Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Diskusi Hari Kanker: Tantangan Tidak Hanya Persoalan Medis, Tetapi Juga Masalah Pembiayaan – Halaman all

    Diskusi Hari Kanker: Tantangan Tidak Hanya Persoalan Medis, Tetapi Juga Masalah Pembiayaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mengacu data dan fakta, saat ini kanker menjadi salah satu momok global.
     
    Global Cancer Observatory (Globocan) mencatat pada tahun 2022 Indonesia mencatat lebih dari 408.661 kasus baru dengan 242.099 kematian akibat kanker.  

    Bahkan, jika tidak ada intervensi yang efektif, jumlah kasus ini diperkirakan meningkat 63 persen pada tahun 2040.
     
    Kepala Pusat Pembiayaan Kesehatan Kemenkes Ahmad Irsan A. Moeis, mengungkapkan persoalan kanker tidak saja berdampak secara medis, melainkan pula dari sisi pendanaan dan pembiayaan.

    Merujuk data Kemenkes, terdapat sedikitnya 6,3 juta orang berkunjung ke rumah sakit dengan diagnosis kanker. 

    “Jumlah itu baru yang didata dari kunjungan ke rumah sakit, dan pengguna JKN [Jaminan Kesehatan Nasional],” katanya dalam diskusi seputar penanganan kanker di Indonesia bertajuk “Critical Role of Private Insurance in Personalized Cancer Care Coverage”, pada Rabu (26/2/2025). Diskusi ini merupakan bagian rangkaian memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada 4 Februari. 
     
    Persoalannya, dari total kunjungan tersebut saja, setidaknya menghabiskan anggaran JKN sekitar Rp13 triliun.  

    “Karena itu tantangan penanganan kanker tidak saja persoalan medis, tetapi juga masalah pembiayaan dan pendanaan,” tulis Menkes dalam sambutannya.

     
    Lebih jauh, pembiayaan kanker kian jadi penting, mengingat penanganan yang kompleks, serta belum terbiasanya masyarakat melakukan pemeriksaan.
     
    Hal ini terbukti dari statistik, terdapat 2 dari 3 penderita kanker, mengetahui diagnosis saat penyakit dalam stadium berat. Problemnya, penanganan kanker stadium berat itu membutuhkan berbagai terapi, mulai dari kemoterapi hingga imunoterapi.
     
    Tantangan ini juga yang membuat penanganan kanker menjadi tinggi. Budi berharap terdapat sinergi positif antar pemangku kepentingan dan kebijakan. “Mulai dari pelaku dan pelayanan kesehatan hingga penyedia asuransi, serta pembiayaan,” tutupnya.
     
    Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Tugure Teguh Budiman mengatakan kegiatan ini merupakan komitmen perusahaan melalui Tugure Academy untuk meningkatkan literasi maupun upaya berkontribusi terhadap industri asuransi.
     
    Tugure, kata Teguh, menilai penanganan kanker sangat mendesak dan membutuhkan kerja sama semua pihak. Pada kenyataan, lanjutnya, setiap individu yang mengidap kanker memiliki kebutuhan penanganan berbeda.
     
    “Sayangnya, keterlambatan diagnosis dan keterbatasan jaminan kesehatan masih menjadi kendala utama dalam meningkatkan kualitas hidup pasien,” tegasnya.
     
    Sebaliknya, Teguh menjelaskan meski saat ini masyarakat sudah banyak terbantu dengan program BPJS Kesehatan yang menjadi pondasi utama sistem kesehatan nasional, kasus kanker terus bertambah.
     
    “Banyaknya kasus kanker membutuhkan berbagai jenis terapi, seperti pengobatan inovatif seperti terapi target dan imunoterapi, peran asuransi kesehatan swasta menjadi semakin penting dalam memperluas akses terhadap terapi yang lebih efektif,” ungkap Teguh.
     
    Oleh karena itu, Teguh mengharapkan lewat diskusi ini bisa membuka berbagai bahasan tantangan sekaligus bisa mendapatkan solusi dari berbagai perspektif.
     
    “Harapannya, kami dapat mengkaji regulasi serta pembiayaan yang mendukung pengendalian kanker,” tutup Teguh.

    Para panelis diskusi antara lain Kepala Pusat Pembiayaan Kesehatan Ahmad Irsan A Moeis, Senior Vice President & Head Of Malaysia Re Mohammad Nizam Yahya, Dewan Pengurus Ketua Bidang IT Persatuan Underwriter Jiwa Indonesia (PERUJI) Sigit Adiwijaya, dan Ketua Umum Forum Komunikasi Klaim Asuransi Indonesia (FOKKAI) Hendro Sulistiyo.
     
    Selain itu, diskusi juga menghadirkan pakar dan akademisi yakni Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) Abitani Barkah Taim, Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Hematologi Onkologi Medik RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Andhika Rahman. 
     
    Tidak hanya itu, diskusi turut dihadiri Perwakilan dari Cancer Information and Support Center Association (CISC) Aryanthi Baramuli Putri. Sedangkan dari industri farmasi diwakili Associate Director of Market Access and Policy PT Merck Sharp & Dohme Indonesia (MSD Indonesia) dr. Donda Hutagalung.

  • Industri Keluhkan Rencana Kemasan Rokok Polos, Identitas Produk Bakal Hilang – Page 3

    Industri Keluhkan Rencana Kemasan Rokok Polos, Identitas Produk Bakal Hilang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pemerintah sedang menyusun aturan penyeragaman kemasan rokok tanpa identitas merek atau plain packaging dalam Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Kebijakan ini dinilai telah memicu polemik dari berbagai pihak.

    Aturan plain packaging berencana untuk mengatur desain kemasan rokok secara seragam, termasuk ukuran, jenis huruf, warna, dan letak penulisan merek serta identitas produsen. Bahkan, jenis tulisan diharuskan menggunakan Arial dan warna kemasan rokok disamakan dengan kode warna Pantone 448C.

    Ketua Umum Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo), Benny Wachjudi, menyatakan bahwa rencana aturan plain packaging ini akan menghilangkan semua bentuk identitas produk. “Ciri, warna, atau logo akan tampak sama semua,” keluhnya.

    Menurut Benny, aturan yang sedang digodok Kemenkes ini justru merujuk pada Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang digunakan banyak negara non-produsen dalam membuat regulasi kebijakan produk tembakau.

    Padahal, Indonesia tidak meratifikasi perjanjian internasional tersebut. “Penyeragaman kemasan rokok ini sebenarnya diperkirakan Kemenkes melihat (mengacu pada) FCTC yang tidak diratifikasi pemerintah Indonesia, maka ini tidak punya dasar,” tegasnya.

    Benny melanjutkan, sesuai dengan Putusan MK No. 71/PUU-XI/2013, produk tembakau adalah produk legal di Indonesia. Namun, pengaturan penyeragaman kemasan rokok (plain packaging) ini justru membuat produk tembakau tidak memiliki hak untuk berpromosi dan diiklankan, seperti produk ilegal.

    Kebijakan tersebut dinilai sebagai upaya menghilangkan identitas merek sekaligus merusak hak konsumen dalam menerima informasi yang tepat terkait produk serta kebebasan untuk memilih preferensinya.

    Benny pun memperingatkan Kemenkes tentang kemungkinan melanggar aturan yang lebih tinggi, seperti Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

    “Kebijakan ini akan merampas produsen atas merek dagangnya, hak cipta yang menjadi bagian dari kemasan tersebut, serta reputasi baik yang telah dibangun oleh produsen dan merek dagangnya selama puluhan tahun,” katanya.

     

  • Kantong Darah dan Mesin Hemodialisa Kini Diproduksi Dalam Negeri, Menkes Harap Kurangi Impor – Halaman all

    Kantong Darah dan Mesin Hemodialisa Kini Diproduksi Dalam Negeri, Menkes Harap Kurangi Impor – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin memberikan apresiasi atas inisiatif Oneject dalam mendukung program pemerintah dalam transformasi sistem kesehatan.

    PT Oneject Indonesia meluncurkan, kantong darah dan mesin hemodialisa, yang diproduksi di dalam negeri.

    Inisiatif ini dilakukan tidak  hanya untuk memenuhi kebutuhan pasien tetapi juga mendukung kemandirian infrastruktur kesehatan di Indonesia.

    Hal itu disampaikan Budi saat hadir langsung di pabrik Oneject di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu (26/2/2025).

    “Pengembangan produk alat kesehatan dalam negeri merupakan hal yang penting sebagai langkah strategis dalam memperkuat ketahanan kesehatan nasional,” urai BGS.

    Hingga saat ini, Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait tingginya prevalensi penyakit ginjal kronis yang membutuhkan perawatan mesin hemodialisis hemodialisa sebagai alat untuk mencuci darah, serta kebutuhan transfusi darah yang berperan sangat esensial dalam perawatan pasien.

    Data BPJS Kesehatan tahun 2024 menyebutkan, terdapat total 7,5 juta kasus layanan cuci darah atau hemodialisais secara agregat.

    Mantan dirut Bank Mandiri ini menyebut, peningkatan produksi alat kesehatan dalam negeri seperti kantong darah dan mesin hemodialisis tidak hanya mendukung ketersediaan alat medis dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga memastikan ketahanan jangka panjang infrastruktur  kesehatan Indonesia.

    “Pemerintah juga mendorong lebih banyak perusahaan alat kesehatan dalam memproduksi produk-produk alat medis secara dalam negeri , yang selaras  dengan kebijakan pemerintah terutama dalam pemberian cek kesehatan gratis dan peningkatan kualitas rumah sakit,” kata dia.

    Kantong cuci darah dan mesin hemodialisis yang dihadirkan bertujuan dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor dan memperkuat ketahanan sistem kesehatan Indonesia, serta memastikan ketersediaan alat medis yang merata di seluruh Indonesia. 

    Direktur Utama PT Oneject Indonesia Jahja T. Tjahjana, mengatakan, inisiatif mendukung transformasi sistem kesehatan nasional, terutama bagi pusat layanan kesehatan, seperti: rumah sakit, puskesmas, dan mitra straegis lainnya.

    Perusahaan memiliki target produksi sejumlah 1.000 dalam produksi awal mesin hemodialisa dan 3.000.000 kantong darah hingga akhir tahun 2025. 

    “Pada awal distribusi, perusahaan akan memprioritaskan utilisasi oleh pasien dalam negeri,” tutur dia.

    Hadir di tempat yang sama Wakil Presiden ke X dan XII sekaligus Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla.

    Ia mengatakan, kebutuhan kantong darah merupakan kebutuhan nasional. Lantaran, Indonesia membutuhkan sekitar 5 juta kantong darah per tahun di mana mayoritas dipenuhi dari impor.

    “Oleh karena itu, dengan adanya produk kantong darah dalam negeri tentunya mendukung ketahanan kesehatan nasional dan juga mendukunb ketersediaan distribusi darah seluruh Indonesia,” kata JK.

  • Delegasi Brazil ke Istana tawarkan produk pertanian dan obat generik

    Delegasi Brazil ke Istana tawarkan produk pertanian dan obat generik

    “Kami bertemu ada tim dari Brazil yang mengetahui bagaimana produk-produk pertanian itu bisa murah dan banyak. Jadi, saya datang untuk mendengarkan, dan yang spesifik (kesehatan) dia juga ada ahli di bidang obat-obatan,”

    Jakarta (ANTARA) – Delegasi pengusaha asal Brazil menyambangi Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, untuk bertemu Presiden Prabowo Subianto, yang dalam pertemuan itu didampingi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.

    Selepas pertemuan, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi menyebut delegasi asal Brazil itu menawarkan produk-produk dengan harga terjangkau.

    “Kami bertemu ada tim dari Brazil yang mengetahui bagaimana produk-produk pertanian itu bisa murah dan banyak. Jadi, saya datang untuk mendengarkan, dan yang spesifik (kesehatan) dia juga ada ahli di bidang obat-obatan,” kata Menkes Budi Gunadi menjawab pertanyaan ANTARA selepas pertemuan.

    Budi, saat ditanya jenis obat-obatan apa yang ditawarkan, menjawab obat-obat generik.

    “Biar murah,” sambung Budi.

    Di Kompleks Istana Kepresidenan, pertemuan itu berlangsung hampir 2 jam. Budi Gunadi dan Sudaryono keluar dari area arah Istana Merdeka menuju kendaraannya pukul 13.38 WIB, kemudian diikuti dengan rombongan ahli dan pengusaha asal Brazil yang berjumlah enam orang.

    Sektor pertanian menjadi salah satu sorotan dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, mengingat Presiden menargetkan tercapainya swasembada pangan dengan menciptakan lumbung-lumbung pangan di berbagai daerah.

    Presiden Prabowo, dalam salah satu acara peresmian di Jawa Barat bulan lalu (20/1), optimistis target swasembada pangan dapat tercapai sebelum pemerintahannya memasuki tahun ke-4.

    “Swasembada pangan, saya juga gembira. Target yang saya berikan 4 tahun, tetapi saya percaya akan tercapai jauh sebelum tahun ke-4,” kata Presiden Prabowo saat berpidato dalam acara peresmian PLTA Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada 20 Januari 2025.

    Dia menyebut jajaran menterinya melaporkan swasembada pangan itu kemungkinan tercapai sebelum tahun ke-2.

    Swasembada pangan, yang merupakan program prioritas pemerintah, saat ini dikerjakan lintas sektor. Program itu melibatkan sejumlah kementerian, dan turut menggandeng TNI dan Polri.

    Dalam mewujudkan swasembada pangan, Kementerian Pertanian menargetkan 2,3 juta hektare lahan dapat digarap menjadi sawah dan perkebunan tanaman pangan. Lahan-lahan yang akan digarap itu terbagi menjadi optimalisasi lahan rawah (oplah), cetak sawah baru, kemudian normalisasi irigasi tersier, primer, dan sekunder daerah yang ada (existing).

    “Target kita oplah 851.000 hektare, cetak sawah 500.000 hektare, kemudian existing di Pulau Jawa terbagi irigasi tersier, sekunder, primer itu 1 juta hektare. Total 2,3 juta hektare,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kepada wartawan di Jakarta pada 5 Desember 2024.

    Beberapa lahan baru yang akan dicetak menjadi persawahan di antaranya ada di wilayah timur Indonesia, tepatnya di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

    Tidak hanya menyiapkan lahan, pemerintah juga menyiapkan sistem irigasi, pupuk, dan benih terdistribusi dengan baik ke kelompok-kelompok petani.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pakar Tegaskan Air Minum Galon Polikarbonat Tak Sebabkan Kemandulan

    Pakar Tegaskan Air Minum Galon Polikarbonat Tak Sebabkan Kemandulan

    Jakarta – Senyawa Bisphenol A (BPA) yang menjadi bahan pembentuk galon polikarbonat kerap dituding sebagai salah satu penyebab infertilitas atau kemandulan. Namun benarkah demikian?

    Pakar menjelaskan sampai dengan saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya kaitan mengonsumsi air dari galon polikarbonat dengan kesuburan seseorang.

    “Sampai sejauh ini yang dibilang kasus mandul karena minum dari kemasan galon itu tidak ada. Selama saya praktik 15 tahun belum pernah menerima keluhan soal kemandulan akibat minum air dari galon polikarbonat,” kata Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Abraham Dian Winarto dalam keterangan tertulis, Rabu (26/2/2025).

    Anggota perkumpulan ginekologi Indonesia (POGI) ini memastikan air dalam galon polikarbonat bukan penyebab infertilitas atau kemandulan serta gangguan kesehatan lainnya. Karenanya dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan takut untuk mengonsumsi air dari kemasan pangan tersebut.

    “Intinya suatu air kemasan yang beredar apalagi bermerek tentunya sudah melalui prosedur yang ketat dari BPOM sehingga pasti aman,” tegasnya.

    Sejumlah praktisi medis bahkan menyebut meminum air dari galon polikarbonat dapat menyebabkan kemandulan merupakan pembodohan publik. Masyarakat pun diimbau agar tidak terpengaruh dengan informasi yang menyebutkan air minum dalam galon polikarbonat dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

    “Minum air galon jadi mandul, itu kan satu pembodohan,” kata pakar kesehatan reproduksi, dokter Mohammad Caesario.

    Dia menegaskan tidak ada korelasi antara meminum air dari galon dengan gangguan reproduksi manusia. Artinya, sangat aman meminum air dari galon polikarbonat untuk memenuhi kebutuhan cairan sehari-hari. Yang berbahaya, kata dia, justru apabila tubuh kekurangan cairan.

    “Dari dulu kan kita juga research, kita butuh air kan untuk metabolisme tubuh kita,” katanya.

    Seperti diketahui, BPOM memang memberikan ambang batas paparan BPA sebesar 0,01 bpj (10 mikrogram/kg berat tubuh) perhari guna menjamin keamanan dan keselamatan bagi masyarakat. Hal ini mengingat BPA tidak hanya berada pada galon polikarbonat saja tetapi pada produk sehari-hari lainnya, seperti kertas print, perangkat otomotif, tutup botol, CD, peralatan elektronik bahkan kemasan makanan kaleng, persediaan medis dan lain-lain.

    Akan tetapi, BPOM yang mengutip penelitian internasional menunjukkan bahwa penggunaan kemasan polikarbonat termasuk galon secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA. Dengan kata lain penggunaan galon polikarbonat sebagai wadah air minum masih aman karena tidak menimbulkan masalah kesehatan apapun.

    Staf teknis komunikasi transformasi kesehatan kementerian kesehatan (kemenkes) Dokter Ngabila Salama juga meminta masyarakat tidak perlu khawatir, karena meminum air dari galon polikarbonat tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan. Apalagi tiga penelitian terakhir yang dilakukan Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Islam Makassar (UIM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) tidak mendapati migrasi BPA dari galon ke dalam air minum.

    “BPA aman, selama tidak bermigrasi ke manusia dalam jumlah tinggi melebihi ambang batas normal,” kata Ngabila yang juga ahli kesehatan masyarakat.

    (ega/ega)

  • Simak Tiga Cara Melawan Kesepian di Usia Dewasa, Bisa dengan Makan Bersama – Halaman all

    Simak Tiga Cara Melawan Kesepian di Usia Dewasa, Bisa dengan Makan Bersama – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

     

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Semakin banyak orang dewasa memilih hidup secara mandiri, membuat tingkat depresi dan cemas makin tinggi.

     

    Di kawasan Asia Pasifik, kecemasan dan depresi merupakan penyebab utama meningkatnya masalah kesehatan mental.

     

    Hal ini diperparah dengan keengganan mencari bantuan saat mengalami gangguan jiwa atau Kesehatan mental.

    Merujuk data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), prevalensi depresi di Indonesia pada tahun 2023 sebesar 1,4 persen. Kelompok anak muda (15 – 24 tahun) menjadi mayoritas mengalami depresi paling tinggi yakni 2 persen.

     

    Isu kesehatan mental masih menjadi topik sensitif dan terstigma di banyak budaya, karena diperburuk oleh norma sosial yang berlaku, urbanisasi yang cepat, dan penurunan sistem dukungan komunitas.

     

    Bagaimana melawan kesepian dan meningkatkan kesejahteraan mental? Berikut ulasannya.

     

    Vice President, Office of Health and Wellness Chair, Herbalife Dr. Luigi Gratton mengatakan, ada tiga cara untuk mendorong lebih banyak keterbukaan dan dukungan untuk kesehatan mental. Ini dimulai di tingkat komunitas, dengan mengintegrasikan jaringan sosial ke dalam kebiasaan gaya hidup sehat dan aktif.

     

    1. Kekuatan Jejaring Sosial

    Seperti klub lari dan bersepeda, serta kelas yoga atau pilates yang populer. Komunitas bisa memberikan lebih banyak manfaat kesehatan dibandingkan berolahraga sendiri. Selain kebugaran fisik, aktivitas ini meningkatkan kesejahteraan mental dengan mengurangi stres dan memperkuat rasa memiliki.

    Dalam Survei Asia Pacific Power of Community, lebih dari setengah responden (51 persen) mengatakan, komunitas sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka, karena berkesempatan untuk bertemu teman baru, memperluas lingkaran sosial maupun terlibat dalam aktivitas langsung.

     

    Konsep “sinkronisasi perilaku” — gagasan bahwa orang yang bergerak atau bekerja secara sinkron mengalami ikatan yang lebih kuat — menjelaskan mengapa latihan kelompok menjadi sangat efektif.

     

    Berolahraga bersama orang lain melepaskan endorfin, hormon feel-good, dan membantu menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat. Lingkungan ini tidak hanya meningkatkan motivasi tetapi juga memberdayakan individu untuk mendorong batasan mereka dan mencapai pertumbuhan pribadi.

     

    2. Makan Bersama

    Elemen kunci lainnya dalam mempromosikan kesejahteraan fisik dan mental adalah nutrisi, terutama ketika dikombinasikan dengan aktivitas ikatan sosial.

    Di banyak budaya Asia, makan bersama adalah pusat kehidupan sosial, berfungsi sebagai memperkuat ikatan keluarga dan menjaga tradisi budaya. Dalam beberapa tahun terakhir, konsep makan bersama telah diperluas untuk mencakup aktivitas yang berfokus pada kesehatan, seperti lokakarya nutrisi dan kebun komunitas.

     

    Aktivitas ini menawarkan ruang bagi anggota untuk berbagi makanan, menerima saran nutrisi yang dipersonalisasi, dan saling mendukung dalam perjalanan kesehatan mereka.

     

    Selain itu, tindakan makan bersama sering kali menghasilkan validasi sosial positif, yang dapat mendorong individu untuk membuat pilihan makanan yang lebih sehat, memperkuat gagasan bahwa nutrisi bukan hanya tentang apa yang dimakan tetapi juga tentang bagaimana dan dengan siapa berbagi makanan.

     

    Literatur ilmiah menunjukkan, tingkat dukungan sosial yang lebih tinggi dapat sangat efektif untuk manajemen berat badan jangka panjang.

     

    3. Solusi untuk Komunitas yang Lebih Sehat

    Di dunia yang serba cepat saat ini, jadwal kerja yang sibuk, tanggung jawab pribadi, dan tuntutan kehidupan sehari-hari sering kali menyisakan sedikit ruang untuk membina jaringan dukungan .

     

    Namun, di era digital ada sistem dukungan virtual sebagai alternatif praktis untuk koneksi tatap muka melalui grup kesehatan online, menerima umpan balik personal melalui email, atau membagikan kemajuan di platform media sosial bisa sama efektifnya dengan dukungan sosial secara langsung.

    Untuk membangun komunitas yang lebih sehat di mana diskusi tentang kesehatan mental menjadi terbuka, maka memerlukan pendekatan berbasis komunitas yang memprioritaskan kesejahteraan holistik.

     

    Aktivitas kelompok berfungsi sebagai strategi coping untuk stres, mengurangi perasaan isolasi dan mempromosikan kebersamaan. Dukungan komunitas menyediakan ruang aman bagi individu.

     

    “Pada akhirnya, manusia terhubung secara sosial karena suatu alasan — komunitas tidak membentuk tapi membantu diri menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri baik secara fisik maupun mental. Langkah pertama adalah mengakui bahwa kita semua menghadapi tantangan; dengan bersama sama kita dapat mengatasinya dan berkembang,” ujar Luigi.

     

  • Kemenkes Minta Warga RI Ikut Cek Kesehatan Gratis Sebelum Puasa

    Kemenkes Minta Warga RI Ikut Cek Kesehatan Gratis Sebelum Puasa

    Jakarta

    Jelang bulan Ramadan, Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk menjaga menu buka puasa agar terhindar dari risiko penyakit diabetes, hipertensi, hingga masalah jantung. Momen puasa sebetulnya menjadi waktu yang baik untuk mengistirahatkan organ tubuh.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi berpesan, jangan sampai manfaat kesehatan dari berpuasa tidak didapat dengan kebiasaan kalap saat berbuka.

    “Iya jadi berpuasa itu kan sebenarnya upaya itu, yang kita tahu manfaatnya adalah mengistirahatkan organ tubuh kita, yang kita berharap justru menyehatkan kembali,” ungkap dr Nadia kepada detikcom saat ditemui di Gedung Transmedia, Selasa (25/2/2025).

    “Sekali lagi, bahwa sesuatu yang berlebihan, termasuk saat berbuka puasa, itu pasti akan memberikan dampak negatif kepada kita, jadi jangan kemudian seperti balas dendam,” sambungnya.

    dr Nadia berpesan untuk tetap memerhatikan konsumsi menu berbuka di batas atau kadar gula, garam dan lemak (GGL) yang baik. “Jangan berbuka berarti bebas merdeka, makan semuanya,” sorot dr Nadia.

    Imbau Cek Kesehatan Gratis

    dr Nadia mengimbau publik untuk segera melakukan cek kesehatan gratis, terutama bagi mereka yang sudah mendapatkan tiket di SATU SEHAT, bertepatan dengan hari ulang tahun.

    Pemeriksaan kesehatan sebelum puasa bisa sekaligus memastikan risiko atau kondisi masing-masing orang sebelum berpuasa.

    “Misalnya apakah kita sudah darah tinggi, atau kita sudah pre diabetes, ya kan, atau kemudian kita gejala-gejala kolesterol tinggi, kita tahu dengan puasa kita bisa kendalikan perilaku,” tandas dr Nadia.

    “Ada nih beberapa hari lagi, datangi ramai-ramai puskesmas, jadi pada saat puasa kita lakukan perubahan perilaku sehingga kita sehat di akhir puasa,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Cerita Warga Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Menteng, Ada Periksa Kejiwaan

    Cerita Warga Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Menteng, Ada Periksa Kejiwaan

    Jakarta

    Program Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) cek kesehatan gratis (CKG) sudah dimanfaatkan hampir 200 ribu masyarakat. Angka ini berdasarkan data periode 10-22 Februari 2025.

    Pada program ini peserta akan mendapatkan beberapa skrining kesehatan standar seperti cek tekanan darah, gula darah, mata, gigi, lingkar pinggang, dan telinga. Pada kondisi dan usia tertentu, beberapa tes lanjutan seperti jantung dan kanker juga disiapkan.

    Salah satu tes yang ada pada program CKG ini adalah skrining kejiwaan. Salah satu peserta CKG Mochamad Hafizh (24) warga Jakarta Pusat juga tak lepas dari pemeriksaan tersebut.

    “Tadi di dalam ada (tes) kejiwaan juga. Sebenarnya ini ada di aplikasi (SATUSEHAT Mobile), tapi karena tadi gak muncul, saya jawab di komputer,” kata Hafizh kepada detikcom di Puskesmas Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2025).

    “Ada banyak ya (pertanyaannya), kalau nggak salah 27. Contoh pertanyaannya kayak ‘apa kita sering ngalamin kecemasan? Terus apa sulit mengambil keputusan? Dari cemas itu apakah mengganggu tidur?’ kayak gitu,” sambungnya.

    Selain tes kejiwaan, Hafizh juga melakukan serangkaian tes seperti cek gula darah, tekanan darah, mata, telinga, berar badan, dan gigi. Bahkan, dirinya sempat ditawari untuk melakukan scalling dengan biaya tambahan.

    “Bisa scalling, tapi bayar Rp120.000. Tapi (tindakannya) di lain hari,” kata Hafizh.

    Senada, Feblias Egi Saputra (29) warga Jakarta Pusat mengaku pemeriksaan CKG ini tidak memakan waktu yang lama. Bahkan tindakannya selesai kurang dari 30 menit.

    “Saya datang mungkin sekitar setengah jam yang lalu ya, sekitar 09.00 WIB sudah di sini (Puskesmas Menteng). Sekarang 09.28 WIB sudah selesai,” kata Egi.

    Egi juga melewati beberapa rangkaian skrining seperti cek gula darah, tekanan darah, mata, gigi, pendengaran, berat badan, dan kejiwaan.

    “Kalau untuk saya tadi tidak ada pemeriksaan jantung dan kanker. Katanya untuk EKG (Elektrokardiogram) di atas 40 tahun. Saya kan masih under 40 tahun, tapi sempat ditanya-tanya tentang riwayat,” kata Egi.

    “Katanya kalau ada indikasi penyimpangan dari tes basic itu, nanti kita dialihkan ke faskes asal kita untuk pemeriksaan lebih lanjut,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Hampir 200 Ribu Warga RI Sudah Ikut Cek Kesehatan Gratis, Terbanyak Usia Ini

    Hampir 200 Ribu Warga RI Sudah Ikut Cek Kesehatan Gratis, Terbanyak Usia Ini

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI mengungkap sudah hampir 200 ribu warga Indonesia yang mendaftar program cek kesehatan gratis. Data ini berdasarkan periode 10-22 Februari 2025.

    “Sudah ada hampir 200 ribu orang yang ikut cek kesehatan gratis,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, saat ditemui detikcom di Gedung Transmedia, Selasa (25/2/2025).

    Sebagai rincian, total pendaftar periode 10 hingga 22 Februari mencapai 199.910 orang di 38 provinsi yang melibatkan 8.081 puskesmas. Jumlah pendaftar berdasarkan kelompok usia terbanyak di kelompok dewasa 40-59 tahun dengan 70.619 orang.

    Kedua yakni kelompok usia 30-39 tahun dengan 56.058 pendaftar. Selanjutnya usia dewasa 18-29 tahun dengan 36.705 pendaftar.

    Sementara itu lansia menempati pendaftar keempat terbanyak dengan 22.328 orang. Kelompok balita pra sekolah sebanyak 9.883 anak dan bayi baru lahir 4.385 pendaftar.

    Jumlah pendaftar tersebar di 38 provinsi dengan Jawa Tengah mencapai 37,79 persen dari keseluruhan. Sejumlah daerah terpencil misalnyd di Papua Tengah hingga Papua Pegunungan juga sudah mengikuti CKG, meski angka pendaftar masih relatif kecil di bawah 100 perserta.

    “Ini menunjukkan di wilayah-wilayah yang terbatas aksesnya, juga kita sudah upayakan untuk memberikan cek kesehatan gratis,” ujar Nadia.

    NEXT: Daftar lengkap penyakit yang diperiksa dalam program cek kesehatan gratis

    Daftar penyakit yang diperiksa dalam program cek kesehatan gratis:

    Bayi Baru Lahir

    Kekurangan hormon tiroid bawaanKekurangan enzim pelindung sel darah merah (G6PD)Kekurangan hormon adrenal bawaanPenyakit jantung bawaan kritisKelainan saluran empeduPertumbuhan (berat badan)

    Balita dan Anak Prasekolah

    PertumbuhanPerkembanganTuberkulosisTelingaMataGigiThalasemia (pemeriksaan darah pada usia 2 tahun saja)Gula darah (pemeriksaan darah pada usia 2 tahun saja)

    Dewasa dan Lansia

    MerokokTingkat aktivitas fisikStatus giziGigiTekanan darahGula darahRisiko stroke, risiko jantung (usia 40 tahun atau lebih)Fungsi ginjal (usia 40 tahun atau lebih)TuberkulosisPenyakit paru obstruktif kronis (PPOK)Kanker payudara (usia 30 tahun atau lebih)Kanker leher rahim (usia 30 tahun atau lebih)Kanker paru (usia 45 tahun atau lebih)Kanker usus besar (usia 50 tahun atau lebih)MataTelingaJiwaHati (Hepatitis B, C, dan sirosis)Calon pengantin (anemia, sifilis, HiV)Geriatri (usia 60 tahun atau lebih)

  • Warga yang Ultah Januari Bisa Cek Kesehatan Gratis Sampai April

    Warga yang Ultah Januari Bisa Cek Kesehatan Gratis Sampai April

    Program Cek Kesehatan Gratis dari pemerintah resmi dimulai sejak 10 Februari 2025. Karena mulainya Februari, menimbulkan pertanyaan bagi warga yang ulang tahunnya di Januari. Menurut pernyataan pihak Kemenkes warga tersebut bisa ikut pemeriksaan ini sampai April 2025.