Kementrian Lembaga: DPRD

  • ATM Bank DKI Sudah Normal, Begini Keluhan Nasabah Selama Sistem Error dan Kritik Anggota DPRD DKI

    ATM Bank DKI Sudah Normal, Begini Keluhan Nasabah Selama Sistem Error dan Kritik Anggota DPRD DKI

    TRIBUNJAKARTA.COM – Layanan transaksi antarbank melalui ATM Bank DKI kini sudah dapat diakses kembali.

    Sebelumnya sejumlah nasabah Bank DKI mengeluhkan terjadinya sistem error ketika melakukan transaksi melalui layanan perbankan tersebut.

    “Kami memahami bahwa aktivitas pemeliharaan sistem ini telah memberikan ketidaknyamanan bagi sebagian nasabah. Namun, hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk terus meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan keandalan layanan digital Bank DKI,” kata Direktur Utama Bank DKI, Agus H Widodo, Selasa (8/4/2025).

    Agus menyebut, gangguan yang sempat terjadi karena adanya fitur pemeliharaan sistem keamanan yang aktif sebagai langkah dalam menjaga kualitas pelayanan.

    Sistem keamanan tersebut menjadi proteksi Bank DKI untuk memastikan stabilitas layanan dan keamanan transaksi seluruh nasabah.

    Dalam proses pemeliharaan sistem ini, berbagai proses telah dilakukan, seperti percepatan pemulihan sistem (recovery), koordinasi intensif dengan pihak regulator, audit sistem secara menyeluruh, dan penguatan manajemen risiko sistem teknologi informasi.

    Kini nasabah sudah dapat kembali melakukan berbagai transaksi di ATM Bank DKI, seperti tarik tunai, cek saldo, transfer lintas bank (off us), hingga pembayaran tagihan.

    Agus pun menyampaikan permintaan maaf kepada para nasabah atas gangguan layanan yang sempat terjadi selama periode libur lebaran kemarin.

    “Dapat diinformasikan pula bahwa pada hari ini layanan operasional pada seluruh kantor cabang Bank DKI telah kembali beroperasi secara normal dan dapat diakses nasabah untuk memenuhi kebutuhan layanan perbankan secara optimal,” kata dia.

    Sejumlah nasabah Bank DKI sempat mengeluhkan adanya gangguan ketika melakukan transaksi melalui layanan perbankan Bank DKI, termasuk melalui aplikasi JakOne Mobile.

    Nabila (26) salah satunya. Nabila mengaku sudah menjadi nasabah Bank DKI sejak 2018 silam.

    Ia pun mengalami kendala sistem eror pada aplikasi JakOne Mobile pada Selasa (1/4/20250 ketika dirinya hendak melakukan transfer ke bank lain.

    “Dari awal bulan enggak bisa ngapa-ngapain karena JakOne enggak bisa transfer ke bank lain. Untuk transfer ke sesama Bank DKI bisa,” ujar Nabila, kepada Warta Kota, Senin (7/4/2025).

    Nabila menyebut, bukan hanya rekening Bank DKI yang tak bisa transfer ke bank lain, namun bank lain juga tidak bisa melakukan transfer ke rekening Bank DKI miliknya.

    “Dari bank lain juga enggak bisa transfer ke (Bank) DKI. Jadi yang bisa benar-benar cuman transaksi antara (Bank) DKI aja,” lanjutnya.

    Nabila pun menyayangkan atas gangguan tersebut yang terjadi selama berhari-hari.

    “Bank lain rata-rata kalau maintenance cuman beberapa jam dan di jam malam. Lah ini sampai berhari-hari,” sambung Nabilah.

    Berbeda dengan Nabila, Nur Ihsan nasabah Bank DKI lainnya justru mengeluhkan gangguan yang terjadi sejak hari H Lebaran atau Senin (31/3/2025).

    Bukan cuma gagal melakukan transaksi ke bank lain, Nur Ihsan bahkan juga mengaku tak bisa transaksi meski ke sesama Bank DKI.

    “Pernah saya di resto pas mau bayar (pakai) QRIS-nya, enggak bisa, malu banget,” kata Nur Ihsan.

    Nur Ihsan bercerita, ia sempat gagal ketika melakukan transaksi pembayaran dengan QRIS saat berada di restoran.

    Hal ini membuat ia terpaksa harus meminjam uang cash ke teman untuk membayar biaya makan di restoran tersebut.

    “Pada akhirnya teman ada cash, pinjam (uangnya) dulu,” lanjut Ihsan.

    Pengalaman ini pun ternyata juga dialami nasabah bernama samaran Putri.

    Kepada Wartakota, Putri menuturkan baru menyadari aplikasi JakOne Mobile milik Bank DKI mengalami eror ketika dirinya sedang makan di sebuah restoran.

    Saat ingin membayar menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), rupanya transaksinya tak kunjung berhasil.

    Akan tetapi kata Putri, saldonya jusru tetap terpotong meski pihak restaurant tidak menerima pembayaran tersebut.

    “Saya tahu ini eror karena saat saya sedang makan di resto yang hanya menerima pembayaran melalui pindai Qris. Saldo saya terpotong tetapi pihak restoran tidak menerimanya. Sampai beberapa kali itu,” ucap Putri kepada Wartakotalive.com, Senin (7/4/2025).

    Putri mengaku tahu bahwa aplikasi tersebut eror sejak Sabtu (29/3/2025) menjelang Hari Raya Idul Fitri.

    Alhasil, Putri tak berani untuk menggunakan aplikasi JakOne Mobil tersebut untuk melakukan transaksi hingga Senin (7/4/2025) kemarin meskipun dana yang sudah terpotong di restoran itu akhirnya telah dipulihkan beberapa hari kemudian.

    “Iya sampai sekarang jadinya enggak berani pakai. Saya memikirkan betapa repotnya harus menguhubungi Bank DKI untuk mengajukan pengembalian dana. Ternyata beberapa hari kemudian dananya masuk,” ungkap Putri.

    Dapat kritikan dari DPRD DKI Jakarta

    Masalah gangguan layanan yang dialami Bank DKI sejak 29 Maret 2025 ini, menyorot perhatian DPRD DKI Jakarta.

    Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli mengatakan bakal memanggil seluruh Direksi Bank DKI terkait masalah itu.

    Pemanggilan itu, kata Zoelkifli rencananya akan dilakukan pada Rabu (9/4/2025).

    “Kita akan memanggil nih ya Bank DKI jadi besok hari Rabu (9/4/2025), seluruh direksinya ke komisi B DPRD DKI Jakarta,” kata Zoelkifli kepada wartawan, Selasa (8/4/2025).

    Pemanggilan itu dilakukan untuk mendengar penjelasan dari Bank DKI terkait masalah yang sempat terjadi sekaligus sebagai upaya dalam mencari solusi. 

    Dia berpendapat, salah satu kelemahan dari sistem Bank DKI yakni dari segi teknologi yang digunakan. 

    “Karena kan jadi malu-maluin terhadap bank yang lain, yang saya lihat memang kelemahan dari teknologi yang dipakai mungkin oleh Bank DKI sehingga kemudian hal-hal yang sifatnya teknis seperti itu kok enggak bisa terpecahkan,” kata Zoelkifli.

    Ia pun berharap agar solusi dari permasalahan tersebut bisa segera terpecahkan.

    Pihaknya akan menanyakan apakah direksi Bank DKI saat ini masih bisa melaksanakan perbaikan atau mungkin akan dilakukan usulan perubahan direksi.

    “Atau kah kita mengusulkan perubahan direksi atau yang lain, dan saya dengar juga dari gubernur dan wakil gubernur juga sudah berkomunikasi dengan Bank DKI. Mudah-mudahan nanti dari dua sisi,” ucapnya. (TRIBUNJAKARTA/WARTAKOTA).

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsAppChannel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

  • Aplikasi Bank DKI Masih Error, Transfer Antarbank Cuma Bisa Lewat ATM

    Aplikasi Bank DKI Masih Error, Transfer Antarbank Cuma Bisa Lewat ATM

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Direktur Utama Bank DKI Agus H Widodo mengakui, aplikasi JakOne Mobile Bank DKI sampai saat ini belum bisa digunakan untuk transfer antarbank (off us).

    Pemulihan sistem disebut Agus bakal dilakukan secara bertahap dan untuk saat ini, transfer antarbank sudah dapat dilakukan melalui jaringan ATM Bank DKI.

    “Jadi nasabah kalau mau melakukan transfer ke bank lain bisa melalui ATM Bank DKI, itu sudah bisa dilaksanakan,” ucapnya dalam konferensi pers di Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025).

    Tak cuma melakukan transaksi antarbank, nasabah juga bisa melakukan tarik tunai, cek saldo, hingga pembayaran tagihan lewat ATM.

    Agus menyebut, saat ini Bank DKI telah mengoperasikan lebih dari 750 ATM yang tersebar di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya.

    Termasuk juga di kantor-kantor kelurahan, kecamatan, pusat perbelanjaan, stasiun, terminal, dan lokasi publik lainnya.

    “Kami juga memiliki jaringan ATM yang berada di beberapa kota besar di luar Jakarta, diantaranya di Bandung, Semarang, Solo, Gresik, Sidoarjo, hingga Lampung,” tuturnya.

    Dalam konferensi pers ini, Agus juga menyampaikan permohonan maaf atas gangguan layanan yang sudah terjadi sejak 25 Maret lalu.

    Ia pun memastikan pihaknya terus berupaya maksimal mungkin untuk segera memulihkan seluruh layanan Bank DKI.

    “Kenapa proses pemulihan layanan lama? Jadi, pemulihan layanan ini kan melalui berbagai tahapan. Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan, kemudian harus dilakukan pengujian dulu,” kata dia.

    “Pengujian ini untuk memastikan bahwa sistem itu sudah stabil dan aman. Nah, proses inilah yang menyebabkan proses perbaikannya berjalan cukup lama,” sambungnya.

    Sistem Error, Bank DKI Diduga Kena Serangan Siber

    Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Adrian Untayana blak-blakan mengungkap dugaan adanya serangan siber kepada Bank DKI

    Hal ini diungkapkan Justin setelah mendapatkan aduan soal gangguan layanan bank pelat merah itu sejak tanggal 29 Maret di mana para nasabah kesulitan untuk melakukan transfer antarbank.

    Gangguan ini pun disebutnya masih berlangsung sampai saat ini. Bahkan, nasabah yang ingin melakukan transfer antarbank harus menarik uang mereka terlebih dahulu, baik melalui ATM maupun kantor cabang dan menyetorkannya ke bank tujuan secara manual.

    Justin pun meminta agar pimpinan Bank DKI melakukan langkah-langkah tegas terhadap gangguan hukum yang mungkin sebenarnya terjadi.

    “Momentum gangguan ini menimbulkan tanda tanya tersendiri bagi kami, karena sekitar satu bulan lalu di fraksi kami baru saja menerima aduan masyarakat terkait adanya aktivitas peretasan sistem elektronik perbankan yang merugikan Bank DKI. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan tersebut, nominal kerugiannya juga tidak sedikit,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/4/2025).

    Justin menerangkan bahwa pihaknya belum berkesempatan untuk menelusuri lebih lanjut aduan tersebut, akan tetapi, ia meminta pihak Bank DKI untuk segera melaporkan indikasi serangan siber kepada lembaga penegak hukum bilamana hal itu benar terjadi.

    “Kami mendorong Dirut Bank DKI untuk segera melibatkan pihak penegak hukum untuk menyelidiki gangguan tersebut,” ujarny.

    Justin juga menegaskan bahwa Bank DKI tidak semestinya berdiri sendiri bilamana sedang menghadapi serangan siber.

    “Bank DKI tidak berdiri sendirian dalam menghadapi kejahatan siber. Ada rekan-rekan Bank Indonesia, OJK, Polri, dan Kejaksaan yang dapat membantu menguak serta menjerat pihak-pihak mana saja yang terlibat,” lanjutnya.

    Justin mengingatkan pimpinan Bank DKI kalau langkah tegas seperti itu diperlukan untuk menjaga kepercayaan nasabah yang menjadi kunci dalam keberlangsungan dan keberhasilan bisnis perbankan ke depannya.

    “Dalam kasus ini, Dirut Bank DKI beserta jajaran harus ingat bahwa kepercayaan nasabah sangat penting bagi mereka. Pada tahun 2023 lalu, sebanyak 2,23 juta pengguna mengakses aplikasi JakOne Mobile dan mempercayakan uang mereka kepada Bank DKI,” paparnya.

    “Kami khawatir gangguan yang dialami oleh para nasabah akan menurunkan kepercayaan nasabah terhadap Bank DKI. Jangan sampai para nasabah melakukan bank rush atau penarikan uang dalam jumlah besar secara bersamaan, karena jika itu terjadi, maka Bank DKI sendiri yang akan dirugikan,” lanjutnya.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Rektor UIN Saizu Ajak Rajut Ukhuwah Lewat Idul Fitri dalam Halal Bihalal DPRD Banyumas

    Rektor UIN Saizu Ajak Rajut Ukhuwah Lewat Idul Fitri dalam Halal Bihalal DPRD Banyumas

    TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS – Rektor UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Prof. Ridwan kembali menekankan bahwa Idul Fitri menjadi momentum untuk merajut ukhuwah dan membingkai persaudaraan sejati.

    Hal itu disampaikan dalam acara Silaturahmi Halal Bihalal Keluarga Besar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banyumas yang berlangsung di Ruang Rapat Paripurna DPRD Banyumas, Jl. Bung Karno No. 1 Purwokerto, Selasa (8/4/2025).

    Dalam paparannya, Prof. Ridwan mengangkat tema “Idul Fitri: Merajut Ukhuwah dan Membingkai Persaudaraan Sejati” yang menyentuh nilai-nilai luhur keislaman dan kebudayaan Indonesia.

    Dia menekankan bahwa Idul Fitri tidak sekadar menjadi perayaan kemenangan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan.

    Idul Fitri adalah momentum spiritual dan sosial untuk kembali kepada fitrah dan mempererat hubungan antar sesama.

    Idul Fitri merupakan peristiwa keagamaan yang mengandung makna teologis dan kultural.

    Secara spiritual, ia menjadi penanda keberhasilan seorang Muslim dalam menempuh madrasah ruhiyah selama Ramadan.

    Secara budaya, Idul Fitri menjadi ruang bagi masyarakat Indonesia menjalankan tradisi seperti mudik, ketupat, dan halal bihalal.

    Prof. Ridwan menjelaskan bahwa esensi Idul Fitri terletak pada upaya membersihkan diri dari dosa kepada Allah SWT (haqqullah) dan sesama manusia (haqqul adam).

    Tradisi silaturahmi dan halal bihalal menjadi wujud konkret semangat untuk saling memaafkan dan mempererat persaudaraan.

    Dia menekankan Idul Fitri adalah momen tepat untuk merajut kembali ukhuwah sejati.

    “Dalam suasana Idul Fitri, tidak ada sekat antara status sosial, etnis, maupun jabatan.”

    “Semua menjadi sama dalam kerendahan hati untuk meminta dan memberi maaf,” jelasnya.

    Ia juga menyoroti pentingnya membangun relasi yang setara dan resiprokal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    “Idul Fitri membentuk kesadaran kolektif tentang pentingnya kasih sayang, toleransi, dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan sosial,” ujarnya.

    Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh pimpinan dan anggota DPRD Banyumas serta pegawai sekretariat.

    Selain tausiyah, kegiatan juga diisi dengan ramah tamah dan saling bersalaman sebagai simbol saling memaafkan dan memperkuat kebersamaan.

  • Buntut Gangguan Sistem Layanan Perbankan, Pramono Panggil Direksi Bank DKI

    Buntut Gangguan Sistem Layanan Perbankan, Pramono Panggil Direksi Bank DKI

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Gangguan sistem layanan yang terjadi di Bank DKI menjadi perhatian serius Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

    Pramono pun berencana memanggil jajaran direksi Bank DKI untuk mencari tahu permasalahan yang dihadapi bank pelat merah tersebut.

    “Jadi saya dan wagub sudah memanggil direksi Bank DKI. Hari ini secara khusus rapat pertama kami setelah masuk adalah menyangkut Bank DKI,” ucapnya di Balai Kota Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Pramono pun mengakui sudah mempelajari keluhan-keluhan dari nasabah Bank DKI terkait gangguan layanan yang terjadi selama libur Lebaran kemarin.

    Ia pun meminta nasabah untuk tak khawatir dengan dana yang mereka miliki di Bank DKI.

    “Intinya kami memberikan jaminan kepada nasabah Bank DKI di mana saja, di cabang apa saja, dananya dijamin oleh Bank DKI,” ujarnya.

    Sistem Error, Bank DKI Diduga Kena Serangan Siber

    Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Adrian Untayana blak-blakan mengungkap dugaan adanya serangan siber kepada Bank DKI.

    Hal ini diungkapkan Justin setelah mendapatkan aduan soal gangguan layanan bank pelat merah itu sejak tanggal 29 Maret di mana para nasabah kesulitan untuk melakukan transfer antarbank.

    Gangguan ini pun disebutnya masih berlangsung sampai saat ini. Bahkan, nasabah yang ingin melakukan transfer antarbank harus menarik uang mereka terlebih dahulu, baik melalui ATM maupun kantor cabang dan menyetorkannya ke bank tujuan secara manual.

    Justin pun meminta agar pimpinan Bank DKI melakukan langkah-langkah tegas terhadap gangguan hukum yang mungkin sebenarnya terjadi.

    “Momentum gangguan ini menimbulkan tanda tanya tersendiri bagi kami, karena sekitar satu bulan lalu di fraksi kami baru saja menerima aduan masyarakat terkait adanya aktivitas peretasan sistem elektronik perbankan yang merugikan Bank DKI. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan tersebut, nominal kerugiannya juga tidak sedikit,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/4/2025).

    Justin menerangkan bahwa pihaknya belum berkesempatan untuk menelusuri lebih lanjut aduan tersebut, akan tetapi, ia meminta pihak Bank DKI untuk segera melaporkan indikasi serangan siber kepada lembaga penegak hukum bilamana hal itu benar terjadi.

    “Kami mendorong Dirut Bank DKI untuk segera melibatkan pihak penegak hukum untuk menyelidiki gangguan tersebut,” ujarnya.

  • Minta Revitalisasi Cepat Dilakukan, Sejumlah Pedagang Pasar Parakanmuncang Datangi Kantor DPRD Sumedang

    Minta Revitalisasi Cepat Dilakukan, Sejumlah Pedagang Pasar Parakanmuncang Datangi Kantor DPRD Sumedang

    JABAR EKSPRES – Pertanyakan wacana revitalisasi Pasar Parakanmuncang yang berlokasi di Kecamatan Cimanggung, sejumlah pedagang datangi Kantor DPRD Sumedang.

    Mereka sengaja mendatangi Kantor DPRD Sumedang, untuk mendengar langsung komitmen legislator yang merupakan perwakilan rakyat, dalam kepedulian terhadap kondisi kumuhnya Pasar Parakanmuncang.

    Salah seorang perwakilan yang juga sebagai pedagang daging di Pasar Parakanmuncang, Dendan Jaenudin mengatakan, terkait wacana revitalisasi sampai sekarang belum ada kejelasan.

    “Wacana ini sudah lama (digaungkan), bahkan sudah 5 periode Bupati tapi masih belum ada eksekusi realisasinya,” katanya, Selasa (8/4).

    Dendan menyebutkan, kabar yang diterima pada pedagang, ada informasi bahwa Pemda Sumedang akan mengeksekusi revitalisasi, tapi ujung-ujungnya masih belum ada realisasinya.

    BACA JUGA:Wacana Revitalisasi Pasar Parakanmuncang Kembali Jadi Perhatian, Ketua DPRD Sumedang Dorong Realisasi

    Melalui pantauan Jabar Ekspres, terlihat sebanyak delapan orang perwakilan pedagang Pasar Parakanmuncang mendatangi Kantor DPRD Sumedang. Mereka disambut pertama kali oleh Ketua Komisi 1 dari Fraksi Golkar, yang juga merupakan Anggota DPRD Sumedang dari Dapil 5 (Jatinangor-Cimanggung), Asep Kurnia.

    Kemudian Ketua DPRD Sumedang, Sidik Jafar pun terpantau mendengarkan langsung keluhan para pedagang Pasar Parakanmuncang di ruangannya.

    Sebanyak delapan orang perwakilan pedagang Pasar Parakanmuncang, Kecamatan Cimanggung saat bertemu langsung dengan Ketua DPRD Sumedang, Sidik Jafar didampingi Ketua Komisi 1 DPRD Sumedang dari Dapil 5, Asep Kurnia. (Yanuar/Jabar Ekspres)

    “Musim hujan becek, musim panas berdebu, kondisi pasar yang kumuh bikin konsumen menurun minatnya untuk datang,” beber Dendan.

    Dia mengaku, cukup disayangkan ketika mengetahui bahwa banyak warga Kecamatan Cimanggung, yang beralih berbelanja ke luar wilayah salah satunya ke Pasar Cicalengka, Kabupaten Bandung.

    “Kita pedagang jam 9.00 (WIB) pagi juga udah mulai beres-beres lapak, karena sepi konsumen,” ujar Dendan.

    “Mereka lebih pilih ke Pasar Cicalengka, karena kondisi Pasar Parakanmuncang yang kumuh, lapak parkir juga enggak ada,” tukasnya.

    BACA JUGA:Babak Baru Wacana Revitalisasi Pasar Parakanmuncang, Pengurus IKWAPA Dilaporkan ke Polisi

    Sementara itu, Ketua DPRD Sumedang, Sidik Jafar menyampaikan, siap untuk mendorong eksekusi revitalisasi, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap kondisi Pasar Parakanmuncang.

  • DPRD Kota Semarang Minta Pelayanan Masyarakat Kembali Optimal Usai Libur Lebaran

    DPRD Kota Semarang Minta Pelayanan Masyarakat Kembali Optimal Usai Libur Lebaran

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – DPRD Kota Semarang meminta pelayanan masyarakat kembali optimal usai libur Lebaran 2025. 

    Anggota Komisi A DPRD Kota Semarang, Ali Umar Dhani mengimbau kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Semarang untuk kembali menjalankan tugas dan pelayanan publik dengan penuh semangat, kedisiplinan, dan tanggung jawab pasca libur Idulfitri.

    “Libur panjang telah memberi ruang bagi kita semua untuk bersilaturahmi dan memulihkan energi. Kini, saatnya kembali fokus pada tugas melayani masyarakat dengan optimal,” ucap Ali, Selasa (8/4/2025). 

    Menurut dia, kehadiran penuh ASN di hari pertama kerja adalah bentuk komitmen terhadap pelayanan publik yang tidak boleh terganggu oleh suasana pascalibur.

    Politikus PKS itu juga mendukung langkah Pemkot Semarang yang tidak menerapkan Flexible Working Arrangements (FWA) pascalebaran. Hal ini menunjukkan keseriusan dalam menjaga ritme kerja birokrasi dan memastikan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan maksimal tanpa kompromi.

    “Kami di Komisi A DPRD Kota Semarang akan terus melakukan pengawasan agar tidak ada penurunan kualitas layanan publik, serta memastikan ASN tetap menjunjung tinggi integritas dan etos kerja,” katanya.

    Dia berharap, spirit Idulfitri membawa keberkahan dan semangat baru dalam membangun Kota Semarang yang lebih baik. (eyf)

  • Haul Kyai Sholeh Darat Diperingati Besar-Besaran, Ada Kirab Hingga Pengajian

    Haul Kyai Sholeh Darat Diperingati Besar-Besaran, Ada Kirab Hingga Pengajian

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Haul Sematang menjadi tajuk baru peringatan kematian tokoh besar Kyai Sholeh Darat. 

    Haul ke-125 Mahaguru ulama Nusantara ini akan diperingati secara meriah dan besar-besaran pada 10 Syawal 1446 atau bertepatan 9 April 2025.

    Acara untuk umum akan dilaksanakan sebagaimana biasa, yaitu khataman Al Qur’an, Maulid Barzanji plis Sholawat Burdah diiringi Rebana. Lalu, tahlilan dan pengajian umum di lokasi makam Kyai Sholeh Darat di Bergota, Semarang pada pagi hari.

    Kemudian, dilanjutkan dua acara besar pada sore hari dan malam hari, di lapangan Garnisun Kalisari, sebelah barat laut kompleks makam Bergota, Semarang.

    Acara sore adalah kirab ulama dan santri se-Kota Semarang. Adapun, malam hari dimeriahkan pengajian umum Semarang Bersholawat. 

    Puluhan ribu orang dari berbagai daerah di Indonesia berasal dari aneka elemen Islam telah menyatakan akan hadir dalam rangkaian acara Haul Semarang ini.

    Pemberi Mauidhoh Hasanah adalah Rois Aly Jam’iyyah Ahlut Thoriqoh al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN-PBNU), Kyai Achmad Chalwani dari Purworejo.

    Kegiatan ini diorganisir oleh tiga perkumpulan, yaitu Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Semarang, Jama’ah Pengajian Ahad Pagi 1939 dan Komunitas Pecinta Kyai Sholeh Darat (KOPISODA) difasilitasi oleh Pemerintah Kota Semarang.

    Wali Jota dan Wakil Wali Kota Semarang dipastikan akan hadir memberi sambutan dan memimpin upacara pemberangkatan kirab Haul Semarang ini. 

    Dalam kegiatan ini juga akan ada penyerahan secara simbolis pengusulan gelar pahlawan untuk Kyai Sholeh Darat dari para ulama dan santri Semarang kepada Pemerintah Kota Semarang.

    Ketua Panitia Haul Semarang Kyai Sholeh Darat Syaiful Bahri menyatakan, telah mematangkan seluruh persiapan sejak Ramadhan. Dia optimistis acara akan berlangsung meriah.

    “Berkat dukungan para kyai dan santri, serta fasilitasi dari Pemerintah Kota Semarang, kami optimis acara akan ramai dan meriah. Persiapan sudah matang. Hadirilah dan ajak seluruh keluarga dan teman Anda di Haul Semarang ini,” ujar Anggota Fraksi PKB DPRD Kota Semarang yang akrab dipanggil Rahul ini.

    Rahul mengatakan, masyarakat Kota Semarang sangat antusias berpartisipasi dalam Haul Semarang ini. Dia menyebutkan, semua ormas kepemudaan yang bernaung di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Semarang yang berbasis Islam maupun berbasis nasional, akan ikut kirab. Serta, semua organisasi dan komunitas berbasis Islam binaan Kementerian Agama. 

    Ketua Pengarah Panitia Haul Semarang, Anasom menambahkan, gerakan para ulama dan santri yang diorganisir oleh PCNU, dengan dukungan Pemerintah Kota Semarang, telah berhasil menata makam Kyai Sholeh Darat menjadi rapi, bagus, dan nyaman untuk para peziarah, pada 2022.

    Pihaknta mengupayakan pengusulan gelar pahlawan untuk mahaguru ulama Nusantara yang makamnya ada di Komplek Bergota, belakang Rumah Sakit Kariadi itu.

    Dikatakannya, PCNU Kota Semarang didukung komunitas Pengajian Ahad Pagi 1939 dan KOPISODA, telah mendirikan Pondok Pesantren yang diberi nama Ma’had Kyai Sholeh Darat di Dusun Palir, Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.

    Bangunan Pesantren dengan dukungan fasilitas dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah berdiri dan dipakai belajar para santri pada tahun 2023.

    “Kami sejak 2021 menyusun langkah mengusulkan gelar pahlawan untuk Kyai Sholeh Darat. Diantara, langkahnya adalah mendirikan pesantren bernama Kyai Sholeh Darat dan menata makam menjadi lebih representatif. Semoga dengan Haul Semarang kali ini, harapan kita lekas terwujud,” tutur Anasom. (eyf)

  • Bupati Bogor Pastikan Universal Health Coverage 100 Persen Terealisasi di 2026

    Bupati Bogor Pastikan Universal Health Coverage 100 Persen Terealisasi di 2026

    JABAR EKSPRES – Bupati Bogor, Rudy Susmanto memastikan visi-misi dirinya soal Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Bogor 100 persen akan terealisasi di tahun 2026 mendatang.

    Rudy mengatakan, UHC  adalah salah satu visi-misi dirinya bersama wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi saat kampanye kepada masyarakat.

    “Ini sebetulnya berjalan setelah RPJMD ditetapkan, kita akan bahas bersama, sepertinya akan berjalan di tahun 2026,” katanya usai sidak di SMPN 2 Cibinong, Selasa (8/4).

    BACA JUGA: Gelar Halal Bihalal, Dedie Rachim Tekankan Komitmen Pemkot Bogor Ciptakan Ruang Publik yang Aman untuk Masyarakat

    Rencana pembangunan jangka menengah (RPJMD) saat ini sedang dimatangkan oleh Pemkab Bogor bersama DPRD.

    Ia menyampaikan, pembahasan RPJMD di tahun 2025 merupakan landasan pondasi awal untuk arah kebijakan pembangunan 5 tahun kedepan.

    “Yang paling utama adalah kita ingin Kabupaten Bogor 2026 UHC 100 persen untuk seluruh lapisan elemen masyarakat,” katanya.

    Politisi Partai Gerindra ini menegaskan, UHC 100 persen di 2026 itu sudah melalui kajian-kajian yang matang dan anggaran yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah Kabupaten Bogor.

    BACA JUGA: Kesal Disuruh Cuci Piring, Pria di Bogor Tega Habisi Nyawa Tante

    “Kalau untuk UHC 100 persen dengan jumlah penduduk 5,6 juta jiwa kita butuh Rp724 miliar, tetapi apalah arti sebuah angka karena itu adalah kebutuhan masyarakat yang harus kita penuhi oleh pemerintah,” pungkasnya.

  • Pram-Doel halalbihalal bersama jajaran Pemprov DKI di Balai Kota

    Pram-Doel halalbihalal bersama jajaran Pemprov DKI di Balai Kota

    Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Rano Karno beserta Sekretaris Daerah (Sekda) Marullah Matali didampingi istri bersalam-salaman dengan jajaran Pemprov DKI di Balai Kota Jakarta, Selasa (8/4/2025). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.

    Pram-Doel halalbihalal bersama jajaran Pemprov DKI di Balai Kota
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 08 April 2025 – 13:19 WIB

    Elshinta.com – Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo dan Rano Karno halalbihalal dengan seluruh pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, di Balai Kota, Jakarta, Selasa. Pada agenda yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB itu terlihat Pramono dan Rano atau yang akrab disapa Doel beserta Sekretaris Daerah (Sekda) Marullah Matali didampingi istri menyalami satu persatu seluruh pegawai Pemprov DKI Jakarta.

    “Dalam kesempatan ini, tadi juga saya dengan Bang Doel berdiskusi,” kata Pramono.

    Tampak antrean pegawai Pemprov DKI yang hendak bersalaman dengan Pramono, Doel dan Marullah hingga luar gedung DPRD DKI Jakarta. Tak hanya bersalaman dengan Pramono, Doel dan Marullah, para pegawai Pemprov DKI lainnya juga tampak juga bersalaman saling bermaafan antarsesama.

    “Minal aidin wal faidzin, Pak Pramono. Semoga Pak Pram sehat selalu. Semangat terus Bapak,” ujar salah satu pegawai kepada Pramono saat bersalaman.

    Di sisi halaman Balai Kota, hiasan tak tampak begitu meriah. Di depan pintu masuk Pendopo Balai Kota hanya tampak terpajang dua buah kembang kelapa khas Betawi. Pramono menyampaikan, pada Selasa ini hanya 2,37 persen pegawai Pemprov DKI yang tidak hadir.

    Meski masih diizinkan untuk bekerja dari mana saja (WFA), Pramono mengatakan persentase ketidakhadiran pegawai Pemprov DKI terbilang kecil.

    Sumber : Antara

  • 6
                    
                        Liburan Tanpa Izin, Pemerintahan Tanpa Malu?
                        Regional

    6 Liburan Tanpa Izin, Pemerintahan Tanpa Malu? Regional

    Liburan Tanpa Izin, Pemerintahan Tanpa Malu?
    Dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan & Sekretaris APHTN HAN Jawa Barat
    SEORANG
    kepala daerah tersenyum mengenakan kimono di jalanan Tokyo,
    Jepang
    . Dalam unggahan media sosialnya, tampak ia menikmati udara dingin musim semi Jepang.
    Di tempat yang jauh, di wilayah yang ia pimpin, rakyatnya sedang sibuk merayakan Lebaran, berjibaku menghadapi harga kebutuhan pokok yang melambung, lalu lintas mudik yang padat, dan layanan publik yang tetap harus siaga.
    Itu bukan skenario fiksi. Itu potret nyata dari Bupati Indramayu,
    Lucky Hakim
    , yang diketahui pergi ke Jepang saat momentum Idul Fitri, tanpa izin dari gubernur Jawa Barat maupun persetujuan menteri dalam negeri.
    Perjalanan itu tak tercatat sebagai perjalanan dinas, tak pula dalam kerangka tugas negara. Itu murni liburan pribadi. Yang membuatnya lebih parah: tidak ada izin, tidak ada pemberitahuan, tidak ada rasa bersalah.
    Dan yang paling menyakitkan: tidak ada rasa malu.
    UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur dengan jelas bahwa kepala daerah yang bepergian ke luar negeri harus memperoleh izin dari menteri dalam negeri.
    Ketentuan ini bukan sekadar urusan birokrasi administratif. Ini soal disiplin kewenangan dan etika jabatan.
    Seorang bupati bukan pribadi bebas seperti warga biasa. Ia adalah pemegang mandat rakyat. Ia terikat pada kepercayaan konstitusional yang melekat dalam jabatannya.
    Maka setiap langkahnya—bahkan untuk sekadar berlibur—tidak bisa semaunya sendiri. Ada sistem yang harus dihormati, ada publik yang harus dilayani.
    Kepergian Lucky Hakim ke Jepang tanpa izin memperlihatkan satu hal mendasar: kekuasaan bisa berubah menjadi gaya hidup, dan etika bisa ditinggalkan tanpa beban. Ia tidak sedang membunuh hukum. Ia sedang melukai moral pemerintahan.
    Era otonomi daerah yang dimulai sejak 2001 memberikan ruang luas bagi daerah untuk mengelola urusannya sendiri. 
    Namun, otonomi tanpa kontrol justru melahirkan otokrasi kecil. Kepala daerah bisa menjelma menjadi “raja lokal” yang sulit disentuh, sulit dikritik, dan semakin jauh dari semangat pelayanan.
    Ketika kepala daerah mulai memperlakukan jabatan sebagai panggung pribadi, maka daerah kehilangan kepemimpinan publiknya. Liburan tanpa izin hanyalah satu ekspresi dari akumulasi kesewenang-wenangan yang lahir dari lemahnya pengawasan dan lunaknya sanksi.
    Di sinilah kita menemukan paradoks: otonomi dirayakan, tapi akuntabilitas dilupakan. Kepala daerah bebas bepergian ke luar negeri, tapi rakyatnya tak bisa bebas dari kemiskinan, pelayanan yang lamban, dan jalan berlubang.
    Sistem pemerintahan daerah di Indonesia masih terlalu permisif terhadap pelanggaran etik. Mekanisme pengawasan formal seperti inspektorat daerah, DPRD, hingga gubernur sebagai wakil pusat, sering kali tidak memiliki taji untuk mencegah, menegur, apalagi menghukum.
    Dalam kasus Lucky Hakim, Gubernur Dedi Mulyadi secara terbuka menyatakan tak diberi tahu. Bahkan, ia mengaku mengetahui kepergian bupati dari unggahan media sosial.
    Kementerian Dalam Negeri juga membenarkan tidak adanya izin. Maka pertanyaan publik menjadi masuk akal: bagaimana mungkin seorang kepala daerah pergi ke luar negeri tanpa diketahui siapa pun?
    Jawabannya sederhana: karena sistem kita lemah. Karena pejabat bisa berjalan di luar rel tanpa takut tergelincir. Karena dalam banyak kasus, birokrasi memilih bungkam ketimbang bersuara.
    Lucky Hakim bukan figur asing dalam dunia hiburan. Ia aktor, pembicara publik, dan figur media sosial. Popularitasnya tinggi, pengikutnya banyak, dan citranya dikenal luas. 
    Namun, jabatan kepala daerah bukan soal pencitraan. Ini bukan panggung untuk gaya hidup. Ini ruang pengabdian.
    Sayangnya, dalam praktik politik kita hari ini, popularitas kerap menutupi cacat integritas. Seorang pemimpin bisa dimaafkan karena terkenal. Bisa dimaklumi karena disukai. Bisa dilupakan pelanggarannya karena terlanjur viral.
    Dalam sistem yang sehat, integritas mengalahkan segala bentuk pencitraan. Dalam realitas hari ini, yang terjadi sebaliknya.
    Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto sudah menyatakan bahwa kepala daerah yang bepergian tanpa izin bisa dikenai sanksi pemberhentian sementara selama tiga bulan. Sanksi itu akan menjadi catatan kosong jika tidak ditegakkan.
    Kemendagri harus berani menunjukkan ketegasan. Bukan hanya demi menegakkan hukum, tetapi demi menyelamatkan wibawa pemerintahan daerah.
    Jika pelanggaran etik semacam ini dibiarkan, maka preseden akan terbentuk: bahwa kepala daerah boleh pergi ke luar negeri kapan pun, selama ia mampu mengelola opini publik.
    Dan jika itu terjadi, maka kita tidak hanya kehilangan kepala daerah yang baik, tapi kehilangan sistem yang sehat.
    Momentum Idul Fitri bukan sekadar hari raya keagamaan. Ia adalah ujian kesiapsiagaan pemerintahan daerah.
    Dari pengendalian harga pasar, pengaturan arus mudik, hingga pelayanan publik selama libur panjang. Dalam konteks itulah kehadiran seorang bupati menjadi krusial.
    Rakyat tidak menuntut kepala daerah yang sempurna, tapi mereka menuntut kehadiran. Mereka ingin pemimpinnya berada di tengah rakyat—mendengar keluh, merasakan derita, menyapa di pasar, hadir saat layanan terganggu.
    Ketika pemimpin pergi, rakyat merasa ditinggal. Ketika pemimpin liburan tanpa izin, rakyat merasa dihina. Dan ketika semua itu terjadi tanpa rasa malu, rakyat tahu: yang hilang bukan hanya pemimpinnya, tapi nurani kekuasaannya.
    Dalam budaya politik kita, rasa malu dulu menjadi rem utama. Pejabat publik takut dikritik, takut ditegur, takut kehilangan muka di hadapan rakyat.
    Kini, rasa malu itu perlahan hilang. Kepala daerah bisa tersenyum lebar saat melanggar prosedur. Bisa mengaku lupa izin tanpa merasa bersalah. Bisa tetap aktif di media sosial saat daerahnya ditinggalkan.
    Jika rasa malu telah mati, maka demokrasi kita tinggal prosedur. Rakyat hanya jadi alat pemilih, bukan pemilik suara. Dan kekuasaan hanya jadi kendaraan, bukan ladang pengabdian.
    Liburan ke Jepang bukanlah dosa. Namun, ketika liburan itu dilakukan tanpa izin, saat rakyat membutuhkan, dan tanpa kesadaran etis sebagai pemimpin publik, maka ia menjelma menjadi wajah baru dari pemerintahan yang tak tahu malu.
    Ini bukan hanya soal Lucky Hakim. Ini soal semua kepala daerah yang merasa jabatan adalah hak, bukan amanah.
    Ini soal sistem pengawasan yang harus diperkuat. Ini soal pendidikan politik yang harus ditanamkan sejak dini: bahwa jabatan bukan panggung, tapi beban kepercayaan.
    Jika hari ini kita membiarkan pemimpin berlibur seenaknya, maka jangan salahkan rakyat jika esok mereka memilih untuk tidak lagi percaya pada siapa pun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.