Kementrian Lembaga: Kemendag

  • Perayaan IA-CEPA ke-5, Australia-RI perkuat hubungan ekonomi

    Perayaan IA-CEPA ke-5, Australia-RI perkuat hubungan ekonomi

    Menteri Perdagangan Indonesia Budi Santoso dan Dubes Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, Kamis (3/7/2025). Foto: Kedubesan Australia

    Perayaan IA-CEPA ke-5, Australia-RI perkuat hubungan ekonomi
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Kamis, 03 Juli 2025 – 19:17 WIB

    Elshinta.com – Lebih dari 100 perwakilan pemerintah Indonesia dan Australia serta komunitas bisnis berkumpul untuk memperingati ulang tahun kelima Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) di Jakarta, Kamis (3/7/2025).

    Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, menyoroti pencapaian IA-CEPA dalam memperkuat hubungan antara Australia dan Indonesia. “Hanya dalam waktu lima tahun, IA-CEPA telah meningkatkan perdagangan antara Indonesia dan Australia hingga dua kali lipat. Ini adalah perjanjian penting yang mencerminkan hubungan dan kepercayaan yang mendalam antara kedua negara,” katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Elshinta.

    IA-CEPA telah memberikan Indonesia akses ke bahan baku berkualitas tinggi dari Australia untuk meningkatkan nilai tambah dan ekspor ke pasar ketiga. Hal ini mendukung lapangan pekerjaan dan pertumbuhan serta menciptakan kemakmuran dan ketahanan ekonomi bersama bagi Indonesia dan Australia.

    Menteri Perdagangan Indonesia Budi Santoso menyatakan antusiasmenya terhadap peninjauan perjanjian mendatang, menekankan bahwa perjanjian ini tetap relevan dan adaptif, serta terus memberikan nilai tambah bagi kedua negara di tengah dinamika global yang terus berkembang.

    Duta Besar Indonesia untuk Australia, Siswo Pramono, menekankan pentingnya perayaan lima tahun IA-CEPA sebagai momentum untuk meninjau kembali IA-CEPA, terutama untuk mengantisipasi peningkatan ketegangan geopolitik yang akan mempengaruhi kawasan, “Kita harus mawas diri tentang bagaimana mengoptimalkan perangkat strategis ini. Kita perlu meningkatkan kepercayaan satu sama lain untuk mengatasi tantangan bersama.”

    Dalam acara tersebut, Business Champion Australia untuk Indonesia Profesor Jennifer Westacott dan Profesor Mari Elka Pangestu berbagi pandangan mereka tentang bagaimana IA-CEPA dapat memperdalam hubungan Australia-Indonesia, dan bagaimana komitmen bersama kita terhadap perdagangan yang terbuka dan berbasis peraturan dapat mendukung kedua negara dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. (Vit/Ter)

    Sumber : Radio Elshinta

  • Mendag: RI-Australia punya tanggung jawab bersama tingkatkan hubungan

    Mendag: RI-Australia punya tanggung jawab bersama tingkatkan hubungan

    Kita itu bikin perjanjian dagang tidak untuk membuat Anda defisit. Kalau tujuannya untuk membuat Anda defisit, itu namanya perang dagang

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan RI Budi Santoso mengatakan bahwa Indonesia dan Australia memiliki tanggung jawab bersama dalam meningkatkan hubungan dagang kedua negara agar saling menguntungkan.

    Dalam sambutannya di acara peringatan “Lima Tahun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) di Jakarta, Kamis, Budi mengatakan bahwa perjanjian dagang dibuat dengan tujuan untuk saling menguntungkan pihak yang terlibat.

    “Kita itu bikin perjanjian dagang tidak untuk membuat Anda defisit. Kalau tujuannya untuk membuat Anda defisit, itu namanya perang dagang,” ujarnya.

    Menurut dia, dengan adanya perjanjian dagang, negara lain akan memiliki akses ke pasar Indonesia, demikian juga sebaliknya, Indonesia pun akan memiliki akses ke pasar negara lain.

    Budi melanjutkan, masih banyak pihak yang belum memanfaatkan perjanjian dagang seperti Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA), menekankan bahwa baru sekitar 80 persen yang menggunakan SKA Preferensi.

    SKA Preferensi adalah Surat Keterangan Asal (SKA) yang memberikan fasilitas khusus kepada barang ekspor untuk mendapatkan pembebasan atau pengurangan bea masuk di negara tujuan.

    Fasilitas tersebut diberikan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan perdagangan internasional antara negara pengekspor dan negara pengimpor.

    Karena itulah, Budi berharap Indonesia dan Australia saling mengingatkan untuk memanfaatkan SKA Preferensi tersebut agar kerja sama dapat digunakan secara optimal.

    Menteri Perdagangan RI itu mengatakan bahwa perdagangan Indonesia dan Australia memberikan dampak positif; ekspor Indonesia lima tahun terakhir naik 14,46 persen, dan ekspor Australia juga naik 17,42 persen.

    Dalam bidang jasa, ada tren pertumbuhan perdagangan jasa Indonesia ke Australia sebesar 19,16 persen, serta IA-CEPA mendorong peningkatan arus investasi dari Australia ke Indonesia atau sebaliknya, kata Budi.

    Dia pun berharap peringatan lima tahun IA-CEPA dapat menjadi momentum untuk meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia-Australia yang lebih baik sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi kedua negara.

    Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) diberlakukan pada 5 Juli 2020, dan sejak saat itu, perdagangan bilateral antara kedua negara menunjukkan peningkatan sebesar dua kali lipat.

    Perdagangan gabungan barang dan jasa tumbuh dari 17,7 miliar dolar Australia (sekitar Rp188,7 triliun) pada 2019 menjadi 35,4 miliar dolar Australia (sekitar Rp377,4 triliun) pada 2024.

    Kini, Indonesia mengekspor lebih banyak barang dan jasa ke Australia, dan mencatat surplus perdagangan dengan Australia sebesar 3,13 miliar dolar Australia (sekitar Rp33,3 triliun) pada 2024.

    Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mendag: IA-CEPA tunjukkan komitmen RI-Australia perdalam hubungan

    Mendag: IA-CEPA tunjukkan komitmen RI-Australia perdalam hubungan

    Semakin banyak kita mempunyai perjanjian dagang, maka akses pasar kita (ke negara lain) semakin bagus,

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan RI Budi Santoso mengatakan, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) menunjukkan komitmen antara kedua negara dalam meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan.

    “Lima tahun ini kita evaluasi, nanti rencana tahun depan juga bisa kita review (tinjau), perjanjiannya kita lihat apakah implementatif dan sebagainya,” kata Budi di sela-sela acara peringatan “Lima Tahun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA)” di Jakarta, Kamis.

    Budi menekankan bahwa pelaksanaan tinjauan perjanjian dagang tersebut tidak hanya dilakukan dengan Australia, tetapi ke semua negara yang memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia.

    Menurutnya, sejauh ini Indonesia sudah melaksanakan 19 perjanjian dagang, 10 perjanjian sedang dalam proses ratifikasi, dan 16 lainnya masih dalam proses perundingan.

    “Semakin banyak kita mempunyai perjanjian dagang, maka akses pasar kita (ke negara lain) semakin bagus,”ujarnya.

    Budi juga mengatakan bahwa perjanjian dagang yang perundingannya sudah selesai tahun ini, yaitu Kanada, Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), Tunisia, serta Uni Eropa (EU).

    Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) diberlakukan pada 5 Juli 2020, dan sejak saat itu, perdagangan bilateral antara kedua negara menunjukkan peningkatan sebesar dua kali lipat.

    Perdagangan gabungan barang dan jasa tumbuh dari 17,7 miliar dolar Australia (sekitar Rp188,7 triliun) pada 2019 menjadi 35,4 miliar dolar Australia (sekitar Rp377,4 triliun) pada 2024.

    Kini, Indonesia mengekspor lebih banyak barang dan jasa ke Australia, dan mencatat surplus perdagangan dengan Australia sebesar 3,13 miliar dolar Australia (sekitar Rp33,3 triliun) pada 2024.

    Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mendag Targetkan IEU-CEPA Rampung Tahun Ini

    Mendag Targetkan IEU-CEPA Rampung Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan sebanyak empat perjanjian perdagangan akan selesai tahun ini. Salah satunya adalah Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA).

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan perjanjian dagang IEU—CEPA dan lainnya tengah dalam proses administrasi, sehingga ditargetkan rampung di tahun ini.

    Selain IEU—CEPA, perjanjian Indonesia—Canada CEPA, Indonesia—Eurasian Economic Union Free Trade Area (I—EAEU FTA), hingga Indonesia—Tunisia Preferential Trade Agreement (Indonesia—Tunisia PTA) juga tengah dalam proses administrasi.

    “Kanada kan tinggal tanda tangan, sekarang lagi proses ratifikasi. Eurasia I—EAEU sudah selesai. Kemudian IEU—CEPA juga sudah. Tunisia tinggal tanda tangan. Sebenarnya 4 [perjanjian dagang] ini selesai tahun ini,” kata Budi saat ditemui di Jakarta, Kamis (3/7/2025).

    Menurutnya, perjanjian dagang ini telah menimbulkan dampak psikologis meski belum diimplementasikan. Hal ini terlihat dari penjajakan bisnis (business matching) yang sudah berjalan, seperti Kanada.

    “Joint statement dia [Kanada] membawa banyak misi dagang. Karena mereka tahu bahwa ke depan hubungan kita semakin dekat, sehingga dia harus dimulai dari sekarang. Nah itu secara psikologis bagus,” ujarnya.

    Hingga saat ini, Kemendag telah mengantongi 19 perjanjian dagang yang telah terimplementasi, 10 perjanjian dagang yang sedang proses ratifikasi, dan 16 perjanjian dagang dalam proses perundingan.

    “Jadi semakin banyak kita mempunyai perjanjian dagang maka akses pasar kita semakin bagus, ekspor kita mudah-mudahan meningkat,” ujarnya.

    Namun, Budi menjelaskan bahwa Kemendag tetap melakukan evaluasi terhadap setiap perjanjian perdagangan. Dalam hal ini, pemerintah melakukan evaluasi setiap perjanjian perdagangan yang sudah terimplementasi untuk mendapatkan output terbaik bagi perdagangan internasional.

    Sebab, dia menyebut, perjanjian dagang harus saling menguntungkan kedua belah pihak. Dengan kata lain, proses neraca perdagangan antara kedua negara harus seimbang, tetapi saling menguntungkan.

  • Dewan Ekonomi Indonesia (DEN): Indonesia Sulit Dapat Tarif 0% dari AS

    Dewan Ekonomi Indonesia (DEN): Indonesia Sulit Dapat Tarif 0% dari AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengatakan Indonesia sulit mendapatkan tarif 0% dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Meski demikian, DEN berharap tim negosiasi bisa menyelesaikan hasil negosiasi sebelum masa penangguhan berakhir pada 9 Juli 2025.

    Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu mengatakan untuk saat ini, upaya yang harus ditempuh tim negosiasi adalah bagaimana untuk menurunkan tarif resiprokal.

    Sebagai gambaran, Trump menerapkan tarif resiprokal kepada Indonesia sebesar 32%. Pengenaan tarif ini lantaran Indonesia dianggap menghambat laju perdagangan AS, yakni penerapan tarif sepihak (tidak timbal balik), Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sistem perizinan impor kompleks, dan devisa hasil ekspor (DHE).

    Namun, pada 9 April 2025, AS menangguhkan pengenaan tarif resiprokal selama 90 hari untuk 56 negara mitra, termasuk Indonesia. Ini artinya, masa penangguhan tarif resiprokal Trump akan berakhir pada 9 Juli mendatang.

    “Nggak mungkin dong [Indonesia dikenai tarif] 0% [oleh AS]. Bukannya nggak mungkin, kayaknya susah untuk dapat 0%. Tapi tentunya yang penting bagaimana menurunkan dari tarif resiprokal itu,” kata Mari saat ditemui di Jakarta, Kamis (3/7/2025).

    Menurut Mari, tim negosiasi harus bekerja keras untuk menurunkan tarif tinggi dari Trump. Bahkan, kata dia, jika bisa hasil akhir dari negosiasi bisa lebih rendah, seperti Inggris sebesar 10%.

    “Kita tentunya harus semaksimal mungkin menurunkan dari 32%. Kalau kita lihat yang didapatkan oleh Inggris kan 10%. Jadi kalau bisa, [Indonesia] dapat [tarif resiprokal] 10% itu jauh lebih baik tentunya dari 20%,” ujarnya.

    Meski demikian, Mari mengatakan bahwa semua negara tengah menunggu hasil dari proses negosiasi tarif Trump.

    Di sisi lain, sambung dia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sudah sering menjelaskan bahwa akan ada penurunan tarif dan nontarif, peningkatan impor dari AS ke Indonesia, hingga pembahasan kerja sama di bidang critical minerals.

    Teranyar, Menko Airlangga juga menyebut Indonesia memberikan penawaran kedua —yang lebih menarik— ke AS, agar Negara Paman Sam itu mau menurunkan tarif tinggi kepada Indonesia.

    Mari menuturkan bahwa sejatinya pemerintah meminta agar tarif tinggi 32% itu bisa turun menjadi 0%.

    “Kita kan tentunya minta 0%, tapi apakah kita akan dikasih 0% [oleh Trump] atau hanya reciprocal tariff-nya atau bagian dari reciprocal tariff-nya. Ini yang menjadi bahan negosiasi dan request and offer yang sedang berjalan saat ini. Tentu kita berharap yang paling baik outcome-nya,” ujarnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso berharap Presiden AS Donald Trump tidak mengenakan tarif tinggi terhadap Indonesia, bahkan 

    ditiadakan alias tarif impor 0%.

    “Ya kalau perlu nggak ada tarif impor dari sana [AS]. Kalau perlu kan. Ya penginnya kan begitu kan, hapus semua. Jadi kita cari yang adil lah ya nanti,” kata Budi.

    Namun, Budi mengaku bahwa hingga saat ini pemerintah masih menunggu keputusan akhir tarif resiprokal dari AS.

    “Kita kan sudah waktu datang pertama pun kita juga sudah ngasih posisi kita seperti apa. Jadi kita masih menunggu juga kesepakatan dengan Amerika,” ujarnya.

    Dia pun berharap hasil negosiasi tarif AS—Indonesia segera rampung dalam waktu dekat.

    “Ya secepatnya, tapi kan kita juga harus bareng-bareng. Kita juga nunggu juga dari Amerika. Tapi mudah-mudahan sih ya cepat selesai, mudah-mudahan,” pungkasnya.

  • Heboh Gold’s Gym Tutup Mendadak, Begini Pengakuan Member yang Merasa Dirugikan

    Heboh Gold’s Gym Tutup Mendadak, Begini Pengakuan Member yang Merasa Dirugikan

    Jakarta

    Pusat kebugaran Gold’s Gym Indonesia belum lama ini menutup gerai-gerainya secara mendadak. Sejumlah cabang dikabarkan mulai tutup pada Senin, 30 Juni 2025.

    Hal ini mengundang kekecewaan member dan juga staf dari gym tersebut. Salah satunya adalah seorang pria bernama Natanael (27) di Jakarta Utara, yang baru menjadi member Gold’s Gym cabang Baywalk Mall, Pluit, Jakarta Utara sejak Maret 2025.

    Natanael bersama istrinya mengambil paket membership selama 12+3 bulan dengan biaya total Rp 8,5 juta. Ia mengaku tertarik saat itu karena mendapatkan promo dan memang sudah lama vakum gym.

    Ketika ingin pergi ke gym, Natanael terkejut Gold’s Gym cabangnya tiba-tiba tutup tanpa pemberitahuan.

    “Nggak ada siapa-siapa di sana. Akhirnya ketemu sesama member nggak sengaja, ngobrol ternyata memang lagi kasus gitu. Awalnya dengar dari cabang lain udah mulai tutup, awalnya di bintaro xchange dengernya saya, terus citraland, tiba-tiba baywalk langsung tutup juga,” kata Natanael ketika dihubungi detikcom, Kamis (3/7/2025).

    Natanael menceritakan dirinya sudah sempat menghubungi pihak gym tapi tidak mendapatkan tanggapan yang sesuai harapan. Salah satu staf hanya bisa meminta maaf, karena staf tersebut kabarnya juga belum digaji dua bulan.

    “Kalau saya sih nggak ribet ya, yang penting kalau memang hak saya tidak bisa dikembalikan ya kewajiban mereka dijalankan. kalau memang tidak bisa refund, ya gymnya harus buka, karena itu hak saya, dan itu kewajiban mereka, sampai member saya habis,” sambungnya.

    Nasib serupa juga dialami oleh Rayyan (47) asal Jakarta Selatan yang juga memiliki membership di Gold’s Gym cabang Baywalk Mall. Ia bahkan baru bergabung menjadi member pada 1 Juni atau satu bulan sebelum gym tutup.

    Total kerugian yang harus ditanggungnya mencapai Rp 3,8 juta untuk membership selama 12+1 bulan.

    Sebelum tutup, Rayyan sebenarnya sudah mulai curiga dengan kemunculan berita penutupan Gold’s Gym di beberapa cabang. Namun, setelah melakukan konfirmasi, pihak manajemen sempat meyakinkannya bahwa Gold’s Gym cabang Baywalk Mall tidak akan tutup.

    “Dari pertama itu saya tanya, mereka bilang ‘nggak usah khawatir’, ini hanya beberapa cabang saja yang tutup, untuk baywalk tidak akan tutup, lalu memang saat ini ada info akan rebranding, jadi saya tidak perlu khawatir, infonya seperti itu,” ceritanya.

    Tapi sayang, tak berapa lama setelah konfirmasi tersebut, tempat gym yang ia pilih juga tutup.

    Saat ini, member dan staf yang merasa dirugikan telah tergabung dalam Forum Korban Gold’s Gym Indonesia (FKGGI). Pihak FKGGI menuturkan hingga saat ini sudah ada lebih dari 1.000 member yang dirugikan, dengan angka total kerugian mencapai Rp 7,6 miliar.

    FKKGI secara resmi mengajukan permohonan audiensi dengan Kementerian Perdagangan, Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

    Audiensi ini diharapkan bisa mendorong lembaga-lembaga terkait membantu penyelesaian persoalan yang dialami oleh korban.

    “Harapan kami, upaya ini dapat membantu mendorong pihak Gold’s Gym Indonesia untuk mengembalikan dana keanggotaan para member secara adil dan transparan,” kata Evi Karlina, perwakilan FKKGI sekaligus member Gold’s Gym Ciputra Mall, dikutip dari edaran yang diterima detikcom.

    Mereka menuntut pengembalian dana kepada seluruh member, pembayaran gaji dan hak-hak karyawan, transparansi dari pihak Gold’s Gym, serta investigasi terhadap kemungkinan unsur penipuan dan wanprestasi.

    Berdasarkan pemantauan detikcom, Gold’s Gym cabang Kalibata City Jakarta Selatan dan Ciputra Mall Jakarta Barat nampak sudah tutup, sepi, dan tidak ada tanda-tanda aktivitas.

    Untuk di cabang Kalibata City, nampak sebuah tulisan keterangan bahwa Gold’s Gym terpaksa harus ditutup lantaran ada hak karyawan yang belum dipenuhi. Sedangkan, di cabang Ciputra Mall nampak tidak ada selebaran apapun, tapi di pintu depan sudah digembok.

    Saksikan Live DetikPagi:

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

  • Indonesia serius merespons tarif resiprokal AS

    Indonesia serius merespons tarif resiprokal AS

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan kepada awak media di Jakarta, Kamis (3/7/2025) (ANTARA/Aji Cakti)

    Menko Perekonomian: Indonesia serius merespons tarif resiprokal AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 03 Juli 2025 – 17:36 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan, Indonesia sangat serius dalam merespons tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS).

    Airlangga mengatakan bahwa untuk status saat ini, tim Indonesia sudah berada di Washington, Amerika Serikat bersama dengan negara-negara lainnya yang ada disana antara lain India, Jepang, EU, Vietnam dan juga Malaysia.

    “Jadi dengan demikian Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia sangat serius untuk merespons tarif (resiprokal) ini,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (3/7).

    Indonesia secara tertulis sudah memasukkan dan sudah dibahas dengan kantor perwakilan dagang AS atau United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce maupun Secretary of Treasury AS.

    Sebagai informasi, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut sampai saat ini belum ada kesepakatan dengan Amerika Serikat terkait dengan negosiasi tarif resiprokal sebesar 32 persen.

    “Yang masih kita tunggu adalah dengan Amerika, yang belum deal dan sebagainya. Jadi nunggu waktu, di negara lain juga belum deal semua,” ujar Budi di Jakarta, Rabu.

    Budi berharap negosiasi dengan Amerika Serikat dapat berjalan dengan mulus, meski sudah mendekati batas akhir yakni pada 8 Juli mendatang.

    Ia optimistis, hubungan Indonesia dan Amerika Serikat semakin membaik. Apalagi, kedua negara saling membutuhkan dalam hal perdagangan.

    Di sisi lain, Amerika merupakan negara penyumbang surplus nomor satu bagi neraca perdagangan Indonesia dengan nilai 7,08 miliar dolar AS.

    Sementara India, berada pada urutan kedua dengan 5,30 miliar dolar AS dan Filipina sebesar 3,69 miliar dolar AS.

    Untuk mempertahankan angka tersebut, lanjut Budi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga melakukan identifikasi komoditas unggulan untuk ekspor ke Amerika.

    Budi mengatakan, pemerintah masih terus menunggu proses negosiasi, namun di sisi lain juga melakukan persiapan apabila diplomasi tidak berjalan dengan baik.

    Sumber : Antara

  • Kinerja ekspor meningkat seiring naiknya harga besi baja hingga CPO

    Kinerja ekspor meningkat seiring naiknya harga besi baja hingga CPO

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut membaiknya kinerja ekspor didorong oleh meningkatnya harga komoditas, seperti besi baja, logam mulia, serta minyak kelapa kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan ekspor Indonesia pada Mei 2025 mencapai 24,61 miliar dolar AS, tumbuh 18,66 persen dibanding April 2025 dan tumbuh 9,68 persen dibanding Mei 2024. Kenaikan ini terutama didorong ekspor nonmigas yang naik 20,07 persen, meskipun ekspor migas turun 4,99 persen.

    “Kinerja ekspor membaik seiring meningkatnya harga komoditas utama seperti besi baja, logam mulia, serta naiknya permintaan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan nikel. Normalisasi perdagangan pasca libur Idul fitri juga turut mendorong ekspor,” ujar Budi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Ia menyebut, sektor industri pengolahan mendominasi ekspor nonmigas dengan kontribusi 84,07 persen, disusul pertambangan dan lainnya (13,23 persen), serta pertanian (2,70 persen).

    Secara bulanan, ekspor pertanian naik 32,16 persen, industri pengolahan naik 23,89 persen, sementara pertambangan turun 1,14 persen.

    Tiga komoditas nonmigas utama dengan pertumbuhan ekspor tertinggi pada Mei 2025 yakni logam mulia dan perhiasan/permata yang naik 86,30 persen; lemak dan minyak hewan/nabati 42,08 persen; serta mesin dan peralatan mekanis 39,35 persen.

    Dilihat dari negara tujuan, Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masih menjadi tiga pasar utama ekspor nonmigas dengan nilai total 9,81 miliar dolar AS, atau 41,75 persen dari total ekspor nonmigas nasional.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Viral Gold’s Gym Dikabarkan Tutup Cabang, Member Klaim Rugi Rp 7 Miliar Lebih

    Viral Gold’s Gym Dikabarkan Tutup Cabang, Member Klaim Rugi Rp 7 Miliar Lebih

    Jakarta

    Pusat kebugaran Gold’s Gym Indonesia dilaporkan telah menutup sebagian cabang mereka di Jakarta sejak Senin (30/6/2025). Hal ingin mengundang kekecewaan dari para member dan juga staf pekerja yang belum mendapatkan haknya secara penuh.

    Berdasarkan data dari Forum Korban Gold’d’s Gym Indonesia (FKGGI) ada sekitar 1.032 member yang dirugikan dengan total kerugian sampai Rp 7,6 miliar. FKGGI juga baru saja mengajukan permohonan audiensi kepada sejumlah lembaga termasuk Kementerian Perdagangan, Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

    Diharapkan audiensi tersebut bisa mendorong lembaga-lembaga terkait untuk membantu menyelesaikan persoalan yang dialami oleh korban.

    “Harapan kami, upaya ini dapat membantu mendorong pihak manajemen Gold’s Gym Indonesia untuk mengembalikan dana keanggotaan para member secara adil dan transparan,” kata perwakilan FKGGI Evi Karlina dikutip dari edaran yang diterima.

    detikcom mencoba menyambangi cabang Gold’s Gym di Jakarta yakni Kalibata City dan Mall Ciputra. Keduanya sama-sama tidak menunjukkan adanya aktivitas.

    Di cabang Kalibata City, Jakarta Selatan, detikcom menemukan sebuah pengumuman penutupan Gold’s City tertempel di pintu utama. Tertulis pusat kebugaran tersebut terpaksa ditutup karena perusahaan belum memenuhi hak karyawan secara baik.

    “Maka dengan berat hati kami menutup club yang seharusnya masih beroperasi sampai dengan 30 Juni 2025,” tulis surat tersebut.

    Pengumuman serupa tidak ditemukan di Gold’s Gym cabang Mall Ciputra, Jakarta Barat. Tempat pusat kebugaran tersebut sudah ditutup rapi dengan pelindung serta pintunya digembok, tapi masih terlihat beberapa alat gym tersimpan di dalamnya.

    FKGGI dalam tuntutannya meminta pengembalian dana untuk seluruh member terdampak. Mereka juga meminta pembayaran gaji, komisi, dan hak-hak ketenagakerjaan yang belum diberikan pada staf dan personal trainer yang bekerja.

    Mereka menuntut transparansi penuh dari manajemen terkait status hukum dan tanggung jawab perusahaan, serta meminta adanya investigasi serius terhadap kemungkinan unsur penipuan dan wanprestasi.

    (avk/up)

  • Harap Cemas RI Tunggu Hasil Negosiasi Tarif Impor Trump

    Harap Cemas RI Tunggu Hasil Negosiasi Tarif Impor Trump

    Jakarta

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan negosiasi tarif pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) masih berlangsung. Dia menargetkan hasil dari negosiasi tersebut Indonesia tidak dikenakan tarif resiprokal dari AS.

    “Belum (ada hasilnya), jadi sampai sekarang kita masih nunggu juga ya,” kata Budi kepada awak media, di Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2025).

    Adapun, tenggat waktu (deadline) penundaan tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 8-9 Juli 2025. Budi menjelaskan Indonesia telah menawarkan negosiasi ke AS beberapa bulan lalu.

    Dia berharap kesepakatan yang dihasilkan nanti dapat memberikan keadilan bagi Indonesia dan AS. Misalnya, menghapus semua tarif yang dikenakan ke Indonesia.

    “Ya kalau perlu nggak ada tarif impor dari sana. Kalau perlu kan. Ya penginnya kan begitu kan. Ya hapus semua. Jadi kita cari yang adil lah ya nanti,” terang Budi.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, membidik angka 0% pada tarif resiprokal yang dikenakan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia. Airlangga mengatakan, Indonesia sudah memberikan penawaran kedua (second offer) kepada AS.

    “Ini lanjutan dari pembicaraan, karena kita sudah memberikan proposal, ada counter proposal, kemudian kita kirim proposal lagi,” ungkap Airlangga saat ditemui selepas acara peluncuran ALFI Convex 2025, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/7/2025).

    (rea/kil)