Kementrian Lembaga: Kemenkes

  • Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi dan Nataru 2026, Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 Desember 2025

    Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi dan Nataru 2026, Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi Nasional 1 Desember 2025

    Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi dan Nataru 2026, Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi
    Penulis

    KOMPAS.com

     – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) memperkuat sinergi dalam mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi dan peningkatan mobilitas masyarakat, serta kebutuhan pangan pada momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
    Hal itu disampaikan Mendagri saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat dan Daerah dalam Rangka Mengantisipasi Momentum Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026 di Sasana Bhakti Praja, Gedung C Lantai 3, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (1/12/2025).
    “Hari ini (kita membahas antisipasi) bencana alam dan antisipasi Nataru, dan ini semua memerlukan sinergi, kata-kata yang paling kunci adalah sinergi, tidak bisa kerja sendiri,” ujar Mendagri dalam rilis persnya.
    Ia menjelaskan bahwa dalam dua hingga tiga minggu terakhir telah terjadi beberapa bencana dengan dampak cukup besar di sejumlah wilayah.
    Peristiwa tersebut antara lain banjir bandang dan longsor di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, serta bencana dengan skala luas di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
    Mendagri menegaskan bahwa potensi bencana dapat muncul sewaktu-waktu sehingga seluruh pihak perlu meningkatkan kesiapsiagaan.
    “Untuk itu, ini bisa terjadi at any time, tiap saat,
    at any place
    , di mana saja,” tegasnya.
    Pada kesempatan itu, Mendagri juga menyoroti dinamika yang muncul setiap memasuki periode Nataru.
    Ia menjelaskan bahwa mobilitas masyarakat diperkirakan meningkat pada berbagai moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara, seiring meningkatnya perjalanan untuk perayaan hari besar, liburan, atau kunjungan keluarga.
    Kenaikan aktivitas ini, lanjutnya, juga berdampak pada meningkatnya kebutuhan pangan, sehingga daerah perlu memastikan kesiapan pasokan serta menjaga stabilitas harga.
    Aspek keamanan juga menjadi perhatian Mendagri, mulai dari potensi cuaca ekstrem di kawasan wisata hingga kepadatan di lokasi perayaan malam Tahun Baru. Ia meminta pemda melakukan langkah antisipasi secara komprehensif sehingga potensi risiko dapat diminimalkan.
    Untuk itu, Mendagri meminta kepala daerah segera melakukan koordinasi lanjutan di tingkat daerah, termasuk melalui rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta pemangku kepentingan terkait kebencanaan dan Nataru.
    Ia menekankan pentingnya pemetaan potensi kerawanan dan penyusunan rencana operasi secara terpadu.
    “Termasuk daerah membuat rencana operasi untuk menghadapi Natal Tahun Baru dengan berbagai multidimensi,” pungkas Mendagri.
    Sebagai informasi, selain dihadiri Mendagri dan kepala daerah rakor tersebut turut dihadiri secara langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin; Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani; dan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohammad Syafii.
    Lalu hadir pula Wakil Menteri Koordinator (Wamenko) Bidang Politik dan Keamanan (Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus, Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Imam Sugianto, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, serta perwakilan pejabat dari Kementerian/Lembaga dan BUMN terkait.
    Sementara itu, hadir secara virtual antara lain Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, serta pihak terkait lainnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banyuwangi Raih Penghargaan Kota Sehat dan STBM Madya dari Kemenkes RI

    Banyuwangi Raih Penghargaan Kota Sehat dan STBM Madya dari Kemenkes RI

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi kembali menorehkan prestasi nasional setelah dinobatkan sebagai salah satu kota sehat oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta. Banyuwangi menempati peringkat terbaik kedua dalam program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kategori Madya.

    Selain penghargaan STBM, Banyuwangi juga meraih Anugerah Kabupaten Sehat Swasti Saba kategori Padapa.

    Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ia mengapresiasi komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan kota sehat. Menurutnya, kepala daerah memiliki peran strategis dalam meningkatkan usia hidup sehat dan angka harapan hidup masyarakat Indonesia.

    “Ini bukan hanya tugas Kemenkes, tapi kesempatan bagi kepala daerah untuk ikut menjaga kesehatan 280 juta penduduk Indonesia,” ujar Menkes.

    Saat ini, rata-rata usia hidup sehat di Indonesia berada pada angka 60 tahun dan ditargetkan naik menjadi 65 tahun pada 2029. Sementara angka harapan hidup diharapkan meningkat dari 72 menjadi 75 tahun.

    “Strateginya adalah mendidik masyarakat untuk hidup sehat atau promotif, serta mencegah mereka dari penyakit, yaitu preventif,” jelasnya.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan bahwa Anugerah Swasti Saba menjadi instrumen untuk mengukur tingkat kesehatan sebuah kota berdasarkan pencapaian sembilan tatanan. Tatanan tersebut meliputi kehidupan masyarakat sehat mandiri, permukiman dan fasilitas umum, pendidikan, pasar rakyat, perkantoran-perindustrian, pariwisata sehat, transportasi dan tertib lalu lintas, perlindungan sosial, serta penanganan bencana.

    “Sembilan tatanan tersebut terus kami perkuat secara terintegrasi bersama berbagai OPD dan instansi vertikal untuk mewujudkan kota yang sehat, nyaman, dan aman,” kata Ipuk.

    Ia juga menegaskan bahwa penghargaan STBM merupakan bukti meningkatnya kesadaran masyarakat Banyuwangi dalam menjaga kesehatan lingkungan.

    “Ini adalah hasil kolaborasi semua pihak. Kesadaran ini perlu terus dijaga dan dikembangkan,” ucapnya.

    STBM mencakup verifikasi lapangan terhadap implementasi lima pilar, yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, serta pengelolaan limbah cair rumah tangga.

    Ipuk menegaskan bahwa penghargaan tersebut bersifat fluktuatif dan bisa berubah tiap tahun tergantung kualitas indikator penilaian. Karena itu, ia mengajak seluruh stakeholder dan masyarakat untuk terus menjaga kualitas lingkungan dan kesehatan.

    “Sebagaimana pesan pak menteri, mari mulai dari diri sendiri: menjaga pola makan, pola istirahat, gaya hidup, hingga olahraga. Semuanya berkontribusi mewujudkan kota sehat,” pungkasnya. [ayu/but]

  • Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi Hadapi Potensi Bencana dan Momentum Nataru 2025/2026

    Mendagri Minta Pemda Perkuat Sinergi Hadapi Potensi Bencana dan Momentum Nataru 2025/2026

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (Pemda) memperkuat sinergi dalam mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi dan peningkatan mobilitas masyarakat, serta kebutuhan pangan pada momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

    Pesan itu disampaikan Mendagri saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat dan Daerah dalam Rangka Mengantisipasi Momentum Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026 di Sasana Bhakti Praja, Gedung C Lantai 3, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (1/12/2025).

    “Hari ini [kita membahas antisipasi] bencana alam dan antisipasi Nataru, dan ini semua memerlukan sinergi, kata-kata yang paling kunci adalah sinergi, tidak bisa kerja sendiri,” ujar Mendagri.

    Mendagri menjelaskan bahwa dalam dua hingga tiga minggu terakhir telah terjadi beberapa bencana dengan dampak cukup besar di sejumlah wilayah. Peristiwa tersebut antara lain banjir bandang dan longsor di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, serta bencana dengan skala luas di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Perbesar

    Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat dan Daerah dalam Rangka Mengantisipasi Momentum Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026 di Sasana Bhakti Praja, Gedung C Lantai 3, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (1/12/2025)… Selengkapnya

    Mendagri menegaskan bahwa potensi bencana dapat muncul sewaktu-waktu sehingga seluruh pihak perlu meningkatkan kesiapsiagaan.

    “Untuk itu, ini bisa terjadi at any time, tiap saat, at any place, di mana saja,” tegasnya.

    Selain itu, Mendagri juga menyoroti dinamika yang muncul setiap memasuki periode Nataru. Ia menjelaskan bahwa mobilitas masyarakat diperkirakan meningkat pada berbagai moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara, seiring meningkatnya perjalanan untuk perayaan hari besar, liburan, atau kunjungan keluarga. Kenaikan aktivitas ini, lanjutnya, juga berdampak pada meningkatnya kebutuhan pangan, sehingga daerah perlu memastikan kesiapan pasokan serta menjaga stabilitas harga.

    Aspek keamanan juga menjadi perhatian, mulai dari potensi cuaca ekstrem di kawasan wisata hingga kepadatan di lokasi perayaan malam Tahun Baru. Mendagri meminta agar langkah antisipasi dilakukan secara komprehensif sehingga potensi risiko dapat diminimalkan.

    Perbesar

    Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat dan Daerah dalam Rangka Mengantisipasi Momentum Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026 di Sasana Bhakti Praja, Gedung C Lantai 3, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (1/12/2025)… Selengkapnya

    Untuk itu, Mendagri meminta kepala daerah segera melakukan koordinasi lanjutan di tingkat daerah, termasuk melalui rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta pemangku kepentingan terkait kebencanaan dan Nataru. Ia menekankan pentingnya pemetaan potensi kerawanan dan penyusunan rencana operasi secara terpadu.

    “Termasuk daerah membuat rencana operasi untuk menghadapi Natal Tahun Baru dengan berbagai multidimensi,” pungkas Mendagri.

    Rapat tersebut turut dihadiri secara langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin; Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani; Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohammad Syafii; Wakil Menteri Koordinator (Wamenko) Bidang Politik dan Keamanan (Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus; Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Imam Sugianto; Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani; serta perwakilan pejabat dari Kementerian/Lembaga dan BUMN terkait.

    Sementara itu, hadir secara virtual antara lain Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana; Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi; Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati; serta pihak terkait lainnya.

     

    (*)

  • Video: Kemenkes Siapkan 2.701 Pos Kesehatan di Momen Libur Nataru 2025

    Video: Kemenkes Siapkan 2.701 Pos Kesehatan di Momen Libur Nataru 2025

    Video: Kemenkes Siapkan 2.701 Pos Kesehatan di Momen Libur Nataru 2025

  • Psikolog Sebut Kebanyakan Scroll Medsos Bisa Bikin ‘Popcorn Brain’, Apa Itu?

    Psikolog Sebut Kebanyakan Scroll Medsos Bisa Bikin ‘Popcorn Brain’, Apa Itu?

    Jakarta

    Terlalu banyak menggulir atau ‘scroll’ media sosial dan menonton konten singkat bisa berdampak besar. Bukan hanya membuat kecanduan terhadap ponsel, tetapi juga bisa mengubah cara kerja otak.

    Fenomena ini dikenal sebagai ‘popcorn brain’ atau ‘otak popcorn’. Itu merupakan kondisi saat otak terus-menerus mencari rangsangan cepat akibat konsumsi digital yang berlebihan.

    Istilah ini pertama kali dicetuskan peneliti di University of Washington iSchool, David Levy, pada 2011. Ia menggambarkan popcorn brain sebagai keadaan saat seseorang terlalu larut dalam multitasking elektronik, sehingga kehidupan aslinya yang lebih lambat terasa kurang menarik.

    Psikolog Danielle Haig menjelaskan kondisi ini dipicu oleh sistem penghargaan dopamin di otak.

    “Platform daring dan media sosial memakai algoritma yang memberi kita aliran informasi, notifikasi, dan hiburan tanpa henti, disesuaikan dengan minat dan perilaku kita,” jelasnya yang dikutip dari Unilad.

    Menurutnya, stimulasi yang berlebihan mengaktifkan jalur dopamin yang terkait dengan rasa senang dan hal-hal baru.

    “Bukan berarti otak rusak, melainkan jalur sarafnya sedang dialihkan untuk memenuhi tuntutan multitasking dan pemrosesan informasi yang cepat,” sambung Haig.

    Dampak pada Kehidupan Sehari-hari

    Psikolog klinis kesehatan Jennifer Wolkin, PhD, mengatakan bahwa otak popcorn bisa memicu beragam gangguan kognitif, seperti:

    Pikiran yang lari ke mana-mana.Merasa cepat bosan.Sering memotong atau berganti topik saat berbicara.Mudah terdistraksi.Susah menyelesaikan tugas.Kelelahan mental.Merasa kewalahan.

    Dari temuan terbaru semakin memperkuat kekhawatiran itu. Dalam analisis yang melibatkan 98.299 partisipan dari 71 studi lintas platform media sosial, para peneliti menyoroti dampak konsumsi konten video pendek atau short-form video.

    “Video berdurasi pendek yang dipopulerkan TikTok telah mengubah perilaku pengguna. Meski awalnya untuk hiburan, video pendek kini dipakai dalam pendidikan, politik, dan pemasaran,” tulis tim peneliti.

    “Namun, desain gulir tanpa akhir memicu kekhawatiran soal kecanduan dan dampak kesehatan,” lanjutnya.

    Hasilnya, konsumsi video pendek yang lebih tinggi dengan penurunan kemampuan fokus, baik pada kelompok muda maupun lansia. Penggunaan berlebihan juga dikaitkan dengan kesehatan mental yang menurun, seperti depresi kecemasan, stres, dan kesepian.

    Kenapa Disebut ‘Popcorn Brain’?

    Istilah ini menggambarkan pikiran yang meletup-letup, seperti biji jagung di microwave. Melompat dari satu pikiran ke pikiran lain tanpa arah.

    Stimulasi berlebihan dari aktivitas digital membuat otak bekerja terlalu cepat, sehingga sulit untuk mempertahankan fokus yang mendalam.

    Bagaimana Mengatasinya?

    Para ahli menganjurkan pengaturan waktu layar atau screen time yang lebih sehat, seperti membatasi durasi online, rutin beristirahat, dan menghindari kebiasaan mengecek ponsel tanpa tujuan.

    Teknik mindfulness, misalnya meditasi, juga dinilai efektif untuk menenangkan sistem saraf dan membantu otak kembali fokus. Selain itu ada metode Podomoro untuk membantu memberi struktur.

    Misalnya bekerja fokus 25 menit, istirahat 5 menit, lalu mengambil jeda lebih panjang sekitar 15-30 menit setelah empat siklus.

    Psychology Today menambahkan bahwa menerapkan ritual dan rutinitas harian dapat sekaligus membantu mencegah kebiasaan digital yang tidak sehat, sekaligus memfokuskan pikiran untuk bekerja lebih produktif.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Menkes Imbau Sopir Bus Cek Kesehatan Jelang Libur Nataru 2025”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Kemenkes Ungkap Situasi HIV di RI 2025, Masih Banyak Pengidap Tak Berobat

    Kemenkes Ungkap Situasi HIV di RI 2025, Masih Banyak Pengidap Tak Berobat

    Jakarta

    Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Ketua Tim Kerja HIV-AIDS Kementerian Kesehatan RI, dr Tiersa Vera Junita, M Epid, mengatakan pada 2025, diperkirakan terdapat 564.000 Orang dengan HIV (ODIHV). Namun, baru 68 persen atau sekitar 385.000 orang yang mengetahui status HIV.

    Dari kelompok yang mengetahui statusnya, baru sekitar 260.000 pasien yang sudah mengakses pengobatan antiretroviral (ARV). Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan besar, karena masih ada sekitar 37 persen pengidap yang sudah mengetahui statusnya tetapi belum masuk ke pengobatan.

    “Kemudian dari ODIHV dalam pengobatan, ada 56 persen atau lebih kurang 155.000 ODIHV yang hasil pemeriksaan viral load-nya tersupresi,” ucapnya dalam acara Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) Tahun 2025, Senin (1/12/2025).

    “Jadi memang ODIHV yang sudah dalam pengobatan pun, baru sekitar 60 persen yang melakukan pemeriksaan viral load,” lanjutnya.

    Meski demikian, dr Tiersa mengatakan rendahnya cakupan pemeriksaan viral load dan masih terbatasnya jumlah pengidap yang memulai terapi menunjukkan masih banyak celah atau gap yang harus diperbaiki. Gambaran ini menunjukkan bahwa HIV masih menjadi catatan penting dalam kesehatan masyarakat Indonesia.

    Pasien takut berobat karena stigma

    Di sisi lain, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, menegaskan tantangan lain yang tak kalah besar dalam penanganan HIV adalah persoalan stigma. Menurutnya, stigma masih menjadi hambatan utama dalam proses pengobatan maupun evaluasi pasien HIV.

    Wamenkes menjelaskan stigma yang berkembang di masyarakat membuat banyak orang enggan melakukan tes, takut datang ke rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan, serta khawatir status mereka diketahui orang lain, termasuk di lingkungan kerja.

    Rasa takut inilah yang pada akhirnya menghalangi pengidap HIV untuk mendapatkan diagnosis dini maupun pengobatan yang seharusnya mereka terima.

    “Stigma menjadi salah satu disrupsi yang berkembang di masyarakat,” ucapnya dalam acara yang sama.

    Karenanya, Wamenkes menekankan stigma harus diluruskan dan diubah, karena persepsi yang salah di masyarakat dapat berdampak langsung pada keberhasilan program penanggulangan HIV.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)

  • Jember Raih 5 Penghargaan dalam Seminggu, Gus Fawait Tekankan Kerja Sama

    Jember Raih 5 Penghargaan dalam Seminggu, Gus Fawait Tekankan Kerja Sama

    Jakarta

    Bupati Jember Muhammad Fawait (Gus Fawait) mengapresiasi pihaknya yang menorehkan capaian luar biasa pada penghujung November 2025.

    Dalam kurun 25-29 November, Pemkab Jember berhasil meraih lima penghargaan nasional dan regional sekaligus. Menanggapi capaian lima penghargaan dalam lima hari, Gus Fawait menegaskan penghargaan tersebut merupakan hasil kerja bersama seluruh elemen masyarakat.

    “Ini bukan semata capaian pemerintah daerah, tetapi buah kerja kolektif warga Jember-mulai dari pendidik agama, kader kesehatan, pelaku koperasi, hingga aparat desa. Kami akan terus menjaga ritme pembangunan yang inklusif, transparan, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat,” ujar Gus Fawait, dalam keterangan tertulis, Minggu (30/11/2025).

    Ia menekankan prestasi ini menjadi dorongan bagi Jember untuk memperkuat tata kelola dan memastikan program-program strategis memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Lima penghargaan dalam sepekan ini mengukuhkan Jember sebagai salah satu daerah dengan kinerja pemerintahan paling adaptif dan progresif di Indonesia sepanjang tahun 2025.

    Prestasi beruntun ini menempatkan Jember sebagai salah satu daerah dengan akselerasi pembangunan dan tata kelola publik paling progresif sepanjang tahun. Berikut rangkaian penghargaan yang diterima:

    1. detikcom Awards 2025-25 November 2025

    Penghargaan ini merupakan pengakuan atas keberhasilan program Insentif Guru Ngaji & Pengajar Agama Lintas Agama, yang menjangkau 22.000 pendidik keagamaan dari berbagai agama dengan skema inklusif dan penyaluran transparan melalui transfer langsung. Program ini dinilai sebagai model nasional yang efektif memperkuat kesejahteraan dan harmoni lintas agama.

    2. Surya Award 2025-27 November 2025

    3. Forikan Jatim Award 2025-27 November 2025

    Pada hari yang sama, Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Jember yang dipimpin Ning Ghyta Eka Puspita turut meraih penghargaan sebagai Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Teraktif dalam Penyajian Data Stunting.

    Jember dianggap berhasil mengolaborasikan gerakan konsumsi ikan dengan validasi data yang membantu percepatan penurunan stunting di tingkat kabupaten.

    4. STBM Award Pratama-28 November 2025

    Keesokan harinya, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menganugerahkan STBM Award Pratama Peringkat 1 Nasional kepada Kabupaten Jember dalam acara di Auditorium Siwabessy, Jakarta.

    Capaian ini dipicu keberhasilan Jember mencapai 100% Desa ODF (Open Defecation Free), mengembangkan wirausaha sanitasi, serta memperkuat pembiayaan sanitasi inklusif melalui kolaborasi dengan lembaga keuangan mikro.

    5. KI Award Jatim 2025-29 November 2025

    Menutup deretan prestasi pekan ini, Jember kembali meraih predikat Kabupaten Informatif dengan skor 98,11 pada KI (Keterbukaan Informasi) Award Jatim 2025 di Bojonegoro.

    Predikat ini menegaskan konsistensi Jember dalam transparansi publik dan inovasi layanan informasi. Dua desa turut mendapat apresiasi: Desa Sidomukti (Menuju Informatif) dan Desa Sidomulyo (Informatif).

    (prf/ega)

  • Auto Smart! 10 Kebiasaan Ini Diam-diam Bikin Otak Lebih Sehat dan Pintar

    Auto Smart! 10 Kebiasaan Ini Diam-diam Bikin Otak Lebih Sehat dan Pintar

    Jakarta

    Banyak orang mengira menjadi pintar harus lewat cara sulit dan melelahkan. Padahal, sejumlah kebiasaan sederhana yang dilakukan sehari-hari juga bisa membantu menjaga kesehatan otak sekaligus meningkatkan kemampuan berpikir.

    Dikutip dari Times of India, ahli bedah saraf lulusan AIIMS, dr Arun L Naik membagikan 10 kebiasaan yang jika dilakukan secara konsisten dapat meningkatkan fungsi kognitif.

    “Otak berkembang pesat karena pengulangan. Ketika Anda melakukan suatu tugas berulang kali, neuron Anda akan aktif dalam pola yang sama berulang-ulang,” kata dr Arun.

    “Neuron yang aktif bersama-sama, akan terhubung bersama,” sambungnya.

    Berikut sederet kebiasaan yang jika dilakukan secara konsisten dapat membuat otak lebih pintar.

    1. Waktu Tidur dan Bangun Konsisten

    Menurut dr Arun, tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari mengatur ritme sirkadian, dan meningkatkan daya ingat serta konsolidasi.

    Peneltian menunjukkan, orang dewasa yang memiliki ritme tidur-bangun dan aktivitas sirkadian yang lebih konsisten dikaitkan dengan memori asosiatif yang lebih baik.

    2. Membaca 20-30 Menit

    Membaca setidaknya 20 hingga 30 menit setiap hari dapat membantu membangun fokus, pemahaman, dan kosa kata baru yang berdampak pada otak yang lebih cerdas.

    Membaca mengaktifkan beberapa area otak, yakni bahasa, pemrosesan visual, dan pemahaman dan seorong waktu dapat meningkatkan kinerja kognitif.

    3. Jalan Pagi atau Olahraga

    Aktivitas fisik seperti jalan kaki atau olahraga dapat meningkatkan faktor neurotropik yang diturunkan dari otak. Menurut dr Arun, olahraga atau jalan pagi juga dapat meningkatkan fungsi eksekutif.

    4. Menjaga Cairan Tubuh

    Menjaga tubuh tetap terhidrasi dapat membantu kesehatan otak. Menurut dr Arun, minum banyak cairan setiap 2 hingga 3 jam dapat menjaga neurotransmisi.

    Sebuah riset yang diterbitkan dalam British Journal of Nutrition menemukan bahwa dehidrasi ringan sekalipun dapat mengganggu fokus dan ingatan jangka pendek.

    5. Meditasi

    Orang yang melakukan meditasi di waktu tertentu dapat meningkatkan pengaturan emosi, memori kerja, dan rentang perhatian. Studi PMC menemukan bahwa meditasi secara signifikan meningkatkan pemrosesan visuo-spasial, memori kerja, dan fungsi eksekutif.

    Menulis jurnal atau journaling sebelum tidur menurut dr Arun dapat memperkuat refleksi, perencanaan, dan kejernihan emosi.

    7. Mengurangi Multitasking

    dr Arun mengatakan menghindari atau mengurangi multitasking justru memperkuat tugas tuggal dan jaringan fokus saraf.

    Penelitian juga menunjukkan bahwa seringnya berpindah tugas tidak hanya mengurangi kinerja, tetapi seiring waktu dapat merusak sistem saraf yang terlibat dalam konsentrasi, pengkodean memori, dan kontrol eksekutif.

    8. Membuat Daftar Tugas Harian

    Membuat daftar rencana harian setiap pagi dapat mendukung pengambilan keputusan dan mengurangi beban mental.

    Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan bahwa perencanaan dan pembelajaran strategi mengurangi beban kerja mental, khususnya pada orang dengan kapasitas memori kerja yang lebih tinggi.

    9. Belajar Satu Hal Setiap Hari

    Mempelajari satu hal baru setiap hari, sepeti kata baru, fakta, atau keterampilan dapat menjaga hipokampus tetap aktif dan menunda penurunan kognitif.

    10. Diet atau Menjaga Pola Makan

    Menjaga pola makan atau diet yang konsisten dengan memilih makanan sehat bagi otak dapat mengurangi peradangan dan mengoptimalkan kognisi dalam jangka panjang.

    Sebuah studi tahun 2024 menemukan bahwa individu dengan pola makan yang berpotensi memicu peradangan tinggi, seperti daging olahan, makanan yang digoreng, memiliki risiko penurunan kognitif yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang pola makannya kurang memicu peradangan.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Cerita Menkes Pilih-pilih Olahraga Ternyaman, Renang hingga Lari”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Kemenkes Kirim Obat-Nakes Bantu Korban Banjir-Longsor Aceh, Sumut, Sumbar

    Kemenkes Kirim Obat-Nakes Bantu Korban Banjir-Longsor Aceh, Sumut, Sumbar

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memperkuat respons kesehatan akibat cuaca ekstrem yang memicu banjir, banjir bandang, angin puting beliung, dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Bencana alam yang terjadi pada 19-25 November tersebut berdampak pada puluhan ribu penduduk, mengganggu akses komunikasi, dan menghambat layanan kesehatan di sejumlah fasilitas.

    Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha, memastikan seluruh kebutuhan logistik prioritas telah dikirimkan dan siap ditambah sesuai kondisi di lapangan.

    “Logistik yang disediakan mencakup obat-obatan, pangan tambahan untuk balita dan ibu hamil, serta oxygen concentrator. Semua sudah kami kirimkan,” kata Kunta, dikutip dari lama Kemenkes RI, Sabtu (29/11/2025).

    Selain pengiriman logistik, Kemenkes juga berkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota untuk menjamin keberlangsungan pelayanan kesehatan di posko pengungsian, fasilitas kesehatan, serta layanan mobile.

    Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Bayu Teja, menjelaskan bahwa sejak awal kejadian Kemenkes telah mengaktifkan langkah-langkah tanggap cepat guna memastikan kebutuhan medis masyarakat terpenuhi.

    “Bersama dinas kesehatan provinsi dan kabupaten, kami melakukan rapid health assessment untuk memetakan kebutuhan, memberikan layanan di posko pengungsian, serta mengoperasikan layanan kesehatan mobile di wilayah terdampak,” terang Bayu.

    Bayu menambahkan bahwa seluruh puskesmas dan rumah sakit telah disiagakan untuk melayani warga terdampak, didukung pengiriman obat-obatan dan bahan medis habis pakai.

    Respons Kemenkes turut diperkuat dengan penyaluran pangan tambahan bagi balita dan ibu hamil guna mencegah risiko gizi buruk selama masa tanggap darurat. Dukungan tenaga kesehatan juga ditingkatkan melalui mobilisasi tenaga cadangan kesehatan, dokter, perawat, tenaga kesehatan lingkungan, dan epidemiolog untuk membantu dinas kesehatan setempat.

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan seluruh dinas kesehatan agar pelayanan kesehatan tetap berjalan dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Menkes Pastikan Korban Longsor dan Banjir Sumut Dapat Layanan Kesehatan “
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Fahira Idris DPD Dorong Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya Atasi Banjir di Sumatera: Keselamatan Warga yang Utama

    Fahira Idris DPD Dorong Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya Atasi Banjir di Sumatera: Keselamatan Warga yang Utama

    Saat ini dan ke depan, lanjut Fahira Idris ada sejumlah langkah mendesak yang perlu dilakukan pemerintah dan para pemangku kepentingan di semua level. Pertama, memperkuat koordinasi pusat–daerah sebagai satu komando penanganan bencana. Melihat besarnya dampak bencana yang simultan di tiga provinsi, koordinasi terpadu mutlak diperlukan. BNPB sudah mengaktifkan langkah ini, namun perlu dipastikan bahwa perintah, data, dan distribusi logistik berjalan cepat dan satu jalur.

    Kedua, mengaktifkan jalur transportasi alternatif untuk akses bantuan. Karena banyak jalan darat terputus, operasi udara baik helikopter maupun pesawat kargo, harus dimaksimalkan. Bantuan harus bergerak ke titik-titik pengungsian.

    Ketiga, memastikan layanan dasar tetap berfungsi. Walau, Kemenkes telah mengaktifkan puskesmas dan RS di wilayah terdampak, namun perlu dukungan tambahan antara lain berupa tim medis rotasi 24 jam, suplai obat-obatan penyakit banjir, penyediaan air bersih mobile, dan fasilitas sanitasi sementara.

    Keempat, memulihkan telekomunikasi dengan teknologi darurat agar upaya penangan cepat dan tepat. Dengan banyaknya site telekomunikasi lumpuh di Aceh dan Sumut, komunikasi darurat harus dipulihkan, antara lain melalui satelit multifungsi negara, konsolidasi operator satelit swasta, routing jaringan sementara dan genset darurat yang segera dimobilisasi ke titik-titik kritis.

    Kelima, penanganan pascabencana. Pemulihan tentunya tidak hanya infrastruktur. Untuk itu, Pemerintah perlu membuka akses jalan yang terputus secepat mungkin, melakukan pendataan kerusakan rumah dan fasilitas umum, memberikan bantuan stimulan untuk keluarga terdampak, dan melakukan rehabilitasi daerah rawan longsor dan banjir.

    “Bencana di Sumatera ini juga harus menjadi momentum untuk memperkuat tata ruang berbasis mitigasi risiko, memperbaiki DAS, membersihkan sedimentasi sungai, hingga menata kawasan rawan longsor dan banjir,” pungkas Fahira Idris yang juga relawan penanggulan bencana ini.