Kementrian Lembaga: Kemendag

  • China Tuduh AS Lakukan Pemerasan Ekonomi

    China Tuduh AS Lakukan Pemerasan Ekonomi

    PIKIRAN RAKYAT – Beijing kembali menyuarakan sikap tegasnya terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pemerintah China menyatakan tidak akan mundur dalam menghadapi tekanan dari Washington, menyusul ancaman tarif tambahan sebesar 50% yang akan diterapkan AS apabila China tidak mencabut bea masuk 34% terhadap produk impor asal Amerika.

    Pernyataan keras ini disampaikan oleh Kementerian Keuangan China usai pemerintah AS secara resmi memberlakukan tarif baru pada pekan lalu. Langkah Trump ini memicu eskalasi terbaru dalam perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, menimbulkan kekhawatiran global akan dampaknya terhadap stabilitas ekonomi internasional.

    Dalam tanggapan resminya, pihak China menyebut tindakan AS sebagai bentuk “pemerasan ekonomi” dan menegaskan bahwa negara tersebut tidak akan tunduk terhadap tekanan sepihak. Seorang juru bicara industri perdagangan China bahkan menyebut keputusan AS menaikkan tarif sebagai kesalahan fatal yang mencerminkan sikap hegemonik.

    “Jika Amerika Serikat tetap bersikukuh dengan pendekatan seperti ini, maka China akan melawan hingga akhir,” ucapnya.

    Ia menambahkan bahwa pemerintah China siap mengambil tindakan balasan yang tegas demi menjaga kepentingan nasional dan martabat ekonomi negaranya.

    Trump, melalui platform media sosialnya Truth Social, sebelumnya memperingatkan bahwa segala bentuk pembalasan terhadap kebijakan tarif AS akan dibalas dengan tarif tambahan yang lebih tinggi lagi.

    Jika ancaman ini direalisasikan, maka total tarif terhadap sejumlah barang impor dari China bisa mencapai 104%, memberi tekanan besar terhadap perusahaan-perusahaan Amerika yang bergantung pada rantai pasokan dari Negeri Tirai Bambu.

    Sementara itu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, menanggapi dengan kritik tajam terhadap langkah AS. Ia menyebut kebijakan tarif sebagai bentuk unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi yang bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional.

    Meski demikian, China tetap membuka peluang untuk dialog. Dalam pernyataan terpisah pada hari Selasa, 8 April 2025 Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pihaknya tidak menginginkan perang dagang dan menegaskan kembali pentingnya dialog sebagai jalan penyelesaian.

    “Tidak ada pemenang dalam perang dagang,” kata perwakilan kementerian tersebut dengan tegas.

    Ketegangan ini berdampak langsung pada pasar global. Indeks saham berjangka AS mencatat penurunan tajam, sementara bursa saham London, FTSE 100, merosot lebih dari 300 poin sejak perdagangan dibuka pada Jumat lalu, mencerminkan kecemasan investor terhadap ketidakpastian ekonomi global yang terus membayangi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 70 Negara Rayu AS, Saling Ajukan Tawaran Menarik Agar Trump Pangkas Tarif Impor – Halaman all

    70 Negara Rayu AS, Saling Ajukan Tawaran Menarik Agar Trump Pangkas Tarif Impor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 70 negara di berbagai belahan dunia saling berlomba merayu AS agar dapat mengajukan negosiasi tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump

    Pernyataan itu diungkap  Menteri Keuangan Scott Bessent tepat setelah pemerintahan Trump mengumumkan kebijakan tarif impor mulai dari 10 persen ke 180 negara di seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.

    Menkeu Bassent menjelaskan tarif impor diterapkan lantaran negara-negara lain telah memperlakukan AS “dengan buruk” karena mengenakan tarif yang tidak proporsional pada impor AS yang ia sebut sebagai “kecurangan”.

    Sebagai balasannya, Presiden Trump mengenakan tarif kepada negara-negara lain, kira-kira setengah dari tarif yang mereka kenakan kepada AS.

    Agar terhindar dari kebijakan tersebut negara lain harus membayar sejumlah ‘uang’ demi mencabut tarif yang sangat tinggi.

    Trump menggambarkan uang itu digambarkan sebagai obat, yang bisa menahan pertumpahan darah lebih lanjut di pasar keuangan global.

    “Jadi, tarif tersebut tidak akan berlaku secara timbal balik. Saya bisa saja melakukan itu, ya, tetapi akan sulit bagi banyak negara,” kata Trump, dikutip dari Al Jazeera.

    “Kami tidak ingin melakukan itu.” imbuhnya.

    Sementara itu, melansir laman resmi Gedung Putih, tarif resiprokal atau tarif timbal balik Trump dilakukan  dengan cara mengenakan bea ad valorem atau bea masuk tambahan pada barang impor dari semua mitra dagang Amerika Serikat.

    Langkah ini diberlakukan dengan dalih untuk menyeimbangkan kembali arus perdagangan global.

    Imbas kebijakan tersebut kini semua barang yang tidak dibuat di Amerika Serikat akan dikenakan pajak tambahan.

    Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan biaya barang yang akan di dijual ke pasar AS.

    Apabila kenaikan biaya terus terjadi akibatnya, produsen di luar Amerika akan mengalami penurunan dalam volume ekspor mereka, menambah beban suatu negara di tengah ancaman resesi dan gejolak ekonomi pasar global.

    Kekhawatiran ini yang mendorong puluhan negara untuk berbondong-bondong mengajukan negosiasi tarif impor ke pejabat AS. 

    Dengan 70 negara yang tercatat, Bessent menyebut AS akan menghadapi April-Juni yang sibuk dengan negosiasi.

    Dalam hal ini, dia menyinggung Jepang yang akan menjadi prioritas AS. 

    Pasalnya, Jepang dinilai cepat tanggap dan langsung menghubungi Washington untuk mendiskusikan  kesepakatan dalam perdagangan. 

    Negara Asia Lobi Trump Agar Pangkas Tarif Baru AS

    Terbaru, Pemerintah Indonesia dilaporkan tengah mengirimkan tim lobi tingkat tinggi untuk bertandang ke Gedung Putih, usai Presiden AS Donald Trump menjatuhkan tarif impor tinggi sebesar 32 persen kepada barang-barang Indonesia.

    Tak hanya Indonesia, sejumlah negara di Asia termasuk India yang terkena tarif baru Trump juga berupaya keras melobi AS agar memangkas kebijakannya.

    Kementerian Perdagangan dan Perindustrian India mengatakan dalam sebuah pernyataan pada bahwa mereka sedang melangsungkan penyelesaian cepat lewat Perjanjian Perdagangan Bilateral multi-sektoral yang saling menguntungkan dengan AS, pasca Trump memberlakukan tarif impor 26 persen kepada New Delhi.

    Meski Trump memberlakukan tarif impor 26 persen, namun Kementerian Perdagangan dan Perindustrian India menegaskan bahwa negaranya akan “tetap berhubungan” dengan AS terkait tarif terbaru Trump.

    Langkah serupa juga dilakukan pemerintah Vietnam, pasca Trump menghantam ekonomi Vietnam dengan tarif 46 persen pemimpin Vietnam mulai Gerak cepat, melobi Donald Trump untuk mengurangi tarif.

    Menyusul yang lainnya, Israel juga turut mengajukan perundingan dengan pejabat AS untuk mendapat pengurangan tarif yang diberlakukan Trump.

    Upaya ini dilakukan pemerintah Israel usai sekutu dekat AS ini terdampak tarif baru Trump sebesar 17 persen.

    Asosiasi Produsen Israel (MAI) mengatakan pengumuman tarif Trump benar-benar mengejutkan mereka, lantaran keputusan tersebut menimbulkan “tantangan besar” bagi ekonomi Israel.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Pemimpin Harus Terbuka, Kita Tidak Antikritik Malah Suka Kritik

    Pemimpin Harus Terbuka, Kita Tidak Antikritik Malah Suka Kritik

    loading…

    Presiden Prabowo Subianto menegaskan, pemerintahan yang dipimpinnya tidak antikritik.Foto/SindoNews

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan, pemerintahan yang dipimpinnya tidak antikritik. Sebagai seorang pemimpin, tidak boleh menolak kritik yang disampaikan.

    “Di zaman sekarang, pemimpin harus terbuka untuk masukan, kita tidak antikritik, kita malah suka kritik,” kata Prabowo di Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden, Selasa (8/4/2025).

    Menurut Prabowo, kritik justru dibutuhkan agar pemerintahan bisa melakukan evaluasi agar melayani masyarakat ke depannya lebih baik lagi.

    “Kritik itu membantu kita, membuat kita lebih aware, lebih waspada. Jadi kritik itu bagus menurut saya, tapi kalau suatu program untuk menciptakan suatu kondisi yang tidak rasional, ini harus terus diadakan, istilahnya klarifikasi dan penjelasan,” sambung dia.

    Turut hadir dalam kegiatan Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden yakni Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Kepala Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Ketua Danantara Rosan Roeslani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono.

    Kemudian, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

    (cip)

  • Surat dari Indonesia Diterima AS

    Surat dari Indonesia Diterima AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan bahwa surat resmi yang berisi respons Indonesia terhadap kebijakan baru Presiden AS Donald Trump terkait tarif resiprokal telah diterima oleh Amerika Serikat (AS).

    “Pak Presiden kami laporkan surat Indonesia sudah dikirim dan sudah diterima oleh AS melalui duta besar Indonesia,” ungkap Airlangga, di depan Presiden Prabowo Subianto, dalam agenda Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI, di Menara Mandiri, Jakarta (8/4/2025).

    Airlangga menegaskan, Indonesia telah bersurat kepada AS melalui Kantor Perwakilan Dagang AS (United States Trade Representative/USTR) dan Sekretaris Perdagangan/Menteri Perdagangan AS (US Secretary of Commerce).

    “Dan hari ini juga duta besar Amerika meminta waktu untuk pembicaraan lanjutan. Jadi mereka sudah terima surat yang diajukan, baik untuk USTR maupun Sekretaris Commerce,” katanya terkait tarif AS.

    Adapun, AS memberikan tenggat waktu kepada Indonesia untuk merespons tarif resiprokal terbaru ini hingga Rabu (9/4/2025) besok.

    Sebelumnya, pemerintah Indonesia juga telah mendengarkan masukan dan aspirasi dari stakeholders terkait yang terdampak pada kebijakan baru tarif Trump ini.

    “Pemerintah sudah melakukan sosialisasi dengan asosiasi termasuk Kadin, Apindo dan 100 asosiasi lain. Mereka mengapresiasi karena mereka adalah perusahaan Amerika yang di Indonesia dan mereka berkepentingan juga untuk ekspor ke Amerika. Jadi mereka bersama kita. Nah ini kita sudah rapatkan dan kita sedang siapkan teknis,” jelasnya. terkait tarif AS.
     

  • Prabowo Umumkan Sikap RI pada Tarif Impor AS Hari Ini, Libatkan Airlangga hingga Sri Mulyani

    Prabowo Umumkan Sikap RI pada Tarif Impor AS Hari Ini, Libatkan Airlangga hingga Sri Mulyani

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Prabowo Subianto akan mengumumkan kejelasan soal sikap dan strateginya terkait tarif impor Amerika Serikat (AS), hari ini, Selasa siang, 8 April 2025.

    Indonesia, seperti diketahui, baru saja dipatok tarif impor 32 persen oleh pemerintahan AS era Presiden Donald Trump. Termasuk angka yang tinggi, muncul banyak narasi kegelisahan dari berbagai kalangan di Tanah Air.

    Merespons hal tersebut, Prabowo dilaporkan telah menugaskan tiga menterinya secara langsung untuk melakukan negosiasi dengan pemerintahan AS.

    Ketiga menteri yang mendapat mandat presiden, antara lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Luar Negeri Sugiono.

    Hal ini diungkapkan Airlangga usai rapat terbatas dengan Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 7 April 2025.

    “Ini sudah dibahas dan akan ada surat resmi ke sana. Presiden menugaskan saya, Menlu dan Menteri Keuangan,” ujarnya, dikutip Selasa, 8 April 2025.

    Negosiasi akan dilakukan langsung antara Airlangga dan timnya dengan Menteri Perdagangan AS serta Perwakilan Perdagangan AS.

    Airlangga menyatakan bahwa pembahasan tersebut diharapkan dapat dilakukan sebelum penerapan tarif yang direncanakan pada Rabu, 9 April 2025.

    “Sebelum tanggal 9 (April), kita sudah melemparkan posisi kita,” kata Menko Perekonomian, Airlangga.

    Pengumuman Hari Ini

    Di keterangan serupa, sekitar pukul 13.00 WIB hari ini, Airlangga memastikan bahwa Prabowo akan menyampaikan pandangan pemerintah Indonesia mengenai situasi dan kondisi perekonomian saat ini, termasuk terkait tarif yang ditetapkan oleh Trump.

    Pemaparan tersebut akan disampaikan oleh Prabowo dalam acara Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI yang diselenggarakan oleh Kemenko Perekonomian.

    “Tunggu besok (hari ini) jam 1 di acara di Bank Mandiri Bapindo. Yang akan sampaikan langsung itu pak Presiden. Nanti bicara mengenai respons terhadap perekonomian termasuk terkait tarif,” tutur Airlangga. ****

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Perang Dagang AS-China: Tiongkok Balas Ancaman Tarif Baru Trump, Bersumpah Melawan ‘Habis-habisan’ – Halaman all

    Perang Dagang AS-China: Tiongkok Balas Ancaman Tarif Baru Trump, Bersumpah Melawan ‘Habis-habisan’ – Halaman all

    Sengit Perang Dagang AS-China: Tiongkok Balas Ancaman Tarif Baru Trump, Bersumpah Melawan ‘Habis-habisan’ 
     
    TRIBUNNEWS.COM – Beberapa jam setelah Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen terhadap Tiongkok, Beijing berjanji akan membalas, dalam perang dagang balasan dengan Presiden AS,

    China bahkan bersumpah untuk melawan kebijakan tarif Trump “sampai akhir”.

    “Ancaman AS untuk menaikkan tarif terhadap China adalah kesalahan yang sangat fatal, yang sekali lagi menunjukkan sifat pemerasan AS,” kata Kementerian Perdagangan China pada Selasa (8/4/2025), The National melaporkan.

    “Jika AS bersikeras dengan caranya sendiri, China akan berjuang sampai akhir,” tambah pernyataan tersebut.

    Kementerian China tersebut juga mengingatkan kalau, “tidak ada pemenang dalam perang dagang”.

    Dilaporkan, pasar saham AS bervariasi selama sesi perdagangan yang bergejolak pada Senin (7/4/2025).

    Gejolak terjadi lantaran Trump mengancam akan mengenakan tarif baru sebesar 50 persen terhadap China, meskipun ada kekhawatiran bahwa agenda perdagangannya akan menghasilkan kemerosotan ekonomi .

    “Jika Tiongkok tidak menarik kenaikan tarif sebesar 34 persen di atas pelanggaran perdagangan jangka panjang yang telah mereka lakukan paling lambat besok (hari ini), 8 April 2025, Amerika Serikat akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen kepada Tiongkok, yang akan berlaku mulai 9 April,” tulis Trump di media sosial.

    Trump mengenakan bea masuk 34 persen lagi atas impor dari Tiongkok minggu lalu – yang akan mulai berlaku pada hari Rabu – sebagai bagian dari pengumuman tarif yang lebih luas yang mencakup pungutan universal sebesar 10 persen untuk semua negara, plus hukuman yang lebih berat untuk puluhan negara. 

    Ia juga telah mengenakan pungutan terpisah sebesar 20 persen untuk Tiongkok terkait perdagangan gelap fentanil.

    Pasar saham Dow Jones Industrial Average turun 349,26 poin, atau 0,91 persen, setelah turun lebih dari 1.700 poin pada awal hari. 

    Sedangkan pasar saham S&P 500 ditutup 0,23 persen lebih rendah setelah sempat memasuki wilayah pasar yang lesu, sementara Nasdaq Composite naik 0,10 persen. 

    Adapun Russell 2000 yang berkapitalisasi kecil turun 0,92 persen.

     Saham sempat melonjak selama perdagangan pagi karena muncul laporan palsu kalau Trump sedang mempertimbangkan untuk menghentikan tarif selama 90 hari.

    Laporan The National menyebut, imbal hasil pada Treasury 10-tahun naik sekitar 21 basis poin menjadi 4,21 persen, sementara harga emas turun 1,19 persen menjadi $2.999,10 per ons.

    Ancaman Resesi dan Inflasi Global

    Pasar global telah jatuh bebas sejak Trump mengumumkan tarif minggu lalu.

    Tarif universalnya mulai berlaku Rabu lalu, sementara tarif “balasan” yang lebih tinggi akan mulai berlaku pada Rabu minggu ini.

    Hal tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor akan terjadinya resesi dan melemahnya investasi bisnis, namun Trump yang tidak menyesali perbuatannya membela penerapan tarif tersebut, dengan mengatakan “kadang-kadang Anda harus minum obat untuk memperbaiki sesuatu”.

    Kepala eksekutif JP Morgan Chase, Jamie Dimon, memperingatkan tekanan inflasi yang diperkirakan akan disebabkan oleh tarif tersebut.

    “Apakah daftar tarif tersebut menyebabkan resesi atau tidak masih menjadi pertanyaan, tetapi (yang jelas) hal itu akan memperlambat pertumbuhan,” tulisnya dalam surat tahunannya kepada para pemegang saham.

    Perusahaan perbankan investasi dan sekuritas terkemuka di dunia, Goldman Sachs menaikkan kemungkinan resesi dari 35 persen menjadi 45 persen pada Minggu malam.

    Analis mengatakan, “kami berharap dapat mengubah perkiraan kami menjadi resesi” jika sebagian besar tarif 9 April benar-benar berlaku.

    Sementara itu, indeks FTSE 100 Inggris anjlok 4,38 persen, dalam aksi jual yang dimulai segera setelah pasar dibuka pada hari Senin. Indeks Dax Jerman turun 4,13 persen dan indeks CAC 40 Prancis turun 4,78 persen.

    Indeks Stoxx Europe 600 ditutup 4,5 persen lebih rendah, memperpanjang kerugian setelah penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2020.

    Semua 20 sektor di Stoxx 600 turun, dengan saham bank, energi, dan asuransi di antara yang mengalami penurunan terbesar.

    “Kerugian global merupakan “peringatan” yang menunjukkan bahwa “hanya akan ada yang kalah” di akhir perang dagang,” kata juru bicara utama pemerintah Jerman Steffen Hebestreit pada hari Senin.

    “Kita sekarang harus bertindak cerdas dan bertindak jelas untuk menghindari … meningkatnya perang dagang,” katanya.

    Menteri Ekonomi Spanyol Carlos Cuerpo mengatakan UE harus terbuka terhadap segala bentuk pembalasan.

    “Kami memiliki perangkat yang tepat, perangkat yang diperlukan untuk menanggapi, jadi tidak satu pun dari perangkat tersebut yang harus diabaikan saat ini,” katanya kepada Bloomberg. 

    “Kami terbuka untuk negosiasi, kami terbuka untuk perdagangan, tetapi kami tidak akan naif.”

    Dalam catatan penelitian terbaru, sekelompok analis Deutsche Bank mengatakan investor memperkirakan “semakin besar kemungkinan terjadinya resesi di AS”.

    Saham pertahanan, salah satu kelompok industri dengan kinerja terbaik tahun ini, memimpin penurunan di Eropa karena investor mengumpulkan uang dengan menjual saham-saham unggulan.

    Rheinmetall turun 10 persen dan Hensoldt turun 12 persen.

     

    (oln/blmbrg/tn/*)

  • Kisah Sukses Unici Songket, Dari Silungkang ke Pasar Internasional dengan Dukungan BRI

    Kisah Sukses Unici Songket, Dari Silungkang ke Pasar Internasional dengan Dukungan BRI

    JAKARTA – Keindahan kain songket, salah satu warisan budaya Indonesia, terus dijaga dan dikembangkan oleh generasi penerus. Salah satunya adalah Unici Songket Silungkang, usaha tenun asal Sumatera Barat yang sukses menembus pasar nasional hingga internasional. Melalui ketekunan dan inovasi, Unici Songket tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi para perajin lokal.

    Songket telah lama menjadi simbol kemewahan dan identitas budaya, dibuat dengan teknik rumit menggunakan benang emas atau perak. Di Silungkang, Sumatera Barat, para perajin masih mempertahankan metode tradisional dalam setiap helai kain yang mereka produksi. Dari keahlian turun-temurun inilah lahir Unici Songket Silungkang, sebuah merek yang didirikan oleh Fitri pada 2019. Berawal dari pemasaran sederhana di media sosial, kini Unici Songket berkembang pesat berkat strategi digital dan inovasi bisnis yang diterapkan.

    Saat pertama kali memasarkan produk secara daring, Fitri melihat respons positif dari pasar. Hal ini mendorongnya untuk lebih serius mengembangkan Unici Songket dengan merekrut perajin dan membuka toko fisik di Sawahlunto, Sumatera Barat. Bahkan, di tengah tantangan pandemi Covid-19, ia mampu beradaptasi dengan mengalihkan 70% penjualannya ke platform digital seperti Facebook dan Instagram.

    Memasuki 2023, Unici Songket semakin memperluas jangkauan pemasaran melalui e-commerce dan fitur live selling di TikTok Shop. Berkat strategi ini, omzet bulanannya stabil di kisaran Rp 30-50 juta per bulan.

    Guna memperluas usahanya, Fitri mulai bergabung dalam program UMKM EXPO(RT) yang diselenggarakan BRI pada 2023 lalu. Melalui berbagai program pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh BRI, Fitri merasakan manfaat besar dalam pengembangan usaha, baik dari sisi pemasaran, penjualan, hingga perluasan jaringan bisnis.

    “Alhamdulillah, program pembinaan dari BRI sangat membantu kami dalam meningkatkan skala bisnis. Tidak hanya melalui pameran, tetapi juga pelatihan dan business matching yang membuka peluang kerja sama lebih luas,” ujar Fitri saat ditemui di ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD, Tangerang.

    BRI UMKM EXPO(RT) menjadi salah satu platform penting bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan produk mereka ke pasar yang lebih luas, termasuk buyer internasional. Selain itu, BRI juga memberikan fasilitas bagi peserta, mulai dari akomodasi hingga pendampingan bisnis. Fitri mengungkapkan bahwa pengalaman mengikuti acara ini sejak 2023 telah memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan Unici Songket.

    Selain partisipasi dalam pameran, Fitri juga mendapatkan pelatihan digitalisasi bisnis. Dengan arahan dari BRI, ia mulai mengoptimalkan pemasaran di berbagai marketplace seperti Lazada, Blibli, dan Tokopedia. Langkah ini semakin meningkatkan daya saing dan eksposur produknya di pasar daring.

    Terkait dengan program pemberdayaan UMKM yang dilakukan BRI, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, menegaskan komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Salah satunya adalah melalui kegiatan UMKM EXPO(RT) yang telah sukses diikuti oleh 1.000 UMKM terpilih pada Februari 2025 lalu. Di samping itu, BRI juga terus memperluas akses pasar ekspor bagi UMKM binaannya melalui program business matching bersama Kementerian Perdagangan yang rutin dilakukan dua kali dalam sebulan.

    “Langkah ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan kami dalam mendorong UMKM Indonesia menjadi pemain global. Keikutsertaan dalam pameran internasional oleh nasabah BRI juga merupakan bentuk dukungan nyata BRI untuk mendorong pengusaha UMKM go global yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekspor produk lokal,” ujar Hendy.

    Dengan dukungan yang berkelanjutan dari berbagai pihak, diharapkan semakin banyak UMKM seperti Unici Songket Silungkang yang mampu melestarikan warisan budaya sekaligus menembus pasar dunia. Keberhasilan Fitri menjadi bukti nyata bahwa inovasi, ketekunan, dan sinergi dengan pihak perbankan dapat membawa UMKM ke level yang lebih tinggi. (ADV)

  • China Siap Berjuang Sampai Akhir Lawan Ancaman Tarif Tambahan 50% dari Trump – Page 3

    China Siap Berjuang Sampai Akhir Lawan Ancaman Tarif Tambahan 50% dari Trump – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Perdagangan China mengatakan dengan tegas menentang ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. China berjanji untuk mengambil tindakan balasan guna melindungi hak dan kepentingannya sendiri.

    Komentar China ini muncul setelah Trump mengatakan akan mengenakan bea tambahan 50% pada impor AS dari China pada hari Rabu, jika Beijing tidak mencabut tarif 34% yang dikenakannya pada produk AS pada minggu lalu.

    “Ancaman Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan tarif pada China adalah kesalahan di atas kesalahan,” tulis Kementerian Perdagangan China dalam keterangannya, dikutip dari CNBC, Selasa (8/4/2025).

    “China tidak akan pernah menerimanya. Jika AS bersikeras dengan caranya sendiri, China akan berjuang sampai akhir.”

    Pada Jumat lalu, Kementerian Keuangan China mengumumkan tarif tambahan sebesar 34% untuk semua barang yang diimpor dari AS, mulai 10 April, sebagai balasan terhadap Trump yang mengenakan tarif baru sebesar 34% terhadap China.

    Tarif menyeluruh tersebut menyusul dua putaran tarif sebelumnya sebesar 10%-15%, yang sebagian besar menargetkan produk pertanian dan energi yang diimpor dari AS.

    Harapan Kesepakatan 

    Direktur Pelaksana Teneo Gabriel Wildau menjelaskan, cakupan tarif yang diperluas mencerminkan berkurangnya harapan para pemimpin China untuk kesepakatan perdagangan dengan AS. Tarif sebesar 34% yang diberlakukan Trump terhadap China merupakan tambahan dari tarif sebesar 20% yang diberlakukan sejak Februari lalu, sehingga total tarif baru tahun ini menjadi 54%.

    Morgan Stanley melihat, tarif tambahan tersebut telah menaikkan tarif rata-rata tertimbang AS terhadap Tiongkok hingga setinggi 65%, dan dapat merusak ekonomi China sebesar 1,5 hingga 2 poin persentase tahun ini.

    “Karena Tiongkok sudah menghadapi tarif lebih dari 60%, tidak masalah jika tarifnya naik 50% atau 500%,” kata Tianchen Xu, ekonom senior di Economist Intelligence Unit, yang mengisyaratkan Beijing siap menghadapi perang dagang dengan AS.

    “Tiongkok berada di pihak defensif, tetapi pada dasarnya kedua belah pihak saling menguji batas kemampuan masing-masing,” kata Xu.

    Saling Berbalas Terus

    Xu melanjutkan, karena risiko perang dagang AS-China yang intens meningkat, Beijing mungkin akan menggunakan tindakan pembalasan lebih lanjut, seperti menghentikan pembelian barang pertanian AS, menyamakan tarif AS, dan memperluas kontrol ekspor lebih lanjut pada logam dan mineral.

    Beijing telah memberlakukan pembatasan ekspor pada unsur tanah jarang utama, melarang ekspor barang-barang penggunaan ganda ke belasan entitas AS, memasukkan perusahaan-perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan, yang membuat mereka tunduk pada pembatasan yang lebih luas saat beroperasi di China.

  • Daftar Industri RI Berpotensi Paling Terdampak Tarif Trump

    Daftar Industri RI Berpotensi Paling Terdampak Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan tarif resiprokal impor Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia sebesar 32% berpotensi menjadi pukulan bagi industri yang berorientasi ekspor. Apalagi, cukup banyak industri yang bergantung pada pasar AS. 

    Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif tinggi atas produk asal Indonesia ke AS didasari sejumlah asalan, utamanya sebagai balasan atas penerapan tarif impor tinggi barang AS yang masuk ke RI. 

    Laporan dari Gedung Putih menyebutkan, bea masuk etanol AS ke Indonesia sangat tinggi hingga mencapai 30%, sedangkan AS hanya menerapkan 2,5%. Tak hanya itu, Trump juga keberatan atas kebijakan konten lokal Indonesia atau TKDN di berbagai sektor. 

    Di sisi lain, izin impor ke Indonesia disebut kompleks karena harus melibatkan banyak instansi, meskipun otoritas perizinan impor ada di Kementerian Perdagangan. 

    Lebih lanjut, Indonesia juga banyak menikmati keuntungan perdagangan dari AS. Hal ini terlihat dari surplus dagang Indonesia dari AS yang mencapai US$19,3 miliar atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar US$14,01 miliar pada 2024.

    Nilai surplus tersebut meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Indonesia masih berada di peringkat ke-15 negara asal defisit perdagangan AS 2024. 

    Sejumlah alasan tersebut yang membuat Indonesia harus bersiap, utamanya sejumlah sektor industri yang banyak diekspor ke AS dan berpotensi terkena tarif resiprokal 32%. 

    Berikut daftar industri yang berpotensi paling terdampak tarif Trump:
    1. Industri Pakaian Jadi (HS 61-62)

    Industri kecil dan menengah (IKM) sektor pakaian jadi turut terancam kebijakan tarif impor tinggi AS. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nandi Herdiaman mengatakan, sebanyak 25% pelaku usaha melakukan ekspor ke AS dalam beberapa waktu terakhir. 

    Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pakaian jadi berupa rajutan maupun bukan rajutan dari Indonesia ke AS, mencapai US$4,3 miliar pada 2023 dan naik menjadi US$4,5 miliar pada 2024. 

    “Bisa terjadi dua-duanya [ekspor turun atau tidak lagi ekspor] mengingat selain biaya produksi membengkak dengan adanya pajak naik ditambah tarif masuk Amerika 32% berat bagi pelaku usaha,” kata Nandi kepada Bisnis, Senin (7/4/2025). 

    Bagi pelaku usaha industri hilir, terlebih industri kecil dan menengah, kebijakan tarif tinggi ke AS disebut sangat membebani usaha mereka yang saat ini pun masih berusaha bertahan. 

    Pasalnya, pelaku usaha melihat produk tekstil dan produk tekstil (TPT) impor akan makin oversupply atau membanjiri pasar domestik. Sementara itu, industri berorientasi ekspor akan mengalami penurunan penjualan. 

    “Industri besar tekstil yang sudah ekspor kemungkinan adanya tarif ini salah satu menjadi penyebab bahwa akan berkurangnya ekspor produk ke AS, ini kita khawatir industri hanya mengandalkan pasti untuk market-nya di dalam negeri,” ujarnya. 

    Apalagi, China juga disebut akan makin masif mengalihkan produk ekspor TPT-nya ke pasar-pasar yang mudah dimasuki, salah satunya Indonesia. Padahal, saat ini pun Indonesia disebut kewalahan dengan produk murah asal China. 

    “Sekarang pun teman-teman sudah banyak yang gulung tikar, pabrik banyak tutup, PHK. Pemerintah harus segera mengambil langkah untuk melindungi industri, khususnya IKM ini. Ini akan meningkatkan banyak pengangguran, akan banyak dampak sosialnya,” imbuhnya.

    2. Industri Alas Kaki (HS 64)

    Di samping itu, ekspor alas kaki juga cukup bergantung pada AS. Negeri Paman Sam merupakan negara tujuan ekspor alas kaki terbesar Indonesia, bahkan selama tahun 2020 – 2022 kinerja ekspor selalu meningkat setiap tahunnya. 

    Pada 2023, terjadi penurunan ekspor ke AS sebesar 26%. Namun, kembali meningkat pada tahun 2024 sebesar 24%.  

    Secara terperinci, pada 2020, nilai ekspor alas kaki ke AS mencapai US$1,3 miliar. Setahun setelahnya naik ke US$2,1 miliar, kemudian naik menjadi US$2,6 miliar pada 2022.  Sempat terjadi penurunan pada 2023 ke angka US$1,9 miliar hingga 2024 nilai ekspor naik menjadi US$2,3 miliar. 

    Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) pun mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan kesepakatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) untuk meminimalisir dampak kebijakan tarif Trump.

    Ketua Umum Aprisindo Eddy Widjanarko mengatakan, kesepakatan tersebut dapat membuat Indonesia memiliki akses pasar alternatif dan mengurangi tarif bea masuk produk alas kaki ke 27 negara Eropa. 

    “Negara pesaing seperti Vietnam dan Bangladesh yang telah memiliki perjanjian serupa,” ujar Eddy dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (5/4/2025). 

  • Reaksi Negara-Negara soal Tarif Trump, dari Negosiasi hingga Tarif Balasan

    Reaksi Negara-Negara soal Tarif Trump, dari Negosiasi hingga Tarif Balasan

    Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara telah mengambil langkah untuk merespons kebijakan tarif timbal balik alias reciprocal tariff yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Kebijakan perdagangan AS di bawah kepemimpinan Presiden Trump tersebut menyebutkan bahwa semua negara akan dikenakan tarif minimum 10% ke dengan negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS akan menghadapi tarif lebih besar. 

    Selain itu, Trump juga menerapkan tarif tambahan terhadap sejumlah negara, mulai dari China hingga Uni Eropa.

    Sejumlah negara pun memberikan reaksi. China, misalnya, memberlakukan tarif balasan yang menyasar produk pertanian AS. Uni Eropa juga mengusulkan tarif balasan serupa terhadap sejumlah produk yang diimpor dari AS.

    Di sisi lain, sejumlah negara menempuh opsi negosiasi dan diplomasi guna mengurangi dampak tarif Trump tersebut.

    Berikut ini adalah respons berbagai negara terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump:

    China

    China bereaksi paling keras terhadap tarif yang dikenakan AS. Negeri Tirai Bambu ini menilai kebijakan ini sebagai pelanggaran atas aturan perdagangan internasional dan memperingatkan bahwa tindakan Trump bisa menyulut perang dagang berskala global.

    Sebagai tanggapan, Beijing memberlakukan tarif balasan sebesar 34%, terutama menyasar produk-produk pertanian asal Amerika Serikat. Tarif balasan ini kemudian dibalas kembali dengan ancaman Trump yang akan mengenakan tarif tambahan 50%.

    Pemerintah China langsung merespons keras ancaman tersebut. Melansir Reuters, Selasa (8/4/2025), Kedutaan Besar China di AS menyebut ancaman Trump tersebut sebagai simbol dari sikap unilateralisme dan proteksionisme.

    Juru bicara Kedutaan Besar China Liu Pengyu mengatakan pemerintah China telah berulang kali menegaskan bahwa upaya menekan dan mengancam China bukanlah pendekatan yang efektif.

    Jepang

    Jepang menyebut tarif 24–25% terhadap kendaraan dan suku cadang sebagai “krisis nasional”. Pemerintah Negeri Sakura mendesak Washington membatalkan kebijakan sepihak ini dan menyatakan kesiapan untuk membuka ruang negosiasi.

    Menteri Perdagangan Jepang bahkan menuding langkah tersebut melanggar perjanjian di bawah WTO serta mencederai hubungan dagang bilateral.

    Vietnam, Thailand

    Vietnam mengambil langkah antisipatif dengan menggelar rapat darurat guna menyusun strategi menghadapi tarif sebesar 46% yang dinilai mengancam target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2025. Pemerintah Vietnam berharap AS tetap menjaga hubungan baik dan bersedia mempertimbangkan ulang kebijakan kontroversial itu.

    Sementara itu, Thailand menyusun strategi negosiasi untuk mengurangi dampak dari tarif 36% yang dijatuhkan pada sejumlah produknya.

    Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra menyatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan serangkaian rencana mitigasi sebagai langkah perlindungan ekonomi nasional.

    Indonesia terkena tarif 32% sebagai respons atas kebijakan tarif 64% yang lebih dulu diberlakukan terhadap produk-produk AS. Pemerintah menyoroti ancaman serius berupa gelombang pemutusan hubungan kerja di sektor tekstil dan otomotif, serta risiko resesi. Sebagai respons, Indonesia mempertimbangkan strategi diversifikasi ekspor dan penguatan pasar domestik, serupa dengan langkah yang tengah dijalankan Vietnam.

    Eropa

    Dari kawasan Eropa, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengecam tarif 20% dari AS sebagai “pukulan besar bagi ekonomi global”. Selain itu, Blok beranggotakan 27 negara ini juga menghadapi tarif impor 25% untuk baja dan aluminium serta mobil mulai Rabu.

    Komisi Eropa mengusulkan tarif pembalasan sebesar 25% terhadap berbagai impor AS sebagai tanggapan atas tarif baja dan aluminium Trump, bukan pungutan yang lebih luas.

    Namun, daftar tersebut dipersingkat setelah eksekutif Uni Eropa tunduk pada tekanan dari negara-negara anggota dan menghapus bourbon, anggur, dan produk susu setelah Trump mengancam akan menerapkan tarif balasan sebesar 200% pada minuman beralkohol Uni Eropa.

    Prancis dan Italia, eksportir utama anggur dan minuman beralkohol, sangat khawatir.

    Kanada

    Kanada melalui Perdana Menteri Mark Carney mengancam akan mengambil langkah balasan guna melindungi tenaga kerja domestik.

    Ottawa menyebut kebijakan Trump sebagai ancaman nyata terhadap sistem perdagangan global yang selama ini dibangun atas prinsip keterbukaan dan keseimbangan.