Kementrian Lembaga: FIFA

  • Ban FIFA Bikin Start PSM Makassar Tak Mulus di Super League

    Ban FIFA Bikin Start PSM Makassar Tak Mulus di Super League

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — PSM Makassar datang ke musim baru Super League 2025/2026 dengan ekspektasi besar. Status sebagai mantan juara dan komposisi pemain potensial membuat publik yakin Pasukan Ramang bakal langsung melesat ke papan atas.

    Namun kenyataan di lapangan berkata lain. Dua laga sudah dilalui, tapi empat poin yang semestinya bisa dikantongi justru melayang, meninggalkan kekecewaan di kalangan suporter.

    Ritme permainan PSM sejak awal memang tampak pincang. Persiapan yang minim sejak masa pramusim menjadi akar persoalan. Ketika tim lain sudah menata skuad dengan matang, PSM justru terjebak dalam masalah yang lebih rumit.

    FIFA menjatuhkan larangan transfer sekaligus pendaftaran pemain baru, membuat Bernardo Tavares harus memutar otak.

    Sang pelatih bahkan menyiapkan skenario darurat dengan membagi skuad ke dalam empat kelompok berbeda.

    Semua itu dilakukan semata-mata untuk berjaga-jaga, seandainya sanksi belum dicabut ketika kick off Super League dimulai. Kekhawatiran itu akhirnya benar-benar terjadi.

    Laga perdana melawan Persijap Jepara menjadi bukti nyata. PSM yang seharusnya bisa tampil dengan kekuatan penuh, justru dipaksa menurunkan skuad mayoritas berusia U-23.

    Meski sempat unggul lebih dulu, kemenangan yang sudah di depan mata sirna setelah gol penyeimbang lawan lahir di detik-detik terakhir pertandingan.

    Hasil imbang itu terasa seperti pukulan telak. Bukan hanya karena kehilangan dua poin penting, tetapi juga karena publik sadar bahwa start PSM di musim ini tidak akan semulus yang dibayangkan. (zak/fajar)

  • Gol Cepat Victor Dethan Antar PSM Makassar Unggul 1-0 di Babak Pertama Meski Tanpa Rekrutan Baru

    Gol Cepat Victor Dethan Antar PSM Makassar Unggul 1-0 di Babak Pertama Meski Tanpa Rekrutan Baru

    FAJAR.CO.ID, PAREPARE — Meski tampil tanpa pemain baru karena masih terkena sanksi larangan pendaftaran dari FIFA, PSM Makassar berhasil unggul 1-0 atas Persijap Jepara pada babak pertama laga pembuka BRI Super League 2025/2026. Pertandingan digelar di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare, Jumat (8/8/2025).

    Gol tunggal PSM dicetak oleh pemain muda Victor Dethan pada menit ke-7. Ia berhasil mengonversi umpan matang dari bek asing Victor Luiz menjadi gol pembuka pertandingan. Keunggulan ini membuat Pasukan Ramang menutup paruh pertama dengan keunggulan tipis atas tim promosi tersebut.

    Tanpa kehadiran pemain baru akibat registration ban, PSM tetap tampil percaya diri sejak peluit awal dibunyikan. Tim asuhan Bernardo Tavares tampil agresif dan langsung menekan lini belakang Persijap sejak menit-menit awal.

    Dalam pertandingan ini, PSM hanya diperkuat dua pemain asing, yakni Victor Luiz dan Aliosio Soares Neto. Sisa komposisi tim diisi oleh para pemain lokal yang merupakan wajah lama dari musim sebelumnya. Di bawah mistar, Reza Arya Pratama tetap menjadi pilihan utama.

    Untuk lini pertahanan, pelatih asal Portugal itu menurunkan empat pemain: Victor Luiz, Aliosio Neto, Syahrul Lasinari, dan Daffa Salman. Sementara itu, sektor tengah diisi oleh Victor Dethan, Ricky Pratama, Karel Iek, dan Akbar Tanjong. Di lini depan, dua penyerang muda, Achmat Fachrul Adiyia dan Muhammad Arham, dipercaya untuk menggedor pertahanan lawan.

    Kondisi PSM yang belum bisa mendaftarkan pemain barunya disebabkan oleh sanksi larangan transfer dari FIFA. Sanksi tersebut merupakan buntut dari permasalahan gaji yang belum terselesaikan dengan mantan pemain andalan mereka, Willem Jan Pluim. (zak/fajar)

  • 8 Detik Waktu Maksimal Kiper Pegang Bola

    8 Detik Waktu Maksimal Kiper Pegang Bola

    JAKARTA – Super League 2025/2026 yang mulai bergulir pada 8 Agustus 2025 akan menerapkan sejumlah regulasi baru. Salah satunya terkait waktu maksimal bagi kiper untuk memegang bola.

    Ketua Komite Wasit PSSI, Yoshimi Ogawa, menjelaskan bahwa aturan ini diterapkan sesuai regulasi FIFA.

    ‎Yoshimi Ogawa menjelaskan bahwa pada musim baru, penjaga gawang atau kiper hanya diperbolehkan memegang bola maksimal delapan detik saja.

    ‎Menurutnya, aturan tersebut diterapkan demi menghindari penjaga gawang yang secara sengaja mengulur waktu dalam pertandingan.

    “Jadi, regulasi baru ini akan mulai kami terapkan pada musim 2025/2026, salah satunya soal waktu maksimal penjaga gawang memegang bola, yaitu delapan detik,” ujar Yoshimi Ogawa di GBK Arena, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 6 Agustus 2025.

    Jika aturan delapan detik itu dilanggar, Ogawa mengatakan bahwa akan ada ganjaran berupa pemberian tendangan pojok kepada lawan.

    Kalau kesalahan itu dilakukan kedua kali, maka wasit akan memberikan peringatan kepada kiper serta memberi sepak pojok untuk tim lawan.

    ‎Kemudian, apabila penjaga gawang tetap melakukan hal tersebut untuk ketiga kalinya, maka akan mendapatkan kartu kuning.

    ‎Lebih lanjut, Yoshimi Ogawa juga menjelaskan bahwa pada regulasi baru nanti hanya kapten saja yang boleh melakukan protes kepada wasit.

    ‎Jika ada pemain lain yang ikut melakukan protes, maka wasit berhak memberikan kartu kuning tanpa pikir panjang.

    Meski demikian, ia juga menyebut jika wasit berhak mempersilakan kapten menunjuk satu pemain untuk berdiskusi apabila terjadi pelanggaran.

    ‎Terkait regulasi-regulasi baru ini, Yoshimi Ogawa mengatakan bahwa pihaknya telah memberi tahu hal ini kepada setiap klub di Super League.

    Regulasi baru ini, menurut Ogawa, akan meningkatkan kesadaran para pemain untuk saling menghormati peraturan.

    Nantinya ia yakin jika Super League bisa mengalami perkembangan dan cepat tanggap dalam hal kompetisi.

    ‎”Kami sudah menggelar pelajaran ini kepada wasit dan ada perwakilan dari FIFA. Banyak sekali kemajuan di wasit Super League 2025/2026, baik itu fisik, teknik, dan disiplin. Mereka sudah lebih baik,” kata Yoshimi Ogawa.

  • Hore! Permasalahan Tunggakan Gaji Pemain Rampung, PSM Makassar Tunggu Pencabutan Sanksi

    Hore! Permasalahan Tunggakan Gaji Pemain Rampung, PSM Makassar Tunggu Pencabutan Sanksi

    FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Permasalahan tunggakan gaji pemain PSM Makassar dikabarkan sudah rampung.

    Masalah yang dialami oleh tim PSM Makassar disebut sudah selesai jelang berlangsungnya musim kompetisi Super League 2025/2026.

    Manajemen tim berjuluk Juku Eja itu merampungkan permasalahan ini tentunya sebelum mulai kompetisi.

    Kini skuad asuhan pelatih Bernardo Tavares itu sisa menunggu pencabutan sanksi banned atau larangan transfer pemain dari FIFA.

    Terkait kabar inidisampaikan Manajer PSM Makassar Muhammad Nur Fajrin.

    Ia menyebut masalah tersebut sudah di selesaikan dan tinggal menunggu pencabutan sanksi.

    “Iya, kita sudah diselesaikan. Sekarang kita lagi tunggu proses administratifnya (pencabutan). Mudah-mudahan bisa selesai segera,” katanya dikutip Senin (4/8/2025).

    Dan untuk saat ini, PSM Makassar memang masih terdaftar di FIFA Registration Banned jelang empat hari bergulirnya kompetisi.

    Mereka dikenai dua sanksi tertera untuk PSM Makassar, dijatuhkan pada 28 Maret 2025 dan 19 Mei 2025.

    Dimana, Juku Eja tidak boleh mendaftarkan pemain baru dalam tiga periode bursa transfer kalau tak menyelesaikan masalah tersebut sebelum kompetisi bergulir.

    Dan untuk saat ini, PSM Makassar belum dihapus dalam daftar FIFA Registration Banned.

    Alasannya karena masih menunggu konfirmasi dari pihak pemain menggugat dan FIFA.

    “Kita tunggu saja,” sebutnya.

    Meski begitu, Fajrin tetap optimis masalah ini bisa selesai secepatnya.

    Hal ini pun tak akan mengganggu persiapan penggawa Juku Eja dan untuk pemain-pemain baru bisa dimaksimalkan sejak laga perdana di musim baru ini.

  • Kaki Bengkak-Memar di Tangan Jadi Awal Masalah Pembuluh Darah Trump Terungkap

    Kaki Bengkak-Memar di Tangan Jadi Awal Masalah Pembuluh Darah Trump Terungkap

    Washington

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menderita masalah pembuluh darah kronis. Hal itu diumumkan Gedung Putih setelah foto-foto yang menunjukkan memar di tangan Trump beredar dan menimbulkan spekulasi selama berhari-hari.

    Dilansir BBC, Minggu (20/7/2025), Trump baru-baru ini juga mengalami pembengkakan di kakinya. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump telah menjalani pemeriksaan komprehensif, termasuk tes vaskular.

    Leavitt mengatakan tangan Trump yang memar sesuai dengan ‘kerusakan jaringan akibat sering berjabat tangan’ serta konsumsi aspirin, yang menurutnya merupakan bagian dari rejimen pencegahan kardiovaskular standar. Trump yang berusia 79 tahun sering menyebut kesehatannya baik dan pernah menggambarkan dirinya sebagai ‘presiden tersehat yang pernah hidup’.

    Leavitt menyebut pemeriksaan medis menunjukkan Trump mengalami masalah pembuluh darah yang disebut insufisiensi vena kronis. Kondisi itu terjadi ketika vena kaki gagal memompa darah ke jantung dan menyebabkannya mengumpul di tungkai bawah hingga dapat menjadi bengkak.

    Leavitt mengatakan tidak ada bukti trombosis vena dalam atau penyakit arteri. Dia juga menyebut semua hasil tes dalam batas normal.

    Menurut catatan dari dokter Gedung Putih, Sean Barbabella, kondisi yang dialami Trump disebut jinak dan umum terutama pada orang di atas usia 70 tahun. Pemeriksaan tambahan, katanya, menunjukkan tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik pada Trump. Secara keseluruhan, Trump disebut berada dalam ‘kondisi kesehatan yang sangat baik’.

    Asisten profesor bedah vaskular di University of Texas, Meryl Logan, mengatakan vena dan katup mendorong darah ke atas dan keluar dari kaki kembali ke jantung. Dia menyebut darah yang mengalir dari kaki ke jantung bergerak melawan gravitasi yang dapat mempersulit proses tersebut.

    Memar di Tangan yang Jadi Sorotan

    Kondisi kesehatan Trump menjadi sorotan usai para fotografer mengabadikan apa yang tampak seperti kaki Trump bengkak saat final Piala Dunia Antarklub FIFA di New Jersey pada 13 Juli lalu. Selain itu, ada juga foto-foto yang menunjukkan tangan Trump memar saat bertemu dengan Perdana Menteri Bahrain Salman bin Hamad bin Isa Al Khalifa di Gedung Putih.

    Memar di tangan Trump sebelumnya telah difoto saat bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada bulan Februari. Kakinya yang bengkak dan memar itu kemudian memicu spekulasi dan rumor daring bahwa Trump mungkin mengalami penyakit yang belum dipublikasikan.

    Setelah pemeriksaan fisik tahunan pada bulan April, Barbabella menulis bahwa Trump menunjukkan kesehatan kognitif dan fisik. Trump berusia 78 tahun tujuh bulan ketika ia dilantik untuk masa jabatan keduanya pada bulan Januari, menjadikannya presiden tertua yang pernah dilantik sebagai pemimpin AS.

    Para dokter mengatakan kepada BBC mereka setuju dengan penilaian Barbabella tentang insufisiensi vena kronis. Para ahli mengatakan risiko lain termasuk kelebihan berat badan, memiliki riwayat pembekuan darah, dan pekerjaan yang mengharuskan pasien berdiri dalam waktu lama juga dapat memicu masalah tersebut.

    Mengenakan stoking kompresi medis yang dibuat khusus dapat membantu mengatasi kondisi ini dan para ahli juga menyarankan pasien untuk meninggikan kaki mereka di malam hari. Insufisiensi vena kronis disebut hanya mempengaruhi bagian bawah tubuh, sehingga kondisi ini tidak terkait dengan memar yang terlihat di tangan presiden, yang memicu spekulasi dalam beberapa hari terakhir.

    Dokter presiden mengatakan memar tersebut merupakan akibat dari berjabat tangan dan efek samping dari penggunaan aspirin, obat yang dapat membantu mencegah serangan jantung, pembekuan darah, dan stroke.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sambut Super League 2025/2026, PSSI Tingkatkan Wasit: Datangkan Instruktur Teknis FIFA 

    Sambut Super League 2025/2026, PSSI Tingkatkan Wasit: Datangkan Instruktur Teknis FIFA 

    JAKARTA – Musim Super League 2025/2026 akan mulai bergulir pada 8 Agustus 2025. Jelang itu, PSSI meningkat kualitas wasit dengan mendatangkan instruktur berlisensi FIFA dan menyelenggarakan FIFA MA Course Super League. 

    Berlangsung di Bogor, Jawa Barat, pada 12–16 Juli 2025, agenda ini diikuti 31 wasit dan 46 asisten wasit yang dipilih berdasarkan performa mereka selama musim lalu.

    Menurut Yoshimi Ogawa, selaku Wakil Komite Wasit PSSI, terdapat peningkatan substansi dibandingkan tahun sebelumnya.

    Salah satunya, sesi spesial bersama Subkhiddin Mohd Salleh, yang merupakan instruktur teknis FIFA, yang turut membimbing wasit hingga semifinal Piala Dunia Antarklub 2025.

    Sesi ini memberikan wawasan langsung tentang standar dan ekspektasi wasit di kancah global, yang kini menjadi acuan dalam penyelenggaraan Super League.

    “Kursus kali ini menjadi fondasi penting untuk menciptakan wasit yang lebih disiplin dan berkualitas tinggi.”

    “Kami ingin setiap pengambilan keputusan di lapangan memiliki standar internasional,” ujar Yoshimi Ogawa di Jakarta dikutip dari rilis resmi PSSI pada Selasa, 15 Juli 2025. 

    Melalui pelatihan ini, PSSI percaya bahwa para wasit akan menunjukkan peningkatan signifikan, baik secara teknis maupun mental. Ogawa juga menyampaikan evaluasi positif terhadap perkembangan para wasit Indonesia.

    “Meskipun kesalahan individu masih terjadi, kami melihat adanya perubahan sikap. Mereka kini mampu mendisiplinkan diri sendiri.”

    “Ini adalah kemajuan besar. Dengan semangat disiplin diri, segala sesuatu mungkin terjadi, kami yakin kualitas perwasitan akan semakin kokoh,” tuturnya.

  • Trump dan Fenomena Sepak Bola sebagai Alat Politik

    Trump dan Fenomena Sepak Bola sebagai Alat Politik

    JAKARTA – Panggung final Piala Dunia Antarklub 2025 dicoba dicuri sorot kameranya oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Laga final yang berlangsung panas antara Chelsea menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di Stadion MetLife, New York, Senin pagi WIB, itu seolah-olah menjadi kesempatan emas bagi Trump untuk muncul dan mengambil alih sorotan dunia.

    Sejatinya panggung final dalam kompetisi dengan format baru ini adalah milik Chelsea yang menghajar jawara Liga Champions musim ini, Paris Saint-Germain, dengan keunggulan tiga gol tanpa balas.

    Jika ditanya seseorang yang layak memperoleh sorotan utama tentu saja aksi dari Cole Palmer yang membawa The Blues jawara setelah menyumbangkan dua gol dan satu assits dalam laga ini.

    Pemain tim nasional Inggris tersebut juga diganjar gelar pemain terbaik turnamen atas aksinya yang begitu konsisten hingga mengantarkan Chelsea juara.

    Namun, sorotan utama seakan dicuri dari Palmer, setelah Trump muncul sebagai cameo dalam laga final ini.

    Trump dan sorotan

    Dalam kondisi suhu New York yang berada di titik 30 derajat celcius, upacara pengangkatan trofi Piala Dunia Antarklub 2025 justru terkesan bertele-tele.

    Secara susunan waktu, kick-off laga ini juga terlambat selama sembilan menit dari waktu yang dijadwalkan.

    Upacara seremoni pengangkatan trofi dilakukan pada pukul 22.58 waktu setempat, atau memakan kurang lebih durasi 40 menit untuk mempersiapkan panggung upacara seremoni.

    Seremoni pengangkatan trofi juga tak berjalan baik, ketika Trump yang seharusnya meninggalkan podium malah ikut berselebrasi di samping kapten Chelsea, Reece James.

    Padahal aksi Trump tersebut menuai tanda tanya dan reaksi dari para pemain Chelsea yang berdiri di belakangnya seperti Robert Sanchez, Marc Cucurella, dan Cole Palmer.

    Dalam sebuah seremoni, tak seharusnya Trump ikut berdiri merayakan kemenangan dengan tim juara terlepas posisinya kini sebagai Presiden Amerika Serikat.

    Ini menjadi seremoni buruk yang terkesan menjadi panggung bagi para politisi khususnya Trump yang ingin mencuri perhatian publik melalui gelaran turnamen sepak bola.

    Padahal kehadiran Trump sejak awal memang tak begitu dianggap setelah serangkaian cemooh dilontarkan para penggemar di stadion ketika kamera menyorot dan menampilkannya di layar raksasa saat pertandingan akan dimulai.

    Namun, Presiden berusia 79 tahun tersebut tetap memanfaatkan panggung sepak bola ini sebagai salah satu momentum mendapatkan sorotan publik.

    Trump mengungkapkan bahwa olahraga bisa menjadi salah satu alat untuk bisa menyatukan perdamaian dunia.

    “Ini tentang persatuan, tentang semua orang berkumpul, banyak cinta antara negara-negara. Saya rasa ini adalah olahraga yang paling internasional, itu benar-benar bisa menyatukan dunia,” kata Trump sebagaimana dikutip dari DAZN.

    Segala cara kini coba dilakukan oleh Trump yang memang tengah dalam sorotan sebagai salah satu dalang di balik sejumlah kebijakan kontroversial seperti mengenai penetapan tarif perdagangan Amerika Serikat hingga keikutsertaan Amerika Serikat dalam perang antara Israel melawan Iran.

    Sepak bola sebagai alat politik

    Trump bukanlah satu-satunya politisi yang memanfaatkan sepak bola sebagai momen untuk bisa memperoleh sorotan dunia.

    Sepak bola sebagai ajang olahraga yang paling digemari oleh publik di seluruh jagad raya ini memang kerap dimanfaatkan oleh politisi untuk bisa menuai popularitas hingga membangun citra.

    Ajang sepak bola kini tak bisa dipisahkan dengan alat propaganda politik, bahkan fenomena ini sudah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lalu.

    Hal yang mendasari fenomena ini bisa terjadi adalah karena sepak bola bisa menjadi magnet yang kuat untuk bisa menarik berbagai aspek kepentingan.

    Sebut saja gelaran Piala Dunia 1934 yang berlangsung di Italia sebagai alat politik dari Benito Mussolini.

    Mussolini kala itu ingin menanamkan paham fasisme agar lebih kuat mengakar di Italia, serta memperkenalkan fasisme ke dunia dengan menghelat ajang sepak bola yang punya muatan dan kental dengan hal-hal berbau fasis.

    Lalu Piala Dunia 1978 yang berlangsung di Argentina sebagai alat propaganda dari Jorge Rafael Videla yang tengah berupaya membangun citra kepada dunia pasca kudeta.

    Jorge Rafael Videla yang naik takhta dan memimpin Argentina sejak Maret 1976 memang mempersiapkan ajang Piala Dunia 1978 untuk memoles citranya sebagai pemimpin yang baik-baik saja dan memperkuat nasionalisme penduduk Argentina.

    “Piala Dunia 1978 amat penting bagi Videla. Ajang empat tahunan FIFA itu bahkan bisa memberikan dampak besar terhadap kekuasaannya: menunjukkan Argentina masih baik-baik saja, memperkuat semangat nasionalisme, hingga memberikan kesempatan lebih besar bagi Videla untuk membungkam musuh-musuhnya,” tulis Jonathan Wilson dalam bukunya Angel with Dirty Faces (2015).

    Hal yang sama juga terjadi di gelaran Piala Dunia 2018, ketika Rusia selaku tuan rumah ingin memanfaatkan ajang tersebut sebagai panggung untuk memperbaiki citra dan reputasi mereka di mata dunia internasional.

    Kala itu, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menuding Presiden Rusia Vladimir Putin mencurigai bahwa ajang Piala Dunia 2018 dimanfaatkan sebagai propaganda Rusia.

    Melihat sorotan yang begitu besar diperoleh dari pentas sepak bola, rasanya terlalu naif jika para politisi tak memanfaatkannya bahkan untuk sekedar soft selling. Melepaskan sepak bola dengan politisi seakan menjadi mitos dan bualan semata yang dijual hingga kini.

  • Depok usulkan lahan eks BLBI jadi stadion berstandar internasional

    Depok usulkan lahan eks BLBI jadi stadion berstandar internasional

    Wali Kota Depok Supian Suri. ANTARA/Feru Lantara

    Depok usulkan lahan eks BLBI jadi stadion berstandar internasional
    Sepakbola   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 05 Juli 2025 – 16:03 WIB

    Elshinta.com – Wali Kota Depok Supian Suri mengusulkan lahan eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di Tanah Merah, Cipayung sebagai lokasi pembangunan stadion sepak bola berstandar internasional pertama di Kota Depok. 

    “Alhamdulillah dalam pertemuan saya menyampaikan beberapa harapan masyarakat Kota Depok, termasuk pembangunan stadion dan infrastruktur lainnya seperti pelebaran Jalan Raya Sawangan dan penambahan akses tol,” ujar Supian Suri, di Depok, Sabtu.

    Supian Suri telah bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga Ketua Umum PSSI Erick Thohir, membahas sejumlah usulan strategis infrastruktur Kota Depok.

    Supian mengatakan lokasi yang diusulkan menjadi stadion memiliki posisi sangat strategis karena akan dilintasi oleh exit tol Desari yang tengah direncanakan pemerintah pusat.

    “Yang kami usulkan adalah di lahan eks-BLBI yang di Cipayung, Tanah Merah. Nanti exit Tol Desari rencananya juga akan berada di situ. Sangat mendukung secara lokasi dan luasannya pun memadai,” jelasnya.

    Namun demikian, Wali Kota menyadari bahwa proses realisasi pembangunan stadion ini masih membutuhkan perjuangan, terutama karena kewenangan lahan eks-BLBI berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

    “Pastinya kami hanya akan menggunakan sebagian lahan, dan karena statusnya masih aset pusat, tentu harus melalui proses dan koordinasi yang intens,” terangnya.

    Terkait respons Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, Supian Suri menyebutkan bahwa usulan Pemkot Depok itu mendapat sambutan positif, karena sejalan dengan visi besar Erick Thohir dalam membangun infrastruktur sepak bola nasional.

    “Pak Erick Thohir menyambut baik karena beliau punya harapan besar untuk pengembangan sepak bola Indonesia, baik putra, putri, senior, maupun junior. Termasuk wacana menjadikan Indonesia sebagai lokasi kantor FIFA dan tuan rumah berbagai liga internasional,” ungkap Supian Suri.

    Menurut Supian Suri, saat ini, stadion-stadion besar di Jabodetabek seperti GBK dan JIS (Jakarta), Patriot (Bekasi), Pakan Sari (Bogor), telah menjadi bagian dari jaringan pendukung kegiatan sepak bola nasional. 

    Kehadiran stadion bertaraf internasional di Depok diharapkan bisa melengkapi kebutuhan kawasan ini sebagai pusat kegiatan olahraga nasional dan internasional.

    “Diharapkan Depok bisa juga punya stadion. Kalau saya pribadi, berharap namanya Stadion Gong Si Bolong,” harap Wali Kota, merujuk pada ikon budaya lokal khas Depok.

    Sumber : Antara

  • Lahan Bekas BLBI Diusulkan untuk Pembangunan Stadion Bertaraf Internasional di Depok – Page 3

    Lahan Bekas BLBI Diusulkan untuk Pembangunan Stadion Bertaraf Internasional di Depok – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Kota Depok berencana membangun stadion sepak bola bertaraf internasional dan standar FIFA. Rencananya lokasi tersebut berada di lahan eks-Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di Tanah Merah, Cipayung, Depok.

    Wali Kota Depok, Supian Suri, mengatakan, telah mengusulkan rencana sejumlah pembangunan, salah satunya stadion sepak bola bertaraf internasional di Kota Depok. Adapun lahan tersebut menggunakan lahan eks-BLBI, Cipayung.

    “Kami usulkan adalah di lahan eks-BLBI yang di Cipayung, Tanah Merah,” ujar Supian, Jumat (4/7/2025).

    Supian menjelaskan, pengusulan lokasi pembangunan di lahan eks-BLBI Cipayung, akan terintegrasi dengan Tol Depok-Antasari. Apabila tol Depok-Antasari telah terhubung, akan memudahkan akses masyarakat menuju stadion.

    “Nanti exit Tol Desari rencananya juga akan berada di situ. Sangat mendukung secara lokasi dan luasannya pun memadai,” jelas Supian.

    Supian mengakui, menyukseskan dalam merealisasi rencana pembangunan stadion dinilai tidak mudah. Pemerintah Kota Depok membutuhkan usaha karena lahan eks-BLBI berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

    “Karena statusnya masih aset pusat, tentu harus melalui proses dan koordinasi yang intens,” ucap Supian.

    Supian telah berkoordinasi dengan Menteri BUMN yang juga Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir. Dari pertemuannya dengannya, Erick Thohir menyambut positif atas usulan yang diberikan Pemerintah Kota Depok.

    “Pak Erick Thohir menyambut baik karena beliau punya harapan besar untuk pengembangan sepak bola Indonesia, baik putra, putri, senior, maupun junior,” ungkap Supian.

    Terlebih, lanjut Supian, Erick Thohir memiliki wacana menjadikan Indonesia sebagai lokasi kantor FIFA dan tuan rumah berbagai liga internasional. Tidak hanya itu, sekarang ini

    stadion besar di Jabodetabek, yakni GBK dan JIS (Jakarta), Patriot (Bekasi), Pakansari (Bogor), menjadi bagian dari jaringan pendukung kegiatan sepak bola nasional.

    Apabila Kota Depok memiliki stadion bertaraf internasional, diharapkan mampu melengkapi kebutuhan kawasan sebagai pusat kegiatan olahraga nasional dan internasional.

    “Diharapkan Depok bisa juga punya stadion, kalau saya pribadi berharap namanya Stadion Gong Si Bolong,” tutur Supian.

     

  • Alasan Welber Jardim Tak Masuk Daftar Panggil Timnas Indonesia U-23 Jelang Piala AFF U-23 2025

    Alasan Welber Jardim Tak Masuk Daftar Panggil Timnas Indonesia U-23 Jelang Piala AFF U-23 2025

    JAKARTA – Welber Jardim tak masuk dalam daftar pemain yang dipanggil Gerald Vanenburg ke Timnas Indonesia U-23 untuk persiapan tampil di Piala AFF U-23 2025. Soal ini, Ahmed Zaki selaku Manajer Timnas Indonesia U-23 memberikan alasannya. 

    Katanya, para pemain diaspora baru akan dipertimbangkan untuk masuk panggilan ketika Kualifikasi Piala Asia U-23 yang masuk dalam kalender resmi FIFA Matchday. 

    “Sekarang Piala AFF U-23 ini juga ‘kan tidak termasuk di kalender FIFA. Kualifikasi Piala Asia U-23 yang di FIFA Matchday itu kemungkinan juga kami akan lihat lagi aset-aset yang berada atau bermain di luar,” kata Ahmed Zaki dalam keterangan dikutip dari Antara, Rabu, 25 Juni 2025. 

    “Jadi, sekarang berikan waktu untuk coach Gerald (Vanenburg), juga melihat potensi pemain kita yang ada di dalam (negeri),” ujarnya.

    Kendati begitu, Zaki memastikan bahwa sejauh ini skuad Timnas Indonesia U-23 sudah lengkap, terdiri dari 28 pemain termasuk tambahan penjaga gawang. Tidak akan ada penambahan pemain baru, kecuali jika ada kondisi darurat seperti cedera.

    “Mudah-mudahan tidak ada yang cedera, itu saja. Kalau ada hal lain di perjalanan, tentu akan disesuaikan dengan kebutuhan tim,” ujar Zaki.

    Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi laga pertama di Piala AFF U-23 pada 15 Juli 2025, setelah menjalani pemusatan latihan sejak 20 Juni sampai 14 Juli 2025 di Jakarta.

    Piala AFF U-23 2025 akan berlangsung pada 15 -29 Juli 2025 di Indonesia. Timnas Indonesia U-23 menghuni Grup A bersama Brunei Darussalam, Filipina, dan Malaysia.