Kementrian Lembaga: Kemdikbud

  • Selamat Hari Ayah, Hari yang Diprakarsai Kaum Ibu

    Selamat Hari Ayah, Hari yang Diprakarsai Kaum Ibu

    JAKARTA – Hari ini, 12 November, Indonesia memperingati Hari Ayah Nasional. Uniknya yang memprakarsai hari ini bukan kaum ayah, melainkan oleh para ibu.

    Menurut website kemdikbud.go.id sejarah hari Ayah berawal dari prakarsa kaum ibu yang tergabung dalam Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). 

    Awalnya, pada 2014, PPIP mengadakan peringatan Hari Ibu di Solo dengan mengadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ibu. Acara ini disambut antusias oleh peserta sehingga menanyakan kapan peringatan yang sama untuh Ayah diadakan. 

    Pada 12 November, PPIP menggelar deklarasi Hari Ayah untuk Indonesia dan menetapkan tanggal tersebut sebagai Peringatan Hari Ayah Nasional. Peringatan yang berbarengan dengan hari kesehatan itu punya semboyan ‘Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya’.

    Selain di Solo, deklarasi Hari Ayah juga digelar di Maumere, Flores, NTT. Dalam deklarasi itu diluncurkan buku Kenangan untuk Ayah yang berisi 100 surat anak Nusantara yang diseleksi dari Sayembara Menulis Surat untuk Ayah.

    Setelah deklarasi, panitia mengirimkan buku itu dan piagam deklarasi Hari Ayah kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta bupati di 4 penjuru Indonesia yakni Sabang, Merauke, Sangir Talaud, dan Pulau Rote. Setelah itu, setiap 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional.

    Hari Ayah di Amerika Serikat 

    Indonesia bukan satu-satunya negara yang Hari Ayahnya diprakarsai oleh kaum ibu. Amerika Serikat juga punya sejarah yang mirip. Hanya sedikit yang tahu bahwa yang pertama kali menggelar Hari Ayah di sana adalah seorang perempuan. 

    Seperti dikutip nationalgeographic.com, peringatan Hari Ayah yang sudah 62 tahun berlangsung itu, diinisiasi oleh Sonora Louise Smart Dodd.

    Pada saat ia berusia 16 tahun, ayahnya hidup menduda dan harus membesarkan Dodd dan kelima adik laki-lakinya. Pada 1909 Dodd terenyuh saat melihat orang-orang merayakan Hari Ibu. Ia menyadari perlunya membuat satu hari untuk merayakan ayahnya seperti halnya orang lain merayakan hari ibu. 

    Dari situ Dodd terdorong untuk membuat petisi agar diperingati Hari Ayah, yang menurutnya harus dirayakan pada hari ulang tahun ayahnya pada awal Juni. Awalnya petisi yang ia buat hanya menghasilkan dua tanda tangan, tapi ia tak menyerah. Ia meyakinkan beberapa komunitas gereja setempat untuk turut berpartisipasi. Dodd menetapkan deadline kampanye itu sampai akhir Juni.

    Akhirnya Dodd menggelar perayaan tentang Hari Ayah yang pertama di Spokane, Washington. Event itu terus mendorong Dodd mempromosikan Hari Ayah agar diakui sebagai peringatan nasional. Selama hampir setengah abad, Dodd berkeliling Amerika Serikat, mengampanyekan Hari Ayah. 

    Kalau Hari Ibu sudah dinyatakan sebagai hari libur nasional pada 1914, maka Hari Ayah baru diakui secara nasional pada 1972. Selama bertahun-tahun Presiden Woodrow Wilson, Calvin Coolidge, dan Lyndon B. Johnson mendukung Hari Ayah jadi hari libur, namun tak ada yang meratifikasi undang-undang untuk itu selama masa jabatan mereka. Dua tahun kemudian, pada masa Presiden Richard Nixxon barulah beleid tersebut diundangkan. 

  • Mendikdasmen Sebut Nasib Sistem Zonasi PPDB Akan Diputus di Sidang Kabinet – Page 3

    Mendikdasmen Sebut Nasib Sistem Zonasi PPDB Akan Diputus di Sidang Kabinet – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan, hingga saat ini belum ada keputusan soal nasib sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Menurutnya, usulan menghapus sistem zonasi masih dikaji.

    “Untuk (PPDB) zonasi sekarang masih dalam proses pengkajian,” kata Mu’ti saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Minggu (8/12/2024).

    Selain itu, ia mengatakan bahwa keputusan soal PPDB sistem zonasi akan menunggu hasil dari Sidang Kabinet.

    “Sesuai dengan hasil pertemuan kami dengan bapak Presiden, keputusan tentang zonasi akan diputuskan dalam sidang kabinet,” kata Abdul Mu’ti, seperti dikutip dari Antara.

    Menurut dia, hal tersebut tidak dapat diputuskan sendiri oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

    “Akan diambil bersama-sama dengan jajaran kementerian lain dalam sidang kabinet kita,” kata Mendikdasmen.

    Sejauh ini ia mengaku belum mendapatkan arahan khusus dari Presiden Prabowo Subianto terkait sistem PPDB.

    “Jadi memang sampai saat ini belum ada keputusan, masih menunggu keputusan,” kata Mendikdasmen Abdul Mu’ti.

    Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto meminta Mendikdasmen Abdul Mu’ti memperdalam kajian soal pelakasaan PPDB jalur zonasi. Dia mengatakan, keputusan akhir soal penerapan zonasi akan dibahas dalam sidang kabinet paripurna.

    “Intinya terkait PPDB, Pak Presiden meminta atau menugaskan kami untuk memperdalam kajian pelaksanaanya dan nanti keputusan terkait pelaksanaan PPDB akan di bahas secara khusus dalam sidang kabinet,” kata Mu’ti usai bertemu Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/11/2024).

     

  • Mendikdasmen Sebut Makan Bergizi Gratis Ajarkan Anak Tidak Boros

    Mendikdasmen Sebut Makan Bergizi Gratis Ajarkan Anak Tidak Boros

    Solo, Beritasatu.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyebut program makan bergizi gratis yang akan diterapkan di sekolah pada 2025, dinilai mengajarkan anak-anak tidak hidup boros.

    “Makan siang gratis ini sebagai bagian dari penanaman dan pembiasaan pendidikan karakter bagi anak-anak,” kata Abdul Mu’ti di Solo, Minggu (8/12/2024) dilansir Antara.

    Ia mengatakan, program tersebut mengajarkan tanggung jawab, toleransi, saling menghormati, menjaga kebersihan, dan tidak hidup boros.

    Soal skema program makan siang gratis, kata dia, ada di Badan Gizi Nasional. “Jadi bukan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, kami hanya menjadi mitra dalam pelaksanaan makan bergizi gratis,” kata Abdul Mu’ti.

    Meski demikian pihaknya akan memberikan surat edaran kepada sekolah-sekolah untuk menjadikan program makan siang gratis sebagian bagian dari penerapan pendidikan karakter. “Kami akan menginstruksikan kepada sekolah-sekolah untuk menjadikan makan bergizi gratis ini sebagai bagian dari pembentukan karakter melalui berbagai macam pendidikan,” kata Mendikdasmen Abdul Mu’ti.

    Program makan siang gratis sampai saat ini masih terus diujicobakan di berbagai daerah untuk mengetahui kendala yang dihadapi.

    Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengatakan program makan siang gratis bukan sekadar penyediaan makanan gratis, tetapi langkah strategis menciptakan generasi lebih sehat dan produktif.

  • PPDB Sistem Zonasi Dilanjutkan atau Tidak? Mendikdasmen: Masih Dalam Kajian

    PPDB Sistem Zonasi Dilanjutkan atau Tidak? Mendikdasmen: Masih Dalam Kajian

    Solo, Beritasatu.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan sistem zonasi masih dalam tahap kajian. 

    “Proses pengkajian mengenai sistem zonasi PPDB masih berlangsung,” ujarnya di Solo, Jawa Tengah, Minggu (8/12/2024) dilansir Antara.

    Ia menambahkan, keputusan final mengenai PPDB sistem zonasi dalam sidang kabinet. “Keputusan terkait zonasi akan diputuskan setelah rapat kabinet,” jelasnya. 

    Abdul Mu’ti juga menegaskan bahwa Kementerian Pendidikan tidak dapat mengambil keputusan ini sendiri, melainkan harus melalui pembahasan bersama kementerian terkait dalam sidang kabinet. Sejauh ini, ia belum menerima instruksi dari Presiden Prabowo Subianto.

     “Hingga kini, keputusan mengenai PPDB sistem zonasi masih menunggu hasil rapat,” tambahnya.

    Sebelumnya Abdul Mu’ti mengatakan kajian PPDB sistem zonasi diakukan bersama para kepala dinas pendidikan di indonesia, para pakar, hingga stakeholder penyelenggara pendidikan. Mu’ti berharap PPDB zonasi tersebut dapat dilanjutkan dengan sistem baru pada tahun ajaran baru.

    “Berbagai kelemahan ini sedang terus kita pelajari, kami perdalam sehingga mudah-mudahan pada tahun ajaran 2025-2026 itu kami sudah bisa menerapkan zonasi dengan sistem baru yang kajiannya terus kami lakukan dan putusannya nanti dalam sidang kabinet,” kata kata Mu’ti seusai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/11/2024) membas soal PPDB sistem zonasi.

  • Kemendag Kolaborasi UMKM ‘BISA’ Ekspor dengan Kampus dan Kementerian

    Kemendag Kolaborasi UMKM ‘BISA’ Ekspor dengan Kampus dan Kementerian

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan menyinergikan Program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor atau UMKM ‘BISA’ Ekspor dengan perguruan tinggi dan Kementerian UMKM. Tujuannya, untuk semakin mengefektifkan pengembangan dan implementasi UMKM BISA Ekspor.

    Menteri Perdagangan Budi Santoso mengemukakan hal ini pada High Level Dialogue Urun Rembug terkait Program UMKM BISA Ekspor hari ini, Jumat, (6/12) di kantor Kemendag, Jakarta.

    “Melalui program UMKM BISA Ekspor yang kami gagas ini, diharapkan tercipta sinkronisasi kegiatan pembinaan oleh para pemangku kepentingan untuk mendukung UMKM BISA Ekspor. Kami juga berharap tercipta penguatan ekosistem dan kebijakan UMKM BISA Ekspor dengan merangkul semua pemangku kepentingan,” tutur Mendag Budi Santoso.

    Menurut Mendag Budi Santoso, Kemendag memiliki instrumen perwakilan di luar negeri yang bisa membantu memasarkan produk-produk UMKM. Kemudian, Kementerian UMKM memiliki UMKM binaan berkualitas ekspor.

    Sementara itu, perguruan tinggi memiliki inkubasi bisnis untuk menyiapkan wirausaha untuk bisa ekspor. “Jadi, ini sinergi yang bagus yang kita kerjakan bersama-sama,” ungkap Mendag Budi Santoso.

    High Level Dialogue dihadiri Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro; dan Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza. Turut mendampingi Mendag Budi Santoso, yaitu Plt. Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kemendag Fajarini Puntodewi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Mardyana Listyowati, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Moga Simatupang. Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono juga turut hadir dalam acara yang dilaksanakan atas kerja sama dengan Sekolah Ekspor.

    Mendag Budi Santoso mengatakan, untuk meningkatkan daya saing dan mempercepat keberhasilan Program UMKM BISA Ekspor, Kemendag memiliki program pembinaan berupa pengembangan produk, pengembangan pelaku usaha, dan pengembangan pasar ekspor. Dalam hal pengembangan pelaku usaha, Kemendag memiliki Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) untuk melatih dan mendidik pelaku usaha sampai menjadi eksportir.

    Dalam hal pengembangan produk, Kemendag memiliki Pusat Pengembangan Disain (Indonesia Design Development Center) yang memberikan konsultasi desain kepada pelaku usaha. Sementara pengembangan pasar dilakukan dengan optimalisasi peran perwadag di luar negeri.

    High Level Dialogue bertujuan untuk merekomendasikan strategi mempercepat UMKM masuk ke pasar ekspor dengan meningkatkan peran serta perguruan tinggi pada Program UMKM BISA Ekspor.

    Dialog tersebut diperlukan untuk menyusun rencana aksi kolaborasi perguruan tinggi, pemerintah, dan sektor swasta untuk pengembangan ekspor nasional dari kalangan UMKM dan eksportir pemula.

    Rangkaian kegiatan Urun Rembug UMKM BISA Ekspor berlangsung pada 5—6 Desember 2024. Peserta kegiatan ini melibatkan perguruan tinggi dari seluruh provinsi di Indonesia, lembaga pelatihan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta unit terkait di Kemendag.

    Hasil diskusi panel pada 5 Desember 2024 menggarisbawahi pentingnya sinergi dan kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, perbankan, serta sektor swasta dalam peningkatan daya saing UMKM ekspor.

    Beberapa poin penting pada diskusi itu adalah peran Kemendag dalam penyusunan kebijakan pengembangan ekosistem UMKM ekspor yang efisien, optimalisasi pemanfaatan kerja sama perdagangan internasional, serta partisipasi aktif dalam pameran internasional di dalam dan luar negeri.

  • Sinergikan UMKM ‘BISA’ Ekspor, Kemendag Gandeng Perguruan Tinggi dan Kementerian UMKM – Page 3

    Sinergikan UMKM ‘BISA’ Ekspor, Kemendag Gandeng Perguruan Tinggi dan Kementerian UMKM – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor atau UMKM ‘BISA’ Ekspor disinergikan Kementerian Perdagangan dengan perguruan tinggi dan Kementerian UMKM. Tujuannya, untuk semakin mengefektifkan pengembangan dan implementasi UMKM BISA Ekspor.

    Menteri Perdagangan Budi Santoso mengemukakan hal ini pada High Level Dialogue Urun Rembug terkait Program UMKM BISA Ekspor hari ini, Jumat, (6/12) di kantor Kemendag, Jakarta.

    “Melalui program UMKM BISA Ekspor yang kami gagas ini, diharapkan tercipta sinkronisasi kegiatan pembinaan oleh para pemangku kepentingan untuk mendukung UMKM BISA Ekspor. Kami juga berharap tercipta penguatan ekosistem dan kebijakan UMKM BISA Ekspor dengan merangkul semua pemangku kepentingan,” tutur Mendag Budi Santoso.

    Menurut Mendag Budi Santoso, Kemendag memiliki instrumen perwakilan di luar negeri yang bisa membantu memasarkan produk-produk UMKM. Kemudian, Kementerian UMKM memiliki UMKM binaan berkualitas ekspor. Sementara itu, perguruan tinggi memiliki inkubasi bisnis untuk menyiapkan wirausaha untuk bisa ekspor. “Jadi, ini sinergi yang bagus yang kita kerjakan bersama-sama,” ungkap Mendag Budi Santoso.

     

    High Level Dialogue dihadiri Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro; dan Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza. Turut mendampingi Mendag Budi Santoso, yaitu Plt. Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kemendag Fajarini Puntodewi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Mardyana Listyowati, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Moga Simatupang. Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono juga turut hadir dalam acara yang dilaksanakan atas kerja sama dengan Sekolah Ekspor.

    Mendag Budi Santoso mengatakan, untuk meningkatkan daya saing dan mempercepat keberhasilan Program UMKM BISA Ekspor, Kemendag memiliki program pembinaan berupa pengembangan produk, pengembangan pelaku usaha, dan pengembangan pasar ekspor. Dalam hal pengembangan pelaku usaha, Kemendag memiliki Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) untuk melatih dan mendidik pelaku usaha sampai menjadi eksportir.

    Sementara dalam hal pengembangan produk, Kemendag memiliki Pusat Pengembangan Disain (Indonesia Design Development Center) yang memberikan konsultasi desain kepada pelaku usaha. Sementara pengembangan pasar dilakukan dengan optimalisasi peran perwadag di luar negeri.

    High Level Dialogue bertujuan untuk merekomendasikan strategi mempercepat UMKM masuk ke pasar ekspor dengan meningkatkan peran serta perguruan tinggi pada Program UMKM BISA Ekspor. Dialog tersebut diperlukan untuk menyusun rencana aksi kolaborasi perguruan tinggi, pemerintah, dan sektor swasta untuk pengembangan ekspor nasional dari kalangan UMKM dan eksportir pemula.

    Rangkaian kegiatan Urun Rembug UMKM BISA Ekspor berlangsung pada 5—6 Desember 2024. Peserta kegiatan ini melibatkan perguruan tinggi dari seluruh provinsi di Indonesia, lembaga pelatihan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta unit terkait di Kemendag.

    Hasil diskusi panel pada 5 Desember 2024 menggarisbawahi pentingnya sinergi dan kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, perbankan, serta sektor swasta dalam peningkatan daya saing UMKM ekspor. Beberapa poin penting pada diskusi itu adalah peran Kemendag dalam penyusunan kebijakan pengembangan ekosistem UMKM ekspor yang efisien, optimalisasi pemanfaatan kerja sama perdagangan internasional, serta partisipasi aktif dalam pameran internasional di dalam dan luar negeri.

  • Mengenal Songket Silungkang, Songket Tertua di Indonesia

    Mengenal Songket Silungkang, Songket Tertua di Indonesia

    Liputan6.com, Padang – Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang tersebar di seluruh nusantara. Salah satunya kain tradisional atau wastra nusantara menjadi salah satu bagian yang perlu terus dilestarikan, yaitu songket Silungkang.

    Songket Silungkang menjadi salah satu bentuk seni tenun tradisional yang memiliki sejarah dan kekayaan budaya. Terkenal sebagai salah satu produk kerajinan tangan dari Sumatera Barat, ternyata songket ini begitu melegenda dan merupakan bagian integral dari warisan budaya Minangkabau.

    Dilansir dari Kementerian Pariwisata, Songket Silungkang bahkan telah dinyatakan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 8 Oktober 2019.

    Berikut fakta-fakta menarik tentang Songket Silungkang yang wajib Anda tahu:

    Asal Usul dan Sejarah

    Songket Silungkang berasal dari daerah Silungkang, sebuah kecamatan di Kota Sawahlunto, Sumatera. Sejarah tenun songket ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Minangkabau dan telah diwariskan dari generasi ke generasi.

    Songket ini merupakan bagian dari tradisi budaya Minangkabau yang telah ada selama berabad-abad, dan disebut-sebut sebagai salah satu songket tertua di Indonesia.

    Proses Pembuatan yang Rumit

    Pembuatan Songket Silungkang adalah proses yang memerlukan keterampilan tinggi dan ketelitian. Proses tenun dimulai dengan menyiapkan benang, yang biasanya terbuat dari sutra atau benang emas dan perak untuk menambah keindahan dan kemewahan.

    Benang-benang ini kemudian dianyam menggunakan alat tenun tradisional yang disebut alat tenun songket. Prosesnya bisa memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada kompleksitas desain dan ukuran kain.

    Motif dan Desain

    Songket Silungkang terkenal dengan motif dan desainnya yang sangat khas. Motif-motif ini seringkali berupa pola geometris, flora, dan fauna yang memiliki makna simbolis dalam budaya Minangkabau.

    Beberapa motif yang umum ditemukan yakni Bada Mudiak (Ikan Teri Hidup di Hulu Sungai) dengan filosofi yang menggambarkan kehidupan rukun dan damai seia sekata. Ada juga motif Buah Palo Bapatan (Buah Pala yang Dipatahkan) yang mencerminkan nilai-nilai mendidik bahwa untuk menikmati keindahan dan rasa senang hendaknya kita saling berbagi.

    Lalu motif Saluak Laka (Alas Periuk Terbuat dari Lidi) yang maknanya masyarakat yang bersatu atas dasar kerja sama dan keiklasan akan menjalin banyak kekuatan.

     

  • Wamendikdasmen Fajar Pastikan Dukungan Pemerintah Terhadap Pendidikan di Daerah 3T – Halaman all

    Wamendikdasmen Fajar Pastikan Dukungan Pemerintah Terhadap Pendidikan di Daerah 3T – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, mengunjungi lima sekolah di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat (6/12/2024).

    Kunjungan ini menegaskan keberpihakan pemerintah terhadap pendidikan di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

    Di sekolah-sekolah yang dikunjunginya, Wamendikdasmen mendengarkan langsung aspirasi guru dan peserta didik, menyampaikan kebijakan terbaru, hingga mengikuti aktivitas literasi bersama para siswa.

    Di hadapan para guru, Wamendikdasmen menyampaikan kesejahteraan guru ditingkatkan melalui sertifikasi.

    Sejauh ini ini kebijakan berlaku bagi guru non-ASN.

    “Lebih penting lagi, mulai 2025, guru ASN berkesempatan untuk ditugaskan di sekolah swasta.”

    “Dengan begitu, guru PPPK masih bisa mengajar sekolah swasta asalnya.”

    “Inilah rencana kebijakan kami sebagai bentuk keberpihakan menjawab kegelisahan guru non ASN di daerah 3T,” ujar Fajar seperti  di SMP Kristen 1 Mollo Selatan, dikutip Tribunnews.com dalam keterangannya, Jumat (6/12/2024).

    Dalam suasana penuh keakraban di bawah pohon beringin, Wamendikdasmen bersama para guru dan siswa juga membacakan komitmen literasi guna menumbuhkan budaya membaca dan menulis di kalangan pelajar.

    Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

    Di Sekolah SD GMIT (Gereja Masehi Injili Timur) SoE 1, kedatangan Wamen Fajar disambut dengan tarian sambutan daerah yang dipentaskan oleh peserta didik.

    Pada kesempatan ini, ia memperkenalkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai program untuk membentuk generasi unggul.

    “Program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan istirahat cepat, dalam kehidupan anak-anakku sehari-hari” ungkap Wamen Fajar kepada ratusan siswa yang berkumpul di halaman sekolah.

    Wamen Fajar melanjutkan kunjungannya ke Sekolah Bukti Bakti BCA, SD Inpres Nunumeo di Kota Soe, NTT.  

    Ia memuji kolaborasi dalam meningkatkan pendidikan bermutu di sekolah ini.

    Bahkan Wamen Fajar memuji inovasi sekolah yang memiliki Science Garden, ruang belajar terbuka untuk menanam dan mencintai alam.

    Salah seorang siswa dengan antusias menceritakan pengalamannya, “Sekolah ini menyenangkan. Karena bisa bercocok tanam, merawat dan mencintai alam.”

    Di belakang gedung SD Inpres ini terdapat Science Garden sebagai ruang didik bagi peserta didik untuk belajar mencintai alam.

    Di sekolah ini Wamendikdasmen juga menanam tanaman Ambupu, tanaman khas Timor Tengah Selatan.

    Kemudian, dua sekolah terakhir, Wamendikdasmen Fajar melanjutkan kunjungan kerja ke SMA 1 Soe dan SMP Muhammadiyah Kupang NTT.

  • Kabinet Korea Selatan Kompak Mundur dari Jabatan, PM Han: Saya Minta Tanggung Jawab

    Kabinet Korea Selatan Kompak Mundur dari Jabatan, PM Han: Saya Minta Tanggung Jawab

    ERA.id – Kebinet Korea Selatan menawarkan pengunduran diri kolektif menyusul deklarasi darurat militer dari Presiden Yoon Suk-yeol. Pengunduran diri ini meliputi seluruh anggota kabinet.

    Dalam rapat yang digelar oleh Perdana Menteri Han Duck-soo, hampir semua anggota Kabinet, termasuk Menteri Keuangan Choi Sang-mok dan Menteri Pendidikan Lee Ju-ho, berniat untuk mengundurkan diri dari jabatan.

    Pengunduran diri ini disebut sebagai bentuk pertanggung jawaban atas deklarasi presiden dan pencabutan darurat militer enam jam setelah diumumkan.

    “Saya tidak berniat melanjutkan jabatan saya,” kata Menteri Kehakiman Park Sung-jae, dikutip Yonhap News, Rabu (4/12/2024).

    Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun, yang dilaporkan mengusulkan deklarasi darurat militer kepada Yoon, juga mengumumkan pengunduran dirinya dalam sebuah pernyataan.

    Di sisi lain, Perdana Menteri Han mendesak Kabinet untuk terus memenuhi tanggung jawab mereka.

    “Saya meminta Kabinet untuk memenuhi tanggung jawab Anda bersama dengan pejabat publik dari semua kementerian guna memastikan keselamatan rakyat dan kehidupan sehari-hari tetap terjaga tanpa sedikit pun keraguan,” katanya.

    “Sampai saat terakhir, saya akan mengabdi kepada rakyat dengan menyatukan kebijaksanaan anggota Kabinet kita,” sambungnya.

    Sebelumnya pada hari itu, para ajudan senior di kantor kepresidenan, termasuk kepala staf Presiden Yoon, mengajukan pengunduran diri mereka.

  • Cagub Sulsel Tebar Klaim Punya Riwayat Berhasil Tangani Pendidikan Anak, Bagaimana Faktanya?

    Cagub Sulsel Tebar Klaim Punya Riwayat Berhasil Tangani Pendidikan Anak, Bagaimana Faktanya?

    Pada 2023, ATS di Makassar 9.291 anak. Rinciannya, ada 2.018 Drop Out (DO) di Sekolah Dasar (SD), 1.016 DO di Sekolah Menengah Pertama (SMP), 1.211 DO di SMA, 2.311 tidak lanjut SMP, dan 2.535 tidak lanjut SMA.

    Data tersebut merujuk pada Pangkalan Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) per 1 November 2023.

    Berdasarkan data Kemdikbud, jumlah anak yang putus sekolah di Sulawesi Selatan pada tahun 2023 adalah 1.613 orang

    Di tahun yang sama, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata lama sekolah anak di Sulsel hanya delapan tahun. Menunjukkan anak usia sekolah di Sulsel kebanyakan hanya menempuh jenjang pendidikan SD, sementara jenjang selanjutnya banyak yang putus sekolah.

    Data terbaru, untuk tahun 2024, per September ada sekitar 140.017 ATS di Sulsel.

    Salah satu orang tua yang anaknya putus sekolah adalah Muhammad. Ia warga Pulau Kodingareng, Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, Makassar.

    Dua anaknya tidak menyelesaikan sekolah dasar dan menengah. Anak pertamanya, Muhardi kandas di kelas 5 SD. Anak keduanya, Muliana setelah lulus SMP tidak lagi melanjutkan SMA.

    “Saya memang yang suruh anakku berhenti. Dimana mau saya carikan uang,” kata Muhammad.

    Cerita Muhammad dan data di atas, menunjukkan efektivitas program Revolusi Pendidikan Danny perlu dipertanyakan. Begitu pula dengan Sekolah Pintar Sudirman.

    Sekolah Pintar ini, membekali sejumlah TV pintar di sekolah-sekolah di Sulsel. Harapannya dijadikan media belajar.

    “Jadi televisi di sekolah itu terpakai. Biasa digunakan untuk media belajar, presentasi, dan juga nonton video,” kata Alfi, siswa SMA Negeri 10 Bulukumba.