Kementrian Lembaga: IDI

  • Percobaan Curi BBM di Perairan Loa Buah Samarinda Gagal, 1 Pelaku Ditangkap, 3 Lainnya Diburu Polisi

    Percobaan Curi BBM di Perairan Loa Buah Samarinda Gagal, 1 Pelaku Ditangkap, 3 Lainnya Diburu Polisi

    SAMARINDA – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Samarinda berhasil menggagalkan upaya pencurian bahan bakar minyak (BBM) di perairan Loa Buah, setelah sebuah video aksi para pelaku tersebar luas di media sosial.

    Kepala Seksi Humas Polresta Samarinda Ipda Novi Hari Setiawan mengatakan, salah satu pelaku berinisial AD (37) ditangkap di sebuah hotel kawasan Idi Segkotek, Samarinda, pada Sabtu, kemarim.

    “Kami langsung menindaklanjuti video tersebut dan melakukan penyelidikan intensif. AD berhasil kami amankan tanpa perlawanan di depan sebuah warung kelontong,” kata Novi dalam konferensi pers di Kantor Sat Polairud Polresta Samarinda, Antara, Minggu, 1 Juni.

    Kasus ini mencuat setelah sebuah video memperlihatkan beberapa pria di atas perahu kayu dengan selang panjang, diduga mencoba mengalirkan BBM dari kapal lain di perairan Loa Buah. Video tersebut kemudian viral dan memicu perhatian aparat penegak hukum.

    Dalam pemeriksaan awal, AD yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual ikan mengaku berperan sebagai pengemudi perahu motor. Ia mengatakan dua rekannya naik ke atas kapal target dan berusaha membuka tangki BBM. Namun, aksi mereka gagal karena dipergoki oleh anak buah kapal (ABK) yang sedang berjaga.

    “Begitu ketahuan, para pelaku langsung kabur. Mereka tidak sempat mengambil BBM karena dikejar oleh kru kapal,” ujar Novi.

    Kepada polisi, AD mengaku nekat melakukan percobaan pencurian karena tekanan ekonomi. Rencananya, BBM hasil curian akan dijual kembali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Meski tidak sempat membawa kabur BBM, polisi menegaskan bahwa perbuatan tersebut tetap dikategorikan sebagai tindak pidana percobaan pencurian dengan pemberatan.

    “Meskipun belum ada kerugian material, unsur pidananya tetap terpenuhi. Pelaku dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman hingga tujuh tahun penjara,” tegas Novi.

    Saat ini, polisi masih memburu tiga pelaku lainnya yang telah diidentifikasi. Selain itu, barang bukti berupa jeriken yang diduga akan digunakan untuk menampung BBM juga tengah dilacak.

    “Kami terus mendalami kemungkinan adanya jaringan penadah BBM curian. Masyarakat kami imbau untuk melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan di wilayah perairan,” pungkas Novi. 

  • Pemkab Lamongan Komitmen Perkuat Pembangunan Kesehatan Secara Kolaboratif

    Pemkab Lamongan Komitmen Perkuat Pembangunan Kesehatan Secara Kolaboratif

    Lamongan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Lamongan terus mendorong pembangunan sektor kesehatan secara kolaboratif untuk mewujudkan layanan kesehatan yang cepat, tepat, dan berkualitas. Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyampaikan, kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah.

    Salah satu keberhasilan nyata adalah penanganan stunting di Kabupaten Lamongan. Melalui kerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Lamongan, TP PKK, dan stakeholder lainnya, angka stunting berhasil ditekan dari 27,5 persen pada tahun sebelumnya menjadi 9,4 persen pada 2024.

    “Pemkab Lamongan selalu merealisasikan program pemerintah pusat dan memiliki program prioritas untuk memberikan layanan berkualitas kepada masyarakat. Semua realisasi digarap secara kolaborasi agar berlangsung cepat dan tepat,” ujar Yuhronur dalam Sarasehan Kesehatan Hari Bakti IDI Cabang Lamongan di Aula Pemkab Lamongan, Jumat (23/5/2025).

    Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu menambahkan, indeks kesehatan Lamongan mencapai angka 0,843 pada 2024, dari skala 0 sampai 1. Sementara angka harapan hidup masyarakat Lamongan juga mengalami peningkatan menjadi 73,22 tahun.

    Komitmen pembangunan kesehatan di Lamongan diwujudkan melalui program unggulan Lamongan Sehat. Salah satu inovasinya adalah Lamongan Sehat Sejahtera dengan Kunjungan Rumah (Laserku), yang telah memberikan layanan kepada 5.131 keluarga.

    “Capaian yang sudah berhasil kita wujudkan harus terus dipertahankan dan ditingkatkan, salah satunya dengan menambah kapasitas tenaga kesehatan. Mindset yang baik dari tenaga kesehatan akan berdampak positif pada kualitas layanan,” jelasnya.

    Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi, dalam kesempatan yang sama menegaskan pentingnya sinergi antara IDI dan Pemkab Lamongan. Ia mendorong penyusunan peta penugasan dokter untuk menjangkau seluruh wilayah Lamongan secara merata.

    “Sehingga di seluruh wilayah Lamongan terdapat dokter. Hal tersebut akan mendekatkan pelayanan kesehatan,” tegas Adib. [fak/beq]

  • Cerita Korban Kecelakaan Maut Rombongan Mahasiswa UIN Banjarmasin, Lihat Teman-teman Tergeletak – Halaman all

    Cerita Korban Kecelakaan Maut Rombongan Mahasiswa UIN Banjarmasin, Lihat Teman-teman Tergeletak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi kecelakaan di jalan raya Gunung Khayangan, Desa Ambungan, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Rabu (7/5/2025).

    Sebuah mobil Toyota Avanza yang membawa delapan mahasiswa UIN Antasari mengalami kecelakaan tunggal saat melaju dari Banjarmasin menuju Pelaihari. 

    Akibatnya, tiga orang meninggal dunia dan lima lainnya mengalami luka-luka. 

    Salah satu korban selamat dari kecelakaan maut tersebut adalah Sabda Nur Alim, mahasiswa Fakultas Syariah UIN Antasari.

    Sekretaris Prodi Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah, Miftah Faridh, menceritakan kesaksian yang disampaikan Sabda Nur Alim.

    Ia menyebut, korban adalah mahasiswa bimbingannya yang mengalami luka memar dan trauma akibat kecelakaan tersebut.

    “Sabda Nur Alim menceritakan kepada saya bahwa saat kejadian dirinya duduk di kursi kedua di bagian tengah.” 

    “Ia tidak tahu apa-apa lagi setelah putaran pertama, dan ketika membuka mata, ia melihat teman-temannya sudah berada di luar mobil,” ungkap Miftah saat ditemui Banjarmasin Post, Kamis.

    Kaprodi Perbandingan Mazhab, Imam Alfiannor, juga menghubungi Sabda Nur Alim dan mendapatkan informasi bahwa dirinya mengalami luka ringan.

    “Alhamdulillah, Sabda Nur alim selamat, hanya luka ringan. Saya sempat telepon yang bersangkutan,” ucap Imam. 

    “Penyebab Lakalantas, mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan ban pecah sehingga tidak terkendali. Semoga yang wafat mendapatkan rahmat dan magfirah Allah Subhana Wata’ala.” 

    “Semoga yang selamat dan masih dalam perawatan segera pulih dan bisa mengambil i’tibar dan hikmah dari peristiwa tersebut,” sambungnya.

    Miftah menyebut Sabda Nur masih trauma dengan kejadian itu dan tak bisa menceritakan kronologi kecelakaan secara lengkap.

    Ia hanya ingat saat membuka mata dan melihat teman-temannya sudah berada di luar mobil dengan beberapa di antaranya tergeletak terkapar.

    “Pasti trauma, karena dia berada di tengah-tengah insiden kecelakaan dan melihat teman-temannya luka juga terkapar, sepertinya dia butuh pendamping psikologis,” tutur Miftah.

    Sebagai informasi, sebanyak tujuh korban terdata sebagai mahasiswa fakultas Tarbiyah (Pendidikan).

    Sementara Sabda Nur Alim menjadi satu-satunya mahasiswa dari Fakultas Syariah (Hukum). 

    Dekan Fakultas Syariah, Amelia Rahmaniah, pun menyampaikan bela sungkawa dan rasa prihatinnya atas peristiwa ini.

    “Ibu Dekan langsung datang ke prodi untuk mengetahui kabar mahasiswa kami, kemudian saya hubungi dengan loud speaker active dan percakapan dengan Sabda Nur Alim didengar langsung oleh Ibu Dekan,” jelas Miftah.

    Kampus Salurkan Bantuan

    Merespons kejadian ini, pihak kampus langsung bergerak cepat membantu proses evakuasi, pendampingan medis, hingga menyiapkan bantuan dana kemanusiaan.

    Rektor UIN Antasari Prof Mujiburrahman menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah tersebut dalam rapat pimpinan yang digelar Kamis pagi di Kampus 1.

    Ia mendoakan agar para korban mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

    “Semoga amal ibadahnya diterima Allah subhanahu wa ta’ala, dan yang dirawat segera diberi kesembuhan,” ujar Mujiburrahman kepada Pusat Humas dan Keterbukaan Informasi.

    Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Irfan Noor memastikan komunikasi intensif dilakukan sejak peristiwa kecelakaan tersebut.

    Tim dari Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan diterjunkan langsung ke lokasi kejadian untuk mendampingi para korban.

    Selain pendampingan, pihak kampus juga tengah menyiapkan bantuan dana. 

    Bantuan itu rencananya akan dihimpun melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) UIN Antasari dan donasi dari civitas academica.

    “UPZ siap menyalurkan dana untuk membantu mahasiswa yang tertimpa musibah,” jelas Akhmad Sagir, Kepala UPZ sekaligus Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum.

    Daftar Korban

    Korban Meninggal Dunia

    Muhammad Idi Iqbal bin Bahrani (Pendidikan Agama Islam).
    Agus Salim bin Sarwono (Manajemen Pendidikan Islam).
    M Ayatturahim Rijalullah bin Juhriansah (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah).

    Korban Luka-luka

    Ananda Purnama Dery (Manajemen Pendidikan Islam).
    Sukma (Tadris Fisika).
    Fajar Firdaus (Manajemen Pendidikan Islam).
    Ahmad Sodiq Hidayatullah (Pendidikan Agama Islam).
    Sabda Nur Alim (Perbandingan Mazhab).

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Kisah Mahasiswa UIN Antasari yang Selamat di Kecelakaan Gunkay, Buka Mata Lihat Teman Tergeletak.

    (Tribunnews.com/Deni)(BanjarmasinPost.co.id/Saiful Rahman)

  • Bill Gates Bakal Uji Coba Vaksin TBC di Indonesia, Irma Suryani: Kenapa Tidak?

    Bill Gates Bakal Uji Coba Vaksin TBC di Indonesia, Irma Suryani: Kenapa Tidak?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago menyambut baik rencana uji coba vaksin TBC yang dikembangkan pendiri Microsoft sekaligus tokoh filantropi dunia, Bill Gates.

    Dia mengaku tak ada masalah dengan rencana uji coba tersebut sebab penyakit TBC masih jadi momok di Indonesia.

    “Sebetulnya kalau tidak salah uji coba vaksin ini sudah dilakukan di 6 negara termasuk Indonesia sejak tahun 2024, kalau tidak salah menurut Erlina Burhan dari IDI,” kata Irma kepada wartawan, Kamis (8/5/2025).

    “Jika memang sudah pernah dilakukan dan tidak bermasalah kenapa tidak? Mengingat penyakit ini masih menjadi momok di Indonesia,” lanjutnya.

    Irma meyakini uji coba ini tidak akan dilakukan dengan sebarangan, karena mempertaruhkan nama baik Bill Gates maupun Presiden Prabowo Subianto.

    “Saya kira seorang Bill Gates dan Presiden Republik Indonesia tentu tidak akan sembarangan mempertaruhkan reputasinya untuk uji coba vaksin ini,” ujarnya.

    “Harapannya tentu vaksin ini berhasil baik dan Bill Gates memberikan vaksin tersebut sebagai hibah pada Indonesia. Untuk membantu penyebaran penularan penyakit TBC ini yang masih masif di daerah-daerah,” imbuhnya.

    Sebelumnya,

    Presiden Prabowo Subianto, menerima kunjungan tokoh filantropi dunia sekaligus pendiri Gates Foundation, Bill Gates di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 7 Mei 2025.

    Pertemuan tersebut membahas kerja sama strategis di bidang kesehatan dalam upaya penanggulangan penyakit menular seperti polio, tuberkulosis (TBC), dan malaria.

    Presiden Prabowo juga menjelaskan peran Gates Foundation dalam mendukung produksi vaksin polio melalui Bio Farma, yang kini menjadi salah satu produsen vaksin terbesar di dunia dengan kapasitas produksi hingga 2 miliar dosis per tahun.

  • Mengapa Terjadi Keracunan MBG? Ahli Kesehatan Ungkap Kemungkinan Risiko yang Bisa Jadi Pemicu – Halaman all

    Mengapa Terjadi Keracunan MBG? Ahli Kesehatan Ungkap Kemungkinan Risiko yang Bisa Jadi Pemicu – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ratusan pelajar di Tasikmalaya, Jawa Barat, keracunan makanan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Tercatat, ada sekitar 400 orang yang mengalami keracunan. 

    Terkait hal ini, Dokter, Ahli Keamanan Kesehatan Global sekaligus Anggota Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dicky Budiman ungkap memang ada risiko penyakit yang muncul dalam proses ‘masak porsi besar’ ini. 

    Setidaknya, kata Dicky, ada beberapa risiko sakit yang bisa muncul. 

    Pertama, adanya kontaminasi secara biologis, kimia dan fisik. 

    ” Yang seperti ini (masak secara massal) sangat mungkin disebabkan oleh kontaminasi biologis, kimia atau fisik yang terjadi di sepanjang rantai pengolahan makanan. Misalnya dari penyimpanan bahan baku untuk membuat makanan, proses pengolahan, dan distribusi,” ungkapnya saat dihubungi Tribunnews, Senin (5/5/2025). 

    Selain itu, selama pengiriman dan penyajian juga berisiko adanya kontaminasi tadi. 

    MAKAN GRATIS BOMBANA – Kolase foto tangkapan video murid Sekolah Dasar Negeri atau SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengalami muntah-muntah diduga menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya, pada Rabu (23/04/2025). (Kolase foto tangkapan video diterima TribunnewsSultra.com/Istimewa)

    Sehingga, harus diidentifikasi betul, penyediaan bahan baku hingga penyajiannya wajib dalam kondisi aman dan steril. 

    Kedua, selain kontaminasi fisik dan kimia, makanan dengan proses penyajian yang panjang juga berisiko tercemari oleh bakteri. 

    “Nah apa kalau dari bakteri atau racun biro mikrobiologis. (Misal) racun enterotoksin yang tahan panas. Bakteri ini biasanya sering muncul kalau makanan dibiarkan lama dalam suhu ruangan dan kemudian disentuh tangan yang tidak higienis,” paparnya. 

    Ada juga bacillus cereus, yang umumnya muncul pada makanan yang disimpan terlalu lama. Terutama pada nasi atau sayur yang sudah matang. 

    Ada juga salmonella, bakteri ini biasa ditemukan pada telur dan ayam yang tidak dimasak dengan sempurna.

    “Atau kalau makanan masak besar-besaran, kemudian disimpan dan dipanaskan ulang secara tidak tepat itu biasanya dikaitkan dengan bakteri clostridium difficile,” imbuhnya. 

    Bakteri clostridium difficile disebut menjadi penyebab munculnya penyakit ringan seperti diare sampai peradangan berbahaya di usus besar. 

    Ketiga, adanya kontaminasi zat kimia misalnya dari pestisida 

    “Misalnya ada sisa pestisida pada sayur mentah. Atau, ada (sisa) zat pembersih seperti deterjen yang tidak terbilas sempurna. Atau juga pada potensi kontaminasi logam berat dari peralatan masak yang berkarat,” imbuhnya. 

    Terakhir, busa juga akibat kontaminasi bahan pangan dengan serangga. 

    “Kontaminasi bisa serangga. Ini yang bisa juga memicu reaksi mual-mual,” lanjutnya. 

    Lebih lanjut, Dicky menambahkan jika risiko keracunan memang sangat rentan dalam pengolahan makanan secara besar-besaran. 

    “Iya seperti makan bergizi gratis ini. Tentu kalau volume besar biasanya pengawasan higienitasnya itu cenderung lemah. Apa lagi kalau dalam konteks Indonesia baru. Ini perlu pelatihan yang lama dan pembiasaan dari standar operasional (SOP) yang dibangun,” tutupnya.

  • PB IDI Keberatan atas Mutasi Mendadak Dokter oleh Kemenkes

    PB IDI Keberatan atas Mutasi Mendadak Dokter oleh Kemenkes

    PB IDI Keberatan atas Mutasi Mendadak Dokter oleh Kemenkes
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (
    PB IDI
    ) Slamet Budiarto menyampaikan keprihatinan yang mendalam mengenai banyaknya anggota IDI di rumah sakit vertikal yang dimutasi secara mendadak.
    Menurutnya, anggota IDI yang terakhir dimutasi secara mendadak adalah beberapa dokter yang bertugas di rumah sakit vertikal. Satu orang dokter yang bertugas di Rumah Sakit H Adam Malik diberhentikan secara mendadak.
    Slamet menyampaikan, tindakan dan keputusan secara sepihak oleh
    Kementerian Kesehatan
    (Kemenkes) tersebut dinilai kontraproduktif dan dapat berdampak negatif terhadap layanan kesehatan di rumah sakit vertikal tersebut.
    “Mutasi atau pemberhentian mendadak ini berpotensi menciptakan situasi dan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian di kalangan dokter, dan mengganggu pelayanan di rumah sakit vertikal,” ujar Slamet kepada Kompas.com, Minggu (4/5/2025) malam.
    Dia pun menekankan, dokter memiliki hak untuk menyampaikan pendapat yang konstruktif, dan masukan terkait kebijakan Kemenkes berpotensi dapat merugikan pelayanan kesehatan.
    “Sebagai organisasi profesi, kami mendorong dialog antara Kementerian Kesehatan dan tenaga medis untuk mencapai kesepakatan yang memberi manfaat kesehatan bagi masyarakat,” sambungnya.
    Slamet mengatakan, PB IDI memohon kepada Kemenkes untuk menghormati dan melindungi hak dokter, terutama dalam menyampaikan pendapat, serta berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pelayanan kesehatan.
    Sebagai bentuk keprihatinan atas tindakan dan keputusan sepihak ini, PB IDI meminta Kemenkes untuk meninjau kembali dan membatalkan keputusan mutasi dan pemberhentian terhadap dokter tersebut demi kepentingan pelayanan kesehatan masyarakat.
    Dikutip dari Tribunnews.com baru-baru ini ramai soal mutasi dr Piprim B Yanuarso, yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). dr Piprim Yanuarso pindah dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF).
    Terkait hal ini, dr Piprim pun memberikan responsnya.
    Ia mengungkapkan, mutasi ini dianggap menyalahi prosedural, tidak adil, dan diskriminatif.
    Pada keterangannya, dr Piprim menyebut jika ia belum menerima secara fisik surat mutasi tersebut.
    “Jadi kronologinya pada hari Jumat sekitar jam 10-an saya ditelepon oleh salah seorang teman sejawat yang melihat potongan foto yang memuat nama saya dimutasi. Bukan hanya saya, ada beberapa dokter. Dan saya dimutasikan dari Rumah Sakit RSCM ke RS Fatmawati,” kata dr Piprim lewat keterangan resmi, Selasa (29/4/2025).
    “Itu tanggal 25 April. Sampai dengan kemarin, 28 April, saya sendiri belum menerima fisik surat mutasi tersebut. Sehingga saya juga tidak tahu ini benar-benar atau hoaks. Tapi sepertinya benar-benar ya. Surat mutasi yang ditandatangani oleh Dirjen Azhar Jaya itu sampai sekarang belum saya terima,” sambungnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6
                    
                        Sejumlah Dokter Dimutasi dan Diberhentikan Mendadak oleh Kemenkes
                        Nasional

    6 Sejumlah Dokter Dimutasi dan Diberhentikan Mendadak oleh Kemenkes Nasional

    Sejumlah Dokter Dimutasi dan Diberhentikan Mendadak oleh Kemenkes
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Sejumlah
    dokter diberhentikan
    dan dimutasi mendadak dari rumah sakit vertikal atau yang berada di bawah Kementerian Kesehatan.
    Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto menyampaikan, anggota IDI yang terakhir dimutasi secara mendadak adalah beberapa dokter yang bertugas di rumah sakit vertikal.
    Satu orang dokter yang bertugas di Rumah Sakit H Adam Malik diberhentikan secara mendadak.
     
    Slamet pun menyampaikan keprihatinan yang mendalam mengenai kejadian ini.
    “Mutasi atau pemberhentian mendadak ini berpotensi menciptakan situasi dan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian di kalangan dokter, dan mengganggu pelayanan di rumah sakit vertikal,” ujar Slamet kepada Kompas.com, Minggu (4/5/2025) malam.
    Seperti dikutip dari Tribunnews.com, baru-baru ini ramai soal mutasi
    dr Piprim
    B Yanuarso, yang juga dikenal Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
    Piprim Yanuarso pindah dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF).
    Terkait hal ini, dr Piprim pun memberikan responsnya. Ia mengungkapkan mutasi ini dianggap menyalahi prosedural, tidak adil dan diskriminatif.
    Pada keterangannya, dr Piprim menyebut jika ia belum menerima secara fisik surat mutasi tersebut.
    “Jadi kronologinya pada hari Jumat sekitar jam 10-an saya ditelepon oleh salah seorang teman sejawat yang ada melihat potongan foto yang memuat ada nama saya dimutasi dokter. Bukan hanya saya, ada beberapa dokter. Dan saya dimutasikan dari RSCM ke RS Fatmawati,” kata dr Piprim lewat keterangan resmi, Selasa (29/4/2025).
    “Itu tanggal 25 April. Sampai dengan kemarin 28 April saya sendiri belum menerima fisik surat mutasi tersebut. Sehingga saya juga tidak tahu ini beneran atau hoax. Tapi sepertinya beneran ya,” sambungnya.
    Slamet menyampaikan, tindakan dan keputusan secara sepihak oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut dinilai kontraproduktif dan dapat berdampak negatif terhadap layanan kesehatan di rumah sakit vertikal tersebut.
    Dia pun menekankan bahwa dokter memiliki hak untuk menyampaikan pendapat yang konstruktif, dan masukan terkait kebijakan Kemenkes berpotensi dapat merugikan pelayanan kesehatan.
    “Sebagai organisasi profesi, kami mendorong dialog antara Kementerian Kesehatan dan tenaga medis untuk mencapai kesepakatan memberi manfaat kesehatan bagi masyarakat,” sambungnya.
    Slamet mengatakan, PB IDI memohon kepada Kemenkes untuk menghormati dan melindungi hak dokter, terutama dalam menyampaikan pendapat, serta berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pelayanan kesehatan.
    Sebagai bentuk keprihatinan atas tindakan dan keputusan sepihak ini, PB IDI meminta Kemenkes untuk meninjau kembali dan membatalkan keputusan mutasi dan pemberhetian terhadap dokter tersebut demi kepentingan pelayanan kesehatan masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PB IDI Prihatin Kebijakan Mutasi dan Pemberhentian Mendadak Sejumlah Dokter di Rumah Sakit Vertikal – Halaman all

    PB IDI Prihatin Kebijakan Mutasi dan Pemberhentian Mendadak Sejumlah Dokter di Rumah Sakit Vertikal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kebijakan mutasi dan pemberhentian mendadak sejumlah dokter yang bertugas di rumah sakit vertikal milik pemerintah.

    PB IDI menilai keputusan sepihak dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini tidak hanya mencederai hak profesional tenaga medis, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas dan kualitas pelayanan kesehatan nasional.

    Ketua Umum PB IDI Slamet Budiarto menyebut bahwa mutasi dilakukan tanpa alasan yang jelas dan dilakukan secara tiba-tiba, termasuk terhadap seorang dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik yang diberhentikan secara mendadak.

    “Tindakan dan keputusan sepihak oleh Kementerian Kesehatan ini dinilai kontraproduktif dan dapat berdampak negatif terhadap layanan kesehatan di rumah sakit vertikal tersebut,” kata Slamet Budiarto dalam keterangan yang diterima pada Minggu (4/5/2025).

    PB IDI menegaskan bahwa setiap dokter memiliki hak untuk menyampaikan pendapat secara konstruktif dan memberikan masukan terhadap kebijakan pemerintah, khususnya yang berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan masyarakat.

    Organisasi profesi ini juga menyebut bahwa kebijakan mutasi tanpa kejelasan dan transparansi dapat menimbulkan ketidakpastian di kalangan dokter, serta menciptakan iklim kerja yang tidak sehat.

    “Mutasi atau pemberhentian mendadak ini menciptakan situasi yang penuh ketidakpastian di kalangan dokter dan mengganggu pelayanan kesehatan masyarakat, terutama di rumah sakit vertikal,” kata Slamet.

    Sebagai organisasi profesi, PB IDI mendorong agar Kementerian Kesehatan membuka ruang dialog yang sehat dan transparan dengan tenaga medis, guna mencapai kebijakan yang adil dan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan nasional.

    Menurutnya, PB IDI juga secara tegas meminta Kemenkes untuk meninjau ulang dan membatalkan kebijakan mutasi dan pemberhentian tersebut.

    “PB IDI memohon kepada Kementerian Kesehatan untuk menghormati dan melindungi hak-hak dokter, terutama dalam hal menyampaikan pendapat serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak langsung pada pelayanan kesehatan,” katanya.

    Sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap rekan sejawat yang terdampak, PB IDI menyerukan kepada seluruh dokter di Indonesia untuk tetap bersatu, mendukung kebebasan berpendapat, dan berjuang bersama demi terciptanya sistem kesehatan yang lebih baik.

    Pernyataan PB IDI tersebut sekaligus merespon pemindahan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pusat dr. Piprim Basarah Yanuarso dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF). Menurut Kementerian Kesehatan, pemindahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak di RS Fatmawati, Jakarta.

    Tidak lama setelah pemindahan dr Piprim melalui media sosial Ketua Unit Kerja Koordinasi Kardiologi IDAI Rizky Adriansyah berkomentar. Menurutnya, keputusan itu tidak terlepas dari sikap IDAI yang menolak pengambilalihan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak oleh Kemenkes.

    Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa sejumlah dampak pemindahan tersebut antara lain kualitas pendidikan dokter subspesialis kardiologi anak yang akan memburuk, karena dengan pemindahan tersebut, hanya ada satu pengajar yang kompeten memberikan materi tersebut di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

    Pemindahan ini, katanya, membuat para pasien tak bisa berkonsultasi dengan dr. Piprim secara langsung lagi. Selain itu, dia menilai bahwa hal ini tidak sesuai dengan keinginan pemerintah untuk meningkatkan jumlah dokter subspesialis kardiologi anak.

    Dalam unggahan terpisah, Rizky menyebutkan bahwa apabila ingin menguatkan dan mengembangkan layanan jantung anak, maka seharusnya dipindahkan ke daerah, bukan di Jakarta yang sudah banyak RS yang mampu melaksanakan layanan itu.

    Namun demikian, kata Rizky, pemindahan tugas ini tidak akan mengubah sikap IDAI terkait kolegium.

    Tidak lama setelah itu dikabarkan bahwa dr. Rizky Adriansyah diberhentikan dari posisinya di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

    Respons Kemenkes

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memberikan penjelasan terkait mutasi dokter spesialis di RS vertikal milik pemerintah.

    Melalui keterangan resmi yang diterima Tribunnews.com, Kemenkes menegaskan rotasi tersebut merupakan hal biasa dalam organisasi.

    Selaim dr. Piprim, ada 12 dokter lainnya dari spesialis yang berbeda yang turut dirotasi untuk pengembangan RS Kemenkes.

    Kemenkes menilai, perpindahan dr Piprim untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF).

    Saat ini di RSF, hanya memiliki satu sub-spesialis kardiologi anak dan akan segera memasuki masa pensiun.

    “Kehadiran dr.Piprim diperlukan untuk memperkuat dan mengembangkan layanan kardiologi anak di RSF,” tulis keterangan itu pada Selasa (29/4/2025).

    Kemenkes menjelaskan,RSF juga merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN serta menjadi bagian dari jejaring rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI).

    Kemenkes juga membantah adanya informasi bahwa RSCM akan kekurangan pendidik dokter sub-spesialis jantung anak adalah tidak tepat.

    Saat ini, RSCM memiliki 4 dokter sub-spesialis jantung anak aktif lainnya, sehingga pelayanan kepada peserta didik dan pasien tetap terjamin dan tidak terganggu.

    Pasien yang sebelumnya mendapatkan layanan dari dr. Piprim di RSCM tetap dapat dilayani di RSF.

    Jarak tempuh antara RSCM dan RSF tidaklah jauh sehingga pelayanan kesehatan pediatrik/anak masih bisa dilakukan.

    “Adapun mutasi ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku. Mutasi juga berdasarkan pada kebutuhan institusi dan pengembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” tegas rilis tersebut.

    Kemenkes menegaskan, rotasi ini bukan penghambatan karir dr. Piprim.

    Namun, penugasan ini merupakan kepercayaan untuk memperluas peran beliau dalam membangun dan mengembangkan layanan jantung anak di RSF, sekaligus memperkuat layanan kesehatan anak tingkat nasional.

  • Beraksi 6 Kali, Begal Spesialis Perempuan di Aceh Timur Akhirnya Ditangkap
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 April 2025

    Beraksi 6 Kali, Begal Spesialis Perempuan di Aceh Timur Akhirnya Ditangkap Regional 26 April 2025

    Beraksi 6 Kali, Begal Spesialis Perempuan di Aceh Timur Akhirnya Ditangkap
    Tim Redaksi
     
    ACEH TIMUR, KOMPAS.com
    – Tim Polres
    Aceh
    Timur, Provinsi Aceh, menangkap MA (34), warga Desa Seuneubok Baroh, Kecamatan Ranto Peureulak.
    Pria ini diduga sebagai pelaku pencurian dengan kekerasan (begal) yang selama ini meresahkan warga. 
    Pelaku mengincar korban perempuan sebagai targetnya. 
    Kasat Reskrim Polres
    Aceh Timur
    , Iptu Adi Wahyu Nurhidayat, menyampaikan bahwa penangkapan bermula dari laporan warga pada Maret 2025.
    “Kedua korban menjelaskan ciri-ciri pelaku dan akhirnya mengerucut ke tersangka,” terang Adi dalam keterangannya, Sabtu (26/4/2025).
    Korban pertama, Nuraini (27), warga Desa Alue Bu Tunong, Kecamatan Peureulak Barat, menjadi korban saat hendak membayar cicilan sepeda motor pada 12 Maret 2025 di Jalan Medan – Banda Aceh, Desa Sineubok Barat, Kecamatan Idi Timur.
    Dalam kejadian tersebut, Nuraini kehilangan dompet berisi uang Rp 1.200.000 dan sejumlah dokumen penting.
    Korban kedua, Hayatul Rizkina (25), warga Desa Matang Neuheun, Kecamatan Nurussalam, diserang pada 15 Maret 2025 saat pulang dari pasar Idi Rayeuk.
    Ia kehilangan dompet berisi uang Rp 600.000, satu unit handphone Vivo Y27, dan dokumen penting lainnya.
    Salah satu handphone korban ditemukan di tangan seseorang berinisial YA di Kecamatan Peureulak.
    Melalui pemeriksaan terhadap YA, polisi berhasil mengidentifikasi MA sebagai penjual handphone tersebut dan kemudian menangkapnya.
    “Dari YA inilah kita ketahui siapa yang menjual handphone korban padanya. Akhirnya kita tangkap pelaku,” terang Adi.
    Dalam penangkapan, polisi menyita satu unit handphone dan dua sepeda motor sebagai barang bukti.
    MA mengaku sudah melakukan aksi begal sebanyak enam kali di wilayah Kabupaten Aceh Timur, dengan perempuan sebagai targetnya.
    MA dijerat dengan Pasal 365 ayat (1) dan (2) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan Sub Pasal 362 KUHP tentang pencurian biasa.
    Ancaman hukumannya maksimal sembilan tahun penjara.
    “Kami imbau pengendara jangan meletakkan handphone yang mudah diambil para begal,” pungkas Adi.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aksi Cabul Guru Karate di Aceh Timur Terbongkar Usai Istrinya Labrak Korban Tuduh Perselingkuhan

    Aksi Cabul Guru Karate di Aceh Timur Terbongkar Usai Istrinya Labrak Korban Tuduh Perselingkuhan

    ACEH – Polres Aceh Timur mengusut dugaan asusila atau pencabulan dilakukan pelatih bela diri terhadap anak asuhnya, dua orang remaja putri yang masih di bawah umur.

    Kapolres Aceh Timur AKBP Irwan Kurniadi mengatakan, terduga pelaku berinisial IL (30), warga Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur.

    “Pelaku sudah ditangkap dan kini ditahan di Polres Aceh Timur. Pelaku merupakan pelatih karate, sedangkan korban anak didiknya yang masih berusia belasan tahun,” kata Irwan di Rayeuk, Aceh Timur, Antara, Kamis, 24 April. 

    Korban berusia 15 dan 16 tahun. Dugaan pencabulan berlangsung antara Juli hingga Desember 2024, namun mulai terungkap Maret 2025.

    “Dugaan pencabulan kedua remaja putri tersebut terungkap pada Selasa, 11 Maret. Di mana pada saat itu istri IL mendatangi rumah orang tua seorang korban, dengan menuduh remaja putri tersebut selingkuh dengan suaminya,” katanya.

    Namun, kata Irwan, korban membantah tuduhan. Sebaliknya, korban mengaku kepada orang tuanya dilecehkan IL yang tidak lainnya pelatihnya dalam menekuni karate. 

    “Perbuatan asusila tersebut diduga dilakukan IL sekira Juli dan Desember 2024, dan kedua orang tua korban telah melaporkan kasus tersebut ke polisi,” ujarnya.

    Berdasarkan hasil penyidikan, modus pelaku dengan mengundang korban datang ke rumah membahas tempat latihan karate. Ketika sudah di rumah IL, korban mengalami pelecehan. Begitu pula korban lainnya mengalami perbuatan yang sama dari pelaku pada Juli 2024.

    “Di mana pada saat itu, korban berlatih karate, tiba-tiba IL memeluk dan mencium korban dari belakang. Perbuatan tersebut berulang dilakukan saat pelaku mengantar korban ke rumahnya,” ujarnya.

    Dalam mengusut kasus ini, penyidik menyita pakaian korban. Pelaku juga nyaris dihakimi warga setelah mengetahui perbuatannya melecehkan anak asuhnya berlatih bela diri.

    Penyidik Polres Aceh Timur menjerat IL dengan Pasal 47 Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat, dengan ancaman hukuman maksimal 90 kali cambuk atau denda 900 gram emas murni dam atau 90 bulan penjara.

    “Kami juga mengimbau orang tua lebih ketat mengawasi anak-anak, terutama remaja putri, baik dalam pergaulan maupun kegiatan lainnya seperti penggunaan gawai,” kata Irwan Kurniadi.