Kementrian Lembaga: Kemdikbud

  • Daftar Skandal Korupsi Besar yang Terkuak di Era Prabowo-Gibran
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        20 Oktober 2025

    Daftar Skandal Korupsi Besar yang Terkuak di Era Prabowo-Gibran Nasional 20 Oktober 2025

    Daftar Skandal Korupsi Besar yang Terkuak di Era Prabowo-Gibran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka genap satu tahun pada Senin (20/10/2025) sejak keduanya dilantik pada 20 Oktober 2024.
    Selama kurun waktu tersebut, terdapat beberapa kasus korupsi besar yang dibongkar dan menjadi sorotan publik.
    Kompas.com
    merangkum kasus korupsi besar yang terjadi di era Pemerintahan Prabowo-Gibran, sebagai berikut:
    Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina periode 2018-2023 menjadi salah satu perkara yang menjadi sorotan publik.
    Dalam kasus ini, Kejaksaan Agung menetapkan sejumlah tersangka, salah satunya, pengusaha Mohammad Riza Chalid pada Kamis (10/7/2025).
    Kejagung juga telah menetapkan Riza Chalid masuk sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) atau buronan sejak 6 Agustus 2025. Hal ini dilakukan lantaran Riza sudah tiga kali mangkir dari pemanggilan penyidik.
    Sebelumnya, Kejagung telah menetapkan sembilan tersangka yakni Riva Siahaan (RS) selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Sani Dinar Saifuddin (SDS) selaku Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional, Yoki Firnandi (YF) selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping, Agus Purwono (AP) selaku VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional, Maya Kusmaya (MK) selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, dan Edward Corne (EC) selaku VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga.
    Kemudian, Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR) selaku beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa, Dimas Werhaspati (DW) selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim, dan Gading Ramadhan Joedo (GRJ) selaku Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak.
    Berkas perkara sembilan tersangka telah dilimpahkan tahap 2 di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat.
    Dalam penyidikan, Kejagung menemukan fakta bahwa adanya pemufakatan jahat (
    mens rea
    ) ada kegiatan pengadaan impor minyak mentah oleh PT Kilang Pertamina Internasional dan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga dengan para tersangka dari pihak swasta sehingga menyebabkan kerugian keuangan negara.
    Kejagung mengatakan, tindakan para tersangka menyebabkan kerugian keuangan negara hingga 285 triliun.
    Selain kasus korupsi tata kelola minyak mentah, ada juga kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendidbudristek) pada 2019-2022.
    Awalnya, Kejaksaan Agung menetapkan empat tersangka pada Selasa (15/7/2025), di antaranya mantan Stafsus Mendikbudristek era Nadiem Makarim, Jurist Tan (JT); eks Konsultan Teknologi di lingkungan Kemendikbudristek Ibrahim Arief (IBAM); Direktur Jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek tahun 2020-2021 Mulyatsyahda (MUL); dan Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek Sri Wahyuningsih (SW).
    Keempatnya dianggap telah melakukan pemufakatan jahat dengan bersekongkol dalam pengadaan laptop berbasis Chromebook pada era Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek.
    Dari hasil penyelidikan, Kejagung menaksir kerugian keuangan negara mencapai Rp 1,98 triliun.
    Dua bulan berselang, Kejagung menetapkan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim sebagai tersangka baru pada Kamis (4/9/2025).
    Nadiem disangkakan dengan Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 jo, Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagai mana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.
    Dalam perjalanannya, Nadiem Makarim mengajukan gugatan praperadilan untuk menguji sah atau tidaknya status tersangka yang dialamatkan oleh Kejagung.
    Namun, Hakim tunggal Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, I Ketut Darpawan menolak gugatan Nadiem sehingga status tersangka menjadi sah menurut hukum.
    Pada awal Maret 2025, publik dihebohkan dengan kasus korupsi pemberian fasilitas ekspor kepada tiga perusahaan crude palm oil (CPO) yaitu PT Wilmar Group, PT Permata Hijau Group, dan PT Musik Mas Group.
    Kasus ini menjerat empat orang yang berprofesi sebagai hakim. Mereka adalah Ketua Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan Muhammad Arif Nuryanta, Agam Syarif Baharuddin, Ali Muhtarom, keduanya hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan Djuyamto, seorang hakim dari PN Jaksel.
    Para hakim itu menerima uang dari pengacara yang mewakili perusahaan yaitu Ariyanto dan Marcella Santoso.
    Dari suap yang diterima, Djuyamto, Ali, dan Agam memutus vonis lepas untuk tiga korporasi, yaitu Permata Hijau Group, Wilmar Group, dan Musim Mas Group.
    Sementara, Arif Nuryanta dan Wahyu Gunawan terlibat dalam proses negosiasi dengan pengacara dan proses untuk mempengaruhi majelis hakim agar memutus perkara sesuai permintaan.
    Saat ini, hakim yang terlibat kasus korupsi tersebut sedang menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.
    Pada awal Agustus 2025, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan kasus dugaan korupsi kuota haji 2024 yang terjadi pada masa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas naik ke tahap penyidikan.
    “Terkait dengan perkara haji, KPK telah menaikkan status penyelidikan terkait penentuan kuota dan penyelenggaraan ibadah haji pada Kementerian Agama tahun 2023 sampai dengan 2024 ke tahap penyidikan,” kata Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi, Asep Guntur Rahayu, di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Sabtu (9/8/2025) dini hari.
    KPK menaksir kerugian keuangan negara akibat kasus korupsi ini mencapai Rp 1 triliun.
    Dalam kasus ini, KPK telah memeriksa sejumlah saksi baik dari pihak Kementerian Agama, asosiasi penyelenggara haji hingga travel perjalanan.
    KPK pun sudah mencegah 3 orang berpergian ke luar negeri demi kepentingan penyidikan, yakni eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qumas; eks staf khusus Yaqut, Ishfah Abidal Aziz; dan pengusaha biro perjalanan haji dan umrah, Fuad Hasan Masyhur.
    Meski demikian, hingga saat ini, KPK belum menetapkan tersangka dalam kasus kuota haji tersebut.
    Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap eks Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel dalam rangkaian operasi tangkap tangan (OTT) pada Rabu (20/8/2025).
    Immanuel Ebenezer dan 10 orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerasan pengurusan sertifikat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan.
    “KPK kemudian menaikkan perkara ini ke tahap penyidikan dengan menetapkan 11 orang sebagai tersangka, yakni IBM, kemudian GAH, SB, AK, IEG (Immanuel Ebenezer Gerungan), FRZ, HS, SKP, SUP, TEM, dan MM” kata Ketua KPK Setyo Budiyanto dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
    Dalam perkara ini, KPK menemukan bahwa Noel menerima aliran uang sebesar Rp 3 miliar pada 24 Desember 2024.
    Selain itu, KPK juga menyita 32 kendaraan yang terdiri dari 25 mobil dan 7 motor terkait kasus pemerasan tersebut.
    Akibat perbuatannya, Noel dan 10 tersangka lainnya dipersangkakan Pasal 12 huruf (e) dan/atau Pasal 12B UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU 20 Tahun 2001 jo Pasal 64 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
    Pada September 2025, KPK juga menetapkan dua legislator Heri Gunawan dan Satori sebagai tersangka kasus dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
    Meski demikian, KPK belum melakukan penahanan terhadap dua tersangka lantaran masih membutuhkan keterangan dari tersangka.
    KPK menduga, yayasan yang dikelola Heri Gunawan dan Satori telah menerima uang dari mitra kerja Komisi XI DPR RI, yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
    Namun, keduanya diduga tidak melaksanakan kegiatan sosial sebagaimana dipersyaratkan dalam proposal permohonan bantuan dana sosial tersebut.
    Atas perbuatannya, Heri Gunawan dan Satori disangkakan melanggar Pasal 12 B Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP juncto Pasal 64 Ayat 1 KUHP.
    Tak hanya itu, keduanya juga dikenakan pasal sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.
    Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil menilai, Presiden Prabowo menunjukkan ketegasannya dalam pemberantasan korupsi khususnya di sektor sumber daya alam yang menyeret nama-nama besar.
    “Prabowo juga telah menampakkan ketegasannya dalam hal korupsi di sektor sumber daya alam yang melibatkan orang-orang besar dan oligarki hitam di negeri ini,” kata Nasir saat dihubungi, Jumat (17/10/2025).

    Nasir mengatakan, Prabowo juga memberikan arahan dan perintah langsung ke Kejaksaan Agung untuk menuntaskan kawasan kebun sawit dan tambang di kawasan hutan yang notabene ilegal.
    “Ada ratusan triliun kerugian keuangan dan perekonomian negara akibat sumber daya alam kita dikelola secara ilegal,” ujarnya.
    Nasir juga mengatakan, selama satu tahun terakhir, banyak kasus besar yang ditangani KPK dan Kejaksaan Agung termasuk mereka yang tidak tersentuh di era pemerintahan Jokowi.
    “Orang-orang besar yang tidak tersentuh di masa Jokowi, justru kini dipersoalkan dan sepertinya Prabowo tidak menghalangi penegakan hukum jika mereka diduga terlibat dalam tindak pidana,” tuturnya.
    Meski demikian, Nasir mengatakan, saat ini, Presiden Prabowo perlu mengevaluasi regulasi dan aparat penegak hukum terkait dengan extraordinary crime.
    Sebab, kata dia, kerusakan yang ditimbulkan sangat besar.
    “Upaya pemulihan keuangan negara sulit untuk didapat dalam jumlah yang besar kalau regulasi dan aktor penegak hukumnya tidak direformasi,” ucap dia.
    Sementara itu, Pakar hukum tata negara Feri Amsari menilai, kasus korupsi yang ditangani dalam satu tahun terakhir lebih banyak menjaring lawan politik dari pada melakukan pemberantasan praktik rasuah tersebut.
    “Beberapa kasus korupsi yang ditangani kan lebih banyak sebagai upaya menjatuhkan lawan politik dibandingkan upaya sungguh-sungguh untuk melakukan pemerantasan korupsi,” kata Feri saat dihubungi, Jumat malam.
    Feri menyoroti, Kejaksaan Agung yang memamerkan uang hasil penindakan kasus korupsi. Namun, ia mengatakan masih dibutuhkan perbaikan anti orupsi agar Kejaksaan Agung dan KPK menjadi imbang.
    “Kalau KPK-nya dilarang lebih diminta untuk pencegahan, tetapi kalau institusi seperti Kejaksaan punya kecenderungan ya tidak melakukan pencegahan tapi penindakan. Anehnya itu tidak dilarang karena tidak bersentuhan dengan figur-figur kakap yang mestinya dipermasalahkan dalam praktik bernegara yang sangat koruptif,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Perintahkan Beasiswa LPDP Disesuaikan dengan Industri RI
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        20 Oktober 2025

    Prabowo Perintahkan Beasiswa LPDP Disesuaikan dengan Industri RI Nasional 20 Oktober 2025

    Prabowo Perintahkan Beasiswa LPDP Disesuaikan dengan Industri RI
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jumlah beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP disesuaikan dengan perkembangan industri di Indonesia.
    “Kami kembali diingatkan untuk menghitung secara cermat SDM-SDM yang dibutuhkan, termasuk juga beasiswa-beasiswa LPDP dan lain-lainnya, itu harus disesuaikan dengan rencana perkembangan industri yang akan muncul di Indonesia, sehingga apa yang dilakukan di perguruan tinggi-perguruan tinggi maupun beasiswa-beasiswa LPDP dan lain-lainnya itu sesuai jumlahnya,” kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto saat memberikan keterangan pers di Kawasan Kertanegara, Jakarta, dilansir ANTARA, Minggu (20/10/2025) malam.
    Brian menyampaikan arahan Prabowo tersebut usai rapat terbatas di kediaman Prabowo, di Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, tadi malam.
    Selain Brian, anggota kabinet yang tampak hadir di antaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Mohammad Herindra, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subianto.
    Brian mengatakan bahwa Presiden Prabowo kembali mengingatkan perkembangan industri baru di Indonesia berkaitan dengan ketahanan pangan, energi, maupun hilirisasi mineral.
    Presiden Prabowo menekankan agar jumlah sumber daya manusia (SDM) yang disiapkan di perguruan tinggi harus sesuai dengan pertumbuhan industri yang ada.
    Penyiapan SDM yang kompeten ini juga berkaitan dengan pelaksanaan program prioritas Presiden, seperti Makan Bergizi Gratis, Desa Nelayan dan Koperasi Desa Merah Putih.
    Prabowo memberikan arahan agar Science, Technology, Engineering, and Mathematics atau STEM menjadi prioritas dalam penyiapan SDM Indonesia.
    Kurikulum harus mengikuti perkembangan teknologi, seperti pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
    Selain untuk menyelaraskan dengan program prioritas Presiden, kebutuhan SDM pada bidang STEM juga diperlukan untuk meningkatkan industri pertahanan.
    “Kita diminta juga menyiapkan berbagai SDM di bidang itu. Apalagi sekarang sektor pertahanan, misalnya, itu pun sangat kental dengan teknologinya. Jadi penguasaan-penguasaan teknologi, SDM-SDM, itu harapannya bisa match dengan industri yang akan tumbuh di Indonesia,” kata Brian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Minta Unversitas Siapkan SDM untuk Industri Pertahanan dan Teknologi Nasional

    Prabowo Minta Unversitas Siapkan SDM untuk Industri Pertahanan dan Teknologi Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung penguatan sektor industri pertahanan nasional yang kini semakin berbasis teknologi tinggi.

    Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto usai menghadiri Rapat Terbatas (Ratas) bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di kediaman Presiden, Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu (19/10/2025).

    “Tentu semua sektor dibahas. Dari delapan Astacita, salah satunya adalah meningkatkan industri pertahanan. Kami diminta juga menyiapkan SDM di bidang itu,” kata Brian kepada wartawan.

    Menurutnya, arahan Presiden Prabowo menitikberatkan pada sinkronisasi antara sistem pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri strategis nasional, termasuk sektor pertahanan yang semakin sarat dengan penggunaan teknologi canggih.

    “Apalagi sekarang sektor pertahanan sangat kental dengan teknologi. Jadi penguasaan-penguasaan teknologi dan kesiapan SDM di bidang itu diharapkan bisa match dengan industri yang akan tumbuh di Indonesia,” ujar Brian.

    Brian mengungkapkan, Presiden Prabowo mengingatkan kembali bahwa perguruan tinggi di Indonesia harus menjadi motor penggerak industri baru di berbagai bidang, mulai dari ketahanan pangan, energi, hingga hilirisasi mineral.

    “Bapak Presiden kembali mengingatkan, karena kita ingin perguruan tinggi Indonesia mampu memunculkan industri-industri baru, mulai dari ketahanan pangan, energi, maupun hilirisasi mineral,” ujarnya.

    Untuk mendukung visi tersebut, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi kini tengah melakukan pemetaan kebutuhan SDM nasional secara detail, termasuk melalui penyesuaian alokasi beasiswa LPDP dan program pengembangan riset agar sesuai dengan arah pembangunan industri.

    “Kami diminta menghitung secara cermat SDM yang dibutuhkan, termasuk beasiswa LPDP dan lainnya. Itu harus disesuaikan dengan rencana pengembangan industri di Indonesia agar tidak terjadi mismatch antara lulusan dengan kebutuhan dunia kerja,” jelasnya.

    Brian menambahkan, penguatan kapasitas SDM di tingkat pendidikan tinggi juga akan terhubung dengan sejumlah program strategis pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Desa Nelayan, dan Koperasi Merah Putih.

    “Jadi seluruh sektor pertumbuhan yang akan berjalan, harapannya disiapkan SDM yang relevan. Itu yang kembali ditekankan oleh Bapak Presiden,” kata Brian.

    Menurutnya, berbagai program tersebut akan menciptakan permintaan baru terhadap tenaga ahli di bidang pangan, energi, kelautan, hingga manufaktur pertahanan, sehingga perencanaan kebutuhan SDM perlu dilakukan lintas kementerian.

    Lebih jauh, Brian menjelaskan bahwa kementeriannya tengah merumuskan formulasi kebutuhan SDM nasional berbasis sektor industrialisasi, dengan fokus utama pada bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).

    “Ini yang sedang kami formulasikan, karena sektor-sektor seperti industrialisasi, ketahanan pangan, dan energi itu utamanya berbasis STEM,” tandas Brian.

  • Mendiktisaintek Respons Kasus Perundungan Mahasiswa Universitas Udayana Timothy Anugrah

    Mendiktisaintek Respons Kasus Perundungan Mahasiswa Universitas Udayana Timothy Anugrah

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyampaikan rasa duka cita mendalam atas meninggalnya Timothy Anugrah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bali, yang diduga menjadi korban perundungan (bullying) di lingkungan kampus.

    Usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di kediaman Presiden Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu (19/10/2025), Brian menegaskan bahwa kampus harus menjadi ruang aman bagi seluruh civitas akademika.

    “Kami tentu sangat kaget dan sangat prihatin dengan musibah yang menimpa saudara Timothy Anugrah Saputra. Kami sudah menghubungi Bapak Rektor Universitas Udayana untuk meminta penjelasan. Kami menaruh duka cita yang mendalam dan simpati terhadap keluarga korban,” ujar Brian kepada wartawan.

    Brian mengungkapkan, pihaknya telah meminta Universitas Udayana untuk segera melakukan langkah cepat dan transparan dalam menelusuri penyebab kejadian tersebut.

    “Kami meminta pihak kampus terus berkomunikasi dengan keluarga korban dan memberikan pendampingan penuh. Kami juga sudah mendapat laporan bahwa pihak rektor telah membentuk tim khusus untuk menginvestigasi, memeriksa apa yang sebenarnya terjadi, dan memberikan dukungan bagi keluarga maupun pihak lain yang terhubung dengan kasus ini,” ujarnya.

    Dia menekankan, lingkungan pendidikan tinggi tidak boleh menjadi tempat kekerasan atau perundungan dalam bentuk apa pun, baik secara fisik maupun psikologis.

    Brian menjelaskan bahwa pemerintah sebenarnya telah memiliki payung hukum yang jelas dalam pencegahan kekerasan di perguruan tinggi, yakni melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 53 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual serta Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi.

    “Kami sudah punya regulasi yang mengatur pencegahan dan penanganan kekerasan di kampus. Ini menjadi acuan bagi seluruh perguruan tinggi agar memiliki mekanisme deteksi dini dan penanganan cepat,” jelasnya.

    Kementerian, menurut Brian, akan memantau langsung proses investigasi di Unud, termasuk memastikan agar suasana kampus tetap kondusif dan kegiatan akademik berjalan tanpa tekanan atau ketakutan.

    Brian mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan tinggi mulai dari kementerian, pimpinan universitas, organisasi mahasiswa, hingga dosen pembimbing untuk menjadikan kasus ini sebagai refleksi nasional dalam membangun budaya kampus yang sehat dan empatik.

    “Ini jadi refleksi bagi kita semua kementerian, pimpinan perguruan tinggi, organisasi mahasiswa, dan seluruh civitas akademika mari kita cermati kondisi mahasiswa dengan lebih hati-hati,” tuturnya.

    Menurutnya, banyak kasus serupa yang tidak terungkap karena korban memilih diam atau tertutup, sehingga penting bagi pihak kampus dan teman sebaya untuk lebih peka terhadap tanda-tanda tekanan psikologis di lingkungan mereka.

    “Sering kali beberapa kasus itu kondisinya tertutup. Padahal itu yang justru harus kita cermati,” ucapnya.

    Pada akhir pernyataannya, Brian kembali menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga besar Timothy Anugrah Saputra dan seluruh civitas Universitas Udayana, seraya berharap kejadian serupa tidak pernah terulang di kampus mana pun di Indonesia.

    “Kami berharap permasalahan ini bisa diselesaikan secara baik. Kepada seluruh kampus, mari kita bangun atmosfer yang positif. Saya mengimbau teman-teman mahasiswa untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang saling peduli dan aman,” pungkas Brian.

  • Prabowo Minta Mendiktisaintek Siapkan Profesional Muda Sesuai Kebutuhan Industri Baru

    Prabowo Minta Mendiktisaintek Siapkan Profesional Muda Sesuai Kebutuhan Industri Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya sinkronisasi antara pengembangan sumber daya manusia (SDM) atau talenta muda di perguruan tinggi dengan arah pertumbuhan industri nasional.

    Hal itu disampaikan Brian usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di kediaman Presiden, Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu (19/10/2025).

    “Bapak Presiden kembali mengingatkan bahwa kita ingin perguruan tinggi di Indonesia mampu memunculkan industri-industri baru, mulai dari ketahanan pangan, energi, hingga hilirisasi mineral,” kata Brian kepada wartawan.

    Menurut Brian, Presiden Prabowo meminta jajarannya untuk menghitung secara cermat kebutuhan SDM nasional agar selaras dengan rencana pengembangan sektor-sektor prioritas pemerintah.

    “Kami diingatkan untuk menghitung secara cermat SDM yang dibutuhkan, termasuk beasiswa LPDP dan program lainnya. Semua itu harus disesuaikan dengan rencana pengembangan industri yang akan muncul di Indonesia,” ujarnya.

    Langkah ini bertujuan mencegah terjadinya mismatch atau ketidakcocokan antara lulusan pendidikan tinggi dan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri.

    “Sehingga apa yang dilakukan di perguruan tinggi maupun program beasiswa sesuai jumlahnya, supaya jangan ada mismatch antara SDM yang kami siapkan dengan pertumbuhan industri yang ada,” tambahnya.

    Brian menjelaskan bahwa penguatan link and match antara dunia pendidikan dan industri juga dikaitkan dengan berbagai program strategis pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Desa Nelayan, dan Koperasi Merah Putih.

    “Jadi seluruh sektor-sektor pertumbuhan yang akan berjalan, harapannya disiapkan SDM yang relevan. Ini kembali ditekankan oleh Bapak Presiden kepada kami,” tuturnya.

    Program-program tersebut dianggap sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi baru di berbagai daerah, yang membutuhkan tenaga kerja terampil di bidang pangan, energi, dan teknologi industri.

    Ketika ditanya soal perhitungan kebutuhan tenaga kerja, Brian mengatakan timnya tengah merumuskan formula nasional yang memetakan kebutuhan SDM berbasis sektor industri.

    “Ini yang sedang kami formulasikan. Karena sektor-sektor industrialisasi, ketahanan pangan, dan ketahanan energi itu utamanya berbasis STEM (sains, teknologi, engineering, dan matematika),” jelasnya.

    Presiden Prabowo, kata Brian, juga disebut meminta agar pembaruan kurikulum pendidikan tinggi segera dilakukan untuk mengantisipasi perubahan cepat di bidang teknologi, terutama dengan munculnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan otomatisasi industri.

    “Bapak Presiden mengingatkan agar perkembangan teknologi, termasuk pemanfaatan AI dan lainnya, diperhitungkan dalam meng-update kurikulum. Intinya, SDM kita harus siap mendukung program-program pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” tegas Brian.

  • Prabowo Perintahkan Beasiswa LPDP Disesuaikan dengan Industri RI
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        20 Oktober 2025

    Mendikti Kaget Dengar Kasus Timothy Mahasiswa Unud, Langsung Telepon Rektor Minta Penjelasan Nasional 19 Oktober 2025

    Mendikti Kaget Dengar Kasus Timothy Mahasiswa Unud, Langsung Telepon Rektor Minta Penjelasan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto kaget dan prihatin atas insiden mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bali, bernama Timothy Anugerah Putra yang di-bully.
    Brian pun langsung menelepon Rektor Unud untuk meminta penjelasan mengenai kasusnya.
    “Kami tentu sangat kaget dan sangat prihatin ya dengan kejadian atau musibah yang menimpa Timothy Anugerah Saputra, salah satu mahasiswa di Universitas Udayana. Kami langsung sudah menghubungi dari rektor ya, Pak Rektor sudah kami hubungi. Kami meminta penjelasan,” ujar Brian di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (19/10/2025) malam.
    Brian mengatakan, pihaknya sangat berduka dan menaruh simpati terhadap Timothy maupun keluarganya.
    Dia pun meminta pihak kampus untuk terus-menerus berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan pihak keluarga Timothy.
    “Apa yang dibutuhkan untuk bisa membuat kondisi lebih baik dari keluarga korban,” jelasnya.
    Selain itu, Brian menegaskan bahwa kampus harus menjadi ruang yang aman, termasuk dari tindakan kekerasan maupun perundungan.
    “Kita sudah ada Peraturan Permendikbud ya, di tahun 2024, saya lupa nomor 53 kalau tidak salah, itu yang mengatur bagaimana pencegahan dan penanganan kekerasan di kampus,” ucap Brian.
    Lebih jauh, Brian mengeklaim Rektor Unud sudah membentuk tim untuk menginvestigasi apa yang sebenarnya terjadi terhadap Timothy.
    Lalu, Unud juga melakukan pendampingan, baik untuk keluarga Timothy maupun pihak-pihak lain yang terhubung dengan kasus ini.
    Kemudian juga memastikan bahwa kondisi kampus itu betul-betul kondusif, sehingga kejadian serupa tidak terulang.
    “Ini juga tentu refleksi bagi kami di lingkungan pendidikan tinggi, baik itu kementerian, pimpinan perguruan tinggi, organisasi mahasiswa, dan seluruh civitas akademika, mari kita kembali mencermati, melihat dengan hati-hati kondisi mahasiswa yang perlu kita cermati dengan baik,” papar Brian.
    “Karena sering beberapa kasus itu kondisinya tertutup begitu ya, padahal sesungguhnya itu yang perlu kita cermati sehingga kami terus akan memantau. Tadi saya juga hari ini juga berkomunikasi dengan Bapak Rektor, ingin mendapatkan update apa yang sebenarnya terjadi,” imbuhnya.
    Diketahui, enam mahasiswa Universitas Udayana pelaku perundungan diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pengurus di organisasi.
    Pemberhentian ini buntut dari percakapan tidak empati yang mereka lakukan pasca-kematian mahasiswa FISIP Unud, Timothy Anugerah Saputra, pada Rabu (15/10/2025).
    Melalui akun resmi Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Unud 2025, pada hari ini, Jumat (17/10/2025), diumumkan pemberhentian empat pengurus Himapol.
    Surat pemberhentian tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum Himapol FISIP Unud 2025, Pande Made Estu Prajanaya, tertanggal 16 Oktober 2025.
    Berdasarkan surat pemberhentian yang dikeluarkan Himapol FISIP Unud, berikut nama-nama pengurus Himapol yang dipecat akibat melakukan bullying:
    1. Vito Simanungkalit, Wakil Kepala Departemen Eksternal Himapol FISIP Unud Kabinet Cakra;
    2. Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis, dan Pendidikan;
    3. Maria Victoria Viyata Mayos, Kepala Departemen Eksternal;
    4. Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana, Wakil Ketua Departemen Minat dan Bakat.
    Himapol FISIP Unud juga menyampaikan pernyataan sikap dan permohonan maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan atas munculnya kegaduhan sejak tanggal 15 Oktober 2025.
    Mahasiswa lainnya yang melakukan perundungan adalah Leonardo Jonathan Handika Putra, Wakil Ketua BEM Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Universitas Udayana.
    Dia juga telah diberhentikan sebagai pengurus, dan surat pemberhentian ditandatangani oleh Ketua BEM FKP Unud, Ravarizi Rakhman.
    Selain itu, Putu Ryan Abel Perdana Tirta, Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP Unud, juga diberhentikan.
    Surat telah ditandatangani oleh Ketua DPM Unud, I Putu Ariyasa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Panggil Kepala BIN, Bahlil, hingga Sjafrie Sjamsoeddin ke Kertanegara
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        19 Oktober 2025

    Prabowo Panggil Kepala BIN, Bahlil, hingga Sjafrie Sjamsoeddin ke Kertanegara Nasional 19 Oktober 2025

    Prabowo Panggil Kepala BIN, Bahlil, hingga Sjafrie Sjamsoeddin ke Kertanegara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden RI Prabowo Subianto memanggil sejumlah menteri Kabinet Merah Putih ke kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (19/10/2025) sore.
    Pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah menteri telah berdatangan ke rumah Prabowo, meski sedang hari libur.
    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia tampak menjadi menteri yang datang lebih awal.
    Bahlil, yang mengenakan kemeja putih, hanya melambaikan tangan ke awak media sebelum masuk ke rumah Prabowo.
    Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto datang setelah Bahlil.
    Selanjutnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Mohammad Herindra, serta Panglima TNI Jenderal Agus Subianto datang menyusul.
    Terakhir, terlihat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi merapat ke rumah Prabowo.
    Sebelumnya, Prabowo kembali menggelar rapat di hari libur.
    Prabowo memanggil sejumlah menteri ke kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu (19/10/2025) sore ini.
    “Direncanakan ada (rapat),” ujar Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi kepada wartawan, Minggu.
    Pras menjelaskan, rencananya, rapat akan membahas soal pengembangan sumber daya manusia berbasis
    science, technology, engineering, mathematics
    (STEM).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sejumlah Menteri Merapat ke Kediaman Prabowo di Kertanegara

    Sejumlah Menteri Merapat ke Kediaman Prabowo di Kertanegara

    Presiden Prabowo Subianto memanggil sejumlah menteri kabinet merah putih untuk rapat di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Minggu (19/10).

    Sejumlah tokoh mulai berdatangan pada pukul 15.45 WIB. Mulai dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, hingga Mensesneg Prasetyo Hadi, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto.

  • Prabowo Panggil Sejumlah Menteri ke Kertanegara Sore Ini, Bahas Apa?

    Prabowo Panggil Sejumlah Menteri ke Kertanegara Sore Ini, Bahas Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto bakal memanggil sejumlah menteri Kabinet Merah Putih untuk melaksanakan rapat terbatas (ratas) pada sore ini, Minggu (19/10/2025), di kediaman pribadinya di kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan.

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menuturkan bahwa rapat tersebut akan membahas sejumlah isu.

    “Direncanakan ada [rapat],” katanya kepada wartawan melalui pesan teks, Minggu (19/10/2025).

    Lebih lanjut, Prasetyo Hadi mengatakan, salah satu pembahasan rapat direncanakan bakal melanjutkan pembahasan soal pengembangan sumber daya manusia (SDM) berbasis science, technology, engineering, mathematics (STEM). 

    Oleh sebab itu, salah satu menteri yang akan dilibatkan dalam ratas kali ini adalah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto.

    Rapat membahas persiapan pemberdayaan SDM di pendidikan bidang STEM juga sempat dilakukan beberapa waktu lalu saat Prabowo baru tiba di Tanah Air setelah menghadiri KTT perdamaian Gaza di Mesir. Prabowo mengumpulkan sejumlah menteri untuk rapat di ruang VIP Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

    Dalam rapat yang digelar pada Selasa (14/10/2025) itu, Mendikti Brian, yang turut hadir dalam rapat, melapor mengenai persiapan pemberdayaan manusia di pendidikan bidang STEM kepada Prabowo.

    “Bapak Presiden menugaskan beliau di dalam rangka pembangunan sumber daya manusia kita, di dalam rangka persiapan hilirisasi, di dalam rangka persiapan pengawakan dari beberapa program-program besar dari pemerintah di bidang perkebunan, di bidang kelautan, yang tentunya itu membutuhkan sumber daya manusia, maka Bapak Presiden menugaskan khusus kepada menteri dikti saintek, untuk mempersiapkan sumber daya manusia tersebut,” tandas Prasetyo Hadi.

  • Komisi X DPR ingatkan kampus harus jadi ruang aman dari perundungan

    Komisi X DPR ingatkan kampus harus jadi ruang aman dari perundungan

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengingatkan bahwa kampus harus menjadi ruang aman bagi seluruh civitas academica, khususnya mahasiswa, untuk tumbuh dan berkembang secara bebas tanpa rasa takut ataupun tertekan akibat perundungan.

    Hetifah menyampaikan pernyataan tersebut dalam keterangan diterima di Jakarta, Minggu, merespons kejadian meninggalnya mahasiswa Universitas Udayana, Timothy Anugerah Saputra (22), yang diduga menjadi korban perundungan di lingkungan kampus.

    “Kampus adalah tempat belajar, bukan tempat untuk menekan, mempermalukan, atau menyingkirkan seseorang. Kita harus memastikan bahwa setiap mahasiswa merasa aman dan dihargai. Kasus seperti ini tidak boleh terulang lagi,” kata Hetifah.

    Timothy ditemukan meninggal dunia pada Rabu (15/10) diduga usai melompat dari lantai empat gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Ia diduga dirundung rekan sebaya di lingkungan kampus maupun melalui grup percakapan daring.

    Terkait hal itu, Hetifah meminta pihak kampus untuk segera melakukan investigasi menyeluruh dan memastikan adanya tindak lanjut yang transparan dan berkeadilan terhadap seluruh pihak yang terlibat.

    Dia mengatakan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi harus segera diimplementasikan secara nyata oleh seluruh universitas di Indonesia.

    “Kami mendorong setiap perguruan tinggi mengaktifkan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan serta membuka kanal pelaporan yang aman bagi mahasiswa. Jangan biarkan korban takut bicara. Kampus juga perlu menyediakan layanan konseling dan pendampingan psikologis secara berkelanjutan,” tuturnya.

    Di samping itu, dia juga mengingatkan pentingnya membangun budaya empati dan solidaritas di kalangan mahasiswa, termasuk dalam organisasi kemahasiswaan dan komunitas kampus.

    Menurut dia, tindakan mengejek, merendahkan, atau menyukai sesama mahasiswa, baik secara langsung maupun melalui media sosial, merupakan bentuk kekerasan psikologis yang harus dicegah sejak dini.

    Sebagai ketua komisi yang membidangi urusan pendidikan, Hetifah menegaskan Komisi X mendukung langkah Kemendiktisaintek untuk turun langsung meninjau kasus tersebut, serta mendorong penegakan aturan bagi pelaku dan perlindungan maksimal bagi korban.

    Komisi X, kata dia, akan terus memantau perkembangan kasus Timothy dan mendorong peningkatan regulasi serta pengawasan terhadap praktik perundungan dan kekerasan di lingkungan pendidikan, baik di sekolah maupun perguruan tinggi.

    “Kami tidak ingin tragedi ini berlalu tanpa makna. Ini saatnya seluruh perguruan tinggi melakukan introspeksi dan reformasi budaya kampus. Pendidikan sejati hanya bisa tumbuh dalam lingkungan yang aman, inklusif, dan manusiawi,” demikian Hetifah.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.