Kementrian Lembaga: Kemenag

  • Pantauan Hilal di Banyuwangi, Ini Hasilnya

    Pantauan Hilal di Banyuwangi, Ini Hasilnya

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Banyuwangi bersama Kementrian Agama dan sejumlah pengurus organisasi keagamaan dan masyarakat melakukan rukyatul hilal (melihat bulan) di Pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo. Berbagai persiapan untuk pemantauan bulan dilakukan dengan cermat dan penuh keyakinan.

    Meski demikian, hasilnya tim rukyat tidak dapat melihat bulan lantaran cuaca yang kurang mendukung. Di lokasi ini, langit tertutup mendung tebal bahkan sempat terjadi hujan deras dan angin kencang.

    Kondisi diperparah, tenda tempat pemantauan hilal rusak dan roboh diterjang kuatnya angin. Sehingga tamu undangan sempat berhamburan meninggalkan lokasi.

    Hingga matahari terbenam, tim rukyat tetap tidak bisa melihat bulan penanda 1 Ramadhan. Sehingga, hasil ini akan tetap menjadi laporan untuk pelaksanaan sidang isbat.

    Ketua Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Banyuwangi, H. Gufron Mustofa menyebut, kondisi bulan kemungkinan dirukyat sangat kecil. Pihaknya mengamati ketinggian hilal berada di 12 menit, seperempat derajat.

    “Arah mataharinya berada di 265 derajat, arah hilalnya sekitar 264 derajat, posisi hilal berada di sebelah selatan matahari sekitar 1 derajat, ketinggiannya 0 derajat 12 menit,” ungkap Gufron, Minggu (10/3/2024).

    Selain itu, kondisi mendung tebal berada di barat menutup pandangan. Sehingga menyulitkan tim rukyat untuk melihat bulan.

    “Karena di depan sana ada mendung tebal, hujan dan angin. Ufuk di barat juga tidak terlihat. Biasanya di sana terlihat gunung Grajagan, Gunung Tumpang Pitu dan Pulau Merah,” katanya.

    Meski demikian, hasil kegiatan ini akan menjadi bahan laporan tim rukyat dari LFNU Banyuwangi. Salah satunya menjadi bahan pelaksanaan sidang isbat penentuan 1 Ramadhan tahun ini. [rin/but]

     

  • Tenda Pantau Rukyatul Hilal Banyuwangi Rusak Tersapu Angin Kencang

    Tenda Pantau Rukyatul Hilal Banyuwangi Rusak Tersapu Angin Kencang

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemantauan bulan atau rukyatul hilal penentu awal ramadhan Banyuwangi terganggu angin kencang disertai hujan. Akibatnya, tenda yang berada di tepi Pantai Pancur, TN Alas Purwo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo itu rusak tersapu angin.

    Peristiwa tersebut terjadi sekitar Pukul 15.30 WIB saat tamu sedang berada di bawah tenda. Tiba-tiba angin kencang datang dengan hujan yang cukup lebat.

    Tenda sempat terangkat ke atas, sehingga beberapa tamu ikut mengamankan. Namun, kuatnya angin membuat sejumlah tamu diminta untuk meninggalkan lokasi tenda.

    “Saya lihat tadi ada penyangga yang jatuh, kemudian tamu berpindah ke bangunan (gubuk kecil), ada yang meninggalkan lokasi untuk berteduh,” ungkap H. Gufron Mustofa, Ketua Lembaga Falakiyah PCNU Banyuwangi, Minggu (10/3/2024).

    Meski demikian, kata Gufron, pasca angin kencang dan hujan mulai reda, proses pemantauan terus dilakukan. Meskipun hingga batas akhir atau tenggelamnya matahari, hilal tidak terlihat.

    “Posisi di barat sulit sekali terlihat karena ada mendung yang cukup tebal, angin kencang disertai hujan,” katanya.

    Namun, pihaknya akan tetap melaporkan hasil pemantauan ini sebagai bahan untuk sidang isbat penentuan 1 Ramadhan.

    “Karena ini suatu fardu kifayah, sehingga setelah acara ini nantinya akan kita laporkan ke Kementrian Agama kabupaten, provinsi dan Jakarta untuk dasar pelaksanaan sidang isbat,” pungkasnya. [rin/but]

  • Pemkab Madiun Pantau Hilal dari Kecamatan Dagangan

    Pemkab Madiun Pantau Hilal dari Kecamatan Dagangan

    Madiun (beritajatim.com) – Pemkab Madiun bersama Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Madiun, dan Lembaga Falakiyah NU Madiun melaksanakan Rukyatul Hilal di Pondok Pesantren Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo, Dusun Panggung, Desa/Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (10/3/2024) sore ini.

    Rukyatul Hilal itu untuk mengamati hilal guna menentukan awal puasa 2024. Pelaksanaan Rukyatul Hilal itu sesuai dengan surat dari Kemenag Madiun nomor B-773/Kk.13.34.6/HK.03.2/03/2024.

    Pengasuh Ponpes Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo KH Mas Sulthon mengatakan, pelaksanaan Rukyatul hilal dari Badan Hisab dan Rukyat Kabupaten Madiun beserta para undangan dan para santri dimulai pukul 15.30 WIB hingga selesai.

    “Lokasi pemantauan hilal ini tepatnya di Pondok Pesantren Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo Dusun Panggung Desa/Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun, ketinggiannya 175 meter diatas permukaan laut,” jelas Kyai yang aktif memberikan santunan pada anak-anak yatim itu.

    Dia mengharap kegiatan itu bisa berlangsung dengan lancar. Gus Thon tak lupa mengucapkan Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan. “Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan. Marhaban ya Ramadhan,” pungkas Gus Thon. [fiq/aje]

  • Hilal Belum Terlihat di Blitar, Puasa Ramadhan Insyaallah Hari Selasa

    Hilal Belum Terlihat di Blitar, Puasa Ramadhan Insyaallah Hari Selasa

    Blitar (beritajatim.com) – Hilal belum terlihat di Blitar. Dari pemantauan yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kabupaten Blitar dan Kota Blitar, posisi hilal saat ini masih berada di 0,37 derajat.

    Dengan hasil itu maka kemungkinan besar puasa ramadhan jatuh pada Selasa (12/03/24). Meski begitu, Kementerian Agama Kabupaten Blitar dan Kota Blitar masih menunggu hasil sidang isbat di Kemenag Pusat.

    “Karena perhitungan hisab posisi hilal itu masih sangat kecil kurang lebih hasil perhitungannya 0,37 derajat jadi masih kurang 1 derajat,” jelas Mun’im Sufufi, Kasi Penyelenggara Syariah Kemenag Blitar, Minggu (10/03/24).

    Kemenag Kabupaten Blitar dan Kota Blitar sendiri melakukan Rukyatul Hilal di Bukit Banjarsari Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Hasil Rukyatul Hilal adalah posisi hilal saat ini masih jauh dibawah 3 derajat yakni 0,37 derajat.

    Hasil ini pun akan dilaporkan Kemenag Kabupaten Blitar dan Kota Blitar ke Kementerian Agama RI sebagai pertimbangan dari dalam sidang isbat. Dengan hasil ini, kemungkinan puasa ramadhan juga jatuh pada Selasa (12/03/24) besok.

    “Semuanya (beberapa daerah di Indonesia) tadi hasil hisab masih di bawah 1 derajat,” tegasnya.

    Meski hasil rukyatul Hilal masih 0,37 derajat, namun Kemenag Kabupaten Blitar dan Kota Blitar meminta seluruh masyarakat menunggu hasil sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1445 Hijriyah.

    “Kita menunggu hasil sidang isbat di Kementerian pusat barangkali nanti ada di tempat lain yang bisa melihat hilal berarti itu bisa menjadi dasar untuk menentukan awal Ramadhan,” bebernya. [owi/but]

  • Hilal Tak Terlihat di Bukit Condrodipo Gresik, Awal Bulan Ramadhan 1445 H Lusa

    Hilal Tak Terlihat di Bukit Condrodipo Gresik, Awal Bulan Ramadhan 1445 H Lusa

    Gresik (beritajatim.com) – Tim Balai Rukyat Lembaga Falakiyah PCNU Gresik tak melihat hilal di Bukit Condrodipo yang berlokasi di Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Gresik, Minggu (10/03/2024). Dengan tak terlihatnya hilal maka diputuskan awal Ramadan 1445 H lusa.

    Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik, M. Ersat mengatakan, dari hasil para perukyat tim Lembaga Falakiyah PCNU Gresik tidak melihat hilal. Sehingga, awal Bulan Ramadhan diputuskan lusa.

    “Tim perukyat Lembaga Falakiyah PCNU Gresik tak melihat hilal sampai pukul 17.51 wib dan tidak terlihat hilal,” katanya, Minggu (10/03/2024).

    Usai tak melihat hilal, lanjut Ersat, tim Balai Rukyat Lembaga Falakiyah PCNU Gresik menyerahkan hasilnya ke Kantor Pengadilan Agama.

    “Hasil ini langsung kami laporkan ke hakim pengadilan agama Gresik lalu dilanjutkan ke Kementrian Agama untuk segera ditindaklanjuti,” paparnya.

    Sementara itu, Ketua Tim Lembaga Falakiyah PCNU Gresik, Muchidin Hasan menuturkan, saat melakukan rukyat kondisi berawan dan mendung.

    “Hilal tak terlihat dan ini juga disaksikan oleh perukyat lainnya yang berada di Bukit Condrodipo Gresik,” pungkasnya.

    Seperti diketahui, Bukit Condrodipo merupakan tempat rujukan nasional yang sudah puluhan kali dijadiikan tempat melihat rukyatul hilal. Bukit ini berada di Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Gresik. [dny/but]

  • Padepokan Samsudin Blitar Dikosongkan, Santri Dipulangkan

    Padepokan Samsudin Blitar Dikosongkan, Santri Dipulangkan

    Blitar (beritajatim.com) – Forkopimda Kabupaten Blitar akhirnya mengosongkan padepokan milik Samsudin di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Seluruh santri yang ada di padepokan milik Samsudin dipulangkan paksa oleh Forkopimda Kabupaten Blitar.

    Pemulangan ini dilakukan usai Samsudin ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan Polda Jatim beberapa waktu lalu. Samsudin ditahan usai kontennya bertukar pasangan membuat resah masyarakat.

    Atas pertimbangan tersebut Forkompinda Kabupaten Blitar sepakat untuk mengosongkan padepokan milik Samsudin di Kecamatan Kademangan. “Iya berdasarkan hasil kesepakatan antara kepolisian, Kemenag, Pemkab Blitar bahwa orang-orang (santri) yang ada di Padepokan itu dipulangkan mulai hari ini,” kata Kasi Humas Kemenag Kabupaten Blitar, Jamil Mashudi Jamil, Sabtu (09/03/24).

    Total ada sekitar 30 orang lebih yang dipulangkan dari padepokan Samsudin. Proses pemulangan santri itu dilakukan oleh Dinsos Kabupaten Blitar secara bertahap. “Kurang lebih ada sekitar 30 orang. Dipulangkan secara bertahap, untuk proses akomodasinya dibantu Dinsos Kabupaten Blitar,” imbuhnya.

    Adapun asal para santri Samsudin itu berasal dari berbagai daerah. Seperti dari Malang, Tuban, Banyuwangi, bahkan hingga ada yang dari Sumatera.

    Forkopimda Kabupaten Blitar memastikan pemulangan santri itu dilakukan juga untuk menjaga kondusifitas wilayah. Terlebih Samsudin selalu pemilik padepokan juga telah ditahan Polda Jatim.

    “Ini supaya menjadi pelajaran bagi kita semua, agar tidak terulang kembali adanya kegaduhan dan merugikan banyak pihak. Kemudian kami (forkopimda) hadir untuk menjaga kondusifitas wilayah Kabupaten Blitar,” tandasnya.

    Seperti diketahui, Polda Jatim resmi menetapkan Gus Samsudin sebagai tersangka dan langsung menahannya. Penetapan tersangka ini buntut viralnya konten video pengajian yang memperbolehkan bertukar pasangan. Video ini meresahkan masyarakat.

    “Dinyatakan bahwa hari ini saudara Samsudin dinyatakan sebagai tersangka,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat (01/03/24). [kun]

  • Ramadhan di Magetan, Tempat Hiburan Diminta Tutup, Petasan Dilarang

    Ramadhan di Magetan, Tempat Hiburan Diminta Tutup, Petasan Dilarang

    Magetan (beritajatim.com) – Selama bulan Ramadhan, Pemkab Magetan telah mengeluarkan surat edaran untuk panduan kegiatan masyarakat selama Bulan Suci Tahun 1445 Hijriyah atau 2024. Salah satunya adalah tempat hiburan malam (THM) atau karaoke agar menutup kegiatannya selama bulan Ramadhan.

    Surat Edaran nomor 45/01/403.012/2024 itu diedarkan pada 6 Maret 2024. Dalam surat tersebut, Pj Bupati Magetan memberikan 15 panduan kegiatan. Salah satunya adalah THM yang diminta menutup. Kemudian, masyarakat juga tak boleh menyalakan petasan. 

    ‘’Untuk menjaga ketenangan dan kekhusyukan Ibadah selama Bulan Suci Ramadhan dilarang menyalakan Mercon Bambu (long bumbung), Kembang Api dan Petasan. Tempat hiburan malam (Karaoke) agar menutup kegiatannya selama Bulan Suci Ramadhan,’’ tulis Hergunadi dalam surat tersebut. 

    Tak hanya itu, Penggunaan pengeras suara juga harus  mengacu pada Surat Edaran Menteri Agama Nomor SE.05 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penggunaan Pengeras Suara, akan tetapi diperbolehkan bilamana menggunakan pengeras suara di luar dan di atas untuk kegiatan tadarus Al Qur’an dibatasi sampai pukul 22.00 wib, selanjutnya menggunakan pengeras suara di dalam/di bawah.

    Para pemilik/pengelola rumah makan, warung makan dan sejenisnya, selama bulan suci Ramadhan, agar dapatnya menghormati umat Islam yang sedang menjalankan Ibadah puasa dengan memberi penutup (tirai, kain dan sejenisnya) agar aktivitas makan minum tidak terlihat masyarakat umum.

    ‘’Kemudian, guna mendukung dan menghormati aktivitas masyarakat dalam menjalankan Ibadah Puasa, untuk Cafe, Restoran & Rumah Makan yang menggunakan musik/live music agar diatur waktu operasionalnya,’’ lanjutnya. 

    Tak hanya itu, masyarakat yang hendak membagikan takjil juga harus memberitahu unsur Forkompimca di sekitar lokasi pembagian takjil. Pun, pelaksanaannya juga harus tertib, tak boleh mengganggu lalu lintas maupun ketertiban umum. [fiq/but]

  • Teleskop Makin Canggih, Ramadan dan Lebaran Kok Masih Sering Beda?

    Teleskop Makin Canggih, Ramadan dan Lebaran Kok Masih Sering Beda?

    Jakarta

    Kemampuan teleskop dan berbagai teknologi peneropongan astronomi sudah makin canggih dan valid. Namun terkait dengan penentuan awal Ramadan dan Syawal, masih kerap terjadi perbedaan.

    “Terkait dengan peran teknologi menyatukan perbedaan (penentuan awal Ramadan) ya, jadi perlu dipahami, fungsi teleskop itu adalah mengumpulkan cahaya. Dengan mengumpulkan cahaya, maka objek yang redup bisa lebih jelas lagi. Tapi problem pada rukyatulhilal tidak sesederhana itu,” kata Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi National (BRIN) Prof Dr Thomas Djamaluddin, menjawab pertanyaan media dalam diskusi ‘Kriteria Baru MABIMS dalam Penentuan Awal Ramadan’ di Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).

    Pada rukyatulhilal, lanjut Prof. Djamal, cahaya hilal yang tipis memang diperkuat oleh teleskop. Namun cahaya syafaq atau cahaya senjanya juga diperkuat. “Menjadi persoalan pada rukyatulhilal adalah kontras antara cahaya hilal yang sangat tipis dengan gangguan cahaya syafaq yang masih cukup terang,” terangnya.

    Dijelaskan Prof. Djamal, itu sebabnya kemudian ada kriteria tinggi minimal dan jarak elongasi atau jarak pisah Bulan dan Matahari agar kontras antara hilal yang tipis dengan cahaya syafaq menjadi tinggi kontrasnya.

    “Jadi dengan elongasi yang besar hilalnya lebih tebal, dengan ketinggian minimal sekian derajat, itu cahaya syafaqnya sudah mulai meredup,” kata Prof Djamal.

    Rukyatulhilal Siang Hari

    Prof Djamal kemudian membahas teknologi rukyatulhilal di siang hari, terkait permasalahan ini. Ia menjelaskan, rukyat di siang hari pada prinsipnya adalah meningkatkan kontras karena cahaya biru bisa ditekan oleh filter inframerah sehingga cahaya hilalnya bisa ditingkatkan.

    “Tapi berbeda dengan pada saat sesudah Matahari terbenam, cahaya langit bukan biru, tapi agak kuning kemerahan sehingga tidak ada filter yang bisa digunakan untuk meningkatkan kontras saat maghrib dan Bulan sabit siang hari itu tidak dianggap sebagai hilal,” papar Prof Djamal.

    Diuraikan olehnya, jika Bulan sabit siang hari dianggap sebagai hilal, hal ini akan menimbulkan masalah dari segi fikih (hukum syariat Islam). Secara fikih Islam, dikatakan: berpuasa lah apabila melihat hilal dan berbuka lah apabila melihat hilal.

    “Kalau akhir Ramadan jam 2 siang ada orang melaporkan melihat hilal siang hari karena menggunakan filter inframerah, apakah kemudian berbuka jam 2 siang? Jadi hilal siang hari itu tidak bisa dijadikan dasar sebagai hilal penentu awal Bulan walaupun secara teknologi memungkinkan melihat Bulan sabit pada siang hari,” jelasnya.

    Teknologi Hisab dan Rukyat di Kemenag

    Di acara yang sama, Kasubdit Hisab Rukyat dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Ismail Fahmi, S.Ag menambahkan, Kementerian Agama melibatkan Observatorium Bosscha, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta BRIN dalam pemanfaatan teknologi hisab dan rukyat untuk penentuan waktu ibadah umat Islam, terutama dalam menentukan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.

    “Kerja sama ini sudah dilaksanakan sejak lama. Terkait teknologi rukyatulhilal ini Kemenag punya alat-alat canggih jadi bukan sekadar omong doang. Ulamanya turun tangan, kaum sarungan pakai teleskop. Dulu rukyatnya cuma pakai mata, terus pakai bambu, pakai paralon, sekarang (teleskop) sudah seharga (mobil) Innova, Alphard,” jelasnya.

    Kemenag, disebutkan Ismail, sudah membangun beberapa observatorium untuk tempat merukyat antara lain di Aceh, Yogyakarta, Pelabuhan Ratu dan rencananya tahun ini akan ada di Merauke. Dari Sabang hingga Merauke, ada 134 titik pemantauan rukyat di Indonesia untuk tahun ini.

    Terkait masih adanya perbedaan, disebutkannya bahwa pemerintah mengupayakan ada satu sistem tunggal dan penggunaan teknologi yang makin canggih bisa mendukung ke arah itu. “Teknologinya sudah ada. Mudah-mudahan ini bisa makin meyakinkan dan mencerahkan umat,” sebut Ismail.

    “Sidang isbat adalah forum bersama musyawarah umat Islam dalam menentukan awal Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah. Walaupun ada perbedaan, dan bahwa perbedaan itu adalah rahmat, tetapi kalau berbeda saja rahmat apalagi jika bisa bersatu,” tutupnya.

    (rns/rns)

  • Pasca Viral 3 Siswi Goyang Ngebor, Kemenag Tindak Tegas Madin Roudhotul Ulum Tundosoro Pasuruan

    Pasca Viral 3 Siswi Goyang Ngebor, Kemenag Tindak Tegas Madin Roudhotul Ulum Tundosoro Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Sebuah potongan video di sosial media tiba-tiba viral dengan menunjukkan tiga siswi yang sedang berjoget layaknya penyanyi. Diketahui ketiga anak tersebut merupakan siswi dari madrasah diniyah (Madin) Roudhotul Ulum Tundosoro.

    Tak hanya bergoyang layaknya penyanyi, dalam video yang diiringi musik disko tersebut disuarakan pada pentas acara Haflah Imtihan pada Senin (4/2/2024) lalu.

    Sementara itu kepala Madin, Ach Busyairi melakukan klarifikasi dan permohonan maaf kepada masyarakat Pasuruan. Busyairi mengatakan bahwa dalam kegiatan tersebut merupakan salah satu acara hiburan.

    “Itu merupakan salah satu acara hiburan dalam kegiatan Haflah Imtihan yang kami gelar pada Senin (4/2/2024) kemarin. Sehubungan dengan ini, kami juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Pasuruan dan tidak akan mengulang lagi,” kata Busyairi, Jumat (8/3/2024).

    Dalam surat pernyataannya tersebut, Busyairi juga mengatakan bahwa tidak akan lagi mengulangi perbuatan yang melanggar syariat islam. Jika dirinya melanggar, maka pihaknya siap untuk diberi hukuman dan sanksi.

    Dihubungi terpisah Kabag TU Kemenag Kabupaten Pasuruan, Bakhrul Ulum mengatakan bahwa pihaknya sudah mendengarkan klarifikasi kepada pihak yang bersangkutan. Tak hanya itu, Ulum juga mengatakan bahwa dirinya sudah memberi teguran dan pembinaan.

    “Pagi tadi Kasi PD Pontren sudah datang kelokasi untuk memberikan teguran dan pembinaan kepada pihak Madin. Kami berharap kedepannya tidak ada lagi Madin yang melakukan hal serupa yang melanggar syariat islam,” harapnya.

    Ukum juga menjelaskan selain melakukan pendampingan terhadap lembaga, pihaknya juga melakukan pendampingan terhadap siswi yang berada dalam video viral tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperhatikan kondisi mental para siswi setelah video viral tersebut tersebar. (ada/kun)

  • Kemenhub Prediksi Minat Mudik 2024 Lebih Besar dari Tahun Lalu

    Kemenhub Prediksi Minat Mudik 2024 Lebih Besar dari Tahun Lalu

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan minat mudik lebaran tahun ini lebih besar dari tahun lalu.

    Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan survei proyeksi jumlah pemudik masih berjalan. Ia memperkirakan hasilnya baru bisa dipublikasikan pada awal Maret 2024 nanti.

    “Untuk sementara, hasilnya memang memperlihatkan minat mudik lebih besar dibandingkan tahun lalu,” ucap Adita kepada CNNIndonesia.com, Rabu (28/2).

    Selanjutnya, Adita memperkirakan puncak mudik lebaran tahun ini akan terjadi pada H-3 hingga H-1 hari raya.

    “Mengenai tanggalnya (puncak mudik lebaran) diperkirakan hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya, kira-kira seminggu sebelum lebaran sudah akan mulai terjadi peningkatan mobilitas,” imbuhnya.

    Senada, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan pemudik pada lebaran tahun ini akan lebih banyak ketimbang 2023 lalu. Ia menyebut Kemenhub tengah bersiap untuk berkoordinasi dengan lintas sektoral terkait persiapan infrastruktur maupun transportasi saat mudik.

    Mengutip Antara, survei sementara Korps Lalu Lintas Polri mencatat bahwa jumlah pemudik lebaran 2024 diperkirakan mencapai 200 juta orang.

    Jumlah ini lebih tinggi 6 persen dibandingkan pemudik lebaran tahun lalu yang hanya 187 juta orang.

    Berdasarkan Kalender Hijriah Kementerian Agama, awal puasa Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Sementara itu, Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan jatuh pada sehari sebelumnya.

    Sedangkan 1 Syawal 1445 Hijriah versi kalender Kemenag dan Muhammadiyah jatuh pada hari yang sama, yakni 10 April 2024.

    (skt/sfr)