Kementrian Lembaga: Kemenhub

  • Pengusaha Akui Daya Beli Masyarakat Lebaran Tahun Ini Kian Susut

    Pengusaha Akui Daya Beli Masyarakat Lebaran Tahun Ini Kian Susut

    Jakarta

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W. Kamdani, mengatakan daya beli masyarakat saat Lebaran 2025 ini terpantau lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Menurutnya, hal ini sudah tercermin dari jumlah pemudik tahun ini yang lebih sedikit. Akibatnya pertumbuhan ekonomi di luar Jakarta atau wilayah destinasi mudik juga turut melambat.

    “Jadi memang kan tahun ini berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan kan memang ada penurunan dari yang mudik juga gitu. Jadi dengan sendirinya memang ada penurunan dari momentum Lebaran yang biasanya selalu ada peningkatan,” kata Shinta saat ditemui wartawan di rumah dinas Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Selasa (1/4/2025).

    “Mungkin Lebaran tahun ini tetap ada peningkatan, tapi tidak sebesar seperti biasanya gitu. Jadi kalau dibandingkan tahun lalu memang lebih rendah,” lanjutnya lagi.

    Meski begitu, ia mengatakan sejumlah sektor usaha tetap mengalami peningkatan walau tidak sebesar periode-periode tahun sebelumnya. Semisal sektor transportasi, perhotelan, hingga makan dan minuman alias F&B.

    “Jadi kalau kita lihat sektor-sektor juga tetap yang terdampak seperti transportasi, makanan dan minuman, restoran semua itu kan tetap ada, walaupun tidak sebesar seperti biasanya,” jelas Shinta.

    Namun demikian, Shinta berpendapat penurunan daya beli masyarakat tidak hanya terjadi di Indonesia, namun di berbagai negara lain di seluruh dunia.

    “Memang kan kondisi sedang juga tidak cuma domestik, tapi secara global juga kurang begitu baik gitu. Jadi pasti adalah dampak juga dengan situasi dan kondisi di Indonesia gitu,” imbuhnya.

    Karenanya Shinta turut mengapresiasi pemerintah yang sudah memberikan berbagai insentif kepada para pengusaha sebagai upaya menjaga daya saing usaha yang akhirnya juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

    “Seperti seperti kita tahu pesawat juga ada pemotongan harga tiket pesawat. Kemudian diskon retail-retail. Kita kemarin baru buka untuk diskon-diskon di retail-retail ya. Jadi itu terus digenjot lah,” paparnya.

    “Jadi walaupun mungkin tidak sekuat seperti biasa, tapi kita tetap itu tetap dilakukan gitu untuk meningkatkan lebih banyak lagi peningkatan daripada promosi dan penjualan,” pungkas Shinta.

    (igo/eds)

  • Ketua Komisi III DPR: Mudik Lebaran 2025 Paling Lancar sejak 2000

    Ketua Komisi III DPR: Mudik Lebaran 2025 Paling Lancar sejak 2000

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi III DPR menyatakan arus mudik Lebaran 2025 menjadi salah satu yang paling lancar sejak tahun 2000. Kelancaran ini tidak hanya terjadi di Pelabuhan Merak, tetapi juga di wilayah Banten dan seluruh Indonesia.

    Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Habiburokhman menegaskan hal tersebut di Jakarta, Selasa (1/4/2025). “Kita menjadi saksi ini adalah salah satu pengaturan mudik yang terlancar sejak tahun 2000,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

    Habiburokhman berharap arus mudik Lebaran 2025 dapat terus berjalan lancar hingga hari-hari berikutnya. Menurutnya, kelancaran arus mudik kali ini tidak terlepas dari kerja keras dan koordinasi berbagai pihak, seperti Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, jajaran kepolisian di daerah, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT ASDP Indonesia Ferry, serta kementerian dan lembaga terkait lainnya.

    Sinergi antara berbagai instansi tersebut memastikan pengaturan lalu lintas yang optimal, kesiapan infrastruktur, serta pelayanan yang lebih baik bagi para pemudik. Habiburokhman juga menilai peningkatan kualitas layanan mudik tahun ini mencerminkan perbaikan dalam strategi pengelolaan transportasi dan kesiapan aparat di lapangan.

    Penerapan rekayasa lalu lintas, pemantauan arus kendaraan secara real time, dan kesiagaan petugas di lokasi-lokasi krusial telah berkontribusi besar dalam menjaga kelancaran perjalanan masyarakat. Dengan arus balik yang masih berlangsung beberapa hari ke depan, ia berharap sinergi yang ada terus berjalan optimal agar seluruh pemudik dapat kembali ke tempat asal dengan aman dan nyaman.

    “DPR juga mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan yang telah bekerja keras dalam mengawal perjalanan mudik Lebaran 2025,” tambah Habiburokhman.

  • Bos Apindo Akui Perekonomian Lebaran 2025 Tak ‘Semeriah’ Biasanya, Ini Alasannya

    Bos Apindo Akui Perekonomian Lebaran 2025 Tak ‘Semeriah’ Biasanya, Ini Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengakui bahwa perekonomian masyarakat saat momentum Idulfitri 2025 tidak sebesar saat Idulfitri tahun-tahun sebelumnya. 

    Menurut Shinta, kondisi itu sejalan dengan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menunjukkan bahwa jumlah pemudik tahun ini juga turun. 

    “Jadi dengan sendirinya ada penurunan dari momentum Lebaran yang biasanya selalu ada peningkatan. Mungkin lebaran tahun ini tetap ada peningkatan, tetapi tidak sebesar seperti biasanya,” ujarnya kepada wartawan pada sela-sela acara gelar griya Idulfitri 2025 di rumah dinas Menteri Investasi dan Hilirisasi, Jakarta, Selasa (1/4/2025). 

    Kendati geliat perekonomian Lebaran tidak sebesar biasanya, Shinta menilai momentum perputaran uang selama libur Idulfitri tetap ada. Utamanya pada sektor transportasi, makanan dan minuma serta restoran. 

    Shinta juga memandang bahwa perekonomian domestik saat Idulfitri tahun ini juga tidak sebesar biasanya karena adanya faktor global. 

    CEO Sintesa Group itu juga menggarisbawahi upaya pemerintah dalam memberikan insentif berupa diskon untuk tiket pesawat maupun retail. 

    “Itu terus digenjot, jadi walaupun mungkin tidak sekuat seperti biasa itu tetap dilakukan untuk meningkatkan lebih banyak lagi peningkatan dari pada promosi,” ucapnya. 

    Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang menyebut perputaran uang selama libur Idulfitri 1446 Hijriah iprediksi menurun seiring dengan jumlah pemudik yang turun.

    Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) maupun akademisi, jumlah pemudik Lebaran 2025 diprediksi sebanyak 146,48 juta orang atau 52% persen dari penduduk Indonesia. 

    Jumlah itu turun sebesar 24% persen dibandingkan 2024 lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

    Sarman lalu mencatat, apabila tahun lalu asumsi perputaran uang selama Idulfitri 2024 mencapai Rp157,3 triliun,maka asumsi perputaran uang libur Idulfitri tahun ini diprediksi mencapai Rp137,9 triliun. 

    Sarman menjelaskan, prediksi tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini sejumlah 146,48 juta orang atau setara dengan 36,26 juta keluarga dengan asumsi per keluarga 4 orang. Apabila rata-rata keluarga membawa uang sebesar  Rp3,75 juta, maka potensi perputaran uang diprediksi sebesar Rp137,9 triliun.

    “Jumlah ini masih berpotensi naik, angka rata-rata per keluarga diambil angka yang minimal dan moderat. Jika per keluarga membawa rata-rata Rp4 juta maka potensi perputaran bisa mencapai Rp145 triliun,sehingga potensi perputaran di kisaran Rp137 triliun-Rp145 triliun,” terangnya dalam keterangan tertulis. 

    Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto membantah prediksi adanya penurunan geliat ekonomi pada Lebaran 2025 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, menurutnya pemerintah telah menggelontorkan berbagai program maupun bansos untuk menggerakkan ekonomi dan daya beli masyarakat. 

    Airlangga menilai geliat ekonomi pada Lebaran tahun sebelumnya turut didongkrak oleh Pilpres dan Pileg. Untuk itu, dia memprediksi pergerakan ekonomi Lebaran tahun ini cenderung moderat, bukan turun. 

    “Lebaran tahun sebelumnya ada Pilpres dan Pileg, jadi beda. Moderat,” katanya kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/3/2025). 

  • Ketua Komisi III DPR sebut mudik 2025 paling lancar

    Ketua Komisi III DPR sebut mudik 2025 paling lancar

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Habiburokhman menyebutkan bahwa arus mudik tahun 2025 menjadi salah satu yang paling lancar sejak tahun 2000.

    Ia mengungkapkan bahwa kelancaran tidak hanya terjadi di Pelabuhan Merak, tetapi juga di wilayah Banten dan seluruh Indonesia.

    “Kita menjadi saksi bahwa ini salah satu pengaturan mudik terlancar sejak tahun 2000. Bukan hanya di Merak, tapi di Banten, bahkan seluruh Indonesia mudik tahun ini lancar,” kata Habiburokhman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

    Maka dari itu, Ketua Komisi DPR yang membidangi hukum, hak asasi manusia (HAM), dan keamanan tersebut berharap arus mudik akan terus berjalan lancar juga sampai besok dan seterusnya.

    Menurutnya, kelancaran arus mudik kali ini tidak terlepas dari kerja keras dan koordinasi berbagai pihak, terutama Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, jajaran kepolisian di berbagai daerah, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT ASDP Indonesia Ferry, serta kementerian dan lembaga terkait lainnya.

    Sinergi antara berbagai instansi tersebut, kata dia, memastikan pengaturan lalu lintas yang optimal, kesiapan infrastruktur, serta pelayanan yang lebih baik bagi para pemudik.

    Selain itu, Habiburokhman menilai meningkatnya kualitas layanan mudik tahun ini juga mencerminkan perbaikan dalam strategi pengelolaan transportasi dan kesiapan aparat di lapangan.

    Disebutkan bahwa penerapan rekayasa lalu lintas, pemantauan arus kendaraan secara real-time, serta kesiagaan petugas di berbagai titik krusial telah berkontribusi besar dalam menjaga kelancaran perjalanan masyarakat.

    Dengan masih berlangsungnya arus balik dalam beberapa hari ke depan, dia berharap sinergi yang ada terus berjalan optimal agar seluruh pemudik dapat kembali ke tempat asal dengan aman dan nyaman.

    “DPR RI juga mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan yang telah bekerja keras dalam mengawal perjalanan mudik tahun ini,” tuturnya.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Angka Pemudik Lebaran 2025 Turun, Rano Karno Singgung Faktor Ekonomi

    Angka Pemudik Lebaran 2025 Turun, Rano Karno Singgung Faktor Ekonomi

    PIKIRAN RAKYAT – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengakui adanya penurunan jumlah pemudik pada Lebaran 2025. Rano menyinggung soal volume kendaraan yang berkurang selama arus balik lebaran.

    Menurut Rano, penyebab penurunan jumlah pemudik itu bisa disebabkan karena banyak faktor. Meski belum mengetahui pasti penyebabnya, tetapi Rano menyinggung terkait faktor ekonomi.

    “Memang transportasi menurun, artinya mengindikasikan barangkali gak banyak yang pulang kampung. Pertanyaannya kenapa? Mungkin saja karena ekonomi atau memang mereka ingin lebaran di Jakarta saja, banyak faktor,” kata Rano Karno saat ditemui di Warung Bang Doel di Jakarta Selatan, Selasa, 1 April 2025.

    Di sisi lain Rano menyebut bersyukur kalau adanya penurunan jumlah pemudik tahun ini. “Nah itu juga membuat kita juga menjadi bersyukur, kecelakaan berkurang,” katanya.

    Meski demikian Pemprov DKI berupaya memfasilitasi masyarakat untuk mudik. Misalnya dengan menyediakan angkutan mudik gratis dengan menambah jumlah kuota bagi masyarakat.

    “Mudik gratis itu kita kirim hampir 650 bus dari 22 ribu kita bisa mengirimkan 26 ribu. Malah meningkat yang kita berikan fasilitas, itu pulang-pergi ya. Pulang ke kampung dan balik lagi ke Jakarta,” katanya.

    Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan mencapai 146,48 juta orang atau sekira 52 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini mengalami penurunan sebesar 24,34 persen dibandingkan Lebaran 2024.

    Adapun pada mudik tahun lalu tercatat jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Skema Polisi Hadapi Arus Balik Lebaran 2025 – Page 3

    Skema Polisi Hadapi Arus Balik Lebaran 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta- Korlantas Polri bersama Jasa Marga, Jasa Raharja, dan Kementerian Perhubungan kini mempersiapkan beragam skenario untuk menghadapi arus balik lebaran Idul Fitri 1446 H guna memastikan kelancaran arus lalu lintas.

    “Karena arus mudik sudah kita lewati tentunya kami akan mempersiapkan cara-cara atau strategi skenario arus balik yang kemarin kami sudah rapat dengan Pak menteri perhubungan, Jasamarga termasuk juga Jasaraharja,” kata Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho dalam keterangannya, Selasa (1/4/2025).

    Agus menerangkan, pihaknya menyiapkan beberapa strategi untuk arus balik lebaran yang dijadwalkan pada 3 April 2025 mendatang. Proses ini akan berlangsung dalam beberapa tahap.

    Dia membeberkan, skema arus balik yang bakal diterapkan diantaranya One Way Lokal dari Km 188 ke Km 70. Kemudian, One Way diperpanjang sampai Pejagan atau KM 188. Dengan catatan bila mana arus dari Jawa Timur padat. Lalu, memberlakukan One Way Lokal di Jawa Tengah jika Km 414 terpantau padat. Itu berlaku pada 4 April 2025 hingga 5 April 2025.

    “Tahap pertama dari Kilometer 188 ke 70. Selanjutnya manakala ada bangkitan arus balik dari arah Jawa timur akan kami perpanjang pada 4 April 2025. Kemudian perpanjang lagi one way lokal. Tahap dua dari Pejagan sampai ke 188. Tahapan itulah nanti diharapkan bisa menarik arus yang dari timur khususnya dari pejagan dan lain sebagainya. Apabila di kilometer 414 manakala ada Bangkitan nanti Jawa Tengah juga akan one way lokal pada 4 April 2025 termasuk nanti 5 April 2025,” ujar dia.

    Agus mengatakan, One Way Nasional sendiri akan dimulai pada 6 April 2025. Kapolri, Menteri Perhubungan, dan perwakilan dari Jasa Marga bakal flag off dari Kalikangkung.

    “Sementara demikian,” ujar dia.

  • Mudik Lebaran 2025 Anjlok! Daya Beli Merosot, PHK Massal Biang Kerok?

    Mudik Lebaran 2025 Anjlok! Daya Beli Merosot, PHK Massal Biang Kerok?

    PIKIRAN RAKYAT – Tradisi mudik Lebaran tahun ini mengalami penurunan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan mencapai 146,48 juta orang, atau sekitar 52 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini mengalami penurunan sebesar 24,34 persen dibandingkan Lebaran 2024, yang tercatat mencapai 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, membenarkan bahwa terjadi penurunan potensi pergerakan masyarakat selama mudik tahun ini.

    “Benar, besaran potensi pergerakan masyarakat saat mudik lebaran tahun ini (2025) mengalami penurunan dibanding tahun lalu,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, Sabtu 22 Maret 2025.

    Namun, pihaknya tidak mengungkapkan penyebab utama penurunan tersebut, mengingat aspek tersebut tidak menjadi fokus dalam penelitian yang dilakukan pada Februari lalu. Selain itu, keputusan masyarakat untuk mudik juga bisa berubah bergantung pada situasi dan kondisi yang berkembang.

    Data dari Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (Siasati) mencatat bahwa hingga H-3 Lebaran, jumlah pergerakan penumpang dari lima moda transportasi umum mencapai 6,75 juta orang. Jumlah ini turun 4,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan paling tajam terjadi pada moda bus antarkota antarprovinsi (AKAP) sebesar 10,2 persen, diikuti moda pesawat yang turun 6,8 persen, dan kapal laut 4,8 persen.

    Faktor Ekonomi Berperan dalam Penurunan Jumlah Pemudik

    Penumpang menunggu keberangkatan di Terminal Cicaheum, Bandung, Minggu (23/3/2025). Terminal Cicaheum menyediakan  sebanyak 165 armada bus yang terdiri dari 106 unit bus AKAP serta serta 59 bus AKDP pada arus mudik lebaran 2025.

    Direktur Kebijakan Publik dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Media Wahyudi Askar, mengungkapkan bahwa lesunya daya beli masyarakat disinyalir menjadi faktor utama turunnya jumlah pemudik tahun ini. Kenaikan harga kebutuhan pokok dan layanan jasa transportasi, seperti tiket bus, kereta, dan pesawat, turut membebani masyarakat.

    Celios mencatat bahwa daya beli masyarakat sudah mengalami penurunan sejak pertengahan 2024, ditandai dengan deflasi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei hingga September. Kondisi ini berlanjut pada Februari 2025, menjelang Ramadan, ketika biasanya tingkat konsumsi masyarakat meningkat.

    Selain itu, tingginya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) juga berkontribusi terhadap lemahnya daya beli. Sepanjang 2024, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sekitar 80.000 pekerja mengalami PHK, meningkat dari 60.000 orang pada tahun sebelumnya. Banyak sektor terdampak, termasuk manufaktur, teknologi, perbankan, pengolahan, jasa, dan ritel, dengan industri manufaktur menjadi sektor yang paling banyak menyumbang angka PHK.

    “Aspek lainnya adalah ketidakpastian usaha dan upah yang stagnan. Banyak masyarakat yang memilih menahan pengeluaran mereka, termasuk untuk mudik, guna menjaga stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi,” ujar Askar.

    Selain faktor ekonomi, penurunan bantuan sosial juga turut mempengaruhi keputusan masyarakat untuk mudik. Bantuan sosial yang sebelumnya mencapai Rp168 triliun pada 2024, mengalami penurunan sekitar 16 persen menjadi Rp140 triliun pada 2025. Bantuan ini kerap digunakan oleh masyarakat kelas bawah untuk kebutuhan dasar maupun modal usaha di daerah asal.

    Dampak Ekonomi dari Turunnya Jumlah Pemudik

    Sejumlah pemudik bersiap menaiki bus di Terminal leuwipanjang, Kota Bandung, Selasa (25/3/2025).

    Anjloknya jumlah pemudik Lebaran tidak hanya menjadi indikasi lemahnya daya beli, tetapi juga berdampak pada perekonomian daerah. Tradisi mudik biasanya membawa perputaran uang dari kota ke desa, yang berperan dalam mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah.

    Menurut Askar, penurunan jumlah pemudik dapat memperbesar ketimpangan pendapatan, karena semakin sedikit uang yang beredar di daerah. “Saat pemudik kembali ke kampung halaman, mereka biasanya membelanjakan uang untuk oleh-oleh, belanja di warung, hingga menyewa jasa transportasi lokal. Jika jumlah pemudik berkurang, perputaran uang pun semakin kecil,” jelasnya.

    Selain itu, momen Lebaran juga menjadi kesempatan bagi masyarakat di daerah untuk mendapatkan pendapatan tambahan melalui usaha musiman. “Banyak orang yang biasanya menjual makanan, minuman, atau jasa selama Lebaran. Jika pemudik berkurang, maka potensi pemasukan mereka juga menurun,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Askar menilai bahwa kondisi ini menjadi tanda bahaya bagi ekonomi nasional. Jika tren ini terus berlanjut, pemerintah akan menghadapi tantangan besar dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. “Perlambatan ekonomi yang terjadi bisa semakin panjang jika tidak ada langkah strategis untuk meningkatkan daya beli masyarakat,” pungkasnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Jumlah Pemudik Lebaran Turun Drastis, Daya Beli Masyarakat Anjlok?

    Jumlah Pemudik Lebaran Turun Drastis, Daya Beli Masyarakat Anjlok?

    JABAR EKSPRES – Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan ( Kemenhub ) telah memprediksi bahwa jumlah pemudik lebaran Idul Fitri 1446 H/2025 mengalami penurunan sebesar 24 persen.

    Berdasarkan data Kemenhub, diperkirakan masyarakat yang akan melakukan mudik lebaran Idul Fitri pada tahun ini mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari penduduk Indonesia.

    Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnnya yang mencapai 193,6 juta orang.

    BACA JUGA: Harus Diusut! Proyek Tempat Wisata Eiger Camp Diduga Langgar Perda KBU!

    Pengamat Ekonomi dari INDEF Eko Listiyanto mengatakan, penyebab menurunnya jumlah pemudik pada tahun ini karena daya beli masyarakat mengalami penurunan.

    Saat ini banyak masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga mengalami anggaran terbatas untuk melakukan mudik.

    ‘’Masyarakat banyak yang mengalami kesulitan biaya untuk melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman,’’ ujar Eko dalam keterangan rilisnya, Senin, (1/04/2025).

    BACA JUGA: Lenovo Legion 7i dan Legion 5i Miliki Performa Ciamik dengan Dukungan ColdFront: Hyper

    Eko menilai, anggaran untuk melakukan mudik tidak hanya sebatas biaya perjalanan saja, tapi kebiasaan masyarakat biasanya harus membawa uang lebih untuk berbelanja atau berbagai bersama keluarga.

    Biaya ini merupakan pengeluaran selama masyarakat melakukan ritual mudik lebaran Idul Fitri ketika berkumpul bersama kerabat dan keluarga.

    Penurunan Daya beli ini disebabkan karena banyak terjadi PHK yang terjadi di awal 2025 ini dengan jumlah mencapai 18.610 orang yang terjadi selama Januari-Februari 2025.

    BACA JUGA: Tempat Hiburan Malam di Kota Bandung Banyak yang Buka di Bulan Puasa, Satpol PP kemana?

    ‘’Jumlah tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun 2024,’’ ujarnya.

    Berdasarkkan data dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) saat ini sudah 60.000 pekerja yang terkena imbas PHK yang terdapat di 50 perusahaan.

    Dampak dari PHK ini membuat konsumsi masyarakat mengalami pelemahan dan penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 0,4 persen pada Januari 2025.

    BACA JUGA: Terkendala Dana, Tradisi Ifthar Ramadan di Masjid Lautze 2 Terhenti

    Biasanya pada awal tahun IKK cenderung mengalami kenaikan. Namun pada 2025 ini terjadi anomali penurunan, begitupun pada Februari 2025.

  • Hari Pertama Idulfitri, InJourney Prediksi Penumpang Pesawat Capai 377.000 Orang

    Hari Pertama Idulfitri, InJourney Prediksi Penumpang Pesawat Capai 377.000 Orang

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura Indonesia (Persero) atau InJourney Airports memproyeksikan sebanyak 377.000 penumpang akan naik pesawat pada Hari Raya Idulfitri, Senin (31/3/2025) di 37 bandara yang dikelolanya.

    Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi mengatakan di hari pertama Idulfitri, jumlah penumpang pesawat diprediksi mencapai 377.000 jiwa. Dia mengatakan jumlah penumpang di hari pertama dan kedua Lebaran melandai dibandingkan dengan hari sebelumnya.

    “Jumlah penumpang pada hari pertama dan hari kedua Idul Fitri sedikit melandai dibandingkan dengan pada arus mudik,” kata Faik, Senin (31/3/2025).

    Meski demikian, kata Faik, jumlah penumpang akan kembali meningkat pada Rabu (2/4/2025) seiring dengan dimulainya arus balik Lebaran 2025.

    Sementara itu, berdasarkan data posko pusat Kementerian Perhubungan pukul 16.33 WIB jumlah penumpang di Bandara InJourney Airports tercatat sebesar 174.780 jiwa. Angka ini merupakan 54,9% dari total kapasitas tempat duduk sebesar 318.300.

    Adapun jumlah pergerakan pesawat yang tercatat sampai dengan pukul 16.33 WIB adalah sebanyak 1.863 penerbangan yang merupakan 64,6% dari 2.883 penerbangan yang terjadwal hari ini. Dari total keseluruhan penerbangan tersebut, 89 penerbangan merupakan penerbangan tambahan yang didominasi oleh Citilink, Lion Air, Super AirJet, dan Garuda Indonesia.

    Secara akumulasi jumlah penumpang di Bandara InJourney Airports mencapai 4.698.402 penumpang selama periode H-10 hingga H-1. Angka ini turun tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar 4.704.300 penumpang.

    Sejalan dengan penurunan penumpang, jumlah pergerakan pesawat juga turun yaitu menjadi 35.101 penerbangan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu sebanyak 37.233 penerbangan. Jumlah penerbangan tambahan (extra flight) dari maskapai yang dilayani di bandara InJourney Airports pada arus mudik total mencapai 1.529 extra flight.

  • InJourney Airports layani 4,7 juta penumpang pesawat selama arus mudik

    InJourney Airports layani 4,7 juta penumpang pesawat selama arus mudik

    Kami memperkirakan jumlah penumpang akan mulai meningkat pada Rabu, 2 April 2025, saat dimulainya arus balik

    Jakarta (ANTARA) – PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) melayani 4,7 juta penumpang pesawat dari seluruh bandara yang dikelola selama periode arus mudik Lebaran 2025/ Idul Fitri 1446 Hijriah, periode 21-30 Maret 2025.

    Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi mengatakan bahwa pelaksanaan arus mudik pada angkutan Lebaran 2025 di seluruh bandara yang dikelola berjalan baik dan lancar.

    “Jumlah pergerakan penumpang pesawat di 37 bandara InJourney Airports pada arus mudik atau periode 21 – 30 Maret 2025 (H-10 hingga H-1) secara kumulatif tercatat sekitar 4,7 juta penumpang,” kata Faik dalam keterangan di Jakarta, Senin.

    Dia menyampaikan bahwa kolaborasi menjadi kunci kesuksesan pada arus mudik Lebaran 1446 H.

    Pelayanan dan operasional bandara berjalan baik pada arus mudik termasuk saat puncak arus mudik.

    Ia menuturkan bahwa hal itu berkat kolaborasi erat seluruh pihak mulai dari InJourney Airports sebagai operator bandara, maskapai penerbangan, ground handling, AirNav Indonesia, Otoritas Bandara, TNI dan Polri, serta didukung penuh Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN.

    Manajemen trafik yang dilakukan InJourney Airports, kata Faik, juga memastikan tidak adanya penumpukan penumpang pesawat di terminal meski lalu lintas penerbangan cukup tinggi.

    “Kami juga berterima kasih kepada seluruh penumpang pesawat yang sangat mendukung penyelenggaraan angkutan lebaran di seluruh bandara InJourney Airports,” ujar Faik.

    Dia menyebutkan lima bandara tersibuk pada arus mudik adalah Soekarno-Hatta Tangerang (1,56 juta penumpang), I Gusti Ngurah Rai Bali (554 ribu), Juanda Surabaya (416 ribu), Sultan Hasanuddin Makassar (295 ribu) dan Kualanamu Deli Serdang (228 ribu).

    Pada hari pertama Idul Fitri, 31 Maret 2025, jumlah penumpang di seluruh bandara InJourney Airports diperkirakan sebanyak 377 ribu penumpang.

    “Jumlah penumpang pada hari pertama dan hari kedua Idul Fitri sedikit melandai dibandingkan dengan pada arus mudik. Kami memperkirakan jumlah penumpang akan mulai meningkat pada Rabu, 2 April 2025, saat dimulainya arus balik,” tuturnya.

    InJourney Airports menyatakan bahwa pada arus mudik 21-30 Maret 2025, jumlah pergerakan pesawat di 37 bandara tercatat 35.103 penerbangan.

    Direktur Operasi InJourney Airports Wendo Asrul Rose mengatakan bahwa jumlah penerbangan tambahan (extra flight) dari maskapai yang dilayani pada arus mudik total mencapai 1.529 extra flight.

    Lebih lanjut, Wendo menuturkan berkat kolaborasi yang baik di antara seluruh pemangku kepentingan maka bandara-bandara InJourney Airports dan maskapai dapat melakukan penanganan yang baik terhadap kondisi irregularities yang berdampak pada beberapa operasional penerbangan.

    “Di mana kondisi irregularities ini disebabkan sejumlah faktor yakni faktor cuaca, bencana alam, teknis operasional dan lainnya,” kata Wendo.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025