Kementrian Lembaga: Kemendag

  • Industri Kelapa Menjerit Kekurangan Bahan Baku, Usul Moratorium Ekspor 6 Bulan

    Industri Kelapa Menjerit Kekurangan Bahan Baku, Usul Moratorium Ekspor 6 Bulan

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha meminta agar pemerintah memberikan moratorium ekspor kelapa alias penangguhan sementara selama 6 bulan seiring dengan krisis bahan baku yang terjadi di dalam negeri.

    Ketua Harian Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (Hipki) Rudy Handiwidjaja memandang moratorium ekspor kelapa perlu dilakukan lantaran banyak industri yang sudah tidak bisa memproduksi kelapa bulat.

    “Hipki selalu mengusulkan kepada pemerintah untuk kita lakukan moratorium ekspor kelapa, jadi kita larang ekspor kelapa selama 6 bulan,” kata Rudy saat dihubungi Bisnis, Jumat (25/4/2025).

    Rudy menyampaikan pemerintah perlu memberikan moratorium ekspor kelapa dengan jangka waktu paling lama 6 bulan.

    “Kenapa 6 bulan karena kita industri juga tidak mau egois juga. Dalam arti, kita tetap membuka keran untuk ekspor juga,” imbuhnya.

    Pasalnya, jika moratorium ekspor dilakukan dengan jangka waktu terlalu lama maka akan berdampak pada harga kelapa di dalam negeri yang turun, sehingga bisa merugikan petani dan pedagang.

    Sayangnya, pengajuan moratorium ekspor kelapa yang bergulir sejak September tahun lalu itu belum mendapatkan sinyal dari pemerintah.

    “Jangankan 6 bulan, kita mengajukan moratorium aja pemerintah ini sampai sekarang belum dengarkan, belum laksanakan. Padahal kami sudah berjuang dari mulai September 2024,” ungkapnya.

    Selain moratorium ekspor, lanjut dia, pemerintah juga perlu mengenakan pungutan ekspor (PE) kelapa, sebab selama ini tidak dikenakan pajak.

    “Kita ini banyak industri-industri yang sudah tidak bisa produksi [kelapa]. Jadi kami butuh itu [moratorium], kami butuh ketersediaan bahan baku,” tuturnya.

    Namun, jika pemerintah tidak bisa memberikan moratorium ekspor kelapa bulat, dia tetap berharap pemerintah bisa memberikan kebijakan terkait pungutan ekspor kelapa di kisaran 100–200%.

    “Pajak ekspor mungkin ekspornya 100%—200% supaya bisa menghambat laju ekspor kelapa,” jelasnya.

    Lebih lanjut, dia mengungkap China hingga Malaysia menjadi negara yang paling sering mengimpor kelapa dari Indonesia. Di China, misalnya, Negeri Tirai Bambu itu menjadikan kelapa sebagai gaya hidup, yakni mengganti susu hewani menjadi nabati dari santan kelapa.

    Sebelumnya, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Farid Amir mengatakan moratorium ekspor kelapa yang diusulkan sektor industri pengelolaan kelapa telah menjadi pertimbangan pemerintah.

    Pasalnya, Farid menyampaikan bahwa kebijakan tersebut bisa berdampak pada menurunnya harga kelapa.

    “Namun, kebijakan ini harus ditelaah sebaiknya mungkin agar tidak merugikan petani dikarenakan dampaknya dapat menurunkan harga kelapa,” kata Farid kepada Bisnis, Kamis (24/4/2025).

    Meski begitu, Farid menerangkan kebijakan pemerintah yang sudah disepakati dalam rangka membatasi ekspor kelapa adalah dengan menerapkan pajak ekspor terhadap kelapa bulat dan produk turunannya.

    “Selama ini ekspor kelapa tidak pernah diatur atau dibatasi karena dari sisi pasokan dan permintaan selalu terkendali,” terangnya.

    Namun, lanjutnya, akibat El Nino produksi kelapa di Indonesia turun, sedangkan pada waktu yang sama dari sisi permintaan (demand) justru melonjak di pasar internasional.

    “… yang mengakibatkan pasokan bahan baku pada pengelolaan kelapa menjadi langka,” pungkasnya.

  • 5 Poin Hasil Negosiasi Sri Mulyani dan Menkeu AS, Proposal RI Diterima Trump Cs?

    5 Poin Hasil Negosiasi Sri Mulyani dan Menkeu AS, Proposal RI Diterima Trump Cs?

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sejumlah poin penting hasil pertemuannya dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Scott Bessent, dalam Forum G20 dan IMF Spring Meeting 2025 di Washington DC. Simak selengkapnya!

    1. Komitmen AS dalam Lembaga Global

    Dalam pertemuan tersebut, AS menegaskan komitmennya untuk tetap menjadi pemain utama dalam lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia.

    “Seperti yang disampaikan oleh Pak Scott Bessent, menyampaikan bahwa posisi Amerika Serikat tetap akan menjadi anggota dan sekaligus memimpin lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia, yang juga menjadi ajang bagi pelaksanaan berbagai agenda nasionalnya Amerika Serikat melalui lembaga-lembaga tersebut,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers daring, Jumat, 24 April 2025.

    2. Arah Kebijakan Baru AS: Perdagangan Resiprokal

    Sri Mulyani menjelaskan bahwa AS tengah mendorong sistem perdagangan baru yang lebih bersifat resiprokal atau saling menguntungkan.

    Hal ini menjadi penting karena bisa berdampak langsung pada kerja sama dagang dengan Indonesia.

    “Di dalam konteks ini tentu kita juga harus terus mempelajari perkembangan ini (AS), karena di dalam pembahasan kami (negosiasi), Amerika juga menyoroti mengenai hubungan Amerika dengan China yang merupakan salah satu hal, yang tentu akan berpengaruh terhadap Indonesia maupun seluruh kawasan ekonomi di dunia,” ujarnya.

    3. Strategi Diplomasi Ekonomi Indonesia

    Untuk merespons arah kebijakan tersebut, Indonesia memperkuat pendekatan melalui diplomasi ekonomi.

    Langkah ini dilakukan melalui jalur-jalur strategis seperti USTR (Kantor Perwakilan Dagang AS), Kementerian Perdagangan AS, dan Departemen Keuangan AS.

    4. Respons Positif AS terhadap Proposal Indonesia

    Sri Mulyani menyebut bahwa proposal yang disampaikan tim Indonesia mendapat sambutan positif dari pemerintah AS. Proposal itu dinilai komprehensif dan visioner.

    “Dengan bekal komunikasi awal, yang tadi Indonesia among the first timer, the first mover, itu dianggap akan memberikan advantage atau keuntungan dalam posisi Indonesia di dalam proses perundingan ini. Feedback yang positif ini tentu akan dijadikan bekal bagi kita untuk terus melakukan pembahasan di level teknis, dengan tentu pada akhirnya diharapkan akan terjadi sebuah agreement,” tutur Menkeu.

    5. Tahap Awal Negosiasi dan Target Waktu

    Indonesia resmi menandatangani perjanjian non-disclosure dengan USTR pada 23 April 2025, menandai dimulainya fase awal negosiasi tarif. Indonesia menjadi salah satu dari 20 negara pertama yang masuk tahap ini.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan bahwa pemerintah menargetkan negosiasi teknis dapat rampung dalam dua bulan.

    “Kami mengharapkan detail pembahasan dan negosiasi teknis dapat diselesaikan dalam 60 hari,” kata Airlangga. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tegas Tolak Negosiasi, China Racik Strategi Lawan Tarif Trump

    Tegas Tolak Negosiasi, China Racik Strategi Lawan Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — China berjanji untuk mempersiapkan rencana darurat untuk menangkal guncangan eksternal yang meningkat di tengah perang dagang melawan Amerika Serikat. 

    Berdasarkan laporan Kantor Berita Xinhua yang dikutip dari Bloomberg pada Jumat (25/4/2025), Politbiro pembuat keputusan yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping juga berjanji untuk menyiapkan alat moneter baru dan instrumen pembiayaan kebijakan guna meningkatkan teknologi, konsumsi, dan perdagangan. 

    “Kita harus terus meningkatkan perangkat kebijakan untuk menstabilkan lapangan kerja dan ekonomi, serta meluncurkan langkah-langkah yang telah direncanakan sebelumnya,” kata para pemimpin puncak, menurut pernyataan itu. 

    Mereka juga berjanji untuk berusaha sekuat tenaga untuk mengonsolidasikan dasar-dasar pembangunan ekonomi dan stabilitas sosial. Para pembuat kebijakan menegaskan kembali China harus menyediakan lebih banyak uang tunai untuk bank bila diperlukan, dan dengan hati-hati memilih waktu untuk penurunan suku bunga.

    Kontrak berjangka obligasi pemerintah 30 tahun melonjak paling tinggi sejak 9 April setelah komentar Politbiro tentang pemotongan suku bunga dan rasio persyaratan cadangan yang tepat waktu. Imbal hasil untuk obligasi 10 tahun tetap sedikit berubah dan yuan lepas pantai datar. Indeks acuan saham dalam negeri Tiongkok CSI 300 menghapus kenaikan sebanyak 0,5%.

    “Harapan stimulus masih hidup karena berjanji untuk menambahkan kebijakan tambahan baru dan meningkatkan penyesuaian kontrasiklus yang luar biasa. Tetapi para pemimpin jelas mengadopsi pendekatan tunggu dan lihat,” kata ahli strategi senior di Australia & New Zealand Banking Group, Zhaopeng Xing.

    Beijing biasanya memberikan dukungan hanya sebagaimana diperlukan untuk melindungi tujuan pertumbuhan tahunan negara. Dengan ekspansi kuartal pertama yang berada di atas target sekitar 5%, mereka mungkin merasa memiliki ruang untuk menunggu.

    Laporan itu muncul satu hari setelah Beijing menolak klaim dari AS bahwa ada pembicaraan untuk mencapai kesepakatan perdagangan. Kementerian Perdagangan China juga kembali menuntut Washington minggu ini untuk mencabut semua tarif sepihak.

    Langkah China menunjukkan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk memulai negosiasi meskipun Trump menyarankan bahwa ia dapat menurunkan pungutan secara substansial dalam sebuah kesepakatan. 

    Beberapa janji dari pembacaan Politbiro sebelumnya telah digulirkan oleh pejabat senior, seperti dewan sains-teknologi di pasar obligasi dan penyediaan kembali fasilitas untuk perawatan lansia, serta meningkatkan konsumsi layanan. 

    Pertemuan tersebut tampaknya memberikan urgensi yang lebih besar terhadap tugas-tugas tersebut setelah Trump menaikkan pungutan pada sebagian besar barang China hingga setinggi 145%. 

    Politbiro yang beranggotakan 24 orang tersebut biasanya menggunakan pertemuan bulan April untuk membahas masalah ekonomi. 

    Meskipun pembacaan tersebut jarang mengungkapkan target numerik, pernyataan yang samar-samar dapat memberikan petunjuk penting tentang perubahan kebijakan. Pertemuan bulan ini diawasi dengan ketat untuk melihat tanda-tanda Beijing meluncurkan stimulus. 

    “Kita harus memperkuat pemikiran mendasar dan mempersiapkan sepenuhnya rencana kontinjensi untuk melaksanakan tugas ekonomi dengan baik,” kata para pemimpin puncak dalam pernyataan tertulis rapat.

  • Lima Kartu Sakti China Hadapi Perang Dagang dengan AS

    Lima Kartu Sakti China Hadapi Perang Dagang dengan AS

    Jakarta

    Perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia sedang berlangsung. Ekspor China ke AS dikenakan tarif sampai 245%, dan Beijing sudah membalas dengan tarif masuk 125% untuk produk impor dari Amerika.

    Konsumen, bisnis, dan pasar bersiap-siap menghadapi ketidakpastian lebih panjang di tengah ancaman resesi global yang semakin nyata.

    Presiden China Xi Jinping berkali-kali bilang bahwa pemerintahannya terbuka buat berdialog. Tapi dia juga memberi peringatan bahwa, jika diperlukan, mereka bakal “berjuang sampai titik darah penghabisan.”

    Ibarat permainan kartu, berikut lima ‘kartu sakti’ atau ‘senjata’ yang dimiliki Beijing untuk melawan tarif yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump.

    China mampu hadapi risiko, sampai titik tertentu

    China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia. Artinya, China lebih mampu menahan ‘rasa sakit’ yang ditimbulkan tarif ketimbang negara-negara kecil.

    Dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar jiwa, China memiliki pasar domestik yang besar sehingga sebagian barang-barang ekspor yang terdampak tarif bisa dijual ke pasar domestik.

    Kenyataannya memang tidak semudah itu karena China mengalami penurunan konsumsi. Namun dengan berbagai insentif, mulai dari subsidi untuk peralatan rumah tangga hingga subsidi tiket kereta untuk kaum pensiunan, pemerintah China berharap dapat mendorong tingkat konsumsi.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Elite partai mungkin “lebih dari siap untuk menanggung rasa sakit daripada menyerah pada yang mereka yakini sebagai agresi AS,” menurut Mary Lovely, pakar perdagangan AS-China di Peterson Institute di Washington D.C., kepada BBC Newshour awal bulan ini.

    Sebagai negara otoriter, China juga memiliki toleransi sakit yang lebih tinggi. Negara juga tidak terlalu pusing dengan opini publik yang cuma sesaat.

    Lagi pula, dalam waktu dekat tidak ada juga pemilu untuk menentukan para pemimpinnya. Tapi tetap saja, keresahan massal bisa jadi kekhawatiran, karena di China merebak ketidakpuasan atas krisis perumahan yang masih berlangsung dan pekerjaan yang semakin sulit.

    Getty ImagesWashington diprediksi akan sulit membuat China terpojok dalam perang dagang yang sedang bergulir.

    Ketidakpastian ekonomi yang disebabkan tarif merupakan pukulan bagi kaum muda yang hanya pernah mengalami kemajuan Tiongkok.

    Partai Komunis China berupaya memainkan kartu nasionalisme untuk membenarkan sikap Beijing yang tidak mau tunduk pada AS dan menerapkan tarif balasan terhadap Washington DC. Media pemerintah menyerukan kepada rakyat agar “menghadapi badai ini bersama-sama”.

    Presiden Xi Jinping mungkin khawatir tetapi, sejauh ini, Beijing telah menyampaikan nada menantang dan percaya diri. Seorang pejabat menegaskan bahwa: “Langit tidak akan runtuh.”

    China telah berinvestasi untuk masa depan

    Di bawah pemerintahan Xi Jinping, China telah berlomba dengan AS untuk mendominasi teknologi.

    Karena itu, China berinvestasi besar pada teknologi dalam negeri, mulai dari energi terbarukan hingga chip dan kecerdasan buatan (AI).

    Contohnya termasuk chatbot DeepSeek, yang dipuji sebagai pesaing tangguh ChatGPT.

    Kemudian BYD, yang mengalahkan Tesla tahun lalu sebagai pembuat kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. Apple juga telah kehilangan pangsa pasarnya di China lantaran pesaing lokal seperti Huawei dan Vivo terus berinovasi.

    Baru-baru ini Beijing mengumumkan rencana untuk menghabiskan lebih dari US$1 triliun selama dekade berikutnya untuk mendukung inovasi di bidang AI.

    Getty ImagesChina condong pada industri yang sedang berkembang dari kendaraan listrik hingga kecerdasan buatan.

    Perusahaan-perusahaan AS telah mencoba untuk memindahkan rantai pasokan mereka dari China, tetapi mereka kesulitan menemukan infrastruktur dan tenaga kerja terampil yang sama di tempat lain.

    Produsen China di setiap tahap rantai pasokan telah memberi China kemajuan signifikan yang akan membutuhkan waktu berpuluh tahun untuk ditiru negara lain.

    Keahlian rantai pasokan yang tak tertandingi dan dukungan pemerintah telah menjadikan China sebagai pemain tangguh dalam perang dagang ini. Dalam beberapa hal, Beijing telah mempersiapkan hal ini sejak Trump pertama kali menjabat presiden.

    Pelajaran dari masa jabatan pertama Trump

    Sejak panel surya buatan China dikenai tarif Trump pada 2018 lalu, Beijing mempercepat rencananya untuk masa depan.

    China menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program perdagangan dan infrastruktur yang kontroversial, yang lebih dikenal sebagai inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) untuk menopang hubungan dengan negara-negara berkembang di belahan selatan.

    Perluasan perdagangan dengan Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika terjadi ketika China mencoba untuk melepaskan diri dari kendali AS.

    Getty ImagesXi baru-baru ini melakukan rangkaian kunjungan diplomatik di Asia Tenggara untuk menopang hubungan dengan mitra dagang utama.

    Sebelumnya, petani Amerika memasok 40% dari impor kedelai Chinaangka itu sekarang berkisar di 20%.

    Setelah mengalami perang dagang saat Trump pertama kali menjabat sebagai presiden, Beijing meningkatkan budidaya kedelai di dalam negeri dan membeli panen dalam jumlah besar dari Brasilyang sekarang menjadi pemasok kedelai terbesar ke China.

    “Taktiknya sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.”

    “Langkah ini tidak cuma menghilangkan pasar tetap para petani Amerika, tapi juga memperkuat ketahanan pangan China,” kata Marina Yue Zhang, profesor di Australia-China Relations Institute, University of Technology Sydney.

    AS bukan lagi pasar ekspor terbesar China: posisi itu sekarang milik Asia Tenggara.

    Faktanya, China adalah mitra dagang terbesar untuk 60 negara pada tahun 2023hampir dua kali lebih banyak daripada AS.

    Baca juga:

    China menjadi eksportir terbesar di dunia dan mencatat rekor surplus perdagangan sebesar US$1 triliun pada akhir 2024.

    Itu tidak berarti AS bukan mitra dagang penting bagi China. Namun, kondisi saat ini membuat AS tidak mudah untuk memojokkan China.

    Setelah muncul laporan bahwa Gedung Putih akan menggunakan negosiasi perdagangan bilateral untuk mengisolasi China, Beijing telah memperingatkan negara-negara lain agar tidak “mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China”.

    Itu akan menjadi pilihan yang mustahil bagi banyak negara.

    “Kita tidak dapat memilih, dan kita tidak akan pernah memilih [antara China dan AS],” kata Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, kepada BBC pekan lalu.

    China tahu kelemahan Trump

    Trump kukuh bertahan dengan keputusannya saat harga-harga saham rontok menyusul pengumuman tarifnya pada awal April dan mengibaratkan kenaikan tarif gila-gilaan ini sebagai “pil pahit.”

    Tetapi dia segera banting stir, memberi jeda kenaikan tarif selama 90 hari setelah aksi jual besar-besaran obligasi pemerintah AS.

    Dikenal juga dengan istilah “treasuries”, obligasi ini sejak lama dianggap sebagai investasi yang aman. Tetapi perang dagang telah mengguncang kepercayaan pada aset tersebut.

    Sejak itu, Trump memberi isyarat untuk menurunkan tensi ketegangan perdagangan dengan China, dengan mengatakan bahwa tarif barang-barang China akan “turun secara signifikan, tetapi tidak akan menjadi nol.”

    Getty ImagesPasar obligasi pemerintah AS mengalami aksi jual besar-besaran ketika Trump mengumumkan tarif tinggi di sebagian besar negara-negara.

    Dengan begitu, para pengamat menyebut Beijing sekarang tahu bahwa pasar obligasi dapat menggoyahkan Trump.

    China juga memegang obligasi pemerintah AS sebesar US$ 700 miliar.

    Jepang, sekutu setia Amerika, adalah satu-satunya pemegang non-AS yang memiliki jumlah lebih dari itu.

    Beberapa pengamat berpendapat bahwa ini memberi Beijing keuntungan: media China secara teratur mewacanakan gagasan untuk menjual atau menahan pembelian obligasi AS sebagai “senjata”.

    Baca juga:

    Tetapi para ahli memperingatkan bahwa China bukannya tidak menghadapi konsekuensi dari situasi ini.

    Langkah itu, sebaliknya, akan menyebabkan kerugian besar bagi investasi Beijing di pasar obligasi dan mengacaukan mata uang Yuan China.

    China hanya akan dapat memberikan tekanan dengan obligasi pemerintah AS “hanya sampai titik tertentu”, kata Dr Zhang.

    “China memegang alat tawar-menawar, bukan senjata keuangan.”

    Kendali atas unsur tanah jarang

    Yang dapat dijadikan senjata oleh China adalah monopoli dalam mengekstraksi dan memurnikan unsur tanah jarang (rare earth elements), yaitu serangkaian elemen yang penting untuk manufaktur teknologi canggih.

    China memiliki cadangan unsur tanah jarang yang besar, seperti disprosium, yang digunakan dalam magnet kendaraan listrik dan turbin angin. Kemudian Yttrium, yang menyediakan lapisan tahan panas untuk mesin jet.

    Beijing telah menanggapi tarif terbaru Trump dengan membatasi ekspor tujuh unsur tanah jarang, termasuk beberapa unsur penting untuk membuat chip AI.

    Getty ImagesMineral langka seperti tanah jarang sangat penting untuk pembuatan semikonduktor.

    China menyumbang sekitar 61% produksi unsur tanah jarang dan 92% pemurniannya, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA).

    Australia, Jepang, dan Vietnam memang sudah mulai menambang unsur tanah jarang, tapi perlu waktu bertahun-tahun sebelum Tiongkok dapat diputus dari rantai pasokan.

    Pada 2024, Tiongkok melarang ekspor mineral penting lainnya, antimon, yang penting untuk berbagai proses manufaktur. Harganya naik lebih dari dua kali lipat di tengah gelombang kepanikan sejumlah negara dalam mencari pemasok alternatif.

    Kekhawatirannya adalah hal yang sama dapat terjadi pada pasar unsur tanah jarang, yang akan sangat mengganggu berbagai industri mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.

    “Segala sesuatu yang dapat Anda nyalakan atau matikan kemungkinan besar menggunakan logam tanah jarang,” kata Thomas Kruemmer, direktur Ginger International Trade and Investment, kepada BBC.

    “Dampaknya pada industri pertahanan AS akan sangat besar.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kemendag Akui Temukan Banyak Masalah Pelanggaran Merek Barang di Mangga Dua – Page 3

    Kemendag Akui Temukan Banyak Masalah Pelanggaran Merek Barang di Mangga Dua – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengecek ke Pasar Mangga Dua usai masuk daftar pantauan prioritas dan tinjauan pasar terkenal untuk pemalsuan dan pembajakan pada 2024 oleh Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).

    Dari hasil pengecekan, Kemendag menemukan barang bajakan di Pasar Mangga Dua melanggar Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

    “Kami kemarin cek apakah ada juga di situ barang-barang ilegal, tetapi ternyata lebih banyak (ditemukan) masalah HaKI yakni masalah pelanggaran mereknya,” kata Menteri Perdagangan Budi Santoso di Kabupaten Tangerang, Banten pada Jumat, (25/4/2025), seperti dikutip dari Antara.

    Kementerian Perdagangan telah melakukan pengecekan ke Pasar Mangga Dua dan menemukan barang bajakan yang melakukan pelanggaran terkait merek.

    “Ada undang-undang terkait merek dan kami juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Hukum. Di Kementerian Hukum ada namanya Satgas Kekayaan Intelektual. Jadi kita sudah sampaikan karena barang-barang bajakan yang ada di Pasar Mangga Dua itu lebih banyak pelanggaran HaKI,” ujar Budi Santoso.

    Barang-barang bajakan di Mangga Dua tersebut mayoritas merupakan barang impor.

    “Impornya benar tapi pelanggarannya itu pelanggaran mengenai merek ya, sehingga sifatnya berupa delik aduan,” ujar Budi Santoso.

    Berdasarkan laporan 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), Pasar Mangga Dua terus menerus berada dalam daftar pantauan prioritas dan Tinjauan Pasar Terkenal untuk Pemalsuan dan Pembajakan Tahun 2024, bersama dengan beberapa pasar daring Indonesia.

    Berdasarkan USTR, kurangnya penegakan hukum RI terkait Hak Kekayaan Intelektual (HKI) masih menjadi masalah, Amerika Serikat (AS) mendesak Indonesia untuk memanfaatkan gugus tugas penegakan HKI guna meningkatkan kerja sama penegakan hukum di antara lembaga dan kementerian penegak hukum terkait.

    Amerika Serikat juga terus mendorong Indonesia untuk menyediakan sistem perlindungan yang efektif terhadap penggunaan komersial yang tidak adil.

    Lewat laporan itu, AS juga khawatir Undang-Undang (UU) Paten tahun 2016 telah diubah melalui Undang-Undang Cipta Kerja, sehingga persyaratan tersebut dapat dipenuhi melalui impor atau pemberian lisensi.

     

     

  • Pasar cermati AS-China, IHSG berpotensi menguat ikuti bursa global

    Pasar cermati AS-China, IHSG berpotensi menguat ikuti bursa global

    Pekerja melintasi layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/4/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.

    Pasar cermati AS-China, IHSG berpotensi menguat ikuti bursa global
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 25 April 2025 – 09:55 WIB

    Elshinta.com –  Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas mengikuti bursa saham global pada perdagangan Jumat (25/4/2025).

    “Sejauh ini kami menilai situasi dan kondisi yang ada sudah sangat baik. Meskipun situasi dan kondisi penuh dengan ketidakpastian tentang tarif dan prospek ekonomi, namun ketenagakerjaan masih cukup baik karena banyak perusahaan yang tidak melakukan pengurangan pegawainya dan perusahaan berubah menjadi defensif setidaknya untuk saat ini,” ujar Nico, panggilannya di Jakarta, Jumat.

    Saat Amerika Serikat (AS) sedang berjibaku dengan tarifnya, Nico menyebut China dengan tenang terus melaju tanpa memikirkan Presiden AS Donald Trump. Presiden China Xi Jinping mulai memperbaiki hubungan dengan Uni Eropa, yang diharapkan dapat menjadi salah satu tempat untuk menjadi mitigasi saat ekspor ke AS ditutup.

    Xi Jinping bersiap untuk mencabut sanksi terhadap sejumlah anggota parlemen Uni Eropa. Para pejabat Eropa menyambut baik rencana itu, sehingga Uni Eropa sedang mempertimbangkan kuota harga minimum untuk mobil listrik dari China sebagai pengganti tarif senilai 45,3 persen yang dikenakan pada tahun lalu.

    China ingin memisahkan antara Uni Eropa dengan AS, yang mana akan ada banyak negara yang mungkin akan melakukan keberpihakan antara AS dengan China, yang membuat eskalasi perang kemungkinan besar akan bertambah.

    Sejauh ini, para pemimpin Uni Eropa bahkan siap melakukan perjalanan ke Beijing pada Juli 2025 mendatang, bahkan, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan mereka telah mengadakan komunikasi dengan Perdana Menteri Li Qiang, membahas tentang perekonomian, perdagangan, green economy hingga digital.

    Terdapat kemungkinan barang- barang China yang ditujukan untuk AS akan dialihkan ke Uni Eropa, sehingga diproyeksikan China akan mengalami surplus dengan Uni Eropa sebesar 70 persen menjadi senilai 420 dolar AS.

    Sebelumnya, Trump sempat melontarkan sikap yang lebih melunak, yang menyatakan kesiapan untuk berdialog dengan China. Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga menyebut ada peluang tercapainya kesepakatan dagang besar. Saat ini, tarif impor AS terhadap produk China mencapai 145 persen.

    Pada perdagangan Kamis (24/4/2025), bursa AS Wall Street terpantau melesat naik didorong oleh didorong oleh penguatan saham raksasa teknologi seperti Nvidia, Meta, Amazon, Tesla, dan Microsoft, yang semuanya mencatat kinerja positif. Indeks S&P 500 naik 2,03 persen, Nasdaq Composite meningkat 2,74 persen, dan Dow Jones Industrial Average naik 1,23 persen.

    Dari dalam negeri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Tim Teknis RI kembali mengadakan pertemuan dengan Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) dan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick untuk membahas negosiasi tarif resiprokal.

    Dalam pertemuan lanjutan pada 23 April, kedua negara menandatangani perjanjian bilateral mengenai perlakuan informasi terkait perdagangan, investasi, dan keamanan ekonomi. Negosiasi ditargetkan selesai dalam 90 hari sejak pengumuman kebijakan tersebut pada 9 April 2025. Topik pembahasan meliputi akses pasar dan National Tariff Estimate (NTE), sementara pihak AS menekankan pentingnya hasil akhir sebagai bahan pertimbangan Presiden Trump.

    Sumber : Antara

  • Hadapi Kebijakan Tarif Resiprokal AS, RI Kebut Negosiasi

    Hadapi Kebijakan Tarif Resiprokal AS, RI Kebut Negosiasi

    JABAR EKSPRES – Menghadapi kebijakan baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif resiprokal AS terhadap Indonesia, pemerintah mengaku tengah berupaya melakukan negosiasi. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta.

    “Kedua belah pihak sepakat untuk segera membahas isu-isu teknis dalam perundingan yang rencananya akan dimulai pembahasan substansi teknis dalam waktu dua pekan mendatang,” ujarnya, dikutip Jumat (25/4/2025).

    Menurutnya, hasil dari rundingan tingkat teknis tersebut akan dituangkan menjadi kerangka kerjasama (framework agreement) yang memuat sejumlah hal yang akan disepakati kedua belah pihak.

    Untuk saat ini, kata dia, kedua pihak telah menandatangani Agreement Between the Government of the United States of America and the Government of the Republic of Indonesia, regarding the Treatment of Information Related to Bilateral Agreement on Reciprocal Trade, Investment and Economic Security.

    BACA JUGA:Antisipasi Tarif Resiprokal AS, Gubernur Jabar Tengah Susun Insentif Bagi Industri

    Dengan demikian, negosiasi tingkat teknis terkait tarif resiprokal AS tersebut secara resmi mulai dilakukan.

    Kemudian, sebagai tindak lanjut dari pertemuan Airlangga dengan Perwakilan Dagang AS (USTR), Ambassador Jamieson Greer, dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick yang dimulai Jumat (18/4) lalu. Maka pada hari Rabu (23/4) telah dilakukan pertemuan teknis lanjutan antara Tim Teknis RI dengan Tim Teknis USTR.

    Dalam pertemuan sebelumnya, sejumlah kesepakatan mulai dibahas, seperti mengenai format, mekanisme, dan jadwal negosiasi, dengan target waktu 60 hari untuk penyelesaian pembahasan isu-isu teknis, sehingga masih ada waktu 30 hari dari 90 hari masa penundaan (pause) untuk implementasi kesepakatan.

    Selain itu, juga telah dimulai pembahasan dan pendalaman atas penawaran dan permintaan dari Indonesia, dan tahapan dari proses negosiasi.

    BACA JUGA:Kebijakan Tarif Resiprokal Amerika Serikat, DPR Minta BI Jaga Stabilitas Nilai Rupiah

    Pihak USTR menyambut baik proposal Indonesia, dan menyusun dokumen kerja (working document) yang memuat cakupan dan substansi negosiasi.

    Kedua Tim Teknis akan bergerak cepat untuk membahas berbagai isu dengan target maksimal selesai sebelum jangka waktu 90 hari yang telah ditetapkan dan diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 9 April 2025 yang lalu.

  • China Batal Beli 12.000 Metrik Ton Daging Babi dari Amerika, Pembatalan Terbesar Sejak Pandemi – Halaman all

    China Batal Beli 12.000 Metrik Ton Daging Babi dari Amerika, Pembatalan Terbesar Sejak Pandemi – Halaman all

    China Batal Beli 12.000 Metrik Ton Daging Babi dari Amerika, Pembatalan Terbesar Sejak Pandemi

    TRIBUNNEWS.COM– China membatalkan pengiriman 12.000 metrik ton daging babi Amerika Serikat di tengah kebuntuan perdagangan berisiko tinggi antara kedua negara adidaya, menurut data yang dirilis Kamis. 

    China, salah satu mitra dagang terbesar AS, memangkas 12.000 metrik ton pesanan daging babi AS, menurut data dari Departemen Pertanian AS (USDA).

    Langkah ini merupakan pembatalan pesanan daging babi terbesar sejak pandemi COVID-19 mengganggu rantai pasokan dan melumpuhkan perekonomian di seluruh dunia, Bloomberg News melaporkan . 

    China, setelah Meksiko dan Jepang, merupakan pasar daging babi terbesar ketiga bagi AS pada tahun 2024, mengimpor sekitar 475.000 metrik ton yang bernilai lebih dari $1,1 miliar. 

    China merupakan produsen daging babi terbesar di dunia, yang menyumbang hampir 50 persen dari pasokan global dengan jumlah sekitar 57 juta metrik ton, menurut USDA. AS berada di peringkat ketiga dengan 11 persen dengan 12 juta metrik ton. 

    Presiden Trump mengguncang sistem perdagangan global dengan mengenakan tarif besar-besaran awal bulan ini terhadap puluhan negara. Ia mengenakan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang China yang masuk ke AS, yang mendorong China untuk membalas dengan mengenakan tarif sebesar 125 persen . 

    Tiongkok mengatakan pada hari Kamis bahwa AS tidak terlibat dalam pembicaraan untuk menghasilkan kesepakatan perdagangan baru, sebuah karakterisasi yang ditolak Trump di kemudian hari. 

    “Mereka mengadakan pertemuan pagi ini, dan kami telah bertemu dengan China. Jadi, saya pikir Anda telah… seperti biasa, saya pikir laporan Anda salah,” kata Trump kepada wartawan pada hari Kamis . 

    Setelah kenaikan tarif, Tiongkok menandatangani dua perjanjian perdagangan pertanian dengan Spanyol, untuk daging babi dan ceri, karena Beijing ingin memperkuat hubungan dengan negara-negara Eropa, Reuters melaporkan .

    Impor daging babi AS sekarang menghadapi tarif 172 persen, kata Federasi Ekspor Daging AS, menurut Bloomberg News.

     

     

    Perang Dagang Merugikan AS Secara Ekonomi dan Politik

    China Sukses Bikin Donald Trump Bimbang Soal Tarif yang Ditentukan Sendiri, Trump Terombang-ambing

    China telah membuat Presiden Donald Trump bimbang soal tarif, dengan menyatakan negara itu tidak terlibat dalam negosiasi apa pun dengan AS karena tarif berdampak buruk pada Washington secara politik dan ekonomi.

    Trump dan Gedung Putih bersikeras bahwa AS dan China tengah membuat kemajuan menuju kesepakatan, tetapi mereka belum memberikan bukti konkret. Pejabat China telah menepis klaim tersebut dan mengecam pendekatan pemerintahan Donald Trump.

    Meskipun pasar naik pada hari Kamis, perang dagang telah mengakibatkan kerugian ekonomi bagi Amerika Serikat dan kerugian politik bagi Donald Trump.

    S&P turun 10 persen sejak Trump dilantik, sementara kekhawatiran akan resesi AS meningkat. Kekhawatiran tentang kekuatan dolar juga meningkat.

    Tingkat persetujuan Trump telah turun sejak perang dagang dimulai.

    Tingkat persetujuan rata-rata Trump di atas 50 persen pada hari-hari pertama masa jabatan kepresidenannya, tetapi pada akhir April, tingkat persetujuan rata-ratanya turun di bawah 45 persen.

    Alasan paling menonjol mengapa tingkat penerimaan terhadap Trump menurun adalah ekonomi, yang menjadi kekuatan Trump tahun lalu. 

    Sebuah jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis hari Rabu menemukan tingkat penerimaan terhadap ekonomi Trump  sebesar 37 persen, peringkat terendah selama dua masa jabatannya.

    Trump juga semakin memberi sinyalemen kesediaannya untuk mengubah tarif, dengan mengisyaratkan minggu ini tarif akan diturunkan karena ia mendapat tekanan dari pasar obligasi yang tidak stabil dan peringatan dari para pemimpin bisnis bahwa tarif akan menyebabkan rak-rak toko kosong dalam hitungan minggu.

    Pernyataan tersebut disampaikan setelah Menteri Keuangan Scott Bessent menyampaikan dalam pertemuan tertutup para investor pada hari Selasa bahwa ia memperkirakan akan terjadi “de-eskalasi” dalam perang dagang antara AS dan Tiongkok.

    Semua ini kemungkinan akan memberi China pengaruh lebih besar dalam pertarungan antara dua negara ekonomi raksasa dunia.

    “Dalam permainan adu taktik ini, Trump tampaknya lebih cenderung mengalah, terlepas dari retorikanya yang keras, karena ia telah menunjukkan bahwa ia akan mengalah dalam menghadapi tekanan yang cukup besar,” tulis Owen Tedford, analis riset senior di Beacon Policy Advisors, dalam catatan riset hari Rabu.

    Dua faktor lainnya adalah kesiapan relatif Beijing untuk pertarungan ini, dan fakta bahwa Washington dan Trump dipandang sebagai pemicu perang dagang, fakta yang dapat membantu Tiongkok tetap kuat bahkan jika tarif tinggi di AS benar-benar memukul ekonominya.

    Tedford mengatakan hal ini berarti Presiden Tiongkok Xi Jinping “juga akan ragu untuk terlihat ditekan untuk membuat kesepakatan, yang mungkin berarti bahwa Beijing bersedia menunggu AS atau mencoba memaksa Trump untuk bertindak secara sepihak.”

    Trump pada hari Kamis menegaskan bahwa timnya tengah berunding dengan Tiongkok setelah juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok He Yadong mengatakan bahwa “klaim apa pun tentang kemajuan negosiasi perdagangan Tiongkok-AS tidak berdasar dan hanya mengada-ada serta tidak memiliki dasar fakta.”

    Ia juga mengecam media, mengatakan pelaporan mereka tentang penyangkalan China tidak akurat.

    “Mereka mengadakan pertemuan pagi ini dan kami telah bertemu dengan China. Jadi, saya pikir Anda telah… seperti biasa, saya pikir laporan Anda salah,” katanya seraya menambahkan, “kami mungkin akan mengungkapkannya nanti” ketika ditanya siapa dari AS yang berbicara dengan mitranya dari China.

    Para ahli mengatakan China menolak gagasan perundingan aktif untuk menghapus tarif karena Beijing tahu tarif tersebut tidak dapat dipertahankan dari sudut pandang AS.

    Trump telah mengenakan tarif sebesar 125 persen terhadap China di atas tarif sebesar 20 persen yang sudah ada. Meskipun tarif tersebut akan merugikan eksportir China, tarif tersebut juga merugikan konsumen AS dan beberapa perusahaan. Tarif tersebut telah memicu serangkaian tindakan balasan dari China yang menyebabkan kerugian di beberapa wilayah AS.

    Misalnya, Departemen Pertanian AS baru-baru ini melaporkan China membatalkan pembelian 12.000 metrik ton daging babi AS.

    “Jelas ada beberapa posisi yang terjadi di sini dan jika Anda berada di pihak Tiongkok, Anda melihat apa yang telah dilakukan Trump selama beberapa minggu terakhir dan saya pikir satu-satunya hal yang dapat mereka simpulkan adalah bahwa Trump telah membuat kesalahan besar dan dia melepaskan semua senjatanya secara bersamaan. Dia telah membuat ancaman yang bahkan sekarang tidak mungkin dia pertahankan dan mereka membuatnya sedikit terpojok,” kata seorang mantan asisten senior keamanan nasional DPR.

    Meski begitu, mantan ajudan itu mengatakan China akan menginginkan perundingan karena ekonominya dibangun berdasarkan ekspor, dan memproduksi lebih banyak daripada yang dapat dikonsumsi di dalam negeri.

    “Saya kira semua orang tahu bahwa selain tarif yang sangat besar, tidak ada cara bagi kedua belah pihak untuk mempertahankannya. Orang Amerika perlu membeli pemanggang roti dan kami tidak akan membuatnya di sini dalam waktu dekat. Dan orang Cina memiliki masalah pengangguran kaum muda yang besar dan mereka perlu membuat orang-orang mereka tetap bekerja. Jadi semua orang diuntungkan,” kata mantan ajudan itu. 

    “Hanya saja Xi entah bagaimana, terlepas dari semua hal buruk yang dilakukan Tiongkok, keluar dari minggu lalu dengan penampilan sebagai seorang pemenang dan negarawan.”

    Para CEO pengecer AS, Walmart, Target, dan Home Depot bertemu dengan Trump pada hari Senin. Selama pertemuan tersebut, mereka menyampaikan kekhawatiran mereka akan harga yang lebih tinggi bagi konsumen, termasuk selama musim liburan di akhir tahun, kata salah satu sumber pelobi kepada The Hill.

    “Tarif saat ini tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang, dan jalan keluar yang jelas adalah kedua belah pihak terlibat dalam dialog menuju de-eskalasi. Namun, tantangan dalam memanfaatkan peluang ini adalah bahwa pemimpin Amerika dan Tiongkok tidak sepakat tentang cara memulai pembicaraan ini,” kata Tedford.

    Tedford mengatakan bahwa untuk memecahkan kebuntuan, Trump mungkin perlu mengurangi tarif terhadap China atau menyetujui permintaan Beijing untuk melakukan pembicaraan tingkat rendah dengan perwakilan pemerintah tertentu. Trump lebih suka melakukan pembicaraan di tingkat yang lebih tinggi, termasuk diskusi antara dirinya dan Xi.

    “Kegigihan Trump untuk terlibat secara langsung dalam memulai negosiasi dapat menunda terwujudnya hal ini, bahkan jika AS bersedia menurunkan tarifnya,” jelas Tedford, seraya menambahkan bahwa seorang pemimpin Tiongkok belum memulai diskusi langsung dengan presiden AS sejak serangan teror 11 September. 

    “Tekanan berkelanjutan dari pasar keuangan dan komunitas bisnis merupakan faktor paling mendesak yang dapat memaksa Trump untuk mengubah arah. Namun, semakin lama ia menunggu, kerusakan ekonomi yang lebih nyata dapat memengaruhi pemikirannya.”

     

    SUMBER: THE HILL

  • Sri Mulyani ungkap hasil pertemuan dengan Menkeu AS

    Sri Mulyani ungkap hasil pertemuan dengan Menkeu AS

    posisi AS tetap akan menjadi anggota dan sekaligus memimpin lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent saat menghadiri Forum G20 dan IMF Spring Meeting 2025 di Washington DC.

    Dalam pertemuan tersebut, selain membahas hubungan bilateral Indonesia-AS, kedua belah pihak juga menyoroti arah kebijakan global AS melalui peranannya di lembaga-lembaga multilateral.

    “Seperti yang disampaikan oleh Pak Scott Bessent, menyampaikan bahwa posisi Amerika Serikat tetap akan menjadi anggota dan sekaligus memimpin lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia, yang juga menjadi ajang bagi pelaksanaan berbagai agenda nasionalnya Amerika Serikat melalui lembaga-lembaga tersebut,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Perkembangan Lanjutan Negosiasi Dagang Indonesia-Amerika Serikat secara daring di Jakarta, Jumat.

    Posisi AS dalam institusi global tersebut menjadi penting untuk dicermati karena dapat berdampak pada struktur perdagangan dan kerja sama internasional, termasuk dengan Indonesia.

    Dalam memahami sudut pandang AS, Sri Mulyani mengatakan bahwa Negeri Paman Sam itu saat ini tengah mendorong tatanan perdagangan baru yang lebih resiprokal atau saling menguntungkan.

    Dalam konteks itulah, lanjut Menkeu, Indonesia memperkuat pendekatan diplomasi ekonomi melalui berbagai jalur, termasuk Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Kementerian Perdagangan AS, hingga Departemen Keuangan AS.

    Upaya ini menjadi bagian penting dari strategi negosiasi tarif resiprokal yang saat ini sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia.

    “Di dalam konteks ini tentu kita juga harus terus mempelajari perkembangan ini (AS), karena di dalam pembahasan kami (negosiasi), Amerika juga menyoroti mengenai hubungan Amerika dengan China yang merupakan salah satu hal, yang tentu akan berpengaruh terhadap Indonesia maupun seluruh kawasan ekonomi di dunia,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Bendahara Negara itu menyampaikan bahwa proposal yang disampaikan Indonesia melalui tim delegasi telah mendapat pengakuan sebagai salah satu yang paling komprehensif dan visioner.

    Pemerintah AS disebut memberikan apresiasi terhadap respons aktif Indonesia dalam membuka ruang dialog dan mendorong reformasi struktural dalam negeri.

    “Dengan bekal komunikasi awal, yang tadi Indonesia among the first timer, the first mover, itu dianggap akan memberikan advantage atau keuntungan dalam posisi Indonesia di dalam proses perundingan ini. Feedback yang positif ini tentu akan dijadikan bekal bagi kita untuk terus melakukan pembahasan di level teknis, dengan tentu pada akhirnya diharapkan akan terjadi sebuah agreement,” tutur Menkeu.

    Adapun Indonesia telah menandatangani perjanjian non-disclosure dengan USTR pada 23 April 2025.

    Proses ini menandai masuknya Indonesia ke fase awal negosiasi tarif, menjadikannya salah satu dari 20 negara pertama yang masuk ke tahap tersebut.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah menargetkan negosiasi teknis dapat diselesaikan dalam waktu 60 hari ke depan.

    “Kami mengharapkan detail pembahasan dan negosiasi teknis dapat diselesaikan dalam 60 hari,” kata Airlangga.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pameran Waralaba IFRA 2025 Bidik Transaksi Rp 1,5 Triliun  – Halaman all

    Pameran Waralaba IFRA 2025 Bidik Transaksi Rp 1,5 Triliun  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Pameran waralaba International Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2025 diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, Banten, mulai 25-27 April 2025.

    Pameran edisi pertama ini menampilkan 240 peserta dari berbagai sektor waralaba, serta menyediakan 26 program mengenai peluang waralaba. Sebagai tambahan, IFRA 2025 akan diselenggarakan dalam dua edisi.

    Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung mengatakan, untuk penyelenggaraan di tahun ini pihaknya bersama Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menargetkan 25.000 pengunjung selama tiga hari pameran.

    “Kami berharap dapat menghasilkan transaksi sekitar Rp 1,5 triliun. Kami juga berharap pameran ini dapat menjadi tempat bagi para pedagang lokal untuk memperluas pasarnya, baik di tingkat nasional atau internasional,” tutur Daswar saat pembukaan IFRA 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (25/4/2025).

    IFRA 2025 edisi pertama ini Dyandra Promosindo dan AFI berkolaborasi dengan Indonesia Culinary Expo (ICE), dengan mengusung tema “From Essential Ingredients To Extraordinary Opportunities”.

    Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar menyampaikan, bisnis waralaba lokal di Indonesia, terutama di bidang kuliner memiliki peluang berkembang yang bagus.

    “Sebanyak 55 persen usaha waralaba di Indonesia itu adalah makanan dan minuman. Kita lihat makanan di Indonesia ini banyak sekali, dari Aceh sampai ke Manado saja setidaknya ada 10 jenis makanan yang terkenal dan banyak diketahui. Ini bisa dikembangkan. Kembangkan usaha lokal yang lebih merah putih,” ungkap Anang.

    Saat ini rasio kewirausahaan Indonesia yang dinilai baik dan berkelanjutan hanya sebesar 3,4 persen, jumlahnya masih kalah dari Malaysia dan Thailand 4 persen, Singapura 8 persen. Untuk menjadi negara maju, rasio kewirausahaan Indonesia harus berada di kisaran angka 10-12 persen.

    Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan, waralaba merupakan cara untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia.

    “Waralaba ini bisnis yang baik, karena kita tidak mulai dari nol. Jumlah UMKM kota banyak, tetapi yang berjalan dengan baik hanya 3,4 persen. Dengan waralaba ini kita harapkan bisa berperan baik dan meningkatkan jumlah wirausaha kita dan bisa ekspor,” ucap Budi.

    Selanjutnya, IFRA 2025 edisi kedua akan berlangsung di Jakarta Indonesia Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 29-31 Agustus mendatang.