Kementrian Lembaga: Kemendagri

  • Perkuat Jaminan Produk Halal, BPJPH Teken Kerja Sama dengan 10 Mitra Strategis

    Perkuat Jaminan Produk Halal, BPJPH Teken Kerja Sama dengan 10 Mitra Strategis

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan sepuluh lembaga dan instansi strategis guna memperkuat penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (JPH).

    Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hassan menyampaikan bahwa kerja sama perlu untuk memperluas kolaborasi dan memperkuat penyelenggaraan Jaminan Produk Halal di Indonesia agar ekosistem halal menjadi mesin pertumbuhan ekonomi nasional yang optimal.

    “Halal kita diterima oleh seluruh dunia, kami sedang siapkan satu sistem, sehingga barang-barang yang diproduksi oleh kita diterima oleh dunia dan punya daya saing dan uji cobanya sudah banyak terbukti dengan banyaknya pelaku usaha yang sudah go internasional.” tuturnya lewat rilisnya, Selasa (7/10/2025).

    Sementara, Wakil Menteri Dalam Negeri, Ribka Haluk, mengatakan bahwa pemerintah harus memastikan semua produk yang diperjualbelikan baik secara offline maupun online, ekspor maupun impor terjamin dan terjaga kehalalannya. Karena sekarang ini kita sudah memasuki pasar bebas.

    Dia menekankan bahwa BPJPH harus terus berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait yang punya kewenangan dalam hal ini. Termasuk pemerintah daerah.

    “Tentunya kita dari Kemendagri akan membreakdown sampai ke pemerintah daerah di 38 Provinsi yang ada di Indonesia. Kami dari Kemendagri mendukung full program Kerja dari BPJPH,” kata Ribka. 

    Senada, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu juga mengungkapkan bahwa sinergi kolaborasi tersebut sangat penting dilakukan bagi pengembangan produk halal.

    Menurutnya, sinergi antara BPJPH dan Kementerian Keuangan itu menjadi sangat penting, karena dalam pengembangan produk halal tanpa jasa keuangan produk halal itu akan diam di tempat.

    Pasalnya, Anggito mengatakan bahwa pengembangan ekonomi keuangan syariah itu tidak lagi memisahkan/mendikotomikan antara muslim dan non muslim.

    “Jadi kami menyambut baik, hal ini harus ditetapkan dalam struktur keuangan negara kita termasuk Blu, supaya mampu menggerakan tidak hanya dari sektor keuangan negara tapi juga pengembangan dari badan layanan umum.” tandasnya.

    Berikut sepuluh kerja sama Jaminan Produk Halal yang telah ditandatangani tersebut, adalah sebagai berikut:

    1. Kementerian Keuangan, melalui MoU “Sinergi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi di Bidang Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal dan Keuangan Negara.”

    2. Kementerian Dalam Negeri, melalui MoU “Sinergi Percepatan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal.”

    3. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), melalui PKS “Pengumpulan Zakat, Infak, Sedekah dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (ZIS-DSKL) Pegawai di Lingkungan BPJPH.”

    4. Universitas Siliwangi, melalui MoU “Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi Bidang Jaminan Produk Halal” dan PKS “Pelatihan Jaminan Produk Halal.”

    5. Universitas Jenderal Soedirman, melalui MoU “Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal.”

    6. Universitas Negeri Padang, melalui PKS “Pelatihan Jaminan Produk Halal.”

    7. Lembaga Pelaksana Pelatihan Jaminan Produk Halal Universitas Ary Ginanjar, melalui PKS “Pelatihan Jaminan Produk Halal.”

    8. Badan Pendidikan dan Pelatihan Ikatan Apoteker Indonesia, melalui PKS “Pelatihan Jaminan Produk Halal.”

    9. PT Global Halal Centre, melalui PKS “Sosialisasi, Edukasi, dan Promosi Bidang Jaminan Produk Halal.”

    10. PT Indirosan Suksestama Abadi, melalui PKS “Penyelenggaraan Kegiatan Indonesia Halal Festival dan Pemilihan Duta Saliha.”

  • Kemendagri Sentil Bobby Imbas Sumut Catatkan Inflasi Tertinggi Nasional

    Kemendagri Sentil Bobby Imbas Sumut Catatkan Inflasi Tertinggi Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyoroti laju inflasi di Provinsi Sumatra Utara (Sumut) yang mencapai 5,32 persen (yoy) per September 2025, tertinggi secara nasional.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir mengingatkan pemerintah daerah agar rutin memantau perkembangan harga, karena kenaikan inflasi langsung dirasakan oleh masyarakat.

    “Inflasi 5,32% di satu provinsi itu sudah terasa perubahan harganya bagi masyarakat. Kami mohon menjadi perhatian para gubernur,” kata Tomsi saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kemendagri, Jakarta, Senin (6/10/2025).

    Dia menyebut Sumut menjadi provinsi dengan lonjakan harga tertinggi, diikuti Riau, Aceh, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tengah. Sejumlah kota/kabupaten di Sumut seperti Deli Serdang, Pematangsiantar, Gunungsitoli, dan Padangsidimpuan turut masuk daftar daerah dengan inflasi tinggi.

    Tomsi meminta pemerintah daerah bekerja lebih gigih dengan rutin memantau harga komoditas di lapangan, melakukan operasi pasar, hingga memastikan distribusi pangan tidak tersendat.

    “Kalau kita mau usaha, harga-harga pangan bisa terkendali,” ujarnya.

    Menanggapi sorotan tersebut, Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution menegaskan pengendalian inflasi menjadi prioritas utama pemerintah provinsi karena dampaknya langsung terhadap daya beli masyarakat.

    “Inflasi ini bukan sekadar angka, tapi mencerminkan tekanan yang dirasakan masyarakat di lapangan. Karena itu, kita ambil langkah cepat dan terukur agar harga-harga terutama bahan pangan bisa segera stabil,” kata Bobby usai mengikuti rakor inflasi secara virtual dari Rumah Dinas Gubernur di Medan, Senin (6/10/2025).

    Bobby menyebut tekanan harga terutama berasal dari komoditas pangan bergejolak seperti cabai merah, bawang merah, beras, dan daging ayam ras. Untuk menekan lonjakan tersebut, Pemprov Sumut bersama TPID menyiapkan 11 langkah cepat dalam tiga bulan ke depan.

    Langkah cepat yang dimaksud mulai dari pembagian gratis komoditas penyumbang inflasi, bundling beras SPHP dengan cabai merah harga murah, mempercepat program bantuan pangan, operasi pasar murah, sidak pasar dan distributor, monitoring distribusi, kerja sama antar daerah, penugasan BUMD mengelola cabai dan bawang, penetapan toko pantau inflasi.

    “Langkah ini mengikuti prinsip 4T: tepat lokasi, tepat komoditi, tepat sasaran, dan tepat waktu. Masyarakat harus benar-benar merasakan dampaknya di lapangan,” tegas Bobby.

    Tak hanya itu, dia juga menekankan pengendalian inflasi tak cukup hanya lewat operasi pasar, melainkan memerlukan sinergi lintas sektor, termasuk peran BUMD pangan daerah. Pemprov menugaskan PD Aneka Industri dan Jasa (AIJ), PT Dhirga Surya, dan PT Pembangunan Sumatera Utara (PPSU) untuk memastikan stok cabai, bawang, dan beras tetap terjaga.

    Di sisi lain, Setdaprov Sumut, Poppy Marulita Hutagalung, menyebut Pemprov juga memperkuat kapasitas produksi pangan lokal agar tidak terlalu bergantung pada pasokan luar daerah.

    “Kalau produksi dan distribusi di dalam daerah kuat, maka harga akan lebih terkendali,” ujar Poppy.

    Dia melanjutkan bahwa Pemprov Sumut juga meningkatkan koordinasi antara TPID Provinsi, BI, BPS, Bulog, dan Satgas Pangan, termasuk melakukan publikasi berkala untuk menjaga komunikasi dengan masyarakat.

  • Bobby Nasution Siapkan 11 Langkah Tekan Inflasi di Sumut

    Bobby Nasution Siapkan 11 Langkah Tekan Inflasi di Sumut

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) merespons laju inflasi yang mencapai 5,32% (yoy) pada September 2025. Gubernur Sumut, Muhammad Bobby Afif Nasution menegaskan pengendalian inflasi menjadi prioritas utama demi menjaga daya beli dan kesejahteraan masyarakat.

    “Inflasi ini bukan sekadar angka, tapi mencerminkan tekanan yang dirasakan masyarakat di lapangan. Karena itu, kita ambil langkah cepat dan terukur agar harga-harga, terutama bahan pangan, bisa segera stabil,” ujar Bobby dalam keterangan tertulis, Selasa (7/10/2025).

    Hal tersebut ia sampaikan usai mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi bersama Kemendagri, dari Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman No. 41 Medan, Senin (6/10).

    Tekanan inflasi di Sumut terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas pangan seperti cabai merah, bawang merah, beras, dan daging ayam ras. Untuk menekan gejolak harga, Pemprov Sumut bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menyiapkan 11 langkah cepat dalam tiga bulan ke depan untuk menurunkan harga komoditas utama penyumbang inflasi.

    Langkah tersebut meliputi pembagian gratis komoditas penyumbang inflasi, bundling beras SPHP harga murah dengan cabai merah, percepatan program bantuan pangan, pasar murah, intervensi tata niaga, sidak pasar, monitoring distribusi pangan, memperkuat kerja sama antar daerah, penugasan BUMD dalam pengelolaan cabai dan bawang merah, antisipasi pasokan pangan untuk program MBG, serta penetapan toko pantau inflasi.

    Bobby menegaskan seluruh langkah ini akan dijalankan berdasarkan prinsip 4T (tepat lokasi, tepat komoditi, tepat sasaran, dan tepat waktu) agar dampaknya benar-benar dirasakan masyarakat.

    Ia juga menilai bahwa pengendalian inflasi tidak cukup hanya dengan operasi pasar, melainkan memerlukan sinergi lintas sektor, termasuk peran aktif BUMD pangan daerah dalam menjaga ketersediaan stok komoditas strategis. Untuk itu, Bobby menugaskan PD Aneka Industri dan Jasa (AIJ), PT Dhirga Surya, dan PT Pembangunan Sumatera Utara (PPSU) untuk terlibat langsung dalam pengelolaan serta penyaluran pasokan cabai, bawang, dan beras.

    Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Poppy Marulita Hutagalung, menambahkan bahwa selain langkah cepat, pemerintah juga tengah memperkuat kapasitas produksi pangan lokal dan memperbaiki rantai pasok dari hulu ke hilir.

    “Dengan cara ini, kita ingin Sumut tidak lagi terlalu bergantung pada pasokan dari luar provinsi. Kalau produksi dan distribusi di dalam daerah kuat, maka harga akan lebih terkendali,” tambahnya.

    Selain itu, koordinasi antara TPID Provinsi, Bank Indonesia, BPS, Bulog, dan Satgas Pangan juga diperkuat. Setiap perkembangan akan dikomunikasikan secara terbuka melalui siaran pers dan konferensi pers berkala agar masyarakat mendapat informasi yang jelas dan akurat mengenai kondisi harga serta langkah pengendalian yang ditempuh pemerintah.

    (prf/ega)

  • Respons Pemkot Depok Soal MBG SDN di Depok Isi Pangsit-Kentang Rebus

    Respons Pemkot Depok Soal MBG SDN di Depok Isi Pangsit-Kentang Rebus

    Depok

    Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah akan menelusuri menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Mampang, Depok yang berisi pangsit hingga kentang rebus. Chandra mengatakan Pemkot akan meminta klarifikasi kepada Koordinator Wilayah (Korwil) MBG Kota Depok.

    “Kita telusuri dulu, SPPG-nya ini gimana. Kami akan koordinasi dengan Korwil MBG-nya di wilayah Depok ya. Nanti kami akan minta klarifikasi dari Korwil MBG di wilayah Depok, seperti itu,” kata Chandra saat dihubungi, Selasa (7/10/2025).

    Pemkot Depok akan berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyalurkan MBG tersebut. Ia mengatakan Pemkot memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan.

    “Pastinya nanti kami akan berkoordinasi dengan SPBG. Pihak BGN untuk cek SPPG mana. Karena kebetulan kemarin setelah rapat dengan Mendagri, memang Pemda diberikan kewenangan, Kewenangan ya, untuk membantu pengawasan terhadap SPPG-SPPG yang ada di wilayah masing-masing. Dan pengawasan terhadap berjalannya program MBG ini di wilayah,” ungkapnya.

    Chandra meminta SPPG menyediakan makanan yang memenuhi standar gizi untuk anak-anak di Depok. Ia berharap program MBG terlaksana dengan baik.

    Sebelumnya, viral di media sosial (medsos) menu MBG di salah satu sekolah kawasan Mampang, Depok dianggap menyajikan menu minimalis. Warganet ramai menyoroti menu MBG yang berisi pangsit hingga kentang rebus.

    Dari foto yang beredar di medsos, tampak menu itu berisi potongan kentang rebus, irisan wortel, pangsit goreng, saus saset, dan jeruk.

    “Sudah satu minggu (program MBG) dari minggu kemarin itu, makanannya kan bervariasi. Ada nasi, ada karbo, ada protein, itu kan bervariasi. Nah, kebetulan hari ini, karbonya, nasinya diganti dengan kentang hari ini,” ujar Iwan kepada wartawan, Senin (6/10/2025).

    Dia mengatakan pangsit goreng yang disajikan berisi telur dan daging sebagai asupan protein. Dia mengatakan tahu goreng juga diberikan dalam menu MBG hari ini.

    Iwan mengatakan menu MBG hari ini tak sedikit. Menu MBG sesuai dengan keinginan orang tua.

    “Sebenarnya menunya nggak terlalu sedikit. Cuma karena melihatnya, kan orang tua itu punya keinginan, saya ingin makannya itu, yang begini-begini gitu ya, request,” tutur Iwan.

    “Tapi kan yang SPPG itu punya ahli gizi sendiri, standar sendiri bahwa hari ini itu dia makannya apa, hari ini makannya apa. Jadi yang posting orang tua itu, ya dia itu merasa, oh nggak sesuai dengan selera yang keinginannya itu,” ucapnya.

    (dwr/idn)

  • Top 3: Tingganya Inflasi di Sejumlah Daerah – Page 3

    Top 3: Tingganya Inflasi di Sejumlah Daerah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyoroti tingginya inflasi di sejumlah provinsi pada rapat pengendalian inflasi daerah pekan ini.

    Berdasarkan data yang dipaparkan, Sumatera Utara mencatat inflasi tertinggi sebesar 5,32 persen, disusul Riau 5,08 persen, Aceh 4,45 persen, dan Sumatera Barat 4,22 persen. Angka tersebut menunjukkan tekanan harga yang sudah mulai dirasakan langsung oleh masyarakat di wilayah Sumatera.

    Artikel Inflasi Daerah Gawat, Kemendagri Desak Gubernur Evaluasi menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis Liputan6.com. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com?

    Berikut tiga artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com yang dirangkum pada Selasa, (7/10/2025):

    1. Inflasi Daerah Gawat, Kemendagri Desak Gubernur Evaluasi

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir, menyoroti tingginya inflasi di sejumlah provinsi pada rapat pengendalian inflasi daerah pekan ini.

    Berdasarkan data yang dipaparkan, Sumatera Utara mencatat inflasi tertinggi sebesar 5,32 persen, disusul Riau 5,08 persen, Aceh 4,45 persen, dan Sumatera Barat 4,22 persen. Angka tersebut menunjukkan tekanan harga yang sudah mulai dirasakan langsung oleh masyarakat di wilayah Sumatera.

    Selain wilayah Sumatera, beberapa daerah lain juga menunjukkan peningkatan harga yang signifikan. Sulawesi Tengah mencatat inflasi 3,88 persen, Jambi 3,77 persen, Sulawesi Tenggara 3,68 persen, dan Papua Pegunungan 3,55 persen.

    Baca artikel selengkapnya di sini

  • Dari 42 Ribu Pesantren di Indonesia, Menteri PU Sebut Baru 50 yang Kantongi Izin PBG

    Dari 42 Ribu Pesantren di Indonesia, Menteri PU Sebut Baru 50 yang Kantongi Izin PBG

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyampaikan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh bangunan pondok pesantren (ponpes) di Indonesia. Langkah ini dilakukan pasca runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo yang menyebabkan puluhan korban jiwa, Senin (6/10/2025).

    Dody menyebut, dari total 42.433 bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia, baru 50 pesantren yang sudah mengantongi izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

    “Kita evaluasi semua pondok pesantren sesuai arahan presiden. Semua pondok pesantren kita evaluasi pelan-pelan,” kata Dody Hanggodo di Sidoarjo, Senin (6/10/2025).

    Ia menegaskan, evaluasi tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan seluruh pemerintah daerah terkait agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

    “Pelan-pelan kita bereskan soal kualitas bangunan masing-masing (ponpes) bersama-sama dengan pemda setempat kita benahi semuanya, Kemenag, Kemendagri dan pemda setempat terlibat bersama-sama untuk membenahi semua bangunan di ponpes,” ungkapnya.

    Namun demikian, Dody enggan membeberkan analisa Kementerian PU terkait kondisi bangunan Ponpes Al Khoziny yang runtuh. Ia juga tidak menjelaskan hasil pembicaraannya dengan pengurus pesantren yang sempat ditemuinya.

    “Hari ini saya tidak berani buka-bukaan. Lebih karena semua fokuskan ke search and rescue,” katanya.

    Menurut Dody, setelah proses pencarian dan evakuasi korban selesai, barulah Kementerian PU akan membicarakan langkah lanjutan, termasuk kemungkinan rehabilitasi bangunan pesantren yang runtuh.

    “Setelah Kepala Basarnas mengerjakan tugasnya, baru kami urusan berikutnya. Saya yang membangun dan sebagainya. Tapi sekarang posisinya search and rescue,” pungkasnya.

    Diketahui, insiden runtuhnya bangunan tiga lantai yang juga mencakup musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terjadi pada Senin (29/9/2025) sore saat ratusan santri tengah menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan.

    Berdasarkan data terbaru Basarnas per Senin (6/10) pukul 18.34 WIB, total korban yang berhasil ditemukan mencapai 169 orang. Sebanyak 104 orang dilaporkan selamat, sementara 65 orang meninggal dunia, termasuk tujuh korban yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh.

    Basarnas menegaskan proses pencarian korban masih terus dilakukan hingga seluruh bagian bangunan yang runtuh selesai dibersihkan. Tidak menutup kemungkinan jumlah korban meninggal akan bertambah. [ram/ian]

  • Inflasi Medan Melonjak, Wali Kota Rico Waas Ungkap Akar Masalahnya
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        7 Oktober 2025

    Inflasi Medan Melonjak, Wali Kota Rico Waas Ungkap Akar Masalahnya Medan 7 Oktober 2025

    Inflasi Medan Melonjak, Wali Kota Rico Waas Ungkap Akar Masalahnya
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menanggapi sorotan Kementerian Dalam Negeri yang menyebut Medan sebagai salah satu kota dengan tingkat inflasi tertinggi di Indonesia.
    Rico mengatakan, tim pengendali inflasi daerah (TPID) bersama Pemerintah Kota Medan, Bank Indonesia, Bulog, dan sejumlah pemangku kepentingan tengah mewaspadai lonjakan harga pada komoditas tertentu yang berdampak langsung pada masyarakat.
    “Baru-baru ini yang kita lihat itu adalah naiknya harga cabai. Ini sudah diprediksi BPS (Badan Pusat Statistik) akan terjadi,” kata Rico kepada
    Kompas.com
    melalui sambungan telepon, Senin (6/10/2025) malam.
    Menurut Rico, kenaikan harga cabai terjadi akibat masa panen di sentra produksi terganggu oleh kemarau panjang sehingga hasil panen berkurang. Kondisi itu membuat pasokan menurun dan harga melonjak di pasar.
    Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, Pemkot Medan berupaya memperkuat pasokan dengan menjalin kerja sama pengiriman cabai dari Pulau Jawa. Namun, jarak yang jauh membuat kualitas cabai menurun dan kurang diminati warga.
    “Nah, kami sedang mencari cara lagi bagaimana supaya transportasi itu bisa dipercepat walaupun harga sedikit lebih naik,” ujarnya.
    Selain itu, Rico mengatakan pihaknya mendorong Bank Indonesia untuk mengakomodasi petani binaan agar hasil panennya bisa langsung diserap pemerintah daerah sebagai upaya menjaga stabilitas harga.
    Dalam pengendalian inflasi, Pemkot Medan juga menaruh perhatian pada harga beras. Rico memastikan bahan pokok tersebut tetap tersedia dan terjangkau bagi masyarakat.
    “Kemarin warga sempat membeli premium dan akhirnya menjadi polemik karena harganya cukup tinggi, menurut masyarakat. Presiden sebelumnya juga sudah perintahkan untuk menyelenggarakan GPH (gerakan pangan murah),” kata Rico.
    Sebelumnya, Kemendagri menegur sejumlah kepala daerah karena dianggap pasif menghadapi lonjakan inflasi di wilayahnya. Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir, menyebut beberapa daerah hanya “berharap anugerah Tuhan Yang Maha Esa saja” tanpa langkah konkret menekan kenaikan harga.
    Dalam rapat pengendalian inflasi daerah, Tomsi menampilkan data provinsi dengan inflasi tertinggi, di antaranya Sumatera Utara (5,32 persen), Riau (5,08 persen), dan Aceh (4,45 persen). Kenaikan inflasi disebut berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pergeseran Kepala OPD di Bondowoso Nyaris Rampung, Open Bidding 12 OPD Ditarget Tuntas Tahun Ini

    Pergeseran Kepala OPD di Bondowoso Nyaris Rampung, Open Bidding 12 OPD Ditarget Tuntas Tahun Ini

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pemkab Bondowoso di pekan pertama Oktober ini sudah menggeser tujuh kepala OPD. Enam pada Rabu (1/10/2025) dan satu keesokan harinya.

    Sekda Bondowoso Fathur Rozi menyatakan, pergeseran selanjutnya akan dilakukan serentak. Tidak ‘nyicil’ lagi. Termasuk Inspektorat, Dispendukcapil dan Satpol PP yang membutuhkan syarat khusus.

    Inspektur berupa sertifikat kepemimpinan dan pengawasan, Kasatpol PP dengan sertifikat penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dan Kadispendukcapil berupa surat penetapan dari Ditjendukcapil.

    Sejauh ini Sekda mengaku belum menerima surat dari Kemendagri, sehingga belum bisa mengeksekusi mutasi selanjutnya.

    “Saya belum menerima dari Kemendagri. Untuk perputaran selanjutnya di eselon II menunggu itu,” kata Fathur Rozi kepada BeritaJatim.com, Senin (6/10/2025).

    Uji kompetensi yang telah dilakukan beberapa waktu lalu melibatkan 20 kepala OPD. Tujuh di antaranya sudah di-rolling. Pergeseran selanjutnya bakal digelar sekali lagi.

    “Biar sekalian bareng, mutasi selanjutnya langsung semuanya. Kemarin kan 7 sudah, nanti menyusul semuanya dari total 20,” sebutnya.

    Usai pergeseran posisi di eselon II, selanjutnya Pemkab Bondowoso akan menggelar seleksi terbuka (open bidding) untuk 12 OPD yang tanpa kepala definitif.

    “Open bidding Insya Allah di tahun ini. Besok saya akan ke Kemendagri. Sudah ada janji dengan bapak direktur untuk rencana open bidding,” tuturnya.

    Fathur Rozi menyebut bahwa anggaran open bidding sudah ditetapkan di P-APBD 2025. Ia menampik jika open bidding juga bakal dicicil selayaknya pergeseran kemarin. “Anggarannya sudah disiapkan untuk 12 OPD,” pungkasnya. (awi/ian)

  • Hanya 50 yang Kantongi PBG, MenPU Mau Evaluasi Seluruh Bangunan Ponpes di Indonesia

    Hanya 50 yang Kantongi PBG, MenPU Mau Evaluasi Seluruh Bangunan Ponpes di Indonesia

    Bisnis.com, SURABAYA – Menteri Pekerjaan Umum (MenPU), Dody Hanggodo menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan kepada pihaknya untuk melakukan evaluasi total terhadap kondisi seluruh bangunan pondok pesantren yang berdiri di Tanah Air.

    “Kita evaluasi semua pondok pesantren. Sesuai arahan presiden, semua pondok pesantren kita evaluasi pelan-pelan,” tuturnya Dody usai meninjau gedung Pondok Pesantren Al-Khoziny yang ambruk, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, Senin (6/10/2025) malam.

    Dirinya juga menjelaskan bahwa hanya 50 pondok pesantren di Indonesia yang mengantongi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Sedangkan berdasarkan data Kementerian Agama, pada 2024/2025, total ponpes yang tercatat di Indonesia sebanyak 42.433, dan mayoritas berdiri di Pulau Jawa.

    Adapun PBG merupakan izin yang diterbitkan oleh pemerintah bagi pemilik bangunan atau perwakilannya. Sebelum terbitnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja serta Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021, dokumen ini lazim dikenal dengan nama Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

    Dody menegaskan bahwa sejumlah instansi pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap kondisi dari bangunan pondok pesantren di seluruh wilayah tanah air secara bertahap. Agar kejadian ambruknya bangunan seperti yang terjadi di Ponpes Al-Khoziny, tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

    “Ya makanya itu pelan-pelan kita bereskan soal kualitas bangunan masing-masing, bersama-sama dengan pemda setempat. Kita benahi semuanya, Kemenag, Kemendagri, dan pemda setempat terlibat bersama-sama untuk membenahi semua bangunan di Ponpes, supaya kejadian ini tidak terulang lagi,” tegasnya.

    Namun, Dody enggan untuk berkomentar lebih mengenai analisis Kementerian PU terkait kondisi gedung tiga lantai Ponpes Al Khoziny yang ambruk pada Senin (29/9/2025) lalu. Ia juga tidak mengungkap pembicaraannya dengan pihak pengurus pondok pesantren yang sempat ditemuinya.

    “Hari ini saya tidak berani bicara, berkomentar lebih karena semua fokus ke search and rescue,” katanya.

    Setelah operasi pencarian dan evakuasi korban nantinya tuntas dilakukan oleh Basarnas dan sejumlah unsur terkait, Dody mengatakan pihaknya akan bicara lebih jauh. Termasuk mengenai rencana rehabilitasi gedung tersebut ke depannya.

    “Kalau kami itu kan nanti setelah Kepala Basarnas mengerjakan tugasnya [evakuasi], baru kami urusan berikutnya. Saya yang membangun dan sebagainya, tapi sekarang posisinya search and rescue,” pungkasnya. 

  • Harga Minyakita Masih Tinggi, KSP Usul Kuota Bulog & ID Food Diperbesar

    Harga Minyakita Masih Tinggi, KSP Usul Kuota Bulog & ID Food Diperbesar

    Bisnis.com, JAKARTA — Kantor Staf Presiden (KSP) meminta agar pasokan minyak goreng Minyakita dari produsen kepada BUMN Pangan, yakni Perum Bulog dan ID Food, diperbesar untuk menekan harga jual di masyarakat.

    Pasalnya, saat ini, harga Minyakita masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter. Per 3 Oktober 2025, rata-rata harga Minyakita dibanderol Rp17.900 per liter atau naik 14,01% dari HET.

    Bahkan, pada periode yang sama, rata-rata harga Minyakita tertinggi mencapai Rp45.000 per liter di Kabupaten Puncak Jaya, sedangkan harga terendah di level Rp14.000 per liter di Kabupaten Pandeglang.

    Tenaga Ahli Utama KSP Bodro Pambuditomo mengatakan, saat ini harga Minyakita relatif stabil di level tinggi. Meski begitu, Bodro menyebut, berdasarkan hasil verifikasi lapangan yang dilakukan KSP di sejumlah pasar, ditemukan adanya perbedaan harga Minyakita di masyarakat.

    Dia menjelaskan perbedaan harga Minyakita ini berasal dari perbedaan sumber pasokan. Pertama, produk Minyakita yang disalurkan oleh BUMN Pangan cenderung memiliki harga yang lebih terjangkau, bahkan ada yang dijual mendekati atau di bawah HET.

    “Harga Minyakita yang dipasok oleh BUMN Pangan, yang mana harganya secara relatif terjangkau, mendekati HET dan beberapa mungkin di bawah HET,” kata Bodro dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah 2025 di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (6/10/2025). 

    Di sisi lain, lanjut dia, ada pula produk yang disuplai melalui agen dengan harga yang relatif tinggi, mencapai Rp17.000 per liter atau lebih. Untuk itu, Bodro menilai perlu adanya peningkatan pasokan Minyakita dari produsen kepada BUMN Pangan.

    “Oleh karena itu, izinkan kami memberikan masukan agar kita dapat memperkuat BUMN Pangan karena sudah terbukti pasokan mereka punya dampak kuat dalam meredam harga yang tinggi atau menurunkan,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Bodro menuturkan bahwa saat ini porsi pasokan Minyakita dari produsen ke BUMN Pangan baru mencapai sekitar 8%. Dia menilai angka tersebut masih bisa ditingkatkan hingga ke level 20–30% agar dampaknya terhadap stabilisasi harga bisa lebih signifikan.

    “Mungkin [porsi Minyakita dari produsen ke BUMN Pangan] bisa ditingkatkan di angka mungkin 20-30%, itu mungkin cukup ideal dan diharapkan bisa berdampak untuk menurunkan harga,” pungkasnya.