Kementrian Lembaga: Kemendag

  • Sempat Bersebrangan Lalu Dibela, Tom Lembong Berterima Kasih Pada Sosok Ini

    Sempat Bersebrangan Lalu Dibela, Tom Lembong Berterima Kasih Pada Sosok Ini

    GELORA.CO – Peroleh banyak dukungan sejak awal kasus impor gula menyeret namanya, Tom Lembong mengatakan bahwa masalah hukum yang sempat membelitnya justru membawa hikmah positif.

    Selain Keputusan pemberian Abolisi oleh Presiden Prabowo, Tom mengungkapkan banyak pihak yang sebelumnya berseteru dan berbeda pandangan politik dengannya, malah Bersatu memberikan dukungan dan semangat kepada dirinya.

    “Tentunya saya tidak pernah membayangkan seumur hidup saya ya, saya akan dalam posisi seperti ini. Tapi khusus sikap dari presiden, sebagaimana diungkapkan Pak Mensesneg ya dan menteri lainnya, saya ngelihatnya positif,” ujar tom Lembng saat berbincang dengan Najwa Shihab yang ditayangkan di YouTube, dikutip, Kamis, 14 Agustus 2025.

    “Kebetulan ya perkara saya yang bisa menjadi sesuatu yang disepakati semua kubu ya. Jadi kelihatan dari data ya bahwa di media sosial maupun di media offline saya dibela oleh orang dari kubu 01, 02 dan 03 ya kan,” ujarnya.

    Dari sekian banyak yang memberikan dukungan kepadanya, Tom Lembong secara khusus menyebut satu nama yang disebutnya selalu menyemangati dan memberikan dukungan positif, meski sebelumnya sempat bersebrangan pendapat politik dengannya.

    “Salah satu orang yang pertama membela saya dengan lantang adalah Wakil Ketua Umum Gerindra, Partai Penguasa, ketua komisi 3 ya Pak  Habiburokhman  ,” ungkap Menteri Perdagangan periode 2015 – 2016 tersebut.

    “Saya menyampaikan terima kasih kepada Pak Habiburokhman  , kita bentrok di dalam kampanye ya kan, dalam kontestasi politik. Tapi, begitu ada indikasi perlakuan tidak adil kepada kubu yang tidak satu perahu, beliaunya membela,” ucap Tom.***

  • Putar Otak Dongkrak Ekspor, RI Mulai Panen Kesepakatan Dagang

    Putar Otak Dongkrak Ekspor, RI Mulai Panen Kesepakatan Dagang

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia mulai memetik hasil kerja kerasnya dalam memperluas pasar ekspor. Sejumlah perjanjian perdagangan bebas dan kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) berhasil dirampungkan, sementara beberapa lainnya memasuki tahap finalisasi dan penjajakan awal. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar untuk mengerek kinerja ekspor nasional di tengah persaingan global yang kian ketat.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan, pemerintah tidak ingin Indonesia bergantung hanya pada satu pasar atau kawasan. Ia mengatakan, upaya diversifikasi pasar dan produk menjadi kunci.

    “Kita terus melakukan diversifikasi pasar dan produk, sehingga ekspor kita tidak tergantung hanya pada satu negara atau kawasan,” ujar Budi beberapa waktu lalu, dikutip Jumat (15/8/2025).

    1. IEU-CEPA (Indonesia-Uni Eropa) Tinggal Disahkan

    Salah satu tonggak penting yang diraih adalah selesainya negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Perundingan yang berlangsung selama bertahun-tahun, atau tepatnya selama 9 tahun ini akhirnya tuntas dan kini memasuki tahap legal scrubbing sebelum diratifikasi.

    “Perundingan IEU-CEPA telah selesai, sekarang tinggal masuk proses legal scrubbing dan ratifikasi,” kata Mendag Budi.

    Kesepakatan ini diharapkan membuka akses lebih besar bagi produk Indonesia ke pasar Uni Eropa yang bernilai ratusan miliar dolar Amerika Serikat (AS). Pemerintah optimistis, sektor seperti tekstil, produk perikanan, kopi, dan barang elektronik akan mendapat dorongan signifikan.

    2. IP-CEPA (Indonesia-Peru CEPA) Sudah Teken

    Tak hanya di Eropa, Indonesia juga memperluas pasar ke Amerika Latin. Pada 11 Agustus 2025 kemarin, pemerintah resmi menandatangani Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA). Kesepakatan ini menargetkan peningkatan perdagangan hingga Rp15,65 triliun pada tahun pertama implementasinya.

    “IP-CEPA ini membuka peluang ekspor yang lebih besar, khususnya untuk produk kopi, minyak kelapa sawit, karet, dan tekstil,” ujar ujarnya.

    Lewat IP-CEPA, tarif bea masuk untuk berbagai produk unggulan pun akan dipangkas atau dihapuskan, sehingga harga produk Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar Peru.

    3. ICA-CEPA (Indonesia-Kanada) Rampung Substantif, Target Teken Tahun ini

    Adapun perundingan ICA-CEPA antara Indonesia dan Kanada telah diselesaikan secara substantif. Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara.

    Penandatanganan deklarasi penyelesaian negosiasi CEPA antara Indonesia-Kanada telah dilakukan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso beserta Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng.

    “Hari ini menandai dua peristiwa penting, yaitu penandatanganan deklarasi bersama tentang penyelesaian negosiasi Perjanjian Kemitraan Komprehensif Kanada-Indonesia, dan dimulainya misi dagang terbesar Tim Kanada,” kata Mary dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).

    Mary kemudian menyebut Kanada berkomitmen untuk menyediakan bantuan teknis dan pengembangan kapasitas untuk memfasilitasi penerapan CEPA di Indonesia.

    “Di perjanjian ini ada komitmen sebesar US$25 juta selama lima tahun, dan ini benar-benar mencerminkan komitmen dan keyakinan kami bahwa keberhasilan Anda (Indonesia) merupakan keberhasilan kami juga,” tambahnya.

    4. Indonesia-EAEU FTA Target Teken 2025

    Pemerintah Indonesia dan negara-negara anggota kawasan Uni Ekonomi Eurasia resmi mengumumkan penyelesaian secara substantif perundingan kesepakatan perdagangan bebas Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA).

    Penyelesaian perundingan tersebut terjadi setelah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia Andrey Slepnev mengadakan pertemuan di sela-sela kegiatan the 28 th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025).

    “Saya berharap kedua pihak dapat segera menindaklanjuti dengan menyelesaikan semua tahapan proses yang diperlukan sehingga perjanjian ini dapat ditandatangani pada tahun ini,” kata Airlangga melalui keterangan resmi, Jumat (20/6/2025).

    Sejak diluncurkan pada Desember 2022 lalu, telah dilakukan sebanyak 5 (lima) kali putaran perundingan dan berbagai pertemuan intersesi. Tim Perunding Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan.

    Adapun perjanjian perdagangan dengan EAEU merupakan bagian dari strategi diversifikasi pasar ekspor Indonesia ke kawasan non-tradisional. Wilayah Eurasia memiliki potensi besar sebagai tujuan ekspor dan sumber investasi strategis, dengan pertumbuhan PDB rata-rata kawasan EAEU mencapai 4,4%, lebih tinggi dari rata-rata global.

    Maka, jika disimpulkan, pemerintahan era Presiden Prabowo Subianto mencatat kemajuan signifikan dalam diplomasi dagang. Sejumlah kesepakatan strategis mulai membuahkan hasil. Rampungnya pembahasan substansial ICA-CEPA dengan Kanada yang segera menuju tahap teken, hingga tercapainya kesepakatan politik IEU-CEPA dengan Uni Eropa yang tinggal menunggu tanda tangan dari 27 negara anggota Uni Eropa.

    Foto: Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan Presiden Republik Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025). (Instagram/prabowo)
    Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan Presiden Republik Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025). (Instagram/prabowo)

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Aturan Baru! BPOM Kini Ikut Awasi Vape, Wanti-wanti Produk Seperti Ini Bisa Ditarik

    Aturan Baru! BPOM Kini Ikut Awasi Vape, Wanti-wanti Produk Seperti Ini Bisa Ditarik

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memperbarui regulasi rokok elektronik atau vape sebagai tindak lanjut pengawasan obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, prekursor, serta zat adiktif. Tertuang dalam Peraturan BPOM (PerBPOM) Nomor 19 Tahun 2025.

    Wewenang BPOM juga diperluas dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun 2023 dan turunannya yang ditetapkan di PP Nomor 28 Tahun 2024.

    “Berdasarkan PerBPOM Nomor 19 Tahun 2025 ini, kewenangan pengawasan BPOM terhadap zat adiktif diperluas, tidak hanya untuk rokok konvensional, tetapi juga mencakup rokok elektronik,” tegas Taruna Ikrar dalam keterangan resminya, Jumat (15/8/2025).

    BPOM RI kini disebut berwenang memberikan rekomendasi penarikan produk rokok elektronik yang ditemukan mengandung bahan tambahan terlarang. Rekomendasi nantinya disampaikan kepada Kementerian Perdagangan yang memiliki otoritas terkait.

    Rokok elektronik termasuk zat adiktif dalam PerBPOM Nomor 19 Tahun 2025. Definisi zat adiktif dalam peraturan ini yaitu produk mengandung tembakau atau tidak mengandung tembakau, baik berupa rokok atau bentuk lain bersifat adiktif yang penggunaannya bisa menimbulkan kerugian bagi dirinya dan atau masyarakat. Dapat berbentuk padat, cairan, dan gas.

    Taruna menekankan perubahan ini menjadi keseriusan pemerintah untuk mengawasi zat adiktif berupa produk tembakau termasuk rokok elektronik. Demi menekan kemungkinan terjadinya penyimpangan kandungan kadar nikotin dan tar, serta peringatan kesehatan.

    Pengawasan ini juga untuk mencegah penyimpangan informasi pada label kemasan produk zat adiktif, daftar kandungan bahan, dan penggunaan bahan tambahan yang dilarang.

    “Kami berkomitmen untuk terus melindungi masyarakat dari risiko kesehatan terhadap penggunaan zat adiktif,” beber Taruna.

    (naf/up)

  • Harga gula di bawah HPP, kebijakan Mendag ancam gagalkan swasembada pangan 

    Harga gula di bawah HPP, kebijakan Mendag ancam gagalkan swasembada pangan 

    Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.

    Harga gula di bawah HPP, kebijakan Mendag ancam gagalkan swasembada pangan 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 14 Agustus 2025 – 20:56 WIB

    Elshinta.com – Sekjen Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) M Nur Khabsyin menjelaskan kedatangannya ke beberapa kementerian dan lembaga negara pada hari Selasa (12/08) menyampaikan aspirasi petani terkait anjloknya harga gula dan tetes tebu yang akan menjadi pemicu gagalnya swasembada pangan yang digadang dalam pemerintahan Kabinet Merah Putih.

    Rombongan pengurus DPN APTRI mendatangi Kementerian Pertanian, Kemenko Pangan, dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Di Kementerian Pertanian, mereka diterima langsung oleh Dirjen Perkebunan, Abdul Roni sementara di Kemenko Pangan diterima oleh Deputi bidang pangan dan pertanian,Widiastuti serta di Bapanas diterima Deputi bidang ketersediaan dan stabilisasi pangan, I gusti Ketut Astawa serta mendatangi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian, sedangkan untuk DPR RI pekan depan.

    Khabsyin menjelaskan kondisi gula petani saat ini kian mengkhawatirkan. Stok gula yang tidak laku di sejumlah pabrik gula telah mencapai 100 ribu ton secara nasional dan terus akan bertambah.

    Menurut DPRD Provinsi Jawa Tengah dari fraksi PKB periode 2019-2024 hal ini terjadi karena penawaran harga dari pedagang saat lelang berada di bawah Harga Patokan Petani (HPP) yang telah ditetapkan sebesar Rp 14.500 per kilogram.

    “Pasar gula kita dibanjiri gula rafinasi dan daya beli masyarakat turun sehingga gula petani tidak terserap. Kami menagih janji pemerintah segera mencairkan dana Rp 1,5 triliyun pembelian gula petani sesuai HPP sesuai janji pemerintah sebulan lalu,” tegas Khabsyin seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono, Kamis (14/08).

    Selain gula, petani juga terpukul akibat anjloknya harga tetes tebu. Tahun ini, harga tetes turun menjadi Rp 1.500 per kilogram, bahkan pembeli tetes minta penurunan harga dari yang sudah disepakati. Padahal tahun lalu harganya mencapai Rp 3.000 per kilogram. 

    Khabsyin menilai penyebabnya adalah adanya permendag 16 tahun 2025 yang membuka kran impor etanol secara bebas tanpa persetujuan impor, bebas kuota dan bebas bea masuk. Kita tahu bahwa tetes adalah bahan baku ethanol.

    “Ironis,  produksi etanol dan tetes tebu dalam negeri surplus dan sebagian diekspor, pemerintah justru membebaskan impor etanol. Siapapun bisa impor tanpa syarat, tanpa kuota, tanpa persetujuan impor, tanpa rekomendasi menperin, ini membuat harga tetes petani jatuh,” ujarnya.

    DPN APTRI meminta pemerintah segera membeli gula petani yang tidak laku sesuai HPP yang berlaku, serta menghentikan impor etanol secara bebas. Ethanol ini barang yang perlu diawasi bukannya dibebaskan. 

    Khabsyin menegaskan permasalahan harga gula dan tetes yang anjlok akan mengancam swa sembada gula karena petani tidak lagi semangat untuk menanam tebu. jika aspirasi ini tidak segera direspons, ribuan petani siap turun ke jalan.

    “Kondisi ini sudah membuat petani tidak betah. Jika aspirasi kami diabaikan, kami akan menggelar aksi unjuk rasa dengan kekuatan 5.000 petani tebu dari seluruh Indonesia,” cetusnya.

    Sementara itu Ketua APTRI Lumajang Jawa Timur Haji Didik Purwanto menegaskan adanya pembelian yang dibawah HPP yang merugikan petani telah menambah menumpukan di gudang Pabrik Gula (PG) Djatiroto, selain itu ditambah kebijakan keluarnya aturan Mendag telah menyebabkan kebingungan petani membayar ongkos tebang angkut. Sementara kuli masing-masing petani bukan dari golongan ekonomi berada rata-rata ekonomi menengah kebawah dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber satu-satunya baik dari dari keluarga yang menebang maupun sebagai kuli angkutan.

    “Gula petani tidak laku terus menumpuk di gudang PG Djatiroto karna tawaran rendah, sementara tuntutan petani harus bayar kuli secara kontinyu dan keuangan yang diandalkan dari penjualan gula,” pungkasnya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Mendag lepas ekspor produk elektronik dari Batam ke Asia dan Eropa

    Mendag lepas ekspor produk elektronik dari Batam ke Asia dan Eropa

    ANTARA – Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor produk komponen elektronik di Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (14/8). Mendag menyebut, produk itu dikirimkan ke sejumlah negara, yaitu Singapura, China, Jerman, dan Inggris. (Angiela Chantiequ/Yovita Amalia/Gracia Simanjuntak)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Eropa Satukan Sikap Jelang Negosiasi Trump-Putin

    Eropa Satukan Sikap Jelang Negosiasi Trump-Putin

    Jakarta

    Seratus hari menjabat, Kanselir Jerman Friedrich Merz boleh jadi membayangkan masa cuti yang lebih menenangkan. Namun, alih-alih beristirahat, dia harus berkutat dengan isu perang dan politik dalam negeri, serta dipaksa menggeber kerja diplomatik tingkat tinggi.

    Jumat (15/8), di Alaska, Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membicarakan masa depan Ukraina. Celakanya, pertemuan itu digelar tanpa melibatkan Ukraina, apalagi Eropa.

    Sebabnya menjelang pertemuan, Merz bergegas “memancang tiang” lebih dulu, dengan mengundang pemimpin dunia Barat di sebuah konferensi virtual di Berlin.

    Yang diundang hadir dalam undangan adalah sejumlah kepala negara dan pemerintahan Eropa, Komisi Eropa, NATO, dan dua tamu kehormatan: Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang datang langsung ke Berlin.

    Terutama Zelensky ingin menegaskan posisi Ukraina dalam perundingan damai dengan Rusia. “Kami ingin perdamaian bagi Eropa dan dunia.” Ukraina, katanya, membutuhkan gencatan senjata segera dan jaminan keamanan dari Moskow.

    “Ada harapan untuk perdamaian”

    Inisiatif Merz bertujuan menggalang kesatuan Barat menghadapi Vladimir Putin. Setelah bertahun-tahun melancarkan perang berdarah terhadap Ukraina, penguasa di Kremlin itu tak kunjung memberi isyarat kesediaan gencatan senjata, apalagi berdamai.

    Jerman berharap, sikap kolektif Barat akan mampu mencegah Trump membuat konsesi sepihak ke Rusia.

    Trump sendiri, sebelum KTT virtual di Berlin, mengatakan punya firasat bahwa Eropa “ingin melihat sebuah kesepakatan.”

    Punggawa Partai Republik AS itu ingin menekan Putin, tapi cuma punya bekal tipis. Dia pun menginginkan perdamaian, tapi kadung memangkas besar-besaran suplai senjata ke Ukraina. Daya tawarnya terbatas karena tidak bisa membicarakan penyerahan wilayah — itu hanya mungkin jika Eropa, terutama Ukraina, memberi lampu hijau.

    Mungkinkah pertukaran wilayah?

    Belakangan, Trump sering melontarkan ide “tukar wilayah” untuk mengakhiri perang di Ukraina. Di Brussels, Komisi Eropa sudah berpengalaman bahwa Rusia tak akan mengembalikan wilayah yang sudah direbut dalam waktu dekat. Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte baru-baru ini berkata, “Saat ini, kita harus mengakui bahwa Rusia menguasai sebagian wilayah Ukraina.”

    Dalam urusan teritorial, Rutte memandang perlunya dibedakan antara pengakuan de facto dan de jure. Naskah kesepakatan itu mungkin mencatat bahwa Rusia secara faktual menguasai wilayah tertentu, tanpa mengakui secara hukum.

    Dari Berlin terdengar kabar, Ukraina hanya mau berunding soal gencatan senjata total di sepanjang garis depan. Adapun “pengakuan hukum atas pendudukan Rusia tak masuk meja perundingan,” tegas Merz.

    Putin bersikeras pada klaim teritorial

    Saat ini, Rusia menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina. Jubir Kementerian Luar Negeri di Moskow Rabu (13/8) lalu menyatakan, pihaknya tak akan mundur dari wilayah yang sudah diduduki, termasuk kota Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Krimea tak disebut, meski wilayah itu sudah dianeksasi Rusia sejak 2014 secara ilegal. Soal KTT di Berlin, komentar Moskow sangat singkat: “Tak penting.”

    Menurut Rafael Loss, pakar keamanan di European Council on Foreign Relations, pertemuan EU-NATO-AS di Berlin tergolong sukses. “Merz dan koleganya berhasil menyuarakan persatuan,” ujarnya kepada DW. Tapi soal definisi “penyerahan atau pertukaran wilayah”, katanya, Eropa dan AS masih berbeda pandangan.

    Secara hukum internasional, wilayah yang diklaim Rusia, termasuk Krimea, merupakan wilayah teritorial Ukraina. Fakta bahwa Rusia menguasai atau menganeksasi wilayah itu secara ilegal tak mengubah status hukumnya. “Penyerahan wilayah hanya mungkin jika konstitusi Ukraina diubah,” tegas Zelensky lagi di konferensi pers Berlin. “Kalau bicara wilayah, kita harus memikirkan rakyat, kita harus memikirkan konstitusi,” ujarnya.

    Pertemuan Alaska: Tiga skenario

    Bagaimana pertemuan pertama Putin-Trump di periode kedua Trump nanti akan berakhir? Rafael Loss membayangkan tiga skenario:

    Pertama, Trump sadar sedang dipermainkan Putin, lalu merapat ke Ukraina dan Eropa.

    Kedua, status quo dipertahankan.

    Ketiga — yang terburuk — Alaska menjadi titik awal normalisasi hubungan AS-Rusia, sementara Ukraina dan tatanan keamanan Eropa jadi korban.

    Solidaritas Eropa dan ancaman sanksi

    “Jika Rusia tak bersedia memberi konsesi, sanksi baru mengintai. Paket sanksi ke-19 Uni Eropa sudah disiapkan,” kata Perwakilan Tinggi Urusan Luar Negeri UE, Kaja Kallas. Rinciannya masih disimpan rapat.

    Sebanyak 26 dari 27 negara anggota UE sepakat berdiri di belakang Ukraina, menegaskan bahwa “perbatasan internasional tak boleh diubah lewat perang.” Hanya Hungaria di bawah Perdana Menteri Viktor Orban yang menolak, menyebut sanksi tambahan tak ada gunanya.

    Moskow gandakan tekanan di medan perang

    Menjelang pertemuan Alaska, Rusia justru menggeber operasi militer di Ukraina. AFP melaporkan, dalam sehari Rusia mencatat kemajuan teritorial terbesar sejak beberapa bulan terakhir. Di Kherson, pertempuran di berbagai front tetap berlangsung sengit.

    Kepada Trump, Merz menitipkan pesan sebelum keberangkatan ke Alaska: “Kami ingin Presiden Trump mencatat sukses di Anchorage pada Jumat.” Dan satu catatan penting: “Ukraina juga harus duduk di meja perundingan jika ada pertemuan lanjutan.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha
    Editor: Agus Setiawan

    Tonton juga video “RI Kena Tarif Trump 19%, Mendag Targetkan Pasar Eropa” di sini:

    (ita/ita)

  • Kemendag perkuat daya saing UMKM Batam lewat Klinik Desain

    Kemendag perkuat daya saing UMKM Batam lewat Klinik Desain

    Batam (ANTARA) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkuat para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), untuk meningkatkan kualitas desain produk, desain kemasan dan komunikasi visualnya melalui program Klinik Desain.

    Hal itu selaras dengan Program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor) yang digaungkan Kemendag agar pelaku UMKM berani berinovasi dan siap beradaptasi menjadi eksportir.

    “Penguatan kapasitas UMKM perlu terus dilakukan agar dapat bersaing di pasar domestik dan luar negeri. Kualitas desain adalah salah satu unsur yang penting untuk memberikan nilai tambah dalam memasarkan produk kita,” kata Menteri Perdagangan Budi Santoso di Batam, Kamis.

    Ia mengatakan desain produk, kemasan dan konsep komunikasi visual yang kuat merupakan modal penting bagi peningkatan daya saing produk UMKM.

    ”Kemarin kami gelar program bertajuk ‘Lokakarya Pengembangan Ekspor Produk Kreatif melalui Klinik Desain’ di IT Center kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam,” katanya.

    Untuk mendorong ekspor, Kemendag menegaskan komitmen mendukung UMKM melalui berbagai fasilitasi kepada pengusaha termasuk UMKM.

    Fasilitasi ini mencakup pengembangan produk ekspor melalui fasilitasi sertifikasi dan dukungan desain produk melalui Indonesia Design Development Center (IDDC), pendampingan ekspor melalui Export Center dan pembukaan jejaring melalui kemitraan internasional.

    “Adapun pengembangan pasar ekspor melalui partisipasi pelaku UMKM dalam misi dagang dan pameran dagang internasional,” katanya.

    Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi mengatakan Klinik Desain merupakan salah satu program untuk mempersiapkan pelaku usaha untuk bersaing di pasar global.

    “Klinik Desain adalah program gratis yang bisa dimanfaatkan para pelaku usaha untuk mempersiapkan masuk ke pasar global dengan memperkuat desain produk, kemasan, dan desain komunikasi visual,” kata Puntodewi.

    Lokakarya Klinik Desain diikuti 50 pelaku UMKM dan menghadirkan desainer dari Indonesia Design Development Center (IDDC) Darfi Rizkavirwan sebagai narasumber.

    Melalui Klinik Desain, Kemendag juga memberikan pemahaman tentang tren global kepada para pelaku UMKM sekaligus mendorong kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan ekspor.

    Salah satu pelaku UMKM Sumiyati mengapresiasi Klinik Desain yang membantunya meningkatkan kualitas kemasan produk yang ia jual, yakni keripik peyek bulat.

    “Kami terbantu karena banyak sekali ilmunya dan kami jadi mengetahui hal-hal yang harus kami benahi untuk bisa ekspor. Kami jadi paham bahwa sebelum ekspor, harus ada legalitas yang lengkap mulai dari Nomor Induk Berusaha, izin Industri Rumah Tangga, sertifikasi halal, hingga perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Juga, (di kemasan) harus ada barcode internasional,” kata Sumiyati.

    Berdasarkan data Kemendag, sejak 2017 hingga 2024, telah tercatat 1.338 pelaku usaha, terutama dari kalangan UMKM berorientasi ekspor, yang memanfaatkan program klinik desain.

    Pewarta: Amandine Nadja
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Beras Oplosan Marak, Pedagang Pasar Tradisional Semringah Omzet Naik

    Beras Oplosan Marak, Pedagang Pasar Tradisional Semringah Omzet Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut pedagang pasar tradisional mengalami peningkatan omzet imbas kasus beras yang tak sesuai mutu dan kualitas alias beras oplosan.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan kasus beras oplosan membawa berkah bagi pedagang di pasar tradisional, lantaran masyarakat berbondong-bondong beralih membeli beras di pasar tradisional.

    “Ada yang menarik. Ini berkah bagi pedagang tradisional. Itu omzetnya naik, karena banyak yang beralih [membeli beras] ke [pasar] tradisional,” kata Amran saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Kamis (14/8/2025).

    Amran menuturkan dengan masyarakat membeli beras di pasar tradisional, ini justru bisa menghidupkan penggilingan kecil di Tanah Air. Apalagi, penggilingan kecil mendominasi dari total penggilingan.

    “Kalau dia belanja di tradisional, menghidupkan pengilingan kecil. Penggilingan kecil jumlahnya itu 95% dari total penggilingan,” tuturnya.

    Di sisi lain, Amran menuturkan bahwa Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) juga telah menurunkan harga beras premium sebesar Rp1.500 per kemasan 5 kilogram.

    “Premium kan sudah turun Rp1.500 [per 5 kilogram], ada suratnya aku terima. Dan itu statement ketua asosiasinya itu. Aprindo, turun Rp1.500 [per 5 kilogram],” ujarnya.

    Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengeklaim kini pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) tak lagi takut berjualan beras imbas adanya kasus beras oplosan. Dia memastikan sudah tidak ada lagi masalah terkait beras oplosan. Dia juga mengeklaim permasalahan ini sudah tertangani.

    “Sudah-sudah, nggak ada masalah. Sudah tertangani dengan baik,” ujar Budi saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (12/8/2025).

    Namun, dia enggan menjelaskan lebih detail seperti apa proses penanganan kasus beras oplosan yang telah menggegerkan masyarakat.

    Omzet Turun

    Sementara itu, Ombudsman sebelumnya menemukan adanya penurunan signifikan omzet pedagang beras di PIBC saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Senin (11/8/2025). Adapun, sidak ini dilakukan untuk memantau kondisi perdagangan beras di tengah polemik beras oplosan.

    Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika menuturkan sejumlah pedagang mengeluhkan penurunan penjualan antara 20–50% sejak isu beras oplosan mencuat di publik.

    “Dari keterangan pedagang, misalnya mereka biasanya menjual 15-20 ton beras per hari, namun saat ini hanya 6–10 ton beras perhari,” ujar Yeka dalam keterangan tertulis, Senin (11/8/2025).

    Berdasarkan data Pengelola Pasar Induk Beras Cipinang, perbandingan in-out beras di PIBC pada 1–10 Juli 2025 dan 1–10 Agustus 2025 terjadi penurunan beras yang masuk 22,97% dan yang keluar 20,84%.

    Dari sisi harga, Yeka menemukan terjadi kenaikan harga beras di PIBC. Harga jual termurah Rp13.150 per kilogram dan harga termahal tembus Rp14.760 per kilogram, dengan rata kenaikan harga beras sebesar Rp200 dalam dua pekan terakhir.

    Selain itu, Yeka menyebut penurunan penjualan ini juga berdampak pada turunnya tenaga kerja di sektor bongkar muat. Merujuk data Koperasi Jasa Pekerja Bongkar Muat PIBC, sebanyak 80% dari sekitar 1.200 anggota tidak bekerja karena menurunnya volume pembelian beras di PIBC.

    “Perlindungan terhadap konsumen harus berjalan beriringan dengan perlindungan terhadap keberlangsungan pelaku usaha dan pekerja,” tuturnya.

    Adapun, Ombudsman akan menindaklanjuti temuan ini dengan melakukan koordinasi bersama kementerian dan lembaga terkait.

    Yeka menyatakan langkah ini untuk mencari solusi agar pasar kembali bergairah, sekaligus memastikan perdagangan beras tetap transparan dan sesuai ketentuan.

  • Wamentan: Pemerintah Tugaskan Danantara Serap Rp1,5 Triliun Gula Petani

    Wamentan: Pemerintah Tugaskan Danantara Serap Rp1,5 Triliun Gula Petani

    Bisnis.com, MALANG — Pemerintah menyiapkan dana Rp1,5 triliun yang bersumber dari Danantara untuk menyerap gula petani yang tidak terserap pasar.

    Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengatakan nantinya yang akan melakukan pembelian gula petani, yakni PT RNI dan PT SGN.

    “Harganya baik, sehingga petani tidak dirugikan,” katanya di sela-sela memberikan Kuliah Tamu Wakil Menteri Pertanian dalam Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya, Rabu (13/8/2025).

    Terkait dugaan adanya peredaran gula rafinasi di pasar, dia menegaskan bahwa hal tersebut sebagai pelanggaran dan tak bisa ditolerir.  

    Karena itulah, dia menegaskan Kementan akan melakukan pendekatan ke kepolisian dan pihak-pihak yang mengurusinya.

    Intinya, kata dia, gula rafinasi itu gula yang diperuntukkan industri makanan dan minuman, tidak boleh dijual di pasar.

    Dengan demikian, mereka yang menjual gula rafinasi di luar kepentingan industri maka merupakan kegiatan yang melanggar hukum. 

    Diberitakan Bisnis, Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) meminta agar pemerintah menghentikan impor ethanol lantaran telah membuat harga tetes tebu anjlok. 

    Hal ini seiring adanya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16 Tahun 2025 (Permendag 16/2025) tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.

    Sekjen DPN APTRI M Nur Khabsyin mengatakan anjloknya harga gula dan tetes tebu telah memukul pendapatan petani tebu.

    Khabsyin mengungkap, saat ini kondisi gula petani kian mengkhawatirkan. Dia menyebut, stok gula yang tidak laku di sejumlah pabrik gula telah mencapai 100.000 ton secara nasional dan akan terus bertambah.

    Dia menjelaskan kondisi ini terjadi lantaran penawaran harga dari pedagang saat lelang berada di bawah Harga Patokan Petani (HPP) yang telah ditetapkan sebesar Rp14.500 per kilogram.

    “Pasar gula kita dibanjiri gula rafinasi dan daya beli masyarakat turun sehingga gula petani tidak terserap. Kami mendesak pemerintah membeli gula petani sesuai HPP,” kata Khabsyin dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (13/8/2025).

    Selain itu, Khabsyin menuturkan petani juga terpukul akibat anjloknya harga tetes tebu. Di mana, harga tetes turun menjadi Rp1.500 per kilogram di tahun ini, bahkan pembeli tetes meminta penurunan harga dari yang sudah disepakati. Padahal, ungkap dia, tahun lalu harganya mencapai Rp3.000 per kilogram. 

    Menurutnya, anjloknya harga tetes tebu disebabkan adanya Permendag 16/2025. Khabsyin menilai, Permendag 16/2025 telah membuka keran impor ethanol secara bebas tanpa persetujuan impor, bebas kuota, dan bebas bea masuk. Di sisi lain, tetes adalah bahan baku ethanol.

    “Ironis, produksi ethanol dan tetes tebu dalam negeri surplus dan sebagian diekspor, pemerintah justru membebaskan impor ethanol. Siapapun bisa impor tanpa syarat, tanpa kuota, tanpa persetujuan impor, tanpa rekomendasi Menperin [Menteri Perindustrian], ini membuat harga tetes petani jatuh,” tuturnya.

  • Wamentan: Pemerintah Tugaskan Danantara Serap Rp1,5 Triliun Gula Petani

    Wamentan: Pemerintah Tugaskan Danantara Serap Rp1,5 Triliun Gula Petani

    Bisnis.com, MALANG — Pemerintah menyiapkan dana Rp1,5 triliun yang bersumber dari Danantara untuk menyerap gula petani yang tidak terserap pasar.

    Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengatakan nantinya yang akan melakukan pembelian gula petani, yakni PT RNI dan PT SGN.

    “Harganya baik, sehingga petani tidak dirugikan,” katanya di sela-sela memberikan Kuliah Tamu Wakil Menteri Pertanian dalam Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya, Rabu (13/8/2025).

    Terkait dugaan adanya peredaran gula rafinasi di pasar, dia menegaskan bahwa hal tersebut sebagai pelanggaran dan tak bisa ditolerir.  

    Karena itulah, dia menegaskan Kementan akan melakukan pendekatan ke kepolisian dan pihak-pihak yang mengurusinya.

    Intinya, kata dia, gula rafinasi itu gula yang diperuntukkan industri makanan dan minuman, tidak boleh dijual di pasar.

    Dengan demikian, mereka yang menjual gula rafinasi di luar kepentingan industri maka merupakan kegiatan yang melanggar hukum. 

    Diberitakan Bisnis, Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) meminta agar pemerintah menghentikan impor ethanol lantaran telah membuat harga tetes tebu anjlok. 

    Hal ini seiring adanya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16 Tahun 2025 (Permendag 16/2025) tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.

    Sekjen DPN APTRI M Nur Khabsyin mengatakan anjloknya harga gula dan tetes tebu telah memukul pendapatan petani tebu.

    Khabsyin mengungkap, saat ini kondisi gula petani kian mengkhawatirkan. Dia menyebut, stok gula yang tidak laku di sejumlah pabrik gula telah mencapai 100.000 ton secara nasional dan akan terus bertambah.

    Dia menjelaskan kondisi ini terjadi lantaran penawaran harga dari pedagang saat lelang berada di bawah Harga Patokan Petani (HPP) yang telah ditetapkan sebesar Rp14.500 per kilogram.

    “Pasar gula kita dibanjiri gula rafinasi dan daya beli masyarakat turun sehingga gula petani tidak terserap. Kami mendesak pemerintah membeli gula petani sesuai HPP,” kata Khabsyin dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (13/8/2025).

    Selain itu, Khabsyin menuturkan petani juga terpukul akibat anjloknya harga tetes tebu. Di mana, harga tetes turun menjadi Rp1.500 per kilogram di tahun ini, bahkan pembeli tetes meminta penurunan harga dari yang sudah disepakati. Padahal, ungkap dia, tahun lalu harganya mencapai Rp3.000 per kilogram. 

    Menurutnya, anjloknya harga tetes tebu disebabkan adanya Permendag 16/2025. Khabsyin menilai, Permendag 16/2025 telah membuka keran impor ethanol secara bebas tanpa persetujuan impor, bebas kuota, dan bebas bea masuk. Di sisi lain, tetes adalah bahan baku ethanol.

    “Ironis, produksi ethanol dan tetes tebu dalam negeri surplus dan sebagian diekspor, pemerintah justru membebaskan impor ethanol. Siapapun bisa impor tanpa syarat, tanpa kuota, tanpa persetujuan impor, tanpa rekomendasi Menperin [Menteri Perindustrian], ini membuat harga tetes petani jatuh,” tuturnya.