Kementrian Lembaga: Kemenag

  • Bupati Tuban Apresiasi Institusi Bebas Rokok: Rumah Sakit hingga Sekolah Masuk Daftar Terbaik

    Bupati Tuban Apresiasi Institusi Bebas Rokok: Rumah Sakit hingga Sekolah Masuk Daftar Terbaik

    Tuban (beritajatim.com) – Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky memberikan penghargaan kepada institusi yang berhasil menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Kawasan Terbatas Rokok (KTbR) sebagai bentuk apresiasi atas komitmen lembaga dalam menjaga lingkungan yang lebih sehat.

    Berdasarkan regulasi dari Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Perda KTR Nomor 1 Tahun 2016 dan Perbup Nomor 55 Tahun 2018, yang kemudian diperkuat dengan SK Satgas KTR Tahun 2023. Satgas telah mulai melakukan monitoring dan evaluasi sejak tahun 2023 dan penilaian diterapkan pada 2024 di 20 kecamatan. Sedangkan, di tahun 2025 penilaian berlanjut pada tingkat OPD, fasilitas kesehatan, dan sekolah.

    Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, drg. Roikan, M.H., menyampaikan apresiasi atas capaian para penerima penghargaan dan menilai urutan terbaik menjadi bukti adanya kompetisi positif antar lembaga dalam mendorong lingkungan yang lebih sehat.

    “Kami berharap kebijakan ini terus berjalan secara konsisten dan penerapan KTR menjadi budaya bersama, bukan hanya untuk memenuhi penilaian. Namun menjaga lingkungan yang sehat, terutama di layanan kesehatan, instansi pemerintah, dan sekolah,” ujar drg. Roikan, Senin (01/12/2025).

    Menurutnya, keberhasilan ini dapat menginspirasi lebih banyak institusi untuk meningkatkan kepatuhan terhadap KTR dan KTBR serta memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya ruang publik yang bebas asap rokok.

    “Kami dari Dinas Kesehatan P2KB juga sudah menyediakan layanan UBM (Usaha Berhenti Merokok) di seluruh puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Tuban, untuk mendeteksi perokok lewat pelayanan CKG dan layanan konsultasi untuk masyarakat yang ingin berhenti merokok,” tambahnya.

    Sebagai informasi, pada tingkat pelayanan kesehatan, penghargaan terbaik pertama diraih Rumah Sakit dr. R. Koesma Kabupaten Tuban, disusul RS NU Tuban.

    Pada tingkat Organisasi Perangkat Daerah, penghargaan KTBR terbaik diberikan kepada Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban. Yang kedua, Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban. Dan yang ketiga, Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan Kabupaten Tuban.

    Untuk jenjang sekolah menengah atas, penghargaan diberikan kepada SMAN 1 Tuban, diikuti SMAN 3 Tuban. Sementara itu, pada jenjang sekolah menengah pertama, SMPN 1 Tuban meraih posisi terbaik, disusul SMPN 3 Tuban dan SMPN 5 Tuban. [dya/kun]

  • Dialog Bersama Menag dan Ustaz Das’ad tentang Empati, Toleransi, dan Diplomasi Umat

    Dialog Bersama Menag dan Ustaz Das’ad tentang Empati, Toleransi, dan Diplomasi Umat

    Jakarta: Metro TV menghadirkan acara ‘Harmoni Jiwa’ dalam rangka peringatan HUT ke-25 Metro TV pada Sabtu, 29 November 2025. Acara ini menjadi ruang refleksi tentang empati, toleransi, persatuan, dan kehidupan umat Islam di berbagai negara.
     
    Bertema Menembus Dunia Tanpa Batas di Masjid Istiqlal, acara ‘Harmoni Jiwa’ digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta. Hadir dua pembicara utama, yakni Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar dan pendakwah Ustaz Das’ad Latif dalam acara ini, serta empat imam Indonesia yang kini menetap di Australia, Jepang, Mesir, dan Amerika Serikat.
     
    Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar mengawali sesi dengan berbicara terkait cara menumbuhkan empati dan menjaga persatuan. Ia memastikan penyatuan manusia bukan hal yang sulit.
     
    “Saya kira tidak sulit untuk mempertemukan dan menyatukan anak manusia satu sama lain, meskipun geografisnya jauh. Hal ini karena manusia berasal dari satu sumber yang sama, memiliki substansi yang sama, dan tidak dapat dibedakan,” ujar Nasaruddin.
     
    Ia menilai persoalan muncul ketika perbedaan dijadikan masalah. Padahal hakikatnya manusia ditakdirkan berbeda untuk tujuan universal kemanusiaan.
     
    Mengutip ayat walillahil masriq wal maghrib, Prof Nasaruddin menjelaskan makna Timur dan Barat tidak sekadar geografis. Tetapi, mencerminkan dua metodologi: rasionalitas Barat dan rasa khas Timur.
     
    Pada kesempatan itu, ia juga memaparkan dengan satu pertanyaan filosofis: siapa yang menjadi sumber dari semua kesatuan? Jawabannya ia sampaikan dengan firman Allah: ‘Qul Huwallahu Ahad.’
     

     

    Menekankan Persamaan untuk Merawat Harmoni
    Prof Nasaruddin kembali menegaskan pentingnya fokus pada persamaan dalam kehidupan beragama.
     
    “Toleransi bukan berarti harus menyamakan yang berbeda atau membedakan sesuatu yang sama. Biarkanlah yang berbeda itu berbeda dan yang sama itu sama,” kata Nasaruddin.
     
    Ia juga mengingatkan bahwa Al-Qur’an menegaskan Innamal mukminuna ikhwah, yang menekankan persaudaraan atas dasar keimanan, bukan identitas formal.
     
    Ustaz Das’ad Latif: Empati Melahirkan Harmoni
    Sementara itu, Ustaz Das’ad Latif angkat bicara mengenai empati pada acara ‘Harmoni Jiwa’ ini. Ia menjelaskan bahwa empati adalah kemampuan menempatkan diri pada kondisi orang lain.
     
    “Empati adalah bagaimana kita menempatkan diri seolah-olah kita pada posisi orang lain, jika kita tidak senang dihina atau direndahkan, orang lain juga pasti merasakan hal yang sama,” katanya.
     
    Ustaz Das’ad menekankan perbedaan adalah keniscayaan yang justru menegaskan kekayaan ciptaan Allah. Ia juga memberi contoh perbedaan sebagai sesuatu yang fungsional, seperti variasi gigi serta keberadaan dua jenis kelamin sebagai dasar keberlangsungan kehidupan.
     
    Menyimak paparan tentang Australia dan Jepang, Ustaz Das’ad mengajak masyarakat untuk lebih bersyukur tinggal di Indonesia.
     
    “Alhamdulillah tadi saya bersyukur bicara soal toleransi enggak usah belajar ke luar negeri, ndak ada sudah paling toleransi di Indonesia,” kata dia.
     
    Ia pun menyoroti kekayaan bahasa dan budaya yang tetap bisa akur dalam satu persaudaraan, sembari mengingatkan ancaman pihak luar yang mencoba memecah belah bangsa.
     
    Dengan contoh humoris, ia menggambarkan pentingnya kesatuan, termasuk dalam ibadah seperti takbir yang hanya memiliki satu bahasa.

     

     
    Wajah Islam di Berbagai Negara 
    Pada acara ini, hadir pula empat imam Indonesia yang kini menetap di Australia, Jepang, Mesir, dan Amerika Serikat. Mereka kemudian menggambarkan kehidupan keberagamaan di negara masing-masing, mulai dari multikulturalisme di Australia, pertumbuhan Islam di Jepang, peran Mesir dalam krisis Palestina, hingga dinamisnya komunitas muslim di Amerika Serikat.
     
    Mereka memotret bagaimana Islam tetap tumbuh dalam lingkungan minoritas, berinteraksi dengan hukum lokal, dan mendorong kolaborasi lintas komunitas.
     
    Salah satunya, Imam Masjid Bankstown Sydney, Ustaz Emil Idad. Ia menggambarkan kondisi keberagamaan di Australia yang multikultural. Ia menjelaskan bahwa agama kerap hadir dalam bentuk quiet religion, tidak selalu tampak di ruang publik kecuali pada situasi krisis, seperti meningkatnya Islamofobia sejak 2023.
     
    “Fakta di lapangan, 70 persen korban adalah perempuan dan berjilbab,” kata Ustaz Emil.
     
    Meski demikian, hukum di Australia menyediakan perlindungan kuat melalui berbagai regulasi antidisriminasi, sementara pendidikan toleransi diperkuat di seluruh sekolah umum.
     
    Sementara itu, Imam Masjid NU di Taqwa Koga Ibaraki, Ustaz Pamuji Mahasim juga menjelaskan perkembangan signifikan Muslim Indonesia di Jepang.
     
    “Kalau kita flashback 10 tahun yang lalu itu belum ada satupun masjid Indonesia. Tapi dalam 10 tahun ini, mungkin mencapai angka 50 persen untuk Indonesia sendiri,” kata Ustaz Pamuji.
     
    Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan Muslim Jepang kini didominasi anak muda dan kalangan terpelajar, bukan lagi hanya mereka yang masuk Islam karena pernikahan. Fasilitas keagamaan seperti masjid, pesantren, dan restoran halal terus bertambah, terutama untuk melayani komunitas TKI yang mencapai 200 ribu orang.
     
    Pengalaman menarik juga diungkapkan Ketua Masjid Indonesia Cairo, Ustaz Rahmat Aming Lasim bagaimana kehidupan toleransi umat Islam warga Mesir. Ia menggambarkan peran besar Mesir dalam membantu, terutama bagi warga Gaza.
     
    “Menurut saya adalah bagaimana bentuk kepedulian masyarakat Mesir dan lembaga-lembaga filantropi di Mesir untuk membantu warga Palestina. Mereka dirawat di lebih dari 40 rumah sakit di Mesir,” kata Rahmat.
     
    Ia menjelaskan lebih dari 110 ribu warga Gaza tinggal di Mesir tanpa disebut pengungsi. Mereka selalu dipandang sebagai saudara.
     
    Kehidupan umat Islam yang menarik juga diungkapkan Imam Masjid Imaam Center Washington DC, Ustaz Saharuddin Mangngasa. Ia menggambarkan Amerika sebagai miniatur dunia dengan perkembangan Islam yang sangat kuat.
     
    “Sekarang ini Masjid itu sudah hampir mencapai 4.000. Kalau Jumatan tetap saja di mana-mana juga enggak ada masjid di Amerika itu yang kosong, bahkan meluap,” kata Ustaz Saharuddin.
     
    Ia menilai kematangan masyarakat Amerika dalam memandang perbedaan membuat masa depan Islam di negara itu sangat cerah. Terpilihnya tokoh Muslim seperti Zohran Mamdani menjadi contoh penerimaan publik terhadap pemimpin berdasarkan kapasitas, bukan agama.

    Dipersembahkan oleh:

    Jakarta: Metro TV menghadirkan acara ‘Harmoni Jiwa’ dalam rangka peringatan HUT ke-25 Metro TV pada Sabtu, 29 November 2025. Acara ini menjadi ruang refleksi tentang empati, toleransi, persatuan, dan kehidupan umat Islam di berbagai negara.
     
    Bertema Menembus Dunia Tanpa Batas di Masjid Istiqlal, acara ‘Harmoni Jiwa’ digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta. Hadir dua pembicara utama, yakni Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar dan pendakwah Ustaz Das’ad Latif dalam acara ini, serta empat imam Indonesia yang kini menetap di Australia, Jepang, Mesir, dan Amerika Serikat.
     
    Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar mengawali sesi dengan berbicara terkait cara menumbuhkan empati dan menjaga persatuan. Ia memastikan penyatuan manusia bukan hal yang sulit.
     
    “Saya kira tidak sulit untuk mempertemukan dan menyatukan anak manusia satu sama lain, meskipun geografisnya jauh. Hal ini karena manusia berasal dari satu sumber yang sama, memiliki substansi yang sama, dan tidak dapat dibedakan,” ujar Nasaruddin.
     
    Ia menilai persoalan muncul ketika perbedaan dijadikan masalah. Padahal hakikatnya manusia ditakdirkan berbeda untuk tujuan universal kemanusiaan.
     
    Mengutip ayat walillahil masriq wal maghrib, Prof Nasaruddin menjelaskan makna Timur dan Barat tidak sekadar geografis. Tetapi, mencerminkan dua metodologi: rasionalitas Barat dan rasa khas Timur.
     
    Pada kesempatan itu, ia juga memaparkan dengan satu pertanyaan filosofis: siapa yang menjadi sumber dari semua kesatuan? Jawabannya ia sampaikan dengan firman Allah: ‘Qul Huwallahu Ahad.’
     

     

    Menekankan Persamaan untuk Merawat Harmoni

    Prof Nasaruddin kembali menegaskan pentingnya fokus pada persamaan dalam kehidupan beragama.
     
    “Toleransi bukan berarti harus menyamakan yang berbeda atau membedakan sesuatu yang sama. Biarkanlah yang berbeda itu berbeda dan yang sama itu sama,” kata Nasaruddin.
     
    Ia juga mengingatkan bahwa Al-Qur’an menegaskan Innamal mukminuna ikhwah, yang menekankan persaudaraan atas dasar keimanan, bukan identitas formal.
     

    Ustaz Das’ad Latif: Empati Melahirkan Harmoni

    Sementara itu, Ustaz Das’ad Latif angkat bicara mengenai empati pada acara ‘Harmoni Jiwa’ ini. Ia menjelaskan bahwa empati adalah kemampuan menempatkan diri pada kondisi orang lain.
     
    “Empati adalah bagaimana kita menempatkan diri seolah-olah kita pada posisi orang lain, jika kita tidak senang dihina atau direndahkan, orang lain juga pasti merasakan hal yang sama,” katanya.
     
    Ustaz Das’ad menekankan perbedaan adalah keniscayaan yang justru menegaskan kekayaan ciptaan Allah. Ia juga memberi contoh perbedaan sebagai sesuatu yang fungsional, seperti variasi gigi serta keberadaan dua jenis kelamin sebagai dasar keberlangsungan kehidupan.
     
    Menyimak paparan tentang Australia dan Jepang, Ustaz Das’ad mengajak masyarakat untuk lebih bersyukur tinggal di Indonesia.
     
    “Alhamdulillah tadi saya bersyukur bicara soal toleransi enggak usah belajar ke luar negeri, ndak ada sudah paling toleransi di Indonesia,” kata dia.
     
    Ia pun menyoroti kekayaan bahasa dan budaya yang tetap bisa akur dalam satu persaudaraan, sembari mengingatkan ancaman pihak luar yang mencoba memecah belah bangsa.
     
    Dengan contoh humoris, ia menggambarkan pentingnya kesatuan, termasuk dalam ibadah seperti takbir yang hanya memiliki satu bahasa.
     
     

     

    Wajah Islam di Berbagai Negara 

    Pada acara ini, hadir pula empat imam Indonesia yang kini menetap di Australia, Jepang, Mesir, dan Amerika Serikat. Mereka kemudian menggambarkan kehidupan keberagamaan di negara masing-masing, mulai dari multikulturalisme di Australia, pertumbuhan Islam di Jepang, peran Mesir dalam krisis Palestina, hingga dinamisnya komunitas muslim di Amerika Serikat.
     
    Mereka memotret bagaimana Islam tetap tumbuh dalam lingkungan minoritas, berinteraksi dengan hukum lokal, dan mendorong kolaborasi lintas komunitas.
     
    Salah satunya, Imam Masjid Bankstown Sydney, Ustaz Emil Idad. Ia menggambarkan kondisi keberagamaan di Australia yang multikultural. Ia menjelaskan bahwa agama kerap hadir dalam bentuk quiet religion, tidak selalu tampak di ruang publik kecuali pada situasi krisis, seperti meningkatnya Islamofobia sejak 2023.
     
    “Fakta di lapangan, 70 persen korban adalah perempuan dan berjilbab,” kata Ustaz Emil.
     
    Meski demikian, hukum di Australia menyediakan perlindungan kuat melalui berbagai regulasi antidisriminasi, sementara pendidikan toleransi diperkuat di seluruh sekolah umum.
     
    Sementara itu, Imam Masjid NU di Taqwa Koga Ibaraki, Ustaz Pamuji Mahasim juga menjelaskan perkembangan signifikan Muslim Indonesia di Jepang.
     
    “Kalau kita flashback 10 tahun yang lalu itu belum ada satupun masjid Indonesia. Tapi dalam 10 tahun ini, mungkin mencapai angka 50 persen untuk Indonesia sendiri,” kata Ustaz Pamuji.
     
    Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan Muslim Jepang kini didominasi anak muda dan kalangan terpelajar, bukan lagi hanya mereka yang masuk Islam karena pernikahan. Fasilitas keagamaan seperti masjid, pesantren, dan restoran halal terus bertambah, terutama untuk melayani komunitas TKI yang mencapai 200 ribu orang.
     
    Pengalaman menarik juga diungkapkan Ketua Masjid Indonesia Cairo, Ustaz Rahmat Aming Lasim bagaimana kehidupan toleransi umat Islam warga Mesir. Ia menggambarkan peran besar Mesir dalam membantu, terutama bagi warga Gaza.
     
    “Menurut saya adalah bagaimana bentuk kepedulian masyarakat Mesir dan lembaga-lembaga filantropi di Mesir untuk membantu warga Palestina. Mereka dirawat di lebih dari 40 rumah sakit di Mesir,” kata Rahmat.
     
    Ia menjelaskan lebih dari 110 ribu warga Gaza tinggal di Mesir tanpa disebut pengungsi. Mereka selalu dipandang sebagai saudara.
     
    Kehidupan umat Islam yang menarik juga diungkapkan Imam Masjid Imaam Center Washington DC, Ustaz Saharuddin Mangngasa. Ia menggambarkan Amerika sebagai miniatur dunia dengan perkembangan Islam yang sangat kuat.
     
    “Sekarang ini Masjid itu sudah hampir mencapai 4.000. Kalau Jumatan tetap saja di mana-mana juga enggak ada masjid di Amerika itu yang kosong, bahkan meluap,” kata Ustaz Saharuddin.
     
    Ia menilai kematangan masyarakat Amerika dalam memandang perbedaan membuat masa depan Islam di negara itu sangat cerah. Terpilihnya tokoh Muslim seperti Zohran Mamdani menjadi contoh penerimaan publik terhadap pemimpin berdasarkan kapasitas, bukan agama.
     

    Dipersembahkan oleh:

    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Menag Nasaruddin Umar Ajak Rawat Kebersamaan Lewat Harmony Award 2025

    Menag Nasaruddin Umar Ajak Rawat Kebersamaan Lewat Harmony Award 2025

    Menag Nasaruddin memberikan contoh relasi manusia dengan tumbuhan dan hewan.

    “Wahai Kembang, wahai Kucing, engkau adalah aku, aku adalah engkau. Engkau layu, pertanda kamu tidak makan, tidak minum. Aku harus menyiram engkau, Aku harus memberi makan engkau, karena engkau lapar. Aku rasakan bagaimana pedihnya kalau aku lapar,” ucap dia.

    Hal ini, menurutnya sesuai dengan konsep Ukhuwah Maklukiyah, yakni persaudaraan sesama ciptaan.

    “Wahai sungai, engkau adalah aku. Aku tidak suka yang kotor. Maka aku tidak boleh menjadikan engkau sebagai WC umum atau tong sampah umum,” kata Nasaruddin.

    Ia menyebut pandangan ini sebagai ekoteologi landasan moral menjaga lingkungan dan sesama makhluk.

    Kemenag berharap Harmony Award 2025 menjadi ruang konsolidasi seluruh pemangku kepentingan, tokoh agama, pemerintah daerah, FKUB, dan masyarakat, untuk memperkuat moderasi beragama dan mempertahankan kerukunan nasional.

    Nasaruddin menegaskan bahwa Indonesia adalah contoh unik keragaman dunia yang mampu menghadirkan harmoni.

    “Di kolom langit ini, negara yang paling plural tidak ada 2 nya, di Indonesia ini. Tetapi kita bisa mempersembahkan contoh keharmonisan,” kata dia.

    Kemenag menilai tugas ke depan adalah memastikan harmoni tetap terjaga di tengah meningkatnya tantangan sosial dan dinamika keberagaman.

    “Kenapa kita harus berkonflik kalau bisa damai? Mari kita menjadi malaikat dalam citranya yang selalu menginginkan adanya keharmonisasi,” pungkas Nasaruddin.

  • Info Puncak Natal Kemenag 2025, Catat Tanggalnya!

    Info Puncak Natal Kemenag 2025, Catat Tanggalnya!

    Jakarta

    Umat Kristiani akan merayakan Natal 2025 pada bulan Desember mendatang. Kementerian Agama (Kemenag) menginformasikan puncak perayaan Natal 2025 akan digelar di bulan Desember 2025 di Jakarta.

    Melansir situs resmi Kemenag, puncak Natal Kementerian Agama 2025 dijadwalkan berlangsung pada Senin, 29 Desember 2025 di Jakarta. Perayaan ini merupakan puncak rangkaian safari Natal yang telah dimulai sejak November dan dihadiri umat Kristiani, pejabat Kemenag, serta tokoh lintas agama.

    Kegiatan yang akan digelar secara luring dan daring ini juga akan melibatkan para pejabat Kemenag Kristiani, Pembimas, Penyuluh, guru agama, maupun pegawai Kristiani seluruh Indonesia. Puncak perayaan Natal juga menghadirkan paduan suara gereja, refleksi Natal, sambutan tokoh agama, serta pesan kerukunan dari Menteri Agama.

    Susunan Acaranya

    Perayaan puncak Natal Kemenag 2025 akan diawali dengan ibadah oikoumene (ibadah inter denominasi) yang mempertemukan umat Kristen dan Katolik dalam satu ruang yang sama, dipandu liturgi yang dirancang secara inklusif dan menghormati tradisi kedua komunitas. Setelah rangkaian ibadah usai, Menteri Agama Nasaruddin Umar bersama para tokoh agama lain bergabung untuk mengikuti sesi perayaan bersama.

    Puncak Natal akan turut dihadiri pimpinan aras gereja nasional, antara lain

    Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI)Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI)Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII)Gereja Bala KeselamatanGereja AdventPersekutuan Baptis IndonesiaGereja Ortodoks IndonesiaPersekutuan Gereja Tionghoa IndonesiaTujuan Natal Kemenag 2025

    “Selama ini saya melihat umat Katolik dan Kristen menyelenggarakan perayaan secara sendiri-sendiri. Kenapa enggak disatukan menjadi satu kesatuan supaya nanti kaumnya bisa terasa lebih kebersamaan,” ujar Menag di Surabaya, Rabu (26/11/2025).

    Ia menekankan bahwa kebersamaan tersebut tidak berarti umat beragama lain ikut serta dalam prosesi ibadah.

    (kny/imk)

  • Dari Rekam KTP hingga Akta Lahir, Enam Program Disdukcapil Tuban Catat Kenaikan Tajam

    Dari Rekam KTP hingga Akta Lahir, Enam Program Disdukcapil Tuban Catat Kenaikan Tajam

    Tuban (beritajatim.com) – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Tuban mencatat lonjakan pelayanan administrasi kependudukan melalui enam program yakni Cedak Mas, Bahtera Kita, Lapor PAK, PAK Tama, Pelangi Biru, hingga kemitraan pemanfaatan KIA bersama berbagai pelaku usaha di wilayah Kabupaten Tuban.

    Berdasarkan data dari Kepala Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan, Prapti Mangajoeningtyas, SST, MM., bahwa capaian dari berbagai program Disdukcapil mengalami peningkatan. Dari 6 program tersebut, yang paling terbesar ialah Cedak Mas.

    “Program ini membuka akses layanan administrasi kependudukan di tingkat kecamatan serta menggerakkan mobil keliling untuk menjangkau desa-desa,” ujar Prapti Mangajoeningtyas.

    Program ini dijalankan agar masyarakat tidak perlu lagi datang ke kantor Disdukcapil dan memudahkan masyarakat dalam mengurus administrasi kependudukan.

    “Dari sepanjang tahun 2025. Rekam KTP naik dari 5.218 menjadi 12.033,” ujar Prapti Mangajoeningtyas.

    – Untuk penerbitan KTP naik dari 14.416 menjadi 57.892.
    – Kartu Keluarga meningkat dari 10.362 menjadi 56.336.
    – KIA bertambah dari 1.658 menjadi 6.087.
    – Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia (SKPWNI) keluar naik dari 2.046 menjadi 10.017
    – SKPWNI masuk naik dari 1.217 menjadi 5.613.
    – Penerbitan akta juga meningkat signifikan, mulai dari Akta 1–18 tahun naik dari 2.245 menjadi 9.550.
    – Akta lebih 18 tahun naik dari 279 menjadi 1.208.
    – Akta kematian naik dari 1.289 menjadi 6.764.

    Sedangkan, untuk layanan bayi baru lahir, inovasi “Bahtera Kita” menjadi salah satu program yang mendapatkan apresiasi tinggi, sebab program ini bekerjasama dengan 33 puskesmas, 6 rumah sakit, serta tambahan 2 klinik pada 2025, pengurusan Akta Kelahiran, KK, dan KIA dapat dilakukan langsung dari fasilitas kesehatan tanpa orang tua datang ke kantor Disdukcapil.

    “Jadi layanan ini diawali saat operator faskes memasukkan data kelahiran ke sistem nasional, sehingga dokumen dapat segera terbit setelah persyaratan terpenuhi,” kata Prapti sapanya.

    Adapun jumlah penggunaan layanan ini juga meningkat dari 1.417 pengajuan pada 2024 menjadi 2.421 pengajuan pada 2025. Sedangkan, capaian akta kelahiran sampai dengan Oktober 2025 sudah melebih target Rentra yaitu sebesar 97, 23%.

    Selanjutnya, program inovasi Lapor PAK menguatkan sistem pengawasan internal melalui laporan pelayanan harian dari atau melaporkan aktivitas layanan seluruh kecamatan secara digital, sehingga pimpinan dapat melakukan pemantauan dan evaluasi rutin.

    “Sistem ini memastikan standar layanan tetap sama di seluruh wilayah Tuban. Penggunaan aplikasi meningkat dari 1.263 laporan pada 2024 menjadi 2.421 laporan pada 2025,” bebernya.

    Lalu, ada program PAK Tama (Pelayanan Administrasi Kependudukan bagi Wredatama) atau untuk kelompok pensiunan ASN atau Wredatama ini memudahkan para pensiunan yang memiliki keterbatasan mobilitas untuk pembaruan KK, KTP elektronik, dan dokumen lain. Dengan adanya program ini memastikan data pensiunan tetap mutakhir dan memberikan pelayanan yang lebih ramah bagi mereka.

    Termasuk program untuk anak-anak juga menjadi sasaran penting Disdukcapil Tuban, dengan memanfaatkan kerjasama melalui kemitraan pemanfaatan KIA bersama pelaku usaha, pemegang KIA mendapatkan layanan, produk, atau fasilitas dengan biaya lebih ringan.

    Jaringan mitra KIA saat ini sebanyak 6 mitra seperti, Yennis’s Cake, Swimingpool Pahlawan, Laboratorium Populer, Barudak Jawi, Rumah Sunat Tuban dan Level Playground, dan mitra KIA ini akan terus bertambah kedepannya, sehingga manfaat KIA semakin terasa dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan dampak langsung bagi kelompok anak.

    Terakhir, program yang menyasar pasangan yang baru menikah melalui inovasi Pelangi Biru dengan berkolaborasi Disdukcapil dan Kemenag Tuban ini membuat pengantin baru tidak perlu lagi mengurus pembaruan KTP dan KK secara manual. Setelah akad nikah di KUA, petugas langsung menginput data pernikahan ke aplikasi Pelangi Biru dan diajukan ke sistem kependudukan.

    “Jadi status perkawinan pada KK dan KTP berubah menjadi Kawin dalam waktu singkat. Layanan ini telah terhubung dengan 20 KUA dan sejak dicanangkan pada Juli 2025 sampai saat ini telah dimanfaatkan lebih dari 1.108 pasangan,” tutup Prapti. [dya/aje]

     

  • Literasi Keuangan hingga Kesehatan Mental Jadi Fokus Penguatan ASN Tuban

    Literasi Keuangan hingga Kesehatan Mental Jadi Fokus Penguatan ASN Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Tuban membahas pentingnya kesehatan sebagai pondasi kinerja pelayanan publik dengan menyasar sebanyak 600 peserta terdiri dari ASN, Kepala Desa beserta Perangkat Desa, Kepala Sekolah dan Pelajar.

    Dalam diskusi ini, BKPSDM kemas menjadi Gelaran Tuban Rapakat Sesi 2 di Jatirogo dengan narasumber yang dihadirkan yaitu Indrawan Nugroho dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur, dr. Ita Fajria Tamim, M.Kes., seorang dokter dan penulis, dan Umi Kulsum sebagai Kepala Kantor Kemenag Tuban.

    Dalam paparannya, Indrawan Nugroho selaku Asisten Direktur Pengawasan Pelayanan Publik Dan Perlindungan Konsumen mengatakan bahwa kesehatan masyarakat juga harus dilihat pada aspek finansial. Menurutnya, literasi keuangan yang baik, akan menjadi aparatur dan masyarakat bisa lebih terjamin kehidupannya.

    “Mereka akhirnya terhindar dari berbagai tindak kejahatan finansial seperti pinjaman online illegal, penipuan, hingga pencurian data pribadi,” ujar Indrawan Nugroho.

    Namun, disisi lain dr. Ita Fajria Tamim menekankan perlunya kesadaran secara personal maupun kolektif untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Fisik yang kuat hendaknya dibarengi dengan mental yang sehat. “Upaya ini dapat ditempuh dengan menghindarkan diri dari perilaku negatif, seperti bullying dan berprasangka buruk,” ungkap dr. Ita Fajria Tamim.

    Sedangkan, Kepala Kantor Kemenag Tuban, Umi Kulsum justru mengajak masyarakat untuk mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Sehingga, untuk mewujudkannya dengan mempersiapkan generasi penerus mulai dari sebelum pernikahan. “Dengan membekali remaja dengan pemahaman yang lengkap, akan melahirkan generasi penerus yang unggul,” jelas Umi Kulsum.

    Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Tuban, dr. Moh. Masyhudi menjelaskan soal tema yang diangkat, menjadi ASN yang sehat merupakan pondasi pelayanan yang berkualitas. Artinya, kondisi ASN sehat secara fisik dan mental akan menunjang tata pemerintahan maupun pelayanan publik.

    “Selain sehat fisik dan mental, aparatur Pemkab Tuban diharapkan mampu mewujudkan sehat sosial dan digital. Kondisi ini mendukung tranformasi digital dan inovasi pelayanan,” kata Moh. Masyhudi.

    Mantan Direktur RSUD dr. R. Koesma ini juga menekankan ASN agar selalu menjaga perilaku hidup sehat, mampu mengelola stres, pemeriksaan kesehatan berkala, dan mewujudkan perilaku kerja yang sehat. Sehingga, dalam pelaksanaannya, diperlukan komitmen kuat agar 4 dimensi kesehatan tersebut bisa terjaga.

    “Harapannya, adanya kegiatan ini kian memperkuat komitmen ASN Tuban untuk menjadi aparatur yang sehat, berintegritas, dan lebih dekat dengan masyarakat,” pungkasnya. [dya/aje]

  • Kemenag DKI Ungkap Alasan Tutup Jalan DI Panjaitan untuk Parkir Mobil
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 November 2025

    Kemenag DKI Ungkap Alasan Tutup Jalan DI Panjaitan untuk Parkir Mobil Megapolitan 27 November 2025

    Kemenag DKI Ungkap Alasan Tutup Jalan DI Panjaitan untuk Parkir Mobil
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta mengungkap alasan jalan di depan kantor mereka ditutup pada malam hari.
    Kepala Kanwil
    Kemenag DKI Jakarta
    Adib mengatakan, penutupan jalan dilakukan untuk menjaga keamanan aset selama proses pembangunan berlangsung.
    “Iya sebenarnya kalau buka-tutup malam ya memang karena masih ada kendaraan-kendaraan kita di luar, untuk menjaga aset-aset kita juga sebenarnya, keamanan kita tutup,” jelas Adib kepada wartawan, Kamis (27/11/2025).
    “Karena itu keamanan tadi. Karena banyak mobil kita yang disimpan di luar gitu, untuk keamanan itu kita tutup gitu. Seperti itu. Nah, tapi kalau sekarang karena sudah bisa masuk semua ke dalam, jadi sudah bisa semuanya,” sambungnya.
    Adib menjelaskan, penutupan jalan tersebut berawal dari adanya proyek pembangunan di lingkungan kantor yang masih berjalan.
    Proyek yang dimaksud adalah pembangunan Jalan Tol Bekasi–Cawang–Kampung Melayu (Becakayu) oleh Kementerian PUPR.
    Sebagai kompensasi terdampaknya area kantor oleh pelebaran jalan, Kanwil Kemenag DKI memperoleh fasilitas pengganti.
    “Karena memang lahan itu sebelumnya adalah memang lahan kita, lahan parkir Kementerian Agama, yang terkena perluasan Tol Becakayu,” ucap Adib.
    “Karena kena perluasan Tol Becakayu itu, maka kemudian kita dengan PUPR menyiapkan untuk bangunan sebagai lahan parkir pengganti itu,” jelas Adib.
    Adib menambahkan, pembangunan fasilitas pengganti tersebut masih berlangsung. Namun, area parkir baru yang berada di belakang kantor sudah dapat digunakan sejak akhir Oktober 2025.
    “Karena lahan parkir di belakang sudah siap, parkir yang sebelumnya berada di depan sudah kami pindahkan seluruhnya. Itu sebabnya akses jalan sekarang bisa dibuka kembali,” ujarnya.
    Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan ruas Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, tepatnya di depan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DKI Jakarta ditutup pada malam hari viral di media sosial.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram
    @
    ijooel, terlihat
    Jalan DI Panjaitan ditutup
    menggunakan seng meski tidak ada pekerjaan proyek. Penutupan tersebut bahkan diduga dimanfaatkan sebagai area parkir mobil milik Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
    Selain itu, jalan tersebut juga dipasangi barrier beton sehingga mobil tidak bisa melintas. Hanya sepeda motor yang dapat melewati jalur itu pada pagi hari.
    Dalam video tersebut, beberapa mobil tampak terparkir di sisi jalan yang ditutup.
    Namun, berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, Kamis (27/11/2025), petugas Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) terlihat membongkar barrier beton menggunakan mobil crane untuk mengangkat dan memindahkannya ke truk.
    Sejumlah pekerja proyek juga tampak melepas penutup seng dan membersihkan puing-puing sisa pekerjaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menag Sebut RI Bakal jadi Pusat Studi Islam Modern: Orang Arab Harus Belajar ke Indonesia

    Menag Sebut RI Bakal jadi Pusat Studi Islam Modern: Orang Arab Harus Belajar ke Indonesia

    Bisnis.com, SURABAYA — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan bahwa negara-negara di kawasan Timur Tengah seperti Arab Saudi, sudah sepatutnya belajar lebih dalam mengenai studi keislaman ke Indonesia.

    Nasaruddin menjelaskan, pihaknya memproyeksikan Indonesia titik utama memperkenalkan untuk memperkenalkan lebih lanjut mengenai studi Islam kepada seluruh dunia. 

    “Jangan sampai nanti kita menjadi konsumen terhadap pemikiran-pemikiran mereka, justru kita harus menjadi produsen. Kita akan ekspos bahwa Islam di Indonesia itu seperti yang diuraikan di dalam seminar ini karena dunia Islam sekarang ini sangat tajuk,” tegas Nasaruddin di Surabaya, dikutip Kamis (27/11/2025).

    Menurutnya, memang banyak anak bangsa memperdalam ilmu agama ke Timur Tengah. Bahkan banyak literatur berbahasa Arab yang juga banyak diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai media pembelajaran.

    Namun, seiring berkembangnya studi agama Islam di Nusantara, Imam Besar Masjid Istiqlal ini menegaskan bahwa sudah saatnya Indonesia menempatkan diri sebagai pusat studi keilmuan Islam di dunia.

    “Buku-buku Arab diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kata Pak Sekjennya itu, ‘Sekarang harus dibalik’. Justru buku-buku yang berbahasa Indonesia tentang Islam itu harus diterjemahkan ke dalam bahasa Arab,” tegasnya.

    Nasaruddin juga menuturkan, terdapat berbagai cabang keilmuan Islam yang saat ini telah berkembang di tanah air. Misalnya, ilmu ekonomi modern, demokrasi hingga politik yang berkesinambungan dengan ajaran Islam.

    “Orang-orang Timur Tengah, orang Arab itu harus belajar Islam di Indonesia. Apakah itu ekonomi Islam, apakah itu demokrasi, apakah itu politik, apa itu ekonomi modern dan seterusnya, mereka itu minta supaya ke Indonesia,” ungkapnya.

    Bahkan, sebut Nasaruddin, saat ini negara-negara Timur Tengah sudah menganggap Indonesia sebagai “rising star” dalam upaya pengembangan episentrum studi Islam modern di dunia.

    “Jadi mereka itu menganggap Indonesia ini adalah betul-betul the rising star untuk pengembangan episentrum Islam modern,” jelasnya.

    Nasaruddin menjelaskan, usaha pengembangan Islam Indonesia tersebut lebih lanjut bakal digaungkan dalam rangkaian konferensi internasional ini. Yang dalam waktu dekat akan digelar di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 

    “Nah, seminar di UIN Jakarta akan menjadi coverage-nya. Jadi, ini akan memberikan semacam frame, bingkainya seperti apa, supaya nanti editingnya bagus. Nah, ini nanti kita expose ke dunia luar ya, termasuk dunia Timur Tengah,” pungkasnya.

  • Viral Gedung MI di Bojonegoro Berlantai Tanah, Kemenag Turun Tangan dan Siapkan Usulan Bantuan

    Viral Gedung MI di Bojonegoro Berlantai Tanah, Kemenag Turun Tangan dan Siapkan Usulan Bantuan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Unggahan video yang menunjukkan bangunan sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, dalam kondisi memprihatinkan memicu perhatian publik. Dalam video itu, terlihat proses belajar mengajar berlangsung di bangunan berdinding papan kayu dan berlantai tanah.

    Kondisi tersebut mendapat respons cepat dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro. Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Bojonegoro, Sholihul Hadi, membenarkan bahwa bangunan dalam video merupakan MI Silahul Muslimin yang berada di bawah Yayasan Subulul Huda.

    “Iya benar, itu bangunan sekolah MI Silahul Muslimin, yang berada di bawah Yayasan Subulul Huda di Desa Napis Kecamatan Tambakrejo,” ujar Sholihul Hadi, Kamis (27/11/2025).

    Ia menjelaskan, keberadaan gedung darurat tersebut bermula dari kebutuhan masyarakat setempat yang kesulitan mengakses bangunan utama MI karena kondisi jalan yang becek dan sulit dilalui, terutama saat hujan. Sebelum berdiri MI, warga hanya memiliki Madrasah Diniyah (Madin). Permintaan warga kemudian berkembang hingga terbentuk lembaga RA dan MI.

    Untuk menuju bangunan utama, pelajar harus melalui jalan becek dan menyeberangi sungai. Kondisi ini membuat sebagian siswa tidak mampu mencapai lokasi, sehingga warga berinisiatif membangun ruang kelas darurat.

    “MI Silahul Muslimin sebenarnya memiliki sarana prasarana gedung kelas dan kantor yang layak, namun berada di lokasi lain,” terangnya.

    Usai video ini viral, Kemenag Bojonegoro berkomitmen mengusulkan bantuan sarana prasarana melalui aplikasi EMIS (Education Management Information System). Namun, keputusan akhir berada pada kewenangan Kemenag Pusat.

    “Kalau usul sarpras akan diusulkan ke Kemenag Pusat melalui aplikasi EMIS, namun nantinya dapat atau tidak itu tergantung pusat,” pungkasnya.

    Saat ini, terdapat 35 siswa yang mengikuti kegiatan belajar di bangunan darurat tersebut. Rinciannya: 18 siswa kelas 1, lima siswa kelas 2, enam siswa kelas 4, enam siswa kelas 5, sementara kelas 3 dan kelas 6 belum memiliki siswa. [lus/beq]

  • Menag Nasaruddin Ungkap 80 Ponpes Rawan Ambruk

    Menag Nasaruddin Ungkap 80 Ponpes Rawan Ambruk

    Surabaya (beritajatim.com) – Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar blak-blakan soal kerawanan bangunan di sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Indonesia. Ini menyusul tragedi ambruknya Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo.

    Nasaruddin mengungkap, sebanyak 80 ponpes teridentifikasi memiliki tingkat kerawanan sangat tinggi dan berisiko ambruk. Fakta ini ditemukan setelah pemerintah melakukan pendataan menyeluruh.

    “Ada sekitar 80 pondok pesantren yang punya tingkat kerawanan yang sangat tinggi,” ungkap Nasaruddin saat di UINSA Surabaya dikutip Kamis (27/11/2025).

    Nasaruddin mengatakan, begitu insiden Al-Khoziny terjadi, pihaknya langsung bergerak cepat ke lokasi. Kehadiran di lokasi, kata dia, penting untuk memetakan situasi riil sebagai langkah menghindari laporan subjektif.

    “Jangan mendengarkan dari orang lain. Nanti ada kepentingan subjektif, memberikan laporan. Jadi begitu kejadian kami terbang langsung,” ujarnya.

    Kementerian Agama (Kemenag) juga langsung memberikan bantuan darurat. Baginya, kebutuhan dasar para santri harus dipenuhi segera.

    “Kebutuhan dasarnya dulu kita penuhi. Karena mereka kan tidak punya mungkin persiapan-persiapan macam-macam. Jadi itu saya kira kita yang paling pertama, turun,” tambahnya.

    Tragedi Al-Khoziny jadi pelajaran pahit. Nasaruddin menekankan, kejadian serupa tidak boleh terulang lagi. “Kami berkolaborasi dengan instansi yang terkait bahwa ini yang terakhir, jangan lagi ada pesantren seperti ini,” ujarnya.

    Ia menyebut jika langkah cepat dan kolaborasi ini merupakan arahan langsung dari Presiden.
    “Kementerian PU dan Kementerian Agama diminta untuk mendata pesantren yang rawan,” lanjutnya.

    Presiden bahkan langsung memberi instruksi tegas terkait 80 ponpes rawan tersebut untuk segera dilakukan perbaikan. “Inilah kita bersyukur Presiden kita itu sangat proaktif untuk memberikan perhatian khusus pada pondok pesantren,” tandasnya. [ipl/kun]