Kementrian Lembaga: DPRD

  • Pedagang Pasar Tolak Raperda Kawasan Tanpa Rokok DKI, Dinilai Akan Turunkan Omzet
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Oktober 2025

    Pedagang Pasar Tolak Raperda Kawasan Tanpa Rokok DKI, Dinilai Akan Turunkan Omzet Megapolitan 18 Oktober 2025

    Pedagang Pasar Tolak Raperda Kawasan Tanpa Rokok DKI, Dinilai Akan Turunkan Omzet
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menolak Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang tengah difinalisasi Panitia Khusus (Pansus) DPRD DKI Jakarta.
    Hal itu karena sejumlah pasal dalam rancangan tersebut dinilai memberatkan pedagang pasar rakyat dan pasar tradisional.
    “Pembuat peraturan harus tahu bahwa magnet atau daya tarik pembeli itu adalah rokok. Selain sembako, rokok adalah produk yang perputarannya cepat, makanya pedagang kecil banyak yang jual rokok,” ujar Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) APPSI DKI Jakarta, Ngadiran dalam keterangannya, Sabtu (18/10/2025).
    Salah satu pasal yang disoroti, yakni terkait larangan penjualan produk tembakau, yang mana penetapan zona larangan sejauh 200 meter dari satuan pendidikan dan tempat anak bermain.
    Begitupula dengan perluasan kawasan tanpa rokok hingga pasar tradisional. Menurutnya, aturan itu akan semakin menekan pedagang di tengah kondisi usaha yang belum pulih.
    “Saat ini rata-rata omzet pedagang pasar sudah turun sampai 60 persen,” kata Ngadiran.
    Oleh sebab itu, ia meminta DPRD DKI Jakarta untuk membatalkan pasal-pasal pelarangan dalam Raperda KTR tersebut.
    Sementara itu, Perwakilan APPSI Jakarta Utara, Jariyanto mengatakan bahwa perluasan kawasan tanpa rokok dan zonasi larangan penjualan akan mempercepat penurunan aktivitas pasar tradisional.
    Misalnya di Jakarta Utara, terdapat 23 pasar, di mana setiap pasar ada 1.500 pedagang. Namun, ia menilai, keberadaan pasar tradisional semakin terkikis dengan adanya peraturan tersebut.
    “Pedagang pasar sudah semakin terjepit. Peraturan seperti ini semakin mempercepat kematian pasar tradisional,” kata Jariyanto.
    Maka dari itu, untuk mengurangi beban tersebut, ia meminta untuk diadakan pembinaan dan pemberdayaan bagi para pedagang, terutama di pasar tradisional.
    “Pedagang pasar tradisional saat ini membutuhkan pembinaan dan pemberdayaan. Dibantu lah meringankan beban pedagang,” ucap Jariyanto.
    Sebelumnya, DPRD DKI Jakarta melalui Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) telah memfinalisasi pembahasan rancangan aturan tersebut.
    Salah satu ketentuan yang tetap dipertahankan adalah larangan penjualan rokok dalam radius 200 meter dari satuan pendidikan dan tempat bermain anak.
    Ketua Pansus Raperda KTR, Farah Savira, mengatakan, aturan mengenai pembatasan jarak penjualan rokok sudah lama menjadi bagian dari draf rancangan.
    Tujuannya adalah mencegah anak-anak dan remaja mudah mengakses produk tembakau di lingkungan mereka.
    “Harapannya kita sama-sama tidak ingin memberikan kesempatan kepada anak-anak kita mudah mengakses. Meski demikian, tadi sudah di-highlight dari beberapa aspirasi yang masuk ke kami, ditampung dan dari forum juga sudah ada beberapa usulan apakah dibatasi betul-betul di pinggir sekolahnya,” kata Farah dalam rapat finalisasi Pansus Raperda KTR di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (16/10/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • SBY ajak mahasiswa Unesa di Magetan jadi generasi solutif dan beretika

    SBY ajak mahasiswa Unesa di Magetan jadi generasi solutif dan beretika

    Kemajuan suatu bangsa tidak hanya bergantung pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pada integritas moral serta keindahan budi pekerti

    Magetan (ANTARA) – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Magetan, Jatim menjadi generasi muda yang solutif dan beretika untuk kemajuan bangsa saat memberikan kuliah umum di kampus setempat, Sabtu.

    “Membangun bangsa tidak bisa dilakukan oleh satu generasi saja. Setiap individu memiliki peran untuk menjadi bagian dari solusi, bukan justru bagian dari persoalan,” ujar SBY di hadapan para peserta pada kuliah umum bertema “Menjadi Bagian dari Solusi dan Kemajuan Bangsa” di Kampus 5 Magetan.

    Dalam pemaparannya, SBY menegaskan pentingnya tiga nilai dasar kehidupan yang juga menjadi filosofi Unesa, yakni logika, etika, dan estetika.

    Ia menilai, kemajuan suatu bangsa tidak hanya bergantung pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pada integritas moral serta keindahan budi pekerti.

    Lebih lanjut tentang visi Indonesia Emas 2045, menurutnya hal itu hanya dapat dicapai melalui kerja keras, kolaborasi, dan inovasi berkelanjutan.

    Menutup kuliah umumnya, SBY berpesan agar mahasiswa Unesa menjadi generasi yang berpikir rasional, menjunjung etika, dan memiliki semangat kebangsaan. Ia menekankan bahwa perubahan menuju Indonesia yang lebih baik bergantung pada sikap dan tindakan setiap warga negaranya.

    “Bangsa ini memerlukan generasi muda yang mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sumber masalah. Jadilah insan berilmu, berkarakter, dan berintegritas, karena itulah kunci kemajuan Indonesia,” pesan SBY.

    Sementara, Rektor Unesa Nurhasan atau Cak Hasan mengatakan bahwa kegiatan kuliah umum tersebut digelar dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan, kepemimpinan, dan integritas Civitas Akademika Universitas Negeri Surabaya di Kampus 5 Magetan.

    Ia menilai kehadiran Presiden ke-6 RI SBY dalam kegiatan tersebut menjadi kebanggaan besar bagi Unesa, khususnya kampus yang berada di Kabupaten Magetan.

    “Kehadiran Bapak SBY menjadi inspirasi bagi civitas akademika untuk terus memperkuat komitmen kebangsaan, kepemimpinan berintegritas, dan semangat berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” kata Cak Hasan.

    Karenanya, lanjut Cak Hasan, kegiatan ini menjadi momentum berharga bagi civitas akademika Unesa Magetan dan masyarakat untuk memperkuat semangat kebangsaan dan kepemimpinan yang berintegritas untuk kemajuan bangsa.

    Kegiatan kuliah umum tersebut juga dihadiri Aliya Rajasa Baskoro Yudhoyono, Bupati Magetan Nanik Endang, Wakil Ketua DPRD Magetan, perwakilan Forkopimda serta pejabat lingkup Pemkab Magetan, jajaran pimpinan Unesa, mahasiswa, serta sejumlah tamu undangan.

    Kegiatan diakhiri dengan penyerahan cenderamata dan beasiswa LavAni dari Rektor Unesa Cak Hasan kepada mahasiswa berprestasi.

    Pewarta: Louis Rika Stevani
    Editor: Sambas
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ribuan Warga Antusias Ikuti Napak Tilas Ngupatan 2025, Bupati Nanik: Ini Bukan Sekadar Jalan Kaki

    Ribuan Warga Antusias Ikuti Napak Tilas Ngupatan 2025, Bupati Nanik: Ini Bukan Sekadar Jalan Kaki

    Magetan (beritajatim.com) – Suasana Sabtu pagi (18/10/2025) tampak semarak di Desa Ngunut, Kecamatan Parang, saat Bupati Magetan Nanik Endang Rusminiarti bersama unsur pimpinan DPRD dan Forkopimda melepas secara resmi ribuan peserta Napak Tilas Ngupatan (Ngunut–Parang–Magetan) Tahun 2025.

    Kegiatan ini menjadi tradisi tahunan Pemerintah Kabupaten Magetan sebagai bagian dari peringatan Hari Jadi Magetan ke-350.

    Sebanyak 1.680 peserta dari berbagai unsur — mulai dari Forkopimda, pimpinan OPD, pelajar, masyarakat umum, hingga pegawai pemerintah — tampak bersemangat menempuh rute sejauh 15 kilometer, meski panas matahari cukup terik.

    Bupati Nanik menegaskan, Napak Tilas Ngupatan bukan sekadar kegiatan jalan kaki bersama, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sejarah panjang Magetan.

    “Napak Tilas ini mengingatkan kita pada perjuangan Magetan dalam mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948 hingga 1951. Saat itu, pusat pemerintahan sempat dipindahkan dari kota ke Desa Ngunut, Kecamatan Parang,” ujar Bunda Nanik.

    Selain melepas peserta Napak Tilas, Bupati bersama pimpinan DPRD dan Forkopimda juga menyalurkan bantuan sembako kepada warga penerima manfaat di beberapa titik, antara lain Koramil Parang, Desa Joketro Kecamatan Ngariboyo, dan Kelurahan Bulukerto.

    Tak hanya itu, di lokasi yang sama juga dilepas Napak Tilas Running Festival 15K, yang diikuti sekitar 400 pelari dari berbagai daerah.

    Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Magetan berharap dapat menghidupkan kembali semangat perjuangan dan kebersamaan yang diwariskan para pendiri daerah.

    “Napak Tilas Ngupatan diharapkan menjadi pengingat bahwa sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, melainkan sumber inspirasi untuk membangun Magetan yang lebih tangguh dan berdaya saing,” tutup Bunda Nanik. [fiq/kun]

  • Dishub Bangkalan Siapkan Parkir Berlangganan 2026, Janji Tanpa Pungli dan Lebih Transparan

    Dishub Bangkalan Siapkan Parkir Berlangganan 2026, Janji Tanpa Pungli dan Lebih Transparan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bangkalan tengah mematangkan rencana penerapan kembali sistem parkir berlangganan yang ditargetkan mulai berjalan pada tahun 2026 mendatang, setelah seluruh persiapan administratif dan teknis rampung.

    Kepala Dishub Bangkalan Akhmad Roniyun Hamid menjelaskan, pihaknya telah menuntaskan seluruh persyaratan pendukung, mulai dari peraturan bupati (perbup) hingga rekomendasi dari Ketua DPRD Bangkalan.

    “Semua sudah selesai dan telah kami kirim ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mendapatkan tanggapan gubernur,” terangnya, Sabtu (18/10/2025).

    Roniyun menegaskan, penerapan parkir berlangganan kali ini akan disertai dengan strategi khusus untuk mencegah kebocoran dan pungutan liar (pungli) yang sempat terjadi pada pelaksanaan sebelumnya. Salah satunya adalah melakukan penataan ulang juru parkir (jukir) di 61 titik parkir resmi yang tersebar di seluruh wilayah Bangkalan.

    “Tiap titik akan kami klasifikasikan menjadi tiga kategori, yakni titik ringan, sedang, dan tinggi. Semua jukir resmi akan ditata ulang agar sistem parkir berlangganan berjalan bersih dan tertib,” paparnya.

    Sebagai langkah pengawasan, Dishub juga akan menempatkan satu petugas pengawas untuk tiga jukir. Selain itu, disiapkan pula layanan pengaduan masyarakat yang bisa digunakan untuk melaporkan pelanggaran di lapangan.

    “Kami ingin memastikan tidak ada lagi pungli. Kalau ada jukir nakal, masyarakat bisa langsung lapor ke kami,” tegas Roniyun.

    Saat ini, Dishub Bangkalan juga gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami mekanisme dan manfaat dari sistem parkir berlangganan tersebut.

    Program ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi, kenyamanan, serta kepercayaan publik terhadap layanan perparkiran di Kabupaten Bangkalan. [sar/ian]

  • NasDem Jatim Konsolidasi di Kediri, Target Enam Kursi DPRD pada Pemilu 2029

    NasDem Jatim Konsolidasi di Kediri, Target Enam Kursi DPRD pada Pemilu 2029

    Kediri (beritajatim.com) – DPW Partai NasDem Jawa Timur menggelar konsolidasi dan penguatan struktur organisasi bersama jajaran pengurus DPD, DPC, hingga DPRT Partai NasDem Kabupaten Kediri di Kantor DPD NasDem setempat, Sabtu (18/10/2025).

    Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur, Lita Mahfud Arifin, dalam rangka memperkuat struktur kepengurusan di tingkat daerah serta memantapkan strategi menghadapi Pemilu 2029.

    Lita Mahfud Arifin menyampaikan bahwa konsolidasi ini merupakan bagian dari langkah strategis untuk memastikan seluruh struktur partai di Kabupaten Kediri berjalan optimal.

    “Kami hadir melakukan pengecekan struktur partai dari 26 DPC dan 344 DPRT. Harapan kami, pembentukan struktur ini selesai maksimal pada akhir 2025, sehingga pertengahan 2026 seluruh desa sudah memiliki kepengurusan DPRT yang aktif,” jelasnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Lita juga menegaskan bahwa kegiatan ini bertepatan dengan HUT ke-14 Partai NasDem yang difokuskan pada kegiatan sosial. Ia menyebut, Partai NasDem melaksanakan donor darah serentak di seluruh Indonesia, mulai dari DPP hingga DPRT.

    “Kami ingin hadir nyata di tengah masyarakat. Kegiatan donor darah dan pemeriksaan kesehatan gratis ini sudah melibatkan lebih dari 3.000 pendonor dan terus berlangsung di berbagai daerah,” ujarnya.

    Selain kegiatan donor darah, Partai NasDem juga menggelar bantuan sosial ke sejumlah panti asuhan, panti disabilitas, dan panti sosial lainnya. Lita menegaskan bahwa peringatan HUT tahun ini diisi dengan kegiatan sosial, bukan seremoni mewah.

    Ia juga menyoroti pentingnya pembinaan generasi muda melalui program “Remaja Bernegara” yang akan digelar secara berjenjang di seluruh Jawa Timur, guna menumbuhkan minat politik di kalangan milenial dan Gen Z.

    Mengenai target politik, Lita menyampaikan optimisme bahwa NasDem mampu memperluas perolehan kursi di Kabupaten Kediri.

    “Saat ini NasDem memiliki empat kursi DPRD Kabupaten Kediri. Kami menargetkan seluruh enam dapil terisi pada Pemilu 2029. Dukungan berupa beasiswa aspirasi dari Komisi X DPR RI juga kami arahkan untuk memperkuat dapil yang masih kosong,” tambahnya.

    Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPW NasDem Jatim, Asnawi, mengingatkan agar DPD NasDem Kediri memperkuat infrastruktur pemenangan dan berhati-hati menghadapi Pemilu 2029.

    “Perolehan kursi di 2024 masih stagnan di empat kursi. Maka perlu sinergi antara DPC dan DPD agar suara partai bisa terkonsolidasi dan terkonversi menjadi kursi,” ujarnya.

    Sementara itu, Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Kediri, Lutfi Mahmudiono, menegaskan kesiapan pihaknya menindaklanjuti arahan DPW. “Kami diinstruksikan agar seluruh enam dapil terisi. Dari empat kursi saat ini, kami targetkan minimal enam kursi di 2029,” tegas Lutfi.

    Anggota DPRD Kabupaten Kediri kawakan ini juga mengakui adanya evaluasi dari hasil Pemilu sebelumnya. “Pada 2014 kami dapat lima kursi, tapi sebagian di kursi terakhir. Tahun 2019 suara partai naik jadi 84 ribu, namun hanya empat kursi. Di 2024 suara turun jadi 69 ribu, tapi kursi tetap empat. Ini jadi bahan evaluasi kami agar dapil-dapil gemuk bisa naik jadi dua kursi,” paparnya.

    Terkait tantangan ke depan, Lutfi menyebut kemungkinan perubahan undang-undang pemilu menjadi faktor yang harus diantisipasi.

    “Apapun perubahan sistemnya, kami siap. Dengan kunjungan Ibu Ketua ini, kami akan memperkuat lagi struktur agar enam dapil di Kabupaten Kediri terisi penuh pada Pemilu 2029,” ujarnya menutup. [nm/ian]

  • Koster laporkan ke DPP kader PDIP tembus 230 ribu se-Bali

    Koster laporkan ke DPP kader PDIP tembus 230 ribu se-Bali

    Denpasar (ANTARA) – Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster melaporkan capaiannya dalam konferensi daerah bahwa hingga saat ini keanggotaan mereka di Bali mencapai 230 ribu orang.

    “Realisasi kartu anggota juga berjalan dengan cukup baik, total anggota itu mencapai 230 ribu se-Bali, nanti ke depan harus ditingkatkan mencapai 500 ribu,” kata Koster di Denpasar, Sabtu.

    Dalam konferda yang juga akan menentukan Ketua DPD PDIP Bali baru itu dihadiri jajaran DPP PDIP yaitu Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Adian Yunus Yusak Napitupulu, Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi Andreas Hugo Pareira, dan Ketua Bidang Industri, Perdagangan, dan Tenaga Kerja Darmadi Durianto.

    Selama lima tahun lebih dipimpinnya, Wayan Koster memastikan bahwa di Bali partai moncong putih dari tingkat DPD hingga anak ranting terbentuk kuat dan kokoh.

    “Begitu juga sistem dan manajemen partai berjalan dengan sangat baik, struktur partai di Bali ini sudah sangat kuat, kemudian status kantor DPD PDIP Bali lahan seluas 10 are sekarang sudah menjadi milik DPD nilai belinya adalah Rp5,5 milyar, uangnya diperoleh dari gotong royong eksekutif dan legislatif PDIP,” ujarnya.

    Menurut politisi yang merupakan Gubernur Bali itu, kader partai merupakan tulang punggung jalannya organisasi, dituntut untuk memahami program dan tugas-tugas kepartaian di tengah masyarakat sehingga mereka diberikan pendidikan politik.

    “Pendidikan politik DPD, DPC, PAC sampai ke ranting dengan menggunakan dana partai, juga dilakukan sosialisasi haluan pembangunan Bali masa depan, dilakukan pelatihan transformasi digital dan sosialisasi monitoring perjuangan partai sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, jadi partai semakin adaptif,” kata Wayan Koster.

    Politisi asal Buleleng itu merasa keberhasilan dalam mengelola sumber daya partai juga tercermin dari berhasilnya kader PDIP di Bali menempati posisi-posisi strategis berkat budaya kaderisasi, kekuatan organisasi, dan disiplin.

    “Maka kita berhasil menempatkan sejumlah kader di posisi eksekutif maupun legislatif, menduduki jabatan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta ketua DPRD se-Bali, ini perjuangan semua kecuali Kabupaten Karangasem di Pilkada 2024, kita di Bali sekarang cukup kokoh,” ujarnya.

    Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menambahkan bahwa untuk bisa memenangkan Pemilu dan Pilkada 2029 bergantung pada kader yang mengurus organisasi di tingkat terbawah.

    Oleh karena itu DPP mendorong DPD PDIP Bali sebagai DPD pertama yang memulai menggelar konferda dan konfercab agar memilih kader-kader terbaik.

    “Supaya mereka yang masuk kepengurusan bukan hanya namanya saja tapi betul-betul aktif turun ke bawah karena yang memenangkan PDIP adalah rakyat, rakyat melihat kinerja kita, rekrut orang-orang terbaik kita harus membuka diri,” kata Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penuh Kehangatan, Gerindra Surabaya Gelar Tasyakuran Ultah ke-74 Presiden Prabowo

    Penuh Kehangatan, Gerindra Surabaya Gelar Tasyakuran Ultah ke-74 Presiden Prabowo

    Surabaya (beritajatim.com) – DPC Partai Gerindra Surabaya menggelar tasyakuran sederhana untuk memperingati ulang tahun ke-74 Presiden Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Acara tersebut diisi dengan doa bersama, pemotongan tumpeng, serta pesan kebangsaan dari para kader.

    Ketua DPC Gerindra Surabaya, Cahyo Harjo Prakoso, mengatakan tasyakuran ini menjadi bentuk syukur dan penghormatan atas dedikasi Prabowo bagi bangsa dan negara.

    “Semoga Bapak Presiden Prabowo senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan untuk terus menuntun bangsa ini menuju kejayaan. Beliau adalah cahaya yang menyatukan segenap potensi negeri untuk mewujudkan Indonesia Raya yang kuat dan berdaulat,” ujar Cahyo, Sabtu (18/10/2025).

    Suasana acara berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan. Para kader, simpatisan, hingga anggota dewan dari Fraksi Gerindra DPRD Surabaya turut hadir dan bersama-sama menyanyikan lagu “Indonesia Raya” sebelum doa dipanjatkan untuk keselamatan serta keberhasilan Presiden Prabowo dalam memimpin Indonesia.

    Cahyo menyebut usia 74 tahun bagi Prabowo menjadi simbol keteguhan dan semangat pengabdian. “Di usia beliau yang ke-74, semangatnya justru makin membara. Kami melihat bagaimana beliau bekerja keras setiap hari, tidak hanya memimpin, tapi juga menginspirasi seluruh kader untuk terus berjuang bagi rakyat,” tutur anggota Komisi E DPRD Jatim ini.

    Ia menegaskan, Gerindra Surabaya berkomitmen mendukung visi besar pemerintahan Prabowo-Gibran, terutama dalam bidang kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan. “Kami akan memastikan nilai-nilai perjuangan beliau benar-benar diterjemahkan ke dalam kerja nyata di lapangan. Gerindra Surabaya siap menjadi ujung tombak,” ujarnya.

    Tasyakuran tersebut juga menjadi ajang refleksi bagi kader Gerindra di Surabaya untuk memperkuat soliditas partai. Cahyo menilai, keberhasilan partai bukan hanya ditentukan oleh pemimpin di pusat, tetapi juga oleh kesungguhan kader di daerah dalam menjaga kepercayaan rakyat.

    “Pak Prabowo selalu menekankan pentingnya loyalitas dan kerja nyata. Itu yang terus kami pegang di Surabaya. Kami ingin Gerindra hadir bukan hanya saat pemilu, tapi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” tegasnya.

    Menariknya, perayaan ulang tahun ke-74 Prabowo juga mendapat ucapan selamat dari sejumlah pemimpin dunia, seperti Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Menteri Luar Negeri David Cameron, serta Presiden Amerika Serikat Donald Trump melalui Menlu Marco Rubio. Cahyo menilai, hal ini menunjukkan posisi Indonesia semakin disegani di kancah global.

    “Ucapan dari para pemimpin dunia itu bukti bahwa kepemimpinan Pak Prabowo membawa Indonesia ke panggung internasional dengan kehormatan dan kekuatan baru,” pungkas Cahyo Harjo Prakoso. [asg/beq]

  • Pemkab Tuban Bakal Jalani Penyusutan Anggaran di Tahun 2026 Diproyeksikan Rp 2,9 Triliun

    Pemkab Tuban Bakal Jalani Penyusutan Anggaran di Tahun 2026 Diproyeksikan Rp 2,9 Triliun

    Tuban (beritajatim.com) – Anggaran tahun 2026 diperkirakan bakal mengalami penyusutan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban harus siap dengan kondisi fiskal yang lebih ketat.

    Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2026 ini turun secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya lantaran pemangkasan transfer ke daerah (TKD).

    Dalam rapat paripurna yang digelar pada Jumat 17 Oktober 2025, dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2026.

    Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban, Sugiantoro mengatakan bahwa adanya penyusutan atau pengurangan dana transfer, sehingga diproyeksikan tahun 2026 Rp 2,9 triliun

    “Sehingga, dari pusat menuntut pemerintah daerah secara betul-betul secara maksimal memanfaafkan sumber-sumber PAD yang ada,” ujar Sugiantoro.

    Dari penyusutan Rp 2,9 triliun, jumlah ini turun sekitar Rp 400 hingga Rp 500 miliar dari APBD 2025 yang mencapai Rp 3,4 triliun. Sehingga, para fraksi juga menyampaikan upaya-upaya agar memaksimalkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perhotelan dan lain sebagainya. Sehingga, ada dana pemasukan.

    Sementara itu, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky membenarkan adanya proyeksi APBD tahun 2026 dari Pemerintah Kabupaten Tuban sementara sekitar Rp 2,9 triliun.

    “Dulunya kita di tahun 2025 kurang lebih sekitar Rp 3,4 triliun. Jadi, ada penurunan Rp 400 sampai Rp 500 miliar,” kata mas Lindra sapaannya.

    Namun, berkaitan dengan proyek strategis yang bersinggungan langsung dengan masyarakat akan tetap menjadi prioritas. Sehingga harapan masyarakat terhadap pelayanan publik akan tetap berjalan dengan baik.

    “Insyaallah tahun 2026 beberapa proyek yang strategis, yang langsung berhadapan dengan masyarakat, itu tidak akan begitu penurunan yang signifikan,” paparnya.

    Adapun program yang tetap menjadi prioritas yakni memastikan sektor pendidikan dan kesehatan tidak akan terdampak dari pemangkasan anggaran. Sedangkan, pembangunan infrastruktur dipastikan mengalami penyesuaian akibat turunnya Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dari pemerintah pusat.

    “Tetapi, kita juga tidak berhenti di situ saja. Kita tetap berkreatif dan mencari inovasi-inovasi baru,” pungkasnya. [dya/ted]

  • Aset Tidur di Kota Pahlawan: Ketika Digitalisasi Belum Menyentuh Meja Pelayanan

    Aset Tidur di Kota Pahlawan: Ketika Digitalisasi Belum Menyentuh Meja Pelayanan

    Surabaya (beritajatim.com) – Pagi itu, Gatot Setyabudi berdiri di depan kantor Kelurahan Kebraon, Kecamatan Karang Pilang, Kota Surabaya, sambil menenteng map biru berisi berkas izin sewa lahan. Keringat membasahi pelipisnya, bukan karena terik matahari, tapi karena sudah berulang kali menunggu tanpa kepastian.

    Di layar berita, dia sering mendengar Pemerintah Kota Surabaya berbicara tentang digitalisasi pengelolaan aset daerah, tentang efisiensi, transparansi, dan modernisasi. Namun, di hadapan meja birokrasi, semua jargon itu dirasakannya seperti ilusi.

    “Permohonan kami sudah lengkap tapi ditolak tanpa alasan jelas,” ujar Gatot.

    Dia dan beberapa warga Kebraon hanya ingin memanfaatkan lahan kosong milik Balai Teknik Kesehatan Daerah (BTKD) yang sudah bertahun-tahun terbengkalai. Ironisnya, lahan itu justru termasuk dalam kategori idle asset, aset tidur yang tengah gencar dibahas Pemkot karena tak menghasilkan apa pun bagi kas daerah.

    Kisah Gatot bukan satu-satunya. Dia hanyalah satu nama dari ribuan warga yang tanpa sadar menjadi korban sistem pengelolaan aset yang belum sepenuhnya beranjak dari cara lama.

    Di balik data rapi dan peta digital yang dipamerkan dalam presentasi resmi, masih terselip tumpukan berkas, tanda tangan yang tertunda, dan koordinasi antardinas yang saling tumpang tindih.

    Sikdasda adalah Jawaban

    Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Surabaya, Wiwiek Widyawati, mengakui bahwa sebagian besar aset pemerintah belum dimanfaatkan secara optimal. Dari 8.452 aset yang tercatat, sebanyak 598 di antaranya masih berupa lahan kosong.

    “Kami tidak ingin lagi aset pemerintah hanya jadi catatan inventaris. Semua harus produktif, Sikdasda adalah jawabannya,” kata dia.

    Sikdasda, atau Sistem Informasi dan Pengelolaan Aset Daerah, menjadi kebanggaan baru Pemkot. Sistem ini disebut-sebut akan memangkas birokrasi, mencegah data ganda, dan membuka peluang investasi melalui etalase digital aset daerah. Namun di lapangan, warga seperti Gatot belum merasakan dampaknya.

    “Digitalisasi tanpa perubahan mental birokrasi itu seperti membuat etalase cantik untuk toko yang tidak melayani pelanggan,” ujar Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Pdt. Rio Pattiselanno.

    Dia menilai, masalah sebenarnya bukan pada sistem, melainkan pada cara kerja manusia di baliknya. Rio menuturkan, aset daerah harus diperlakukan sebagai sumber daya strategis.

    “Aset yang dibiarkan mati hanya menambah beban, tapi kalau dikelola dengan pola modern, bisa jadi mesin ekonomi baru dan membuka lapangan kerja,” tutur politisi PSI ini.

    Pendekatan Kreatif

    Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Dr. Syofyan Hadi, menilai kondisi ini mencerminkan lemahnya tata kelola birokrasi. Menurut dia, ada banyak aset yang belum tersertifikasi, masih bersengketa, atau bahkan dikuasai pihak lain.

    “BPKAD perlu diperkuat lewat unit seperti Jakarta Asset Management Centre (JAMC), agar fokus dalam mengelola aset secara profesional,” ujar Syofyan.

    Dia juga mengusulkan agar pemanfaatan aset dilakukan dengan pendekatan kreatif, misalnya untuk creative hub atau program padat karya. “Tidak semua aset harus dikomersialisasi. Sebagian bisa dikembalikan manfaatnya untuk masyarakat,” tambah dia.

    Gatot dan warga Kebraon telah mengirim surat ke lurah dan camat, tapi tidak pernah direspon. Saat hearing di DPRD Surabaya, terungkap perbedaan data antara BPKAD dan Dinas Perumahan terkait fungsi lahan, satu menyebut jalur hijau, yang lain menyebut zona perdagangan dan jasa.

    “Ini contoh klasik bagaimana birokrasi kita belum satu suara. Akhirnya warga yang dirugikan,” kata salah satu anggota Komisi B DPRD Surabaya.

    Hearing itu menghasilkan rekomendasi agar BPKAD membuka kembali izin sewa warga sesuai prosedur, dan seluruh aset tanpa izin ditertibkan. Namun, prosesnya belum berlanjut.

    Birokrasi yang Melayani

    Kasus Kebraon menunjukkan bahwa sistem digital tak bisa sepenuhnya menggantikan pelayanan publik yang lambat. Ketika data antar instansi tak sinkron, teknologi hanya jadi etalase.

    “Digitalisasi itu bukan ujung tapi alat bantu. Tanpa reformasi birokrasi, dia hanya kosmetik,” ujar Syofyan Hadi.

    Sementara itu, Wiwiek tetap yakin digitalisasi akan menjadi jalan keluar. Menurut dia, jika seluruh OPD bersinergi dan masyarakat diberi ruang partisipasi, aset yang selama ini ‘tidur’ bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi kota.

    “Surabaya punya potensi luar biasa. Kalau dikelola dengan manajemen modern, aset tidur bisa jadi mesin uang untuk membiayai pembangunan kota. Kita harus bergerak cepat,” tutur dia.

    Namun, bagi Gatot dan warga lain, digitalisasi belum berarti apa-apa selama keputusan izin masih bergantung pada tanda tangan pejabat yang sulit ditemui. Di layar komputer, sistem boleh bekerja otomatis. Tapi di dunia nyata, warga masih harus mengetuk pintu demi pintu hanya untuk mendapat jawaban.

    Digitalisasi mungkin membuat data lebih rapi tapi kisah Gatot mengingatkan: yang paling penting dari tata kelola aset bukanlah dashboard atau sistem canggih, melainkan empati dan kemauan birokrasi untuk benar-benar melayani. [rio/but]

    DATA ASET PEMKOT SURABAYA

    Total Aset:
    8.452 aset terdaftar secara register
    4.058 persil (tanah & bangunan, di luar jalan & saluran)
    598 lokasi lahan kosong belum dimanfaatkan

    Status Sertifikasi (2023):
    5.312 aset sudah tersertifikasi
    ±1.000 aset dengan IPT belum diperbarui
    32 aset masih dalam sengketa hukum
    Target 2024: tambahan 1.100 aset tersertifikasi

    Target PAD dari Aset (2025):
    Rp121 miliar (dari total retribusi Rp486 miliar)
    Strategi: Digitalisasi (Sikdasda), Promosi Agresif, Restrukturisasi Organisasi

  • Gubernur Sumut resmikan pembangunan gerai KDMP di Deli Serdang

    Gubernur Sumut resmikan pembangunan gerai KDMP di Deli Serdang

    Medan (ANTARA) – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution meresmikan pembangunan fisik gerai Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, dengan peletakkan batu pertama.

    “Peletakan batu pertama ini merupakan bagian dari pelaksanaan pembangunan 80.000 gerai, gudang, dan sarana pendukung Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia,” kata Bobby di Koperasi Desa Merah Putih Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumut, Jumat.

    Ia mengatakan sebanyak 800 gerai, gudang, dan sarana pendukung dibangun secara serentak oleh satuan jajaran TNI AD yang turut disaksikan secara virtual seluruh daerah di Indonesia.

    Dalam peletakan batu pertama gerai Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Desa Wonosari itu juga diikuti Pangdam I/BB Mayjen TNI Rio Firdianto, Ketua DPRD Sumut Erni Ariyanti Sitorus, Wakil Bupati Deli Serdang Lom Lom Suwondo, dan unsur Forkopimda Sumut.

    Sementara itu, Menteri Koperasi (Menkop) RI Ferry Juliantono mengatakan kegiatan tersebut menandai dimulainya tahap operasional pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di seluruh Indonesia.

    Menurut Ferry, program ini merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden (Inpres) No.9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dicanangkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Alhamdulillah, pada bulan Juli lalu telah diresmikan oleh Bapak Presiden. Seluruh 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih resmi memiliki legalitas,” ujar Ferry dalam sambungan virtual di Koperasi Desa Merah Putih Wanajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Setelah peresmian legalitas tersebut, lanjut dia, Kementerian Koperasi terus menyelesaikan regulasi turunan, termasuk Peraturan Menteri Keuangan dan petunjuk teknis pelaksanaan.

    “Tahap operasional ini dimulai dengan peletakan batu pertama pembangunan fisik gudang, gerai, dan sarana pendukung lainnya,” kata Ferry.

    Menkop juga menjelaskan, Presiden RI Prabowo Subianto ingin menjadikan koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi rakyat, sekaligus melanjutkan cita-cita para pendiri bangsa seperti Bung Hatta dan Margono Djojohadikusumo.

    Menurut dia, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih nantinya berfungsi menyalurkan kebutuhan pokok masyarakat desa, serta menampung dan membeli hasil produksi warga desa.

    “Pemerintah mendorong agar koperasi menjadi badan usaha yang sejajar dengan BUMN dan swasta, sebagai pilar utama ekonomi kerakyatan,” kata Ferry.

    Pewarta: Muhammad Said
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.