Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Video: Digitalisasi Sektor Kesehatan Permudah Masyarakat Akses Layanan

    Video: Digitalisasi Sektor Kesehatan Permudah Masyarakat Akses Layanan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikinmengatakan salah satu masalah di sektor kesehatan saat ini adalah terkait data. Pemerintah pun terus mendorong digitalisasi untuk meningkatkan akses layanan bagi masyarakat.

    Menurut Menkes, upaya digitalisasi kesehatan terinspirasi dari sistem perbankan, di mana ada data transaksi yang dikirim dan memiliki alur jelas. Melalui aplikasi Satu Sehat yang memiliki sistem serupa, setiap individu bisa memiliki datanya dan ketika berobat tidak perlu lagi berhadapan dengan rumitnya sistem administrasi.

    Saksikan dialog Syarifah Rahma bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Program Closing Bell CNBC Indonesia.

  • Video: Menkes Ungkap Dampak Penerapan Teknologi AI di Sektor Kesehatan

    Video: Menkes Ungkap Dampak Penerapan Teknologi AI di Sektor Kesehatan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan penerapan teknologi di sektor Kesehatan menjadi fokus pemerintah saat ini. Menurut Menkes, teknologi robotic, AI hingga bioteknologi akan membawa dampak besar di layanan kesehatan masyarakat ke depannya.

    Saksikan dialog Syarifah Rahma bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (11/03/2025).

  • Peserta CKG Tembus 1 Juta Orang, Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Terbanyak

    Peserta CKG Tembus 1 Juta Orang, Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Terbanyak

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengungkap peserta program cek kesehatan gratis (CKG) tembus lebih 1 juta orang. Angka ini berdasarkan data yang dihimpun Kemenkes dari 10 Februari hingga 19 Maret 2025.

    “Dalam waktu satu bulan lebih, jumlah peserta yang memanfaatkan layanan cek kesehatan gratis telah menembus angka satu juta. Kami optimis bahwa target 280 juta masyarakat Indonesia untuk menjalani pemeriksaan kesehatan ini dapat tercapai,” ujar Kepala Biro Komunikasi Kemenkes dalam keterangan resminya dikutip Minggu (23/3/2025).

    Berdasarkan data sementara yang diperoleh dari program CKG, ditemukan sejumlah kondisi kesehatan masyarakat antara lain terdapat 25,6 persen dengan tekanan darah di atas normal, 30,5 persen mengalami overweight, 27,1 persen memiliki gula darah tidak normal dan sebanyak 50,8 persen mengalami karies gigi.

    Dari pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT) juga diketahui yang normal sebanyak 64,7 persen, underweight 4,7 persen dan sisanya overweight dan obesitas.

    Aji menegaskan bahwa program CKG merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui lebih dini kondisi kesehatan setiap individu.

    “Kami mengajak masyarakat untuk mulai memperbaiki perilaku hidupnya dengan konsumsi makanan bergizi, rutin beraktivitas fisik dan tidak merokok. Bagi yang membutuhkan tindak lanjut medis, akan dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut dan manfaatkan layanan BPJS Kesehatan,” ujar dia.

    (kna/kna)

  • Januari – Maret 2025 Ada 13.453 Kasus Rabies, Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Kewaspadaan – Halaman all

    Januari – Maret 2025 Ada 13.453 Kasus Rabies, Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Kewaspadaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/508/2025 tentang Kewaspadaan terhadap Kasus Rabies.

    Edaran ini bertujuan meningkatkan kesadaran serta memperkuat upaya pencegahan rabies yang masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia.

    Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, drg. Murti Utami, menegaskan pentingnya peningkatan kewaspadaan di seluruh lapisan masyarakat serta fasilitas kesehatan.

    “Rabies masih menjadi ancaman serius di Indonesia, terutama di wilayah endemis. Oleh karena itu, langkah pencegahan dan pengendalian harus diperkuat. Kami mengimbau masyarakat segera mencuci luka gigitan dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit, kemudian mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) sesegera mungkin,” ujar drg. Murti Utami ditulis di Jakarta, Sabtu (22/3/2025).

    Rabies adalah penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf pusat, disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan atau saliva Hewan Penular Rabies (HPR).

    Berdasarkan data laporan bulanan zoonosis tahun 2024, terdapat 185.359 kasus gigitan HPR dan 122 kematian akibat rabies pada manusia.

    Sementara itu, sejak Januari hingga 7 Maret 2025, sudah dilaporkan 13.453 kasus gigitan HPR dan 25 kematian akibat rabies.

    “Kami juga meminta fasilitas kesehatan untuk memastikan ketersediaan stok vaksin dan serum anti-rabies, agar masyarakat yang membutuhkan dapat segera menerima pengobatan tanpa kendala. Selain itu, pemilik hewan peliharaan wajib memberikan vaksinasi rabies secara rutin untuk mencegah penyebaran penyakit ini,” tambahnya.

    Kemenkes meminta Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia untuk meningkatkan promosi kesehatan dan edukasi terkait rabies, memperkuat surveilans rabies dan pengendalian faktor risiko, memastikan kesiapan fasilitas kesehatan dalam menangani kasus gigitan HPR, melakukan pencatatan dan pelaporan kasus rabies secara berkala.

    Melihat kondisi ini, Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018-2020 Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, data di dunia menunjukkan bahwa rabies memang jadi masalah kesehatan di lebih dari 150 negara dengan ribuan kematian tiap tahunnya, dimana 49 persen di antaranya terjadi pada anak di bawah 15 tahun.

    Karena itu diperlukan pendekatan Satu Kesehatan (“One Health”) untuk menanganinya. Penyakit ini juga digolongkan dalam “neglected tropical disease”, penyakit menular di daerah tropik yang masih banyak diabaikan dan tidak mendapat perhatian yang diperlukan.

    “Vaksinasi pada anjing merupakan upaya pencegahan yang sangat penting dan harus dilakukan secara intensif dan luas pada daerah-daerah yang memerlukannya, yang disebut “mass dog vaccination programs”,”ungkap Prof Tjandra.

    Saat seseorang tergigit atau tercakar anjing maka perlu dilakukan tiga hal.

    Cuci luka yang benar, lalu beri  vaksin manusia (“human rabies vaccine”) dalam bentuk post exposure prophylaxis (PEP) dan jika diperlukan diberikan rabies immunoglobulins (RIG) / antibodi monoklonal.

    Namun jika virus sudah mencapai susunan saraf manusia dan menimbulkan gejala berat maka angka kematian tinggi sekali, bahkan hingga mencapai 100 persen.

    RABIES – Vaksinasi rabies untuk anjing di Denpasar Barat. (WHO/Budi Chandra)

    Upaya pencucian luka, pemberian vaksin dan imunoglobulin di atas akan mencegah penyebaran virus di tubuh manusia sehingga tidak sampai ke susunan saraf dan tidak menimbulkan penyakit berat dan kematian.

    “Masa inkubasi rabies rata-rata berkisar antara 2–3 bulan, tetapi dapat bervariasi antara 1 minggu sampai satu tahun. Perbedaan lama waktu inkubasi ini akan tergantung antara lain dari lokasi bagian tubuh yang digigit anjing, jumlah virus (viral load). Ada dua jenis gambaran klinik rabies , yaitu “Furious rabies” (pada sekitar 80 dari total kasus yang ada) yang lebih berat dan “Paralytic rabies” (sekitar 20 persen kasus) yang relatif lebih ringan,” tutur dia.

  • Wajib Bawa Kotak P3K Saat Mudik, Apa Saja Isinya?

    Wajib Bawa Kotak P3K Saat Mudik, Apa Saja Isinya?

    Jakarta

    Kita tentu tidak mengetahui apa yang akan terjadi selama perjalanan jauh saat mudik Lebaran. Untuk itu, kita perlu menyiapkan segala sesuatunya, termasuk membawa kotak P3K.

    Tahukah detikers apa saja yang harus dimasukkan ke dalam kotak P3K? Pada dasarnya, isi kotak P3K adalah obat dan alat medis untuk mencegah serta meredakan berbagai gejala penyakit selama dalam perjalanan.

    Isi Kotak P3K yang Wajib Dibawa

    Berikut ini 10 obat dan alat yang wajib dimasukkan ke dalam kotak P3K, dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Johns Hopkins Medicine:

    1. Obat yang Rutin Diminum

    Yang pertama adalah membawa obat yang rutin diminum, misalnya obat alergi, obat untuk penderita diabetes, jantung, dan sebagainya. Berikan label nama agar tidak tertukar dengan obat lainnya.

    2. Obat Antimabuk

    Obat yang satu ini wajib dibawa meski detikers tidak pernah mengalami mabuk perjalanan sebelumnya. Bawalah untuk berjaga-jaga, karena ada banyak faktor yang memicu mabuk perjalanan.

    3. Obat Diare

    Saat berada di perjalanan atau di kampung halaman, biasanya kita makan dan minum di banyak tempat yang tidak kita ketahui kebersihannya. Hal ini bisa memicu sakit perut atau diare, maka kita perlu menyiapkan obat diare. Tentu akan sangat ribet jika tiba-tiba harus mencari toilet di tengah perjalanan.

    4. Obat Sakit Kepala

    Sakit kepala bisa terjadi karena banyak hal, misalnya demam, terlambat makan, jalan bergelombang, dan sebagainya. Jangan lupa memasukkan obat ini ke dalam kotak P3K.

    5. Parasetamol

    Terutama jika membawa anak kecil, parasetamol adalah obat yang wajib dibawa. Ini adalah obat penurun panas serta bisa untuk meredakan gejala nyeri. Anak sangat rentan mengalami demam ketika kecapekan.

    6. Obat Luka dan Plester

    Dalam perjalanan, kita bisa saja mengalami luka. Untuk luka ringan, kita bisa merawatnya sendiri dengan obat luka, perban, dan plester. Jangan lupa bawa gunting. Tapi jika luka cukup parah, segeralah pergi ke klinik atau rumah sakit terdekat.

    7. Hand Sanitizer dan Tisu

    Jangan lupa untuk membawa hand sanitizer atau tisu antiseptik untuk membersihkan tangan kapan saja, terlebih jika kesulitan mencari air bersih. Upayakan jangan menyentuh muka saat tangan kotor. Tisu kering juga penting untuk dibawa.

    8. Minyak Kayu Putih

    Minyak kayu putih memiliki banyak manfaat. Selain menghangatkan badan, aromanya juga membantu mengatasi mabuk perjalanan dan hidung tersumbat.

    9. Termometer

    Sebaiknya detikers juga membawa termometer di kotak P3K. Jika badan terasa tak enak saat di perjalanan, coba ukurlah suhu. Jika panasnya melebihi batas normal, maka datanglah ke klinik terdekat untuk memeriksakan diri.

    10. Masker

    Terakhir, gunakan masker untuk mencegah penularan virus. Setidaknya bawalah masker untuk berjaga-jaga, misalnya kamu harus mengantar keluarga yang harus periksa ke rumah sakit, atau kondisi rumah di kampung sedang banyak yang sakit.

    Demikian 10 obat dan alat yang wajib dimasukkan ke kotak P3K saat mudik. Pastikan untuk membawa obat khusus anak jika mudik bersama anak, dan minumlah obat sesuai aturan pakai.

    (bai/row)

  • 5 Cara Mencegah Microsleep saat Mudik agar Perjalanan Aman

    5 Cara Mencegah Microsleep saat Mudik agar Perjalanan Aman

    Jakarta

    Sebelum berangkat mudik, pastikan fisik dalam kondisi sehat dan prima. Soalnya, jika kamu mengemudi dalam kondisi kelelahan bisa memicu terjadinya microsleep.

    Microsleep adalah kondisi ketika tubuh sangat lelah dan kehilangan kesadaran. Saking capeknya, mata kamu tiba-tiba terpejam sejenak, kemudian melek kembali.

    Jika kamu mengalami microsleep saat berkendara, tentu risikonya sangat besar karena dapat memicu kecelakaan. Tidak hanya berbahaya bagi diri sendiri, tapi juga untuk pengendara lain.

    Nah, ada sejumlah cara untuk mencegah microsleep saat mudik agar perjalanan tetap aman. Simak penjelasannya dalam artikel ini.

    Mengenal Microsleep

    Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), microsleep adalah kondisi ketika hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang akibat merasa lelah atau mengantuk.

    Pada umumnya, microsleep berlangsung sekitar sepersekian detik hingga 10 detik penuh. Namun, microsleep bisa saja berlangsung lebih lama jika seseorang benar-benar memasuki waktu tidur.

    Sebenarnya, microsleep tidak berbahaya jika terjadi saat seseorang sedang bersantai di sofa atau tempat tidur. Namun, kondisi ini sangat berisiko jika sedang beraktivitas di luar ruangan, misalnya ketika berkendara.

    Penyebab Microsleep

    Ada sejumlah faktor yang dapat memicu seseorang mengalami microsleep. Penyebab utamanya karena kurang tidur atau tidur yang kurang berkualitas.

    Selain itu, microsleep juga dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti:

    Penyakit diabetesTekanan darah tinggiObesitasDepresiGangguan kecemasanEfek samping obatEfek samping penyalahgunaan alkohol dan narkoba.Dampak Buruk Berkendara dalam Kondisi Kelelahan

    Founder dan Lead Instructor Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, memaksakan diri untuk mengemudi dalam kondisi lelah merupakan tindakan yang sangat berbahaya.

    “Mengemudi dalam keadaan lelah sangat berbahaya karena dapat mengurangi konsentrasi dan respons terhadap situasi di jalan,” kata Jusri dalam keterangan resminya yang diterima detikcom.

    Menurut Jusri, ada sejumlah dampak buruk dari berkendara dalam kondisi tubuh lelah, mulai dari menurunnya refleks dan waktu reaksi, sulit konsentrasi, tidak bisa mengambil keputusan dengan baik, hingga meningkatkan risiko kecelakaan.

    “Kelelahan membuat pengemudi lambat merespons kejadian mendadak, seperti kendaraan yang tiba-tiba mengerem.”

    “Pengemudi yang lelah juga cenderung melakukan kesalahan, seperti salah memperhitungkan jarak atau kecepatan,” paparnya.

    Cara Mencegah Microsleep saat Mudik

    Jusri membagikan sejumlah cara ampuh untuk mencegah terjadinya microsleep saat mudik. Hal ini dapat mencegah terjadinya kecelakaan sekaligus memberikan kenyamanan dan keamanan dalam berkendara.

    Berikut sejumlah tips mencegah microsleep saat mudik Lebaran:

    1. Istirahat Sejenak

    Ketika tubuh sudah lelah usai berkendara dalam waktu lama, sudah saatnya untuk beristirahat sejenak. Kamu bisa melipir ke rest area atau SPBU untuk mengistirahatkan badan minimal 15-30 menit. Disarankan untuk melakukan istirahat setiap 2-3 jam sekali agar tubuh tetap bugar.

    2. Lakukan Peregangan Ringan

    Selain mata yang sudah kantuk, tubuh juga terasa pegal-pegal setelah berkendara selama berjam-jam. Untuk itu, gunakan waktu istirahat dengan melakukan peregangan ringan, seperti menggerakan bahu, leher, tangan, dan kaki agar badan tetap rileks.

    3. Minum Air Putih yang Cukup

    Selama berkendara, penting untuk menjaga tubuh agar selalu terhidrasi, apalagi jika harus menempuh jarak tempuh hingga ratusan kilometer. Apabila tubuh mengalami dehidrasi, hal ini dapat menyebabkan kantuk dan menurunkan konsentrasi.

    4. Bergantian Mengemudi

    Jika memungkinkan, sebaiknya lakukan pergantian pengemudi saat perjalanan mudik Lebaran. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi kelelahan pada pengemudi utama.

    Saat pengemudi utama beristirahat, kini saatnya sopir cadangan yang bertugas mengendarai mobil. Ketika pengemudi utama sudah merasa segar, ia bisa bergantian dengan sopir cadangan untuk kembali menyetir.

    5. Hindari Konsumsi Kafein Berlebih

    Banyak pengemudi yang mengkonsumsi kafein sebelum perjalanan mudik. Tujuannya agar tubuh tetap terjaga dan tidak mudah mengantuk saat berkendara.

    Meski kafein bisa membantu menjaga kewaspadaan, tapi efeknya hanya sementara dan bisa menyebabkan kelelahan yang lebih parah setelahnya. Untuk itu, batasi konsumsi kafein agar tidak berlebihan.

    (ilf/fds)

  • Cek Kesehatan Gratis Buat Ojol, Kuota 150 Ribu Pengendara per Hari – Page 3

    Cek Kesehatan Gratis Buat Ojol, Kuota 150 Ribu Pengendara per Hari – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin gandengan dalam memastikan kesehatan pengemudi ojek online (ojol). Pemeriksaan kesehatan gratis dengan sasaran 150 ribu orang per hari.

    Menhub Dudy mengapresiasi inisiatif cek kesehatan gratis ke pengemudi transportasi online. Apalagi hal tersebut demi memastikan aspek keselamatan.

    “Ini sejalan dengan perhatian kami, yakni untuk menciptakan transportasi yang berkeselamatan,” tegas Dudy, mengutip keterangan resmi, Sabtu (22/3/2025).

    Dia menjelaskan, transportasi yang berkeselamatan tidak hanya berkaitan dengan kendaraannya saja, tapi juga individu sebagai pengemudi. Dia berharap agar program ini dapat terus ditingkatkan, sehingga makin banyak lagi masyarakat yang terlayani.

    “Jika pengemudinya sehat, maka dapat dipastikan bahwa ia dapat bekerja secara baik, maksimal, dan memerhatikan faktor keselamatan. Maka dari itu, saya sangat berharap program cek kesehatan gratis ini dapat ditingkatkan sehingga dapat melayani masyarakat yang lebih luas lagi,” ungkap Menhub Dudy.

    Menhub Dudy juga menyampaikan Kemenhub akan terus berkolaborasi dengan Kemenkes untuk meningkatkan keselamatan di semua moda transportasi di Indonesia, terutama dalam penyelenggaraan angkutan Lebaran 2025. Kolaborasi yang dimaksud yakni terkait penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan di berbagai titik, termasuk di simpul-simpul transportasi.

    “Kemenkes menjadi salah satu instansi yang memegang peran krusial dalam mendukung kesuksesan pelaksanaan angkutan Lebaran. Keterlibatan tenaga kesehatan sangat penting untuk menjamin keselamatan para pelaku perjalanan, baik pemudik maupun petugas transportasi. Dengan dilakukannya pemeriksaan fisik, darah, hingga urine oleh tenaga kesehatan di lapangan, diharapkan para pelaku perjalanan dapat melangsungkan mudik dan balik dengan aman dan juga nyaman,” pungkas Menhub Dudy.

     

  • Cek Kesehatan Gratis untuk Mitra Ojol Diharapkan Dapat Tingkatkan Produktivitas – Halaman all

    Cek Kesehatan Gratis untuk Mitra Ojol Diharapkan Dapat Tingkatkan Produktivitas – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin meninjau pelaksanaan cek kesehatan gratis (CKG) yang menyasar mitra pengemudi ojek online (ojol) di kantor GOJEK, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/2025).

    Ia berharap, program ini menjadi cara untuk menjaga kesehatan sekaligus meningkatkan produktivitas para mitra yang mencari nafkah bagi keluarga.

    “Dan tujuan kami adalah supaya pengemudi sehat. Sasarannya agar masyarakat sehat. Jika sakit, maka sulit mencari nafkah.  Kalau mereka sehat, mereka bisa mendapat nafkah setiap hari,” ungkap Budi Gunadi.

    Budi Gunadi menyebut, Kemenkes terus mengejar target skrining kesehatan harian, dari awalnya hanya 9.000–10.000 orang, saat ini hampir 100 ribu orang per hari.

    “Tapi target kami  150.000 per hari. Dengan kolaborasi seperti ini, kami yakin bisa mencapai itu. Apalagi mitra Gojek banyak _banget_. Mereka bisa jadi contoh gaya hidup sehat,” tambahnya.

    Saat hasil pemeriksaan menunjukan adanya tanda mengarah ke tekanan darah tinggi atau kadar gula darah meningkat, maka bisa mendapatkan penanganan lebih lanjut di puskesmas.

    Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, turut menekankan pentingnya kesehatan pengemudi dalam industri transportasi.

    “Transportasi bukan hanya soal kendaraan, tapi juga pengemudinya. Pengemudi yang sehat bisa bekerja secara optimal dan aman,” ujar Menhub.

    Menhub juga mengungkapkan bahwa kerja sama antara Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kesehatan akan diperluas, terutama menjelang musim mudik Lebaran.

    “Kami juga akan bekerja sama saat mudik nanti. Kementerian Kesehatan akan menyiapkan pos-pos pemeriksaan kesehatan di terminal bus, stasiun, pelabuhan, dan bandara. Jadi para pengemudi bus, masinis, pilot, dan lainnya akan dicek kesehatannya sebelum bertugas,” jelasnya.

    Salah seorang pengemudi ojol yang ditemui Nico (47) mengatakan, dirinya baru pertama kali  berpartisipasi dalam cek kesehatan gratis ini.

    Nico sudah menjadi mitra pengemudi ojol sejak tahun 2015.

    “Saya senang bisa cek kolestrol dan gula darah supaya tau kami ada sakit atau tidak. Karena kami setiap hari bekerja di lapangan terkena debu, angin dan polusi. Semoga ke depan, pemeriksaan kesehatan ini bisa seperri general check-up seperti di rumah sakit ,” ungkap Nico yang ditemui di tempat yang sama.

     

  • Indonesia Posisi Keenam Negara dengan Jumlah Anak Tertinggi yang Belum Dapat Imunisasi Dasar – Halaman all

    Indonesia Posisi Keenam Negara dengan Jumlah Anak Tertinggi yang Belum Dapat Imunisasi Dasar – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia menempati posisi keenam, sebagai negara dengan jumlah anak tertinggi yang belum mendapatkan Imunisasi atau zero dose.

    Kondisi ini salah satunya disebabkan oleh hoaks dan informasi yang keliru terkait imunisasi.

    Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Prima Yosephine, MKM, memaparkan, data WHO tahun 2023 mencatat bahwa 14,5 juta anak di dunia tidak mendapatkan imunisasi (zero dose), dengan Indonesia menempati posisi keenam tertinggi, yaitu 1.356.367 anak tidak menerima imunisasi dasar pada periode 2019-2023.

    “Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling cost-effective dalam mencegah penyakit dan menyelamatkan 3,5 hingga 5 juta nyawa setiap tahun dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),” ujar dia dalam Pertemuan Jurnalis Pekan Imunisasi Dunia 2025 di Jakarta, Jumat (21/3/2025).

    Ia menuturkan, jika anak-anak tidak segera mendapatkan imunisasi kejar, maka risiko terjadinya KLB PD3I akan semakin besar.

    Sebagai solusi, pemerintah meluncurkan inovasi Sepekan Mengejar Imunisasi (PENARI) untuk meningkatkan cakupan imunisasi secara serentak di seluruh pos layanan imunisasi.

    Sejalan dengan itu, Team Leader for Risk Resilience and Governance a.i. United Nations Development Programme (UNDP), Siprianus Bate Soro, menegaskan bahwa hoaks dan misinformasi menjadi hambatan utama dalam meningkatkan cakupan imunisasi.

    “Kami semua harus bersama-sama memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya,” ujarnya.

    Dengan sinergi pemerintah, masyarakat, dan media, imunisasi dapat menjadi bagian penting dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045—demi generasi yang lebih sehat, kuat, dan terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah.

    Ketua Pokja Imunisasi Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Hartono Gunardi, menekankan, meski lingkungan tampak bersih dan bayi tampak sehat, imunisasi tetap diperlukan untuk perlindungan jangka panjang.

    Imunisasi dari Sudut Pandang Agama

    Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Arif Fahrudin, menegaskan bahwa imunisasi sejalan dengan prinsip Islam yang berorientasi pada kemaslahatan dan pencegahan bahaya (madharat).

    Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 04 Tahun 2016 tentang Imunisasi:
    1. Imunisasi diperbolehkan (mubah) sebagai upaya membangun kekebalan tubuh.
    2. Vaksin yang digunakan harus halal dan suci.
    3. Penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan/atau najis hukumnya haram.
    4. Penggunaan vaksin berbahan haram/najis hanya diperbolehkan jika: a. dalam kondisi darurat (al-dlarurat) atau kebutuhan mendesak (al-hajat); b. belum tersedia vaksin yang halal dan suci; c. adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang halal.
    5. Jika tidak imunisasi menyebabkan risiko kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen, maka hukumnya menjadi wajib.
    6. Imunisasi tidak boleh dilakukan jika berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, menimbulkan dampak yang membahayakan (dlarar).

  • Pemerintah Siapkan 30.000 Rumah Subsidi untuk Bidan hingga Perawat

    Pemerintah Siapkan 30.000 Rumah Subsidi untuk Bidan hingga Perawat

    Pemerintah Siapkan 30.000 Rumah Subsidi untuk Bidan hingga Perawat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) akan mengalokasikan 30.000 unit
    rumah subsidi
    yang diperuntukkan untuk
    tenaga kesehatan
    di seluruh Indonesia.
    Menteri PKP
    Maruarar Sirait atau Ara menuturkan, rumah murah diberikan karena tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

    Tenaga kesehatan
    merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sehingga sudah sewajarnya mendapatkan akses hunian yang layak dan terjangkau,” ujar Ara dikutip dalam keterangannya, Sabtu (22/3/2025).
    Ara menuturkan, rencana rumah subsidi ini merupakan komitmen Presiden
    Prabowo Subianto
    guna memberikan dukungan kepada para tenaga kerja medis.
    “Ini sejarah dan terobosan pertama kali yang dilakukan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo untuk tenaga kesehatan,” kata dia.
    Adapun, kuota rumah subsidi untuk tenaga kesehatan tersebut terbagi dengan rincian:
    15.000 untuk perawat, 10.000 untuk bidan, dan 5.000 untuk tenaga kesehatan masyarakat.
    Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pemerintah akan menyediakan tanahnya dan membangun rumah tersebut.
    “Terobosan luar biasa sekali karena harus menyediakan tanah kurang lebih 3 juta meter persegi untuk 30 ribu nakes dan pembiayaan yang tidak sedikit,” tutur Budi.
    Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho menambahkan BP Tapera sebagai pengelola dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) siap mendukung program ini.
    Heru menjelaskan, syarat utama penerima manfaat adalah masuk dalam kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
    “Belum memiliki rumah, dan maksimal penghasilan sebesar Rp 6 juta per bulan untuk yang tidak kawin dan Rp 8 juta bagi yang berstatus kawin,” jelas Heru.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.