Kementrian Lembaga: Kemendag

  • Mendag Klaim RI Siap Hadapi Dampak Perang Dagang AS vs China

    Mendag Klaim RI Siap Hadapi Dampak Perang Dagang AS vs China

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara terkait potensi perang dagang AS vs China terhadap neraca perdagangan Indonesia. Adapun, potensi perang dagang ini kembali mencuat menjelang dilantiknya Donald Trump sebagai Presiden AS.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan bahwa pemerintah siap menghadapi situasi perdagangan yang terjadi, termasuk adanya potensi perang dagang. Apalagi, menurutnya, isu terkait potensi perang dagang antara AS dan China sudah lama bergulir.

    “Ya, itu kan [potensi perang dagang AS-China] sudah isu dari dulu terus. Paling kita siap aja,” kata Budi saat ditemui di Gedung Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan Kemendag, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

    Adapun, Mendag Budi mengaku siap dengan kebijakan pengenaan tarif perdagangan yang tinggi oleh Donald Trump terhadap mitra dagang, termasuk China.

    “Dulu juga hampir sama. Jadi kita harus siap, yang penting dulu kita punya daya saing. Jadi kalau misalnya kita punya daya saing, terus kita bersaing dengan negara lain, daya saing kita bagus, saya pikir nggak akan kalah,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Budi menyatakan bahwa Kemendag akan mencoba melakukan pendekatan melalui kerja sama bilateral agar produk lokal mampu menembus pasar di Negeri Paman Sam.

    “Nanti kita coba lakukan perdekatan lagi ya, seperti apa formulasi hubungan yang bagus sehingga kita bisa menembus pasar AS,” terangnya.

    Dalam catatan Bisnis, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menegaskan bahwa negaranya siap mengambil langkah balasan berupa tarif terhadap AS jika presiden terpilih Donald Trump mewujudkan ancamannya untuk melancarkan perang dagang di Amerika Utara.

    Melansir Bloomberg, Senin (13/1/2025), Trudeau menyatakan bahwa pemerintahnya tidak berniat memicu konflik perdagangan dengan pemerintahan baru AS di bawah Trump, melainkan akan bertindak tegas jika AS memberlakukan tarif pada produk-produk Kanada.

    Menurut data Departemen Perdagangan AS, Kanada merupakan mitra dagang terbesar barang-barang AS dengan nilai mencapai US$320 miliar dalam 11 bulan pertama 2024. Selama periode yang sama, defisit perdagangan barang AS dengan Kanada tercatat sebesar US$55 miliar.

    “Kami adalah mitra ekspor utama bagi sekitar 35 negara bagian AS. Setiap hambatan yang memperlambat arus perdagangan antar negara kita akan berdampak buruk bagi rakyat dan pekerjaan di Amerika,” ujarnya.

    Adapun, ketika pemerintahan Trump pertama memberlakukan tarif pada baja dan aluminium pada 2018, pemerintah Kanada merespons dengan mengenakan tarif pada sejumlah produk AS, seperti peralatan rumah tangga. Kali ini, Trump mengisyaratkan tarif 25% yang lebih luas terhadap barang-barang dari Meksiko dan Kanada.

    Sementara itu, China mengambil langkah persiapan yang berbeda guna mengantisipasi kebijakan Trump. Awal bulan lalu, para pemimpin utama China berencana melonggarkan kebijakan moneter dan memperluas pengeluaran fiskal pada 2025 sebagai bentuk persiapan Beijing menghadapi perang dagang kedua saat Trump menjabat sebagai Presiden AS. 

  • Wamendag Roro minta UKM tingkatkan akses pasar melalui pameran

    Wamendag Roro minta UKM tingkatkan akses pasar melalui pameran

    Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri saat mengunjungi Kahyangan House of Jewelry di Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (14/1/2025). ANTARA/HO-Kemendag.

    Wamendag Roro minta UKM tingkatkan akses pasar melalui pameran
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 15 Januari 2025 – 10:25 WIB

    Elshinta.com – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) Bali untuk meningkatkan akses pasarnya melalui pameran.

    Hal ini disampaikan oleh Roro usai mengunjungi Kahyangan House of Jewelry di Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (14/1). Ia berpesan kepada pelaku UMKM untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas produk dan hubungan baik dengan pembeli sehingga produknya mampu bersaing dan usahanya dapat berkelanjutan.

    “Bagi UMKM, pameran sifatnya penting karena merupakan ajang promosi untuk meningkatkan akses pasar. Saya berpesan, tetaplah menjaga kualitas produk dan hubungan baik dengan buyer,” ujar Roro dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

    Tahun lalu, Kemendag telah mendorong peningkatan akses pasar bagi UMKM melalui promosi pada berbagai ajang pameran lainnya, seperti Inacraft, Kriya Nusa, HUT Dekranas, serta Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW).

    Pada pameran Mall to Mall dalam rangka program Bangga Buatan Indonesia (BBI) di Provinsi Banten, Kemendag telah memfasilitasi 96 pelaku usaha. Sementara pada pameran Pangan Nusa, 166 pelaku usaha dan 50 kuliner khas Nusantara juga telah difasilitasi Kementerian Perdagangan.

    “Dalam upaya perluasan pasar, Kementerian Perdagangan mengambil langkah-langkah penguatan diplomasi perdagangan internasional. Hal ini termasuk dengan berpartisipasi aktif pada fora internasional, percepatan penyelesaian perundingan perdagangan, dan penyelesaian sengketa dagang,” kata Roro.

    Wamendag juga menekankan, Kemendag siap membantu UKM memulai dan meningkatkan ekspor. Kementerian Perdagangan bersama perwakilan perdagangan di luar negeri terus mempromosikan produk unggulan Indonesia melalui penjajakan kesepakatan bisnis (business matching), misi dagang, dan juga pameran internasional.

    Dari sisi penguatan kesiapan ekspor di dalam negeri, Kemendag berfokus pada upaya peningkatan daya saing pelaku UMKM menuju pasar global, di antaranya melalui berbagai pelatihan dan pengembangan kapasitas pelaku UMKM berorientasi ekspor, serta program dan fasilitasi yang mendukung peningkatan nilai tambah dan keberterimaan produk UMKM di pasar internasional.

    Sumber : Antara

  • Potensi Perang Dagang AS-China, Eksportir Blak-blakan Dampak ke RI

    Potensi Perang Dagang AS-China, Eksportir Blak-blakan Dampak ke RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) menilai, potensi perang dagang antara Amerika Serikat-China, usai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia.

    Dalam hal ini, Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno menyebut bahwa Indonesia akan mendapat keuntungan dari sisi besaran bea masuk barang. Dengan demikian, barang-barang dari Indonesia dalam lebih mudah dijangkau oleh konsumen AS lantaran harganya yang lebih murah.

    “Ada keuntungan yang kita dapat yaitu besaran bea masuk barang dari China jauh lebih besar dibanding dari Indonesia,” kata Benny kepada Bisnis, Rabu (15/1/2025).

    Selain itu, Benny menyebut bahwa akan ada investasi dari China ke Indonesia, di mana produk-produk yang dihasilkan akan di kirim ke AS dengan country of origins Indonesia.

    Kendati melihat peluang positif dari perang dagang tersebut, dia mengharapkan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah antisipasi. Salah satunya, dengan memudahkan proses perizinan investasi, utamanya yang berorientasi ekspor.

    “Mudahkanlah proses perizinan investasi yang khususnya orientasinya untuk ekspor,” pungkasnya.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso sebelumnya khawatir dengan kemenangan Trump dapat berimbas pada kebijakan pengenaan bea masuk tambahan.

    Kendati begitu, Budi menyebut bahwa selama ini produk ekspor Indonesia terus meningkat pada masa pemerintahan Trump.

    “Ya memang kan isunya akan ada bea masuk tambahan ya, tetapi saya pikir kalau dulu kan ekspor kita juga meningkat terus waktu Donald Trump,” kata Budi di Pergudangan Kamal Muara, Jakarta Utara, Jumat (8/11/2024).

    Untuk itu, dia berharap tidak ada masalah dengan perdagangan ekspor maupun impor Indonesia pasca terpilihnya Trump sebagai Presiden AS.

    Budi juga mengaku efek dari kemenangan Trump belum berdampak pada neraca perdagangan Indonesia. “Tidak ada hambatan, bagi kita belum terasa, tapi saya pikir kita optimis enggak ada masalah,” ungkapnya.

  • Pengusaha Teriak Stok Garam Menipis Usai Impor Dibatasi: Sisa untuk 3 Bulan

    Pengusaha Teriak Stok Garam Menipis Usai Impor Dibatasi: Sisa untuk 3 Bulan

    Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) melaporkan stok bahan baku khususnya garam untuk industri aneka pangan mulai menipis, bahkan sejumlah perusahaan hanya memiliki sisa pasokan garam untuk 1-3 bulan ke depan. 

    Kondisi ini dipicu upaya pemerintah dalam melakukan percepatan pembangunan pergaraman nasional yang diterapkan mulai tahun ini berdasarkan beleid Peraturan Presiden (Perpres) No 126/2022. Alhasil, impor garam industri aneka pangan dihentikan. 

    Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan pihaknya pun telah melaporkan kondisi ini kepada Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmia dan Menko Pangan Zulkifli Hasan bahwa industri aneka pangan belum dapat sepenuhnya menggunakan garam lokal karena kebutuhan spesifikasi yang belum cocok. 

    “Awalnya ada kesanggupan dari lokal untuk memasok industri pangan, tapi tadi saya laporkan ke Pak Menteri bahwa setelah dicoba bahan baku lokal, ternyata pelaku usaha khususnya yang sangat membutuhkan spek khusus itu tidak bisa memakai,” kata Adhi saat ditemui di Kantor Kemenperin, Rabu (15/1/2025). 

    Adapun, kebutuhan garam industri untuk aneka pangan 600.000 ton awalnya mulai dipasok dari dalam negeri. Namun, setelah digunakan setidaknya 300.000 ton garam lokal tidak dapat dipakai oleh industri aneka pangan. 

    Garam industri tersebut dinilai tidak memenuhi spesifikasi industri lantaran kadar air yang masih tinggi, magnesium yang tinggi hingga menyebabkan penggumpalan. Alhasil, mutu standar dari produk tersebut tidak tercapai atau reject sehingga tidak dapat dijual. 

    “Itu sudah disaksikan oleh beberapa surveyor dari produsen industri pangan itu sudah diundang untuk melihat, ada kontaminasi titik hitam dan sebagainya yang tidak diperbolehkan di dalam pangan seperti itu,” jelasnya. 

    Adapun, produk reject yang dimaksud kebanyakan merupakan produk bumbu-bumbu untuk masak, mie instan, bumbu powder, dan sebagainya. Setidaknya ada 4 perusahaan pengguna garam industri aneka pangan terbesar yang melaporkan tingkat reject produk yang cukup tinggi. 

    “Itu rata-rata penggunaan mereka satu perusahaan bisa antara 50.000-80.000 ton per tahun. Mereka sudah trial order ke PT Garam, dan sudah diberikan yang terbaik oleh PT Garam, setelah dicoba tetap tidak bisa,” ujarnya.

    Bahkan, Adhi menyebut terdapat satu perusahaan bumbu masakan multinasional besar yang sudah ada sejak tahun 1970 yang terancam berhenti produksi dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan jika kebutuhan garam tidak dapat terpenuhi. 

    “Satu unit usahanya itu mereka lapor ada yang 5000 karyawan. Yang lebih jelek lagi, terpaksa mereka harus impor dari sister company-nya yang di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Nah kan, kita rugi besar dong. Garamnya nilainya kecil tapi nilai tambahnya besar dan kita harus impor produk jadi,” jelasnya. 

    Hal ini pun sangat mendesak lantaran industri kini memasuki masa puncak produksi untuk mempersiapkan permintaan jelang lebaran. Faktanya, sejumlah produsen justru kekurangan bahan baku garam tersebut karena tidak dapat mengimpor.

    “Saya sangat berharap, untuk kita tidak harus impor tapi bagaimana kita mencari solusi. Kalau dalam negeri tidak tersedia tentunya kita harus ada solusi agar industri makanan tidak berhenti,” jelasnya.

    Adhi menerangkan bahwa garam kebutuhannya dalam setiap produk terbilang kecil, namun memiliki nilai tambah yang tinggi. Misalnya, dalam komposisi mie instan, garam menjadi salah satu bumbu yang volume nya sedikit hanya sekitar 3% dari total komposisi bumbu yang ada di dalamnya.

    “Produknya rusak, mutu nya turun, reject nya banyak, tinggi. Jadi, Pak Menteri menyampaikan akan membantu dan secepatnya akan menjadi perhatian untuk dijadikan solusi dan bertemu dengan KKP, Menko Pangan, Menteri Perdagangan, dan Menko Perekonomian,” pungkasnya. 

  • TokopediaShop Klaim 8 Juta Kreatornya Sudah Berpenghasilan

    TokopediaShop Klaim 8 Juta Kreatornya Sudah Berpenghasilan

    Jakarta, FORTUNE – Mergernya Tokopedia dengan TikTok Shop membawa dampak positif bagi ekosistem E-commerce.

    ⁠Presiden Direktur Tokopedia dan TikTok E-commerce, Melissa Siska Juminto, menyatakan pengguna platorm belanja ini telah mencapai lebih dari 200 juta pengguna. 

    “Bisa dibilang Indonesia yang paling cepat bertumbuh. Kemudian kreator kami juga sudah ada 8 juta yang menghasilkan penghasilan,” kata Melissa dalam acara ShopTokopedia dan Tokopedia Summit 2025 di Jakarta, Rabu (15/1).

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Iqbal Shoffan Shofwan, menyampaikan akan terus bekerja sama dengan platform perbelanjaan dalam meningkatkan daya saing agar ekosistem ini lebih berkelanjutan dan bisa membantu lebih banyak UMKM.

    “Kita bandingkan antara 2023 dan 2024 itu pertumbuhan e-commerce dalam konteks GMV tumbuh 10,44 persen atau sama dengan US$65 miliar. Oleh karena itu kita sekarang bisa memanfaatkan momentum untuk terus sustain,” kata Iqbal.

    Di sisi lain, perusahaan elektronik, PT Bangga Teknologi Indonesia atau ADVAN, menyatakan penjualan secara online, terutama dari TokopediaShop, terus berkontribusi positif terhadap pertumbuhan kinerjanya.

    Direktur PT Bangga Teknologi Indonesia (ADVAN), Chandra Tansri, mengatakan perkembangan teknologi membawa dampak positif terutama untuk pembelian barang elektronik dengan harga terjangkau.

    Hanya saja, Chandra mengatakan penjualan secara offline masih berkontribusi lebih besar.

    “Secara porsi, gerai offline berkontribusi 70 persen, dan online berkontribusi 30 persen ke kinerja peerusahaan,” kata Chandra dalam acara ShopTokopedia dan Tokopedia Summit 2025, Rabu (15/1).

    Sepanjang 2024, dia mengeklaim pertumbuhan penjualan dari offline dan online mencapai 30 persen. Namun, Chandra enggan menyebutkan nilainya.

    Chandra juga berharap ke depannya melalui dukungan ShopTokopedia dan Tokopedia, penjualan dapat berkontribusi lebih banyak lagi. Optimisme ini terkembang karena jumlah pengguna dari kedua e-commerce tersebut mencapai lebih dari 200 juta pengguna.

    Selain itu, ia pun berharap terjadi peningkatan pembeli untuk kategori barang dengan harga lebih mahal seperti laptop. 

    Menurutnya, selama ini volume pembelian barang elektonik dengan harga terjangkau memanglah cukup besar, namun jika diakumulasikan secara nilai belum signifikan.

  • Revisi Permendag 8/2024, Mendag Mulai dengan Pakaian Jadi – Page 3

    Revisi Permendag 8/2024, Mendag Mulai dengan Pakaian Jadi – Page 3

    Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso (Busan) melepas ekspor baja welded beam sebesar 1.200 metrik ton milik PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP). Ekspor baja ini dikirimkan dari pabrik GPR di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi menuju Selandia Baru.

    Mendag Busan menyampaikan, total nilai ekspor baja yang dilepas GPR ke Selandia Baru mencapai USD 1,5 juta, atau setara Rp 24,45 miliar (kurs Rp 16.300 per dolar AS).

    “Ekspor ke New Zealand ini USD 1,5 juta. Sementara ekspor kita ke New Zealand itu USD 10,9 juta. Jadi GRP sudah memberikan kontribusi USD 1,5 juta,” ujar Mendag dalam acara pelepasan ekspor produk baja welded beam GRP di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Rabu (15/1/2025).

    Menurut pemaparannya, permintaan dunia untuk produk baja Indonesia konsisten tumbuh positif selama 5 tahun terakhir, sebesar 9,13 persen. Adapun total permintaan pasar global untuk produk baja mencapai USD 866 miliar.

    Saat ini, kata Mendag, Indonesia masih menjadi eksportir baja nomor 7 terbesar di dunia. Namun, rupanya kebutuhan produk baja di dalam negeri masih belum mencukupi, sehingga masih membutuhkan suplai impor.

    “Di dalam negeri kita masih butuh 4 juta ton. Ya makanya kita juga masih impor, masih impor baja. Tapi kita kalau ada pasar besar untuk ekspor, ya kita tetap ekspor,” ungkap dia.

     

  • Bakal Lobi Donald Trump, Mendag Tak Khawatir Ancaman Tarif Dagang Ganggu Ekspor Indonesia – Page 3

    Bakal Lobi Donald Trump, Mendag Tak Khawatir Ancaman Tarif Dagang Ganggu Ekspor Indonesia – Page 3

    Sebelumnya, tarif impor selama masa jabatan pertama Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump menurunkan nilai saham pada hari tarif tersebut diumumkan.

    Mengutip US News, Jumat (6/12/2024) analisis baru oleh staf Federal Reserve Bank of New York, menyoroti dampak dari kebijakan tarif tersebut terhadap laba, penjualan, dan lapangan kerja yang lebih rendah pada masa mendatang bagi perusahaan-perusahaan AS yang harga ekuitasnya terpukul paling kera. 

    Perusahaan-perusahaan AS yang terlibat langsung dalam perdagangan dengan China misalnya, di mana sekitar setengah dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa, mengalami kerugian pasar saham yang lebih besar ketika tarif impor impor Trump pertama kali diumumkan selama tahun 2018 dan 2019, dan selama dua tahun berikutnya mengalami penurunan laba sekitar 13% lebih rendah daripada yang lain.

    “Salah satu motivasi utama untuk mengenakan tarif pada barang-barang impor adalah untuk melindungi perusahaan-perusahaan AS dari persaingan asing. Dengan mengenakan pajak impor, harga domestik menjadi relatif lebih murah, dan warga Amerika mengalihkan pengeluaran dari barang-barang asing ke barang-barang domestik,” ungkap ekonom The Fed New York, termasuk Mary Amiti, kepala studi pasar tenaga kerja dan produk di kelompok penelitian bank tersebut.

    “Namun, sebagian besar perusahaan mengalami kerugian valuasi yang besar pada hari pengumuman tarif. Kami juga mendokumentasikan bahwa kerugian finansial ini berdampak pada pengurangan laba, lapangan kerja, penjualan, dan produktivitas tenaga kerja di masa mendatang,” ungkap para analis The Fed New York.

    Tim peneliti New York The Fed menambahkan, karena rantai pasokan global rumit dan negara-negara asing membalas, hasil analisis menunjukkan perusahaan mengalami kerugian besar dalam arus kas yang diharapkan dan hasil riil. “Kerugian ini bersifat luas, dengan perusahaan yang terpapar ke China mengalami kerugian terbesar,”

     

  • Bocoran Isi Surat Mendag ke Sri Mulyani soal Minyakita Mahal

    Bocoran Isi Surat Mendag ke Sri Mulyani soal Minyakita Mahal

    Jakarta

    Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, buka suara soal usul relaksasi biaya wajib pungut untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ia kirimkan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengatasi mahalnya harga Minyakita.

    Budi mengatakan, surat itu dikirimkan agar BUMN pangan seperti Perum Bulog dan ID FOOD dapat terus mendistribusikan Minyakita langsung kepada pengecer. Selama ini, katanya, banyak kendala distribusi Minyakita akibat wajib pungut.

    “Biaya wajib pungutan itu kan dibayar tahun depannya. Dibayar tahun depannya, langsung dipungut oleh BUMN. Sehingga, apa namanya, perusahaan ini kan harus bayar dulu. Bayar dulu baru nanti bisa dipakai lagi ke pemerintah nah ini agak ribet,” kata Budi kepada wartawan di di Gedung Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

    Melalui permohonan relaksasi biaya wajib pungut, Budi berharap penuh solusi atas tinggi harga Minyakita dapat diselesaikan. Untuk diketahui, harga eceran tertinggi (HET) Minyakita saat ini sebesar Rp 15.700 per liter.

    Sementara mengacu pada panel perdagangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata nasional Minyakita mencapai Rp 17.518 per liter pada pukul 11.58 WIB. “Nah kami sudah bicara soal itu, mudah-mudahan segera ada solusinya biar distribusi Minyakita itu lebih bersih,” ungkapnya.

    Ketika disinggung ihwal pemangkasan jalur distribusi Minyakita, Budi menekankan tidak ada perubahan. Ia mengatakan, saat ini jalur distribusi Minyakita masih dari produsen, distributor pertama (D1), distributor kedua (D2), pengecer, dan konsumen akhir.

    “Cuma tadi yang salah satu dievaluasi itu tadi yang Wapu (wajib pungut), ya, Wapu itu maksudnya kalau wajib pungut, kalau nanti yang produsen langsung ke BUMN, ya, sudah BUMN bisa langsung ke pengecer. Jadi fungsinya itu D1 kalau BUMN itu kan nanti D1 sehingga si produsen langsung dapet hak ekspor kan,” ujarnya.

    “Namun kalau swasta kan harus D2 baru dapat hak ekspor. Nah ini untuk memperpendek ya cuman ada kendala sedikit di wapu. Tapi saya pikir gak ada masalah,” tutupnya.

    Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan mengatakan pihaknya telah mendorong BUMN pangan untuk ikut mendistribusikan Minyakita agar harga jual komoditas tersebut sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15.700 per liter.

    Namun masih ada kendala BUMN pangan belum melakukan pendistribusian Minyakita. “Salah satu tantangan BUMN pangan agak susah melakukan distribusi Minyakita ini adalah karena mereka membutuhkan relaksasi wajib pungut” kata dia dalam rapat koordinasi inflasi dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (13/1/2025).

    Untuk itu, Budi Santoso mengirimkan surat kepada Sri Mulyani untuk memohon agar adanya relaksasi pungutan BUMN pangan. Surat tersebut telah dikirimkan sejak awal Januari. Kemendag mengharapkan permohonan itu dapat disetujui agar BUMN pangan ikut mendistribusikan Minyakita dengan harga jual sesuai HET.

    “Minggu lalu di awal Januari 2025, Menteri Perdagangan telah mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan untuk melakukan, memohon relaksasi wajib pungut BUMN pangan. Kami anggap sekiranya ini dapat diamini Kementerian Keuangan, agar dapat memperpendek rantai distribusi yang harusnya bisa membantu kontribusi harga jual Minyakita sesuai HET,” terangnya.

    (rrd/rrd)

  • Pemerintah Mau Pendekatan ke Trump Biar Ekspor RI ke AS Aman

    Pemerintah Mau Pendekatan ke Trump Biar Ekspor RI ke AS Aman

    Jakarta

    Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, buka peluang komunikasi bilateral dengan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump. Hal itu ia lakukan untuk memastikan kinerja ekspor produk Indonesia ke AS tidak terganggu oleh pembatasan dan kenaikan tarif.

    “Ya nanti kita coba lakukan pendekatan lagi ya. Jadi seperti apa, formulasi hubungan yang bagus, sehingga kita bisa menembus pasar,” kata Budi kepada wartawan di Gedung Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

    Namun begitu, Budi meyakini kepemimpinan Trump jilid 2 di AS tidak akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia sebagaimana yang terjadi pada era pertama kepemimpinan Trump.

    “Yang dulu enggak, mudah-mudahan tahun ini juga enggak,” ujarnya.

    Budi mengatakan, era pertama kepemimpinan Trump juga sempat dikhawatirkan akan menghambat kinerja ekspor Indonesia. Namun begitu, ia meyakini UMKM yang memiliki kualitas dan daya saing tinggi tidak akan mengalami dampak yang dikhawatirkan.

    “Jadi kita harus siap, makanya yang penting dulu kita punya daya saing. Jadi kalau kita misalnya punya daya saing,” tutupnya.

    Untuk diketahui, Trump dikabarkan akan mengambil langkah ekstem usai dilantik jadi Presiden AS. Ia mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mendeklarasikan keadaan darurat ekonomi nasional.

    Mengutip CNN, Kamis (9/1/2025), langkah ini mau diambil Trump demi memberikan justifikasi hukum untuk mengotak-atik tarif perdagangan pada negara sekutu dan musuh. Saat sudah menjabat, Trump disebut memiliki rencana besar untuk mengatur ulang neraca perdagangan global AS.

    Deklarasi keadaan darurat ekonomi nasional memungkinkan Trump untuk menyusun program tarif perdagangan baru dengan menggunakan Undang-Undang Kekuasaan Darurat Ekonomi Internasional. Kebijakan ini secara sepihak memberi wewenang kepada Presiden AS untuk mengelola impor selama keadaan darurat nasional.

    Trump dinilai menyukai undang-undang tersebut karena memberikan yurisdiksi yang luas atas bagaimana tarif diterapkan tanpa persyaratan ketat. Hal itu membuktikan bahwa tarif perdagangan diperlukan atas dasar keamanan nasional.

    Pada 2019, Trump sempat menggunakan perangkat kebijakan yang sama untuk mengenakan tarif 5% pada semua impor dari Meksiko, bahkan dia mengancam menaikkan tarif menjadi 25% jika Meksiko tidak mengurangi jumlah imigran tanpa dokumen yang melintasi perbatasan AS.

    Lihat juga Video ‘Momen Senator Ramai Kecam Calon Menteri Pertahanan AS dalam Sidang’:

    (rrd/rrd)

  • Gunung Raja Paksi (GGRP) Ekspor Baja Rp24,45 Miliar ke Selandia Baru

    Gunung Raja Paksi (GGRP) Ekspor Baja Rp24,45 Miliar ke Selandia Baru

    Bisnis.com, CIKARANG — Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan pelepasan ekspor produk baja welded beam sebanyak 1.200 metrik ton milik PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) ke Selandia Baru. Nilai ekspor ini mencapai US$1,5 juta atau setara Rp24,45 miliar (asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS).

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menuturkan bahwa ekspor baja yang dilakukan GGRP diharapkan bisa memotivasi eksportir pelaku baja ke kancah luar internasional. Apalagi, kata dia, emiten produsen baja bersandi saham GGRP ini telah mengambil andil dengan mengekspor ke Selandia Baru.

    “Ekspor [produk baja welded beam Gunung Raja Paksi] ke New Zealand ini US$1,5 juta. Sementara ekspor kita ke New Zealand adalah US$10,9 juta. Jadi [GGRP] sudah memberikan kontribusi US$1,5 juta,” kata Budi di Cikarang Barat, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025).

    Di samping itu, Budi menyebut ekspor produk baja yang dilakukan GGRP dikenakan bea masuk 0% ke Selandia Baru. Hal ini mengingat adanya perjanjian perdagangan bebas Asean-Australia-Selandia Baru (AANZFTA).

    “Ketika kita ekspor baja ke New Zealand jadi bea masuknya 0%, karena kita ada ASEAN FTA, sehingga baja [bea] masuknya 0%,” ungkapnya.

    Adapun, Budi menuturkan bahwa Indonesia sendiri menjadi negara nomor 7 eksportir baja. Kendati demikian, dia juga tak menyangkal bahwa kebutuhan baja dalam negeri juga masih membutuhkan sekitar 4 juta ton. Alhasil, Indonesia masih mengimpor baja.

    “Makanya kita juga masih impor baja, tetapi kita kalau ada pasar dalam negeri untuk ekspor, ya, kita ekspor,” jelasnya.

    Di sisi lain, Budi menyebut permintaan dunia selama 5 tahun terakhir berada di angka 9,13% atau dengan nilai mencapai US$865 miliar. 

    Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Fedaus mengatakan bahwa sebanyak 1.200 metrik ton produk baja welded beam GGRP ini akan diekspor secara bertahap ke Selandia Baru.

    Fedaus menjelaskan bahwa ekspor baja ini akan digunakan untuk mendukung pengembangan infrastruktur vital di Selandia Baru. Produk ini, kata dia, tidak hanya mencerminkan kualitas tinggi, melainkan juga komitmen GGRP terhadap keberlanjutan dan inovasi.

    “Ekspor ini kami kirimkan secara bertahap dari Desember sampai Maret 2025, dan total mencapai US$1,5 juta,” kata Fedaus.

    Adapun pada tahun lalu, Fedaus mengungkap bahwa GGRP berhasil membukukan nilai ekspor senilai US$20 juta. Bukan hanya itu, selama tiga tahun berturut-turut, akumulasi ekspor Gunung Raja Paksi mencapai hampir US$87 juta.

    “Capaian ini tentu sangat membanggakan bagi kami, tidak hanya karena produk kami diminati pasar global, tapi juga karena kami dapat memberikan kontribusi positif terhadap neraca perdagangan ekspor Indonesia,” ujarnya.

    Menurutnya, hal ini menunjukkan produk Indonesia, terutama produk baja dari GRPP dapat bersaing di pasar internasional, baik dari sisi kualitas maupun keberlanjutan.

    Dia mengeklaim bahwa produk ini telah mendapatkan sertifikasi Environmental Product Decoration (EPD). Kami bangga dan dipakai di New Zealand dan Australia.

    “Sertifikasi ini menjadi bukti, bahwa produk dalam negeri Indonesia mampu memenuhi persyaratan nilai emisi green ke negara-negara maju, seperti Selandia Baru,” ujarnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Pj Bupati Bekasi Dedy Supriyadi memandang bahwa pelepasan ekspor baja welded beam Gunung Raja Paksi ke Selandia Baru membuktikan produk baja nasional mampu bersaing di pasar global.

    “Kami percaya kolaborasi antara pemerintah pusat daerah dan pelaku usaha adalah kunci untuk membuka ruang baru di pasar global,” pungkasnya.