Kabar Megawati di Bali, Koster Angkat Acara
Tim Redaksi
DENPASAR, KOMPAS.com
– Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Bali,
Wayan Koster
, angkat bicara soal Ketua Umum PDI-P,
Megawati Soekarnoputri
, bakal datang ke Bali.
Ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini, dirinya belum dapat memastikan Megawati hadir dalam kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) untuk anggota DPR-DPRD fraksi PDI-P di Bali yang berlangsung 30 Juli hingga 1 Agustus 2025.
Koster menjelaskan bahwa acara Bimtek ini diikuti lebih dari 3.000 legislator fraksi PDI-P dari seluruh Indonesia dan akan melibatkan pemateri dari
Kementerian Dalam Negeri
serta Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDI-P.
“Belum tahu saya (tentang kehadiran Megawati). Yang ada dari Kementerian Dalam Negeri dan DPP,” ujar Koster saat ditemui di Kantor Gubernur Bali, Selasa (29/7/2025).
Ia menambahkan bahwa tujuan kegiatan Bimtek ini adalah untuk memberikan arahan kepada anggota DPR-DPRD fraksi PDI-P agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) mereka sebagai penyambung lidah rakyat.
Koster juga mengonfirmasi bahwa dirinya akan menjadi pemateri dalam acara tersebut dengan materi “Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125”.
Koster memastikan bahwa kegiatan Bimtek ini tidak akan dilanjutkan dengan penyelenggaraan Kongres VI PDI-P.
“Enggak (ada dilanjutkan kongres), Bimtek saja. Bimtek besok, pendaftaran hari ini,” tegasnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa Megawati Soekarnoputri tidak dapat hadir untuk melayat ekonom senior, Kwik Kian Gie, yang wafat pada Senin (28/7/2025).
Megawati disebut telah berada di Bali untuk menghadiri agenda partai yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Hal ini disampaikan oleh Ketua DPP PDI-P, Yasonna Laoly, saat ditemui di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, setelah melayat almarhum Kwik pada Selasa (29/7/2025).
“Maka kami mohon maaf, Ibu kebetulan sudah sampai di Bali karena ada agenda partai yang penting, maka kami bertiga dengan Pak Ronny mewakili DPP Partai untuk hadir di sini,” kata Yasonna.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: DPRD
-
/data/photo/2025/07/10/686fbd62a5ca6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kabar Megawati di Bali, Koster Angkat Acara Denpasar 29 Juli 2025
-
/data/photo/2025/07/29/6888b28da017d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ketemu Prabowo 2,5 Jam, PKS Bicarakan Demokrasi tanpa Biaya Tinggi Nasional 29 Juli 2025
Ketemu Prabowo 2,5 Jam, PKS Bicarakan Demokrasi tanpa Biaya Tinggi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Dalam pertemuan dengan Presiden
Prabowo Subianto
selama 2,5 jam, sejumlah elite Partai Keadilan Sejahtera (
PKS
) membicarakan soal
demokrasi
tanpa biaya tinggi.
PKS telah menemui Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Seusai pertemuan, Presiden PKS Almuzzammil Yusuf mengatakan pertemuan itu dalam rangka berbagi pendapat terkait perkembangan negara, tidak terkecuali masalah Pemilu.
Salah satu pembicaraannya adalah demokrasi yang tidak berbiaya tinggi.
“Pembicaraan kami pada Presiden Pak Prabowo adalah bagaimana kita ke depan terus memelihara kualitas demokrasi kita yang tidak berbiaya tinggi dan melahirkan pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat,” kata Almuzzammil Yusuf pasca pertemuan, Selasa.
Almuzzammil tidak memungkiri, isu demokrasi ini turut membahas usulan bahwa kepala daerah bisa dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Yang pasti, demokrasi perlu meminimalkan atau mengurangi politik uang (
money politics
).
“Semua, termasuk putusan MK dan lain-lain. Tetapi sekali lagi, karena itu pembahasannya mendalam, tidak mungkin dibahas dalam waktu dua setengah jam,” beber Almuzzammil.
Di sisi lain, pihaknya juga membahas soal Pasal 33 UUD 1945 bahwa kekayaan alam dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Menurutnya, pemerintah perlu memikirkan sistem
perekonomian
Indonesia yang bisa mengarahkan segala kekayaan alam di Indonesia untuk kemakmuran masyarakat.
“Ini komitmen Pak Presiden Prabowo yang besar sekali, kita bicarakan sehingga termasuk amanah Pasal 33 itu adalah peraturan perundang-undangan yang khusus nantinya,” ucapnya.
Tak hanya itu, mereka juga membahas masalah yang terjadi di Gaza, Palestina.
Ia menilai peran Indonesia dalam OKI perlu ditingkatkan.
Prabowo, kata dia, turut memberikan perhatian besar.
Kepala Negara menilai situasi dunia Islam saat ini membutuhkan peran Indonesia yang memiliki penduduk mayoritas muslim.
Ia pun menyatakan bahwa pembicaraan ini tidak fokus pada partai, baik PKS maupun Gerindra, melainkan fokus pada isu yang berkembang di lapangan.
“Tapi tema besarnya adalah tema pembicaraan yang bukan tentang partai PKS atau Gerindra, tetapi tema-tema besar nasional yang kita sepakati akan didalami oleh partai masing-masing dan fraksi masing-masing nanti di DPR,” tandas Almuzzammil.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/29/688890fea0906.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hatta Rajasa Nilai Ide Pilkada Tak Langsung Perlu Didiskusikan Nasional 29 Juli 2025
Hatta Rajasa Nilai Ide Pilkada Tak Langsung Perlu Didiskusikan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Majelis Penasihat Partai Amanat Nasional (
PAN
)
Hatta Rajasa
menilai wacana penghapusan
pilkada langsung
dan pengembalian mekanisme pemilihan kepala daerah oleh
DPRD
yang diusulkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias
Cak Imin
merupakan isu strategis yang perlu dibahas secara nasional.
Menurut Hatta, wacana tersebut tidak bisa hanya menjadi perdebatan di lingkungan partai politik, tetapi juga perlu didiskusikan oleh seluruh komponen bangsa mengingat dampaknya yang sangat fundamental terhadap sistem demokrasi.
“Kalau menurut saya biarkanlah itu berkembang, pandangan-pandangan itu yang menjadi diskursus bangsa, tidak hanya menjadi katakanlah diskusi pada kelompok partai, tapi ini harus didiskusikan seluruh komponen bangsa karena ini sesuatu perubahan yang mendasar juga menurut pandangan saya,” kata Hatta ditemui usai melayat Kwik Kian Gie di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Dia menilai opsi untuk mengubah sistem pilkada merupakan hal yang sah dalam demokrasi, namun harus melewati proses yang inklusif dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang masyarakat sipil, akademisi, hingga pegiat demokrasi.
Sebab, menurutnya, usulan seperti itu pernah mendapatkan penolakan dari pegiat demokrasi.
“Dulu pernah ada pandangan seperti itu, masih ingat enggak, mendapatkan penolakan yang cukup dari para kawan-kawan kita aktivis dan juga pegiat-pegiat di bidang demokrasi. Dan kita tidak ingin pandangan-pandangan itu justru menimbulkan distorsi. Jadi biarkan berkembang. Jadikan itu sebagai sebuah masukan dan kemudian dicari solusi yang terbaik,” kata Hatta.
Saat ditanya apakah PAN mendukung usulan agar kepala daerah dipilih oleh DPRD, Hatta menyebut partainya belum mengambil sikap resmi karena masih mendalami berbagai aspek.
“Belum sampai ke situ. Karena kita sendiri juga masih mendiskusikan hal-hal seperti itu,” imbuhnya.
Menurut Hatta, apabila memang ingin mengatasi persoalan tingginya biaya politik dalam pilkada langsung, masih ada cara lain tanpa harus mengubah mekanisme dasar pemilihan kepala daerah secara drastis.
Hal ini disampaikan usai ditanya tentang pandangan bahwa biaya politik yang tinggi membuat munculnya usulan pemilihan kepala daerah melalui DPRD.
“Kalau menurut saya itu kita masih bisa kok mencari solusi untuk menekan biaya-biaya tinggi di dalam pilkada, pemilu, atau apa pun juga, tanpa kita katakanlah mengurangi esensi dari nilai-nilai demokrasi,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Cak Imin mengusulkan adanya evaluasi terhadap pelaksanaan pilkada secara langsung.
Itu ia sampaikan dalam acara Hari Lahir (Harlah) ke-27 PKB, Rabu (23/7/2025) malam.
Menurutnya, kepala daerah semestinya ditunjuk oleh pemerintah pusat atau dipilih oleh DPRD tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.
“Kalau tidak ditunjuk oleh pusat, maksimal pemilihan kepala daerah dipilih oleh DPRD-DPRD di seluruh tanah air,” ujar Cak Imin dalam pidatonya, Rabu malam.
Dia menilai, perlu ada penyempurnaan tata kelola politik nasional yang bertujuan untuk membuat pembangunan nasional kondusif.
Cak Imin mengatakan, usulan PKB tersebut sudah disampaikan secara langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Ini menjadi usulan yang cukup menantang karena banyak sekali yang menolak. Tetapi PKB bertekad, tujuannya satu, efektivitas dan percepatan pembangunan tanpa berliku-liku dalam satu tahapan-tahapan demokrasi,” ujar Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat itu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
Bupati Gus Ipin Titipkan Aspirasi ke Komisi D DPRD Jatim, Apa Saja? – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Kabupaten Trenggalek menerima kunjungan kerja Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur di kawasan Pantai Mutiara, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Rabu (16/7). Dalam pertemuan ini, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin (Gus Ipin) menyampaikan sejumlah aspirasi pembangunan kepada para legislator provinsi.
Fokus utama aspirasi yang disampaikan adalah upaya penanganan bencana dan pemulihan infrastruktur akibat kerusakan yang sering terjadi, khususnya jembatan dan akses jalan yang terdampak banjir maupun tanah longsor.
Topografi wilayah Trenggalek yang didominasi perbukitan serta intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan kabupaten ini memiliki risiko bencana yang cukup besar.
Kondisi tersebut berdampak langsung pada fiskal daerah yang banyak terserap untuk penanggulangan dan pemulihan pascabencana.
Selain penanganan jangka pendek, Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga mendorong pentingnya pemerataan pembangunan jangka menengah dan panjang, terutama di wilayah selatan Jawa Timur.
Selama ini, kawasan selatan dinilai masih tertinggal dibandingkan kawasan utara yang menjadi pusat pertumbuhan. Pemerataan pembangunan ekonomi menjadi salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di seluruh wilayah Jawa Timur.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5298779/original/077872800_1753772297-WhatsApp_Image_2025-07-29_at_07.30.09.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemendagri Ingatkan DPRD dan Kepala Daerah Harus Akur, Layaknya Rumah Tangga yang Sehat – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Ditjen Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri meminta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) akur kepala Daerah. Hal tersebut penting dilakukan, demi memperkuat pelaksanaan fungsi anggaran yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Hal ini disampaikan Pelaksana Harian (Plh.) Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri Horas Maurits Panjaitan dalam acara Rapat Kerja Teknis I Asosiasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) Tahun 2025 bertajuk ‘Urun Rembuk: Meningkatkan Peran DPRD Dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPRD’.
Maurits mengatakan, DPRD sebagai bagian dari unsur penyelenggara pemerintahan daerah memiliki fungsi strategis dalam legislasi, penganggaran, dan pengawasan.
“Hal ini meliputi pembentukan Perda, menyusun dan menetapkan APBD bersama pemda, serta pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan anggaran. Perda APBD harus disepakati bersama antara kepala daerah dan DPRD maka peran DPRD sangat strategis,” jelas Maurits.
Maurits mengingatkan pentingnya sinergitas kepala daerah dengan DPRD. Sebab, kedua lembaga tersebut saling berkaitan dalam menjalankan roda pemerintahan. Dia pun menyebutkan tugas dan wewenang kepala daerah dan DPRD.
Maurits menjelaskan, Berdasarkan Pasal 65 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, tugas KDH adalah menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama.
Sementara itu, berdasarkan Pasal 101 ayat (1) huruf b dan Pasal 154 ayat (1) huruf b UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, tugas dan wewenang DPRD adalah membahas dan memberikan persetujuan rancangan Perda Provinsi/Kab/Kota tentang APBD Provinsi/Kab/Kota yang diajukan Gubernur/Bupati/ Walikota.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5298223/original/083463700_1753753097-IMG-20250729-WA0004.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dampak Krisis BBM di Jember Meluas, ASN Bisa WFA dan Siswa Belajar Online
Liputan6.com, Jember Dampak krisis pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Jember meluas. Bupati Jember Muhammad Fawait memutuskan agar seluruh pelajar di Jember bisa sekolah dari rumah secara daring, terhitung mulai Selasa (29/7). Selain itu, sebagian ASN Pemkab Jember juga bisa bekerja dari mana saja tanpa harus dari kantor atau menggunakan sistem work from anywhere (WFA). Kelonggaran diberikan bagi ASN yang tidak bersentuhan secara langsung dengan pelayanan publik.
Surat edaran tersebut diumumkan Bupati Jember, Muhammad Fawait dalam jumpa pers yang digelar di gedung DPRD Jember pada Senin (28/7) malam. Keputusan itu diambil Fawait setelah berkoordinasi dengan unsur wakil rakyat.
Surat edaran ini sebagai respons atas krisis pasokan BBM yang terjadi di Jember sejak Sabtu (26/7), atau dua hari setelah pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) melakukan penutupan total jalur Gumitir hingga dua bulan ke depan.
“Kami memberikan kelonggaran bagi siswa dan ASN yang tidak bersentuhan langsung dengan pelayanan publik untuk bekerja dan belajar dari rumah, mulai Selasa, 29 Juli 2025, hingga kondisi BBM kembali normal,” ujar Fawait dalam konferensi pers di kantor DPRD Jember, Senin (28/7) malam.
Kebijakan ini diambil sebagai bentuk tanggap darurat Pemkab agar masyarakat tetap dapat menjalankan aktivitas dengan efisien di tengah keterbatasan pasokan BBM.
Kebijakan sekolah secara daring atau dari rumah berlaku bagi siswa SD dan SMP baik negeri maupun swasta, yang berada di bawah naungan Pemkab Jember.
Adapun bagi pelajar SMA yang selama ini berada di bawah Pemprov Jatim serta pelajar madrasah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama, maka Pemkab Jember masih akan melakukan koordinasi.
Harapannya, agar sekolah di bawah Pemprov Jatim maupun Kemenag juga memberlakukan sistem belajar secara daring atau WFH. Belum diketahui sampai kapan, kebijakan sekolah daring ini akan diberlakukan.
“Kami berharap kebijakan ini bisa diterapkan menyeluruh, termasuk untuk sekolah-sekolah di bawah Provinsi dan Kementerian Agama, karena tujuannya sama, yakni meringankan beban masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Gus Fawait ini
Terkait upaya mengatasi kelangkaan, Fawait menyebut bahwa pendistribusian BBM mulai malam ini dilakukan secara besar-besaran dari berbagai wilayah. “Selain dari Banyuwangi, BBM juga dikirim dari Malang dan Surabaya untuk mempercepat pemulihan,” jelasnya.
-

Ikuti Langkah Cak Imin, Bahlil Sebut Golkar Kaji Pilkada Lewat DPRD
Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Partainya tengah mengkaji sejumlah opsi penataan sistem demokrasi, termasuk kemungkinan pengembalian mekanisme pemilihan kepala daerah melalui DPRD.
Pernyataan itu disampaikan Bahlil usai melapor kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (28/7/2025).
Dia menekankan bahwa wacana tersebut bukan hal baru di tubuh Golkar.
“Saya dari sejak HUT Golkar bulan Desember kemarin sudah menyampaikan bahwa penting untuk kita melakukan penataan sistem demokrasi lewat perubahan undang-undang politik,” ujar Bahlil.
Menurutnya, kajian tersebut mencakup keseluruhan sistem pemilu, termasuk pemilihan legislatif, pilkada, hingga pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota. Salah satu opsi yang tengah dirumuskan adalah agar kepala daerah dipilih oleh DPRD, bukan secara langsung oleh rakyat.
“Kenapa? Karena UUD 1945 tidak menegaskan bahwa pemilihan bupati atau wali kota itu harus langsung, tapi dilakukan secara demokratis,” jelasnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu juga menyoroti dampak negatif dari pemilihan langsung, termasuk potensi konflik sosial yang menurutnya justru merusak nilai-nilai kebersamaan di masyarakat.
“Yang menang saja rasanya sakit, apalagi yang kalah? Demokrasi itu bukan tujuan negara, tapi instrumen. Kita harus cari instrumen yang sesuai dengan budaya ketimuran kita. Jangan sampai gara-gara pilkada, tetangga tak saling tegur, ada yang bercerai karena beda pilihan,” katanya.
Saat ditanya apakah ini mencerminkan sikap resmi Fraksi Golkar di DPR, Bahlil mengungkapkan bahwa partainya tengah menyusun berbagai skema dan alternatif kebijakan.
“Golkar sekarang lagi membuat kajian-kajian, skema-skema. Salah satu skemanya itu memang lewat DPRD. Tapi ini masih dalam tahap penyusunan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia juga menanggapi pernyataan bahwa sikap ini serupa dengan yang disampaikan oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yang juga mendukung pemilihan kepala daerah oleh DPRD.
“Bukan saya yang sama dengan Cak Imin. Golkar sudah bicara itu duluan sejak HUT Golkar. Kami punya pandangan yang sama karena rasionalitas berpikirnya,” tegasnya.
-

Perludem Sebut Kedaulatan Rakyat Tergerus Jika Gubernur Dipilih Pusat
Jakarta –
Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengusulkan Gubernur dipilih oleh Pemerintah Pusat. Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai hal ini akan mengancam kedaulatan rakyat.
“(Gubernur dipilih pemerintah pusat membuat) Kedaulatan rakyat akan tergerus. Ruang pemilih menentukan sendiri menjadi kepala daerahnya jadi hilang,” ujar Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil kepada wartawan, Selasa (29/7/2025).
Menurutnya, usulan kepala daerah dipilih bukan oleh rakyat sudah tak relevan lagi. Ia malah meminta para elite politik untuk memikirkan penghematan biaya politik.
“Sebaiknya elite politik memikirkan bagaimana penghematan biaya politik, dan penegakan hukum yang jauh lebih konsisten. Karena kalau mau mengganti lagi sistem, ini akan mundur lagi,” imbuh Fadli.
Ahli hukum Pemilu Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI), Titi Anggraini, bicara hal senada. Ia menyebut selama ini pilkada gubernur terbukti ampuh sebagai saluran politik yang menjadi sumber rekrutmen politik nasional.
Titi menjelaskan putusan MK No. 141/PUU-XXI/2023 menyebut syarat yang paling dekat untuk pengecualian syarat usia untuk menjadi presiden adalah pernah menjadi gubernur. Artinya, gubernur adalah posisi magang politik yang efektif untuk menguji kemampaun kepemimpinan politik seseorang.
“Hal yang tidak akan diperoleh dengan baik jika gubernur diisi melalui pengangkatan dan bukannya pemilihan,” sebutnya.
“Lagipula kita sudah punya pembelajaran ketika tahun 2014 ada upaya mengganti pilkada langsung dengan pemilihan di DPRD, hal itu menimbulkan gelombang protes massa dan ketidakpuasan yang meluas di masyarakat. Harusnya kita hindari hal-hal yang bisa mengganggu stabilitas politik seperti itu,” ucap Titi.
(isa/eva)

/data/photo/2025/07/29/6888658251df7.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)