Kementrian Lembaga: Kapolda Jatim

  • Polda Jatim Panggil Saksi Santri Terkait Proyek Pembangunan Ponpes Al Khoziny
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 Oktober 2025

    Polda Jatim Panggil Saksi Santri Terkait Proyek Pembangunan Ponpes Al Khoziny Surabaya 4 Oktober 2025

    Polda Jatim Panggil Saksi Santri Terkait Proyek Pembangunan Ponpes Al Khoziny
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Polda Jawa Timur (Jatim) memanggil satu saksi terkait proyek pembangunan gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
    Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo itu ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Akibatnya, belasan santri ditemukan meninggal dunia, puluhan lainnya mengalami luka-luka hingga amputasi. Sementara data terakhir, 48 orang masih dicari.
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny disebabkan kualitasnya tidak memenuhi standar atau kegagalan konstruksi.
    Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, mengatakan petugas kepolisian tengah mengumpulkan data-data terkait insiden ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny.
    “Dari anggota saya juga melakukan kegiatan investigasi, pendataan dengan teman-teman BNPB,” kata Nanang, Jumat (3/10/2025).
    Meski begitu, Nanang juga meminta agar publik tetap bersabar untuk proses tindak lanjut masalah ini.
    Sebab, petugas masih berfokus pada evakuasi korban dan reruntuhan hingga tuntas.
    Terpisah, dalam penanganan ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim memanggil satu saksi atas nama Shaka Nabil Ichsani untuk memberikan klarifikasi ambruknya bangunan tersebut.
    “Iya (undangan pemanggilan untuk Shaka Nabil Ichsani), untuk panggilan saksi,” kata penyidik Unit II Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim, AKP Edi Iskandar, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (4/10/2025).
    Pemanggilan tersebut juga berdasarkan surat laporan polisi nomor: LP/A/4/IX/2025/SPKT.UNITRESKRIM/POLSEK BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR tanggal 29 September 2025.
    Juga, Surat Perintah Penyelidikan Nomor SP.Lidik/4579/X/RES.1.2./2025/Ditreskrimsus/Polda Jatim tanggal 01 Oktober 2025.
    Shaka dipanggil sebagai saksi dari pihak santri pada tanggal Jumat (3/10/2025) pukul 13.00 WIB di Unit II Subdit Tipid Indagsi. “(Shaka) Salah satu santri,” ucap Edi Iskandar.
    Diketahui, korban runtuhan mushala Al Khoziny hingga kini berjumlah 119 orang.
    Sebanyak 28 di antaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya evakuasi mandiri.
    Adapun 15 orang dinyatakan meninggal dunia, 104 orang selamat.
    Namun, 48 orang lainnya masih dalam proses pencarian.
    Satu korban tanpa perawatan atas nama Ibnu Fairus yang sebelumnya masuk dalam daftar pencarian ditemukan selamat di tempat lain.
    Sementara itu, seluruh korban meninggal dunia yang dievakuasi sejak Jumat kemarin belum diketahui identitasnya karena masih dalam proses identifikasi tim DVI Polda Jatim.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lihat Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Kapolda Jatim: yang Utama Masalah Kemanusiaannya Dulu

    Lihat Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Kapolda Jatim: yang Utama Masalah Kemanusiaannya Dulu

    Surabaya (beritajatim.com) – Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nanang Avianto, menyatakan bahwa kepolisian akan memprioritaskan upaya kemanusiaan dan penyelamatan korban runtuhnya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo sebelum melakukan peninjauan masalah hukum.

    Hal itu dikatakan Irjen Pol Nanang di sela-sela kunjungannya meninjau kondisi bangunan persantren yang runtuh dan pencarian korban, hari Jumat sore (3/10/2025).

    “Ini lah yang harus kita lihat nanti. Tapi yang jelas tetap nanti akan melakukan kegiatan proses, tapi yang utama sekarang ini adalah masalah kemanusiaannya dulu,” kata Irjen Pol Nanang di kompleks Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).

    Irjen Pol Nanang juga menjelaskan, dalam proses pemeriksaan hukum nantinya akan melibatkan ahli dari bidang kontruksi. Agar informasi penggalian data tersebut valid dan saintifik.

    “Indikasi awal (penyebab runtuh) ya nanti dari teman-teman ahli yang bisa menjelaskan. Jadi nanti kalau sudah ada penjelasan itu kan lebih valid karena dengan saintis ya,” ucapnya.

    Seperti diketahui, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan korban jiwa, itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data sementara Tim SAR Gabungan hingga Jumat (3/10/2025), tercatat total 114 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 23 korban dievakuasi petugas dengan 10 di antaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri.

    Meskipun demikian, diperkirakan hingga hari ini, masih ada puluhan korban yang dilaporkan hilang yang kemungkinan berada di bawah reruntuhan sebanyak 53 orang. (rma/ted)

  • Kapolda Jatim: Pendataan korban Al Khoziny dibagi tiga klaster

    Kapolda Jatim: Pendataan korban Al Khoziny dibagi tiga klaster

    “Tahapan kemarin di awal adalah kita mengutamakan pertolongan kepada korban dulu. Sambil pendataan,”

    Surabaya (ANTARA) – Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi Nanang Avianto menyebut pendataan korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, dibagi ke dalam tiga klaster yaitu santri, pengurus pesantren, dan pekerja pembangunan.

    “Kemudian dari perkembangan yang kita lihat dari pendataan. Penghuni di sana yang kemudian dimasukkan datanya di posko. Kan kita bagi dalam tiga klaster yang pertama adalah jumlah santrinya. Ke-2 adalah pengurus pesantren yang ke-3 adalah pekerja. Yang melakukan pembangunan pesantren itu,” kata Nanang di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat.

    Menurutnya, pengelompokan tersebut penting agar petugas mudah melacak keberadaan penghuni yang sebelumnya tercatat berada di lingkungan pesantren saat bangunan runtuh.

    Dari hasil pendataan awal, sebagian besar baru mencakup santri dan pengurus, sedangkan pekerja masih terus diidentifikasi.

    Ia menegaskan meski pendataan dilakukan, prioritas utama sejak awal tetap pada penyelamatan korban.

    “Tahapan kemarin di awal adalah kita mengutamakan pertolongan kepada korban dulu. Sambil pendataan,” ujarnya.

    Nanang menambahkan setelah masa golden time berakhir, proses evakuasi difokuskan pada pembersihan material. Tim gabungan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), TNI, Polri, Pemadam Kebakaran (Damkar), serta relawan terus dikerahkan untuk mempercepat pencarian korban.

    “Supaya tidak ada terganggu dengan melihat dari kemungkinan jumlah yang ada, kita pusatkan di sini di Rumah Sakit Bhayangkara, dan ini sudah kita persiapkan mulai dari peralatan dan kemudian dari tim medisnya,” tambah Kapolda.

    Jenderal bintang dua itu menyebut hingga kini masih ada sekitar 58 orang yang belum diketahui keberadaannya pasca ambruknya musala ponpes tersebut.

    “Kemarin terdata, masih ada 58 kalau enggak salah yang belum diketahui keberadaannya. Dan ini pun juga bertahap menemukan kurang lebih ada berapa dari lima ya, ada tambahan lima,” katanya.

    Ia mengatakan proses identifikasi terus dilakukan. Lima jenazah yang baru ditemukan kini berada di RS Bhayangkara Surabaya untuk dilakukan identifikasi melalui data biometrik, DNA, hingga barang pribadi korban.

    “Pendataan-pendataan awal yang dari data yang dari Dukcapil di sini. Kan dari mungkin dari titik jari kemudian dari retina mata dari darah, DNA, properti baju yang dipakai ini semuanya sedang kita identifikasi,” ujarnya.

    Menurutnya, identifikasi ini penting agar keluarga korban bisa segera mengetahui kejelasan anggota keluarganya yang masih ditunggu.

    Kapolda juga memastikan seluruh proses dilakukan transparan melalui posko pendataan yang bisa diakses media.

    “Apapun yang terjadi ya harus kita terima dengan kondisi kecelakaan seperti ini dan ini mungkin pembelajaran semua. Di dalam kegiatan proses pembangunan apapun itu memang harus sesuai dengan spek-nya dan ada perizinan supaya tidak terjadi ini,” ucapnya.

    Pewarta: Willi Irawan
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gempa Sumenep 6,5 SR Picu Kepanikan di Posko Pengungsian Korban Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny

    Gempa Sumenep 6,5 SR Picu Kepanikan di Posko Pengungsian Korban Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Suasana panik sempat mewarnai posko pengungsian korban sekaligus dapur umum ambruknya gedung baru bertingkat di Lembaga Pesantren Al Khoziny, Buduran, Selasa (30/9/2025) malam. Ratusan orang di dalam dan luar gedung berlarian keluar setelah merasakan guncangan gempa yang berpusat di wilayah Sumenep sekitar pukul 23.49 WIB.

    Sejumlah pengungsi, mulai anak-anak hingga orang dewasa, berteriak histeris lantaran khawatir bangunan darurat maupun fasilitas sekitar posko roboh akibat getaran gempa.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa bumi yang dirasakan di Sidoarjo berpusat di laut 50 km Tenggara Sumenep, Jawa Timur. Gempa terjadi pada pukul 23.49 WIB dengan kekuatan magnitudo 6,5 Skala Richter (SR), berkategori sedang, dan tidak berpotensi tsunami.

    Kendati demikian, guncangan cukup kuat dirasakan hingga ke lokasi posko pengungsian. Jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Sekda Provinsi Jatim Adhi Karyono, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Kepala Basarnas Surabaya Nanang Sigit, serta Bupati Sidoarjo dan sejumlah pejabat kabupaten lainnya yang sedang menggelar pertemuan di lantai dua gedung juga ikut keluar untuk mencari tempat aman.

    Gubernur, Kapolda, Basarnas, BPBD, dan relawan segera menenangkan massa agar situasi tidak semakin kacau. “Keluar semua, keluar semua,” ujar salah satu petugas BPBD.

    Kapolda Jatim Nanang Avianto bersama Gubernur Khofifah juga mencoba menenangkan para wali santri yang panik berlarian. “Sudah keluar semua saja, nggak usah panik,” ucap Kapolda Nanang sambil berjalan.

    Petugas SAR di lokasi pun sempat panik dan terpaksa berpindah tempat. Sejumlah orang terjatuh akibat desakan saat berusaha keluar gedung. “Jangan lari, jangan lari,” kata seorang petugas SAR mengingatkan massa. [isa/beq]

  • Kapolda Jatim Jamin Keamanan Investor di KEK JIIPE Gresik

    Kapolda Jatim Jamin Keamanan Investor di KEK JIIPE Gresik

    Gresik (beritajatim.com) – Keamanan menjadi prioritas utama investor yang menanamkan modalnya di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial Port and Estate (KEK JIIPE) Gresik. Menindaklanjuti hal ini, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto meninjau langsung di kawasan tersebut.

    Jenderal polisi bintang dua itu, datang ke KEK JIIPE sekaligus melihat persiapan kantor kepolisian di kawasan industri terbesar Indonesia Timur. “Kantor kepolisian di kawasan ekonomi khusus ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam memberikan rasa aman dan pelayanan prima bagi investor maupun dunia usaha,” ujar Irjen Pol Nanang Avianto, Kamis (25/9/2025).

    Dalam peninjauan tersebut, Kapolda Jatim didampingi sejumlah pejabat utama diantaranya Irwasda Polda Jatim Kombes Pol Ary Satriyan, Karolog Kombes Pol Dirmanto, Karo SDM Kombes Pol Ari Wibowo, Dir Pam Obvit Kombes Pol Widiatmoko, dan Kabid Humas Kombes Pol Jules Abraham Abast.

    Sementara itu, dari manajemen JIIPE hadir pula Irjen Pol (Purn) Toni Harmanto, selaku Advisor JIIPE, Direktur Keuangan Imam, dan Legal JIIPE Johan Hatiyanto. Selama dua jam lebih, Irjen Pol berkeliling serta blusukan ke kantor kepolisian yang berdekatan dengan pintu gerbang KEK JIIPE.

    Kedatangan Irjen Pol Nanang Avianton untuk menegaskan menjamin kelancaran serta keamanan operasional kawasan industri dan pelabuhan terintegrasi tersebut. “Saya berharap fasilitas tersebut segera dioperasionalkan sehingga masyarakat maupun pelaku usaha di kawasan JIIPE mendapatkan pelayanan kepolisian yang maksimal,” ungkapnya.

    Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu menuturkan, pihakmya berkomitmen menjaga kamtibmas yang kondusif, khususnya di wilayah JIIPE yang menjadi salah satu kawasan investasi terbesar di Jawa Timur.

    “Hadirnya kantor kepolisian di KEK JIIPE, keamanan dan pelayanan publik diharapkan semakin meningkat, sekaligus memperkuat iklim investasi yang aman, tertib, dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya. [dny/kun]

  • 415 Anak Dibawah Umur Terlibat Dalam Demonstrasi Anarkis di Jatim

    415 Anak Dibawah Umur Terlibat Dalam Demonstrasi Anarkis di Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Demonstrasi yang terjadi di Jawa Timur beberapa waktu lalu melibatkan anak dibawah umur.

    Dari data yang dicatat Polda Jatim, 997 orang yang terlibat dalam aksi anarkis di 10 kota diamankan. Dari jumlah tersebut, 582 orang merupakan dewasa, sementara 415 adalah anak di bawah umur (ABH).

    Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto mengatakan 682 orang telah dipulangkan setelah dilakukan pendataan dan pembinaan.

    Sedangkan sisanya, 315 orang lainnya menjalani proses hukum lebih lanjut. “Kami memilah dengan hati-hati, terutama terhadap anak-anak di bawah umur,” kata Nanang, Sabtu (20/9/2025).

    Nanang mengaku prihatin dengan banyaknya remaja yang ikut dalam aksi anarkis. Menurutnya, sebagian besar orang tua tidak mengetahui keterlibatan anak-anak mereka.

    “Ini sangat disayangkan. Harusnya para orangtua lebih waspada, karena apa yang terjadi menjadi pembelajaran mahal bagi kita semua,” ujarnya.

    Polisi dengan 2 bintang di pundaknya itu menyatakan telah memulangkan anak-anak yang sebelumnya diamankan kepada orangtua masing-masing. Ia berharap para orangtua mengawasi anak-anak secara ketat agar hal serupa tak terulang kembali.

    “Mereka kami kembalikan ke orang tua masing-masing agar mendapat pengawasan lebih baik,” tuturnya. [uci/ted]

  • Ratusan Polisi dan TNI Terluka Saat Amankan Demo Rusuh di Jawa Timur

    Ratusan Polisi dan TNI Terluka Saat Amankan Demo Rusuh di Jawa Timur

    Surabaya (beritajatim.com) – Aksi demonstrasi yang berujung anarkis di wilayah hukum Polda Jawa Timur mengakibatkan ratusan personel kepolisian dan TNI mengalami luka-luka. Tercatat ada 105 personel Polri dan 12 anggota TNI yang terluka akibat lemparan batu, bom molotov, hingga benda keras lainnya saat mengamankan kerusuhan.

    Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto menyampaikan bahwa para personel tersebut mengalami luka ringan hingga berat, dan sebagian menjalani perawatan medis secara berkala. “Selain itu, ada pula warga sipil yang juga menjadi korban. Beruntung, tak ada korban jiwa selama aksi kerusuhan di Jatim,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).

    Polda Jatim mencatat sebanyak 111 warga sipil turut menjadi korban dengan luka-luka. Sebagian besar dari mereka sudah menjalani rawat jalan.

    Nanang mengingatkan masyarakat agar bijak dalam menyikapi informasi, terutama di media sosial. Ia menegaskan agar warga tidak mudah terprovokasi isu hoax dan segera melaporkan ke pihak kepolisian jika ada informasi yang meresahkan. “Mari kita jaga Jawa Timur tetap aman. Jangan mudah terprovokasi. Bila ada informasi yang meresahkan, segera laporkan ke pihak berwenang,” imbaunya.

    Kabid Humas Polda Jatim Kombes Jules Abraham Abast menambahkan, pihak kepolisian tidak hanya berhenti pada pelaku lapangan. “Kami akan terus mendalami, termasuk memburu aktor intelektual yang mendalangi kerusuhan ini. Jejak digital tidak bisa dihapus, dan tim kami sudah mengantongi sejumlah bukti,” katanya.

    Atas kasus tersebut, Polda Jatim menjerat para pelaku dengan berbagai pasal, di antaranya Pasal 406 KUHP tentang perusakan barang, Pasal 170 KUHP tentang kekerasan bersama, Pasal 187 KUHP tentang pembakaran, Pasal 212 KUHP tentang perlawanan terhadap pejabat, Pasal 160 KUHP tentang penghasutan, UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang senjata api dan bahan peledak, serta UU ITE terkait provokasi melalui media sosial.

    Sebagai barang bukti, polisi menyita 11 buku paham anarkisme, 42 bongkahan batu, 10 jaket hoodie, 9 sepeda motor, 18 handphone, 1 tameng polisi, serta pakaian dan perlengkapan aksi. [uci/ian]

  • Malam Mencekam di Grahadi, Pangdam V/Brawijaya Redam Kerusuhan dengan Empati

    Malam Mencekam di Grahadi, Pangdam V/Brawijaya Redam Kerusuhan dengan Empati

    Surabaya (beritajatim.com) – Malam akhir Agustus 2025, Gedung Negara Grahadi Surabaya nyaris terbakar ketika ribuan massa anarkis melempar batu, molotov, dan petasan ke arah gedung bersejarah itu. Suara kaca pecah dan dentuman petasan bercampur dengan teriakan massa, menciptakan suasana mencekam yang sulit dibayangkan.

    Beberapa jam sebelum kerusuhan pecah, Pangdam V/Brawijaya Mayjend TNI Rudy Saladin turun langsung menemui massa aksi. Sambutan “Ijo! Ijo! Ijo!” menggema saat ia menghampiri kerumunan. Dengan senyum tenang, kehadirannya sejenak mencairkan ketegangan.

    Dalam kondisi krisis, Rudy memilih pendekatan humanis dan empati ketimbang pengerahan kekuatan penuh. “Saya lihat mereka dewasa. Ketika ada yang melempar botol, mahasiswa sendiri yang melarang. Mereka tak suka kerusuhan,” katanya.

    Keputusan itu diambil dengan penuh risiko. Ia sadar adanya provokator yang bisa memicu bentrokan, namun intuisi kepemimpinan mendorongnya untuk berani berdiri di tengah mahasiswa, mendengarkan tuntutan mereka, dan meredam emosi massa.

    “Mereka minta teman-temannya yang ditahan di Polrestabes Surabaya dibebaskan. Saya sampaikan, kita cari jalan bersama,” ujar Rudy.

    Bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kapolda Jatim, Rudy kemudian menuju Polrestabes Surabaya untuk melobi pembebasan mahasiswa yang ditahan. Namun, saat rombongan meninggalkan Grahadi, api mulai menyala di sisi barat gedung.

    Rudy menegaskan bahwa empat hal menjadi senjata penting dalam menghadapi situasi genting: berpikir cepat, intuisi, keberanian mengambil risiko, dan empati. Langkah tersebut terbukti efektif, sebab mahasiswa ikut membantu menjaga ketertiban, sementara TNI bersama pemadam kebakaran berhasil memadamkan api sebelum merembet ke bangunan utama.

    Ia menekankan bahwa stabilitas keamanan tidak bisa dijaga TNI sendirian, melainkan melalui sinergi lima unsur: pemerintah, akademisi, masyarakat, media, dan dunia usaha. “Kita hidup di era post-truth. Kalau lima unsur ini tidak saling percaya, yang hancur pertama kali adalah ekonomi. Dunia usaha harus yakin pemerintah mampu menjaga keamanan,” tegasnya.

    Gerak Cepat Padamkan Api

    Kepala Staf Korem 084/Bhaskara Jaya, Kolonel Inf Nico Reza H. Dipura, menerima instruksi langsung dari Pangdam untuk mengamankan lokasi agar pemadam kebakaran bisa bekerja. “Segera padamkan,” kata Nico mengutip perintah Mayjend Rudy Saladin.

    Wakil Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya, Bambang Vistadi, memimpin 24 petugas dengan empat unit truk pemadam berkapasitas 3.000 hingga 10.000 liter. Jalur belakang Grahadi berhasil diamankan oleh TNI dan warga, memungkinkan truk pemadam masuk mendekati titik api.

    “Kalau terlambat lima menit saja, habis sudah Grahadi,” kenang Bambang.

    Dengan kombinasi metode spray dan jet, petugas damkar berhasil menaklukkan kobaran api. Kolaborasi antara aparat keamanan, pemadam kebakaran, dan masyarakat menjadi kunci penyelamatan Grahadi dari kebakaran besar. [uci/beq]

  • 415 Anak Dibawah Umur Terlibat Dalam Demonstrasi Anarkis di Jatim

    Peringati Haornas ke-42, Kapolda Jatim Tekankan Pentingnya Sportifitas

    Surabaya (beritajatim.com) – Kapolda Jatim Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si menekankan pentingnya sportifitas. Hal itu disampaikan Kapolda saat memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-42 di Mapolda Jatim, Selasa (9/9/2025).

    Dalam amanatnya, Kapolda Jatim menyampaikan bahwa Haornas tahun ini terasa istimewa karena mengusung tema “Olahraga Satukan Kita.”

    Tema tersebut menegaskan olahraga bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga menjadi sarana memperkuat persatuan bangsa.

    Menurut Kapolda Jatim, olahraga mengajarkan untuk bertanding dengan fair, menghormati lawan, dan menerima hasil dengan lapang dada.

    “Nilai-nilai ini harus kita terapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,”tutur Irjen Nanang.

    Selain itu, Kapolda Jatim menekankan pentingnya olahraga bagi anggota Polri.

    Menurutnya, olahraga bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan gerakan kebangsaan yang menumbuhkan disiplin, solidaritas, dan daya juang yang sejalan dengan tugas kepolisian menjaga keamanan serta ketertiban.

    Pada kesempatan tersebut, Kapolda Jatim juga memberikan penghargaan khusus berupa kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) kepada Brigpol Jauharul Luthfi Hakim.

    Anggota Sat Brimob Polda Jatim itu dinilai telah menunjukkan dedikasi tinggi saat pengamanan unjuk rasa di Jawa Timur.

    “Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi atas kinerja yang melampaui panggilan tugas. Bapak Presiden dan Kapolri memberikan penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi,” ungkap Irjen Nanang.

    Menutup amanatnya, Kapolda Jatim mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan olahraga sebagai budaya hidup.

    Ia menekankan, kemenangan terbesar bukan hanya ketika meraih piala, melainkan saat mampu menghargai perbedaan sebagai kekuatan untuk bersatu. [uci/but]

     

  • Banyak Penjual Miras Saat Acara Karnaval Sound Horeg, Ini Respons Bupati Lumajang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 September 2025

    Banyak Penjual Miras Saat Acara Karnaval Sound Horeg, Ini Respons Bupati Lumajang Surabaya 8 September 2025

    Banyak Penjual Miras Saat Acara Karnaval Sound Horeg, Ini Respons Bupati Lumajang
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Bupati Lumajang Indah Amperawati angkat bicara soal banyaknya temuan penjual minuman keras saat acara karnaval sound horeg.
    Sebelumnya, Kepala Desa Bades Sahid mengamuk dan menangkap 4 orang penjual minuman keras saat acara karnaval di Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
    Indah menyayangkan, karnaval rakyat yang seharusnya jadi ajang kreativitas warga harus dinodai dengan peredaran minuman keras.
    Namun, ia meyakini, tidak semua desa yang menggelar karnaval terdapat oknum penjual minuman keras.
    “Tentu sangat disayangkan, tapi sepertinya tidak semua desa begitu (ada penjual minuman keras saat karnaval),” kata Indah kepada
    Kompas.com
    , Senin (8/9/2025).
    Indah mengimbau warga tidak lagi menjual minuman keras saat gelaran karnaval di mana pun diselenggarakan.
    Sebab, peredaran minuman keras saat karnaval sudah dilarang dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) maupun surat edaran bersama yang dikeluarkan Pemprov Jatim bersama Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya.
    Menurutnya, panitia karnaval ke depannya harus selektif kepada para penjual yang ada di sekitar lokasi karnaval untuk mengantisipasi adanya penjual miras.
    Tidak hanya kepada penjual, Indah juga mengimbau warganya untuk tidak mengkonsumsi minuman beralkohol tersebut.
    “Belajar dari kasus di Desa Bades Pasirian, Pemkab mengimbau setiap kegiatan karnaval dilarang ada jual beli minuman keras,” tegasnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.