Kementrian Lembaga: Kemenag

  • Masjidil Haram Padat, Jamaah Haji Diminta Tunda Thawaf Ifadhah dan Tetap di Hotel

    Masjidil Haram Padat, Jamaah Haji Diminta Tunda Thawaf Ifadhah dan Tetap di Hotel

    Makkah – Ribuan jamaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia, mulai meninggalkan Mina kemarin, Minggu (8/6/2025), usai menyelesaikan prosesi melontar jumrah.

    Mereka yang memilih Nafar Awal—yakni kembali ke Makkah pada 12 Dzulhijjah sebelum matahari terbenam—telah bergerak menuju hotel masing-masing di Makkah.

    Seiring dengan kepulangan jamaah dari Mina, Masjidil Haram diprediksi akan mengalami lonjakan jumlah pengunjung, khususnya untuk pelaksanaan Thawaf Ifadhah, yang menjadi salah satu rukun haji.

    Melansir portal resmi Kementerian Agama (Kemenag) Senin (9/6/2025), Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H, Muchlis M Hanafi, mengimbau jamaah asal Indonesia untuk tidak memaksakan diri ke Masjidil Haram selama dua hari ke depan, yakni 12 dan 13 Dzulhijjah.

    “Dalam dua hari ini, kondisi Masjidil Haram sangat padat. Demi keselamatan, kami minta jamaah tetap berada di hotel,” ujar Muchlis di Makkah.

    Imbauan Resmi PPIH untuk Jamaah Haji Indonesia

    Mengacu pada arahan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, PPIH Arab Saudi mengeluarkan sejumlah imbauan penting:

    Segera kembali ke hotel setelah melontar jumrah, jangan langsung menuju Masjidil Haram.
    Tetap berada di hotel pada 12 dan 13 Dzulhijjah 1446 H untuk menghindari potensi risiko akibat kepadatan ekstrem.
    Laksanakan shalat di musala hotel atau masjid terdekat, bukan di Masjidil Haram.

    Ketua kloter, rombongan, dan petugas diminta aktif mengingatkan jamaah secara persuasif agar menaati imbauan.

    Muchlis menegaskan bahwa keselamatan jamaah adalah prioritas utama. “Kami harap seluruh jamaah dan petugas bekerja sama. Masjidil Haram sangat padat, dan kita harus mengutamakan keselamatan bersama,” ujarnya.

    Perbedaan Nafar Awal dan Nafar Tsani

    Sebagai informasi, Nafar Awal adalah pilihan bagi jamaah yang meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijjah sebelum terbenamnya matahari.

    Sementara itu, jamaah yang memilih Nafar Tsani baru akan kembali ke Makkah pada 13 Dzulhijjah. Setelah kembali ke Makkah, para jamaah akan melanjutkan ibadah haji dengan melakukan Thawaf Ifadhah.

    Dengan kondisi Masjidil Haram yang padat, imbauan untuk menunda pelaksanaan Thawaf Ifadhah diharapkan bisa mengurangi risiko desak-desakan dan kelelahan ekstrem di tengah cuaca panas. [aje]

  • Kemenag Minta Maaf atas Masalah Tenda dan Pergerakan Jemaah Haji di Arafah dan Mina

    Kemenag Minta Maaf atas Masalah Tenda dan Pergerakan Jemaah Haji di Arafah dan Mina

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) angkat bicara terkait keluhan sejumlah jemaah haji Indonesia yang mengalami kesulitan mendapatkan tenda di Arafah.

    Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Mukhlis M. Hanafi, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian jemaah.

    “Atas nama Ketua PPIH Arab Saudi, saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian jemaah haji Indonesia,” ujar Mukhlis, dikutip dari pernyataan resminya, Minggu (8/6/2025).

    Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab masalah ini adalah keterbatasan ruang dalam tenda. Meski tenda dirancang untuk menampung hingga 350 orang, kenyataannya hanya bisa dimaksimalkan untuk 325 orang karena kondisi di lapangan.

    Selain itu, sistem pemberangkatan berdasarkan hotel juga mempersulit proses penataan jemaah di Arafah. Banyak jemaah berpindah hotel secara tidak sesuai dengan data markaz atau syarikah, sehingga menyulitkan pengelompokan mereka di tenda yang seharusnya.

    Masalah lain yang turut memperburuk kondisi adalah keterbatasan jumlah petugas haji yang harus menangani sekitar 203 ribu jemaah yang tersebar di 60 markaz. Mobilitas jemaah yang tidak terkendali juga menambah beban, terutama karena banyak yang berpindah tenda tanpa koordinasi.

    “Perpindahan ini memperburuk distribusi beban tenda dan menyulitkan kontrol layanan secara keseluruhan,” tambah Mukhlis.

    Sebagai respons, PPIH Arab Saudi telah melakukan pendataan ulang terhadap tenda yang ada di Arafah. Beberapa tenda yang semula diperuntukkan bagi petugas dan Misi Haji Indonesia juga dialihkan untuk jemaah. Tak hanya itu, PPIH juga melakukan lobi ke pihak Syarikah untuk menambah jumlah tenda yang tersedia.

  • Soal Keterlambatan Bus di Muzdalifah, Menag: Jemaah Semua Negara Mengalami

    Soal Keterlambatan Bus di Muzdalifah, Menag: Jemaah Semua Negara Mengalami

    Bisnis.com, MAKKAH — Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima permintaan maaf dari Kerajaan Arab Saudi atas pelayanan yang kurang berkenan selama puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Mengenai keterlambatan kedatangan bus yang mengangkut jemaah dari Muzdalifah ke Mina pada Jumat (6/6/2025), Nasaruddin mengatakan jemaah dari semua negara mengalami hal yang sama. Hal itu semata karena kepadatan lalu-lintas jemaah di Armuzna selama puncak ibadah haji.

    “[Pihak Kerajaan Arab Saudi] Minta maaf kalau ada hal-hal yang mungkin kurang berkenan karena semata-mata disebabkan kepadatan lalu lintas antara Arafah, Muzdalifah dan Mina. Memang ada keterlambaran, tetapi bukan hanya negara kita saja, seluruh negara mengalami keterlambatan,” kata Menag di Mina, Sabtu (7/6/2025).

    Dalam pertemuan yang digelar pihak Arab Saudi dengan delegasi dari 100 negara, Nasaruddin mengatakan meskipun terdapat dinamika di lapangan, secara umum pelaksanaan ibadah haji tahun ini dinilai lebih baik dibandingkan tahun lalu dilihat dari penyediaan fasilitas. Selain itu, jumlah kematian jemaah juga berkurang karena penambahan klinik dan rumah sakit yang menangani jemaah haji.

    Dari Indonesia saja, hingga Minggu (8/6/2026), jemaah wafat tercatat sebanyak 175 jiwa, berkurang dari kumulatif periode yang sama 2024 sebanyak 190 jemaah haji.

    Selain itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga mengupayakan tidak ada jemaah haji yang tertinggal di hotel untuk mengikuti wukuf di Arafah yang merupakan jantungnya ibadah haji. Adapun, jemaah yang masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi, hajinya dibadalkan oleh petugas.

    Saat ini, sebagian jemaah telah menyelesaikan rangkaian puncak ibadah haji di Armuzna dan secara bertahap digerakkan kembali ke Makkah. Jemaah haji telah melakukan lempar jumrah sejak Jumat, 6 Juni 2025 atau 10 Dzulhijah. Lempar jumrah dilanjutkan pada hari tasyrik, yakni 11, 12 dan 13 Zulhijah atau 7, 8 dan 9 Juni 2025. Jemaah yang telah menyelesaikan pelontaran jumrah di Mina, masih harus melaksanakan tawaf ifadah, sai, dan tahalul akhir.

    Adapun, nafar awal yakni pilihan bagi jemaah haji untuk meninggalkan Mina lebih awal yaitu pada 12 Dzulhijah setelah melempar jumrah pada 11 dan 12 Dzulhijah. Setelah melempar jumrah pada hari kedua tasyrik, jemaah dapat langsung meninggalkan Mina menuju Makkah.

    Selain itu, ada pula nafar tsani di mana jemaah menyelesaikan seluruh lontaran jumrah, termasuk pada tanggal 13 Dzulhijah. Jemaah yang memilih nafar tsani akan tinggal di Mina satu hari lebih lama dan melempar jumrah pada tiga hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah.

  • Puncak Haji Hampir Usai, Jemaah Diminta Tak Buru-buru Tawaf Ifadah

    Puncak Haji Hampir Usai, Jemaah Diminta Tak Buru-buru Tawaf Ifadah

    Bisnis.com, MAKKAH — Seiring dengan hampir usainya rangakaian puncak Ibadah Haji, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau jemaah Indonesia untuk tak buru-buru mengerjakan tawaf ifadah, sai, dan tahalul akhir. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Hilman Latief menyebut situasi di Makkah akan sangat padat karena banyaknya jemaah yang melaksanakan nafar awal atau keluar dari Mina pada 12 Dzulhijah.

    Diketahui, puncak ibadah haji hampir usai dengan terlewatinya sejumlah rangkaian inti ibadah seperti wukuf di Arafah, bermalam alias mabit di Muzdalifah, dan melempar jumrah di Mina.

    Jemaah haji telah melakukan lempar jumrah sejak Jumat, 6 Juni 2025 atau 10 Dzulhijah. Lempar jumrah dilanjutkan pada hari tasyrik, yakni 11, 12 dan 13 Zulhijah atau 7, 8 dan 9 Juni 2025. Jemaah yang telah menyelesaikan pelontaran jumrah di Mina, masih harus melaksanakan tawaf ifadah, sai, dan tahalul akhir. Hilman pun mengimbau kepada jemaah haji yang melakukan nafar awal agar bertawaf ifadah setelah waktu yang lebih senggang.

    “Kecuali bagi jemaah yang akan dipulangkan di kloter-kloter awal,” kata Hilman, di Mina, Minggu (8/6/2025).

    Diketahui, ada dua tata cara dalam melontar jumrah di Mina yang bisa dipilih oleh jemaah haji. Pertama, nafar awal, yang memungkinkan jemaah haji untuk meninggalkan Mina lebih awal yaitu pada 12 Dzulhijah setelah melempar jumrah pada 11 dan 12 Dzulhijah. Setelah melempar jumrah pada hari kedua tasyrik, jemaah dapat langsung meninggalkan Mina menuju Makkah.

    Kedua, nafar tsani, yakni pilihan untuk menyelesaikan seluruh lontaran jumrah, termasuk pada tanggal 13 Dzulhijah. Jemaah yang memilih nafar tsani akan tinggal di Mina satu hari lebih lama dan melempar jumrah pada tiga hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah.

    Lebih lanjut Hilman mengatakan Makkah akan dipadati jemaah haji dari berbagai negara yang juga melakukan nafar awal. Kondisi itu akan membuat perjalanan bus lebih lambat. Hilman berharap seluruh jemaah haji tetap mematuhi arahan petugas dan otoritas Arab Saudi. Dia mengingatkan keselamatan adalah hal utama.

    “Jadi kami harapkan semua bisa berjalan lancar dan jemaah bisa bersama kelompoknya dengan pendampingan petugas masing-masing bisa menjaga diri,” ujarnya.

    Bagi jemaah yang melakukan nafar awal, maka harus meninggalkan Mina sebelum 12 Dzulhijah malam. Jika masih berada di Mina pada 12 Dzulhijah malam, maka jemaah dapat melanjutkan lempar jumrah 13 Dzulhijah dan mengikuti nafar tsani. Setelah lempar jumrah selesai, jemaah haji masih harus melakukan tawaf ifadah, sai dan tahalul akhir. Setelah itu, barulah jemaah terlepas dari seluruh larangan ihram.

  • Kemenag Jelaskan Penyebab Jemaah RI Wukuf di Tenda Cadangan Saudi

    Kemenag Jelaskan Penyebab Jemaah RI Wukuf di Tenda Cadangan Saudi

    Jakarta

    Sebagian jemaah haji Indonesia tak bisa masuk ke tenda yang seharusnya dan berujung wukuf di tenda misi haji hingga tenda cadangan dari Kerajaan Arab Saudi. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memberi penjelasan tentang persoalan itu.

    Ketua PPIH, Muchlis M Hanafi, mengatakan persoalan penempatan jemaah di Arafah dipicu masalah teknis hingga kultural. Dia menyampaikan permohonan maaf atas kendala yang sempat terjadi pada Kamis 5 Juni lalu.

    “Atas nama Ketua PPIH Arab Saudi, saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian jemaah haji Indonesia,” kata Mukhlis M Hanafi di Makkah, Minggu (8/6/2025).

    Mukhlis mengatakan ada sejumlah tenda yang sebenarnya masih menyisakan ruang. Tapi, jemaah tak bisa terdistribusi dengan baik karena beragam persoalan.

    “Misalnya, tenda berkapasitas 350, sebenarnya baru dihuni 325 jemaah dari satu kelompok, namun tidak dapat diakses jemaah lain, bahkan meski dari markaz yang sama,” ujar Mukhlis.

    Kedua, katanya, perpindahan mandiri jemaah dari hotel ke hotel juga membuat proses penempatan di Arafah terkendala. Dia mengatakan ada beragam alasan jemaah pindah hotel secara mandiri.

    Dia juga menyebut jumlah petugas di Arafah tidak sebanding dengan jemaah. Mukhlis mengatakan layanan di Arafah dikerjakan oleh petugas dari daerah kerja bandara.

    “Dengan jumlah tidak terlalu banyak, petugas harus berjibaku melayani lebih dari 203 ribu jemaah yang tersebar di 60 markaz di Arafah. Ini menyebabkan kesulitan dalam membantu petugas markaz dalam mengatur penempatan secara disiplin. Bahkan, banyak petugas yang kelelahan,” tuturnya.

    “Perpindahan ini memperburuk distribusi beban tenda dan menyulitkan kontrol layanan secara keseluruhan,” ujarnya.

    Situasi itu berdampak pada gangguan distribusi konsumsi jemaah. Selama di Arafah, jemaah haji Indonesia mendapatkan lima kali makan pada 8-9 Zulhijjah 1446 H.

    Penempatan jemaah yang tidak sesuai rencana menyulitkan pihak syarikah melakukan distribusi makanan. Dia mengatakan sebagian jemaah tidak mendapat jatah makan tepat waktu.

    “Sebagian jemaah tidak mendapatkan jatah makan tepat waktu karena data distribusi di Markaz/Syarikah tidak cocok dengan kondisi riil,” ujar Mukhlis.

    Muchlis kemudian menjelaskan solusi yang dilakukan PPIH untuk mengurai masalah itu. Salah satunya ialah memasukkan jemaah ke tenda yang masih sepi, menggunakan tenda cadangan, tenda misi haji hingga tenda kerajaan untuk menampung jemaah.

    “Pemetaan ulang menunjukkan bahwa beberapa tenda masih menyimpan kapasitas tambahan. Tiga tenda petugas di wilayah Markaz 105 (Syarikah Rifadah) dialihfungsikan dan dipakai untuk menampung jemaah yang belum kebagian tempat,” paparnya.

    Upaya lain ialah melobi pihak syarikah untuk menyiapkan tambahan tenda. Setelah itu, tenda utama Misi Haji Indonesia juga dipakai untuk lokasi wukuf jemaah.

    “Tenda utama Misi Haji Indonesia pada akhirnya juga digunakan untuk menampung jemaah terdampak overkapasitas,” ujar Mukhlis.

    Sejumlah petugas juga terlihat wukuf di luar tenda sambil memegang payung demi memberi ruang ke jemaah di dalam tenda. Dia juga menyebut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief melobi Saudi hingga akhirnya ada sekitar 2.000 jemaah yang ditempatkan di tenda-tenda cadangan resmi Saudi.

    “Melalui upaya-upaya tersebut, kepadatan mulai terurai dan saat puncak wukuf, seluruh jemaah sudah berada di tenda untuk melaksanakan ibadah dengan tenang dan khusyuk,” ujarnya.

    Layanan di Mina hingga 13 Zulhijah

    Muchlis juga menjelaskan layanan di Mina. Dia mengatakan PPIH akan memberi layanan kepada jemaah di Mina hingga 13 Zulhijah atau Senin (9/6).

    “Kami siapkan layanan bagi jemaah nafar awal maupun nafar tsani. Layanan baik tenda maupun konsumsi di Mina akan tetap diberikan hingga seluruh jemaah kembali ke hotel di Makkah,” katanya Muchlis.

    Dia mengatakan PPIH memberi kebebasan kepada jemaah untuk memilih nafar awal atau nafar tsani. PPIH terus mendata usulan jemaah untuk penjemputan.

    “Pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya sekitar 60% mengambil nafar awal, sedang 40% mengambil nafar tsani. Data tahun ini masih direkonsiliasi. Apapun pilihan jemaah, kita tetap berikan pelayanan sampai fase akhir mabit di Mina pada 13 Zulhijah 1446 H,” ujarnya.

    (haf/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pasha Ungu Minta Kemenag Tindak Tegas Syarikah Haji Bermasalah

    Pasha Ungu Minta Kemenag Tindak Tegas Syarikah Haji Bermasalah

    Jakarta, Beritasatu.com – Anggota DPR Sigit Purnomo Said atau Pasha Ungu meminta pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenang) bertindak tegas terhadap syarikah haji (perusahaan atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah Arab Saudi untuk menyediakan layanan bagi jemaah haji) yang bermasalah, salah satunya dengan mem-blacklist perusahaan tersebut agar tidak bisa memberangkatkan jemaah haji dari Indonesia lagi.

    Hal itu diungkapkan Pasha saat melakukan memonitor pelaksanaan ibadah haji 2025 bersama Tim Pengawasan DPR di Makkah, Arab Saudi dikutip dari akun Instagram pribadinya, Minggu (8/6/2025).

    “Kami mendesak Kemenag mem-blacklist syarikah haji yang bermasalah dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025,” ungkap Pasha.

    Pasha juga meminta Kemenag berani mengambil sikap dengan memberikan sanksi tegas kepada syarikah haji yang bermasalah karena telah menelantarkan jemaah haji asal Indonesia.

    “Syarikah yang ingkar terhadap komitmen harus ditindak tegas, dan Kemenag juga harus bersikap karena ini tentang nasib jamaah haji kita di Arab Saudi,” lanjutnya.

    Pasha menyebut, akibat banyak syarikah nakal dan membuat jemaah haji asal Indonesia telantar. “Mereka abai pada tugasnya. Mereka tidak memberikan informasi dan sosialisasi yang jelas sehingga jemaah terlantar dan terlambat ditangani. Jelas mereka harus diberikan sanksi blacklist,” tandasnya. 

    Sebagai informasi, untuk tahun 2025 ini, Kementerian Agama menggandeng delapan syarikah haji asal Arab Saudi yang diberikan tugas melayani jemaah haji reguler Indonesia pada 2025 ini.

    Dahulunya, konsep syarikah haji ini dilakukan oleh lembaga pemerintahan layaknya badan usaha milik daerah (BUMD) di Indonesia yang disebut muassasah.  Namun, sejak 2025 ini, pemerintah Arab Saudi menggantinya dengan syarikah haji dengan harapan akan lebih meningkatkan mutu pelayanan terhadap jemaah haji yang masuk negara itu.

    Hal tersebut tentu saja merugikan jemaah haji Indonesia karena mereka jadi tidak fokus melaksanakan ibadahnya baik di Makkah dan Madinah. 

  • Apakah 9 Juni 2025 Libur? Cek Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2025 – Page 3

    Apakah 9 Juni 2025 Libur? Cek Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bulan Juni 2025 akan menjadi bulan yang istimewa bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, terdapat beberapa tanggal merah yang ditetapkan sebagai hari libur nasional dan cuti bersama.

    Lantas, 9 Juni 2025 libur apa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak daftar hari libur nasional dan cuti bersama yang telah ditetapkan pemerintah untuk bulan Juni 2025.

    Pemerintah telah menetapkan beberapa hari penting sebagai hari libur nasional dan cuti bersama berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri.

    Ketetapan ini tertuang dalam SKB Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor: 1017 Tahun 2024, Nomor: 2 Tahun 2024 dan Nomor: 2 Tahun 2024 tentang hari libur nasional dan cuti bersama 2025.

  • Tanggal Merah 9 Juni 2025 Memperingati Hari Apa? Cek Infonya!

    Tanggal Merah 9 Juni 2025 Memperingati Hari Apa? Cek Infonya!

    Jakarta

    Pemerintah menetapkan Senin, 9 Juni 2025 sebagai tanggal merah nasional. Penetapan ini tercantum dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.

    Lantas, peringatan apa yang jatuh pada tanggal tersebut?

    Berdasarkan SKB 3 Menteri yang ditandatangani oleh Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), dan Menteri PAN-RB, tanggal merah pada Senin, 9 Juni 2025 adalah cuti bersama dalam rangka Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.

    Sebagai informasi, Hari Raya Idul Adha 1446 H jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Hari tersebut merupakan hari libur nasional. Sementara itu, cuti bersama diberikan pada Senin, 9 Juni 2025 untuk memberikan waktu libur yang lebih panjang bagi masyarakat.

    Selain itu, pada tanggal tersebut juga terdapat beberapa peringatan hari penting yang dirayakan secara internasional, di antaranya sebagai berikut:

    Senin Putih (Whit Monday)

    Whit Monday atau Senin Putih diperingati pada hari Senin setelah Pentakosta, yang tahun ini jatuh pada 9 Juni 2025. Ini merupakan hari penting bagi umat Kristen untuk mengenang turunnya Roh Kudus kepada para rasul melalui “karunia bahasa”.

    Hari Persahabatan Filipina-Cina

    Pada tanggal 9 Juni juga diperingati Filipino-Chinese Friendship Day, yang ditetapkan melalui Proklamasi No. 148 tahun 2002 oleh Presiden Gloria Macapagal-Arroyo. Hari ini menandai dimulainya hubungan diplomatik antara Filipina dan Cina yang terjalin pada 9 Juni 1975, serta diharapkan dapat mempererat hubungan kedua negara.

    Sejak itu, Filipina dan Cina telah menjalin kemitraan di berbagai bidang, termasuk perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan. Peringatan ini juga menjadi momen untuk memperkuat persahabatan antara warga Filipina dan komunitas Tionghoa-Filipina yang memiliki peran penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi negara tersebut.

    Hari Murcia (Day of Murcia) di Spanyol

    Sejarah kota Murcia sendiri berakar pada abad ke-9 M, ketika didirikan oleh Emir Córdoba. Kota ini kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan yang kaya dengan industri pertanian, keramik, serta produksi kertas dan sutra. Hari Murcia menjadi bentuk penghargaan terhadap identitas dan warisan budaya daerah tersebut.

    (wia/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jemaah Haji Jalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina, Ini Penjelasan Kemenag – Page 3

    Jemaah Haji Jalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina, Ini Penjelasan Kemenag – Page 3

    Hilman pun menjelaskan bahwa langkah pertama yang dilakukan pihaknya adalah menjalin koordinasi darurat dengan Kementerian Haji Saudi.

    “Pada pukul 03.12 WAS, PPIH Arab Saudi mengirim permintaan resmi melalui pesan WA kepada Kementerian Haji dan Umrah untuk segera mengintervensi dan mempercepat pengiriman bus ke Muzdalifah,” kata Hilman.

    Kedua, PPIH juga meminta bantuan logistik dan proteksi jemaah kepada otoritas dan mitra Arab Saudi. Pada pukul 06.51 WAS, PPIH kembali menyampaikan permintaan kepada Kemenhaj agar mitra di Saudi segera mengirimkan bantuan logistik berupa air minum, makanan ringan, dan payung atau pelindung panas.

    “Alhamdulillah, pada pukul 08.50 WAS, empat kontainer bantuan datang di lokasi jemaah haji Indonesia di Muzdalifah,” ujar Hilman.

    Dia menyampaikan bahwa koordinasi dan pengendalian pada fase pemberangkatan Muzdalifah–Mina akan mempercepat evakuasi jemaah. Namun, karena padatnya lalu lintas dan keterlambatan kedatangan bus, sebagian jamaah memutuskan untuk berjalan kaki.

    “Langkah mitigasi PPIH dengan mengintensifkan koordinasi, berhasil meminimalisir potensi dampak lebih buruk. Seluruh jemaah berhasil dievakuasi dari Muzdalifah pukul 09.40 WAS,” kata Hilman.

    Ia pun mengapresiasi Pemerintah Saudi yang sangat responsif memberikan dukungan dalam mengatasi situasi dan dinamika di lapangan.

    “Sebagai penanggung jawab Petugas Penyelenggara Ibadah Haji, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan jemaah,” kata Hilman.

  • Jemaah Haji Asal Magetan Dehidrasi Saat Ibadah, Wafat di Tanah Suci

    Jemaah Haji Asal Magetan Dehidrasi Saat Ibadah, Wafat di Tanah Suci

    Magetan (beritajatim.com) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magetan, Taufiqurrohman, menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya jemaah haji asal Magetan, Hj. Sumi Amatredjo. Almarhumah tergabung dalam Kloter 51 dan berasal dari RT 10/RW 04, Desa Purworejo, Kecamatan Nguntoronadi.

    Hj. Sumi Amatredjo wafat pada hari Jumat (6/6/2025) di usia 78 tahun. Berdasarkan informasi dari petugas haji, almarhumah memiliki riwayat penyakit jantung dan gula. Kemudian, sempat mengalami dehidrasi saat menjalani rangkaian ibadah.

    “Semoga amal ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala dosa‑dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta keikhlasan,” katanya.

    Kemenag Magetan mencatat, pada musim haji tahun 2025 ini, sebanyak 435 jemaah asal Kabupaten Magetan diberangkatkan ke Tanah Suci. Mereka terbagi dalam lima kelompok terbang (kloter), yakni:

    Kloter 51: 339 orang

    Kloter 55: 82 orang

    Kloter 83: 7 orang

    Kloter 87: 5 orang

    Kloter 88: 2 orang

    Jemaah haji tertua dari Magetan tahun ini berusia 85 tahun, sementara yang termuda berusia 21 tahun. [fiq/but]