Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Wajib Download Aplikasi Satu Sehat, Warga yang Tak Punya Smartphone Bisakah Cek Kesehatan Gratis? – Halaman all

    Wajib Download Aplikasi Satu Sehat, Warga yang Tak Punya Smartphone Bisakah Cek Kesehatan Gratis? – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan, warga yang tidak memiliki smartphone tetap bisa mendapatkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG).

    Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Setiaji mengatakan, program kesehatan gratis tetap dapat diakses oleh seluruh anggota keluarga tanpa terkecuali.

    Bagi anggota keluarga seperti anak-anak atau lansia yang tidak memiliki smartphone atau gawai pintar, bisa ditambahkan sebagai profil bertaut di akun SATUSEHAT Mobile milik anggota keluarga lain.

    Ia mengimbau, masyarakat mulai mengunduh aplikasi SATUSEHAT mobile agar memudahkan masyarakat mengakses berbagai informasi program tersebut.

    Masyarakat diharapkan mengisi dan melengkapi data diri terlebih dahulu untuk memastikan proses berjalan lancar

    “Masyarakat mulai mengunduh aplikasi SATUSEHAT mobile, dimana didalamnya ada informasi mengenai PKG termasuk juga mendaftarkan keluarga ataupun anak-anak yang mungkin tidak punya handphone bisa dicatat di dalam aplikasi,” kata dia saat ditemui di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

    Program PKG ini ditargetkan menjangkau 60 juta orang pada 2025 dan secara bertahap dalam lima tahun ke depan, dapat melayani 200 juta warga Indonesia.

    Rencananya program ini akan diluncurkan pada pertengahan Februari ini.

    Berikut sasaran peserta program PKG, waktu dan tempat pelaksanaan, serta jenis pemeriksaan hingga cara mendaftar:

    1.       Sasaran Peserta

    PKG diberikan kepada seluruh kelompok sasaran melalui berbagai cara, yaitu PKG Hari Ulang Tahun ditujukan bagi bayi dan anak hingga usia 6 tahun (balita dan anak prasekolah) dan bagi usia 18 tahun ke atas (dewasa dan lanjut usia).

    PKG Sekolah ditujukan bagi anak usia 7-17 tahun (usia sekolah dan remaja) yang dilaksanakan setiap tahun ajaran baru; dan PKG Khusus ditujukan bagi ibu hamil, bayi, dan anak hingga usia 6 tahun (balita dan anak prasekolah) meliputi pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sesuai standar pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

    2.       Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    Waktu pelayanan PKG bagi bayi baru lahir, pemeriksaan akan dilakukan dua hari setelah kelahiran untuk memastikan spesimen yang diambil relevan secara klinis. Sementara untuk kelompok usia lainnya, pemeriksaan dilakukan pada hari ulang tahun mereka, atau paling lambat satu bulan setelahnya.

    PKG Hari Ulang Tahun ini dilaksanakan sesuai dengan siklus hidup secara terintegrasi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan fasilitas lainnya, serta menggunakan sistem informasi yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKN).

    3.       Jenis Pemeriksaan

    Jenis pemeriksaan yang diberikan akan disesuaikan dengan usia dan beban penyakit terbanyak pada setiap kelompok sasaran. Untuk bayi baru lahir, pemeriksaan meliputi deteksi dini terhadap kondisi seperti kekurangan hormon tiroid, G6PD, adrenal, penyakit jantung bawaan kritis, serta masalah pertumbuhan.

    Balita dan anak prasekolah akan menjalani pemeriksaan pertumbuhan, perkembangan, serta deteksi dini terhadap penyakit seperti tuberkulosis, gangguan pendengaran, masalah mata, gigi, talasemia dan diabetes melitus.

    Pada usia dewasa, pemeriksaan akan mencakup evaluasi terhadap faktor risiko kardiovaskular, paru seperti tuberkulosis dan PPOK, deteksi dini terhadap kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, dan kanker usus, fungsi indera, serta kesehatan jiwa, hati, dan calon pengantin.

    Sementara itu, pemeriksaan pada lanjut usia (lansia) akan difokuskan pada deteksi masalah kesehatan umum, seperti geriatri (kesehatan usia lanjut), gangguan kardiovaskular, paru, kanker, fungsi indera, serta kesehatan jiwa dan hati.

    4.       Cara Mendaftar

    Masyarakat harus mengunduh dan membuat akun di SATUSEHAT Mobile.

    Masyarakat yang telah mendaftar, akan mendapat tiket pemeriksaan yang dikirim melalui aplikasi SSM atau WhatsApp. Pengingat akan dikirim pada H-30, H-7, H-1, dan pada hari H ulang tahun. Selain itu, pada H-7 sebelum ulang tahun, peserta juga akan menerima kuesioner skrining yang perlu diisi secara mandiri.

    Tiket pemeriksaan tersebut dapat digunakan di FKTP maksimal 30 hari setelah hari ulang tahun (H+30) untuk mendapatkan PKG Hari Ulang Tahun. Namun, khusus masyarakat yang berulang tahun pada Januari, Februari, dan Maret 2025, dapat berkunjung ke FKTP hingga 30 April 2025.

    Lebih lanjut, guna mengantisipasi potensi masalah kesehatan yang mungkin ditemukan selama pemeriksaan, masyarakat yang belum terdaftar dalam JKN atau memiliki status kepesertaan yang tidak aktif diimbau untuk segera mendaftar atau mengaktifkan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) setidaknya sebulan sebelum hari ulang tahun.

  • Masyarakat Ngawi Kini Bisa Periksa Kesehatan Gratis, Begini Prosesnya!

    Masyarakat Ngawi Kini Bisa Periksa Kesehatan Gratis, Begini Prosesnya!

    Ngawi (beritajatim.com) –  Masyarakat Ngawi kini dapat mengakses fasilitas kesehatan  secara gratis. Hal ini lantaran Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono baru saja meresmikan program pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat.

    Program ini secara simbolis dimulai di Puskesmas Mantingan sebagai bagian dari kebijakan nasional yang diluncurkan pada Februari 2025 di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    “Karena ini menjadi program nasional, maka kita melakukan hal yang sama,” ujar Ony, Selasa (04/02/2025).

    Kick off program ini telah dilaksanakan sehari sebelumnya, Senin (3/2/2025), secara serentak di seluruh puskesmas di Kabupaten Ngawi. Ony menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk mendeteksi dini permasalahan kesehatan masyarakat berbasis data medis yang akurat.

    “Diharapkan ini menjadi kegiatan promotif-preventif yang dijalankan di puskesmas, bisa mendeteksi secara dini permasalahan kesehatan di masyarakat kita,” jelasnya.

    Data Medis Sebagai Acuan Kebijakan Kesehatan

    Lebih lanjut, Ony mengungkapkan bahwa data medis dari pemeriksaan gratis ini akan menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan kesehatan ke depan.

    “Ini basis datanya sedang di-bridging, disinkronisasi dengan pusat. Harapannya dalam waktu dekat informasi data kesehatan masyarakat kita semakin detail,” paparnya.

    Menurut Bupati Ngawi dua periode ini, menjaga kesehatan adalah tanggung jawab bersama, baik individu, komunitas, maupun pemerintah.

    “Pemerintah, untuk menjalankan layanan kesehatan yang paripurna, harus kita pilah dulu mana yang menjadi primer, sekunder, dan tersier,” tegasnya.

    Ony juga menekankan bahwa memastikan perilaku hidup bersih dan sehat adalah langkah utama dalam menjaga kesehatan masyarakat.

    “Masalah nanti kuratifnya, penyembuhannya seperti apa, itu yang tersier. Jangan dibalik,” tambahnya.

    Untuk memastikan efektivitas program ini, Ony mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pemeriksaan kesehatan gratis secara optimal di puskesmas terdekat.

    ”Jadi, apa yang kita lakukan di daerah dengan program pusat ini sudah linier. Sudah baguslah,” pungkasnya.

    Pemeriksaan Gratis untuk Masyarakat yang Berulang Tahun

    Program pemeriksaan kesehatan gratis ini dikhususkan bagi masyarakat yang berulang tahun dan resmi dimulai sejak Februari 2025. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan 10.000 puskesmas dan 20.000 klinik swasta untuk pelaksanaannya.

    Kelompok masyarakat yang berhak mengikuti pemeriksaan gratis ini meliputi:

    Bayi baru lahir (usia dua hari)

    Balita dan anak prasekolah (1-6 tahun)

    Dewasa (18-59 tahun)

    Lansia (mulai 60 tahun)

    Untuk mengakses layanan ini, masyarakat diimbau mengunduh dan mendaftar melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile.

  • Cerita Menkes RI Jatuh di Toilet usai Paksa Lari 7 Km, Sempat Waswas Stroke Ringan

    Cerita Menkes RI Jatuh di Toilet usai Paksa Lari 7 Km, Sempat Waswas Stroke Ringan

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat jatuh di toilet sepulang lari dengan jarak tempuh 7km. Ia mengaku terlalu memaksakan diri menyempatkan lari di tengah aktivitas padat.

    Terlebih sebelum aktivitas lari, pria yang akrab disapa BGS itu melewatkan sarapan. Saat merasa keluhan muncul, Menkes semula sempat bergegas mencari kurma dan minuman manis. Hal ini disebutnya untuk menyiasati gejala ‘keleyengan’ yang diduga karena kadar gula darah rendah.

    “Saat mau minum kurma dan minuman gula, kebelet pipis dan berakhir kepleset di toilet. Dapat hadiah luka deh sekitar 2-3 cm di kelopak mata atas,” cerita Menkes, dalam akun Instagram pribadinya, Senin (3/5/2025).

    Hari sebelumnya, pada Jumat, Menkes memang baru selesai melakukan perjalanan dinas ke Labuan Bajo, ia sempat menghabiskan waktu 5,5 jam di perjalanan Borong-Bajo dalam acara groundbreaking RSUD Borong. Pulang perjalanan ke Jakarta, terpaksa terkena delay hingga baru tiba di Sabtu malam.

    “Karena merasa masih hutang target km lari di minggu ini, saya langsung lari 7 km setelah bangun pagi.”

    Menkes kemudian dibawa ke RSCM untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tim medis sempat khawatir dirinya terkena stroke ringan.

    “Saya terima kasih kepada RSCM, ditakutkan mereka sempat serangan stroke ringan tetapi setelah dilakukan asesmen lengkap ternyata aman,” lanjutnya.

    Menkes berpesan kepada masyarakat, terutama kelompok usia lanjut untuk tidak memaksakan diri saat tubuh berada di kondisi lelah. Mengingat, metabolisme tubuh di usia lanjut sudah tidak sebaik usia 20-30an.

    “Kepada lansia kita sudah tua metabolisme kita sudah sangat berbeda dengan zaman 30 tahun lalu ketika masih muda jangan memaksakan diri ya,” pungkas Menkes.

    (naf/kna)

  • Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik di 2025? Ini Kabar Terbarunya

    Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik di 2025? Ini Kabar Terbarunya

    Jakarta

    Komisi IX DPR RI akan mengundang BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) untuk membahas iuran peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Rapat ini untuk memutuskan apakah iuran JKN naik atau tidak di tahun 2025.

    “Kami akan duduk bersama untuk membicarakan ini. Kami (Komisi IX) sudah ada jadwal untuk mengundang dari pihak BPJS Kesehatan, Kemenkes, dan seluruh pihak terkait untuk membicarakan ini. Sesegera mungkin,” ujar Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene, di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025).

    Felly mengatakan bahwa pemerintah tetap akan berpihak kepada masyarakat yang tidak mampu. Namun, dirinya juga meminta kerja sama kepada mereka yang mampu untuk tetap menunaikan kewajibannya dalam membayar iuran kepesertaan JKN.

    “Gotong royong, supaya benar-benar terlindungi seluruh masyarakat Indonesia. Mari kita berikan kesadaran pada peserta supaya mau membayar setiap bulan dan tepat waktu bagi mereka yang bayar sendiri,” tambah Felly.

    Saat ini, BPJS Kesehatan juga sedang meluncurkan program New REHAB 2.0 dengan target peserta tidak aktif. Program ini menawarkan skema cicilan dan diskon, sehingga akan meringankan beban para peserta.

    Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan angka peserta JKN tidak aktif ini sebenarnya sudah turun cukup jauh. Sebelumnya, BPJS Kesehatan mencatat ada sekitar 28 juta peserta yang tidak aktif.

    “Sampai Desember 2024 itu ada tunggakan 28,85 juta jiwa, dengan total nilai tunggakan Rp21,48 triliun. Dari 28,85 juta jiwa tersebut, sebanyak 10,98 juta jiwa telah beralih ke segmen kepesertaan lainnya,” kata Ali Ghufron.

    “Dari total tunggakan yang pindah-pindah tadi, itu (totalnya) Rp 7,37 triliun. Sisanya, 17,87 juta jiwa dengan total tunggakan Rp 14,11 triliun bersumber dari peserta yang masih PBPU (Peserta Bukan Penerima Upah) dan Bukan Pekerja (BP),” lanjut dia.

    BPJS Kesehatan mencatat, per 31 Desember 2024 sebanyak 1,73 juta jiwa peserta telah mengikuti program REHAB dan sebanyak 910,66 ribu peserta telah kembali aktif. Dari program ini, BPJS Kesehatan telah mengumpulkan dana mencapai Rp 1,69 triliun, dengan rincian Rp 923,76 miliar telah diterima, dan Rp 767,09 miliar masih dalam proses mengangsur.

    (dpy/up)

  • Ciri-ciri Anak Sudah Kecanduan Main Gadget, Bukan Cuma Mendadak Tantrum

    Ciri-ciri Anak Sudah Kecanduan Main Gadget, Bukan Cuma Mendadak Tantrum

    Jakarta

    Di dunia yang sangat terhubung saat ini, anak-anak semakin terikat dengan gadget mereka. Meskipun teknologi menawarkan keuntungan yang tidak dapat disangkal, screen time yang berlebihan dapat berdampak negatif pada perkembangan anak.

    Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendukung upaya pembatasan usia pengguna media sosial. Dia juga menyoroti efek kecanduan ponsel pada anak termasuk memicu speech delay.

    “Sesudah kita skrining, kenapa terlambat bicara? Karena terlampau banyak aktivitasnya itu tidak bermain dengan teman-temannya secara sosial biasa, tetapi menghabiskan waktunya melihat gadget,” kata Menkes.

    Peran orang tua sangat diperlukan agar anak tidak sampai terjerumus ke dalam bahaya penggunaan gadget yang berlebihan. Salah satu tanda anak yang kecanduan gadget termasuk menjadi tak berminat melakukan hal lain.

    “Misalnya nggak mau mandi, kalau anak-anak lebih besar seperti tidak mau belajar, terus nggak mau makan. Kewajiban-wajiban dia terbengkalai semua karena dia maunya on terus di gadgetnya,” ucap psikolog anak psikolog anak, Saskhya Aulia Prima, M Psi.

    Di samping itu ada beberapa kondisi yang harus diwaspadai oleh orangtua saat anak kecanduan gawai. Apabila anak sudah sulit untuk diatur, mengganggu pola makan, ibadah dan waktu belajar, hal tersebut perlu diwaspadai.

    Dikutip dari Medical News Today, beberapa anak dan remaja mungkin mengalami gejala fisik akibat penggunaan telepon yang berlebihan, yang sering kali mencakup posisi yang tidak baik untuk postur tubuh mereka dalam waktu lama.

    Gejala fisik ini dapat meliputi:

    mata tegangsakit kepalanyeri lehernyeri punggung

    (kna/kna)

  • Kemenkes Siapkan Obat untuk Bantu Proses Berhenti Merokok – Halaman all

    Kemenkes Siapkan Obat untuk Bantu Proses Berhenti Merokok – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berhenti merokok merupakan tantangan besar bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang sudah merokok dalam waktu lama. 

    Untuk itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia tengah mengembangkan berbagai strategi untuk membantu lebih banyak perokok berhenti, termasuk melalui layanan quitline dan Unit Berhenti Merokok (UBM).

    Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, UBM saat ini belum tersedia secara maksimal di seluruh wilayah Indonesia. 

    Oleh karena itu, Kemenkes berencana mendorong institusi seperti kampus untuk menyediakan UBM. 

    Langkah ini bertujuan untuk mendorong upaya berhenti merokok melalui fasilitas yang lebih mudah diakses.

    “Selain itu, kami juga akan melakukan screening rutin bagi mahasiswa dan dosen di kampus, agar mereka dapat diberikan bimbingan dalam upaya berhenti merokok,” kata dr. Siti Nadia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025).

    Kemenkes saat ini masih mengandalkan konseling sebagai metode utama dalam membantu perokok berhenti. 

    Konseling ini dilakukan untuk mengurangi kebiasaan merokok secara bertahap dan memotivasi perubahan aktivitas fisik. 

    Meskipun begitu, dr. Siti Nadia menjelaskan bahwa pada tahun ini, Kemenkes akan mulai menguji penggunaan obat untuk mendukung proses berhenti merokok.

    “Kami akan memantau perkembangan studi terkait efektivitas obat ini dan mempertimbangkan apakah metode Tobacco Harm Reduction (THR) bisa diterapkan secara lebih luas bagi perokok yang ingin berhenti,” jelas dr. Siti Nadia.

    Untuk mendukung kebijakan ini, Kemenkes juga menekankan pentingnya pendekatan dari hulu ke hilir, dengan fokus pada pencegahan merokok sejak dini. 

    Dr. Siti Nadia mengungkapkan bahwa lebih baik mencegah orang mulai merokok daripada harus menangani penyakit yang timbul akibat merokok.

    “Jika sudah masuk tahap intervensi, berarti kita berbicara tentang penanganan penyakit, yang tentu lebih mahal dari segi biaya,” ungkapnya.

    Dengan berbagai upaya ini, Kemenkes berharap jumlah perokok yang berhasil berhenti akan meningkat, sehingga dapat menciptakan Indonesia yang lebih sehat dan bebas dari dampak buruk rokok.

    Sebagai informasi tambahan, penerapan THR adalah beralih dari rokok ke alternatif yang lebih rendah risiko.

    Misalnya rokok-rokok alternatif seperti vape, oral nicotine pods, juga e-cigarettes. 

    Produk-produk ini sebenarnya merupakan bagian dari metode THR.

    Namun jika dapat berhenti total tanpa alternatif tersebut sangat diutamakan.

  • Profil Melkiades Laka Lena, Gubernur NTT 2024 Tepilih yang Sudah Bekerja sebelum Pelantikan – Halaman all

    Profil Melkiades Laka Lena, Gubernur NTT 2024 Tepilih yang Sudah Bekerja sebelum Pelantikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur NTT terpilih, Melkiades Laka Lena, menyatakan bahwa ia tidak keberatan dengan keputusan pemerintah terkait pengunduran jadwal pelantikan kepala daerah, akibat sengketa pemilihan kepala daerah (Pilkada).

    Menurutnya, meskipun belum resmi dilantik, ia sudah mulai bekerja lebih awal. Bahkan, Melki telah turut meresmikan sebuah rumah sakit di wilayahnya.

    “Enggak ada masalah, toh kami juga yang sudah terbentuk-terbentuk ini, yang sudah terpilih-terpilih ini yang bersih-bersih (tidak digugat di) MK ini sementara menunggu pelantikan kita semua sudah kerja ini,” ujar Melki saat ditemui di Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/2/2025).

    “Saya sudah ketemu juga dengan pemerintahan Provinsi NTT. Kemarin meresmikan Rumah Sakit Pratama Amfoang di perbatasan negara. Jadi walaupun belum dilantik, kita sudah kerja,” lanjutnya.

    Dikutip dari Kompas.com, Melki berujar, semakin serentak pelantikan kepala daerah, maka semakin bagus. “Tinggal nanti melalui proses di KPUD masing-masing, DPRD, dan gubernur, dan bersurat ke Jakarta ke Kemendagri. Dan gubernur, bupati, wali kota juga bisa banyak yang dilantik. Makin banyak serentak makin bagus,” imbuh Melki.

    Lantas siapa Melki? Berikut profilnya.

    Profil Melkiades Laka Lena

    Melki Laka Lena ini memiliki nama lengkap beserta gelar Apt. Emanuel Melkiades Laka Lena, S.Si.

    Ia lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 10 Desember 1976.

    Dalam kehidupan pribadinya, Melki menikah dengan Mindriyati Astiningsih dan dikaruniai seorang anak.

    Melki menempuh pendidikan dasar di SDK Don Bosko 3 Kupang (1983), SMP Kupang NTT (1989), dan Seminari Ndao Ende NTT (1990).

    Ia melanjutkan pendidikan jenjang Sarjana jurusan Farmasi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    Tak sampai di situ, Melki telah menyelesaikan pendidikan Profesi di bidang Farmasi di Universitas Sanata Dharma pada 2002.

    Karir Melki dimulai saat menjadi Konsultan di Puri Consulting Energy, Jakarta pada 2005.

    Karirnya semakin moncer tatkala ditunjuk sebagai Tim Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

    Pada 2010, Melki menjadi Konsultan di GSM Konsep.

    Melki juga terpilih sebagai Tim Ahli Ketua Fraksi Partai Golkar DPR-RI (2012–2013).

    Selain itu, pria berusia 48 tahun itu menduduki posisi sebagai Ketua Yayasan Saint Mary’s College.

    Pada 2014, Melki menjadi Staf Khusus Ketua DPR-RI (2014–2018)

    Dengan bekal pengalamannya, Melki semakin mendalami dunia politik untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat NTT.

    Ia berhasil terpilih menjadi anggota DPR RI Komisi IX pada pemilihan legislatif (Pileg) 2019.

    Sebagai wakil rakyat, Melki memimpin Panja RUU Kesehatan yang kemudian disahkan menjadi UU Kesehatan.

    Ia juga berperan penting dalam pembangunan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi di Kota Kupang, mendorong pembangunan enam RS Pratama di NTT, serta pembangunan dan renovasi lebih dari 50 puskesmas prototipe dan ratusan Pustu.

    Melki turut menginisiasi vaksinasi Covid-19 gratis untuk 200.000 masyarakat NTT.

    Selain itu, ia mendukung pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) berskala nasional di Kota Kupang.

    Ia juga mengupayakan bantuan untuk 261 kelompok usaha (TKM), program padat karya bagi 37 kelompok masyarakat, bantuan rumah bagi 168 rumah tidak layak huni, serta memfasilitasi kartu BPJS Ketenagakerjaan untuk puluhan ribu warga NTT.

    Melki memfasilitasi 819 peserta untuk mengikuti Program Kartu Prakerja dan menginisiasi kegiatan kemitraan di 321 lokasi di seluruh NTT, bekerja sama dengan mitra seperti BKKBN, BPOM, Kemenkes RI, Kemnaker RI, BP3MI, BPJS Kesehatan, dan BPJS Ketenagakerjaan.

    Ia juga memperjuangkan beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) untuk ribuan siswa SD hingga SMA, bantuan puluhan ribu paket PMT bagi ibu hamil dan balita, serta distribusi alat kesehatan, obat-obatan, APD, dan rapid antigen untuk rumah sakit, puskesmas, klinik, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, dan TNI-Polri.

    Pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, Melki berhasil terpilih sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur untuk periode 2024-2029, didampingi oleh Johanis Asadoma sebagai wakil Gubernur.

    Mereka meraup suara sebanyak 37,33 persen.

    Selain itu, Melki juga aktif dalam berorganisasi.

    Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur dan Ketua Ikatan Keluarga Flobamora NTT Daerah Istimewa Yogyakarta (2000–2002).

    Berikut riwayat organisasi:

    Ketua Ikatan Keluarga Flobamora NTT Daerah Istimewa Yogyakarta (2000–2002)
    Sekretaris Jenderal PP PMKRI (2002–2004)
    Ketua Forum Komunikasi Alumni PMKRI (2010–sekarang)
    Deklarator Organisasi Masyarakat NasDem (2010)
    Anggota Bidang Advokasi PP Gabungan Pengusaha Farmasi (2011)
    Ketua PP Angkatan Muda Partai Golkar (2015–2016)
    Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Nusa Tenggara dan Bali (2016–2019)
    Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur (2017–sekarang)
    Ketua PPK Kosgoro 1957 (2017–2020, 2020–2025)

    Harta Kekayaan

    Melki Laka Lena tercatat memiliki total harta sebesar Rp 11 miliar.

    Hartanya itu terdaftar di dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Melki terakhir kali melaporkan hartanya di LHKPN KPK pada 21 Agustus 2024 periodik 2023.

    Harta terbanyak Melki berasal dari kas senilai Rp 6.930.101.820 dan tanah dan bangunan yang ia miliki di wilayah Tangerang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Subang senilai Rp 3.064.956.000.

    Berikut adalah daftar harta kekayaan Melki Laka Lena.

    DATA HARTA
     
    A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 3.064.956.000
     
    1. Tanah dan Bangunan Seluas 128 m2/102 m2 di KAB / KOTA TANGERANG, HASIL SENDIRI Rp. 987.750.000
     
    2. Tanah dan Bangunan Seluas 33 m2/28.25 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA PUSAT , HASIL SENDIRI Rp. 545.126.000
     
    3. Tanah dan Bangunan Seluas 96 m2/52 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA BARAT , HASIL SENDIRI Rp. 632.080.000
     
    4. Tanah dan Bangunan Seluas 30000 m2/20 m2 di KAB / KOTA SUBANG, HASIL SENDIRI Rp. 900.000.000
     
    B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 1.563.800.000
     
    1. MOTOR, HONDA BEAT Tahun 2016, HASIL SENDIRI Rp. 3.800.000
     
    2. MOBIL, TOYOTA FORTUNER Tahun 2019, HASIL SENDIRI Rp. 360.000.000
     
    3. MOBIL, TOYOTA ALPHARD Tahun 2020, HASIL SENDIRI Rp. 920.000.000
     
    4. MOBIL, TOYOTA SIENTA SIENTA 1.5 Q CTV (NSP170-MWYUKD) Tahun 2022, HASIL SENDIRI Rp. 280.000.000
     
    C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 226.000.000
     
    D. SURAT BERHARGA Rp. 557.288.190
     
    E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 6.930.101.820
     
    F. HARTA LAINNYA Rp.—

    Sub Total Rp. 12.342.146.010

    III.HUTANG Rp. 1.300.000.000
     
    IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 11.042.146.010

    (Tribunnews.com/Falza) (Kompas.com/Adhyasta Dirgantara)

  • Eka Hospital, Perdami & YARSI Berkolaborasi Gelar Operasi Katarak Gratis

    Eka Hospital, Perdami & YARSI Berkolaborasi Gelar Operasi Katarak Gratis

    Jakarta – Eka Hospital Bekasi bersama Perdami (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) Cabang Bekasi dan Yayasan YARSI mengadakan bakti sosial operasi katarak gratis.

    Sebanyak 41 pasientelahdipilihuntuk menerima operasi gratis setelah melalui proses skrining kesehatan yang dilakukan beberapa hari lalu. Operasi ini melibatkan tim dokter spesialis mata dari Eka Hospital Bekasi dan Perdami.

    Hospital Director Eka Hospital Bekasi drLiong Ajub MM menjelaskan program Corporate SocialResponsibilitybertujuanuntukmemberikansolusinyatabagi penderita katarak yang selama ini terkendala akses terhadap layanan kesehatan. Ia mengatakan kolaborasi ini merupakan wujud nyata komitmen Eka Hospital dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik dan membantu mereka yang membutuhkan.

    “Kami berharap dengan program tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup para pasien,” kata dr Liong, dalam keterangan tertulis, Senin (3/2/2025).

    Katarak merupakan salah satu penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah. Di Indonesia, katarak masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan. Menurut data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), lebih dari 80% kasus kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak, dan banyak dari mereka tidak mendapatkan perawatan karena keterbatasan ekonomi.

    Spesialis Mata Eka Hospital Bekasidr M Arief Herdiawan, SpM menjelaskan katarak bukanlah vonis akhir untuk kehilangan penglihatan. Dengan operasisederhana,pengidapkatarakdapatkembalimelihatdenganjelas.

    “Kamibangga dapat bermitra dengan Eka Hospital Bekasi dan Yayasan YARSI untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” ungkap dr Arief.

    Sementara itu, Ketua Perdami Bekasi dr Irsad Sadri, SpM menambahkan program kolaborasi ini tidak hanya pelaksanaan operasi, namun juga mencakupedukasi kesehatan mata kepada masyarakat. dr Irsad mengatakanPerdami Bekasi ingin menciptakan kesadaran kesehatan mata sangat penting dan harus dijaga sejak dini, seperti cara mencegah katarak dan menjaga kesehatan mata secara umum.

    Eka Hospital Bekasi sebagai bagian dari jaringan rumah sakit terkemuka di Indonesia, terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan pada pasien. Dengan melibatkan berbagai pihak, Eka Hospital berupaya memberikan dampak positif bagi komunitas sekitar.

    Melalui sinergi antara Eka Hospital Bekasi, Perdami Bekasi, dan Yayasan YARSI, diharapkan program ini dapat menjadi langkah awal untuk memberantas kebutaan akibat katarak di wilayah Bekasi dan sekitarnya.

    (Content Promotion/Eka Hospital)

  • Menkes Dukung Upaya Pembatasan Medsos Bagi Anak, Memang Apa Dampaknya?    
        Menkes Dukung Upaya Pembatasan Medsos Bagi Anak, Memang Apa Dampaknya?

    Menkes Dukung Upaya Pembatasan Medsos Bagi Anak, Memang Apa Dampaknya? Menkes Dukung Upaya Pembatasan Medsos Bagi Anak, Memang Apa Dampaknya?

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mendukung berbagai upaya pembatasan media sosial bagi anak Indonesia lantaran dinilai memiliki banyak dampak negatif bagi anak.

    Hal ini menyusul setelah Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengemukakan bahwa aturan pembatasan penggunaan media sosial dibutuhkan untuk melindungi anak-anak dari risiko paparan konten negatif di ruang digital.

    “Kenapa kami di (Kementerian) Kesehatan sangat mendukung untuk pembatasan (anak) dari akses ke media sosial digital, karena satu masalah kesehatan mental, kesehatan jiwa yang kita sudah lihat,” kata Menkes Budi di sela-sela kegiatan Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini (Kicau) di Jakarta, Minggu (2/2/2025).

    Menkes mengatakan gangguan mental pada anak yang disebabkan oleh media sosial diakibatkan oleh paparan secara berlebihan, sehingga mereka melihat sesuatu yang mempengaruhi kondisi jiwa dan mentalnya.

    Senada, beberapa waktu lalu spesialis anak dr Denta Satria Kurniawan, SpA, mengatakan bahwa membatasi penggunaan media sosial hingga usia yang lebih matang merupakan langkah preventif untuk melindungi tumbuh kembang dan kesehatan mental anak.

    Menurutnya, media sosial dapat memberikan manfaat jika digunakan dengan bijak, namun untuk anak di bawah usia tertentu, risiko yang ditimbulkan lebih besar daripada manfaatnya. Terlebih, media sosial bisa memberikan dampak terhadap tumbuh kembang fisik, kognitif, dan emosional anak. Berikut penjelasan dampak terhadap tumbuh kembang anak.

    1. Gangguan Pola Tidur

    Anak-anak yang sering menggunakan media sosial, terutama di malam hari, cenderung mengalami gangguan tidur karena paparan cahaya biru dari layar gadget.

    “Kurang tidur dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak,” kata dr Denta saat dihubungi detikcom, Senin (20/1).

    2. Kurang Aktivitas Fisik

    Waktu yang dihabiskan di media sosial mengurangi waktu bermain fisik anak, yang penting untuk perkembangan motorik dan kesehatan fisik secara keseluruhan.

    3. Paparan Konten Tidak Sesuai Usia

    Anak dapat terpapar konten yang tidak pantas, seperti kekerasan, pornografi, atau ujaran kebencian, yang dapat memengaruhi perkembangan moral dan emosional mereka.

    NEXT: Dampak terhadap perkembangan kognitif

    dr Denta mengatakan, selain terhadap tumbuh kembang anak, media sosial juga memberikan efek negatif terhadap perkembangan kognitif anak.

    4. Penurunan Kemampuan Fokus dan Konsentrasi

    Scroll berlebihan di media sosial membuat anak terbiasa menerima informasi cepat dan instan, yang dapat mengurangi kemampuan mereka untuk fokus dalam waktu lama.

    5. Gangguan Perkembangan Bahasa

    Anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial mungkin kurang mendapatkan interaksi langsung. “Sehingga perkembangan kemampuan bahasa dan komunikasinya bisa terhambat,” ujar dr Denta.

    6. Risiko Disinformasi

    Anak-anak sering kesulitan membedakan informasi yang benar dan palsu di media sosial, yang dapat memengaruhi kemampuan berpikir kritis mereka.

    Media sosial juga memberikan efek terhadap kesehatan mental dan emosional anak.

    7. Kecanduan Media Sosial

    Algoritma media sosial dirancang untuk membuat penggunanya terus menggunakan aplikasi.

    “Ini dapat menyebabkan kecanduan, yang memengaruhi regulasi emosi anak,” katanya.

    8. Penurunan Kepercayaan Diri

    Perbandingan sosial dengan orang lain di media sosial sering membuat anak merasa tidak cukup baik, yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.

    9. Risiko Cyberbullying

    Anak yang aktif di media sosial berisiko lebih tinggi terkena bullying online, yang dapat menyebabkan trauma emosional dan gangguan kepercayaan diri.

  • Menkes Ungkap 2 Masalah Kesehatan pada Anak Gegara Medsos

    Menkes Ungkap 2 Masalah Kesehatan pada Anak Gegara Medsos

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin soroti penggunaan media sosial atau digital pada anak yang berlebihan akan mengakibatkan masalah kesehatan. Penggunaan yang berlebih dapat menganggu kesehatan mental dan menghambat psikomotorik pada anak.