Kementrian Lembaga: IDI

  • RSUD Aceh Tamiang Pulih, Dokter Unair Gelar Operasi Perdana

    RSUD Aceh Tamiang Pulih, Dokter Unair Gelar Operasi Perdana

    Surabaya, Beritasatu.com –  Kabar baik datang dari lokasi bencana banjir Aceh. Setelah sempat lumpuh total akibat terjangan banjir bandang, layanan bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Tamiang akhirnya kembali berdenyut pada Kamis (11/12/2025).

    Momen krusial ini terjadi berkat kesigapan tim tenaga kesehatan (nakes) gabungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Posko kesehatan yang awalnya tenang mendadak sibuk saat tim menerima laporan adanya pengungsi yang memerlukan tindakan pembedahan segera.

    Tantangan terbesar bukanlah pada prosedur bedah, melainkan kondisi fasilitas yang baru saja terdampak bencana. Sebelum pisau bedah bekerja, para relawan harus memastikan ruang operasi steril dan aman.

    Dr Airi Mutiar, SpAn(K), dokter spesialis anestesi dari tim nakes gabungan Unair menjelaskan, pihaknya tidak hanya menunggu di posko.

    “Tidak hanya pelayanan di posko kesehatan, tapi kami juga bergerak bersama melakukan inisiasi tindakan di kamar operasi di RSUD Aceh Tamiang,” papar Airi.

    Proses sterilisasi alat dan ruangan dilakukan secara ketat dengan dukungan dari RSUD Cut Meutia Langsa, termasuk penggunaan sinar ultraviolet (UV) untuk memastikan ruangan bebas kuman.

    Setelah lampu operasi menyala, tindakan medis pertama pascabanjir pun dilakukan. Tim yang terdiri dari dr Hardian Basuki, SpOT(K) dan dr Arya (PPDS Orthopedi FK Unair) berhasil menangani dua kasus operasi perawatan luka kotor dan terinfeksi.

    Pasien tersebut menderita infeksi berat pada tungkai akibat komplikasi diabetes melitus, kondisi yang sangat berisiko jika tidak segera ditangani di tengah lingkungan pascabencana yang kotor.

    Selain itu, tim juga melakukan intervensi penyuntikan antinyeri (pain management) di kamar operasi. Prosedur pembiusan dipimpin langsung oleh dr. Airi Mutiar bersama dr Zulfikar dan dr Yehezkial Edward menggunakan teknik anestesi spinal.

    “Ada satu kasus nyeri kronis yang diberikan intervensi suntikan antinyeri di kamar operasi,” ungkap Hardian Basuki dalam siaran pers yang diterima Jumat (12/12/2025).

    Keberhasilan operasi perdana ini menjadi simbol kebangkitan layanan kesehatan di Aceh Tamiang. Tim Gabungan Unair yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, RS Unair, RSUD dr Soetomo, Perdatin, PABOI, dan IDI terus memperluas jangkauan bantuan.

    Langkah progresif ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan layanan medis esensial, mengingat kebutuhan tindakan medis lanjutan terus meningkat seiring banyaknya warga terdampak yang mulai kembali mengakses fasilitas kesehatan.

  • Dokter Gadungan Nekat Operasi Modal Nonton YouTube, Nyawa Pasien Melayang

    Dokter Gadungan Nekat Operasi Modal Nonton YouTube, Nyawa Pasien Melayang

    Jakarta

    Seorang wanita di Barabanki, Uttar Pradesh, India, dilaporkan meninggal dunia setelah menjadi korban praktik operasi ilegal. Hal ini dilakukan oleh seorang dokter gadungan yang nekat membuka klinik.

    Ironisnya, pelaku disebut melakukan prosedur operasi sambil menonton YouTube. Bahkan, diduga dalam kondisi mabuk.

    Korban bernama Munisha Rawat awalnya mengalami sakit perut hebat pada 5 Desember 2025. Suaminya, Fateh Bahadur, kemudian membawanya ke klinik Shri Damodar Aushadhalaya yang merupakan klinik tanpa izin di sana.

    Klinik tersebut dijalankan oleh Gyan Prakash Mishra dan Vivek Mishra. Gyan diduga langsung mendiagnosis adanya batu ginjal pada pasien dan menyarankan operasi.

    Biaya awalnya dipatok Rs 25.000 atau sekitar Rp 4,6 juta. Lalu, disepakati bahwa prosedur tersebut akan dijalankan dengan biaya sebesar Rs 20.000, sekitar Rp 3,6 juta.

    Keesokan harinya operasi dilakukan, dan tragedi bermula. Menurut laporan, Gyan menjalankan prosedur medis sambil menonton video YouTube sebagai panduan.

    Dalam kondisi yang diduga mabuk, ia justru memotong saraf pasien, membuat sayatan dalam di perut, serta melukai usus kecil dan kerongkongan korban. Munishra kemudian meninggal sehari setelah operasi akibat rasa sakit hebat dan komplikasi serius.

    Pasien ditinggal saat kondisi kritis

    Setelah kejadian, kedua pemilik klinik melarikan diri dan meninggalkan pasien dalam kondisi kritis. Melihat itu, suami korban langsung melaporkannya ke polisi.

    Petugas yang tiba di lokasi menemukan klinik tersebut sudah dalam keadaan tutup. Jenazah Munishra di autopsi, sementara kasus terhadap kedua tersangka didaftarkan dengan tuduhan pembunuhan tidak disengaja dan pelanggaran Undang-Undang SC/ST.

    Pejabat polisi senior, Amit Singh Bhaduria, mengatakan pihaknya sudah menyegel klinik tersebut.

    “Para tersangka saat ini buron, tetapi akan segera kami tangkap,” ujarnya yang dikutip dari India Today.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Warning PB IDI soal Dokter Gadungan: Jangan Lihat Ijazah Kedokteran Saja”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Tak Setuju Wacana 300 Dokter Magang ke Aceh, IDI Usulkan Ini

    Tak Setuju Wacana 300 Dokter Magang ke Aceh, IDI Usulkan Ini

    Jakarta

    Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai rencana pemerintah mengerahkan sekitar 300 dokter magang ke lokasi bencana di Aceh dan wilayah Sumatera lainnya sebenarnya tidak perlu dilakukan. Ketua Umum IDI, Slamet Budiarto, menegaskan tenaga dokter yang sudah kompeten dan tidak berstatus magang justru lebih dari cukup untuk dimobilisasi ke daerah terdampak.

    Slamet mengatakan dokter magang dikhawatirkan belum dapat bekerja secara mandiri di lapangan, terutama dalam situasi bencana yang membutuhkan respons cepat dan penanganan medis yang optimal.

    “Dokter magang itu kan belum optimal, belum bisa mandiri, harus ada pendamping. Orang dokter yang nggak magang saja sudah melimpah, bisa dimobilisasi,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (9/12/2025).

    Menurut Slamet, Kementerian Kesehatan memiliki sumber daya dokter yang besar dan dapat langsung dikerahkan tanpa harus mengandalkan tenaga magang.

    IDI menilai Kemenkes sebenarnya sangat mampu mengirim ratusan hingga ribuan dokter bila diperlukan. Salah satu sumbernya adalah jaringan 30 rumah sakit vertikal yang tersebar di berbagai daerah.

    “Di bawah Kementerian Kesehatan itu dokter banyak. Rumah sakit vertikal ada 30. Kalau satu rumah sakit kirim 10 orang, ya sudah 300. Belum termasuk relawan,” ujarnya.

    Mulai dari RSCM Jakarta, RSUP, hingga rumah sakit di Sumatera, seluruhnya memiliki tenaga medis yang cukup besar dan dapat digerakkan ke daerah bencana bila ada instruksi dan dukungan pembiayaan dari pemerintah.

    Saat ini, IDI juga disebutnya memiliki banyak dokter yang siap menjadi relawan, tetapi organisasi tersebut terkendala biaya untuk memberangkatkan mereka ke lokasi bencana.

    “IDI banyak dokter, tapi karena tidak mampu memberangkatkan jadi nggak bisa banyak. Tapi kalau ada pembiayaan, itu bisa,” kata Slamet.

    Karena itu, IDI berharap Kemenkes dapat membuka skema kerja sama, terutama dalam dukungan transportasi dan akomodasi bagi dokter-dokter yang bersedia turun ke lapangan.

    Slamet menyebut ada dua usulan yang disiapkan IDI untuk kementerian:

    Pertama, Menteri Kesehatan bisa memobilisasi dokter dari lingkungan rumah sakit vertikal Kemenkes untuk segera diperbantukan ke Aceh dan daerah bencana lainnya.

    Jika tenaga tambahan diperlukan, Kemenkes dapat bekerja sama dengan IDI, dengan menyiapkan fasilitas transportasi dan akomodasi untuk relawan dokter.

    “Kalau Menkes menyediakan transportasi dan akomodasi, beres. Kami siap.”

    Meski IDI sudah menyusun usulan dan menyatakan kesiapan mobilisasi dokter, sejauh ini belum ada komunikasi resmi dengan Kemenkes.

    “Belum. Tapi kami sudah siap,” tegas Slamet.

    IDI kembali menekankan penggunaan dokter internship atau magang sebaiknya tidak menjadi prioritas, mengingat kemampuan mereka belum sepenuhnya matang untuk menangani situasi krisis kesehatan di lapangan.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Viral Video Anggota GAM Dinarasikan Cegat Kapal Bantuan Minta Jatah, Begini Faktanya

    Viral Video Anggota GAM Dinarasikan Cegat Kapal Bantuan Minta Jatah, Begini Faktanya

     

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah video perdebatan antara anggota TNI dan sekelompok orang yang disebut-sebut sebagai bagian dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) viral di media sosial.

    Dalam rekaman, memperlihatkan upaya sekelompok pria meminta jatah bantuan banjir sambil mencatut nama staf khusus gubernur, namun tak mampu menunjukkan bukti apa pun saat diminta verifikasi.

    Belakangan, TNI memastikan narasi yang beredar tidak akurat. Hasil penelusuran menyebut peristiwa itu memang benar terjadi, namun para pelaku bukan kelompok bersenjata GAM. Mereka adalah dua anggota KPA Meja Ijo Idi Cut di Aceh Timur.

    “Berdasarkan informasi yang telah kami verifikasi, peristiwa dalam video tersebut benar terjadi, namun bukan dilakukan oleh kelompok bersenjata GAM, melainkan oleh dua orang anggota KPA Meja Ijo Idi Cut di Aceh Timur,” kata Kapuspen TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).

    Peristiwa itu terjadi pada 4 Desember 2025, ketika kapal Feri Express Bahari yang membawa logistik bantuan banjir dari Ketua TP PKK Aceh menuju wilayah Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur dihentikan dua orang tersebut.

    “Kedua orang itu meminta agar sebagian bantuan diturunkan kepada mereka, namun tidak dapat menunjukkan surat perintah atau keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur. Petugas kapal menolak karena distribusi bantuan harus mengikuti prosedur resmi,” ujar dia.

    Saat aparat keamanan laut mendekat, kapal langsung kembali melanjutkan perjalanan menuju Kuala Langsa demi menghindari keributan lebih besar.

    Freddy menilai tindakan itu sebagai ulah personal yang arogan dan berpotensi menghambat bantuan bagi warga terdampak banjir.

    “TNI menilai tindakan itu sebagai tindakan personal yang arogan dan tidak dapat dibenarkan, karena dapat menghambat distribusi bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana,” ycal dia.

    Terkait hal ini, TNI bersama aparat keamanan setempat telah melakukan langkah-langkah untuk memastikan keamanan jalur distribusi bantuan, termasuk jalur laut, agar kejadian serupa tidak terulang dan para pemberi bantuan merasa aman.

    TNI juga mengingatkan semua pihak agar tidak menghalangi upaya kemanusiaan di tengah situasi darurat. Prioritas utama tetap memastikan bantuan tiba pada warga yang membutuhkan tanpa hambatan.

    “Kami mengimbau seluruh pihak untuk tidak menghalangi distribusi bantuan dalam kondisi darurat kemanusiaan. Fokus utama kita adalah mempercepat penanganan banjir dan menjamin bantuan sampai kepada masyarakat yang membutuhkan,” tandas dia.

  • Viral Video Pria Berseragam Cegat Kapal Bantuan di Aceh, TNI: Itu Bukan GAM 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Desember 2025

    Viral Video Pria Berseragam Cegat Kapal Bantuan di Aceh, TNI: Itu Bukan GAM Nasional 8 Desember 2025

    Viral Video Pria Berseragam Cegat Kapal Bantuan di Aceh, TNI: Itu Bukan GAM
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Merespons viralnya video di media sosial bernarasi pencegatan kapal bantuan oleh anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM), TNI membenarkan peristiwa itu namun membantah pria di video adalah anggota GAM.
    “Berdasarkan informasi yang telah kami verifikasi, peristiwa dalam video tersebut benar terjadi, namun bukan dilakukan oleh kelompok bersenjata
    GAM
    , melainkan oleh dua orang anggota KPA Meja Ijo Idi Cut di
    Aceh
    Timur,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen)
    TNI
    , Mayjen TNI Freddy Ardianzah, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (8/12/2025).
    Freddy menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada 4 Desember 2025, ketika ada dua orang mencegat Kapal Feri Express Bahari.
    “Ketika dua individu tersebut mencegat Kapal Feri Express Bahari yang membawa logistik bantuan banjir dari Ketua TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) Aceh untuk wilayah Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur,” jelasnya.
    Freddy mengatakan, dua orang itu meminta agar sebagian bantuan diturunkan kepada mereka, tetapi mereka tidak dapat menunjukkan surat perintah atau keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur.
    “Petugas kapal menolak karena distribusi bantuan harus mengikuti prosedur resmi. Ketika aparat keamanan laut mendekat, kapal bantuan langsung melanjutkan perjalanan menuju Kuala Langsa,” jelasnya.
    Freddy menuturkan, pihaknya menilai tindakan itu sebagai tindakan personal yang arogan dan tidak dapat dibenarkan karena dapat menghambat distribusi bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana.
    “TNI bersama aparat keamanan setempat telah melakukan langkah-langkah untuk memastikan keamanan jalur distribusi bantuan, termasuk jalur laut, agar kejadian serupa tidak terulang dan para pemberi bantuan merasa aman,” ucapnya.
    Ia mengimbau seluruh pihak untuk tidak menghalangi distribusi bantuan dalam kondisi darurat kemanusiaan.
    “Fokus utama kita adalah mempercepat penanganan banjir dan menjamin bantuan sampai kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata dia.
    Adapun, viral video di media sosial memperlihatkan sekelompok orang yang mengaku bagian dari GAM dan mengeklaim sebagai staf Gubernur Aceh meminta jatah bantuan bagi korban banjir.
    Dalam rekaman tersebut terlihat terjadi perdebatan antara pihak tersebut dengan personel TNI yang sedang melakukan penyaluran bantuan.
    Dalam video berdurasi singkat itu, beberapa orang tampak meminta agar bantuan yang dibawa aparat dibagi terlebih dahulu kepada kelompok mereka, dengan alasan akan disalurkan kepada korban banjir.

    Salurkan bantuan Anda untuk korban banjir Sumatera lewat tautan kanal donasi di bawah ini:
    https://kmp.im/BencanaSumatera
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mobil Rombongan Bantuan Banjir Kecelakaan di Aceh Timur, 2 Orang Tewas 5 Luka-Luka

    Mobil Rombongan Bantuan Banjir Kecelakaan di Aceh Timur, 2 Orang Tewas 5 Luka-Luka

    GELORA.CO  – Kecelakaan terjadi di Simpang Kameng, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur pada Minggu (7/12/2025) pukul 17.00 WIB. Mobil rombongan yang membawa bantuan untuk korban banjir dari Kecamatan Nurussalam terbalik. 

    Diduga, rem kendaraan blong sehingga sopir kehilangan kendali dan mobil masuk ke dalam parit di sisi jalan. Akibat peristiwa tersebut, dua orang tewaas dan lima lainnya luka-luka. 

    Korban tewas bernama Ridwan dan Riyan. Keduanya merupakan warga Gampong Beurandang, Aceh Timur.

    Sementara korban luka-luka dan patah tulang, yakni Zainadi, Kepala Desa Gampong Jalan dan Marsyudi warga Desa Jalan.

    Kemudian Jamaldin warga Beurandang, Abdullah warga Desa Jalan serta Bakri warga Desa Jalan.  

    Sejumlah saksi mata menyebutkan, kecelakaan terjadi di Buket Riyeun Kameng akibat rem mobil yang tidak berfungsi. Korban luka-luka segera dilarikan ke Rumah Sakit Zubir Mahmud Idi untuk mendapatkan perawatan medis.

    Sedangkan korban tewas telah dibawa pulang ke rumah duka untuk dimakamkan oleh keluarga

  • Dirjenpas Pastikan Penanganan Darurat Banjir di Lapas dan Rutan Sumatra Sesuai Prosedur

    Dirjenpas Pastikan Penanganan Darurat Banjir di Lapas dan Rutan Sumatra Sesuai Prosedur

    Liputan6.com, Jakarta – Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Mashudi meninjau langsung Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Aceh pada Sabtu, 6 Desember 2025. Dia memastikan penanganan darurat lembaga pemasyarakatan (lapas), rumah tahanan (rutan), balai pemasyarakatan (bapas), hingga lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) yang terdampak banjir di wilayah Sumatera berjalan sesuai dengan prosedur.

    ”Peninjauan ini dimaksudkan untuk melakukan koordinasi  pemulihan layanan dan mitigasi lanjutan agar operasional UPT Pemasyarakatan Lapas, Rutan, Bapas dan LPKA tetap berjalan optimal serta mencegah risiko lanjutan, di samping memastikan keselamatan petugas dan warga binaan, kelancaran operasional serta penanganan darurat yang berjalan sesuai prosedur” kata Mashudi dalam keterangannya, Minggu (7/12/2025).

    Menurutnya, terdapat tujuh lapas dan Rutan di wilayah Aceh yang mengalami banjir, yaitu Lapas Perempuan Sigli, Lapas Lhokseumawe, Lapas Lhoksukon,Lapas Langsa, Laps Narkotika Langsa, Lapas Kuala Simpang dan Lapas Singkil. 

    Selain itu, ada pula lapas yang tidak dapat diakses lantaran jembatan dan jalan yang terputus, antara lain Lapas Idi, Lapas Bener Meriah, Lapas Takengon, Lapas Blangkejeren dan Lapas Kutacane bisa diakses melalui Medan.

    “Dampak kerusakan, ringan sampai dengan berat. Lapas Kuala Simpang terlihat paling parah, banjir air dan lumpur masih menggenangi sehingga kegiatan perkantoran masih lumpuh,” ujarnya.

    Kebutuhan sarana dan prasarana juga menjadi kebutuhan mendesak, seperti ketersediaan genset, lampu emergency, perlengkapan makan minum, pompa air dan senter, hingga steamer. Selain urusan fasilitas hunian warga binaan, terdapat pula petugas Lapas yang terdampak banjir hingga huniannya rusak berat.

     

    Kepala Lapas Enemawira, CS, dinonaktifkan setelah muncul dugaan bahwa ia memaksa narapidana yaitu warga binaan Lapas Enemawira memakan daging anj**g oleh Kalapas.

    Pihak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan langsung melakukan pemeriksaan. Kepala Lapas Enemawira berinisial CS diperiksa pada 27 Nov…

  • BMKG Prediksi Banjir Rob di Pesisir Aceh, Ini Daftar Lokasinya

    BMKG Prediksi Banjir Rob di Pesisir Aceh, Ini Daftar Lokasinya

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi banjir rob di pesisir wilayah Aceh.

    Informasi tersebut disampaikan melalui surat bernomor B/ME.02.04/047/XI/2025. Dalam surat ini dijelaskan bahwa banjir rob disebabkan oleh adanya fenomena fase perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) dan bulan purnama pada 4 Desember 2025 yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.

    “Fenomena ketinggian air laut signifikan pada wilayah Aceh dengan kategori sedang (1.25-2 meter) hingga tinggi (2.5-4.0 meter),” jelas akun Instagram @infobmkg_Aceh, dikutip Rabu (3/12/2025).

    Adapun wilayah yang berpotensi terdampak yakni Pesisir Kota Meulaboh, Kec. Johan Pahlawan; Pesisir Kota Bireun, Kec. Jangka; Pesisir Lhokseumawe Kec. Banda Sakti dan Kec. Muara Satu; 

    Pesisir Aceh Selatan/Pesisir Tapaktuan; Pesisir Aceh Barat Daya, Kec. Tangan-Tangan; Pesisir Aceh Timur, Kec. Idi Rayeuk; Aceh Utara, Kec. Seuneudun. Wilayah ini diprediksi dilanda banjir rob pada 5-10 Desember.

    BMKG mengimbau agar masyarakat siaga untuk menghadapi air pasang dengan ketinggian maksimum dan memantau perkembangan informasi dari situs atau jejaring sosial BMKG.

    Tak hanya Aceh, wilayah pesisir Batam juga diprediksi dilanda banjir rob. Berdasarkan catatan Bisnis, Kepala BMKG Hang Nadim Batam Ramlan menyebut peningkatan tinggi muka air laut ini dipicu oleh fase perigee, yakni posisi bulan yang berada pada jarak terdekat dengan bumi, yang bertepatan dengan bulan purnama pada 4 Desember. 

    Berdasarkan hasil dari pemantauan data water level menunjukkan tren kenaikan signifikan dalam beberapa hari ke depan.

    Adapun wilayah Batam yang berpotensi terjadi banjir rob yakni Batuaji, Batuampar, Sekupang, Nongsa dan lainnya.

    “Fase perigee yang bersamaan dengan bulan purnama dapat meningkatkan ketinggian pasang laut. Kami mengimbau warga pesisir Batam untuk meningkatkan kewaspadaan mulai 4 sampai 13 Desember,” ujarnya, Selasa (2/12/2025)

  • Potret Bus-bus Sumatera Bertahan dari Terjangan Banjir

    Potret Bus-bus Sumatera Bertahan dari Terjangan Banjir

    Jakarta

    Banjir besar melanda Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Bencana ini turut mengganggu perjalanan transportasi umum darat. Bus-bus lintas Sumatera harus berjuang menahan terjangan banjir.

    Seperti dilihat di Instagram @indo_busmate.id, ditampilkan beberapa unggahan video bus-bus Sumatera yang melewati genangan banjir. Pada video terbaru, sleeper bus Armada Indah tampak terjebak banjir di Aceh. Bus tersebut terlalu memaksakan jalan saat kondisi banjir besar dan akhirnya malah nyangkut ke aspal yang ambles.

    Video lain memperlihatkan PO Sempati Star yang berjalan pelan melewati arus banjir. Beruntungnya, bus tronton dengan tiga as roda itu bisa melewati genangan air tersebut dengan selamat.

    Mengutip detikFinance, sejumlah ruas jalan di Pulau Sumatera mengalami kelumpuhan seiring terjadinya banjir besar. Maka disarankan kepada masyarakat untuk menunda perjalanan sementara waktu.

    Dari laporan BPTD Aceh dan BPTD Sumatera Utara, berikut ini titik-titik jalur yang bermasalah:

    1. Kondisi lintas Medan – Banda Aceh putus total.
    2. Jalur perbatasan Aceh-Sumut di Alur Gantung terjadi longsor, Rabu 26 November 2025, kendaraan tak bisa masuk dari arah Medan ke Kuala Simpang.
    3. Jalur dari Kuala Simpang ke Langsa putus total karena banjir di Seunebok Punti, ketinggian banjir sampai 1 meter, tak bisa dilalui kendaraan.
    4. Jalan di Kuala Simpang hampir semua terendam air karena Sungai Tamiang meluap.
    5. Jalan di Langsa juga terendam banjir, baik Jalan AH Yani maupun Jalur Alternatif pinggiran kota, Jalan Majid Ibrahim.
    6. Jalur Langsa ke Lhokseumawe lumpuh karena beberapa titik terendam banjir, mulai dari Aluebu, Idi Rayeuk, hingga ke Peudawa. Banjir mulai dari 70 cm hingga 1 meter.

    Dari laporan BPTD Sumatera Barat, berikut ini jalur yang bermasalah:

    1. Lintas Provinsi Sumbar-Bengkulu, tepatnya jalur Padang-Air Haji terjadi banjir di beberapa titik, jalan dibuka situasional.
    2. Lintas Provinsi Sumbar-Sumut, tepatnya jalur Bukittinggi-Pasaman, jalan tak bisa dilalui karena ada beberapa titik longsor di Palupuh dan titik banjir di Bawan dan Simpang Gudang.
    3. Lintas dalam kota Jalur Lembah Anai yang menghubungkan Padang-Padang Panjang-Bukittinggi tidak dapat dilalui akibat banjir bandang dan longsor.
    4. Lintas dalam kota Jalur Malalak yang menghubungkan Padang-Agam-Bukittinggi juga tidak dapat dilalui.

    (lua/rgr)

  • Rumah Kami Hilang, Tak Punya Apa-apa Lagi

    Rumah Kami Hilang, Tak Punya Apa-apa Lagi

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Timur Ashadi mengatakan pihaknya masih mendata kerusakan rumah warga terdampak banjiri, terutama di wilayah pedalaman.

    “Pendataan di wilayah pedalaman masih terkendala akses karena ada beberapa titik jalan terputus, jembatan rusak, dan genangan air yang belum surut,” kata dia.

    Berdasarkan data sementara selain di Kecamatan Serbajadi, rumah dan fasilitas umum yang rusak tersebar di sejumlah kecamatan lainnya. Rinciannya, lima rumah rusak berat, empat rumah rusak sedang, dan 15 rumah lainnya rusak ringan.

    Rumah rusak tersebut tersebar di Kecamatan Idi Rayeuk, Kecamatan Darul Ihsan, Kecamatan Pereulak Timur, Kecamatan Pereulak, Kecamatan Bireum Bayeun, Kecamatan Banda Alam, Kecamatan Julok, Kecamatan Madat, dan Kecamatan Simpang Ulim.

    “Selain mendata, kami fokus menyalurkan bantuan kepada masyarakat di wilayah terdampak banjir serta mengevakuasi warga yang membutuhkan bantuan,” kata Ashadi.