Kementrian Lembaga: Kadin

  • FLEI Business Show 2025 Resmi Dibuka, Pamer Lebih dari 150 Merek Waralaba

    FLEI Business Show 2025 Resmi Dibuka, Pamer Lebih dari 150 Merek Waralaba

    Jakarta

    Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) Business Show 2025 resmi digelar hari ini bersamaan dengan Café Brasserie Expo Indonesia. Acara ini dihelat selama tiga hari mulai dari 10-12 Oktober 2025 di Hall 10 Nusantara International Convention Exhibition (NICE) PIK 2, Jakarta.

    Pameran waralaba ini menghadirkan lebih dari 150 merek dari 10 kategori bisnis mulai dari food & beverages (F&B), ritel, kecantikan, pendidikan, hingga teknologi digital. Acara ini menjadi wadah pertemuan strategis antara pemilik brand, calon mitra, dan investor untuk menjajaki peluang usaha dari beragam skala dengan model bisnis yang fleksibel dan berkelanjutan.

    “Kami melihat semakin banyak brand yang siap berekspansi dan membuka peluang kemitraan baru. Melalui FLEI, kami ingin menciptakan ruang di mana ide, modal, dan semangat wirausaha dapat bertemu dan tumbuh bersama,” ujar Royanto Handaya, Presiden Direktur Panorama Media dalam keterangan resmi, Jumat (10/10/2025).

    Momentum ini juga sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang semakin pro-growth, contohnya seperti perpanjangan insentif PPh Final UMKM 0,5% hingga 2029 dan pembebasan PPh 21 DTP bagi sektor pariwisata dan hotel, restoran, cafe (horeca). Hal ini diharapkan mampu menjaga daya beli dan memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat.

    Dari sisi kebijakan, Iqbal Shoffan Shofwan, M.Si., Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, menegaskan pentingnya sektor waralaba dan lisensi dalam memperkuat rantai pasok nasional dan mendorong daya beli masyarakat.

    “Dengan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDB yang mencapai lebih dari 13%, waralaba berperan sebagai jembatan antara pelaku usaha dan konsumen di seluruh Indonesia. Ajang seperti FLEI membantu memastikan ekosistem perdagangan tumbuh secara inklusif dan efisien,” ungkap Iqbal.

    Senada, Temmy Satya Permana selaku Deputi Bidang Usaha Kecil Republik Indonesia, menambahkan bahwa sektor UMKM, yang kini menyerap lebih dari 97% tenaga kerja nasional dan menyumbang sekitar 60% terhadap PDB, memiliki potensi besar untuk naik kelas melalui kemitraan yang terarah.

    “FLEI menjadi wadah strategis bagi pelaku usaha kecil untuk bermitra, berinovasi, dan memperluas pasar. Dengan dukungan sistem waralaba dan lisensi, UMKM dapat mengakselerasi pertumbuhan bisnisnya dan memperkuat struktur ekonomi nasional,” ujar Temmy.

    Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,1-5,4% pada 2025, sektor kemitraan dan waralaba dipandang sebagai motor baru dalam mendorong pertumbuhan usaha baru. Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Levita Ginting Supit, menilai tren bisnis kini semakin menekankan fleksibilitas dan inovasi model usaha.

    “Kini masyarakat ingin berbisnis dengan sistem yang siap pakai dan efisien. Melalui waralaba, mereka bisa belajar, berinvestasi, dan membangun usaha dengan risiko yang lebih terukur,” jelas Levita.

    Sementara itu Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Pengembangan Ekspor, Juan Permata Adoe, menambahkan bahwa peluang ekspor dan kolaborasi global semakin terbuka bagi brand lokal.

    “Brand-brand dan produk Indonesia kini makin diminati di pasar internasional. Melalui FLEI, kami membuka ruang bagi pelaku bisnis lokal untuk memperluas jejaring dan menembus pasar ekspor,” ujarnya.

    Sebagai bagian dari pameran, FLEI Business Conference 2025 menghadirkan forum inspiratif bersama praktisi dan tokoh bisnis seperti Theo Derick, Liana Oktavia, Burang Riyadi, Evi Diah P, dan Klemens Rahardja, yang akan membahas inovasi kemitraan, kepemimpinan, serta strategi ekspansi secara lebih mendalam.

    Selain itu, FLEI 2025 juga mempersembahkan berbagai program unggulan, seperti Hosted Buyer Program yang mempertemukan pemilik brand dengan pemilik ruko dan investor potensial, Korean Pavilion yang menampilkan brand asal Korea siap ekspansi ke pasar Indonesia, serta Workshop & Business Coaching bersama pakar bisnis dan coach profesional.

    Sepanjang pameran, pengunjung juga dapat menikmati promo eksklusif dan cashback jutaan rupiah dari berbagai brand peserta pameran yang berpartisipasi.

    Lihat juga Video: ALLPrint 2025, Cetak Inovasi Percetakan dan Kemasan Masa Depan

    (eds/eds)

  • Kenaikan Harga Pakan Berisiko Ancam Program MBG, Ini Alasannya

    Kenaikan Harga Pakan Berisiko Ancam Program MBG, Ini Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN) menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menghadapi persoalan lantaran melonjaknya harga jagung.

    Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN) Musbar Mesdi mengatakan kenaikan harga jagung yang merupakan bahan baku utama pakan ayam bisa berdampak pada keberlangsungan program MBG akibat lonjakan biaya produksi daging dan telur. Pasalnya, jika biaya produksi terus merangkak naik, maka harga menu dalam MBG otomatis ikut naik.

    “Apa yang akan dilakukan [pemerintah] agar tidak memberatkan [peternak] dan [jangan] sampai menggagalkan program MBG, karena biaya makan bergizi per nampan jadi naik [karena kenaikan harga jagung],” kata Musbar kepada Bisnis, Kamis (9/10/2025).

    Dia mengungkap bahwa kini harga jagung di tingkat peternak atau industri mengalami gejolak dari Rp5.500 per kilogram ke Rp6.520 per kilogram dalam 1–2 bulan terakhir.

    Padahal, lanjut dia, jagung berkontribusi 50% terhadap pakan unggas. Alhasil, industri perunggasan mencatat kenaikan harga pakan unggas hingga Rp250–Rp300 per kilogram di tingkat pabrik.

    Dia menyampaikan bahwa kenaikan harga pakan unggas didorong oleh harga jagung yang melonjak dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang otomatis membuat bahan baku impor makin mahal.

    “Karena setiap kenaikan harga jagung Rp500 per kilogram berpengaruh terhadap harga pakan ayam. Apalagi kalau [harga jagung] naik Rp1.000 per kilogram, inilah masalah utama yang bersifat strategis,” ujarnya.

    Di sisi lain, asosiasi juga mengusulkan agar setiap dapur SPPG membeli kebutuhan MBG berupa ayam maupun telur secara langsung dari peternak, tanpa melalui perantara tengkulak (middleman).

    “Middleman memegang peranan yang sangat strategis dalam memegang kendali harga,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, menurut Musbar, isu utama bukan pada ketersediaan komoditas, melainkan pada struktur biaya dan lemahnya antisipasi pemerintah terhadap gejolak harga bahan baku, terutama jagung.

    Untuk itu, dia menegaskan hingga saat ini ketersedian ayam dan telur untuk kebutuhan masyarakat Indonesia dan program MBG masih mencukupi.

    “Jadi masalahnya kenaikan daging dan telur ayam bukan karena laju pertumbuhan SPPG,” imbuhnya.

    Lebih lanjut. Musbar mendorong adanya langkah cepat dari pemerintah untuk mengevaluasi stok jagung nasional, terutama untuk kebutuhan hingga panen raya.

    Namun, sambung dia, jika pasokan jagung tidak mencukupi, maka pemerintah harus mengambil langkah konkret.

    “Pemerintah juga harus bisa melihat hal ini secara clear ya, bagaimana solusinya dalam jangka tiga bulan ke depan,” ujarnya.

    Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan kebutuhan ayam dan telur meningkat signifikan seiring beroperasinya ribuan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Alhasil, kenaikan permintaan ayam dan telur mendorong lonjakan harga ayam di pasaran.

    “Wakil Kepala Kadin Indonesia menyatakan sekarang harga ayam naik dan meningkat, karena kebutuhan makan bergizi, saya kira ini ada benarnya,” ujar Dadan dalam acara bertajuk Membangun Ekosistem Pangan dalam Mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

    Dadan mengungkap, untuk menghasilkan sekitar 3.000 butir telur per hari, maka dibutuhkan setidaknya 4.000 ekor ayam petelur sehingga harus disiapkan pula sekitar 4 kandang untuk ayam petelur.

    Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa sekitar 50% pakan ayam petelur berasal dari jagung, yang sebagian besar masih bisa disuplai dari dalam negeri. Namun, menurutnya, juga perlu dipastikan keberlanjutan pasokan di tengah lonjakan permintaan akibat MBG.

    “Karena setiap kali masak ayam untuk 3.000 orang itu dibutuhkan 350 ayam, kalau 1 kilogram 1 ayam, maka butuh 350 kilogram 350 ayam. Kalau 2 kali seminggu saja, butuh 700 ayam. 1 bulan sudah dekat 2.800 ayam,” jelasnya.

    Ke depan, Dadan menilai perlu adanya tambahan peternak baru agar program MBG tidak mengalami kekurangan pasokan ayam dan telur.

    “Jika tidak diikuti dengan peternak-peternak baru, saya kira kita akan kekurangan pasokan ayam, demikian juga dengan telur,” tutupnya.

  • ISF 2025 Hubungkan Agenda Global dengan Inovasi dan Investasi Hijau

    ISF 2025 Hubungkan Agenda Global dengan Inovasi dan Investasi Hijau

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 kembali digelar sebagai ajang strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam peta investasi hijau global.

    Forum tahunan ini akan berlangsung pada 10–11 Oktober 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), mengusung tema “Investing for a Resilient, Sustainable and Prosperous World.” ISF 2025 dirancang bukan hanya sebagai ruang diskusi, tetapi juga sebagai platform nyata untuk menghubungkan ambisi global dengan potensi lokal.

    Forum yang akan dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ini memfasilitasi kolaborasi lintas sektor dan negara dengan pendekatan berbasis aksi.

    Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2023, ISF telah menjadi katalis berbagai nota kesepahaman (MoU) strategis di bidang transisi energi, transportasi berkelanjutan, ekonomi hijau inklusif, hingga teknologi penangkapan karbon. Kesepakatan-kesepakatan tersebut menjadi fondasi penting dalam percepatan investasi berkelanjutan di Indonesia.

    Tahun ini, ISF 2025 akan menampilkan sejumlah sesi strategis seperti diskusi pleno, dialog tematik, roundtable investasi, serta pameran proyek siap ditanamkan modal (Investment Project Ready to Offer/IPRO).

    Isu-isu kunci yang diangkat mencakup ketahanan pangan dan air, energi terbarukan, hilirisasi mineral kritis, pengembangan bioenergi, serta penguatan sumber daya manusia dalam era digital dan kecerdasan buatan.

    “ISF 2025 bukan hanya forum diskusi, melainkan panggung bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan global dalam hilirisasi, energi terbarukan, dan ekonomi hijau. Event ini juga sebagai display proyek-proyek strategis yang akan kita tawarkan, dan harapannya dapat menghasilkan kerja sama konkret yang memberi dampak nyata bagi generasi mendatang,” ujar Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani.

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY) menekankan pentingnya sinergi antara pembangunan infrastruktur, inovasi, dan keberlanjutan lingkungan.

    Menko AHY menyampaikan bahwa penerapan teknologi hijau dan pendekatan berkelanjutan tidak hanya berperan dalam menjaga kelestarian alam, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi baru yang inklusif dan berdaya saing.

    “Kami dari sisi pendekatan infrastruktur dan pembangunan kewilayahan ingin memberikan support dan mendorong agar penggunaan teknologi dan inovasi ramah lingkungan semakin meluas. Dengan demikian, jika ini terintegrasi dengan baik, bisa membuka lapangan pekerjaan baru sekaligus menjawab tantangan ke depan. Kami siap berkolaborasi agar ISF 2025 tidak hanya sukses penyelenggaraan, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat,” jelas Menko AHY.

    Sejumlah tokoh nasional dan internasional dipastikan hadir, di antaranya Rosan Roeslani (Menteri Promosi Investasi), Agus Harimurti Yudhoyono (Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Daerah), Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan), Anindya Novyan Bakrie (Ketua Umum KADIN Indonesia), Retno Marsudi (Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Urusan Air), serta Armida Salsiah Alisjahbana (Wakil Sekjen PBB untuk UN ESCAP). Selain itu, forum juga akan diisi oleh para pemimpin dari institusi dan korporasi global ternama yang menjadi bagian dari panel diskusi utama.

    Indonesia kini memantapkan diri sebagai pusat gravitasi baru investasi hijau di kawasan Asia. Potensi energi terbarukan Indonesia yang mencapai lebih dari 3.700 GW menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

    Hal ini diperkuat oleh kebijakan nasional yang ambisius dalam RUPTL 2025–2034 serta komitmen menuju Net-Zero Emission pada 2060. Pemerintah juga aktif menjalin kemitraan strategis global seperti Just Energy Transition Partnership (JETP), yang semakin memperkuat kepercayaan investor terhadap arah kebijakan energi bersih di Tanah Air.

    Proyek-proyek besar seperti pembangkit listrik tenaga surya terapung Cirata dan pengembangan ekosistem green hydrogen menjadi bukti bahwa infrastruktur dan teknologi Indonesia siap untuk menjadi bagian dari transformasi energi global. Dukungan regulasi, termasuk Peraturan Menteri ESDM No. 5 Tahun 2025 yang lebih ramah investasi, turut menciptakan iklim yang kondusif bagi masuknya modal hijau dalam skala besar.

    Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, “Kadin Indonesia berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam memastikan bahwa investasi hijau bukan hanya berorientasi pada profit, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan. Kita ingin memastikan bahwa transformasi menuju ekonomi hijau memberikan peluang bagi UMKM, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.”

    “Kolaborasi lintas sektor yang tercipta di ISF menjadi kunci untuk mempercepat pembiayaan hijau, adopsi teknologi berkelanjutan, serta peningkatan SDM kita”, tutup Anin. 

    ISF 2025 juga memainkan peran penting dalam menjembatani kebutuhan Global North dan Global South. Dengan pendekatan kolaboratif, forum ini mendorong sinergi antara visi global dan kebutuhan lokal, terutama dalam isu pembiayaan, adopsi teknologi, dan penguatan kapasitas SDM.

    ISF hadir untuk memastikan bahwa agenda global seperti COP, SDGs, dan ESG tidak berhenti di atas kertas, melainkan diimplementasikan secara konkret melalui proyek-proyek berdampak di Indonesia.

    Sejak penyelenggaraan pertamanya, ISF telah mempertemukan ribuan pemangku kepentingan dari berbagai negara dan menghasilkan puluhan kerja sama strategis yang mendorong realisasi proyek-proyek hijau dan biru. Dengan skala dan substansi yang semakin diperkuat pada tahun ini, ISF 2025 diharapkan semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi berkelanjutan dunia.

     Informasi lebih lanjut: https://indonesiasustainabilityforum.co.id/

  • Resmikan Kantor Baru KADIN, Mbak Wali: Jadi Rumah Kolaborasi Dunia Usaha dan Pemerintah

    Resmikan Kantor Baru KADIN, Mbak Wali: Jadi Rumah Kolaborasi Dunia Usaha dan Pemerintah

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati meresmikan Kantor Baru Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Kediri, Rabu (08/10/2025). Kantor baru KADIN ini terletak di Jalan Imam Bonjol Kota Kediri. Peresmian kantor baru KADIN ditandai dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti.

    “Atas nama Pemerintah Kota Kediri saya menyampaikan selamat dan sukses kepada seluruh jajaran KADIN Kota Kediri. Momentum ini bukan hanya menandai hadirnya gedung baru tetapi juga lahirnya semangat baru bagi dunia usaha dan ekonomi Kota Kediri,” ujarnya.

    KADIN memiliki peran strategis dalam memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan dukungan nyata dari para pelaku usaha, industri, UMKM dan investor agar pertumbuhan ekonomi Kota Kediri semakin inklusif dan berkelanjutan. Melalui semangat visi Kota Kediri MAPAN, Pemkot berkomitmen menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat, ramah investasi dan adaptif.

    “Saya harap kantor baru ini dapat menjadi rumah bersama. Tempat berkumpulnya ide, inovasi, dan kemitraan. Tempat dimana dunia usaha dan pemerintah bertemu mencari solusi, menciptakan peluang, dan membangun Kota Kediri yang lebih maju serta berdaya saing,” ujar wali kota termuda ini.

    Perempuan yang akrab disapa Mbak Wali ini mengungkapkan KADIN Kota Kediri terus menunjukkan kiprahnya yang progresif dan relevan dengan tantangan zaman. Salah satu program unggulan yang patut dibanggakan adalah Rumah Kurasi untuk UMKM. Dimana ini baru ada pertama di Indonesia.

    Program Rumah Kurasi ini adalah wujud nyata sinergi antara pemerintah dan dunia usaha untuk mengkurasi produk-produk lokal secara profesional. Dari segi kualitas, kemasan hingga strategi pemasaran. Agar UMKM ini mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

    Mbak Wali juga menyambut baik inisiatif KADIN dalam menyiapkan Forum CSR Kota Kediri. Forum ini akan menjadi wadah sinergi antar perusahaan untuk memastikan program tanggung jawab sosial benar-benar tepat sasaran. Serta selaras dengan prioritas pembangunan daerah. Termasuk pengentasan kemiskinan, pendidikan vokasi, dan kesehatan maayarakat.

    “Saya juga mengapresiasi KADIN yang telah menyiapkan LPK sebagai upaya mencetak SDM unggul yang siap menghadapi tantangan dunia industri dan perdagangan modern. Upaya ini sejalan dengan arah kebijakan Pemkot Kediri dalam menyiapkan generasi muda yang produktif yang mampu bersaing di era digital,” pungkasnya.

    Turut hadir, Komandan Brigif 16/Wirayudha Kolonel Inf Taufik Ismail, Komandan Kodim 0809 Letkol Inf Ragil Jaka Utama, Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Saputra Ibrahim, Deputi Kepala KPwBI Kediri Deasi Surya, Ketua KADIN Provinsi Jatim Adik Dwi Putranto, Ketua KADIN Kota Kediri Muhammad Solikhin, Dewan Pertimbangan KADIN KH. Abu Bakar Abdul Jalil, perwakilan Forkopimda Plus, Kepala OPD terkait dan tamu undangan lainnya. [nm/kun]

  • Gaji dan Tunjangan Magang Nasional Kemnaker 2025, Simak Cara Daftar, Link, dan Jadwal Buka

    Gaji dan Tunjangan Magang Nasional Kemnaker 2025, Simak Cara Daftar, Link, dan Jadwal Buka

    Bisnis.com, JAKARTA – Program magang nasional Kemnaker 2025 akan diluncurkan pada 15 Oktober 2025 mendatang. 

    Hingga dua pekan jelang digulirkan, tercatat sudah 451 perusahaan mengajukan diri sebagai penyelenggara pemagangan untuk 1300 posisi yang diajukan dan 6000an calon pemagang.  

    Tahap pertama, sebanyak 20.000 lulusan baru perguruan tinggi akan menjalani program Magang Nasional selama 6 bulan (15 Oktober 2025 – 15 April 2026) dan akan ditambah jika animo mahasiswa fresh graduate terus meningkat.

    Sekjen Kemnaker Cris Kuntadi menjelaskan Magang Nasional merupakan bagian dari Paket Ekonomi 8+4+5 2025 yang diluncurkan oleh Kemenko Perekonomian atas arahan Presiden Prabowo Subianto. Program ini menyasar lulusan Diploma (D1-D4) dan Sarjana (S1)  yang lulus dalam maksimum 1 tahun terakhir.  

    “Magang Nasional bertujuan untuk mengenalkan dunia kerja, meningkatkan kompetensi terkait bidang keilmuannya, dan memberikan pengalaman kerja sehingga memiliki peluang untuk bisa bekerja, ” kata Cris.

    Gaji dan tunjangan

    Peserta yang lolos program Magang Nasional akan memperoleh fasilitas berupa uang saku (setara upah minimum) dibayar pemerintah yang disalurkan langsung ke peserta magang melalui Bank Himbara.

    Peserta magang juga memperoleh fasilitas jaminan sosial yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JM) yang dibayar Pemerintah. Fasilitas lainnya yakni Mentor dari perusahaan. “Kewajiban perusahaan adalah memberikan laporan kemajuan magang setiap bulan kepada Kemnaker, ” ujar Cris Kuntadi.

    Secara terpisah, Kepala Barenbang Kemnaker Anwar Sanusi menjelaskan bahwa pendaftaran penyelenggara pemagangan berikut jumlah lowongan dilaksanakan pada 1-7 Oktober 2025. Selanjutnya pada 7-12 Oktober 2025 pendaftaran peserta dan peserta memilih lowongan.

    Selanjutnya pada tanggal 13-14 Oktober 2025 adalah seleksi oleh Perusahaan dan pengumuman peserta akan dilaksanakan oleh Kemnaker. Bahagian terakhir adalah penyelenggaraan pemagangan yaitu 15 Oktober 2025 hingga 15 April 2026, ujarnya.

    Anwar Sanusi mengatakan bahwa pendaftaran dan pengelolaan program magang dilakukan pada akun SIAPKerja melalui maganghub.kemnaker.go.id. Data calon peserta magang yang memenuhi syarat akan dipadankan dengan data dari Kementerian Diktisaintek.  Helpdesk dapat dilihat di web maganghub.kemnaker.go.id.

    Anwar menambahkan bahwa pemerintah secara intensif akan terus sosialisasi kepada dunia usaha/industri untuk aktif mengisi data kebutuhan tenaga kerja mereka di platform SIAPkerja” yang dikelola oleh Kemnaker. “Sosialisasi sudah dilakukan dengan Kadin, Apindo, Kawasan Ekonomi khusus dan  BUMN, ” ujarnya.

    Link Pendaftaran Magang Nasional Kemnaker 2025

    Pendaftaran dilakukan secara online melalui laman resmi MagangHub Kemnaker di https://maganghub.kemnaker.go.id/. Untuk mengakses situs ini, peserta harus memiliki akun di portal SIAPkerja Kemnaker. Jika belum punya, bisa mendaftar terlebih dahulu di https://account.kemnaker.go.id/register dan melengkapi data profil lengkap.

    Syarat Daftar Magang Nasional Kemnaker 2025

    Warga Negara Indonesia (WNI) dengan NIK aktif.
    Lulusan Diploma atau Sarjana dengan masa kelulusan maksimal 1 tahun.
    Perguruan tinggi terdaftar resmi di kementerian terkait.
    Melengkapi data pribadi dan dokumen pendukung seperti ijazah, transkrip nilai, dan KTP.

    Cara Mendaftar Cara Daftar Magang Nasional Kemnaker 2025

    Buka situs https://maganghub.kemnaker.go.id/
    Klik “Masuk” dan login menggunakan akun SIAPkerja atau daftar jika belum punya.
    Lengkapi data pribadi dan unggah dokumen pendukung.
    Pilih perusahaan dan posisi magang sesuai minat dan kualifikasi.
    Kirim lamaran dan tunggu proses seleksi dari perusahaan.
    Selain itu, selama proses pendaftaran, pastikan data yang dimasukkan benar dan lengkap agar tidak mengalami kendala saat validasi.

    Timeline Magang Nasional Kemnaker 2025

    7-12 Oktober 2025: Pendaftaran peserta magang.
    13-14 Oktober 2025: Seleksi dan pengumuman peserta yang lolos.
    15 Oktober 2025 – 15 April 2026: Pelaksanaan magang di perusahaan terpilih.

  • Ironi Negeri Kaya Gas, Industri Teriak Pasokan Gas Murah Seret

    Ironi Negeri Kaya Gas, Industri Teriak Pasokan Gas Murah Seret

    Bisnis.com, JAKARTA – Persoalan pasokan dan mahalnya harga gas masih menjadi persoalan yang membuat pelaku industri waswas. Keterbatasan pasokan gas murah dinilai dapat menekan produktivitas manufaktur dan memunculkan risiko deindustrialisasi.

    Pelaku usaha mengeluhkan bahwa alokasi kuota gas murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) saat ini untuk industri di bagian barat Jawa dibatasi di kisaran 60%-65% dan bagian timur sebesar 50%-55% dari total kuota yang diberikan. Selebihnya, pelaku usaha mesti membayar dengan harga gas hasil regasifikasi LNG senilai US$15,3 per million British thermal unit (MMBtu)

    Adapun, pemerintah telah memberikan alokasi kuota gas murah untuk tujuh sektor industri, seperti pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet yang tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 76.K/MG.01/MEM.M/2025.

    HGBT dibedakan berdasarkan pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar sebesar US$7 per MMBtu dan untuk bahan baku sebesar US$6,5 per MMBtu.

    Terbatasnya pasokan gas murah tak lepas dari menyusutnya pasokan gas pipa di wilayah strategis seperti Sumatra bagian tengah, Sumatra bagian selatan, Lampung, dan Jawa bagian barat lantaran penurunan alamiah produksi blok migas dan belum ditemukannya sumber gas baru.

    Di sisi lain, infrastruktur gas pipa di wilayah defisit pasokan belum tersambung sepenuhnya dengan sumber-sumber yang masih memiliki pasokan berlebih. Alhasil, suplai gas pipa yang berkurang disiasati dengan pasokan gas alam cair alias LNG.

    Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Saleh Husin mengatakan, harga gas yang terlalu tinggi dapat membuat industri nasional kehilangan daya saing. Pasalnya, gas bumi merupakan komponen penting dalam proses produksi industri pengolahan, seperti pupuk, baja, semen, farmasi, keramik, tekstil, hingga makanan dan minuman. 

    “Kalau harga gas terlalu tinggi, bisa-bisa beberapa industri lari ke negara tetangga yang energinya lebih kompetitif,” kata Saleh dalam agenda Diskusi Kadin di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

    Menurut Saleh, apabila industri dikenai harga gas regasifikasi LNG mencapai US$16,77 per MMBtu, maka banyak pelaku industri berisiko menutup operasi atau memindahkan pabrik ke negara tetangga yang menawarkan harga energi lebih murah.

    Bahkan, kondisi ini juga dapat memicu lonjakan impor produk jadi, mengancam industri dalam negeri, serta menurunkan kontribusi sektor manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    Di samping itu, Saleh menegaskan bahwa keberlanjutan pasokan energi, termasuk gas bumi, menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8%.

    “Untuk tumbuh 8%, industri harus tumbuh lebih dulu. Tanpa industri yang kuat, ekonomi tidak akan mencapai target itu,” tuturnya.

    Pelaku usaha berharap pemerintah segera mengambil langkah strategis, termasuk memperbolehkan industri untuk mengimpor gas dengan mekanisme terukur, agar industri nasional tetap tangguh, efisien, dan kompetitif di pasar global.

    Opsi Impor Gas

    Pelaku industri pun ramai-ramai mengusulkan impor gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) sebagai solusi sementara untuk memenuhi kebutuhan industri. Impor gas dilakukan dalam periode terbatas sambil menunggu pasokan dalam negeri untuk industri mencukupi.

    “Misalnya, di dalam negeri terbatas ya mungkin Pak Dirjen [Migas ESDM] ini dimungkinkan untuk para pelaku industri ini boleh mengimpor gas untuk kebutuhan industri, bukan kebutuhan importir umum,” kata Saleh.

    Agar kebijakan impor gas berjalan efektif dan tidak menimbulkan distorsi, Kadin meminta pemerintah menyiapkan payung hukum dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yang menjamin kepastian pasokan dan distribusi gas bagi industri.

    “Sektor industri membutuhkan kepastian kebijakan yang berkelanjutan. PP ini juga harus membuka ruang bagi industri untuk mengimpor gas secara mandiri dan membangun infrastruktur jaringan gas di kawasan industri,” ujarnya.

    Senada, Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Gunawan mengatakan, pihaknya mendukung terbukanya keran impor gas untuk memastikan industri tetap berproduksi. 

    “Kami melihatnya impor LNG ini salah satu solusi untuk mengurangi kelangkaan gas. Kedua, juga ada pembanding bagaimana komposisi cost itu bisa dari banyak pihak, jangan single source jadi keragaman sumber itu sangat penting, multisourcing,” ujar Yustinus dalam kesempatan terpisah. 

    Lebih lanjut, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Sri Bimo Pratomo mengatakan, opsi impor LNG juga dapat dilakukan dengan mengambil pasokan gas dari Amerika Serikat (AS). 

    Pasalnya, harga gas dari AS dinilai murah yakni sebesar US$3,43 per MMBtu. Dengan impor gas dari AS, dia juga menilai hal ini dapat melancarkan negosiasi penurunan tarif resiprokal AS terhadap produk Indonesia senilai 19%. 

    “Kalau kita bisa ya usulan kementerian kita usulkan kalau bisa kita impor dari Amerika tentu nanti akan dapet sebaliknya mungkin dari 19% ini bisa diturunkan lagi tarif resiprokal kita ke Amerika sehingga produk-produk kita ini akan bisa berdaya saing ke Amerika dan mungkin di dalam negeri juga bisa meningkat daya saingnya,” pungkasnya

    Sementara itu, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kebijakan domestic market obligation (DMO) untuk pasokan gas guna memastikan kebutuhan industri terpenuhi sebelum diekspor. 

    “Kami berharap bahwa pemerintah juga memikirkan selain tadi disinggung berkaitan dengan izin impor, tapi kami juga menyoroti juga ekspor kita kenapa kita tidak memberlakukan seperti batu bara ada DMO, siapa tahu itu bisa diterapkan untuk energi gas,” kata Ketua Umum Asaki Edy Suyanto.

    Produksi Gas Domestik Diklaim Masih Mencukupi

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, pemerintah masih memprioritaskan produksi gas domestik untuk memenuhi kebutuhan nasional. Alhasil, usulan impor gas alam cair alias LNG untuk industri belum dapat direalisasikan. 

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, pihaknya memahami kondisi permintaan gas domestik yang terus meningkat. Namun, dia menilai ketersediaan gas dalam negeri masih dapat memenuhi kebutuhan pasar. 

    “Namun, pada saat ini memang kebijakan pemerintah memandang ketahanan energi, itu sedapat mungkin kita menahan impor saat ini ya,” kata Laode.

    Laode memastikan pihaknya akan menampung dan menghormati masukan atau usulan yang dilayangkan dari pelaku industri. Namun, keputusan pemerintah saat ini masih bulat untuk tidak membuka keran impor LNG. 

    “Jadi kita menghormati ini masukan dari kawan-kawan industri. Tadi juga Pak Saleh [WKU Kadin Bidang Perindustrian] menyampaikan bahwa ada opsi untuk kita impor. Tapi masukan tadi kita tampung dulu,” tuturnya. 

  • Kadin Ungkap Risiko Deindustrialisasi Imbas Harga Gas Mahal

    Kadin Ungkap Risiko Deindustrialisasi Imbas Harga Gas Mahal

    Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mewanti-wanti risiko deindustrialisasi atau penurunan aktivitas industri manufaktur imbas tingginya harga gas dalam negeri. Terlebih, produksi gas domestik dinilai terbatas untuk kebutuhan industri lokal. 

    Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Saleh Husin mengatakan, harga gas yang terlalu tinggi dapat membuat industri nasional kehilangan daya saing. 

    “Kalau harga gas terlalu tinggi, bisa-bisa beberapa industri lari ke negara tetangga yang energinya lebih kompetitif,” kata Saleh dalam agenda Diskusi Kadin di Jakarta, Selasa (7/10/2025). 

    Menurut Saleh, apabila industri dikenai harga gas regasifikasi LNG mencapai US$16,77 per MMBtu, maka banyak pelaku industri berisiko menutup operasi atau memindahkan pabrik ke negara tetangga yang menawarkan harga energi lebih murah.

    Bahkan, kondisi ini juga dapat memicu lonjakan impor produk jadi, mengancam industri dalam negeri, serta menurunkan kontribusi sektor manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    Di samping itu, Saleh menegaskan bahwa keberlanjutan pasokan energi, termasuk gas bumi, menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8%.

    “Untuk tumbuh 8%, industri harus tumbuh lebih dulu. Tanpa industri yang kuat, ekonomi tidak akan mencapai target itu,” tuturnya.  

    Pelaku usaha berharap pemerintah segera mengambil langkah strategis, termasuk membolehkan impor gas dengan mekanisme terukur, agar industri nasional tetap tangguh, efisien, dan kompetitif di pasar global.

    Dalam hal ini, Kadin juga mendorong pemerintah untuk membuka peluang bagi industri nasional untuk mengimpor gas bumi. Pasalnya, hal ini penting guna mengatasi minimnya pasokan gas domestik yang saat ini baru memenuhi sekitar 60% dari kebutuhan industri.

    Menurut Saleh, meskipun pemerintah telah menetapkan harga gas bumi tertentu (HGBT) sebesar US$7 per MMBtu untuk tujuh sektor industri melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 255K Tahun 2024, kenyataannya pasokan yang diterima industri masih jauh dari kebutuhan.

    “Kawan-kawan industri hanya mendapatkan sekitar 60% suplai gas HGBT,” imbuhnya. 

    Padahal, gas bumi merupakan komponen penting dalam proses produksi industri pengolahan, seperti pupuk, baja, semen, farmasi, keramik, tekstil, hingga makanan dan minuman. Kekurangan pasokan ini berpotensi menekan daya saing dan kapasitas produksi industri dalam negeri.

    Kadin menilai impor gas bisa menjadi solusi sementara hingga proyek eksplorasi gas nasional pada 2026–2028 mulai berproduksi. Dengan membuka akses impor, harga gas bagi industri dapat lebih kompetitif, kapasitas produksi meningkat, dan daya saing ekspor produk manufaktur Indonesia terjaga.

    “Pemerintah dapat mempertimbangkan impor dalam periode terbatas, sambil menunggu hasil eksplorasi. Setelah suplai dalam negeri mencukupi, impor bisa dihentikan,” terangnya.

    Agar kebijakan impor gas berjalan efektif dan tidak menimbulkan distorsi, Kadin meminta pemerintah menyiapkan payung hukum dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yang menjamin kepastian pasokan dan distribusi gas bagi industri.

    “Sektor industri membutuhkan kepastian kebijakan yang berkelanjutan. PP ini juga harus membuka ruang bagi industri untuk mengimpor gas secara mandiri dan membangun infrastruktur jaringan gas di kawasan industri,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Kadin juga mengusulkan agar ada domestic market obligation (DMO) gas bumi lebih berpihak kepada industri manufaktur nasional, agar perluasan dan ketahanan industri dapat berjalan optimal. Sebab, saat ini utilisasi industri masih berada pada kisaran 60–65%.

  • Pengusaha Manufaktur Usul Impor LNG dari AS, Begini Respons ESDM

    Pengusaha Manufaktur Usul Impor LNG dari AS, Begini Respons ESDM

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, pemerintah masih memprioritaskan produksi gas domestik untuk memenuhi kebutuhan nasional. Alhasil, usulan impor gas alam cair alias liquefied natural gas (LNG) untuk industri belum dapat direalisasikan. 

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, pihaknya memahami kondisi permintaan gas domestik yang terus meningkat. Namun, dia menilai ketersediaan gas dalam negeri masih dapat memenuhi kebutuhan pasar. 

    “Namun, pada saat ini memang kebijakan pemerintah memandang ketahanan energi, itu sedapat mungkin kita menahan impor saat ini ya,” kata Laode saat ditemui usai diskusi yang digelar di Menara Kadin, Selasa (7/10/2025).

    Hal ini diungkap Laode saat bertemu dengan sejumlah pelaku usaha industri pengguna gas bumi yang kompak mengusulkan impor LNG akibat keterbatasan pasokan yang terjadi saat ini.

    Laode memastikan pihaknya akan menampung dan menghormati masukan atau usulan yang dilayangkan dari pelaku industri. Namun, keputusan pemerintah saat ini masih bulat untuk tidak membuka keran impor LNG. 

    “Jadi kita menghormati ini masukan dari kawan-kawan industri. Tadi juga Pak Saleh [WKU Kadin Bidang Perindustrian] menyampaikan bahwa ada opsi untuk kita impor. Tapi masukan tadi kita tampung dulu,” tuturnya. 

    Untuk diketahui, sebelumnya pelaku industri ramai-ramai mengusulkan impor LNG untuk memenuhi kebutuhan industri. Pasalnya, saat ini industri pengguna gas terutama penerima harga gas bumi tertentu (HGBT) mengalami kelangkaan pasokan. 

    Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan, hingga saat ini, pihaknya banyak menerima laporan bahwa volume gas murah atau HGBT untuk tujuh sektor dipatok hanya mendapatkan 60% dari total kuota yang diberikan pemerintah. 

    Adapun, pemerintah telah memberikan alokasi kuota gas murah untuk tujuh sektor industri, seperti pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet yang tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 76.K/MG.01/MEM.M/2025. 

    “Misalnya, di dalam negeri terbatas ya mungkin Pak Dirjen [Migas ESDM] ini dimungkinkan untuk para pelaku industri ini boleh mengimpor gas untuk kebutuhan industri, bukan kebutuhan importir umum,” kata Saleh dalam diskusi bertajuk ‘Keberlanjutan Gas Bumi untuk Industri Nasional: Sinergi Kebijakan, Pasokan, dan Daya Saing’, Selasa (7/10/2025).

    Senada, Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Gunawan mengatakan, pihaknya mendukung terbukanya keran impor gas untuk memastikan industri tetap berproduksi. 

    “Kami melihatnya impor LNG ini salah satu solusi untuk mengurangi kelangkaan gas. Kedua, juga ada pembanding bagaimana komposisi cost itu bisa dari banyak pihak, jangan single source jadi keragaman sumber itu sangat penting, multisourcing,” ujar Yustinus dalam kesempatan terpisah. 

  • Kemenperin Usul Buka Keran Impor Gas Industri, Berpeluang Tekan Tarif AS

    Kemenperin Usul Buka Keran Impor Gas Industri, Berpeluang Tekan Tarif AS

    Jakarta

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan realisasi impor gas dari Amerika Serikat (AS) untuk mendukung kebutuhan industri dalam negeri. Langkah ini juga diharapkan dapat berdampak pada penurunan tarif impor AS hingga di bawah 19%.

    Adapun usulan impor ini selaras dengan keluhan para pelaku industri yang kerap kekurangan pasokan program gas murah atau Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Kondisi ini membuat para pelaku industri pengolahan harus membeli gas dengan harga pasar cukup tinggi, mencapai US$ 16,77 per MMBTU, sehingga menambah beban operasional.

    Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Sri Bimo Pratomo, mengatakan Amerika merupakan salah satu penghasil gas bumi terbesar di dunia. Saat ini harga gas di AS pada bulan Oktober ini rata-rata mencapai US$ 3,43 per MMBTU.

    Angka tersebut jauh di bawah harga pasaran gas RI, bahkan di bawah harga gas program HGBT yang mencapai US$ 7 per MMBTU. Sedangkan harga rata-rata mingguan untuk LNG kargo di Asia Timur sebesar US$ 11,35 per MMBTU, lalu di titik Title Transfer Facility (TTF) Belanda untuk Eropa sebesar US$ 11,14 per MMBTU.

    “Ini kita hubungkan dengan tarif resiprokal Trump. Kalau kita bisa, usulan Kemenperin, kalau bisa kita impor dari Amerika tentu nanti akan dapat timbal baliknya. Mungkin dari 19% ini bisa diturunkan lagi tarif resiprokal kita dari Amerika,” kata Bimo, dalam acara FGD di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).

    Menurutnya, usulan ini juga selaras dengan arahan dari Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian untuk meningkatkan impor produk-produk asal AS sebagai salah satu upaya untuk menurunkan tarif. Dengan langkah ini, Bimo menilai produk-produk asal RI bisa bersaing di AS dan industri dalam negeri juga turut diperkuat.

    Di samping itu, Bimo juga mengakui adanya penurunan volume HGBT dan jumlah industri yang mendapatkan alokasi gas murah itu sejak tahun 2021. Dalam Keputusan Menteri ESDM 76K/2025, volume HGBT hanya sebesar 57% dari volume HGBT Kepmen 91K/2021.

    Lalu berdasarkan bahan paparan yang disajikan Bimo, tercatat pada tahun 2021 alokasi HGBT mencapai 1.253,36 Billion British Thermal Units per Day (BBTUD) dengan realisasi 87,06%.

    Angkanya mengalami penurunan pada 2023 dengan alokasi 1.221,12 BBTUD dan realisasi 86,64%. Lalu pada tahun 2024, alokasinya anjlok menjadi hanya 890,24 BBTUD dan realisasinya di angka 82,43%.

    “Ini mungkin satu fakta juga, dari sisi suplainya sangat kurang sekali. Kemudian rendahnya serapan gas oleh industri pengguna ini umumnya kalau kami dapat laporan dari teman-teman industri ataupun asosiasi adanya fluktuasi harga di atas HGBT dan gangguan penyaluran oleh badan usaha niaga migas,” ujarnya.

    Bimo mengatakan, kondisi ini membuat industri tidak dapat beroperasi dengan maksimal dan tidak mencapai target produksi. Contohnya industri keramik, kini utilisasinya menurun jadi di bawah angka 60%.

    (shc/kil)

  • Fakta-Fakta Kasus Korupsi PLTU Adik Jusuf Kalla

    Fakta-Fakta Kasus Korupsi PLTU Adik Jusuf Kalla

    Bisnis.com, JAKARTA – Polisi telah telah menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan korupsi pembangunan PLTU 1 Di Mempawah, Kalimantan Barat pada 2008-2018, salah satunya adik Jusuf Kalla.

    Kepala Kortastipidkor Polri, Irjen Cahyono Wibowo menyatakan satu dari empat tersangka itu adalah mantan Direktur Utama (Dirut) PLN Fahmi Mochtar. Tiga lainnya adalah Direktur PT BRN Halim Kalla (HK) atau adik Jusuf Kalla, Dirut PT BRN berinisial RR dan Dirut PT Praba berinisial HYL.

    Polisi mencatatkan bahwa mantan Dirut PLN berinisial FM sebagai tersanka. Artinya di sini yang bersangkutan dia sebagai, beliau sebagai Direktur PLN saat itu.

    “Kemudian dari pihak swastanya ini ada tersangka HK [adik Jusuf Kalla], RR, dan juga pihak lainnya,” ujar Cahyono di Mabes Polri, Senin (6/10/2025).

    Simak fakta-fakta kasus korupsi PLTU yang melibatkan adik Jusuf Kalla:

    1. Awal Mula Kasus PLTU

    Kasus bermula saat PT PLN mengadakan lelang ulang untuk pekerjaan PLTU 1 Kalimantan Barat dengan kapasitas output sebesar 2×50 MegaWatt. Namun, sebelum pelaksanaan lelang tersebut, PLN diduga melakukan permufakatan dengan pihak calon penyedia dari PT BRN dengan tujuan untuk memenangkannya dalam lelang tersebut.

    Polisi mencatatkan bahwa sejak awal perencanaan ini sudah terjadi korespondensi. Artinya ada permufakatan di dalam rangka memenangkan pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya, panitia pengadaan PLN meloloskan KSO BRN-Alton-OJSEC meskipun diduga tidak memenuhi syarat administrasi dan teknis.

    2. Pengalihan dan Pemberian Imbalan

    Pada 2009, KSO BRN justru mengalihkan pekerjaan kepada pihak ketiga dengan kesepakatan pemberian imbalan. Hal itu dilakukan sebelum adanya tandatangan kontrak.

    Kemudian, hingga berakhirnya kontrak KSO BRN maupun PT PI tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dan hanya bisa menyelesaikan 57% pembangunan. Oleh karena itu, diberikan perpanjangan kontrak hingga 10 kali hingga Desember 2018.

    Namun, lagi-lagi KSO BRN dan perusahaan pihak ketiga tidak mampu menyelesaikan pekerjaan itu dan hanya bisa mengeluarkan sampai 85,56%. Alasan mangkraknya proyek itu lantaran KSO BRN memiliki keterbatasan keuangan.

    Padahal, KSO BRN telah menerima pembayaran dari PT PLN sebesar Rp323 miliar untuk pekerjaan konstruksi sipil dan US$62,4 juta untuk mechanical electrical. “Untuk kerugian keuangan negaranya ini sekitar 62.410.523 USD dan Rp323.199.898.518,” pungkasnya.

    Atas perbuatannya itu, para tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) dan/atau pasal 3 UU No.31/1999 tentang pemberantasan Tipikor sebagaimana telah diubah dalam UU 20/2001 tentang pemberantasan Tipikor Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

    3. Profil pengusaha Halim Kalla

    Halim Kalla adalah adik Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK), telah ditetapkan sebagai tersangka kasus proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Kalimantan Barat periode 2008-2018.

    Direktur Penindakan (Dirtindak) Kortas Tipikor Polri, Brigjen Totok Suharyanto mengatakan Halim dijadikan tersangka atas jabatannya sebagai Direktur PT BRN. “Jadi tadi yang saya sampaikan memang demikian [Halim Kalla], tapi kalau saya melihat terkait rilis ini memang kami hanya inisial saja,” ujar Totok di Mabes Polri, Senin (6/10/2025).

    Totok menambahkan, Halim ditetapkan sebagai tersangka lantaran diduga melakukan kongkalikong dengan eks Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar (FM).

    Pemufakatan jahat itu dilakukan untuk pemenangan lelang proyek PLTU dengan kapasitas output sebesar 2×50 MegaWatt dari PLN di Kalimantan Barat. 

    Namun, proyek tersebut dinyatakan mangkrak meski sudah dilakukan 10 kali perpanjang kontrak. Adapun, kerugian negara dalam proyek ini dihitung dengan pengeluaran dana oleh PT PLN (Persero) sebesar Rp323 untuk pekerjaan konstruksi sipil dan US$62,4 juta untuk mechanical electrical. Totalnya, mencapai Rp1,35 triliun (jika dihitung dengan kurs Dollar saat ini).

    4. Penerus Grup Kalla 

    Dilansir dalam berbagai sumber, Halim Kalla merupakan pebisnis aktif keluarga Kalla Group. Dia merupakan adik kandung alias saudara laki-laki Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) sekaligus pendiri Kalla Group. 

    Perusahaan keluarga Kalla, yang terkenal di Sulawesi Selatan, memiliki usaha di sejumlah sektor, seperti konstruksi, energi hingga otomotif.

    Halim Kalla juga sempat mencoba peruntungan di sektor bisnis energi hijau melalui Haka Motors. Perusahaan itu sempat memamerkan tiga prototipe kendaraan listrik, yaitu Trolis, Erolis dan Smuth EV pada PEVS 2022.

    Pria kelahiran Ujung Pandang, Makassar ini sempat menjabat sebagai anggota komisi VII DPR RI pada 2009. Selain itu, Halim Kalla juga pernah didapuk sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Industri Hijau di KADIN Indonesia.