Kementrian Lembaga: Kemenag

  • Kapan Idulfitri 2025 Menurut Muhammadiyah? Cek di Sini

    Kapan Idulfitri 2025 Menurut Muhammadiyah? Cek di Sini

    loading…

    Kapan Idulfitri 2025 menurut Muhammadiyah? Jadwal Idulfitri 2025 menurut Muhammadiyah diulas di artikel ini. Ilustrasi/Dok SindoNews

    JAKARTA – Kapan Idulfitri 2025 menurut Muhammadiyah? Jadwal lengkap Idulfitri 2025 menurut Muhammadiyah akan diulas di artikel ini.

    Setiap tahun, penetapan Idulfitri dinantikan umat Islam. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan jadwal Idulfitri sejak jauh-jauh hari. Sementara, pemerintah biasanya akan melakukan pemantauan hilal dan sidang isbat untuk menentukan kapan Idulfitri.

    Idulfitri 2025 menurut Muhammadiyah
    Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Itu artinya, Idulfitri akan berlangsung pada Senin, 31 Maret 2024 atau lima hari lagi.

    Penetapan ini berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1 Tahun 2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah. Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti mengatakan penetapan ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

    Menurut Sayuti, terkait dengan bulan Syawal 1446 Hijriah, pada hari Sabtu Kliwon 29 Ramadan 1446 Hijriyah yang bertepatan dengan 29 Maret 2025, ijtimak jelang Syawal 1446 Hijriah terjadi pada pukul 17 lebih 59 menit dan 51 detik WIB.

    “Tinggi bulan pada saat matahari terbenam untuk Yogyakarta yaitu minus 1 derajat 59 menit 4 detik, hilal belum wujud. Pada saat matahari terbenam Sabtu 29 Maret 2025 Masehi itu di seluruh wilayah Indonesia bulan berada di bawah ufuk, hilal belum wujud, karena itu umur bulan Ramadan 1446 Hijriah disempurnakan atau istikmal menjadi 30 hari,” katanya, Rabu Rabu (12/2/2025).

    Karena itu, Sayuti mengungkapkan bahwa di wilayah Indonesia Idulfiitri 1 Syawal 1446 Hijriah, jatuh pada hari Senin Pahing 31 Maret 2025.

    Sementara, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat (Penetapan) awal 1 Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu, 29 Maret 2025. Sidang ini akan menentukan Idulfitri 1446 H.

    “29 Maret (Sidang Isbat),” ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Abu Rokhmad singkat saat dikonfirmasi iNews Media Group, Kamis (6/3/2025).

    (zik)

  • Kemenag Lepas Ratusan Peserta Program Mudik Gratis 1446 Hijriah

    Kemenag Lepas Ratusan Peserta Program Mudik Gratis 1446 Hijriah

    loading…

    Kementerian Agama (Kemenag) menggelar pelepasan Mudik Gratis Kemenag 1446 Hijriah/2025M. Foto/Istimewa

    JAKARTA – Kementerian Agama ( Kemenag ) menggelar pelepasan Mudik Gratis Kemenag 1446 Hijriah/2025M. Acara yang digelar di lapangan Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat ini dirangkaikan dengan penyerahan santunan anak yatim dan pembagian sembako.

    Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Ramadan Kemenag 1446 H/2025 M yang mengusung tema nasional “Ramadan Menyenangkan dan Menenangkan”. Sebanyak 739 pemudik diberangkatkan menggunakan 16 bus dengan tujuan berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera.

    Program Mudik Gratis Kemenag ini merupakan tahun keempat penyelenggaraan dan hasil kerja sama dengan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, serta mitra kerja dari berbagai lembaga keuangan. “Program mudik ini merupakan upaya nyata fasilitasi pemerintah memberikan layanan mudik yang nyaman dan aman kepada masyarakat. Alhamdulillah, animo masyarakat sangat tinggi,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar, Selasa (25/3/2025).

    “Pada momentum Ramadan tahun ini, Kementerian Agama banyak menginisiasi program yang selain sebagai syiar juga didesain relevan dengan kebutuhan masyarakat khususnya umat Islam,” sambungnya.

    Kemenag juga membagikan 1.350 boks takjil puasa yang berasal dari seluruh unit Eselon I, Pusbimdik Khonghucu, dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag. Pembagian takjil ini tidak hanya melibatkan umat Islam, tetapi juga umat Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, menunjukkan resonansi sukacita Ramadan dari dan untuk semua.

    Selain itu, Kemenag telah mendistribusikan 100 ton kurma hibah dari Pemerintah Arab Saudi ke berbagai lembaga, masjid, dan entitas masyarakat lainnya. Kemenag juga menerbitkan Surat Edaran kepada seluruh masjid, khususnya yang berada di jalur mudik, untuk tetap buka dan memberikan layanan kepada pemudik.

    “Ramadan memberikan resonansi sukacita dari dan untuk semua,” ujar Menteri Agama.

    Menag juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra kerja dan pihak yang telah berpartisipasi dalam suksesnya program Ramadan Kemenag. Ia juga mengucapkan selamat jalan kepada para pemudik dan selamat Hari Raya Idulfitri.

  • Idulfitri 1446 Hijriah Kapan? Cek Jadwal Versi Muhammadiyah dan Pemerintah

    Idulfitri 1446 Hijriah Kapan? Cek Jadwal Versi Muhammadiyah dan Pemerintah

    TRIBUNJAKARTA.COM – Hari raya Idulfitri 1446 Hijriah kapan? cek jadwal versi Muhammadiyah dan Pemerintah.

    Umat Muslim kini tengah menanti ketetapan kapan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Muhammadiyah sebelumnya sudah mengumumkan bahwa Hari Raya Idulfitri 1446 hijriah akan jatuh pada 31 Maret 2025.

    Penetapan tersebut sebagaimana tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025. 

    Namun apakah Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah versi Muhammadiyah akan sama dengan Pemerintah, masih jadi pertanyaan.

    Pemerintah saat ini masih belum mengumumkan terkait kapan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah secara resmi.

    Akan tetapi Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Abu Rokhmad mengatakan pihaknya akan menggelar sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1446 Hijriah pada 29 Maret 2025.

    Penentuan tanggal 1 Syawal nantinya akan dilakukan dengan menggunakan metode hisab (perhitungan hilal secara astronomis dan sistematis) dan rukyat (pengamatan Bulan). 

    Hal ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. 

    “Sebagaimana biasanya, sidang Isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” kata Abu Rokhmad, Selasa (18/3/2024).

    Ia menjelaskan secara hisab atau perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi akan terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB.

    Oleh sebab itu berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh.

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” kata Abu Rokhmat.

    Adapun proses rukyatul hilal ini rencana akan dilalukan di 33 titik seluruh Indonesia.

    Nantinya, hasil keputusan dari sidang tersebut akan disampaikan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, setelah sidang Isbat tersebut digelar.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp ChannelTribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

  • UIN Walisongo Tambah 4 Guru Besar, Tingkatkan Kualitas Pendidikan Keagamaan

    UIN Walisongo Tambah 4 Guru Besar, Tingkatkan Kualitas Pendidikan Keagamaan

    TRIBUNJATENG.COM – Kementerian Agama telah menerbitkan surat keputusan (SK) terkait penetapan 185 profesor atau guru besar rumpun ilmu agama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

    Surat Keputusan Menteri Agama (KMA) terkait penetapan 185 profesor atau guru besar itu diserahkan secara simbolis oleh Sekjen Kemenag Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A dan Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. Amin Suyitno, M.Ag serta Dirjen Bimas Hindu Prof. Dr. Drs I Nengah Duija, M.Si kepada para guru besar yang mengikuti pengukuhan secara Luring dan Daring, di Jakarta, Selasa (25/03/2025).

    Dalam kesempatan itu, Kamaruddin menegaskan, penetapan guru besar rumpun ilmu agama oleh Kemenag tetap mengacu kepada standar mutu sebagaimana yang dilakukan oleh Kemendikbud dan diatur dalam PMA 7/2021 dan KMA 856/2021.

    “Pengukuhan guru besar sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di lingkungan Kementerian Agama. Hal ini tidak hanya memberikan pengakuan akademis, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik keagamaan yang moderat di Indonesia,” terangnya dalam arahan.

    Kepada para guru besar baru tersebut, Kamaruddin berpesan untuk dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

    “Kita berharap dengan amanah baru sebagai profesor ini, ada peningkatan kualitas perguruan tinggi secara signifikan. Seorang profesor bukan hanya sekadar gelar, tetapi juga menjadi rujukan dan otoritas akademik,” harap Kamaruddin.

    Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno mengatakan bahwa penetapan guru besar di lingkungan Kementerian Agama harus diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan.

    “Akreditasi unggul menjadi salah satu indikator penting yang mencerminkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI),” ucapnya.

    Amien Suyitno menyatakan bahwa Kementerian Agama berkomitmen untuk mendukung proses pengajuan kenaikan jabatan ke Lektor Kepala dan Guru Besar.

    Ia berharap bahwa akan lahir lebih banyak guru besar yang berkualitas dari Kementerian Agama, yang dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu pengetahuan juga teknologi di Indonesia.

    Daftar Penerima Penetapan Profesor untuk UIN Walisongo Semarang

    Dr. Ahmad Ismail, M.Ag.,M.Hum. (FITK) bidang ilmu/kepakaran: Ilmu Lughah Al-Ashriyyah (Linguistik Modern)
    Dr. Muhammad Sulthon, MAg. (Pascasarjana) Bidang ilmu/kepakaran: Manajemen Dakwah
    Dr. Moh Nor Ichwan, M.Ag. (Fuhum) bidang ilmu/kepakaran: Metodologi Tafsir Al-Qur’an
    Dr. Tholkhatul Khoir, M.Ag. (FSH) bidang ilmu/kepakaran: Ushul Fiqh. (*)

  • Aturan Ganjil Genap di Jakarta 28 Maret-7 April 2025, Libur Nyepi dan Lebaran

    Aturan Ganjil Genap di Jakarta 28 Maret-7 April 2025, Libur Nyepi dan Lebaran

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan kebijakan terkait penerapan aturan ganjil genap selama periode 28 Maret hingga 7 April 2025.

    Kebijakan ini berkaitan erat dengan penetapan hari libur nasional dan cuti bersama dalam rangka Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1977 dan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Peniadaan Aturan Ganjil Genap

    Berdasarkan informasi resmi, aturan ganjil genap di Jakarta ditiadakan selama periode 28 Maret 2025 hingga 7 April 2025.

    Peniadaan ini dilakukan sehubungan dengan adanya libur dan cuti bersama Hari Suci Nyepi dan Hari Raya Idul Fitri.

    Keputusan ini mengacu pada:

    – Surat Keputusan Bersama Menteri Agama Nomor 1017 Tahun 2024, Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2024 dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negra dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025; dan

    – Pergub DKI Jakarta No 88 Tahun 2019 Pasal 3 Ayat (3): Pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil genap tidak diberlakukan pada hari Sabtu, Minggu, dan HARI LIBUR NASIONAL yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

    Sejumlah kendaraan melintasi Jalan RS Fatmawati Raya, Jakarta, Sabtu (6/4/2024). Polda Metro Jaya meniadakan aturan ganjil genap di sejumlah ruas jalan di Jakarta selama Libur Lebaran 2024.

    Periode Setelah 7 April 2025

    Untuk periode setelah 7 April 2025, masyarakat dihimbau untuk selalu mengikuti perkembangan informasi terkait aturan ganjil genap dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Kemungkinan, aturan ganjil genap akan kembali berlaku setelah periode libur lebaran selesai.

    Imbauan

    – Meskipun aturan ganjil genap ditiadakan, masyarakat tetap diimbau untuk berkendara dengan tertib dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

    – Masyarakat juga di himbau untuk menggunakan transportasi umum.

    – Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi resmi dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta terkait aturan lalu lintas.

    Disclaimer: Informasi ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebijakan pemerintah. Masyarakat di himbau untuk selalu mengikuti perkembangan informasi yang ada.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Jadwal Buka Puasa dan Imsak Yogyakarta Hari Ini, 25 Maret 2025
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        25 Maret 2025

    Jadwal Buka Puasa dan Imsak Yogyakarta Hari Ini, 25 Maret 2025 Yogyakarta 25 Maret 2025

    Jadwal Buka Puasa dan Imsak Yogyakarta Hari Ini, 25 Maret 2025
    Editor
    KOMPAS.com
    – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) telah merilis jadwal imsakiyah Ramadhan 2025.
    Jadwal imsakiyah 2025 ini meliputi jadwal imsak serta shalat lima waktu, termasuk azan maghrib atau buka puasa.
    Diketahui, pemerintah telah menetapkan 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu (1/3/2025).
    Penetapan ini berdasarkan sidang isbat yang digelar di kantor Kemenag, Jakarta, pada Jumat (28/2/2025).
    Berikut jadwal buka puasa dan imsak di Yogyakarta dan sekitarnya pada hari ini, Selasa (25/3/2025):
    Bagi Anda yang sedang menanti berbuka puasa, berdoa sebelum berbuka adalah salah satu anjuran dalam Islam.
    Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, ada dua pendapat mengenai doa buka puasa Ramadhan.
    Doa berbuka puasa yang pertama diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, yakni:
    ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللّه
    Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru in syaa’allah
    “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insya Allah.”
    Versi kedua diriwayatkan dari Mu’adz bin Zuhroh, yakni:
    اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
    Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu
    “Ya Allah, hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.”
    Umat Islam bisa memilih untuk membaca salah satu di antara dua doa buka puasa itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Idulfitri 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama Tanggal 31 Maret 2025? Ini Penjelasan Kemenag

    Idulfitri 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama Tanggal 31 Maret 2025? Ini Penjelasan Kemenag

    TRIBUNJATENG.COM – Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025 diprediksi akan berlangsung serentak di Indonesia.

    Artinya, tak ada perbedaan antara pemerintah dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

    Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Abu Rokhmad di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (21/3/2025). 

    Ia menyampaikan, perkiraan Lebaran pemerintah dan Muhammadiyah jatuh pada tanggal yang sama didasarkan pada perhitungan hisab.

    Hisab adalah perhitungan secara astronomis dan sistematis untuk menentukan posisi Bulan sebagai cara menentukan dimulainya awal bulan dalam kalender Hijriah.

    “Kalau menurut hitung-hitungannya hisab, kemungkinan Insya Allah (Idul Fitri 2025) akan sama (dengan Muhammadiyah),” ujar Abu Rokhmad dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/3/2025).

    Lalu, Lebaran 2025 jatuh pada hari apa?

    Lebaran 2025 jatuh pada hari apa?

    Abu Rokhmad mengatakan, umat Islam di Indonesia akan merayakan Lebaran pada Senin (31/3/2025).

    Ia menjelaskan, puasa Ramadhan 2025 bakal dilakukan selama 30 hari sejak Sabtu (1/3/2025) karena hilal tidak dapat dilihat.

    “Maka umur Ramadhan itu kan ada dua, 29 atau 30 hari. Kalau tidak bisa melihat hilal di tanggal 29 maka Ramadhan digenapkan 30 hari,” jelas Abu Rokhmad.

    “Jadi, Insya Allah, awal Syawal Idul Fitri kita kompak bareng-bareng,” tambahnya.

    Meski prediksi Lebaran 2025 sudah keluar, Kemenag tetap menggelar Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah.

    Sidang Isbat bakal dihelat di kantor pusat Kemenag di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada 29 Ramadhan yang bertepatan dengan Sabtu (29/3/2025).

    “Kami akan menggelar Sidang Isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, Sidang Isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadhan, 29 Ramadhan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” kata Abu Rokhmad dikutip dari laman resmi Kemenag, Selasa (18/3/2025).

    Tahapan Sidang Isbat Lebaran 2025

    Kemenag akan mengundang beberapa pihak untuk hadir dalam Sidang Isbat, yakni duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam. Pihak lain yang diundang adalah LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.

     Jalannya Sidang Isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah sebelum umat Islam merayakan Lebaran 2025 akan dimulai dengan seminar posisi hilal pukul 16.30 WIB sampai menjelang maghrib.

    Setelah itu, Kemenag akan menggelar Sidang Isbat secara tertutup pukul 18.45 WIB.

    Hasil Sidang Isbat bakal diumumkan kepada masyarakat melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

    Posisi hilal

    Abu Rokhmad menjelaskan, ijtimak atau konjungsi secara hisab terjadi pada Sabtu (29/3/2025) pukul 17.57.58 WIB.

    Posisi hilal berada di antara -3 di Papua dan -1 di Aceh berdasarkan data astronomi ketika Matahari terbenam.

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” jelas Abu Rokhmad.

    Ia menambahkan, penentuan awal Syawal 1446 Hijriah dilakukan dengan metode hisab dan rukyat.

    Hal tersebut sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Fatwa MUI mengatur bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyat oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional. (Kompas.com)

  • Tahap II Pelunasan Biaya Haji (Bipih) 2025 Dibuka, Berikut Syaratnya!

    Tahap II Pelunasan Biaya Haji (Bipih) 2025 Dibuka, Berikut Syaratnya!

    Bisnis.com, MEDAN – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumatra Utara membuka kembali masa pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) 2025 mulai hari ini, Senin (24/3/2025).

    Ketentuan ini berdasarkan Keputusan Menteri Agama No 142 Tahun 2025 yang salah satunya menyatakan bahwa pengisian kuota haji reguler tahap kedua dilakukan jika pengisian kuota haji reguler tahap kesatu tidak terpenuhi pada hari terakhir pelunasan.

    Di Sumatra Utara, hingga akhir masa pelunasan tahap I pada 14 Maret lalu, baru sekitar 76% kuota calon jemaah haji yang terisi.

    Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (Kabid PHU) Kanwil Kemenagsu Zulkifli Sitorus mengatakan pelunasan Bipih bagi calon jemaah reguler di tahap kedua akan berlangsung hingga 17 April 2025.

    Dia menyebut ada ketentuan bagi calon jemaah reguler yang boleh melunasi biaya haji di tahap kedua ini, diantaranya yakni hanya mereka yang gagal bayar karena kendala sistem di tahap I yang dapat mengikuti tahap kedua pelunasan.

    “Jemaah haji yang berhak melunasi biaya haji tahap dua yaitu, jemaah haji reguler yang saat pelunasan tahap sebelumnya mengalami kegagalan sistem. Kemudian, mereka yang jadi pendamping jemaah haji reguler lanjut usia, jemaah haji reguler terpisah dengan mahram atau keluarga, dan pendamping penyandang disabilitas,” jelas Zulkifli, Senin (24/3).

    Periode kedua ini juga menjadi masa bagi jemaah haji reguler cadangan yang telah memenuhi ketentuan untuk bisa melunasi Bipih.

    Diketahui, terdapat 2.327 calon haji cadangan atau 30% dari total 7.757 calon haji reguler dari Sumatra Utara pada musim haji tahun 2025.

    Zulkifli menyebut saat inj masih terdapat sisa kuota jemaah haji asal Sumut sebanyak 1.999 orang. Hal itu karena banyak calon jemaah haji yang belum melakukan pelunasan di tahap I.

    Adapun, pelunasan Bipih tahap kedua dibuka mulai pukul 08.00 WIB sampai 15.00 WIB setiap hari kerja.

    Meski dibuka sejak 24 Maret hingga 17 April 2025, Zulkifli mengingatkan agar calon jemaah haji segera melunasi Bipih di awal waktu lantaran masa pembayaran tahap kedua ini bertepatan dengan momen cuti bersama dan libur panjang Idulfitri 2025.

    “Sesungguhnya masa pembayaran yang efektif itu hanya 10 hari kerja karena ada libur dan cuti bersama lebaran. Jadi, kami imbau kepada calon jemaah haji yang akan melunasi tahap 2 agar segera mungkin melunasi diawal jangan menunggu batas akhir tahap 2,” ujarnya.

    Sebagai informasi, tahun ini ada sebanyak 8.328 kuota haji reguler asal Sumut yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci, terdiri atas 7.757 calon haji reguler, 416 lanjut usia, dan selebihnya adalah Pembimbing Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) dan Petugas Haji Daerah.

  • PWNU Jateng Desak Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Full Day School

    PWNU Jateng Desak Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Full Day School

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah mendesak kepada otoritas pendidikan agar meninjau kembali kebijakan full day school yang dalam beberapa tahun lalu diterapkan di satuan-satuan pendidikan (satpen) tingkat dasar dan menengah (Dasmen).

    Desakan itu mengemuka dalam rapat pleno pertama PWNU Jateng tahun 2025 yang berlangsung di aula Gedung NU Jateng, Jl Dr Cipto 180 Semarang.

    Peserta rapat pleno yang terdiri dari unsur mustasyar, syuriyah, tanfidziyah, a’wan, ketua-ketua badan otonom dan lembaga tingkat wilayah Jateng itu menyampaikan berbagai alasan agar kebijakan full day school itu dihentikan.

    Ketua PWNU Jateng KH Abdul Ghaffar Rozin yang memimpin rapat pleno bersama Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan full day school atau sekolah sepanjang hari yang berlangsung selama lima hari dalam seminggu dengan durasi 8 jam tiap hari (pagi-sore) itu telah memunculkan sisi-sisi negatif bagi peserta didik khususnya.

    “Terutama peserta didik di satuan pendidikan yang tidak mampu menyediakan fasilitas ibadah sholat, luas tempat ibadah sholat tidak luas, sementara peserta didiknya sangat banyak, sehingga ibadah sholat dzuhur harus antri hingga beberapa gelombang,” kata Gus Rozin usai sidang pleno pertama PWNU Jateng, Senin (24/3/2025).

    Menurutnya, ini berpotensi menjadikan peserta didik jenuh menunggu giliran sholat dzuhur berjamaah, karena antreannya lama, sehingga lama-lama mereka tidak menjalankan sholat dzuhur, karena durasi waktu masa tunggunya habis namun  belum sempat menjalankan sholat.

    Kasus semacam ini, lanjutnya, terjadi di banyak tempat, terutama di sekolah-sekolah di luar pesantren sebagaimana diinformasikan peserta pleno, karena itu kebijakan full day school perlu ditinjau kembali.

    Dia menambahkan, sebagai gantinya, dikembalikan pada kebijakan sebelumnya yakni enam hari sekolah dalam seminggu, waktu sekolah tidak sampai sore.
    Dengan kembali ke sistem lama itu, peserta didik memiliki waktu yang cukup untuk sholat dzuhur.

    Selain itu, ujarnya, madrasah-madrasah diniyah yang diselenggarakan pada siang hingga sore kembali bisa semakin berkembang. 

    Karena peserta didik bisa pulang lebih awal atau tidak sampai sore, maka memiliki kesempatan untuk mengikuti pembelajaran agama di madrasah diniyah pada siang hingga sore harinya sebagaimana sebelumnya ketika full day school belum diterapkan.

    Selain mendesak agar full day school digantikan dengan sistem sebelumnya,  PWNU Jateng juga meminta kepada pemerintah agar dalam melaksanakan kebijakan efisiensi anggaran pada sektor pendidikan, terutama pada besaran Biaya Operasional Pendidikan (BOP), pada satuan pendidikan dibawah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan yang berada dibawah Kementerian Agama (Kemenag) tidak dibeda-bedakan.

    Dikatakan, saat ini yang terjadi ada selisih besaran BOP antara satuan pendidikan dibawah Kemendikdasmen dengan  Kemenag, selisih besarannya antara Rp 400 ribu sampai Rp 450 ribu per peserta didik.

    Pembedaan ini harus diakhiri alias disamakan, tidak boleh ada diskriminasi, karena semuanya sama-sama anak bangsa, orang tua peserta didik pada satuan pendidikan dibawah Kemenag atau madrasah-madrasah juga pembayar pajak sebagaimana warga yang lain.

    “Kami sangat berharap dalam menindaklanjuti kebijakan efisiensi tidak ada perbedaan besaran BOP antara peserta didik dibawah Kemendikdasmen dengan Kemenag,” ujarnya.

  • Kapan Sidang Isbat Idulfitri 2025? Cek Jadwal Resminya Sekarang!

    Kapan Sidang Isbat Idulfitri 2025? Cek Jadwal Resminya Sekarang!

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjelang hari raya Idulfitri 2025, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal bulan Syawal 1446 Hijriah. Sidang ini menjadi momen krusial bagi umat Islam di Indonesia karena akan menentukan kapan hari kemenangan setelah ibadah puasa Ramadan selama satu bulan.

    Sidang isbat dilakukan dengan mempertimbangkan dua metode utama, yaitu hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan hilal). Metode hisab digunakan untuk memperkirakan posisi hilal secara matematis, sementara rukyat dilakukan dengan pengamatan langsung di berbagai titik pemantauan di Indonesia.

    Keputusan dari sidang ini akan menjadi acuan bagi umat Islam dalam menentukan perayaan Idulfitri, baik secara serempak maupun berbeda, tergantung hasil pengamatan hilal.

    Apa Itu Sidang Isbat?

    Sidang isbat adalah pertemuan resmi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menetapkan awal bulan dalam kalender Hijriah, seperti Ramadan, Syawal (Idulfitri), dan Zulhijah (Iduladha). Kata isbat sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti penetapan atau keputusan.

    Sidang ini melibatkan berbagai pihak, termasuk ulama, pakar astronomi, ahli ilmu falak dari organisasi masyarakat Islam, serta instansi terkait. Tujuan utama dari sidang ini adalah mencapai kesepakatan dalam penetapan awal bulan Hijriah, sehingga umat Islam di Indonesia memiliki pedoman yang sama dalam menjalankan ibadah.

    Kapan Sidang Isbat Idulfitri 1446 H/2025?

    Kementerian Agama dijadwalkan menggelar sidang isbat untuk menetapkan hari raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu (29/3/2025). Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa ada kemungkinan Lebaran akan jatuh pada Senin (31/3/2025), yang berpotensi dirayakan serentak oleh pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

    “Potensinya ada untuk berbarengan. Iya, potensinya sama Lebaran 31 Maret 2025,” kata Nasaruddin Umar pada Sabtu (22/3/2025).

    Menurut Nasaruddin, potensi perayaan Idulfitri yang sama antara pemerintah dan Muhammadiyah didasarkan pada kondisi objektif perhitungan hilal. Berdasarkan metode hisab, posisi hilal masih di bawah nol derajat, tepatnya minus tiga derajat.

    Sementara itu, elongasi hilal juga masih rendah dan belum memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan, yaitu ketinggian hilal minimal tiga derajat dengan elongasi sekitar enam derajat.

    Meski demikian, Nasaruddin mengimbau masyarakat untuk menunggu hasil resmi sidang isbat yang akan digelar pada Sabtu (29/3/2025). Penentuan awal Syawal ini akan diawali dengan pemantauan hilal di berbagai titik lokasi di seluruh Indonesia sebelum diputuskan secara resmi melalui sidang isbat.

    Dengan demikian, umat Islam di Indonesia diharapkan dapat mengikuti keputusan resmi pemerintah setelah melaksanakan sidang isbat dalam penentuan perayaan Idulfitri, demi menjaga kebersamaan dan persatuan dalam menjalankan ibadah.