Kementrian Lembaga: Kadin

  • Pengusaha RI Perkuat Kemitraan Bisnis Keluarga dengan Prancis

    Pengusaha RI Perkuat Kemitraan Bisnis Keluarga dengan Prancis

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) kembali memperkuat kerja sama antara perusahaan atau bisnis keluarga Indonesia dan Prancis untuk membuka peluang kolaborasi usaha di berbagai bidang. 

    Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Apindo dengan Mouvement des Entreprises de France (MEDEF). 

    Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani mengatakan kesepakatan ini membuka peluang nyata untuk kolaborasi bisnis, investasi lintas negara, serta pertukaran tata kelola antar generasi. 

    “Bisnis keluarga mewakili lebih dari 70% sektor swasta di Indonesia dan Prancis dengan total aset mencapai lebih dari US$1,2 triliun,” kata Shinta dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (29/5/2025). 

    Kesepakatan tersebut juga bertujuan membuka kemitraan jangka panjang lintas sektor, termasuk pada perhotelan, manufaktur, agribisnis, properti, industri kreatif, serta pengembangan family office. 

    Tak hanya itu, MoU ini juga diharapkan memperkuat hubungan historis dunia usaha kedua negara dan mencerminkan visi bersama untuk memberdayakan bisnis keluarga sebagai pilar pertumbuhan ekonomi dan warisan lintas generasi.

    “Kesepakatan ini membuka peluang nyata untuk kolaborasi bisnis, investasi lintas negara, serta pertukaran praktik tata kelola antargenerasi,” ujarnya.

    Secara terperinci, lewat MoU ini, Apindo bersama Medef sepakat untuk mendirikan Jaringan Bisnis Keluarga Indonesia–Prancis, dimulai dengan klaster sektor seperti perhotelan, real estat, agri-food, fesyen, dan manufaktur. 

    Kesepakatan Apindo dan Medef juga diharapkan mendorong pertukaran pengetahuan terkait perencanaan suksesi, tata kelola warisan keluarga, dan kepemimpinan generasi penerus.

    Kemudian, mengangkat family office sebagai pilar penting dalam menjaga keberlanjutan finansial, filantropi lintas negara, dan investasi jangka panjang. Kesepakatan kedua pihak juga akan mengakomodasi penyelenggaraan Forum Bisnis Keluarga Indonesia–Prancis setiap tahun secara bergiliran di kedua negara.

    “Kolaborasi ini menjadi katalis penting untuk meningkatkan hubungan bisnis Prancis–Indonesia, tidak hanya melalui perusahaan besar, tetapi juga melalui warisan keluarga yang membentuk identitas ekonomi,” ujar Francois Corbin, Vice Chairman dari Medef International. 

    Di samping itu, nota kesepahaman ini selaras dengan perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani antara Medef dan Kadin Indonesia pada 18 Februari 2025, dan dimaksudkan untuk makin memperkuat hubungan bilateral, khususnya di bidang bisnis keluarga dan kolaborasi family office.

    Sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden Emmanuel Macron, Forum Bisnis Indonesia–Prancis resmi diselenggarakan pada Rabu, 28 Mei 2025. Forum Bisnis ini merupakan hasil kesepakatan dari kunjungan kerja Menko Perekonomian RI ke Paris pada Maret 2025 lalu, dalam rangka mempererat kemitraan ekonomi kedua negara. 

    Forum Bisnis ini juga menjadi panggung strategis untuk memperluas peluang investasi dan kolaborasi bisnis antara pelaku usaha Indonesia dan Prancis, khususnya di sektor-sektor unggulan, serta menghadirkan sesi business matching guna memperkuat kemitraan konkret bagi kedua negara.

  • Kerja Sama Prancis Bisa Jadi Gerbang ke Pasar Eropa

    Kerja Sama Prancis Bisa Jadi Gerbang ke Pasar Eropa

    Jakarta, Beritasatu.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjalin kerja sama strategis di berbagai sektor dengan kamar dagang Prancis, Mouvement des Entreprises de France (Medef) dengan adanya nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam agenda Forum Bisnis Indonesia-Prancis.

    Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyatakan kerja sama ini akan menguntungkan kedua negara.

    Sebanyak 27 nota kesepahaman (MoU) atau kerja sama ditandatangani antara Indonesia dan Prancis di sela-sela kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia. Nilai potensial dari keseluruhan kerja sama tersebut diperkirakan berpotensi mencapai US$ 11 miliar atau sekira Rp 179,5 triliun.

    “Jumlah MoU yang diteken totalnya 27 MoU sampai dengan total US$ 11 miliar,” ungkap Anindya dalam rangkaian acara Indonesia-Prancis Business Forum di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

    Sejumlah kerja sama yang ditandatangani mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari kolaborasi dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, hingga dukungan terhadap program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG). 

    Ia menjelaskan kerja sama antara Indonesia dan Prancis ini berpotensi besar yang saling menguntungkan kedua negara. Contohnya untuk Indonesia, kemitraan ini diharap bisa menjadi gerbang masuknya perdagangan Indonesia ke kawasan Uni Eropa.

    Sementara bagi Prancis, Indonesia dipandang sebagai kawasan strategis dengan potensi ekonomi yang sangat besar di wilayah Indo-Pasifik.

    Anindya juga menambahkan, apabila Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) atau perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Uni Eropa berhasil dirampungkan, maka potensi nilai perdagangan Indonesia dengan Eropa akan meningkat secara signifikan di masa depan.

    “Yang terpenting kedua kawasan ini saling melengkapi, bukan bersaing, tapi saling melengkapi. Misalnya dari Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) mereka berpikir bagaimana kita bisa menyeimbangkan antara Timur dan Barat,” pungkas Anindya.

  • Kadin Gandeng Pengusaha Prancis, 1.000 Dapur Umum MBG Siap Dibangun – Page 3

    Kadin Gandeng Pengusaha Prancis, 1.000 Dapur Umum MBG Siap Dibangun – Page 3

    Kata Anindya, Kadin menargetkan pembangunan sebanyak 1.000 unit SPPG yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Skala ini dinilai cukup ambisius dan membutuhkan keterlibatan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, kemitraan dengan Medef dipandang strategis dan sangat penting.

    “Kita tahu Kadin punya rencana membangun SPPG atau dapur umum sampai 1.000 unit, dimana Pak Handoyo Mulyadi sebagai pimpinan proyeknya. Dan tadi Medef dengan jaringannya juga telah menyatakan bahwa mereka ingin membantu di berbagai hal,” ujarnya.

    Kolaborasi ini juga mencerminkan semangat kerja sama lintas negara dalam menjawab tantangan sosial secara kolektif. Dengan melibatkan sektor swasta dari dua negara, upaya peningkatan gizi masyarakat dapat didorong melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.

    Di sisi lain, kerja sama antara Kadin dan Medef menunjukkan bahwa hubungan Indonesia dan Prancis bukan berada dalam kerangka persaingan, melainkan saling melengkapi. Kedua negara memiliki kekuatan dan keunggulan masing-masing yang bisa disinergikan untuk menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas.

    “”Yang terpenting, kedua kawasan ini saling melengkapi, bukan bersaing, tapi saling melengkapi. Misalnya dari ASEAN, mereka berpikir bagaimana kita bisa menyeimbangkan antara Timur dan Barat. Sedangkan dari Barat, mereka mengatakan bahwa ini adalah strategi Indo-Pasifik,” pungkasnya.

     

  • APINDO dan Pengusaha Prancis Garap Family Office RI

    APINDO dan Pengusaha Prancis Garap Family Office RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) tengah mengkaji kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Prancis terkait pengembangan family office atau bisnis keluarga. Pembahasan ini berlangsung dalam agenda Indonesia-France Business Forum 2025 di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

    Acara tersebut mempertemukan asosiasi pengusaha antarnegara, yakni Apindo, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, serta Mouvement des Entreprises de France (MEDEF). Forum ini menjadi lanjutan dari kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia.

    Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan rencana pembentukan council bisnis sebagai tindak lanjut dari forum ini. Dewan ini nantinya akan memperkuat kolaborasi antara pelaku usaha Indonesia dan Prancis.

    Menurut Shinta, saat ini sudah banyak pelaku usaha Prancis yang beroperasi di Indonesia dan diharapkan dapat terus mengembangkan bisnisnya. Selain itu, kerja sama ini diharapkan mampu menarik lebih banyak investor baru dari Prancis.

    “Dari APINDO sendiri secara khusus kami juga sudah sampaikan bahwa memang kami juga fokus lebih banyak sekali yang namanya bisnis-bisnis keluarga, karena di Prancis maupun di Indonesia ini banyak sekeluarga yang juga mau bisa bekerja sama,” ungkap Shinta di Jakarta.

    Shinta menekankan bahwa Kadin sebagai payung dunia usaha siap mendukung agenda peningkatan investasi dan perdagangan antara kedua negara. Hal ini juga sejalan dengan upaya memaksimalkan manfaat dari perjanjian dagang Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

    Menurutnya, pelaku usaha nasional harus siap mengeksekusi isi perjanjian yang telah disepakati. Dengan kolaborasi konkret dan strategi terpadu, pelaku usaha Indonesia dapat meraih manfaat maksimal dari hubungan dagang bilateral dan regional tersebut.

    Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mulai besok akan membentuk tim untuk merealisasikan pendirian Family Office di Indonesia.

    Menurut Luhut, tim nya sendiri di DEN sudah bergerak sejak 6 bulan lalu untuk mempersiapkan pembentukan Family Office di Indonesia.

    “Ya kita segera, tadi tim bekerja, mulai besok mereka bekerja dengan timnya Pak Airlangga, dengan tim kami, karena sebenarnya kita sudah mengerjakan 6 bulan,” kata Luhut seusai mengadakan pertemuan dengan Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/3/2025).

    Luhut berujar, Family Office akan terbentuk pada tahun ini. Ia pun memastikan telah mendapatkan berbagai masukkan dari berbagai pelaku pengelola Family Office, termasuk Ray Dalio, investor AS pendiri Bridgewater Associates yang kini menjadi orang kepercayaan Presiden Prabowo Subianto.

    Prabowo dan seluruh menteri, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ia katakan telah sepakat untuk membentuk Family Office di Indonesia.

    (ayh/ayh)

  • Gandeng MEDEF Prancis, Kadin Targetkan Bangun 1.000 Dapur Makan Bergizi Gratis

    Gandeng MEDEF Prancis, Kadin Targetkan Bangun 1.000 Dapur Makan Bergizi Gratis

    Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menargetkan pembangunan 1.000 dapur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menggandeng pelaku usaha asal Prancis yang tergabung dalam Mouvement des entreprises de France (MEDEF) atau Kadin Prancis.

    Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, mengatakan kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kadin Indonesia dan MEDEF pada forum Indonesia-France Business Forum 2025, yang digelar di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

    “Kadin itu punya rencana untuk membuat 1.000 SPPG atau dapur. Tadi MEDEF dengan jaringannya ingin membantu,” kata Anindya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

    Ia menjelaskan, pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk MBG ini dimulai oleh Kadin bersama PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC), yang mengembangkan buku panduan sebagai dasar riset dan pengembangan.

    Selanjutnya, Kadin mengajak negara-negara mitra, termasuk Prancis, untuk turut berpartisipasi dalam proyek ini, baik melalui skema tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) maupun kerja sama bisnis.

    “Kadin dengan biaya sendiri dimulai (kerja sama) dengan Tempo Scan bikin semacam research and development. Dari sini diskalakan, nah kita ajak teman-teman dari luar negeri. Kita bilang mau CSR ayo, mau usaha ayo, tapi ini tujuannya untuk pemberdayaan daerah,” jelasnya.

    Untuk membantu implementasi program MBG, Kadin membentuk Satuan Tugas (Satgas) MBG Gotong Royong.

    Ketua Satgas MBG Gotong Royong sekaligus Presiden Komisaris Tempo Scan, Handojo S. Muljadi, menyambut baik partisipasi MEDEF. Ia berharap kontribusi Prancis tidak hanya dalam bentuk kerja sama bisnis, tetapi juga CSR.

    “Jadi (kerja sama) dengan MEDEF ini, Prancis mudah-mudahan tidak hanya usaha bisnis, tetapi juga ada kegiatan sosial. Jadi ya InsyaAllah dia membantulah melalui CSR-nya,” terangnya.

    Adapun kerja sama antara Indonesia dan Prancis dalam forum tersebut menghasilkan total 27 nota kesepahaman (MoU) dengan nilai komitmen mencapai 11 miliar dolar AS.

    Sebanyak 16 MoU ditandatangani di Istana Negara, dan sisanya dalam forum bisnis hari ini. MoU tersebut mencakup beragam sektor, antara lain energi, transportasi, pangan, hingga kesehatan.

  • Kadin Mau Bikin 1.000 Dapur MBG, Pengusaha Prancis Pengin Terlibat

    Kadin Mau Bikin 1.000 Dapur MBG, Pengusaha Prancis Pengin Terlibat

    Jakarta

    Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Kadin Prancis atau Mouvement des entreprises de France (MEDEF) terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan pihaknya akan dibantu MEDEF dalam membangun 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur umum MBG.

    “Kadin itu punya rencana untuk membuat 1.000 SPPG atau dapur. Tadi MEDEF dengan jaringannya ingin membantu di berbagai macam hal,” kata Anindya usai acara Indonesia-France Business Forum 2025 di Gedung AA Maramis, Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2025).

    Anindya mengatakan Kadin Indonesia lewat PT Tempo Scan Pacific Tbk akan membuat buku panduan membuat dapur MBG. Pihaknya kemudian mengajak negara lain termasuk Prancis dan China untuk ikut berpartisipasi.

    “Kadin dengan biaya sendiri dimulai dengan Tempo Scan bikin semacam research and development. Dari sini diskalakan, nah kita ajak teman-teman luar negeri. Kita bilang mau CSR ayo, mau usaha ayo, tapi ini tujuannya untuk pemberdayaan daerah,” tuturnya.

    Sebelumnya, Anin menyebut 1.000 dapur MBG yang akan dibangun tersebar di 16 lokasi mulai dari Bandung, Tegal, Banjarmasin, hingga Palembang. Langkah ini sebagai wujud dalam mendukung program pemerintah.

    “Kita membuat khusus satgas di mana diketuai oleh Pak Handoyo Mulyadi di belakang saya. Ini juga kantor beliau, menyediakan suatu kantor dan ini bakal mulai aktif besok,” kata Anindya usai meresmikan Kantor Pusat Konsultasi dan Pendampingan Satgas MBG Gotong Royong di Gedung Tempo Scan, Jakarta Selatan, Selasa (13/5).

    Anindya menerangkan 16 lokasi itu akan menjadi proyek percontohan atau pilot project yang nantinya dapat diadopsi dengan anggota Kadin lainnya. Saat ini, Yayasan Tempo Scan Lifecare telah resmi terdaftar dan terverifikasi sebagai mitra Badan Gizi Nasional. Rencananya, SPPG ini dibangun di atas lahan milik Tempo Scan.

    Selain itu, pihaknya juga menyediakan pelatihan serta sertifikasi bagi pekerja-pekerja yang terlibat. Anin menyebut saat ini baru ada 6 pilot project SPPG yang telah terdaftar serta terverifikasi yakni di Bandung, Bekasi, Cirebon, Depok, Semarang dan Tegal.

    “Mulanya dengan 6 SPPG. (Kemudian) itu untuk diskalakan oleh teman-teman Kadin lainnya bisa (ikut). Ada lagi Kadin Institute yang melakukan pelatihan-pelatihan tadi. Jadi semua ini merupakan contoh, kita ingin supaya contoh ini bisa jadi 17 Agustus,” terang Anindya.

    (aid/hns)

  • Indonesia dan Prancis Sepakati 27 Kerja Sama Bernilai US$ 11 Miliar

    Indonesia dan Prancis Sepakati 27 Kerja Sama Bernilai US$ 11 Miliar

    Jakarta, Beritasatu.com – Indonesia dan Prancis menyepakati 27 kerja sama strategis senilai total US$ 11 miliar dalam Indonesia-France Business Forum 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (28/5/2026). Kesepakatan tersebut mencakup berbagai sektor strategis seperti pertahanan, energi, pendidikan, hingga infrastruktur.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, kerja sama ini menunjukkan semakin eratnya hubungan diplomatik dan ekonomi antara kedua negara. 

    Ia memerinci, dari total 27 kerja sama yang disepakati, 16 di antaranya merupakan MoU yang ditandatangani langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, sementara 11 lainnya ditandatangani dalam forum bisnis oleh lebih dari 350 CEO dan pemimpin perusahaan dari kedua negara.

    Airlangga menilai hubungan yang harmonis antar pemimpin negara berkontribusi besar pada kelancaran kerja sama antar sektor.

    “Ini juga adalah tanda 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Prancis. Jadi saya pikir, antara Presiden Prabowo dengan Presiden Macron juga duanya memiliki chemistry. Jadi hal tersebut harus kita lanjutkan ke bisnis. Di sini kita harus memberikan apa yang diinginkan dari pemimpin kita,” kata Airlangga. 

    Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menambahkan, kesepakatan kedua negara mencakup sektor-sektor strategis, seperti pertahanan, hilirisasi tambang, energi terbarukan (renewable energy), kesehatan, pendidikan, telekomunikasi, dan infrastruktur.

    “Nah yang menarik juga, tadi Kadin dan MEDEF menyepakati kerja sama di bidang makan bergizi gratis (MBG). Kita ketahui bahwa Kadin itu mempunyai rencana untuk membuat hampir 1.000 SPPG atau dapur. Nah tadi MEDEF dengan jaringannya ingin membantu di berbagai macam hal,” ungkap Anindya.

    Anindya menyatakan pertemuan bisnis ini adalah kesempatan luar biasa, mengingat kedua negara memegang peran penting di kawasan masing-masing, yakni Indonesia di ASEAN dan Prancis di Uni Eropa.

  • Prabowo-Macron Teken Kerja Sama US$ 11 Miliar, Ini Daftar Lengkapnya

    Prabowo-Macron Teken Kerja Sama US$ 11 Miliar, Ini Daftar Lengkapnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia menyepakati sekitar 26 kesepakatan kerjasama dengan Perancis. Seperti yang diketahui, Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron sepakat untuk mendorong kerja sama yang lebih jauh antara Indonesia dan Perancis. Hal ini dilakukan dengan mengeluarkan deklarasi visi bersama di tahun 2050.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa nilai kerjasama tersebut mencapai US$11 miliar (Rp 179 triliun).

    “Saya hitung total nota kesepahamannya, paling tidak US$11 miliar, Jadi itu betul-betul inti dari pidato kedua pemimpin kita yang akan membawa Indonesia dan Prancis ke tingkat selanjutnya. Tidak hanya antarpemerintah, tetapi juga antarpelaku usaha dan selanjutnya antarmasyarakat,” ujar Airlangga dalam acara Indonesia-France Business Forum, Rabu (28/5/2025).

    Airlangga menjelaskan bahwa jumlah Memorandum of Understanding terdiri dari 16 kesepakatan yang ditandatangani pagi ini di Istana negara dan 10 lainnya dalam acara Indonesia-France Business Forum.

    “Saya ingin melaporkan bahwa Presiden Indonesia juga menyampaikan bahwa memorandum awal kita sudah diserahkan ke OECD. Mudah-mudahan minggu depan kita sudah ada pertemuan dewan menteri. Dari situ, baru proses selanjutnya di Indonesia,” ujarnya.

    Berikut 26 nota kesepakatan yang ditandatangani hari ini, Rabu (28/5/2025):

    1. MoU for the Cooperation on Diplomatic Capacity Building

    2. MoU on Mutual Protection of Classified Information MPCIA

    3. Letter of Intent on Strategic Defense Cooperation

    4. Declaration of Intent concerning Cooperation in the field of Agriculture

    5. Letter of Intent on Critical Minerals Cooperation

    6. Declaration of Intent in the field of Sustainable Forestry

    7. MoU on Cooperation in the field of Creative Economy

    8. MoU on Cooperation in the field of Culture

    9. Declaration of Intent on Cooperation in the field of Disaster Risk Management

    10. MoU on Cooperation in the Transportation Sector

    11. Cooperation Agreement between Pordasi and FFI Avasec AFCE France Galop on the Development of Sport Horse Cooperation

    12. Memorandum of Understanding antara MEDEF International and KADIN tentang Keamanan Pangan dan Program Makanan Bergizi Gratis

    13. Memorandum of Understanding antara PT. APINDO and MEDEF tentang Penguatan Kerjasama Bisnis Keluarga Indonesia dan Prancis

    14. Memorandum of Understanding antara PT Istana Karang Laut and SEAOWL SAS mengenai Proyek Penyulingan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF)

    15. Kesepakatan Bersama antara Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) and PT.HDF Energy Indonesia tentang Pengembangan Ekosistem Hidrogen Hijau di Provinsi Nusa Tenggara Timur

    16. Memorandum of Understanding antara PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (PT SMART Tbk.) dan Pacemar

    17. Memorandum of Understanding antara Crédit Agricole Corporate and Investment Bank (CACIB) and DANANTARA tentang Kerjasama untuk Mendukung Pertumbuhan dan Transformasi Ekonomi Berkelanjutan

    18. Memorandum of Understanding antara PT Pertamina New and Renewable Energy and MGH Energy tentang Pengembangan Bahan Bakar Rendah Karbon dan Terbarukan

    19. Memorandum of Understanding antara PT Bio Farma (Persero) dan Bionet France tentang Pengembangan Vaksin Rekombinan Gabungan

    20. Memorandum of Understanding antara PT SMART Tbk. dan the Centre de Cooperation Internationale en Recherche Agronomique pour le Developpement (CIRAD) mengenai penelitian bersama tentang minyak kelapa sawit

    21. Memorandum of Understanding antara Alstom and MRT Jakarta

    22. MoU Badan Gizi Nasional and Danone

    23. MoU Danantara dengan Eramet

    24. Investment RGE Indonesia and Total Energies

    25. Investmen Agreement between PT Citra Bonang Indonesia

    dan Lessaffre

    26. MoU PT Sarana Multi Infrastruktur, PT PLN, dan HDF Energy

    (fab/fab)

  • Prabowo-Macron Sepakati 27 Kerja Sama, Total Hampir Rp180 Triliun

    Prabowo-Macron Sepakati 27 Kerja Sama, Total Hampir Rp180 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron menyepakati 27 kerja sama dengan total mencapai US$11 miliar, setara Rp179,3 triliun (asumsi kurs JISDOR per 28 Maret 2025 Rp16.300 per dolar AS).

    Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal tersebut dalam Indonesia-France Business Forum 2025 di Gedung AA Maramis, Jakarta, Rabu (28/5/2025).

    Airlangga melaporkan bahwa kesepakatan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah ditandatangani sejak pagi tadi, total sebanyak 26 kerja sama. Sebanyak 16 MoU sudah ditandatangani dan disaksikan oleh Presiden Macron dan Presiden Prabowo, sementara sisanya dalam forum tersebut.

    “Dan saya hitung total dari MOU yang ditandatangani, paling tidak US$11 miliar. Jadi betul-betul esensi dari pidato kedua pemimpin kita yang akan membawa Indonesia dan Prancis ke tingkat berikutnya. Selain pemerintah dengan pemerintah [G2G], tapi juga dari pebisnis dengan pebisnis [B2B],” tuturnya.

    Dalam forum yang turut dihadiri Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Industri Prancis Eric Lombard, Airlangga menyepakati 10 kerja sama.

    Pertama, kesepakatan antara Mouvement des entreprises de France (Medef) International dengan Kadin terkait Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mencakup perluasan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

    Kedua, kesepakatan antara Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Hydrogene de France (HDF) Energy Indonesia. Ketiga, kesepakatan antara PT Pertamina New and Renewable Energi dan MGH Energy soal pengembangan bahan bakar rendah karbon dan terbarukan. Keempat, kesepakatan antara PT Bio Farma (Persero) dan Bionet France.

    Kelima, kesepakatan antara Crédit Agricole Corporate and Investment Bank (CACIB) dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Keenam, kesepakatan antara Medef Internasional dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) terkait memperkuat kerja sama bisnis keluarga antara Indonesia dan Prancis.

    Ketujuh, kesepakatan antara PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (PT SMART Tbk.) dengan Pacemar. Kedelapan, kesepakatan antara PT Istana Karang Laut dan SEAOWL SAS terkait Proyek Pengilangan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF).

    Kesembilan, kesepatakan PT SMART Tbk. dengan Centre de Cooperation Internationale en Recherche Agronomique pour le Developpement (Cirad) terkait penelitian kelapa sawit. Terakhir, kesepakatan antara Alstom dan PT MRT Jakarta. 

  • Kadin Sumut ajak Pemkab Langkat wujudkan swasembada pangan komoditas jagung 

    Kadin Sumut ajak Pemkab Langkat wujudkan swasembada pangan komoditas jagung 

    Sumber foto: M Salim/elshinta.com.

    Kadin Sumut ajak Pemkab Langkat wujudkan swasembada pangan komoditas jagung 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 27 Mei 2025 – 17:48 WIB

    Elshinta.com – Bupati Langkat Syah Afandin, menerima kunjungan silaturahmi dari pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sumatera Utara di Rumah Dinas Bupati Langkat, Senin (26/5). Pertemuan ini menjadi momen strategis untuk membangun kolaborasi antara pemerintah daerah dan dunia usaha dalam mendukung program nasional swasembada pangan, khususnya di sektor pertanian jagung.

    Kunjungan tersebut dipimpin oleh Dewan Pembina Kadin Provinsi Sumatera Utara, Muhammad Hidayat Batubara, yang juga merupakan mantan Bupati Mandailing Natal. Dalam kesempatan itu, Hidayat menyampaikan, kedatangan mereka bertujuan mengajak Kabupaten Langkat berkolaborasi untuk mewujudkan salah satu program prioritas nasional, yakni swasembada pangan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

    “Kami dari Kadin Provinsi melihat potensi pertanian di Langkat sangat besar, terutama dalam komoditas jagung. Untuk itu, kami mengajak kerjasama dengan pemerintah daerah agar Langkat bisa menjadi salah satu lumbung jagung Sumatera Utara dan berkontribusi dalam swasembada pangan nasional,” ujar Hidayat seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Selasa (27/5). 

    Bupati Langkat Syah Afandin menyambut baik ajakan tersebut. Menurutnya, keberhasilan pembangunan sektor pertanian membutuhkan sinergi lintas sektor, khususnya antara pemerintah dan kalangan pengusaha. “Pertanian adalah fondasi ekonomi Langkat. Kolaborasi seperti ini penting untuk memperkuat ketahanan pangan daerah dan nasional. Pemerintah tentu akan mendukung selama program ini memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan tetap dalam koridor hukum,” ujar Bupati.

    Lebih lanjut, rencana kolaborasi ini akan memanfaatkan lahan pertanian di zona pemanfaatan yang berada dalam wilayah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Namun ditegaskan, seluruh aktivitas akan dilakukan sesuai aturan dan perizinan yang berlaku, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. “Zona pemanfaatan yang memungkinkan aktivitas pertanian akan kami identifikasi. Kami akan pastikan bahwa pengelolaan dilakukan secara berkelanjutan dan tidak merusak ekosistem TNGL,” jelasnya.

    Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mengoptimalkan potensi pertanian di Langkat, khususnya dalam meningkatkan produksi jagung sebagai komoditas strategis. Dengan visi bersama antara pemerintah dan dunia usaha, Langkat diarahkan menjadi daerah percontohan dalam mendukung swasembada pangan menuju kedaulatan pangan nasional.

    Sumber : Radio Elshinta