Kementrian Lembaga: Kemenag

  • Jadwal Buka Puasa Hari Ini di Jakarta dan Sekitarnya, 23 Maret 2025

    Jadwal Buka Puasa Hari Ini di Jakarta dan Sekitarnya, 23 Maret 2025

    Jakarta

    Jadwal buka puasa hari ini untuk Jakarta dan sekitarnya telah diumumkan oleh Ditjen Bimas Islam Kemenag. Jadwal ini termuat dalam jadwal imsakiah Ramadan 2025 yang juga meliputi waktu imsak dan salat lima waktu.

    Hari ini, Minggu, 23 Maret 2025, bertepatan dengan 23 Ramadan 1446 Hijriah, menandai hari ke-23 ibadah puasa Ramadan tahun ini. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk mengetahui waktu imsak dan buka puasa hari ini.

    Jadwal Buka Puasa di Jakarta (23 Maret 2025)

    Mengutip dari jadwal imsakiah yang dilansir Ditjen Bimas Islam Kemenag, berikut ini informasi waktu buka puasa di Kota Jakarta dan Kabupaten Kepulauan Seribu pada 23 Maret 2025/23 Ramadan 1446 Hijriah:

    Kota Jakarta

    Imsak: 04:32Subuh: 04.42Zuhur: 12.03Asar: 15.13Magrib: 18.05 (Buka Puasa)Isya: 19.14

    Kab. Kepulauan Seribu

    Imsak: 04:33Subuh: 04.43Zuhur: 12.05Asar: 15.14Magrib: 18.06 (Buka Puasa)Isya: 19.14

    Informasi lengkap jadwal imsakiah 2025 di Jakarta selama bulan Ramadan 1446 Hijriah dipaparkan pada tabel di bawah ini:

    TanggalImsakSubuhZuhurAsarMagribIsyaSabtu, 1 Maret 202504:3304:4312:0815:1218:1519:24Minggu, 2 Maret 202504:3304:4312:0815:1118:1419:23Senin, 3 Maret 202504:3304:4312:0815:1018:1419:23Selasa, 4 Maret 202504:3304:4312:0815:0818:1419:23Rabu, 5 Maret 202504:3304:4312:0815:0818:1319:22Kamis, 6 Maret 202504:3304:4312:0715:0818:1319:22Jumat, 7 Maret 202504:3304:4312:0715:0918:1219:21Sabtu, 8 Maret 202504:3304:4312:0715:0918:1219:21Minggu, 9 Maret 202504:3304:4312:0715:1018:1219:20Senin, 10 Maret 202504:3304:4312:0615:1018:1119:20Selasa, 11 Maret 202504:3304:4312:0615:1018:1119:19Rabu, 12 Maret 202504:3304:4312:0615:1118:1019:19Kamis, 13 Maret 202504:3304:4312:0615:1118:1019:18Jumat, 14 Maret 202504:3304:4312:0515:1118:0919:18Sabtu, 15 Maret 202504:3304:4312:0515:1218:0919:17Minggu, 16 Maret 202504:3304:4312:0515:1218:0819:17Senin, 17 Maret 202504:3204:4212:0415:1218:0819:16Selasa, 18 Maret 202504:3204:4212:0415:1218:0719:16Rabu, 19 Maret 202504:3204:4212:0415:1318:0719:15Kamis, 20 Maret 202504:3204:4212:0415:1318:0719:15Jumat, 21 Maret 202504:3204:4212:0415:1418:0719:15Sabtu, 22 Maret 202504:3204:4212:0315:1418:0619:14Minggu, 23 Maret 202504:3204:4212:0315:1318:0519:14Senin, 24 Maret 202504:3204:4212:0315:1418:0519:13Selasa, 25 Maret 202504:3204:4212:0315:1418:0419:13Rabu, 26 Maret 202504:3104:4112:0215:1418:0419:12Kamis, 27 Maret 202504:3104:4112:0215:1418:0319:12Jumat, 28 Maret 202504:3104:4112:0115:1418:0319:11Sabtu, 29 Maret 202504:3104:4112:0115:1418:0219:11Minggu, 30 Maret 202504:3104:4112:0115:1418:0219:10Jadwal Imsakiah Ramadan 2025 se-Indonesia

    Untuk jadwal imsakiah Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi di seluruh wilayah Indonesia selengkapnya bisa juga dicek melalui laman detikcom dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

    Klik link https://www.detik.com/hikmah/jadwal-sholat/Pilih kota yang diinginkan pada menu “Cari Kota Lainnya“Halaman akan menampilkan jadwal imsakiah di kota tersebutKlik “Download” di kanan atas untuk simpan jadwal dalam PNG.

    Demikian informasi jadwal imsakiah harian selama bulan Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi. Semoga bermanfaat!

    (wia/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Festival Ramadan Awali Pembangunan Masjid Agung di Tangerang – Halaman all

    Festival Ramadan Awali Pembangunan Masjid Agung di Tangerang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kegiatan festival “Ramadan Under The Dome” yang diadakan di Pantai Indah Kapuk 2 Tangerang, Banten, pada 21 Maret 2025, menandai awal dalam pengembangan fasilitas ibadah, di antaranya Masjid Agung As’adiyah, di kawasan tersebut.

    Acara yang dilaksanakan di SPIKE Air Dome ini tak hanya festival Ramadan, tapi bagian dari awal rencana pembangunan pusat ibadah khususnya Masjid Agung di kawasan tersebut.

    Acara ini digelar terpusat di satu lokasi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan terpisah-pisah.

    Di samping berbuka puasa, acara juga menyuguhkan tausiyah dan siraman rohani sebagai bagian dari perjalanan pengembangan fasilitas keagamaan di kawasan ini.

    Managing Director Spike Air Dome, Ryan Adrian mengatakan, dengan dimulainya acara festival Ramadan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pengembangan fasilitas ibadah yang lebih besar, yang nantinya akan mendukung kebutuhan spiritual masyarakat.

    “Jadi, harapannya ini menjadi yang pertama, sekaligus awal dari sesuatu yang lebih besar,” kata Ryan, dalam keterangannya, dikutip Minggu (23/3/2025).

    Sebagai bagian dari upaya pengembangan, pembangunan fasilitas ibadah besar, termasuk masjid agung dengan kapasitas tampung hingga 5.000 orang, kini tengah direncanakan.

    Pengembangan tersebut bertujuan untuk menyediakan tempat ibadah yang memadai sekaligus mendukung aktivitas keagamaan masyarakat.

    Proyek pembangunan ini, yang mencakup masjid-masjid besar, diharapkan dapat selesai pada akhir 2026 dan menjadi pusat kegiatan keagamaan serta pendidikan bagi masyarakat muslim atau Islamic Center.

    “Selama ini, di sini belum ada fasilitas masjid yang besar. Jadi, ini adalah salah satu road to (Masjid Agung-red),” ujar Ryan.

    “Karena kami sedang membangun fasilitas-fasilitas ibadah yang besar, masjid-masjid, termasuk masjid agung. Jadi, ini adalah road to masjid-masjid yang sedang kami bangun,” sambungnya.

    Rencana pembangunan masjid agung ini sempat disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar saat meresmikan pemancangan pembangunan Masjid Al Ikhlas, di PIK 2 pada 7 Maret 2025. 

    Menag pun berharap Masjid Al Ikhlas tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat.

    Ia juga menyatakan bahwa masjid ini merupakan yang keempat di kawasan tersebut, dengan rencana pembangunan Masjid Agung As’adiyah yang lebih besar dan akan berfungsi sebagai Islamic Center dengan kapasitas 5.000 jemaah.

  • Lebaran Idul Fitri 2025: Ini Tanggal dan Libur Panjang yang Dinanti – Page 3

    Lebaran Idul Fitri 2025: Ini Tanggal dan Libur Panjang yang Dinanti – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di Indonesia. Pada tahun 2025, pemerintah memprediksi Hari Raya Idul Fitri 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Bila itu terjadi, lebaran ini akan berlangsung secara serentak bersama Muhammadiyah.

    Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad, memprediksi Lebaran Idul Fitri atau 1 Syawal 1446 Hijriah/2025 Masehi akan jatuh pada pada tangggal 31 Maret 2025.

    “Kalau menurut hitung-hitungannya hisab, kemungkinan insya Allah (Idul Fitri) kita akan sama, yaitu di tanggal 31 Maret,” ujar Abu Rokhmad di Jakarta, seperti dikutip dari Antara.

    Abu menjelaskan secara astronomis atau hisab pada 29 Ramadhan 1446 Hijriah, belum terjadi ijtimak. Posisi hilal masih di bawah ufuk antara -3 hingga -1 derajat. Artinya, secara teori hilal tidak mungkin bisa diamati.

    sementara itu berdasarkan analisis astronomi, Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah diperkirakan akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Hal ini disampaikan oleh Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.

    Menurutnya, perhitungan berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) serta wujudul hilal menunjukkan keseragaman dalam penentuan awal Syawal tahun ini.

    “Fakta astronomi dari tanggal awal Syawal 1446 menurut kriteria MABIMS berada di wilayah benua Amerika. Ini adalah garis tanggal ketinggian 3 derajat dan ini garis tanggal elongasi 6,4 derajat geosentrik pada saat Maghrib 29 Maret, hilal tidak mungkin terlihat di Indonesia, maka satu Syawal 1446 menurut kriteria Mabims adalah 31 Maret 2025,” ujar Thomas dikutip pada Kamis (20/3/2025).

    Senada dengan itu, kriteria wujudul hilal juga menunjukkan hasil yang sama. “Garis tanggal wujudul hilal berada di luar Indonesia, tepatnya di Asia Tengah. Pada saat Maghrib 29 Maret, hilal di Indonesia masih di bawah ufuk, sehingga Idul Fitri juga jatuh pada 31 Maret 2025,” tambahnya.

    Dengan demikian, Idul Fitri tahun ini diprediksi akan dirayakan secara seragam pada Senin, 31 Maret 2025, baik oleh pemerintah maupun organisasi Islam di Indonesia.

    “Kepastian resminya akan ditetapkan dalam Sidang Isbat pada 29 Maret 2025,” kata Thomas Djamaluddin.

     

  • Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan Lebaran Idulfitri 2025 pada 29 Maret

    Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan Lebaran Idulfitri 2025 pada 29 Maret

    Bisnis.com, JAKARTA –  Kementerian Agama akan menggelar sidang penetapan (isbat) awal Syawal 1446 H pada 29 Ramadan yang bertepatan 29 Maret 2025.

    Hal ini ditegaskan oleh Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad saat memimpin Rapat Persiapan Sidang Isbat Awal Syawal 1446 H.

    “Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” jelas Abu Rokhmad dilansir dari laman resmi Kemenag.

    Penggunaan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawwal merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam.

    Menurut Abu Rokhmad, hal ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Dalam fatwa itu disebutkan, penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyah oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

    Secara hisab atau perhitungan astronomi, lanjut Abu Rokhmad, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB. Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh.

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” tegas Abu Rokhmad.

    Dijeskan Abu Rokhmad, setidaknya ada dua dimensi dari proses pelaksanaan Rukyatul Hilal. Pertama, dimensi ta’abbudi. “Rukyat sejalan sunnah Nabi yang sudah dilakukan sejak dulu untuk melakukan rukyat saat akan mengawali atau mengakhiri puasa,” ujarnya.

    “Sunnah ini dipertegas oleh Fatwa MUI bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah berdasarkan metode hisab dan rukyat,” sambungnya.

    “Ini juga bagian dari Syiar Islam. Ini penting,” katanya lagi.

    Kedua, dimensi pengetahuan. Rukyat merupakan proses konfirnasi atas data-data hisab dan antronomis.

    “Apa yang telah dihitung secara astronomi, kita konfirmasi di lapangan melalui rukyat,” sebut Abu Rokhmad.

    “Sebagaimana awal Ramadan, kita akan gunakan alat yang canggih dalam proses rukyat,” sambungnya.

    Proses Rukyatul Hilal rencana akan dilalukan di 33 titik. Menurut Abu Rokhmad, ada satu titik rukyatul hilal di setiap provinsi, kecuali Bali.

    “Di provinsi Bali dalam suasana Nyepi. Sehingga rukyatul hilal tidak kita gelar di sana. Kita saling menghormati,” tandasnya.

    Abu Rokhmad menambahkan, proses sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang magrib. Kemenag mengundang perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam. Diundang juga perwakilan dari LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.

    Sidang isbat akan digelar sekitar pukul 18.45 WIB yang berlangsung secara tertutup. Hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
     

  • Menag Nasaruddin: Kerukunan Umat Kunci Kembangkan Potensi Bangsa

    Menag Nasaruddin: Kerukunan Umat Kunci Kembangkan Potensi Bangsa

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan, kerukunan umat beragama merupakan syarat penting dalam mengembangkan potensi bangsa. Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah, tetapi tanpa persatuan dan solidaritas, potensi tersebut tidak akan dapat dimanfaatkan secara optimal.

    “Harus berbanding lurus antara potensi bangsa, keindahan bangsa, tetapi pada saat yang bersamaan adalah kerukunan itu sendiri. Tanpa kerukunan, tidak ada artinya apapun kekayaan itu. Karena itu, perpaduan antara kerukunan, solidaritas, dan juga penggalian potensi, potensi kekayaan bangsa, itu harus dimanfaatkan,” ujar Menag Nasaruddin, di Jakarta, Sabtu (22/3/2025).

    Selain menekankan pentingnya kerukunan, Nasaruddin juga mengajak masyarakat untuk menanamkan semangat kebangsaan di tengah keberagaman. Ia menekankan, setiap warga negara, terlepas dari agamanya, harus memiliki rasa cinta terhadap Indonesia.

    “Jadi bagaimana mendidik seorang muslim 100%, tetapi juga Indonesia 100%. Katolik 100%, Indonesia juga 100%. Jangan mempertentangkan antara keagamaan dan kebangsaan. Sebab itu bisa menjadi masalah dalam kehidupan berbangsa,” jelas Nasaruddin.

    Dengan semangat persatuan, Nasaruddin meyakini Indonesia bisa fokus mengelola potensi yang dimiliki guna mengatasi berbagai permasalahan sosial, termasuk kemiskinan.

    Dalam kesempatan yang sama, Menag Nasaruddin juga menyoroti pentingnya pengelolaan potensi bangsa secara adil. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan memberantas korupsi.

    “Kita sangat yakin apabila potensi di Indonesia dikelola secara adil, maka seharusnya tidak ada orang miskin di Indonesia. Maka itu, kita harus mendukung Presiden Prabowo memberantas korupsi yang menggerus potensi bangsa,” jelas Menag Nasaruddin.

  • Jangan Mempertentangkan Agama dan Kebangsaan

    Jangan Mempertentangkan Agama dan Kebangsaan

    Jakarta

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berbicara mengenai pentingnya persatuan antar-umat beragama. Ia menyampaikan pentingnya persatuan tanpa mempertentangkan agama dan kebangsaan.

    Hal itu ia sampaikan saat menghadiri acara dialog keumatan kebangsaan Badan Pengurus Pusat Ikatan Alumni UIN Allaudin (BPP IKA UINAM) Makasar, Menteng, Jakarta Pusat. Bersama dengan Idrus Marham selalu Ketua BPP IKA UINAM, Nasaruddin menyampaikan pentingnya persatuan tanpa bicara agama.

    “Kita harus dipersatukan, diikat oleh sebuah ikatan yang lebih dalam, karena kita berada pada posisi bangsa yang sangat strategis,” kata Nasaruddin saat ditemui wartawan Sabtu (22/5/2025).

    “Jadi jangan sampai nanti kita memisahkan antara keagamaan dan kebangsaan. Itu sudah dilewati lah persoalan-persoalan itu,” tambahnya.

    Nasaruddin mengatakan masyarakat Indonesia harus mampu menunjukkan jati diri negaranya tanpa melihat perbedaan agama. Sehingga, ia meminta masyarakat tak mempertentangkan agama dengan kebangsaan.

    “Jangan-jangan nanti wajah kita mirip Indonesia, tapi isi kepalanya ada Cina, ada Amerika, jadi ke-Indonesiaan itu gimana? Jadi bagaimana meng-Indonesiakan umat beragama apapun agamanya di Indonesia,” jelasnya.

    Ketua BPP IKA UINAM Idrus Marham menambahkan agar masyarakat muslim tidak memiliki jiwa yang defensif menghadapi perbedaan. Menurutnya, sikap itu justru membuat kehidupan berbangsa terasa seperti dipaksakan.

    “Jadi jiwa Islam yang defensif nah itulah sebabnya akibatnya apa tadi sudah bahwa ada pandangan dan lain-lain sebagainya, melakukan sesuatu itu karena terpaksa, kalau istilahnya Prof Hamdan itu adalah jadi iman, keimanan darurat,” ucap Idrus Marham.

    (taa/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jadwal Idul Fitri 2025 Versi Muhammadiyah, Pemerintah, NU, dan BRIN, Serentak Tanggal 31 Maret? – Halaman all

    Jadwal Idul Fitri 2025 Versi Muhammadiyah, Pemerintah, NU, dan BRIN, Serentak Tanggal 31 Maret? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebentar lagi, umat Islam akan merayakan Idul Fitri atau Lebaran 2025 yang dirayakan pada 1 Syawal 1446 H.

    Setelah hampir berpuasa satu bulan, perayaan Idul Fitri 2025 menjadi satu hari yang paling ditunggu.

    Oleh karena itu, banyak masyarakat yang menanti kapan jadwal Idul Fitri 2025.

    Terlebih jadwal Idul Fitri selalu menjadi topik menarik karena adanya perbedaan metodologi dalam penetapannya.

    Selengkapnya, simak penjelasan di bawah ini.

    Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan jadwal Lebaran 2025 jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

    Penetapan ini, dilakukan berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang sudah menjadi pedoman bagi Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan hijriah.

    Menurut Muhammadiyah, ijtimak jelang Syawal 1446 H terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 17.59:51 WIB.

    Saat itu, tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta berada (f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT) = -01° 59¢ 04⊃2; sehingga hilal belum wujud.

    Umur bulan Ramadan 1446 H pun, menurut Muhammadiyah, disempurnakan (istikmal) menjadi 30 hari.

    Dengan demikian, warga Muhammadiyah yang mengikuti keputusan tersebut, dapat merayakan Idul Fitri pada Senin, 31 Maret 2025, tanpa harus menunggu keputusan pemerintah melalui sidang isbat.

    Jadwal Idul Fitri 2025 Versi Pemerintah

    Sementara itu, keputusan jadwal Lebaran 2025 versi pemerintah masih harus menunggu sidang isbat.

    Rencananya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang penetapan (isbat) awal Syawal 1446 H pada Sabtu, 29 Maret 2025.

    “Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025.”

    “Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal,” kata Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa (18/3/2024).

    Secara hisab atau perhitungan astronomi, lanjut Abu Rokhmad, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB. 

    Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh.

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” tegas Abu Rokhmad.

    Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia tahun 2025 yang dirilis Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, tanggal 31 Maret dan 1 April 2025 ditandai sebagai Idul Fitri 1446 H.

    Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) juga belum menentukan jadwal Idul Fitri 2025. 

    Sebab untuk menentukan awal bulan Syawal, NU menggunakan metode rukyat (melihat peredaran bulan baru).

    Dalam metode rukyat, hilal yang berada di bawah ketinggian dua derajat mustahil diamati dengan mata.

    Namun jika lebih dari dua derajat, maka hilal memungkinkan untuk dilihat dengan mata telanjang.

    Oleh karena itu, dalam menentukan jadwal Idul Fitri 2025, NU harus melakukan pengamatan hilal saat matahari terbenam menjelang akhir bulan Ramadhan.

    Biasanya, jadwal Idul Fitri NU sama seperti keputusan pemerintah.

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan, Idul Fitri 2025 akan dilaksanakan secara serentak pada Senin, 31 Maret 2025.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin menjelaskan perhitungan berdasarkan kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) serta wujudul hilal, menunjukkan keseragaman dalam penentuan awal Syawal tahun ini.

    Menurut Thomas, garis tanggal awal Syawal 1446 H menurut kriteria MABIMS berada di wilayah benua Amerika. 

    “Pada saat Maghrib, 29 Maret, hilal tidak mungkin terlihat di Indonesia. Maka, 1 Syawal 1446 H menurut kriteria MABIMS adalah 31 Maret 2025,” kata Thomas dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/3/2025).

    Selain itu, kata dia, garis tanggal Wujudul Hilal berada di luar Indonesia, yaitu di Asia Tengah. 

    Thomas menjelaskan, saat Maghrib pada 29 Maret 2025, posisi hilal di Indonesia masih di bawah ufuk. 

    OIeh sebab itu, 1 Syawal 1446 H menurut kriteria Wujudul Hilal jatuh pada 31 Maret 2025. 

    “Dengan demikian, Idul Fitri 1446 H akan seragam atau serentak pada Senin, 31 Maret 2025,” tambahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “BRIN Perkirakan Lebaran 2025 Serentak, Berikut Penjelasannya”

    (Tribunnews.com/Sri Juliati) 

  • Sidang Isbat Idulfitri 29 Maret, Menag: Lebaran 2025 Berpotensi Bareng

    Sidang Isbat Idulfitri 29 Maret, Menag: Lebaran 2025 Berpotensi Bareng

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penetapan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah pada 29 Maret 2025. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan ada kemungkinan Lebaran jatuh pada pada 31 Maret 2025, serentak antara pemerintah, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah. 

    “Potensinya berdua sama-sama. Iya potensinya (sama Lebaran 31 Maret 2025),” ujar Nasaruddin seusai ilaturahmi dan buka puasa bersama Badan Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (BPP IKA UIN Alauddin Makassar) di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/3/2025) malam. 

    Dalam acara tersebut hadir sejumlah tokoh, di antaranya juga Gubernur Lemhannas TB Ace Hasan Syadzily, cendikiawan Yudi Latif, hingga Ketua Umum IKA UIN Alauddin Makassar Idrus Marham.

    Nasaruddin mengatakan potensi perayaan Lebaran 2025 sama antara pemerintah dengan Muhammadiyah karena kondisi objektif yang terjadi kekinian. 

    “Tetapi kalau melihat kondisi objektifnya hilal berdasarkan hisab ini, masih di bawah nol, masih minus 3 derajat. Intinya juga elongasinya juga masih sangat rendah untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan, yaitu ketinggian hilal 3 derajat dan elongasinya sekitar 6 derajat,” jelas dia.

    Hanya saja, Nasaruddin tetap meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat penentuan 1 Syawal 1446 Hijriah pada 29 Maret 2025 mendatang. Penentuan Lebaran 2025 diawali dengan pemantauan hilal di sejumlah titik lokasi di seluruh Indonesia.

    Muhammadiyah sudah menetapkan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah jatuh pada 31 Maret 2025 berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

    “Segi ilmu hisab, Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa ini istikmal, artinya dicukupkan 30 hari bulan suci Ramadan, dengan demikian Lebaran tanggal 31 Maret 2025, tetapi kepastiannya itu nanti menunggu sidang isbat pada tanggal 29 Maret,” pungkas Nasaruddin.

  • BRIN dan BMKG Ungkap Kapan Lebaran Idulfitri 2025, Cek Jadwalnya

    BRIN dan BMKG Ungkap Kapan Lebaran Idulfitri 2025, Cek Jadwalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu, 29 Maret 2025. Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki prediksi masing-masing terkait hal ini.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaludin, menyebut posisi Bulan di Indonesia masih berada di bawah ufuk saat Maghrib pada 29 Maret. Kondisi ini membuat hilal tidak dapat terlihat sehingga 1 Syawal tidak bisa ditetapkan pada 30 Maret 2025.

    Ketentuan tersebut mengacu pada kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang digunakan oleh pemerintah dan ormas Islam. Selain itu, kondisi ini juga tidak memenuhi kriteria wujudul hilal yang menjadi pedoman Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan hijriah.

    Sesuai kesepakatan MABIMS, awal bulan hijriah hanya dapat ditetapkan jika tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Dengan posisi Bulan yang masih di bawah ufuk pada 29 Maret, maka Idulfitri 1446 Hijriah diperkirakan akan dirayakan secara serempak pada 31 Maret 2025.

    “Pada saat maghrib 29 Maret posisi Bulan di Indonesia di bawah ufuk. Artinya, tidak memenuhi kriteria MABIMS yang digunakan Pemerintah dan ormas-ormas Islam serta tidak memenuhi kriteria Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah,” sebagaimana disebut Thomas, dikutip dari CNNIndonesia.com, Sabtu (22/3/2025).

    Meski demikian, Thomas mengimbau masyarakat untuk tetap menunggu hasil resmi dari Sidang Isbat yang akan digelar pemerintah pada 29 Maret. Keputusan akhir akan tetap bergantung pada hasil rukyatul hilal yang dilakukan di berbagai wilayah Indonesia.

    BMKG juga mencatat bahwa ketinggian hilal pada 29 Maret 2025 di Indonesia berkisar antara -3,29 derajat di Merauke, Papua hingga -1,07 derajat di Sabang, Aceh. Sementara itu, pada 30 Maret 2025, ketinggian hilal diperkirakan antara 7,96 derajat di Merauke hingga 11,48 derajat di Sabang.

    BMKG turut melaporkan elongasi geosentris, yaitu jarak sudut antara piringan Bulan dan pusat piringan Matahari, yang diamati dari permukaan Bumi. Pada 29 Maret 2025, elongasi berkisar antara 1,06 derajat di Kebumen, Jawa Tengah hingga 1,61 derajat di Oksibil, Papua.

    Sedangkan pada 30 Maret 2025, elongasi di Indonesia diperkirakan berkisar antara 13,02 derajat di Merauke hingga 14,83 derajat di Sabang.

    (fab/fab)

  • Menag Nasaruddin Umar: Jangan Membuat Kebijakan yang Terlalu Melangit!

    Menag Nasaruddin Umar: Jangan Membuat Kebijakan yang Terlalu Melangit!

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan tak akan mengkompromi praktik suap dalam promosi jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).

    “Saya tidak akan mempromosikan seseorang hanya karena memiliki koneksi. Lebih baik mengangkat orang yang masih perlu belajar tetapi memiliki integritas daripada orang yang cakap tetapi korup,” ujarnya dikutip pada Sabtu (22/3/2025).

    Menurut Nasaruddin, jabatan adalah amanah yang harus diperoleh dengan cara yang benar. Ia menegaskan bahwa promosi harus didasarkan pada kompetensi, dedikasi, dan integritas, bukan kedekatan atau kepentingan pribadi.

    Ia berharap lingkungan Kemenag semakin bersih dari praktik korupsi dan semakin profesional dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat.

    “Jika garis tangan kita memang ditakdirkan untuk naik jabatan, maka itu akan datang dengan sendirinya. Yang terpenting adalah bekerja dengan jujur dan ikhlas demi kemaslahatan umat,” tegasnya.

    Selain itu, Menag juga mendorong seluruh jajaran Ditjen Bimas Islam untuk lebih profesional dalam melayani umat.

    Ia menyebut, Ditjen Bimas Islam merupakan wajah depan Kemenag, sehingga harus menjadi contoh bagi unit lainnya. Karenanya, ia mengingatkan pentingnya kebijakan berbasis data dalam setiap pengambilan keputusan.

    “Jangan membuat kebijakan yang terlalu melangit tanpa dasar kuantitatif yang kuat. Sebelum mengambil keputusan, lakukan survei agar kebijakan kita benar-benar berdampak bagi masyarakat,” tambahnya.

    Pemanfaatan teknologi saat ini, kata dia, memungkinkan akses cepat terhadap sejumlah informasi. Dengan memanfaatkan data dari sumber terpercaya seperti Badan Pusat Statistik (BPS), kebijakan yang dibuat bisa lebih akurat dan tepat sasaran.