Kementrian Lembaga: DPRD

  • Legislator DKI memenangkan lelang baju eksklusif kucing milik Presiden

    Legislator DKI memenangkan lelang baju eksklusif kucing milik Presiden

    Anggota DPRD DKI Jakarta yang juga pegiat kesejahteraan hewan Francine Widjojo (kedua kanan) saat berfoto dengan kucing milik Presiden Prabowo Subianto yaitu Bobby Kertanegara setelah memenangkan lelang. ANTARA/HO

    Legislator DKI memenangkan lelang baju eksklusif kucing milik Presiden
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 05 Mei 2025 – 11:13 WIB

    Elshinta.com – Anggota DPRD DKI Jakarta yang juga pegiat kesejahteraan hewan Francine Widjojo berhak memiliki dua baju kucing milik Presiden Prabowo Subianto yaitu Bobby Kertanegara berupa satu denim vest dan satu kemeja batik.

    “Saya senang dapat membantu Bobby menolong teman-teman anabul (anak bulu) yang terlantar,” kata Francine dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

    Francine memenangkan lelang baju Bobby dengan menawar sebesar Rp12 juta di akun Instagram resmi Petfest (festival hewan peliharaan). Lelang ini sendiri dibuka dengan penawaran awal Rp50 ribu.

    Francine menerima langsung dua baju yang dimenangkannya dari Bobby. Baju tersebut yaitu denim vest dan satu kemeja batik diserahkan oleh Bobby di panggung utama Petfest 2025.

    Di kalangan pegiat kesejahteraan hewan, Francine dikenal senang membantu hewan-hewan jalanan, khususnya kucing jalanan.

    Francine mengaku memiliki program ‘Traktir Kucing Jalanan’, sterilisasi kucing gratis untuk wilayah Jakarta Selatan, dan Rescue Makmur Bahagia’ untuk adopsi kucing jalanan.

    “Mudah-mudahan banyak yang tergerak hatinya untuk mengadopsi kucing jalanan. Semoga Jakarta dan Indonesia menjadi tempat yang ramah bagi hewan,” ujarnya.

    Ia menambahkan baju kucing milik Presiden ini akan dibingkai karena itu merupakan yang istimewa apalagi baju dari kucing kesayangan Presiden Prabowo.

    “Kayaknya mau dibingkai. Limited edition (edisi terbatas) ini,” kata dia.

    Pada acara Petfest 2025 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten pada 2-4 Mei 2025. Di hari terakhir, acara ini dimeriahkan kedatangan kucing Presiden Prabowo, Bobby Kertanegara.

    Selain datang menemui para penggemar, Bobby juga melakukan penggalangan dana untuk membantu hewan-hewan jalanan yang terlantar. Penggalangan dana salah satunya dilakukan dengan melelang dua baju eksklusif Bobby.

    Sumber : Antara

  • Anggota DPRD Ini Menangkan Lelang Baju Kucing Presiden Prabowo, Laku di Harga Rp12 Juta – Page 3

    Anggota DPRD Ini Menangkan Lelang Baju Kucing Presiden Prabowo, Laku di Harga Rp12 Juta – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Anggota DPRD DKI Jakarta sekaligus pegiat kesejahteraan hewan, Francine Widjojo, memenangkan lelang dua baju milik Bobby Kertanegara, kucing Presiden Prabowo Subianto, dalam ajang Petfest 2025.

    Francine memborong dua busana milik Bobby berupa satu denim vest dan satu kemeja batik, dengan nilai tawaran tertinggi sebesar Rp12 juta melalui akun Instagram resmi Petfest. Lelang tersebut sebelumnya dibuka dengan penawaran awal Rp50 ribu.

    “Saya senang dapat membantu Bobby menolong teman-teman anabul (anak bulu) yang terlantar,” kata Francine dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (5/5/2025).

    Dua baju eksklusif diserahkan langsung oleh Bobby di atas panggung utama Petfest 2025 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten, pada 2–4 Mei 2025.

    Francine mengaku akan membingkai dua baju tersebut karena merupakan barang istimewa dari kucing kesayangan Presiden Prabowo. “Kayaknya mau dibingkai. Limited edition (edisi terbatas) ini,” ujarnya.

     

    Semua makhluk di dunia ini pasti membutuhkan makan dan minum untuk tetap dapat bertahan hidup/Tapi berbeda dengan manusia/hewan-hewan ini sangat kuat/hingga mampu menahan rasa lapar dan hausnya hingga berbulan-bulan lamanya

  • DPRD Jatim Dorong Pembangunan Exit Tol Magetan, Dongkrak Wisata dan Ekonomi

    DPRD Jatim Dorong Pembangunan Exit Tol Magetan, Dongkrak Wisata dan Ekonomi

    Surabaya (beritajatim.com) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur mendorong pembangunan exit tol di wilayah Magetan sebagai strategi memperkuat sektor pariwisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dorongan itu disampaikan Anggota Komisi D DPRD Jatim, Agus Black Hoe, saat membuka sosialisasi proyek pelebaran ruas jalan Maospati–Magetan, Sabtu (3/5/2025).

    “Saya mengusulkan agar ke depan dipertimbangkan pembangunan exit tol di wilayah Magetan. Ini sangat penting untuk mendukung sektor wisata dan menambah pemasukan daerah,” kata Agus, politisi PDI Perjuangan.

    Menurutnya, konektivitas menjadi faktor krusial dalam mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke destinasi unggulan Magetan, seperti Telaga Sarangan dan Cemoro Sewu. Exit tol dinilai dapat mempercepat akses dan membuka lebih banyak peluang ekonomi masyarakat sekitar.

    “Kita ketahui Magetan punya ikon potensi wisata yang luar biasa, yakni pariwisata Telaga Sarangan. Maka, pembangunan jalan ini harus mendukung mobilitas warga dan wisatawan menuju kawasan tersebut,” ujarnya.

    Agus menyebut pelebaran jalan Maospati–Magetan merupakan proyek prioritas Dinas PU Bina Marga Jatim bersama DPRD Jatim. Ia mengaku telah mengawal langsung proyek ini sejak awal masa jabatannya.

    “Saya dari Fraksi PDIP DPRD Jatim. Saya senang, dalam perjalanan politik saya yang masih beberapa bulan ini bisa mengawal pelebaran jalan Maospati–Magetan,” ungkapnya.

    Lebih jauh, Agus menekankan bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya menyangkut fisik, tetapi juga membawa tanggung jawab moral untuk menciptakan kesejahteraan yang merata bagi warga.

    “Semua komponen yang terlibat harus menjaga kualitas sesuai RAB. Fungsi kami sebagai legislatif adalah melakukan pengawasan,” tegasnya.

    Ia juga mengingatkan agar seluruh proses pengerjaan proyek dilakukan secara profesional dan akuntabel. “Saya peringatkan dan saya pesan, pekerjaan ini harus benar-benar bermanfaat luas, khususnya mensejahterakan masyarakat. Jangan sampai pembangunan ini di kemudian hari terbentur masalah hukum,” pungkasnya. [asg/beq]

  • Sarasehan di Jombang, Anggota DPRD Jatim Soroti Peran Strategis Media Sosial dalam Pembentukan Opini Publik

    Sarasehan di Jombang, Anggota DPRD Jatim Soroti Peran Strategis Media Sosial dalam Pembentukan Opini Publik

    Jombang (beritajatim.com) – Peran media sosial dalam membentuk opini publik kian diakui penting, termasuk oleh kalangan legislatif. Hal ini mengemuka dalam sarasehan bertajuk “Sosial Media Menjadi Esensial dalam Membangun Opini Publik” yang digelar di Hotel Yusro Jombang, Minggu (4/5/2025) sore.

    Acara ini dibuka oleh anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi Gerindra, Farid Kurniawan Aditama. Dalam forum tersebut, hadir pula Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jombang Endro Wahyudi, Ketua PWI Jombang Muhammad Mufid, serta Ketua IJTI Korda Majapahit Wilayah Jombang Amir Zaki sebagai narasumber.

    Dalam pemaparannya, Farid menyampaikan bahwa kekuatan media sosial tidak lagi bisa dipandang sebelah mata. Menurutnya, platform-platform digital saat ini telah menjadi kanal utama dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap berbagai isu.

    “Media sosial adalah ruang terbuka yang sangat kuat memengaruhi opini publik. Tapi kekuatan ini juga membawa tantangan—antara informasi yang akurat dan disinformasi,” ujar Farid yang kini duduk di Komisi A DPRD Jatim.

    Pria yang akrab disapa Mas Farid itu menekankan pentingnya literasi digital dan etika bermedia sosial. Ia menyebutkan bahwa kolaborasi semua pihak dibutuhkan agar ruang digital tetap sehat dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

    “Opini publik bisa dikelola dengan baik jika kita semua bijak dalam bermedia sosial. Itulah mengapa forum ini penting, agar kita satu visi dalam menggunakan medsos untuk membangun narasi yang positif,” lanjutnya.

    Senada dengan Farid, Kepala Dinas Kominfo Jombang, Endro Wahyudi, menyoroti pertumbuhan signifikan pengguna internet di Indonesia. Ia mengungkap bahwa per 2024, tercatat 221 juta pengguna internet di Indonesia, dan hampir separuhnya aktif di media sosial.

    “Instagram, YouTube, TikTok, dan berbagai platform lainnya kini menjadi sumber utama dalam membentuk opini publik. Karena itu, medsos punya kekuatan besar, positif maupun negatif,” jelas Endro.

    Ia menambahkan, pemerintah daerah punya peran strategis dalam membina dan mengarahkan penggunaan media sosial agar selaras dengan tujuan pembangunan. Informasi yang beredar, menurutnya, harus bersifat edukatif, memberdayakan, serta mendorong partisipasi warga.

    Ketua PWI Jombang, Muhammad Mufid, turut menyampaikan pandangannya. Ia menyebut bahwa kemajuan teknologi dan era kebebasan berekspresi memberikan ruang lebih luas bagi pegiat media sosial untuk berperan dalam demokrasi. “Ini kabar baik bagi demokrasi. Tapi tentu saja, tetap harus bertanggung jawab,” katanya.

    Namun, ia juga menyoroti minimnya dukungan anggaran dari pemerintah daerah untuk memfasilitasi kerja-kerja kolaboratif antara pemerintah dan komunitas media sosial.

    Hal serupa disampaikan oleh Amir Zaki dari IJTI Jombang. Ia menyebut pegiat media sosial saat ini telah sejajar dengan jurnalis dalam hal pengaruh terhadap opini publik.

    Menurutnya, media sosial telah bertransformasi dari sekadar tempat berbagi konten menjadi kekuatan yang membentuk opini, bahkan memengaruhi cara berpikir masyarakat secara luas. [suf]

  • Calon Sekretaris DPRD DKI diminta jalin kedekatan dengan wali kota

    Calon Sekretaris DPRD DKI diminta jalin kedekatan dengan wali kota

    Arsip foto – Petugas gabungan mengangkut sepeda motor yang parkir di bahu jalan ke atas truk di kawasan Gandaria City, Jakarta, Selasa (18/3/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz

    Calon Sekretaris DPRD DKI diminta jalin kedekatan dengan wali kota
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 04 Mei 2025 – 23:37 WIB

    Elshinta.com – Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin meminta calon Sekretaris DPRD DKI Jakarta, Agustinus menjalin kedekatan dengan para wali kota dan bupati di Provinsi DKI Jakarta guna mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Hal itu disampaikan Khoirudin menyusul dilaksanakannya uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon wali kota, bupati dan sejumlah pejabat lainnya beberapa waktu lalu.

    “Salah satu PAD itu sektor perparkiran karena masih banyak parkir tidak resmi dan tidak menambah PAD Jakarta, sehingga harus lebih diperhatikan sistem parkirannya untuk meningkatkan PAD Jakarta,” kata Khoirudin di Jakarta, Minggu.

    Menurut Khoirudin, setiap wali kota dan bupati juga harus memiliki “Key Performance Indicator” (KPI) atau indikator kinerja utama yang jelas untuk memastikan penyelesaian masalah utama di Jakarta.

    “Dan itu akan dimonitor oleh Setwan dan DPRD di Komisi A. Terus juga para lurah dan camat harus selaras visi-misinya dengan KPI ini sehingga pekerjaan itu akan akuntabel dan transparan,” kata dia.

    Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono menyebutkan “fit and proper test” terhadap para calon wali kota hingga calon Sekretaris DPRD DKI Jakarta turut membahas visi Jakarta sebagai kota global.

    “Dalam uji kelayakan dan kepatutan tersebut, para calon wali kota dan bupati memaparkan sejumlah permasalahan mendasar di wilayah administratif masing-masing, seperti banjir dan kemacetan,” katanya.

    Sebelumnya, sejumlah calon pejabat telah mengikuti “fit and proper test” di antaranya Wakil Bupati Kepulauan Seribu, M Fadjar Churmiawan, yang diproyeksikan menjadi Bupati Kepulauan Seribu.

    Kemudian Wakil Wali Kota Jakarta Barat Hendra Hidayat yang diusulkan menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Utara, Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin yang diusulkan menjadi Wali Kota Jakarta Timur.

    Adapun posisi Wali Kota Jakarta Selatan diusulkan diisi oleh Asisten Deputi Bidang Pengendalian Permukiman, M Anwar.

    Selain itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) dan Protokol Sekretariat DPRD DKI Jakarta, Agustinus diusulkan untuk menduduki jabatan sebagai Sekretaris DPRD DKI Jakarta.

    Sumber : Antara

  • Pembangunan jalan layang Latumenten bisa urai kemacetan

    Pembangunan jalan layang Latumenten bisa urai kemacetan

    Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth (kedua kanan) saat meninjau lokasi yang akan dibangun jalan layang di Jakarta. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

    Legislator: Pembangunan jalan layang Latumenten bisa urai kemacetan
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Senin, 05 Mei 2025 – 00:01 WIB

    Elshinta.com – Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth memperkirakan bahwa pembangunan jalan layang (flyover) Latumenten di Jakarta Barat bisa mengatasi kemacetan yang disebabkan perlintasan sebidang jalan dan rel kereta api.

    Untuk itu, ia mendukung penuh rencana Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta yang akan merealisasikan proyek tersebut tahun ini.

    “Saya mendorong agar pembangunan ‘flyover’ Latumenten agar bisa segera direalisasikan pada tahun ini. Proyek tersebut merupakan langkah positif yang perlu didukung bersama,” kata Kenneth di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan bahwa pembangunan jalan layang tersebut merupakan permohonan masyarakat yang disampaikan pada kegiatan reses atau serap aspirasi masyarakat yang dilaksanakan pada 2 tahun yang lalu.

    Bang Kent–sapaan akrabnya–menilai pembangunan jalan layang ini sangat diperlukan untuk mengatasi perlintasan sebidang jalan dan rel kereta api.

    Karena, kata dia, saat kereta api (KA) melintas, kendaraan bisa sampai “mengular” hingga puluhan kilometer. Bahkan tak jarang menyebabkan keterlambatan aktivitas warga dan layanan darurat seperti ambulans atau pemadam kebakaran.

    “Setiap pagi dan sore hari pengendara pasti terjebak macet di perlintasan kereta api, khususnya di daerah Latumenten dan Jalan Satria Raya, Jakarta Barat,” ujar Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu.

    Apalagi, kata dia, kalau kereta datang dua kali berturut-turut, bisa setengah jam dan sampai satu jam pengendara baru bisa lewat, karena perlintasan di Latumenten sangat aktif dan dianggap sangat mengganggu aktivitas mobilitas pengendara.

    Menurut dia, pembangunan jalan layang dua arah di Jalan Latumenten dan Satria Raya ini merupakan solusi paling efektif untuk mengurai kemacetan dan meningkatkan keselamatan pengguna jalan.

    Ia pun meminta kepada Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta segera memasukkan ke dalam program prioritas pembangunan infrastruktur agar tahun ini bisa langsung di kerjakan.

    “Karena ‘flyover’ sudah menjadi kebutuhan mendesak di kota-kota dengan perlintasan kereta api aktif. Jika tidak segera dibangun, dampaknya akan terus meluas, termasuk terganggunya aktivitas ekonomi,” kata dia.

    Kent pun mengakui, sudah melakukan survei di lapangan terkait kegiatan program pembangunan jalan layang dua arah yang melewati pintu kereta api Satria Raya dan Latumenten Raya, Jakarta Barat.

    Ia berharap dengan dibangunnya jalan layang dua arah ini, dapat secara signifikan menanggulangi kemacetan di wilayah Latumenten Raya dan Satria Raya, Jakarta Barat, karena tidak perlu melewati pintu kereta api lagi.

    “Saat ini masih dalam proses perencanaan dan proses pengukuran sudut kemiringan tanah, yang menggunakan alat theodolite dan klinometer,” katanya.

    Jika tidak ada halangan kegiatan pembangunan ini akan dimulai bulan Juli tahun 2025 dan akan selesai di bulan September 2026.

    “Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan bisa menanggulangi permasalahan macet yang merupakan fokus utama dan program prioritas Gubernur DKI Jakarta Bapak Pramono Anung Wibowo,” ujarnya.

    Sumber : Antara

  • Wujudkan Wajo Maradeka, Dokter Baso Ajak Pengusaha Investasi di Wajo

    Wujudkan Wajo Maradeka, Dokter Baso Ajak Pengusaha Investasi di Wajo

    Hadir sejumlah pejabat da tokoh asal Wajo di antaranya Sekda Wajo, Armayani, Prof Andi Husni Tanra, Prof Ambo Ala, Dr Mulyadi Hamid, Dr Alimuddin Caco, sejumlah anggota DPRD Sulsel dan anggota DPRD Wajo.

    Ketua Panitia Hatta S. Yahya bersama Sekretaris Panitia Andi Adam, sebelumnya menjelaskan sejumlah program yang telah dilaksanakan panitia sapai pada pelaksanaan acara.

    Sementara itu, Ketua Kemawa, Andi Bau Sangkawana dalam sambutannya mengungkapkan sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan Kemawa, yang rerata bersifat sosial kemanusiaan, seperti saat warga dilanda bencana banjir.

    Saat memberikan sambutan, Wakil Bupati, Baso Rahmanuddin Makkaraka menyampaikan permohonan maaf Bupati Wajo, Andi Rosman yang sedianya hadir pada acara tersebut, berhalangan karena ada kegiatan penting lainnya di luar kota pada Waktu bersamaan.

    Di hadapan tetamu dan undangan, dokter Baso, sapaan akrab Wabup menjelaskan visi misi “Wajo Maradeka” serta progress pembangunan yang dijalankan Pemda Wajo dalam mewujudkan daerah Maju, Religius, Bermartabat, Terdepan, dan Berkeadilan.

    Kesempatan baik itu dimanfaatkan juga untuk mengajak semua pihak terutama pengusaha untuk melakukan investasi di Wajo. “Banyak peluang investasi di Wajo,” ujarnya mantap.

    Pembawa hikmah HBH dan Silaturahmi Muh. Yunus yang dikenal sebagai Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Wilayah Sulsel) dalam ceramahnya mengungkapkan makna halalbihalal dalam pembangunan bangsa dan negara.

    Penampilan hiburan biola dari Bendha Biola semakin menyemarakkan acara yang dipandu host kenamaan Andi Tuti Sultan dan Eric Alamsyah. “Kami bersyukur acara yang melibatkan banyak pihak ini, hampir seratus persen di drive putra-putri asal Wajo,” ujar Andi Yudha usai acara.

  • Eri Cahyadi Tanggapi Pencopotan Awi dari Ketua DPC PDI-P Surabaya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 Mei 2025

    Eri Cahyadi Tanggapi Pencopotan Awi dari Ketua DPC PDI-P Surabaya Surabaya 4 Mei 2025

    Eri Cahyadi Tanggapi Pencopotan Awi dari Ketua DPC PDI-P Surabaya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Wali Kota Surabaya sekaligus kader
    PDI Perjuangan
    (
    PDI-P
    ),
    Eri Cahyadi
    , merespons terkait dicopotnya
    Adi Sutarwijono
    alias Awi dari jabatannya sebagai Ketua DPC.
    Eri mengaku tidak mengetahui alasan DPP PDI-P terkait
    pencopotan Awi
    tersebut.
    Namun, dia menduga Ketua DPRD Surabaya itu dibebastugaskan karena ada
    evaluasi kinerja
    .
    “Saya tidak bisa berkomentar karena ini adalah evaluasi kinerja. Apakah itu
    onok
    (ada) penyegaran apa, itu hak dari DPP,” kata Eri di Surabaya, Minggu (4/5/2025).
    Selain itu, Eri menilai seluruh kader setuju untuk mengikuti keputusan dalam pergantian Awi.
    Dengan demikian, menurut dia, tidak akan ada gejolak di internal partai berlambang banteng tersebut.
    “Terkait dengan pergantian ini, seluruh kader PDI Perjuangan itu pasti akan tegak lurus dengan hasil keputusan DPP dan keputusan Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri),” ucapnya.
    “Jadi, ini tidak akan pernah ada gejolak, tetap akan berjalan seperti biasanya saja. Karena kan (pergantian) seperti mutasi, mutasi
    nang
    (di) Surabaya kan ya biasa,” imbuhnya.
    Diketahui, DPP PDI-P menunjuk Yordan M Batara Goa sebagai Plt Ketua DPC Surabaya dalam tiga bulan ke depan.
    Terkait itu, Eri menyebut tidak berminat untuk mencalonkan diri sebagai pengganti.
    “Saya akan jadi Wali Kota Surabaya saja. Jadi Wali Kota Surabaya itu
    abot
    (berat),
    lah lek
    (kalau) aku merangkap jadi DPC (PDI-P Surabaya)
    ngono
    (begitu) tambah
    abot
    ,” ucapnya.
    “DPC masih banyak yang lebih kompetenlah
    nang
    (di) bidang itu. Tapi saya akan
    support
    terus, yang penting saya
    support
    , saya akan konsentrasi ke pembangunan Kota Surabaya,” tuturnya.
    Diberitakan sebelumnya, keputusan pencopotan Awi diumumkan setelah DPD PDI-P Jatim menggelar rapat tertutup di Kantor DPD Jalan Raya Kendangsari Surabaya, Jumat (2/5/2025).
    Rapat tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDI-P Jatim Budi Sulistyono Kanang.
    Awi merupakan Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya yang telah menjabat sejak 2019.
    Saat ini, Awi juga duduk sebagai Ketua DPRD Surabaya.
    “Ini menjadi evaluasi partai. Kami bebastugaskan Ketua DPC dan Wakil Sekretaris,” kata Kanang di Kantor DPD PDI-P Jatim.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nasib Tragis Banjar Water Park, Kegagalan Investasi Daerah yang Tak Transparan

    Nasib Tragis Banjar Water Park, Kegagalan Investasi Daerah yang Tak Transparan

    JABAR EKSPRES, BANJAR – Sepi, kotor, dan rusak. Tiga kata itu menggambarkan nasib tragis perusahaan daerah milik Pemkot Banjar bernama Banjar Water Park (BWP).

    Wahana hiburan air itu dulunya menjadi ikon kebanggaan Kota Banjar. Kini, lokasi seluas 3,5 hektare itu hanya menyisakan bangunan mirip ‘rumah hantu’, besi berkarat, kolam berlumut, serta ilalang yang tumbuh liar. Padahal, Pemkot Banjar pernah menggelontorkan dana APBD hingga Rp27 miliar untuk membangunnya pada tahun 2009.

    BWP dibuka dengan gemerlap pada 2010 oleh Wali Kota Herman Sutrisno, dilengkapi wahana ekstrem seperti boomerang, superbowl, dan kolam renang standar nasional. Namun, ambisi itu ternyata tak diiringi perencanaan bisnis yang matang. Warga menyebut kondisi BWP kini ‘fantastis, namun miris’. Banyak yang masih berharap ada keajaiban agar BWP hidup kembali.

    Sayangnya, harapan itu jauh dari kenyataan. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK 2023 mengungkap praktik pengelolaan yang amburadul. 384 aset hilang, laporan keuangan tak pernah diaudit, dan penyertaan modal Rp9,4 miliar dari APBD berpotensi menguap. Bahkan, aset tanah senilai Rp1,4 miliar, hasil hibah Pemkab Ciamis masih belum memiliki kepastian hukum.

    BWP resmi tutup pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, tapi akar masalahnya lebih dalam. Anggota DPRD Banjar dari Fraksi PKS, Cecep Dani Sufyan, menegaskan, “BWP gagal dari awal. Tidak ada alasan untuk menganggarkannya kembali dari APBD,” katanya.

    Temuan BPK juga mengungkap, BWP tak pernah berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pengawasan Dewan Pengawas dinilai tidak optimal.

    Pemkot Banjar sempat berusaha menghidupkan BWP dengan menggandeng investor, namun upaya itu kandas. Direktur BWP pada 2019 disebut gagal mempertahankan mitra, bahkan sebelum pandemi melanda. Kini, revitalisasi BWP diperkirakan menelan Rp5 miliar, angka yang dianggap kecil dibanding kerugian yang sudah terbuang.

    Yang paling mencolok adalah hilangnya 384 aset, termasuk kereta wisata dan ruang karaoke senilai miliaran rupiah. Kabag Ekbang Setda Banjar, Tatang Nugraha, belum lama ini mengaku baru akan melakukan audit eksternal pada 2025 karena tahu sebelumnya terjadi keterbatasan anggaran. “Hasil audit akan jadi acuan apakah BWP dilanjutkan atau divalidasi,” katanya.

  • Provinsi baru, langkah strategis jaga kedaulatan di perbatasan Natuna

    Provinsi baru, langkah strategis jaga kedaulatan di perbatasan Natuna

    Natuna (ANTARA) – Dengan iringan musik Melayu, Ketua Komisi II DPR RI asal Riau, Rifqinizamy Karsayuda, bersama Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, dan Bupati Natuna, Cen Sui Lan, memasuki Gedung Sri Serindit.

    Di dalam gedung, tampak ratusan masyarakat Natuna mengenakan pakaian adat. Ada yang memakai baju kurung lengkap dengan kain songket dan tanjak, ada pula yang mengenakan peci, songkok, serta jilbab bagi perempuan.

    Sambil tersenyum, sebagian masyarakat menjabat tangan para pemimpin yang mereka harapkan dapat membawa perubahan bagi wilayah perbatasan.

    Kedatangan Rifqi dan Ansar ke Natuna pada pekan ketiga April 2025 itu, bukan semata untuk kunjungan kerja atau rekreasi guna melepas penat dari hiruk-pikuk kota besar, melainkan untuk tujuan yang lebih strategis.

    Mereka hadir dalam rangka mengikuti diskusi publik mengenai percepatan pembentukan Provinsi Khusus Kepulauan Natuna-Anambas, dalam perspektif integrasi dan kedaulatan bangsa di perbatasan. Kehadiran mereka juga menjadi bukti keseriusan dalam mendorong agar aspirasi masyarakat segera terwujud.

    Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas tengah diperjuangkan untuk disatukan dalam pembentukan provinsi baru, dengan tujuan utama menjaga kedaulatan dan keamanan negara, karena kedua wilayah ini berbatasan langsung dengan China, Malaysia, dan beberapa negara lainnya.

    Para tokoh di wilayah ini membentuk Badan Perjuangan Pemekaran Provinsi Khusus Kepulauan Natuna Anambas (BP3K2NA), sebagai wadah untuk bergerak.

    Para tokoh masyarakat di Natuna berpendapat Natuna dan Anambas, yang merupakan etalase Indonesia di wilayah utara, wajib diperhatikan dan disejahterakan agar negara tetangga segan dan menghargai keberadaan Indonesia, terlebih di Laut Natuna Utara yang kerap menjadi lokasi operasi kapal ikan asing (KIA) ilegal dan kapal penjaga pantai China.

    Natuna-Anambas diyakini lamban mencapai kemakmuran karena kewenangan otonomi yang masih bergantung pada regulasi dari pemerintah provinsi dan pusat, baik dalam perencanaan pembangunan, penganggaran, maupun kebijakan strategis.

    Faktor lain yang menyebabkan keterlambatan pembangunan adalah letak geografis Natuna dan Anambas yang jauh dari Ibu Kota Provinsi Kepri (Tanjungpinang) serta minim akses transportasi yang memadai ke Tanjungpinang dan wilayah lainnya, termasuk ke pusat pemerintahan di Jakarta.

    Natuna hanya dapat diakses melalui laut dan udara. Jika diukur dalam garis lurus, jaraknya ke ibu kota provinsi, Tanjungpinang, mencapai 700 hingga 800 kilometer.

    Perjalanan udara menuju Natuna memakan waktu sekitar 1,5 jam. Harga tiket pesawat, jika beruntung, bisa sekitar Rp1,3 juta, namun bisa juga mencapai Rp2 juta. Penerbangan tersedia satu kali sehari, dan hanya dua kali dalam sepekan (Selasa dan Kamis), namun mulai pekan kedua Mei 2025, penerbangan hanya tersedia satu kali setiap hari.

    Sementara itu, jalur laut lebih hemat hanya ratusan ribu rupiah ditambah biaya perbekalan, namun waktu tempuh bisa mencapai satu hari dua malam, dengan jadwal kapal yang tersedia setiap tiga hari sekali, dan risiko menggunakan transportasi ini cukup tinggi, sebab tidak jarang laut Natuna mengamuk dengan mencipta gelombang tinggi mencapai empat hingga enam bahkan sembilan meter.

    Dengan menjadi provinsi, Natuna-Anambas diyakini akan lebih cepat berkembang karena rentang kendali dapat diperpendek dan kewenangan bisa lebih optimal dijalankan dari pusat pemerintahan yang lebih dekat secara geografis.

    Rekomendasi

    Keseriusan para pemimpin di Kepulauan Riau untuk memekarkan kedua daerah ini bukan hanya omong kosong, namun telah dibuktikan dengan rekomendasi tertulis yang dimulai dari Bupati Natuna periode 2021-2025 Wan Siswandi, pada Juli 2023 kepada Badan Perjuangan Pemekaran Provinsi Khusus Kepulauan Natuna Anambas (BP3K2NA).

    Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, pada awal 2024 juga telah menyetujui dan menandatangani rekomendasi tersebut. Terbaru, rekomendasi ini ditandatangani oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepri, Imam Setiawan.

    Persetujuan dari ketiga tokoh ini didasarkan pada urgensi kedaulatan atau keamanan. Sebab, jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, secara administrasi, Natuna dan Anambas belum memenuhi syarat untuk membentuk daerah otonom baru (DOB), karena jumlah kabupaten hanya dua, sementara yang dibutuhkan minimal lima kabupaten dan kota.

    Menurut Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, jika dilihat dalam konteks strategi nasional, karena wilayah ini merupakan perbatasan negara, maka pembentukan provinsi baru menjadi sangat penting.

    Hal ini juga diungkapkan oleh Bupati Natuna yang saat ini dijabat oleh Cen Sui Lan.

    Ketua Komisi II DPR RI asal Riau, Rifqinizamy Karsayuda saat memberikan sambutan pada diskusi publik dengan tema percepatan pembentukan Provinsi Khusus Kepulauan Natuna-Anambas, dalam perspektif integrasi dan kedaulatan bangsa di perbatasan yang ditaja oleh BP3K2NA di Gedung Sri Serindit, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (23/4/2025). ANTARA/Muhamad Nurman/aa.

    Selain itu, Ketua Komisi II DPR RI, Rifki, juga meyakini urgensi pemekaran wilayah Kepulauan Natuna Anambas, jika dilihat dari sudut pandang menjaga kedaulatan NKRI, memperkuat pertahanan bangsa di kawasan regional ASEAN–Asia, mempercepat kesejahteraan masyarakat, memperpendek jarak antar wilayah, serta pemerataan pembangunan hingga ke pelosok daerah, maka pembentukan Provinsi Natuna Anambas akan lebih mudah didorong pada tingkat nasional.

    Menjadikan Natuna dan Anambas sebagai provinsi baru akan mempermudah pengembangan wilayah yang kaya akan sumber daya perikanan, minyak dan gas ini.

    Pasalnya, Dana Bagi Hasil (DBH) Migas yang selama ini dialokasikan untuk pembangunan di kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau dapat lebih difokuskan ke daerah-daerah yang berada di bawah naungan Provinsi Kepulauan Natuna Anambas, karena sebagian besar pengeboran minyak dekat dengan daerah ini.

    Dengan demikian, Pemerintah Pusat tidak perlu khawatir dalam memekarkan daerah ini, karena mampu mandiri. Terlebih jika Pemerintah Pusat memberikan kewenangan khusus berupa perluasan batas laut melebihi 12 mil laut.

    Potensi PAD

    Bagi daerah kepulauan seperti Kepri, laut merupakan sumber daya utama yang dapat menunjang peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Lebih dari 90 persen wilayah Kepri berupa laut. Potensi lestari perikanan di wilayah ini diperkirakan mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun. Namun, sejauh ini baru sekitar 330 ribu ton yang dimanfaatkan, dan sebagian besar potensi tersebut berada di wilayah Natuna dan Anambas.

    Jika potensi ini dimanfaatkan secara optimal, bukan hanya akan membuat provinsi baru ini menjadi mandiri, tetapi juga akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional.

    Terlebih lagi, di Natuna tepatnya di Pulau Serasan telah dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang dapat dimanfaatkan sebagai jalur keluar dan masuk komoditas antara Indonesia dan Malaysia, serta berpotensi dikembangkan untuk menjangkau negara lain.

    Dengan dukungan politik dari eksekutif, legislatif, dan masyarakat lokal, serta pertimbangan strategis yang menyangkut kedaulatan, ekonomi, dan pemerataan pembangunan, Natuna dan Anambas telah memenuhi syarat substantif untuk menjadi provinsi baru.

    Pemerintah pusat tidak perlu ragu karena pemekaran ini bukan semata-mata kehendak lokal dan kehausan jabatan, melainkan bagian dari strategi besar menjaga kedaulatan dan menghidupkan wilayah perbatasan.

    Provinsi Kepulauan Natuna Anambas adalah jawaban atas tantangan geopolitik, kesenjangan pembangunan, dan kebutuhan kemandirian daerah.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2025