Kementrian Lembaga: Kemenag

  • Ini Beda Penetapan Puasa Ramadhan Pemerintah VS Muhammadiyah Mulai 1 Maret

    Ini Beda Penetapan Puasa Ramadhan Pemerintah VS Muhammadiyah Mulai 1 Maret

    Ini Beda Penetapan Puasa Ramadhan Pemerintah VS Muhammadiyah Mulai 1 Maret

    TRIBUNJATENG.COM – Sebentar lagi umat Islam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 2025. Penentuan awal Ramadhan 2025 berpotensi berbeda. 

    Berdasarkan informasi yang tersedia hingga saat ini, terdapat perbedaan dalam penetapan awal puasa Ramadan 2025 antara pemerintah dan Muhammadiyah. 

    Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025, berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

    Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan mengadakan sidang isbat pada Jumat, 28 Februari 2025, untuk menentukan secara resmi awal Ramadan. 

    Sidang isbat ini akan mempertimbangkan hasil pemantauan hilal (rukyatul hilal) dan perhitungan astronomis (hisab). 

    Jika hilal terlihat pada 28 Februari 2025, maka pemerintah kemungkinan akan menetapkan 1 Ramadan 1446 H pada Sabtu, 1 Maret 2025. 

    Namun, jika hilal tidak terlihat, pemerintah dapat menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari, sehingga 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Minggu, 2 Maret 2025.

    Perbedaan ini muncul karena perbedaan metode penetapan awal bulan. 

    Muhammadiyah menggunakan metode hisab (perhitungan astronomis) dengan kriteria wujudul hilal, yang memungkinkan penetapan tanggal jauh hari sebelumnya. 

    Sedangkan pemerintah menggabungkan metode hisab dan rukyat (pengamatan langsung hilal) untuk memastikan penetapan awal bulan.

    Dengan demikian, hingga keputusan resmi pemerintah diumumkan melalui sidang isbat, terdapat kemungkinan perbedaan tanggal mulai puasa antara pemerintah dan Muhammadiyah untuk Ramadan 2025.

    (*)

     

  • BRIN Prediksi Hasil Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan, Berbeda dengan Arab Saudi?

    BRIN Prediksi Hasil Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan, Berbeda dengan Arab Saudi?

    PIKIRAN RAKYAT – Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin memprediksi awal 1 Ramadhan menurut pemerintah.

    Selain itu, dalam sebuah diskusi yang disiarkan melalui kanal YouTube resmi BRIN di Jakarta pada Selasa, Thomas juga mengungkapkan bahwa perbedaan waktu penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri antara Indonesia dan Arab Saudi tidak disebabkan oleh kriteria yang berbeda, melainkan karena keputusan yang diambil oleh masing-masing pemerintah.

    Menurut Thomas, negara-negara yang terletak lebih ke barat, seperti Arab Saudi, memiliki peluang lebih besar untuk melihat posisi bulan yang lebih tinggi dan jaraknya yang lebih jauh dari matahari. Secara teoritis, wilayah barat memiliki potensi lebih besar untuk mengamati hilal lebih awal dibandingkan dengan wilayah timur.

    “Jadi sebenarnya wajar ketika di Arab Saudi itu sudah terlihat hilal, padahal di Indonesia belum (terlihat), itu wajar,”jelasnya.

    Perbedaan Penetapan Awal Zulhijah dan Puasa Arafah

    Perbedaan ini tidak hanya terjadi pada penentuan awal Ramadhan atau Idul Fitri, tetapi juga saat penetapan puasa sunah Arafah yang dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah, bertepatan dengan musim haji.

    Thomas menjelaskan bahwa Arab Saudi seringkali memulai Zulhijah lebih dulu dibandingkan Indonesia, sehingga tanggal 9 Zulhijah di Arab Saudi biasanya tiba lebih awal daripada di Indonesia. Akibatnya, umat Islam di kedua negara mungkin menjalankan puasa Arafah pada tanggal yang berbeda.

    Perbedaan ini, lanjut Thomas, terutama dipengaruhi oleh keputusan pemerintah Arab Saudi yang lebih mengutamakan hasil pengamatan hilal secara langsung (rukyat) dan tidak harus mengacu pada perhitungan astronomi (hisab).

    Arab Saudi sendiri telah menetapkan awal Ramadhan pada tanggal 1 Maret 2025.

    Prediksi 1 Ramadhan 1446 H

    Thomas memprediksi bahwa pemerintah akan menetapkan awal puasa Ramadhan pada tanggal 2 Maret 2025. Berdasarkan fakta astronomi terkait pengamatan hilal yang dijadwalkan pemerintah pada Jumat, 28 Februari 2025, rukyatul hilal ini akan dilakukan di 125 lokasi di seluruh Indonesia.

    Menurut Thomas, posisi Bulan saat matahari terbenam di Banda Aceh pada hari tersebut telah melampaui kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yang mensyaratkan ketinggian Bulan minimal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

    Berbeda dengan Banda Aceh, posisi Bulan di wilayah lain, seperti Surabaya, belum memenuhi kriteria tersebut. Thomas mencatat bahwa elongasi geosentrik Bulan di Surabaya hanya mencapai 5,8 derajat, sehingga belum sesuai dengan ketentuan MABIMS.

    Ia menegaskan bahwa mengamati hilal Ramadhan kali ini akan menjadi tantangan. Thomas juga mengingatkan adanya potensi kegagalan dalam rukyat kali ini.

    “Kemungkinan gagal rukyat, kita tunggu saja hasil sidang isbat. Ada kemungkinan 1 Ramadan 1446 jatuh pada 2 Maret 2025,” tambahnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 18.151 Calon Haji asal Jatim Sudah Lunasi Bipih

    18.151 Calon Haji asal Jatim Sudah Lunasi Bipih

    Jakarta (beritajatim.com) – Sebanyak 18.151 jemaah calon haji (JCH) reguler asal Jatim telah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih). Secara nasional, hingga Selasa (25/2/2025), sebanyak 108.785 JCH telah melunasi Bipih.

    Dengan demikian, sekitar 53 persen JCH telah melunasi biaya haji. Hari ini, Selasa (25/2/2025), merupakan hari kedelapan masa pelunasan. Besaran Bipih masing-masing embarkasi telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Presiden (Keppres) RI.

    Pada musim haji 2025, Indonesia tahun ini mendapat kuota 221 ribu jemaah, terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.

    Untuk jemaah haji reguler terdiri atas 190.897 kuota jemaah haji reguler yang berhak lunas sesuai urutan porsi, sebanyak 10.166 jemaah haji reguler prioritas lanjut usia, 685 kuota pembimbing ibadah, dan 1.572 kuota petugas haji daerah.

    “Hari ini ada 8.569 jemaah haji reguler yang melunasi biaya haji. Total yang sudah melunasi sejak hari pertama hingga Selasa ini sebanyak 108.785 jemaah reguler,” kata Direktur Layanan Haji Dalam Negeri, Kemenag RI, Muhammad Zain, Selasa di Jakarta mengutip website Kemenag RI.

    “Kuota jemaah haji reguler yang sudah terisi mencapai 53 persen. Masih ada waktu pelunasan hingga 14 Maret 2025,” tambahnya.

    Zain merinci bahwa jumlah jemaah calon haji yang sudah melunasi ini terdiri atas 106.563 jemaah yang sesuai nomor urut porsi dan 2.222 jemaah yang masuk prioritas lansia. “Dari jumlah tersebut, ada beberapa jemaah lansia dengan usia di atas 90 tahun,” jelasnya.

    Dari 34 provinsi, ada 11 provinsi yang tingkat pelunasannya berada pada kisaran 38 persen–48 persen. Sebanyak 23 provinsi yang lain pada rentang 50 persen-71 persen.

    “Secara persentase, tertinggi adalah Provinsi Bengkulu, 71 persen kuotanya sudah terisi. Dari 1.535 kuota Bengkulu, ada 1.090 jemaah yang sudah melunasi biaya haji,” sebut Muhammad Zain.

    “Kalau dari sisi jumlah jemaah melunasi, maka yang terbanyak adalah Jawa Barat dengan 20.385 jemaah, disusul Jawa Timur dengan 18.151 jemaah, dan Jawa Tengah dengan 17.213 jemaah,” tambahnya.

    Kemenag mengimbau jemaah yang berhak melakukan pelunasan untuk segera melunasi biaya haji. Mereka juga diminta melakukan proses pemeriksaan terlebih dahulu guna memenuhi kriteria istithaah kesehatan. [air]

  • Libur Awal Puasa Ramadhan, Jadwal Liburan Sekolah sampai Idul Fitri 2025

    Libur Awal Puasa Ramadhan, Jadwal Liburan Sekolah sampai Idul Fitri 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah sudah menetapkan jadwal libur sekolah ramadhan 2025 menjelang bulan puasa 1446 H untuk para siswa pelajar.

    Berdasarkan Surat Edaran Bersama (SEB), libur awal puasa ramadhan untuk para siswa akan berlangsung selama 7 hari.

    Menurut jadwal yang sudah ditetapkan, jumlah hari libur selama Ramadhan dan Idul Fitri 2025 termasuk libur nasional mencapai 15 hari. Tambahan 3 hari libur akhir pekan dan 1 hari libur nasional Hari Suci Nyepi.

    Total hari libur sekolah selama Ramadhan dan Idul Fitri adalah 19 hari. Berikut jadwal libur sekolah ramadhan 2025.

    Libur Awal Puasa Ramadhan 2025

    Pemerintah lewat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri sudah menetapkan jadwal libur sekolah ramadhan 2025.

    Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Bersama (SEB) yang mengatur jadwal libur awal puasa ramadhan untuk para siswa di seluruh Indonesia.

    Menurut SEB, libur awal puasa Ramadhan akan berlangsung selama 7 hari, dimulai dari 27 Februari sampai dengab 5 Maret 2025. Setelah masa libur berakhir, kegiatan pembelajaran di sekolah akan kembali dilanjutkan pada 6 Maret sampai 25 Maret 2025.

    Jelang perayaan Idul Fitri, sekolah akan kembali diliburkan mulai 26 Maret sampai 8 April 2025. Setelah libur berakhir, siswa dijadwalkan kembali masuk sekolah pada 9 April 2025.

    Jadwal Libur Sekolah Ramadhan dan Idul Fitri 2025

    – Kamis, 27 Februari 2025: Libur awal puasa
    – Jumat, 28 Februari 2025: Libur awal puasa
    – Minggu, 2 Maret 2025: Libur akhir pekan
    – Senin, 3 Maret 2025: Libur awal puasa
    – Selasa, 4 Maret 2025: Libur awal puasa
    – Rabu, 5 Maret 2025: Libur awal puasa
    – Rabu, 26 Maret 2025: Libur akhir puasa
    – Kamis, 27 Maret 2025: Libur akhir puasa
    – Jumat, 28 Maret 2025: Libur akhir puasa
    – Sabtu, 29 Maret 2025: Libur nasional Hari Suci Nyepi
    – Minggu, 30 Maret 2025: Libur akhir pekan
    – Senin, 31 Maret 2025: Libur nasional Idul Fitri
    – Selasa, 1 April 2025: Libur nasional Idul Fitri
    – Rabu, 2 April 2025: Libur Idul Fitri
    – Kamis, 3 April 2025: Libur Idul Fitri
    – Jumat, 4 April 2025: Libur Idul Fitri
    – Minggu, 6 April 2025: Libur akhir pekan
    – Senin, 7 April 2025: Libur Idul Fitri
    – Selasa, 8 April 2025: Libur Idul Fitri.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Gubernur Jatim Siapkan ‘Ramadhan Produktif’ Selama Libur Sekolah

    Gubernur Jatim Siapkan ‘Ramadhan Produktif’ Selama Libur Sekolah

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan program ‘Ramadan Produktif’ bagi murid SMA dan SMK di Jawa Timur. Program ini sengaja digagas untuk memastikan murid di Jatim tetap aktif dan produktif dalam belajar sekaligus memperkuat iman dan taqwa selama bulan Ramadan.

    Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan, program ini diinisiasi sebagai respon atas Surat Edaran Bersama (SEB) Kemenag, Kemendikdasmen dan Kemdagri Nomor 2 Tahun 2025, Nomor 2 Tahun 2025, dan Nomor 400.1/320/SJ Tentang Pembelajaran Di Bulan Ramadan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi.

    Ia menyebut program Ramadan Produktif akan berlaku untuk proses pembelajaran selama jadwal libur sekolah di bulan Ramadan dan libur Hari Raya Idul Fitri.

    “Program ini dibuat untuk murid agar mereka tetap aktif dan produktif selama tidak berada di sekolah. Selain siswa aktif secara akademik, mereka juga didorong untuk memperdalam ibadah serta beramal,” ujar Gubernur Khofifah di sela-sela kegiatannya dalam Retreat di Magelang, Selasa (25/2/2025).

    Khofifah melanjutkan, pembelajaran mandiri dilakukan dengan mengupdate mata pelajaran serta memperkuat dan memperdalam materi yang harus didapatkan murid sesuai dengan materi yang didapat di sekolah.

    Meskipun dilakukan secara mandiri, ia juga menegaskan bahwa murid tetap akan mendapat bimbingan secara langsung dari guru mata pelajaran (mapel) masing-masing.

    “Program ini tidak hanya akademik, tapi juga akan tetap memperhatikan pentingnya pembentukan karakter murid. Termasuk di dalamnya berbagai kegiatan sosial dan keagamaan di masjid atau panti asuhan sekitar rumah,” tegasnya.

    Khofifah mencontohkan, para murid bisa mengadakan bakti sosial secara berkelompok atau kelas untuk mengunjungi panti asuhan untuk berbagi dengan sesama.

    “Kegiatan ini meskipun dilakukan berkelompok oleh murid, guru kelas tetap harus mengkoordinir dengan mengumpulkan pakaian yang layak pakai dan juga berbagi makanan buka puasa untuk sesama,” jelasnya.

    Lebih lanjut, melalui program Ramadan Produktif ini, Gubernur Khofifah berharap agar dapat memberikan pengalaman, hikmah dan kesan penuh makna bagi para murid yang nantinya dapat diceritakan saat kembali ke sekolah.

    “Apalagi kalau hanya digunakan untuk tidur saja atau bermain, atau melakukan aktifitas diluar dari pendidikan dan karakter murid ini tentu kurang bermanfaat,” tandasnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai menambahkan, program Ramadan Produktif juga berlaku bagi sekolah. Di mana, selama pembelajaran di bulan Ramadan, sekolah diharapkan mengintegrasikan kegiatan keagamaan dalam proses belajar mengajar.

    Bagi siswa Muslim, kegiatan ini dapat berupa tadarus Al-Qur’an, pesantren kilat, dan kajian keislaman. Sementara itu, siswa non Muslim dianjurkan untuk mengikuti kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

    Melalui program ini, Kadindik berharap peran kepala bidang SMA, SMK dan PKLK serta cabang dinas harus ikut memberikan monitoring dan bimbingan secara langsung ke sekolah-sekolah yang ada diwilayah kewenangannya. Sekaligus memberikan evaluasi jika sekolah mengalami hambatan dalam pelaksanaan program.

    “Yang terpenting harapan kita bersama murid-murid dimanapun mereka berada tetap aktif dengan kegiatan yang produktif dan beribadah selama Bulan Suci Ramadhan,” pungkas Aries.

    Sebagai informasi, pemerintah telah mengatur libur sekolah pada tanggal 27 dan 28 Februari serta tanggal 3, 4, dan 5 Maret 2025 selama bulan Ramadhan. Selama libur sekolah, kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara mandiri di lingkungan keluarga, tempat ibadah, dan masyarakat sesuai penugasan dari sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan.

    Kemudian tanggal 6-25 Maret 2025, kegiatan pembelajaran dilaksanakan di sekolah madrasah atau satuan pendidikan keagamaan.

    Selanjutnya, menjelang perayaan Idul Fitri, sekolah akan kembali diliburkan mulai 26 Maret hingga 8 April 2025. Setelah libur Idul Fitri berakhir, siswa dijadwalkan kembali masuk sekolah pada 9 April 2025 untuk melanjutkan kegiatan belajar seperti biasanya. [tok/beq]

  • Awal Puasa 2025 Bisa Beda, Ini Penjelasan Pakar BRIN

    Awal Puasa 2025 Bisa Beda, Ini Penjelasan Pakar BRIN

    Bisnis.com, JAKARTA — Pakar di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan terdapat kemungkinan perbedaan penetapan awal puasa atau 1 Ramadan 1446 H di Indonesia.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa terdapat potensi perbedaan awal Ramadan 1446 H. Perkiraan itu berdasarkan perhitungan posisi bulan pada Jumat (28/2/2025) nanti, yakni hari pemerintah akan menggelar rukyatul hilal di 125 titik seluruh Indonesia.

    Menurut Thomas, pada 28 Februari 2025 nanti, posisi bulan saat magrib di Banda Aceh adalah tinggi toposentrik 4,5° dan elongasi toposentrik 6,4°. Lalu, posisi bulan saat magrib di Surabaya adalah tinggi toposentrik 3,7° dan elongasi toposentrik 5,8°.

    Perhitungan posisi bulan mengacu pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), yakni mensyaratkan tinggi bulan minimal 3° dan sudut elongasi 6,4°. Rupanya, posisi bulan pada 28 Februari 2025 nanti di Banda Aceh sedikit melebihi kriteria MABIMS, sedangkan di Surabaya kurang dari kriteria.

    Thomas menjelaskan bahwa Kriteria baru MABIMS terpenuhi di wilayah perbatasan, sekitar wilayah Aceh.

    “Potensi gagal rukyat cukup besar. Selain hilal sangat tipis dengan elongasi geosentrik 6,4° [batas kriteria], faktor cuaca kemungkinan besar cukup mengganggu,” tulis Thomas dalam unggahan media sosial pribadinya, dikutip pada Selasa (25/2/2025).

    Dia menuturkan bahwa jika rukyat gagal, terdapat potensi perdebatan saat sidang isbat. Setelah itu, menurutnya akan terdapat dua kemungkinan.

    Pertama adalah tetap konsisten dengan kriteria dan merujuk kepada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) 1981, yakni usul sidang isbat tetap mengambil hasil hisab yang memenuhi kriteria di Aceh, yang berarti 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.

    Kemungkinan kedua adalah usul sidang isbat mengambil keputusan berdasarkan hasil rukyat, karena di sebagian besar wilayah Indonesia hilal tidak memungkinkan dirukyat. Alhasil, 1 Ramadan 1446 H bisa jatuh pada 2 Maret 2025.

    “Dua pilihan itu mempunyai alasan yang kuat dan tidak menyalahi prinsip penggunaan kriteria Imkan Rukyat,” tulis Thomas.

    Thomas juga menyarankan agar Menteri Agama mendengarkan semua pandangan perwakilan organisasi masyarakat dan pakar dalam mengambil keputusan, dengan pertimbangan kemaslahatan umat.

    “Saya pribadi akan ikut keputusan pemerintah pada sidang isbat, apapun hasilnya,” tulis Thomas.

    Sidang Isbat awal Ramadan 1446 H akan berlangsung pada Jumat (28/2/2025), yang menentukan kapan awal puasa 2025 atau 1 Ramadan 1446 H.

  • Menag Minta Kuota Petugas Haji Indonesia Ditambah Jadi 4.000 Orang

    Menag Minta Kuota Petugas Haji Indonesia Ditambah Jadi 4.000 Orang

    loading…

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bersama Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahad Abdulrahman Al-Jalajel. Foto/Istimewa

    JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meminta tambahan kuota petugas haji Indonesia menjadi 4.000 orang, sama seperti tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan Menag langsung kepada Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahad Abdulrahman Al-Jalajel dalam pertemuan yang berlangsung di Rumah Dinas Duta Besar Arab Saudi di Jakarta.

    Menag menjelaskan bahwa kehadiran petugas haji dari Indonesia sangat penting untuk memastikan pelayanan yang optimal bagi jamaah. “Kami memohon agar pendampingan atau petugas haji kami ditambah. Bukan hanya 2.000, tetapi dijadikan 4.000, sama seperti tahun lalu,” ujar Menag dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (25/2/2025).

    Menag pun mengatakan kehadiran petugas haji dari Indonesia akan membantu jemaah di Tanah Suci khususnya karena kendala bahasa. “Alasannya, lebih mudah kami bisa melayani masyarakat kami sendiri karena kami bisa mengerti bahasa lokal mereka, bahasa daerah mereka,” tambahnya.

    Lebih lanjut, dia mengatakan keberadaan petugas Indonesia juga akan membantu meringankan tugas Pemerintah Arab Saudi dalam mengelola jemaah. Dengan memahami kondisi jemaah asal Indonesia, petugas dapat bertindak lebih cepat dan tepat dalam menangani berbagai kebutuhan di lapangan.

    “Jadi sebetulnya keberadaan petugas kami di sana itu juga untuk membantu Pemerintah Saudi Arabia, supaya tidak merepotkan para petugas Saudi Arabia. Karena kami lebih tahu problemnya masyarakat kami daripada mungkin petugas Saudi Arabia,” ungkapnya.

    Menag pun berharap aspirasi dari Indonesia dapat dipertimbangkan oleh Pemerintah Arab Saudi demi kenyamanan dan kelancaran pelaksanaan ibadah haji bagi jamaah, khususnya dari Indonesia.

    (rca)

  • Menteri Agama Nasaruddin Umar Doakan Kesembuhan Paus Fransiskus

    Menteri Agama Nasaruddin Umar Doakan Kesembuhan Paus Fransiskus

    Menteri Agama Nasaruddin Umar Doakan Kesembuhan Paus Fransiskus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag)
    Nasaruddin Umar
    mendoakan kesembuhan Pemimpin Gereja Katolik Dunia,
    Paus Fransiskus
    , yang tengah dirawat di rumah sakit Gemelli, Roma, Italia.
    “Mari sama-sama kita mendoakan Paus Fransiskus yang sedang dirawat di
    RS Gemelli
    di Roma. Semoga Paus Fransiskus cepat sembuh,” kata Nasaruddin dalam Peace Forum bersama Laskar Prabowo 08, dikutip dari keterangannya, Selasa (25/2/2025).
    Nasaruddin mengatakan, Paus Fransiskus adalah sahabat kemanusiaan luar biasa yang telah mengabdikan dirinya untuk umat.
    “Beliau merupakan sahabat kemanusiaan yang luar biasa. Beliau yang telah mengabdikan dirinya untuk umat, mewakafkan dirinya untuk kemanusiaan,” sambung dia.
    Sebagai informasi, Paus menderita pneumonia di kedua paru-parunya, tetapi tim dokter tidak akan memberikan prognosis kepada Bapa Suci Paus Fransiskus.
    Paus Fransiskus yang masih kritis kini kondisinya sedikit membaik.
    Hal ini diungkapkan Vatikan dalam pernyataan, Senin (24/2/2025).
    Menurut keterangan dokter, Bapa Suci belum pulih dari kondisi yang mengancam jiwanya sehingga perawatan di rumah sakit harus dilanjutkan setidaknya selama satu minggu ke depan.
    Paus Fransiskus dirawat di RS Gemelli, Roma, Italia, sejak 14 Februari 2025 karena kesulitan bernapas, tetapi kondisinya memburuk, dengan bronkitisnya berkembang menjadi pneumonia ganda.
    Oksigen yang telah diberikan dalam beberapa hari terakhir atau pada Senin dengan aliran dan persentase oksigen yang sedikit dikurangi.
    Kondisi
    kesehatan
    Paus juga mendapat perhatian khusus karena sebagian paru-parunya telah diangkat sejak muda sehingga menimbulkan risiko paru-paru kronis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tadarus pagi di madrasah tetap berjalan saat Ramadhan

    Tadarus pagi di madrasah tetap berjalan saat Ramadhan

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta menyatakan tadarus pagi di madrasah tetap berjalan saat Ramadhan 1446 Hijriah yang dilanjutkan kegiatan belajar mengajar (KBM).

    “Pembiasaan tadarus pagi yang menjadi ciri khas madrasah tetap berjalan sebelum dilanjutkan dengan KBM dalam menyelesaikan kompetensi dasar maupun capaian pembelajaran,” ujar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DKI Jakarta, Adib saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Dia berharap agar peserta didik dan pihak madrasah dapat menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT sekaligus mencintai Al Quran.

    “Agar Ramadhan dijadikan momentum bagi para peserta didik dan madrasah untuk semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta semakin mencintai Al Quran dengan memperbanyak tadarus dan menghayati isi kandungannya,” kata dia.

    Dia mengatakan jam pembelajaran selama Ramadhan ditetapkan oleh kepala madrasah dengan ketentuan dikurangi setiap jam pelajaran maksimal 10 menit.

    KBM selama Ramadhan akan dimonitoring dan dievaluasi oleh pengawas madrasah, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

    Evaluasi dan pemantauan juga dilakukan pada kegiatan keagamaan selama bulan suci Ramadhan.

    Adapun kegiatan keagamaan di madrasah dilakukan setelah peserta didik melaksanakan Shalat Dzuhur sampai pukul 13.30 WIB untuk jenjang Madrasah Aliyah (MA), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).

    Untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), kegiatan dilakukan pukul 10.30 WIB sampai dengan Shalat dzuhur, sementara untuk tingkatan Raudhatul Athfal (RA) KBM dan kegiatan keagamaan selesai pukul 10.00 WIB.

    “Ceramah keagamaan dalam bentuk kultum selama Ramadhan dilaksanakan secara ‘streaming’ setelah Shalat Dzuhur dan seluruh peserta didik wajib mengikuti dan membuat laporan (bagi jenjang MA/MAK dan MTs),” kata Adib.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menag minta jumlah kuota petugas haji ditambah menjadi 4.000 orang

    Menag minta jumlah kuota petugas haji ditambah menjadi 4.000 orang

    Menteri Agama RI Nasaruddin Umar (kedua kiri), Menteri Kesehatan Kerajaan Arab Saudi Fahd Abdulrahman Al-Jalajel (kedua kanan), dan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah Al-Amudi (kiri) di Kediaman Dubes Saudi di Jakarta, Senin (24/2/2025). ANTARA/Katriana.

    Menag minta jumlah kuota petugas haji ditambah menjadi 4.000 orang
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 24 Februari 2025 – 21:25 WIB

    Elshinta.com – Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta kepada Pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota petugas haji menjadi 4.000 orang atau sama seperti tahun lalu.

    “Kami memohon agar pendampingan atau petugas haji kami ditambah. Bukan hanya 2.000, tetapi dijadikan 4.000, sama seperti tahun lalu,” ujar Menag saat bertemu Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahad Abdulrahman Al-Jalajel di Jakarta, Senin (24/2).

    Menag menjelaskan bahwa kehadiran petugas haji dari Indonesia sangat penting untuk memastikan pelayanan yang optimal bagi jamaah calon haji Indonesia. Di samping itu, tak sedikit calon haji Indonesia yang sudah berusia lanjut, sehingga membutuhkan pendampingan khusus agar bisa menjalani seluruh rangkaian ibadah haji.

    “Alasannya, lebih mudah kami bisa melayani masyarakat kami sendiri karena kami bisa mengerti bahasa lokal mereka, bahasa daerah mereka,” kata Menag.

    Ia menjelaskan, keberadaan petugas Indonesia juga akan membantu meringankan tugas pemerintah Arab Saudi dalam mengelola jamaah.

    Dengan memahami kondisi jamaah asal Indonesia, petugas dapat bertindak lebih cepat dan tepat dalam menangani berbagai kebutuhan di lapangan.

    “Jadi sebetulnya keberadaan petugas kami di sana itu juga untuk membantu pemerintah Saudi Arabia, supaya tidak merepotkan para petugas Saudi Arabia. Karena kami lebih tahu problemnya masyarakat kami dari pada mungkin petugas Saudi Arabia,” katanya.

    Menag Nasaruddin Umar berharap aspirasi dari Indonesia dapat dipertimbangkan oleh pemerintah Arab Saudi demi kenyamanan dan kelancaran pelaksanaan ibadah haji bagi jamaah, khususnya dari Indonesia.

    Sumber : Antara