Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Teknologi Lensa Canggih untuk Perlambat Perkembangan Mata Minus Anak

    Teknologi Lensa Canggih untuk Perlambat Perkembangan Mata Minus Anak

    Jakarta – Perkembangan digital di era sekarang sudah tidak bisa dibendung lagi. Selain orang dewasa, anak-anak sekarang lebih sering menghabiskan waktu di depan layar gadget dan komputer daripada mengisi waktu dengan melakukan pekerjaan rumah atau bermain di luar ruangan.

    Kebiasaan menatap layar gadget ini telah meningkatkan risiko munculnya miopia (rabun jauh atau mata minus) pada seluruh anak hampir di setiap daerah. Apalagi setelah terjadinya pandemi, aktivitas banyak dilakukan melalui daring, yang secara tidak langsung harus menggunakan gadget atau komputer untuk melakukan aktivitas.

    Dilansir dari Kemenkes ‘Selain gadget miopia ini juga bisa disebabkan oleh faktor genetik, jika salah satu orang tua memiliki riwayat miopia maka risiko anak mengalami kondisi serupa akan meningkat secara signifikan 3x lebih berisiko. Hal ini menunjukan bahwa faktor keturunan juga berperan dalam membentuk struktur bola mata’.

    Dikutip dari Medical News Today ‘Orang dengan gangguan miopia mungkin saja mengalami komplikasi. Misalnya, kerusakan pada retina atau jaringan parut di jaringan makula bisa juga terjadi.

    Meski kerap terjadi pada anak-anak, miopia bukan sekadar gangguan penglihatan biasa. Tanpa pengawasan dan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat berkembang menjadi komplikasi berbahaya, seperti glaukoma, katarak, degenerasi makula, hingga ablasi retina, yang berpotensi menyebabkan kerusakan penglihatan permanen.

    Tapi jangan khawatir, bagi para orang tua yang ingin melindungi kesehatan mata buah hatinya, para ahli telah mengembangkan lensa revolusioner yang tidak hanya mengendalikan miopia, tetapi juga membantu mengontrol perkembangan minus pada mata. Rodenstock My Con, Myopia Control, dirancang khusus untuk memperlambat terjadinya pemanjangan bola mata, yang menjadi faktor utama perkembangan miopia. Berikut fitur unggulan dari lensa Rodenstock My Con.

    Area Kontrol Perkembangan Miopia: Cahaya di pinggiran lensa dibiaskan ke depan retina, membantu mengurangi pemanjangan bola mata. Area Fokus Tajam: Memastikan anak tetap memiliki penglihatan yang jelas ke mana pun mereka mengarahkan pandangan. Bahan Berkualitas Tinggi: Terbuat dari material berkualitas yang ringan dan nyaman digunakan sepanjang hari, tanpa menimbulkan tekanan berlebih pada hidung dan telinga. Lapisan Anti-Reflektif: Membantu mengurangi pantulan cahaya dari gadget atau komputer, sehingga mata tidak mudah lelah saat digunakan dalam waktu lama. Perlindungan UV: Melindungi mata anak dari paparan sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kesehatan mata jangka panjang.

    Dengan teknologi tersebut, anak-anak tidak hanya dapat melihat dengan jelas, tetapi juga akan melindungi mata mereka dari penyakit ganas di masa depan yang dipicu oleh miopia.

    Sebuah studi klinis telah dilakukan pada anak-anak berusia 7 hingga 14 tahun dan menunjukkan hasil yang luar biasa. Setelah lima tahun penelitian, lensa kontrol miopia berbahan Rodenstock MyCon terbukti mampu mengurangi perkembangan miopia hingga 40%.

    Dengan menjaga kesehatan mata sejak dini, orang tua bisa membantu buah hati mendapatkan penglihatan yang lebih baik di masa depan. Sebagai bentuk dukungan untuk kesehatan mata keluarga, Optik Melawai menghadirkan penawaran menarik yang sayang untuk dilewatkan juga promo Voucher DISCOUNT up to 40% untuk pembelian frame + lensa untuk pembelian selanjutnya (Syarat dan Ketentuan Berlaku) atau DISCOUNT 20% untuk pembelian sunglasses, dan juga masih ada banyak promo dan penawaran menarik lainnya.

    Untuk informasi lebih lanjut, segera kunjungi gerai Optik Melawai terdekat di kota anda atau kunjungi website www.optikmelawai.com dan juga jangan lupa pantau media social Optik Melawai ya!

    (Content Promotion/Optik Melawai)

  • KPK Siap Kawal Program Andalan Prabowo: Cek Kesehatan hingga Makan Bergizi Gratis

    KPK Siap Kawal Program Andalan Prabowo: Cek Kesehatan hingga Makan Bergizi Gratis

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mengawal berjalannya program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto seperti Cek Kesehatan Gratis hingga Makan Bergizi Gratis (MBG). 

    Hal itu disampaikan usai pertemuan KPK dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga Badan Gizi Nasional (BGN) dalam dua hari berturut-turut. Lembaga antirasuah diminta untuk memberikan pendampingan kepada dua lembaga tersebut dalam menjalankan program-program amanat Presiden. 

    Pada hari ini, Kamis (6/3/2025), Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bertemu dengan pimpinan KPK untuk meminta pendampingan hingga pengawasan terhadap sejumlah program di Kemenkes. 

    Budi menyebut kementeriannya mengelola sejumlah program maupun proyek senilai Rp70 triliun yang bersumber dari APBN hingga pinjaman luar negeri. 

    “Dalam prinsip keterbukaan kita lapor dulu ke KPK. Ini adalah proyek-proyek besarnya, kita minta didampingin, diawasi, dan dikasih tahu kalau ada di luar berita-berita mengenai penyimpangan, sehingga kita bisa perbaiki termasuk masukan dari KPK,” katanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (6/3/2025). 

    Menkes pada pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) itu lalu memerinci proyek maupun program senilai Rp70 triliun yang dimaksud olehnya berasal dari APBN senilai Rp10 triliun, serta pinjaman Bank Dunia Rp60 triliun. 

    Program dari APBN meliputi program-program Quick Wins Prabowo seperti cek kesehatan gratis, percepatan eliminasi TBC serta pembangunan rumah sakit. 

    Sementara itu, program pinjaman dari Bank Dunia meliputi infrastruktur kesehatan sebanyak 10.000 puskesmas serta 514 laboratorium kesehatan masyarakat di kabupaten, kota, dan provinsi, sekaligus peningkatan alat kesehatan di 514 RSUD seluruh kabupaten, kota. 

    Kepala Badan Gizi Sambangi KPK 

    Sehari sebelumnya, Rabu (5/3/2025), Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana serta jajarannya turut menyambangi KPK. Lembaga pelaksana program Makan Bergizi Gratis (MBG) itu turut meminta pendampingan KPK untuk transparansi dan akuntabilitas program. 

    Dadan menjelaskan bahwa lembaganya mengelola anggaran sebesar Rp70 triliun pada 2025 untuk MBG. Anggaran itu rencananya bakal ditambah Rp100 triliun sehingga mencapai total Rp170 triliun pada kuartal III/2025. 

    Dia menyebut pendampingan juga bakal dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hingga Kejaksaan Agung (Kejagung). 

    “Kami hadir hari ini di KPK untuk mendapatkan pencerahan terkait pengelolaan dana yang besar. Tahun depan kemungkinan besar anggaran akan mencapai Rp400 triliun. Kami mohon dibantu untuk pengawasan,” ujar Dadan di Gedung KPK, Rabu (5/3/2025). 

    Pada kesempatan yang sama, Ketua KPK Setyo Budiyanto berharap agar implementasi program di lapangan sejalan dengan paparan yang disampaikan oleh BGN. 

    Selanjutnya, kerja sama antara KPK dan BGN dapat berupa koordinasi serta metode pengawasan secara tertutup untuk mengevaluasi kondisi di lapangan, guna mendeteksi potensi penyimpangan sejak dini.

    “Nanti bisa dikoordinasikan untuk pelaksanaan kerja sama KPK dengan BGN. Tapi prinsipnya, kegiatan dilakukan dengan metode mystery shopping sehingga jika nanti ada sesuatu yang berpotensi menimbulkan risiko, mitigasinya bisa dilakukan,” pungkas Setyo.

  • Apakah Puasa Bikin Ginjal Sehat? Ini Efeknya Tidak Minum 13 Jam

    Apakah Puasa Bikin Ginjal Sehat? Ini Efeknya Tidak Minum 13 Jam

    Jakarta – Ginjal mempunyai peran yang penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, termasuk saat puasa. Selama puasa tubuh tidak mendapat asupan cairan dan makanan dalam jangka waktu kurang lebih 13 jam sehari.

    Kondisi tersebut dikhawatirkan bisa berdampak pada kesehatan ginjal. Bagaimana menurut dokter?

    Adakah Pengaruh Puasa Terhadap Ginjal?

    Puasa tentunya berpengaruh pada kerja ginjal karena membatasi konsumsi cairan selama beberapa jam. Namun, tubuh akan beradaptasi dengan kondisi tersebut secara bertahap

    “Yang jelas pasti berdampak, cuman itu biasanya sih badan adaptasi sendiri ya kan. Badan adaptasi sendiri, biasanya kalau puasa pertama memang gampang haus,” kata dokter spesialis urologi dr Akbar Wahyudi Kusumah SpU dari Mayapada Hospital, Jakarta Selatan.

    Hal ini berlaku pada mereka yang tidak memiliki masalah pada ginjal. Kondisi sebaliknya terjadi pada mereka yang memiliki masalah atau gangguan ginjal. Orang dengan penyakit ginjal tidak dianjurkan berpuasa selama bulan Ramadhan.

    “Para ahli memang belum ada kesepakatan secara keseluruhan. Tapi, ada beberapa ahli sudah menulis beberapa panduan. Jadi, pasien-pasien dengan penyakit ginjal tahap lanjut tidak dianjurkan berpuasa, termasuk pasien cuci darah,” kata Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr Pringgodigdo Nugroho SpPD-KGH.

    Namun menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal ini, ada pasien dengan gagal ginjal yang tetap berpuasa. Mereka puasa penuh atau hanya beberapa hari ketika tidak cuci darah. Pilihan ini bergantung pada situasi tiap pasien yang pastinya berbeda.

    “Jadi ada yang bisa menjalaninya (puasa) penuh dan ada yang bisa melakukan di luar saat cuci darah. Yang penting dari studi-studi ini, tergantung kondisinya,” ungkap dr Pringgodigdo.

    Secara umum pasien dengan penyakit ginjal tidak dianjurkan berpuasa. Jika ingin berpuasa, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter dan lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kondisi tubuh baik untuk menjalankan puasa Ramadhan.

    Cara Menjaga Kesehatan Ginjal Saat Puasa

    Upaya menjaga kesehatan ginjal saat puasa dilakukan dengan tetap mengonsumsi air putih sesuai kebutuhan tubuh. Air putih bisa diminum saat sahur dan buka puasa dengan porsi yang telah diatur.

    “Itu harus minumnya yang banyak, makannya malah ga terlalu banyak kalau sahur kecuali kalau pas buka. Buka mau makan lebih banyak juga gak ada masalah, waktunya lebih panjang kan, tapi tetep airnya juga lebih banyak atau minimal setara lah, 2 gelas atau 3 gelas gitu,” kata dr Akbar.

    Ginjal bekerja selama 24 jam, jadi kebutuhan air selama itu harus terpenuhi dengan baik. Pentingnya memenuhi kebutuhan cairan tubuh saat puasa juga diingatkan dr Pringgodigdo.

    “Mengenai air putih, memang dianjurkan untuk mengonsumsi air yang cukup. Jadi disesuaikan dengan umur dan aktivitas. Jadi, secara umum selama 24 jam itu harus cukup air,” jelas dr Pringgodigdo dalam konferensi pers Kemenkes.

    Orang dewasa sehat dianjurkan untuk minum sebanyak 2 sampai 2,5 liter hingga maksimal 3 liter. Asupan tersebut bisa dipenuhi saat buka sampai waktu sahur. Setiap orang bisa mengatur sendiri jadwal minum air putih sehingga tidak perlu terburu-buru.

    (elk/row)

  • Uya Kuya Komentari Kasus Nikita Mirzani vs Reza Gladys

    Uya Kuya Komentari Kasus Nikita Mirzani vs Reza Gladys

    Jakarta, Beritasatu.com – Artis sekaligus politisi Uya Kuya memberikan apresiasi kepada kepolisian, khususnya Polda Metro Jaya, yang telah menahan dua orang tersangka kasus dugaan pemerasan, pengancaman, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Respons Uya tersebut diduga mengarah kepada Nikita Mirzani dan asistennya, Mail.

    Kasus ini berawal dari laporan dokter Reza Gladys yang diduga menjadi korban tindak pidana terkait ulasan produk skincare. Uya mengungkapkan hal ini melalui akun media sosialnya yang dikutip pada Kamis (6/3/2025).

    “Kasus pemerasan dengan modus ulasan skincare kini semakin terang benderang, dengan dua orang tersangka yang sudah ditahan. Menurut saya, seharusnya tersangka lainnya juga segera ditangkap,” ujar Uya Kuya.

    Uya Kuya juga menegaskan bahwa polisi tidak mungkin menangkap dan menahan seseorang tanpa bukti yang cukup kuat.

    “Saat saya mulai mengungkap kasus ini, banyak netizen yang menghujat saya, bahkan ada yang menyebut saya sebagai pembela pemilik skincare atau pembela produk bermerkuri. Padahal, kapan saya melakukan itu?” tuturnya.

    Sebagai anggota Komisi IX DPR yang membawahi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Uya Kuya menyatakan telah berupaya menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan aturan yang berlaku.

    “Ketika saya bekerja, saya mendengar adanya dugaan pemerasan terhadap pemilik produk skincare. Banyak yang memframing saya sebagai pembela produk bermerkuri dan bahkan saya dituduh dibayar 10 ribu USD,” lanjutnya.

    Uya juga menyoroti bahwa kasus yang sedang ditangani kini melibatkan seorang dokter yang diduga diperas dengan meminta uang jutaan dolar, serta melibatkan pejabat, anggota DPR RI, hingga tentara dan polisi.

    “Dari sini kita bisa melihat siapa yang melakukan pemerasan. Jangan sampai yang melakukan pemerasan malah teriak diperas. Ini semua bisa kita lihat dengan akal sehat,” ujarnya.

    Sebagai anggota DPR, Uya Kuya menegaskan komitmennya untuk memberantas pengusaha skincare yang tidak mematuhi aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPOM.

    “Kita akan tegas terhadap pengusaha skincare yang nakal. Namun, masyarakat juga harus melaporkan jika ada korban produk skincare yang melanggar aturan, jangan hanya berdasarkan rumor. Saya akan kawal kasus ini,” tandas Uya Kuya.

  • Menkes Budi Gunadi Minta KPK Awasi Program Kesehatan Skala Besar

    Menkes Budi Gunadi Minta KPK Awasi Program Kesehatan Skala Besar

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (6/3/2025). Kedatangannya bertujuan untuk meminta pendampingan dan pengawasan dalam pelaksanaan program berskala besar yang sedang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

    Budi menjelaskan Kemenkes menerima tambahan anggaran yang cukup besar untuk menjalankan tiga program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yaitu cek kesehatan gratis, akselerasi penanganan tuberkulosis (TBC), dan pembangunan rumah sakit.

    Ketiga program ini memiliki nilai anggaran sekitar Rp 10 triliun. Selain itu, Kemenkes juga memperoleh pinjaman dari Bank Dunia sebesar Rp 60 triliun untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan di Indonesia.

    Presiden Prabowo Minta Pengawasan Ketat

    Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan fasilitas di 10.000 puskesmas, modernisasi 514 laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh kabupaten/kota dan provinsi, dan upgrade alat kesehatan di 514 RSUD.

    “Kita akan upgrade alat kesehatannya. Itu besarannya juga mendekati Rp 60 triliun,” ungkap Menkes Budi Gunadi Sadikin.

    Budi menegaskan Presiden Prabowo memberikan arahan agar semua kebijakan yang dijalankan benar-benar bermanfaat bagi rakyat dan tidak menimbulkan kerugian negara. Terkait hal itu, Kemenkes melaporkan seluruh proyek besar ini kepada KPK agar bisa didampingi dan diawasi sejak awal.

    “Dalam prinsip keterbukaan, kita lapor dahulu ke KPK. Ini adalah project-project besar, dan kita minta didampingi serta diawasi. Jika ada indikasi penyimpangan, kita ingin segera mengetahuinya agar bisa diperbaiki,” ujar Budi.

    KPK Siap Kawal Program Kemenkes

    Menanggapi permintaan tersebut Sekjen KPK Cahya H Harefa menyatakan KPK akan terus mengawal kebijakan pemerintah, termasuk program-program yang dijalankan oleh Kemenkes.

    “Dari Kedeputian Pencegahan, kami akan melakukan kajian yang bisa membantu Kemenkes dalam memastikan program ini berjalan dengan baik. KPK siap mendukung penuh,” tegas Cahya.

    Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta pengawasan KPK terhadap program kesehatan berskala besar guna memastikan tidak terjadi penyimpangan dan dana benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Presiden Prabowo juga telah menegaskan agar semua program berjalan transparan dan tepat sasaran.

  • Video: Kemenkes Imbau Masayarakat Batasi Gula Garam Lemak

    Video: Kemenkes Imbau Masayarakat Batasi Gula Garam Lemak

    Video: Kemenkes Imbau Masayarakat Batasi Gula Garam Lemak

  • Kebiasaan Konsumsi Makanan Manis Saat Berbuka Ancam Kesehatan

    Kebiasaan Konsumsi Makanan Manis Saat Berbuka Ancam Kesehatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, kebiasaan masyarakat yang sering mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa mengancam kesehatan, seperti berpotensi obesitas.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan kebiasaan makan manis apabila tidak diwaspadai dapat menimbullkan risiko berbagai penyakit.

    “Kebiasaan makan makanan manis sering terlihat saat masyarakat memesan minuman, seperti teh di kafe atau restoran,” ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (6/3/2025)

    Menurutnya, banyak orang tidak menyadari bahwa teh yang mereka pilih sering kali mengandung gula dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga dapat membahayakan kesehatan.

    Kebiasaan lainnya yang umum adalah mengonsumsi makanan manis secara berlebihan untuk mengatasi rasa lapar setelah berpuasa. Hidangan takjil, seperti es buah atau kolak yang sangat manis sering dipilih sebagai hidangan berbuka.

    “Anjuran dari Nabi Muhammad SAW, kurma adalah contoh makanan manis yang dianjurkan. Kurma memang manis, tetapi tetap aman bagi kesehatan, jadi ini yang sebaiknya kita perhatikan,” ujarnya.

    Nadia menjelaskan, masyarakat tetap bisa menikmati takjil manis asalkan dikonsumsi dengan bijak dan tidak berlebihan. Hal yang sama juga berlaku pada konsumsi makanan asin.

    Ia juga mengingatkan makanan yang dimasak di rumah sering kali terasa lebih asin karena dimasak dalam porsi besar.

    Untuk itu ia mengimbau masyarakat diminta untuk menjaga konsumsi gula, garam, dan lemak dalam batas yang wajar, yaitu empat sendok makan gula per hari, satu sendok teh garam per hari, dan lima sendok makan minyak untuk lemak per hari.

    “Walaupun berpuasa, kita tetap perlu mengatur kalori yang masuk karena puasa bukan alasan untuk mengonsuminya secara berlebihan, seperti makanan manis atau mengonsumsi gizi melebihi kebutuhan,” pungkasnya.

  • Bagaimana Cara Bijak Membaca Label Nutrisi? Simak detikcom Leaders Forum di Sini

    Bagaimana Cara Bijak Membaca Label Nutrisi? Simak detikcom Leaders Forum di Sini

    Jakarta – Permasalahan penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia masih menjadi persoalan tersendiri lantaran konsumsi gula garam lemak (GGL) masih sangat tinggi.

    Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, 47 persen warga Indonesia mengonsumsi gula melampaui batas harian. Begitu juga dengan asupan garam. Sebanyak 45 persen masyarakat mengonsumsi garam berlebih dan 30 persen warga lainnya memiliki asupan lemak tinggi.

    Temuan tersebut sejalan dengan data kasus penyakit tidak menular yang juga ikut meningkat. Misalnya, angka diabetes pada anak. Kasusnya melonjak nyaris 70 kali lipat dalam kurun 10 tahun terakhir. Tren yang sama tidak jauh berbeda dengan hipertensi, juga penyakit jantung yang menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan tertinggi.

    “Kalau kita lihat dari peta penyakit dari tahun 2019 sampai sekarang, itu penyakit tidak menular baik hipertensi, diabetes, jantung, kanker, itu tren terus meningkat. Karena pola makan tadi,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Siti Nadia Tarmizi, M Epid, dalam sesi bincang bersama detikcom Leaders Forum, Jumat (28/2/2025).

    Risiko penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular banyak dipengaruhi oleh pola makan. Karenanya, membaca label nutrisi bisa menjadi langkah awal bagi masyarakat untuk memilih produk pangan yang lebih sehat dan berkualitas.

    Di sisi lain, kesadaran masyarakat terkait membaca label pangan relatif rendah, terbukti dari data Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) pada 2013. Hanya 7,9 persen masyarakat Indonesia yang membaca label nutrisi sebelum membeli produk.

    Karenanya, butuh sistem pelabelan yang mudah untuk dipahami. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI saat ini juga tengah mematangkan aturan yang mengadaptasi ‘Nutri Grade’ di Singapura, dengan memberi penandaan tertentu berdasarkan kandungan GGL dalam kemasan pangan.

    “Jadi mudah-mudahan di lain sisi industri kita lindungi dalam konteks industri akan mendapatkan manfaat menghasilkan produk-produk yang sehat. Masyarakat kita ayomi bahwa dia mengonsumsi makanan-makanan yang sehat,” kata Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar.

    Sudah sampai manakah pembahasannya? Selengkapnya, saksikan re-run program detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’ di channel TikTok dan Instagram @detikcom pada Kamis, 6 Maret 2025, pukul 13.00 WIB. Jangan lewatkan!

    (suc/up)

  • Sambut Mudik Lebaran, Pemerintah Siapkan Armada, Diskon Tol hingga Stok Pangan

    Sambut Mudik Lebaran, Pemerintah Siapkan Armada, Diskon Tol hingga Stok Pangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah terus mematangkan persiapan mudik Lebaran 2025 agar perjalanan masyarakat lebih aman dan nyaman. Dalam rapat tingkat menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno di kantor Kemenko PMK, pada Rabu (5/3/2025), sejumlah kebijakan strategis disepakati, termasuk penyesuaian jadwal libur sekolah hingga skema transportasi mudik gratis.

    Menko PMK mengungkapkan libur sekolah dan madrasah yang awalnya dimulai 26 Maret 2025 telah dimajukan menjadi 21 Maret hingga 8 April 2025. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan arus mudik dan balik. Selain itu, ASN juga mendapatkan fleksibilitas kerja berdasarkan Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 2 Tahun 2025, yang menetapkan kebijakan Flexible Working Arrangement pada 24-27 Maret 2025.

    “Sudah diterbitkan surat edaran dari Kementerian PANRB bahwa flexible working arrangement (FWA) bagi ASN itu telah ditetapkan mulai 24-27 Maret 2025. Kemudian, libur sekolah dan madrasah yang awalnya dimulai 26 Maret, dimajukan menjadi 21 Maret-8 April 2025. Rentang waktu yang lebih panjang ini diharapkan dapat mengurangi risiko penumpukan di jalur mudik maupun arus balik,” ujar Menko PMK.

    Pemerintah juga memastikan kesiapan armada transportasi darat, laut, dan udara, termasuk program mudik gratis yang akan dikelola melalui platform terpadu oleh Kementerian Perhubungan. Platform ini bertujuan agar distribusi penumpang lebih merata sehingga tidak ada bus yang kelebihan atau kekurangan muatan.

    “Kita akan meluncurkan platform terpadu mudik gratis melalui Kementerian Perhubungan. Ini untuk memastikan distribusi yang merata, agar tidak ada bus yang penuh sementara ada bus lain yang kosong. Koordinasi dan konsolidasi data antarprovider sangat penting agar pengguna mudik gratis bisa terlayani dengan baik,” jelasnya.

    Selain itu, Menko PMK menyampaikan pemerintah telah mengecek kesiapan infrastruktur jalan, jembatan, serta potensi bencana seperti longsor dan banjir. Basarnas dan BNPB telah disiagakan di titik-titik rawan, dengan dukungan peralatan berat dan tim tanggap darurat.

    Dari sisi tarif transportasi, lanjut Menko PMK, pemerintah telah mengatur skema diskon tarif tol serta penyesuaian harga tiket pesawat domestik untuk mengurangi kepadatan di tanggal-tanggal tertentu. Sementara itu, sektor pangan juga menjadi perhatian. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Kepala Badan Pangan Nasional, Menko PMK menegaskan bahwa stok pangan menjelang Lebaran mencukupi dan inflasi terkendali.

    “Kepala Badan Pangan Nasional sudah menyampaikan stok cukup berlimpah dan inflasi rendah. Kemenkes juga bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk mengecek kesehatan sopir angkutan umum agar keselamatan penumpang terjamin,” jelas Menko PMK.

    Pratikno juga meminta pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam mempersiapkan infrastruktur seperti menyediakan rest area, serta meningkatkan layanan bagi pemudik. Selain itu, berbagai objek wisata juga telah dicek untuk memastikan kesiapan fasilitas liburan bagi masyarakat selama Idulfitri. Semua ini dilakukan demi kenyamanan masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik selama Lebaran 2025.

  • Waktu Jadi Faktor Krusial Penanganan Medis Darurat Penderita Stroke, Makin Lama Dampaknya Bisa Fatal – Halaman all

    Waktu Jadi Faktor Krusial Penanganan Medis Darurat Penderita Stroke, Makin Lama Dampaknya Bisa Fatal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Prehospital merupakan penanganan medis darurat sebelum pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit.

    Penanganan tersebut merupakan langkah krusial bagi orang yang mengalami serangan stroke.

    Sebab, penanganan stroke memerlukan intervensi medis dalam golden period atau waktu emas, yaitu 4,5 jam dari sejak stroke terjadi.

     

    Tindakan cepat dan tepat dalam penanganan stroke dapat meminimalkan kerusakan otak, mengurangi kecacatan, hingga menghindarkan pasien dari kematian.

    Stroke merupakan salah satu gangguan pada fungsi otak yang terjadi lebih dari 24 jam dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.

    Meski periode emas penderita stroke sekira 4,5 jam, sebaiknya pasien tiba di rumah sakit lebih cepat dari waktu tersebut.

    Dikutip dari situs Kemenkes, serangan stroke yang terjadi selama 1 menit membuat 32 ribu sel mati. Maka dalam waktu sekitar 1 jam, 120 juta sel mati.

    Semakin lama penanganan pada penderita stroke, maka dampak yang ditimbulkan kompleks.

    Dengan kata lain, waktu menjadi indikator paling penting bagi penderita stroke.

    Tak bisa dipungkiri, peran ambulans menjadi sangat penting untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang diperlukan secepat mungkin mulai dari menerima panggilan darurat, mengirim ambulans dengan tenaga medis terlatih, serta memberikan pertolongan pertama di tempat kejadian sebelum membawa ke rumah sakit.

    “Kita ketahui bersama bahwa lalu lintas di kota besar, khususnya Jakarta sangatlah luar biasa, perlu koordinasi dari tim dengan berbagai pihak untuk segera sampai ke tujuan guna memberikan pertolongan dengan tepat kepada pasien,” ujar Dr. dr. Wahyuni Dian Purwati, Sp.EM, dokter spesialis emergency medicine Grup RS Siloam. 

    Lebih lanjut dr. Wahyuni menjelaskan, peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya layanan ambulans juga menjadi prioritas.

    Banyak masyarakat yang belum memahami kapan harus menggunakan layanan ambulans dan bagaimana mendeteksi gejala stroke sejak dini.

    Ia menambahkan saat ini salah satu terobosan yang sedang dikembangkan Siloam Ambulance Call Center (SACC), adalah sistem pemantauan real-time berbasis teknologi yang memungkinkan tenaga medis di ambulans untuk mengirim data pasien secara langsung ke rumah sakit.

    “Dengan adanya sistem ini, tim medis di rumah sakit dapat mempersiapkan perawatan yang sesuai sebelum pasien tiba,” ucap dia.

    Menurut dia, sistem tersebut adalah bentuk dedikasi terhadap keselamatan dan kesehatan pasien.

    Terobosan itu merupakan upaya peningkatan pelayanan penanganan darurat setelah SACC meraih EMS Angels Award untuk kategori Gold.

    EMS Angels Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada tim layanan medis darurat (Emergency Medical Services/EMS) yang menunjukkan keunggulan dalam penanganan pasien stroke sebelum tiba di rumah sakit (pre-hospital).

    Penghargaan ini merupakan bagian dari Angels Initiative, sebuah organisasi non-profit global yang berfokus pada peningkatan kualitas perawatan stroke di seluruh dunia. 

    Penghargaan ini diperoleh melalui evaluasi ketat berdasarkan beberapa kriteria utama, termasuk kecepatan respons ambulans, tingkat kepatuhan terhadap protokol medis, serta efektivitas komunikasi dan koordinasi dengan rumah sakit.