran Virus HMPV di Tanah Air, Gejala hingga Pencegahannya – Page 3

    Infografis Waspada Penyebaran Virus HMPV di Tanah Air, Gejala hingga Pencegahannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Perhatian global saat ini tertuju pada Human Metapneumovirus atau HMPV. Virus HMVP sedang meningkat di China belakangan ini, terutama di bagian utara.

    Selain itu, virus HMVP juga menjadi perhatian khusus karena mayoritas kasus ditemukan pada anak-anak di bawah umur 14 tahun. Para ahli menduga peningkatan ini juga dipengaruhi oleh infeksi virus Influenza A.

    Lalu, apakah itu virus HMVP? Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menjelaskan Human Metapneumovirus bukanlah virus baru.

    Dicky menyebutkan virus ini pertama kali diidentifikasi pada 2001. HMVP memiliki kemiripan dengan Respiratory Syncytial Virus (RSV).

    “Influenza A itu memang jadi salah satu penyebab utama flu musiman. Virus ini bukan virus baru dan sudah lama bersirkulasi. Hal ini mengacu pada dua virus yang menyebabkan banyak kasus di China, yaitu Influenza A dan HMPV,” ujar Dicky kepada Liputan6.com, Rabu 1 Januari 2025.

    Menurut Dicky, virus HMPV di China terutama menyerang individu dengan imunitas tubuh yang lemah. Kelompok yang paling rentan, yakni anak-anak, orang tua, dan individu muda yang memiliki masalah kesehatan terkait daya tahan tubuh.

    Penularan Human Metapneumovirus atau HMPV lewat droplet seperti saat batuk atau bersin. Selain itu, kontak fisik seperti bersalaman, berpelukan dan menyentuh permukaan terkontaminasi virus yang teridentifikasi pada 2001 itu juga bisa menular.

    Mengingat cara penularan HMPV sama seperti flu dan COVID-19, maka upaya pencegahan masih dengan cara 5M. Apa saja 5M? Mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menjaga jarak.

    Adapun Malaysia mulai mencatatkan 327 kasus infeksi HMPV pada 2024. Meningkat 45 persen ketimbang 225 kasus pada 2023.

    Kementerian Kesehatan Malaysia pada Sabtu 4 Januari 2025 menyatakan, HMPV, infeksi saluran pernapasan yang disebabkan virus dari keluarga Pneumoviridae, bukanlah penyakit baru.

    Kasus virus HMVP pun terdeteksi di Indonesia. Semua kasus di Tanah Air melibatkan anak-anak. Meski demikian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan masyarakat tidak perlu khawatir, karena virus HMPV ini bukanlah ancaman baru.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia. Kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” ucap Menkes Budi.

    Menkes Budi menjelaskan, HMPV yang kini kasus di China jadi sorotan itu tidak mematikan. Dia juga mengatakan, HMPV bukanlah virus baru. HMPV teridentifikasi pada 2001, sedangkan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 baru ditemukan pada 2019.

    Apa itu sebenarnya virus HMVP? Bagaimana gejala dan cara mencegahnya? Lantas, bagaimana saat ini kasus virus HMVP di Indonesia? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

  • Mantan Direktur WHO Asia Tenggara: Ditemukan Sejak 2001, Virus HMPV Sudah Nyebar ke Berbagai Negara – Halaman all

    Mantan Direktur WHO Asia Tenggara: Ditemukan Sejak 2001, Virus HMPV Sudah Nyebar ke Berbagai Negara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menuturkan bahwa virus HMPV yang tengah naik di Tiongkok China pertama kali dilaporkan di jurnal ilmiah sejak tahun 2001.

    Hal inilah yang membuat virus tersebut diyakini bukan virus baru dan sudah menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia.

    “Karena sudah beredar hampir seperempat abad ada di dunia maka tentu mungkin saja virusnya sudah ada di berbagai negara di dunia ini, masuk juga di Indonesia. Bahkan sebelum 2000an sudah pernah ditemukan antibodi pada virus ini, sehingga mungkin saja sudah ada pada dekade sebelum 2000an,” ujar dia dalam keterangan pers yang diterima Rabu (8/1/2025).

    Merujuk data dari Australia virus HMPV bahkan di era sebelum Covid-19 pernah menjadi penyebab ketiga infeksi saluran napas, sesudah virus influenza dan RSV (respiratory syncitial virus) pada dewasa serta RSV dan  influenza pada anak-anak.

    Kemudian, di Inggris juga pernah dilaporkan bahwa hampir semua anak berusia lima tahun di negara itu sudah pernah setidaknya satu kali oleh terinfeksi virus HMPV.

    “Amerika Serikat dan Inggris juga mengalami peningkatan kasus HMPV sejak Oktober 2024 yang lalu, walau tentu kenaikannya tidaklah setinggi yang di China,” kata Prof Tjandra.

    Namun meski sudah ditemukan hampir 25 tahun lalu, vaksin HPMV belum banyak dikembangkan.

    Jika pun ada, virus HMPV dikaitkan dengan virus RSV.

    Imunisasi RSV ini memberi harapan akan vaksin untuk HMPV, dan bahkan perusahaan vaksin Moderna sudah mulai melakukan penelitian untuk vaksin mRNA HMPV.

    Dikesempatan yang berbeda, Menkes Budi menegaskan HMPV bukanlah virus yang mematikan.

    Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Masyarakat diimbau untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

     

     

     

  • Apakah Gejala HMPV Sama dengan Covid-19? Ini Faktanya

    Apakah Gejala HMPV Sama dengan Covid-19? Ini Faktanya

    Jakarta, Beritasatu.com – Human Metapneumovirus (HMPV) kini menjadi perhatian global karena penyebarannya yang meluas, termasuk di Indonesia. Meski HMPV bukan virus baru dan sering dianggap sebagai penyebab infeksi saluran pernapasan ringan, penyakit ini tetap perlu diwaspadai. Namun, banyak yang bertanya apakah gejala HMPV sama dengan Covid-19?

    Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, virus HMPV telah terdeteksi di beberapa wilayah Indonesia, dengan kasus yang ditemukan umumnya terjadi pada anak-anak. Dia menegaskan HMPV berbeda dari Covid-19.

    Jika Covid-19 adalah virus baru yang berpotensi menyebabkan penyakit serius, HMPV sudah ada sejak lama, tepatnya sejak pertama kali diidentifikasi pada 2001.

    “HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar di seluruh dunia,” ujar Budi seperti dilansir dari situs resmi Kemenkes.

    Namun, apakah gejala HMPV sama dengan Covid-19? Berikut ini penjelasannya.

    Gejala HMPV
    HMPV biasanya menunjukkan gejala mirip flu biasa, tetapi pada beberapa kasus, terutama pada individu rentan seperti anak-anak, lansia, atau mereka dengan sistem imun lemah, infeksi ini bisa berkembang menjadi lebih serius.

    Gejala umum HMPV meliputi batuk, demam ringan hingga sedang, sesak napas atau napas berat, pilek dan hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan kelelahan.

    Pada kasus yang lebih parah, komplikasi seperti bronkitis dan pneumonia dapat terjadi, terutama pada kelompok berisiko.

    Gejala Covid-19
    Covid-19, yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, memiliki gejala yang lebih bervariasi dan sering kali lebih parah. Beberapa gejala umum Covid-19 meliputi demam atau kedinginan, batuk, kesulitan bernapas atau sesak napas, kehilangan indera penciuman dan perasa (anosmia), sakit tenggorokan, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, serta pilek atau hidung tersumbat.

    Selain itu, Covid-19 dapat menyebabkan gejala asimtomatik, di mana seseorang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit tetapi tetap dapat menularkan virus.

    Menjawab pertanyaan apakah gejala HMPV sama dengan Covid-19, perbedaannya terletak pada karakteristik virus, potensi komplikasi, dan gejala spesifik seperti anosmia yang hanya ditemukan pada Covid-19.

  • Cara Dapat Pemeriksaan Kesehatan Gratis 2025 di Puskesmas saat Hari Ulang Tahun

    Cara Dapat Pemeriksaan Kesehatan Gratis 2025 di Puskesmas saat Hari Ulang Tahun

    JABAR EKSPRES – Inilah cara dapat pemeriksaan Kesehatan gratis di Puskesmas saat hari ulang tahun, simak juga daftar penyakit yang akan diperiksa.

    Kabar gembira bagi masyarakat Indonesia yang tengah berulang tahun, karena pemerintah memberikan kado ulang tahun berupa medical check up gratis.

    Program ini bertujuan agar masyarakat dapat menjaga Kesehatan, mencegah berbagai jenis penyakit sejak dini, dan mengurangi risiko kecacatan hingga kematian.

    Sehingga, pemeriksaan ini bukan hanya cek tensi darah saja, melainkan pemeriksaan Kesehatan dasar yang mencakup 14 penyakit.

    “Pemeriksaan Kesehatan ini harus dilakukan agar kitab isa mendeteksi lebih dini kalau ada kondisi Kesehatan yang menurun sehingga masyarakat tidak harus dirawat di rumah sakit,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, sebagaimana mengutip dari ANTARA.

    BACA JUGA: Medical Check Up Gratis di Hari Ulang Tahun Mulai Februari 2025, Begini Tata Cara dapatnya

    BACA JUGA: Cara Daftar Bansos PKH Online Via Aplikasi Cek Bansos, Penuhi Kriteria ini Agar Lolos Pendaftaran

    Fasilitas medical check up gratis ini akan dimulai pada bulan Februari 2025, yang khusus diberikan bagi WNI yang sedang berulang tahun mulai dari balita, remaja, dewasa, hingga lansia.

    Untuk Anda yang ingin mendapatkan cek Kesehatan secara gratis, silakan ikuti langkah berikut ini.

    Cara Mendapatkan Medical Check Up

    1.Datangi Puskesmas terdekat tepat hari ulang tahun, dengan membawa kartu identitas seperti KTP

    2.Daftar ke petugas untuk melakukan pemeriksaan Kesehatan

    3.Petugas akan memverifikasi data Anda

    4.Apabila terverifikasi oleh petugas, masyarakat dapat melakukan pemeriksaan sesuai kategori usia.

    BACA JUGA: Daftarkan NIK KTP dan KK Dapat Saldo Dana Bantuan PKH 2025, Ini Langkah Daftarnya Lewat HP

    Daftar kelompok fasilitas medical check up gratis

    Medical check up untuk Balita

    Hipotiroid kongenital

    Penyakit jantung bawaan kritis

    Hiperplasia adrenal kongenital

    Defisiensi G6PD

    Pertumbuhan

    Perkembangan

    Indra pendengaran

    Indra penglihatan

    Gigi dan mulut

    Talasemia

    Hepar

     

    Medical check up untuk Remaja

    Indra pendengaran

    Indra penglihatan

    Gigi dan mulut

    Talasemia

    Anemia

    Obesitas

    Diabetes melitus

    Hipertensi

    Paru-paru

    Kesehatan jiwa

  • Bagaimana Cara Agar Tidak Tertular Virus HMPV? Begini Kata Dokter Paru

    Bagaimana Cara Agar Tidak Tertular Virus HMPV? Begini Kata Dokter Paru

    Jakarta

    Virus Human metapneumovirus atau HMPV belakangan ini menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Hal ini karena HMPV memiliki penyebaran yang luas dan cepat, serta memiliki gejala seperti penyakit sistem pernapasan pada umumnya, seperti flu dan COVID-19.

    Namun, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis sejak tahun 2001 silam. Kemenkes menegaskan sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan lebih mampu meresponsnya dengan baik.

    Menanggapi fenomena HMPV di Indonesia, spesialis paru Dr dr Fathiyah Isbaniah SpP(K) Divisi Infeksi KSM Paru RS Persahabatan-Departemen Pulmonologi FKUI mengatakan bahwa ada beberapa cara yang bisa diterapkan masyarakat agar terhindar dari infeksinya.

    “Iya pasti, untuk (mencegah) semua virus itu pasti harus pakai masker. Jangan panik. Kalau yang sakit diam di rumah, gunakan masker, dan segera ke dokter,” kata dr Fathiyah saat dihubungi detikcom, Selasa (7/1/2024).

    “Tetap harus rutin cuci tangan, terutama yang lagi nggak enak badan, yang sedang flu, harus menggunakan masker atau di rumah saja,” lanjut dia.

    dr Fathiyah menekankan bahwa penularan HMPV ini serupa dengan virus flu lainnya, yakni melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

    “Gejalanya sama, seperti pilek, pilek berair atau tersumbat, batuk, sesak napas kalau sudah komplikasi berat jadi pneumonia, nyeri tenggorokan, demam, bisa juga ada kemerahan di kulit,” katanya.

    Ada beberapa kelompok rentan, lanjut dr Fathiyah, yang sebaiknya lebih diprioritaskan agar terhindar dari penularan virus HMPV. Pasalnya, kelompok ini lebih berisiko terjadi masalah kesehatan yang lebih berat.

    “Ada (kelompok) rentan, kalau yang paling berisiko untuk jadi berat anak di bawah lima tahun, orang lanjut usia, sama orang yang memiliki gangguan kekebalan tubuh,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Virus HMPV Masuk Indonesia, Ini 6 Hal yang Perlu Diketahui: Penularan sampai Pencegahan

    Virus HMPV Masuk Indonesia, Ini 6 Hal yang Perlu Diketahui: Penularan sampai Pencegahan

    Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang tengah merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak. 

    Meski begitu Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
    1. Bukan Virus Baru

    Menkes menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Virus ini sudah ada sejak 2001. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
    2. Berbeda dengan Covid-19

    HMPV ini juga menjadi perhatian karena masyarakat mengira sama dengan Covid-19. Namun, HMPV ini berbeda dengan covid-19 yang merupakan virus baru.

    “Berbeda dengan covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.
    3. Menyerang Saluran Pernapasan

    Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA untai tunggal negatif yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae, dengan genus Metapneumovirus yang menyerang saluran pernapasan dan kerap menimbulkan gejala serupa dengan flu biasa.

    “Jadi virus ini bukan virus baru ya karena sudah ditemukan artinya bukan-bukan virus baru dan berbeda dengan covid-19 kemarin,” ungkap Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo di Metro TV.
    4. Menyebar Melalui Droplet

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
     

     

    5. Gejala HMPV

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
    6. Langkah Pencegahan

    Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus HPMV seperti dikutip dari laman Biofarma:

    Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
    Menghindari menyentuh daerah wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
    Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau di sekitar orang sakit.
    Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
    Memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
    Menerapkan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

    Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang tengah merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak. 
     
    Meski begitu Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
     
    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
    1. Bukan Virus Baru

    Menkes menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Virus ini sudah ada sejak 2001. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
    2. Berbeda dengan Covid-19

    HMPV ini juga menjadi perhatian karena masyarakat mengira sama dengan Covid-19. Namun, HMPV ini berbeda dengan covid-19 yang merupakan virus baru.
    “Berbeda dengan covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.
    3. Menyerang Saluran Pernapasan

    Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA untai tunggal negatif yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae, dengan genus Metapneumovirus yang menyerang saluran pernapasan dan kerap menimbulkan gejala serupa dengan flu biasa.
     
    “Jadi virus ini bukan virus baru ya karena sudah ditemukan artinya bukan-bukan virus baru dan berbeda dengan covid-19 kemarin,” ungkap Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo di Metro TV.
    4. Menyebar Melalui Droplet

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
     

     

    5. Gejala HMPV

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
    6. Langkah Pencegahan

    Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus HPMV seperti dikutip dari laman Biofarma:

    Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
    Menghindari menyentuh daerah wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
    Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau di sekitar orang sakit.
    Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
    Memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
    Menerapkan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Dinkes Pastikan Virus HMPV Belum Ditemukan di Sumut

    Dinkes Pastikan Virus HMPV Belum Ditemukan di Sumut

    Medan, CNN Indonesia

    Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memastikan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang tengah menjadi perhatian di China belum ditemukan di wilayah Sumut. Meski demikian, seluruh rumah sakit telah diminta untuk tetap waspada dan siap menghadapi berbagai kemungkinan.

    “Alhamdulillah belum ditemukan, mudah-mudahan jangan sampai ditemukan dan diharapkan rumah sakit siap ya, artinya kita dengan pengalaman yang sudah-sudah dengan kondisi apapun kita harus siap,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Muhammad Faisal Hasrimy, Rabu (8/1).

    Muhammad Faisal juga menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Menurutnya, mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merupakan langkah penting dalam menghadapi potensi penyebaran virus.

    “Kita harus teruskan dengan budaya hidup sehat, tetap menggunakan masker kembali, tetap mencuci tangan, tetap menjaga imun tubuh, mengkonsumsi vitamin, berolahraga dan intinya tetap menjaga kebugaran dan kondisi fisik,” tegasnya.

    Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sumut, dr. Nora Violita, menjelaskan bahwa HMPV sebenarnya bukan virus baru. Virus ini telah lama ada, namun kembali menjadi sorotan karena lonjakan kasus di China baru-baru ini.

    “Panik tidak akan membuat virus pergi, justru dapat membuat masyarakat lebih stres dan malah menurunkan imun. Fokus pada pencegahan, jaga daya tahan tubuh, dan hindari kontak dengan orang yang sakit,” ujarnya.

    Nora mengatakan virus HMPV mirip dengan flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan terkadang sesak napas. Namun pada kondisi individu tertentu seperti anak-anak, lansia atau orang dengan penyakit kronis, virus tersebut bisa menyebabkan komplikasi lebih serius seperti bronkitis atau pneumonia.

    “HMPV dan virus lain seperti Influenza A dan Rhinovirus, sudah lama ada dan cenderung menyebabkan infeksi musiman. Lonjakan yang terjadi di China karena kombinasi beberapa virus. Jadi, bukan hanya HMPV yang beraksi sendirian, tapi dia bekerja sama dengan Influenza A dan Rhinovirus,” tuturnya.

    Menurut Nora, lonjakan kasus di China disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk musim dingin yang menjadi lingkungan ideal bagi virus pernapasan untuk berkembang. Selain itu, masyarakat yang baru pulih dari pandemi mungkin memiliki sistem imun yang belum sepenuhnya optimal.

    “Virus-virus pernapasan sangat suka cuaca dingin dan musim flu biasanya berlangsung dari November hingga Maret. Kedua, setelah memakai masker dan menjaga jarak selama dua tahun lebih, sekarang perlindungan tersebut mulai longgar dan akibatnya virus punya panggung bebas untuk menyebar,” ungkapnya.

    (fnr/ugo)

    [Gambas:Video CNN]

  • Usia Pensiun Naik Jadi 59 Tahun, Dari Sisi Kesehatan Bisakah Tetap Produktif ? – Halaman all

    Usia Pensiun Naik Jadi 59 Tahun, Dari Sisi Kesehatan Bisakah Tetap Produktif ? – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Mulai 2025, usia pensiun pekerja di Indonesia resmi menjadi 59 tahun yang sebelumnya 58 tahun.

    Aturan ini merujuk pada peraturan pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.

    Perubahan ini bertujuan untuk memperpanjang masa aktif pekerja dengan harapan pekerja bisa menyiapkan keuangan dan perlindungan di masa tua lebih matang.

    Misalkan menyiapkan dana pensiun atau melunasi utang.

    Bisakah di usia 59 tahun seseorang  efektif bekerja?

    Merujuk data dari WHO disebutkan bahwa usia produktif seseorang berlangsung pada usia 15-64 tahun, dimana usia tersebut seseorang bisa dengan efektif dan efisien dalam beraktivitas sehari-hari dan bekerja.

    Sementara di Indonesia usia Angkatan kerja berada pada rentang usia 19 – 64 tahun.

    Di berbagai negara, usia produktif merupakan penggerak kemajuan perekonomian, pendapatan, dan kesejahteraan. 

    Karena itu menjaga kesehatan usia produktif penting dan wajib dilakukan untuk mendukung produktivitas dan kualitas hidup.

    Kesehatan pada rentang usia dewasa ini dipengaruhi oleh pola hidup sehat, seperti makanan sehat dan seimbang, aktivitas fisik teratur, serta pengelolaan stres yang efektif.

    Orang dewasa perlu memperhatikan asupan makanan yang sehat dan bergizi,  menjaga berat badan serta kesehatan jantung dengan melakukan aktivitas fisik yang teratur.

    Stres yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Orang dewasa juga harus belajar cara mengatasi stres dan mencari dukungan ketika dibutuhkan.

    Ilustrasi (dok.)

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahkan menganjurkan pemeriksaan kesehatan berkala sebagai upaya mencegah dan mengidentifikasi dini kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan medis.

    Orang dewasa perlu memeriksakan kesehatan mereka secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter atau fasilitas kesehatan terdekat jika ada keluhan atau tanda-tanda tidak sehat.

    Pola hidup sehat dapat membantu menjaga kesehatan usia produktif dan mendukung produktivitas dan kualitas hidup yang optimal.

    Tidak bisa dipungkiri, usia yang semakin tua membuat perubahan pada fisik dan mental makin terlihat.

    Kondisi umum terjadi bisa berupa gangguan pendengaran, gangguan penglihatan katarak dan kelainan refraksi, nyeri punggung dan leher serta osteoartritis.

    Maupun keluhan berupa penyakit paru obstruktif kronik, diabetes, depresi, dan demensia. Seiring bertambahnya usia, orang cenderung mengalami beberapa kondisi sekaligus.

     

  • Apa itu Virus HMPV? Kenali Gejala dan Penyebarannya

    Apa itu Virus HMPV? Kenali Gejala dan Penyebarannya

    Adanya kasus HMPV menimbulkan kekhawatiran apakah virus HMPV sama seperti Covid-19. Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa virus ini berbeda dengan Covid-19 dan menegaskan bahwa HMPV bukan virus mematikan.

    HMPV biasanya memiliki gejala yang mirip dengan penyakit flu biasa, mulai dari batuk, demam, hidung berair atau tersumbat, dan disertai sakit tenggorokan.

    Umumnya, gejalanya berlangsung sekitar 2-5 hari dan hilang dengan sendirinya alias sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Namun, beberapa orang bisa mengalami gejala HMPV yang lebih parah dan memburuk. Pada sejumlah kasus, pasien bisa mengalami sesak napas hingga serangan asma dan harus segera ditangani oleh dokter.

    Virus satu ini menyebar dari kontak langsung dengan orang yang telah terjangkit. Penularannya bisa melalui droplet, udara, kontak langsung, atau menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi virus.

  • Fakta-fakta Virus HMPV yang Ramai di China Sudah Terdeteksi Masuk RI

    Fakta-fakta Virus HMPV yang Ramai di China Sudah Terdeteksi Masuk RI

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan virus Human Metapneumovirus (HMPV) sudah terdeteksi di Indonesia. Budi menegaskan virus HMPV sudah ada sejak lama dan bukan penyakit mematikan.

    “Apakah HMPV ini ada di Indonesia? HMPV ini sudah ada di Indonesia sudah lama. Kalau dicek, apakah sekarang ada? Ada. Mungkin teman-teman juga yang ada di depan saya ini kalau dicek, ada juga yang kena kalau batuk-batuk,” kata Budi di Jakarta, Senin (6/1).

    Kasus penyebaran HMPV sebelumnya menjadi sorotan lantaran dilaporkan meledak penyebarannya di China dalam beberapa bulan terakhir.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China sempat mencatat ada tren peningkatan kasus HMPV di negara tersebut. Kasus ini meningkat di kalangan anak-anak di bawah usia 14 tahun.

    Berikut fakta-fakta terkait virus HMPV yang sudah terdeteksi masuk Indonesia baru-baru ini:

    Ada yang terpapar, tapi sudah sembuh

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman mengatakan sejauh ini kelompok anak menjadi usia yang banyak terpapar virus tersebut.

    Aji mengatakan pasien yang terinfeksi virus ini sudah sembuh dan pulang dari perawatan.

    “Tapi informasi yang saya dapat dari Pak Menteri langsung itu, para yang penderita ini kemarin itu sudah sembuh dan sudah pulang, sebagian lagi saya kurang tahu persis,” kata Aji kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/1).

    Namun Aji belum bisa memastikan lebih rinci berapa banyak kasus anak yang terkena HMPV, maupun keseluruhan pasien yang terjangkit virus tersebut dalam beberapa waktu terakhir.

    Gejala ringan seperti flu biasa

    Aji mengatakan gejala virus HMPV relatif ringan lantaran jika terinfeksi diikuti demam dan batuk.

    “Ini masuk kelompok namanya istilahnya dia memang ya relatif mild, ringan gitu ya gejalanya.

    Aji menjelaskan virus AMPV merupakan virus lama yang sudah menjadi endemi sejak 2001. Karena itu, ia meyakini sudah terbangun antibodi atau imunitas di dalam tubuh untuk merespons virus tersebut. Namun, kelompok-kelompok rentan yang memiliki imunitas lemah seperti anak-anak dan lansia tetap perlu waspada.

    “Tapi kalau yang manusia normal itu self-limiting disease. Jadi memang dia flu biasa gitu, jadi flu biasa,” ujar dia.

    Ragam gejala HMPV

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, berikut merupakan gejala khas yang ditimbulkan jika terinfeksi virus HMPV.

    Pertama gejala batuk. Sama seperti virus yang menyerang organ pernapasan lainnya, HMPV juga memicu batuk. Batuk menjadi tanda tubuh yang tengah berusaha mengeluarkan virus yang mengganggu.

    Kedua demam. Infeksi HMPV bisa memicu peradangan. Hal ini ditandai dengan demam yang melebihi 38 derajat Celcius. Ketiga radang tenggorokan. Paparan HMPV juga bisa memicu radang tenggorokan. Tenggorokan jadi terasa sakit saat menelan dan gatal.

    Kemudian bersin-bersin dan napas pendek. Dalam kondisi parah, infeksi HMPV bisa membuat penderitanya kesulitan bernapas. Napas jadi lebih pendek. Terakhir muncul ruam merah pada permukaan kulit.

    Belum ada larangan perjalanan luar negeri

    Juru bicara Kemenkes Widyawati memastikan pemerintah belum membatasi atau melarang perjalanan ke atau dari luar negeri menyusul temuan virus Human Metapneumovirus (HMPV).

    “Sejauh ini belum ada pembatasan bagi atau larangan perjalanan bagi pelaku perjalanan luar negeri,” kata Widyawati kepada CNNIndonesia.com.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Aji Muhawarman mengatakan pihaknya telah meningkatkan kewaspadaan kekarantinaan kesehatan di bandara. Namun, status ini bukan membatasi atau melarang perjalanan luar negeri.

    “Peningkatan kewaspadaan kekarantinaan kesehatan. Jadi mungkin sudah kita ada cek gejala, cek suhu itu sudah dilakukan teman-teman malai karantina kesehatan di beberapa pintu masuk. khususnya internasional,” kata Aji.

    (rzr/DAL)

    [Gambas:Video CNN]