Kementrian Lembaga: DPRD

  • Fakta-Fakta Demo Ricuh di Makassar hingga Telan Korban Jiwa

    Fakta-Fakta Demo Ricuh di Makassar hingga Telan Korban Jiwa

    Korban akibat kerusuhan hingga pembakaran Kantor DPRD Kota Makassar yang terjadi pada Jumat (29/8/2025) malam bertambah.

    Kepala Bappeda Kota Makassar, Dahyal mengatakan, jumlah korban meninggal dunia menjadi tiga orang.

    “Ada tiga orang,” kata dia saat dikonfirmasi, Sabtu (30/8/2025) dini hari.

    Adapun Dahyal menjelaskan, korban kebakaran pertama adalah Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Syaiful, di mana dia hadir untuk rapat paripurna menggantikan posisi Camat Ujung Tanah, Amanda Syahwaldi.

    Kemudian, korban lainnya merupakan seorang anggota Satpol PP yang hingga kini belum diketahui identitasnya.

    “Satu (anggota) Satpol PP dan Kasi Kesra (Kecamatan) Ujung Tanah,” ungkap Dahyal.

    Sementara, satu korban lain ditemukan saat proses pemadapan api oleh personel dinas pemadam kebakaran, di mana mengevakuasi seorang wanita yang sudah dalam kondisi tak bernyawa.

    “Satu mayat terjebak, perempuan atas nama Sarina, staf pendamping anggota dewan Andi Tendri Uji,” ungkap Dahyal.

  • Massa Ricuh di Depan Polda DIY hingga Bakar Mobil di DPRD Makassar

    Massa Ricuh di Depan Polda DIY hingga Bakar Mobil di DPRD Makassar

    JAKARTA – Kericuhan meluas buntut protes aksi represif anggota Brimob melindas driver ojek online Affan Kurniawan. Massa membakar sejumlah kendaraan hingga bangunan di berbagai daerah.

    Terkini, situasi mencekam masih berlangsung di depan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta. Tampak api berkobar di tengah massa.

    Kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dibakar massa. Polisi menghalau massa dengan tembakan gas air mata.

    Di Makassar, Sulawesi Selatan, massa membakar pos polisi di Jl AP Pettarani.

    Sejumlah mobil di halaman parkir kantor DPRD ikut dibakar.

    Di Jakarta, massa di depan gedung DPR masih bertahan. Massa menjebol pagar samping DPR bahkan sempat mencoba memotong teralis dengan gerinda.

    Sempat merangsek masuk ke area kompleks parlemen, massa dihalau aparat dengan tembakan gas air mata.

    Sementara itu, Wakil Presiden RI Ke-10 dan 12 Jusuf Kalla alias JK mengajak semua pihak untuk menahan diri dan menjaga kondisi tetap aman dan terkendali.

    JK juga menyampaikan duka cita atas meninggalnya pengemudi ojek daring (ojek online/ojol) Affan Kurniawan dalam aksi unjuk rasa di Jakarta, Kamis (28/8) malam.

    “Dalam keadaan hari ini, tentu kita menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan,” kata JK, Jumat, 29 Agustus.

    JK juga meminta kepolisian untuk mengadili dan menindak tegas anggota yang terlibat dalam insiden tersebut ataupun pihak yang menyebabkan meninggalnya Affan Kurniawan.

    “Mudah-mudahan ini bisa disampaikan dengan baik bahwa semua yang bersalah harus diberi tindakan yang sepadan, yang keras,” ujarnya.

    JK mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri dalam menghadapi situasi saat ini. Pasalnya, apabila ini meluas, akan berakibat langsung kepada kehidupan masyarakat Indonesia.

    “Jika kota bergejolak seperti ini, maka kehidupan ekonomi akan berhenti. Ini bisa berakibat panjang,” kata JK.

  • Memotret Unjuk Rasa di Seluruh Indonesia: Jejak Aksi dan Situasi yang Terekam – Page 3

    Memotret Unjuk Rasa di Seluruh Indonesia: Jejak Aksi dan Situasi yang Terekam – Page 3

    Di Makassar, demo juga berujung ricuh. Pos pol di bawah jembatan layang Makassar. Api juga terlihat berkobar di Gedung DPRD Makassar dibakar. Peristiwa ini membuat korban berjatuhan.

    Korban akibat kerusuhan hingga pembakaran Kantor DPRD Kota Makassar yang terjadi pada Jumat (29/8/2025) malam bertambah. Kepala Bappeda Kota Makassar, Dahyal mengatakan, jumlah korban meninggal dunia menjadi tiga orang.

    “Ada tiga orang,” kata dia saat dikonfirmasi, Sabtu (30/8/2025) dini hari.

    Dahyal menjelaskan, korban kebakaran pertama adalah Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Syaiful, di mana dia hadir untuk rapat paripurna menggantikan posisi Camat Ujung Tanah, Amanda Syahwaldi. Korban lainnya merupakan seorang anggota Satpol PP yang hingga kini belum diketahui identitasnya. Dan, satu korban lain ditemukan saat proses pemadapan api oleh personel dinas pemadam kebakaran, di mana mengevakuasi seorang wanita yang sudah dalam kondisi tak bernyawa.

    “Satu mayat terjebak, perempuan atas nama Sarina, staf pendamping anggota dewan Andi Tendri Uji. Satu (anggota) Satpol PP dan Kasi Kesra (Kecamatan) Ujung Tanah,” ungkap Dahyal.

    Api berhasil dipadamkan petugas. Tetapi sesaat setelahnya, sejumlah orang malah menjarah di gedung wakil rakyat itu.

    Barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari puing-puing bangunan diangkut, mulai dari mesin hingga peralatan elektronik yang tersisa. Tak hanya itu, beberapa kendaraan yang terbakar di sekitar lokasi ikut menjadi sasaran. Warga mempreteli bagian-bagian mobil yang hangus, seperti ban, velg, hingga onderdil lain yang masih dianggap bernilai. Mobil di komplek Kejati Sulsel juga ikut dibakar.

    Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, turun langsung menemui massa aksi di Jalan Urip Sumohardjo, Jumat (29/8/2025) malam. Dia mengimbau seluruh warga agar tetap menahan diri serta mengutamakan ketertiban dan keamanan bersama. Ia menyampaikan pentingnya menjaga stabilitas setiap wilayah masing-masing.

  • Kendaraan Awak Media Ikut Terbakar Saat Gedung DPRD Makassar Dibakar Massa

    Kendaraan Awak Media Ikut Terbakar Saat Gedung DPRD Makassar Dibakar Massa

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kota Makassar, Jalan Pettarani, berujung ricuh pada Jumat (29/8/2025) malam. Massa yang marah menanggapi situasi sosial politik terkini membakar fasilitas gedung serta sejumlah kendaraan yang terparkir, termasuk milik awak media.

    Kendaraan awak media yang tengah meliput agenda di DPRD Makassar ikut terbakar setelah massa memblokade pintu masuk, sehingga tidak ada kendaraan yang bisa keluar. Selain itu, kendaraan dinas DPRD serta mobil milik staf juga menjadi sasaran amukan massa.

    “Kita sudah capek. Wattunami marah,” kata seorang demonstran di lokasi yang enggan disebut namanya.

    Sejumlah demonstran lainnya berteriak “revolusi” dan melontarkan makian kepada aparat maupun pemerintah. Aksi yang berlangsung sejak sore itu mulanya membakar pos jaga serta kendaraan roda dua. Api semakin membesar ketika massa merangsek masuk ke area parkir DPRD dan membakar mobil maupun motor yang ada di lokasi.

    Hingga berita ini diturunkan, bagian depan dan sisi kiri gedung DPRD Makassar telah hangus terbakar, sementara mobil pemadam kebakaran sudah tiba di lokasi pembakaran. Massa yang terdiri dari warga dan mahasiswa masih bertahan melanjutkan aksi di sekitar lokasi kejadian. (zak/fajar)

    Pesan redaksi: Demonstrasi merupakan hak warga negara dalam berdemokrasi untuk menyuarakan pendapat. Untuk kepentingan bersama, penyampaian aspirasi dalam aksi demonstrasi dilakukan secara damai tanpa aksi penjarahan dan perusakan fasilitas publik.

  • Kendaraan Awak Media Ikut Terbakar Saat Gedung DPRD Makassar Dibakar Massa

    Di Tengah Aksi Ricuh hingga Pembakaran DPRD Makassar, Brimob dan Samapta Tak Kelihatan

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Makassar, Kamis (29/8/2025) malam, berujung ricuh setelah massa membakar pos polisi dan sejumlah kendaraan yang terparkir di halaman gedung tersebut.

    Kericuhan terjadi usai massa demonstran menyuarakan orasi mereka di Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini.

    Situasi semakin memanas ketika sebagian peserta aksi membakar pos polisi yang berada di sekitar lokasi. Bukan hanya itu, demonstran juga melempari gedung DPRD Makassar dengan batu dan botol.

    Sejumlah kendaraan, termasuk mobil dinas dan sepeda motor yang terparkir di halaman gedung DPRD, turut menjadi sasaran amukan massa.

    Api terlihat membesar dan menghanguskan sebagian fasilitas sebelum Damkarmat Kota Makassar tiba di lokasi sekitar pukul 23.32 Wita.

    Yang menjadi sorotan, keberadaan aparat kepolisian dari Satuan Brimob Polda Sulsel maupun Satuan Samapta tidak tampak di lokasi saat insiden pembakaran berlangsung.

    Biasanya, dalam setiap aksi unjuk rasa, mereka selalu berada di sekitar lokasi aksi dengan kendaraan pengendali massa (Dalmas), water Cannon, hingga Pengurai Massa (Raisa).

    Kondisi ini menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat terkait pengamanan aksi yang seharusnya dilakukan.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait absennya personel Brimob dan Samapta dalam pengamanan aksi yang berujung kericuhan tersebut.

    Sementara itu, situasi di sekitar Gedung DPRD Makassar belum kondusif karena massa belum membubarkan diri.

  • Kondisi Terkini Demo Makassar: Mobil Damkar Sudah Tiba di DPRD Makassar

    Kondisi Terkini Demo Makassar: Mobil Damkar Sudah Tiba di DPRD Makassar

    MAKASSAR – Gedung DPRD Kota Makassar di Jalan Pettarani terbakar setelah dirusak massa aksi pada Jumat (29/8/2025) malam. Api yang membesar membuat mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan kobaran api.

    Kericuhan bermula sejak sore ketika massa aksi yang menggelar demonstrasi membakar pos jaga DPRD Makassar serta sejumlah kendaraan roda dua. Aksi kemudian meluas hingga ke halaman kantor dewan.

    Massa yang marah merangsek masuk dan membakar mobil serta kendaraan roda dua di area parkiran. Api kian membesar hingga melalap bagian depan dan sisi kiri gedung DPRD Makassar.

    “Kita sudah capek. Wattunami marah,” kata seorang demonstran yang enggan disebut namanya di lokasi kejadian.

    Demonstran lain terdengar meneriakkan “revolusi” sembari memaki aparat kepolisian dan pemerintah.

    Sementara itu, mobil pemadam kebakaran akhirnya tiba di lokasi. Petugas pemadam kebakaran berupaya menjinakkan api di tengah kepadatan massa yang masih bertahan di sekitar area DPRD.

    Massa yang terdiri dari mahasiswa dan warga terus melanjutkan aksinya meski sebagian gedung DPRD sudah hangus terbakar. (arya/fajar)

    Pesan redaksi: Demonstrasi merupakan hak warga negara dalam berdemokrasi untuk menyuarakan pendapat. Untuk kepentingan bersama, penyampaian aspirasi dalam aksi demonstrasi dilakukan secara damai tanpa aksi penjarahan dan perusakan fasilitas publik.

  • 5
                    
                        Dikawal Prajurit TNI, Dedi Mulyadi Temui Pengunjuk Rasa di Gedung DPRD Jabar
                        Bandung

    5 Dikawal Prajurit TNI, Dedi Mulyadi Temui Pengunjuk Rasa di Gedung DPRD Jabar Bandung

    Dikawal Prajurit TNI, Dedi Mulyadi Temui Pengunjuk Rasa di Gedung DPRD Jabar
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menemui pengunjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (29/8/2025) malam.
    Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, Dedi datang menemui massa dengan dikawal sejumlah aparat keamanan sekitar pukul 19.50 WIB.
    Mantan Bupati Purwakarta itu sempat mencoba berdialog dengan sejumlah pendemo di depan area Gedung DPRD Jawa Barat.
    Saat itu kondisi di sekitar lokasi gelap. Namun, ada sorot lampu yang menerangi dari sejumlah pengunjuk rasa ketika orang nomor satu di Jawa Barat itu datang.
    Saat dialog tersebut berlangsung, suasan berubah tegang. Terlebih beberapa kali gas air mata ditembakkan ke tengah-tengah massa.
    Kehadiran Dedi juga diunggah di akun Instagramnya @dedimulyadi71.
    Tampak Dedi yang memakai pakaian serba putih dengan wajah dioles bahan berwarna putih, dikawal oleh sejumlah prajurit TNI.
    Dedi berjalan di tengah kerumunan dan teriakan pengunjuk rasa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Cuma Jakarta, Aksi Demo Rusuh Meluas ke Solo, Semarang hingga Medan

    Tak Cuma Jakarta, Aksi Demo Rusuh Meluas ke Solo, Semarang hingga Medan

    Bisnis.com, JAKARTA – Aksi demo protes terhadap kebijakan DPR RI yang terjadi di Jakarta ternyata meluas ke Semarang dan Solo, Jawa Tengah hingga Medan, Sumatra Utara.

    Pada Jumat (29/8/2025), aksi demo Jakarta tersebar di sejumlah wilayah di antaranya Gedung DPR, Polda Metro Jaya, Mako Brimob, hingga kawasan Semanggi.

    Massa demo tidak menyurutkan aksinya meski Jakarta sempat diguyur hujan lebat pada sore hingga malam hari. Polisi yang dibantu TNI tak berhenti menghalau gerombolan massa baik menggunakan cara persuasif hingga represif seperti menembakkan water canon hingga gas air mata.

    Dalam perkembangan lain, melansir Solopos, aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak pukul 13.00 WIB berlanjut hingga malam hari namun lokasinya bergeser ke kawasan Jl Jenderal Sudirman tepatnya Bundaran Gladak sampai depan Balai Kota Solo, Jumat (29/8/2025).

    Polisi dengan kendaraannya meminta massa membubarkan diri di Jl Jenderal Sudirman, Solo, pukul 18.45 WIB. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

    Namun, massa melakukan perlawanan dengan menyerang polisi dengan material di sekitar. Bahkan ada yang menyalakan kembang api yang diarahkan ke sekumpulan polisi.

    Massa banyak yang mengenakan pakaian hitam. Mereka terus berdatangan meskipun polisi membubarkan mereka. Hanya beberapa orang yang mengenakan jaket ojol, jumlahnya hitungan jari.

    Massa juga sempat membakar water barrier di Bundaran Gladag. Mereka juga menggulingkan pot serta tanaman di median Jl Jenderal Sudirman. Polisi terus menekan massa hingga mereka ada yang mengarah ke Alun-alun Utara Keraton Solo dan sisanya ke Balai Kota Solo.

    Sebelumnya, aksi massa driver ojol di depan Mako Brimob Batalyon C Pelopor, Manahan, Solo, berujung ricuh. Massa melakukan aksi lempar batu, botol air, hingga bambu dan kaca ke arah Mako Brimob. Massa bahkan sampai merusak pagar dan pintu gerbang Mako Brimob.

    Aksi Demo di Semarang

    Selain itu, dalam perkembangan lain, aksi demo juga terjadi di Kota Semarang. Berdasarkan video viral yang beredar di media sosial, aksi demo dilakukan terpusat di Jl. Pahlawan. Kawasan tersebut merupakan pusat pemerintahan yang terdapat Gedung DPRD Jawa Tengah, Polda Jateng, dan sejumlah kantor dinas.

    Tampak polisi juga secara intens menembakkan gas air mata kepada pendemo yang sudah berkumpul sejak 16.00 hingga malam hari ini. Sejumlah ruas jalan telah ditutup untuk menjaga situasi tetap kondusif.

    Melansir dari Antara, polisi membubarkan paksa aksi unjuk rasa solidaritas atas peristiwa di Jakarta yang digelar gabungan komunitas pengemudi ojek daring dan mahasiswa di depan Markas Polda Jawa Tengah.

    Massa yang didorong mundur dengan menggunakan meriam air dan gas air mata itu terpecah menjadi dua ke arah Jalan Pahlawan dan Jalan Sriwijaya yang berada di sekitar Markas Polda Jawa Tengah

    Petugas terus mendorong massa ke arah Kawasan Simpanglima dan Jalan Sriwijaya agar segera membubarkan diri.

    Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Artanto mengatakan petugas melakukan tindakan tegas namun humanis terhadap peserta aksi yang anarkis tersebut.

    “Diduga massa yang menggelar aksi tersebut memang akan melakukan tindakan anarkis,” katanya.

    Hal tersebut, lanjutnya, terlihat dari kedatangan massa yang hanya sebentar melakukan orasi dan langsung melempari petugas yang berjaga. Petugas mendorong massa aksi dengan tembakan meriam air dan gas air mata agar membubarkan diri.

    Aksi Demo di Medan

    Satu unit pos polisi di Jalan Balai Kota Kesawan Medan habis dibakar massa aksi, Jumat (29/8/2025) petang.

    Pos polisi portable itu dibakar massa dari berbagai elemen di Sumut sebagai bentuk luapan amarah kepada aparat yang telah menyebabkan satu pengemudi ojek online (Ojol) tewas dilindas rantis (kendaraan taktis) Brimob dalam aksi demo di Jakarta, Kamis (28/8/2025) malam.

    Dari pantauan Bisnis di lapangan sekitar pukul 19.30 WIB, seratusan massa aksi masih berkumpul memenuhi separuh bagian Jalan Balai Kota. Mereka mengelilingi sisa rangka pos polisi yang telah habis dibakar dengan wajah sumringah.

    Salah seorang massa aksi mengatakan, pembakaran pos polisi ini merupakan bentuk ekspresi kemarahan publik kepada aparat kepolisian.

    “Masyarakat marah sama polisi karena ada ojol yang tewas tadi malam. Dibakar massa lah ini tadi sore,” katanya kepada Bisnis.

    Sebagaimana diketahui, satu pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, tewas dilindas rantis (kendaraan taktis) Brimob dalam aksi demo di Jakarta, Kamis (28/8/2025) malam. Tindakan aparat itu memicu kemarahan publik. Gelombang demo menuntut keadilan bagi Affan tak terelakkan di berbagai daerah, termasuk Sumatra Utara.

    Pembakaran pos portable milik aparat kepolisian di Jalan Balai Kota Kesawan pada Jumat sore merupakan satu bagian dari sejumlah aksi demonstrasi di beberapa titik di Medan hari ini.

    Tak jauh dari Kesawan, massa aksi yang terdiri dari mahasiswa, pengemudi ojek online, hingga pelajar bergantian menyerbu gedung DPRD Sumut.

    Aksi massa di depan Gedung DPRD Sumut ini sempat chaos beberapa saat, bermula ketika ratusan demonstran yang diduga terdiri dari para pelajar mendekati lokasi demo sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka berlari menuju ke arah depan gedung DPRD Sumut dari Jalan Imam Bonjol Medan sembari menembakkan kembang api dan petasan.

    Aksi para pelajar itu dihadang aparat beratribut lengkap di perempatan Jalan Imam Bonjol yang dibalas dengan lemparan batu ke arah polisi. Meski sempat chaos beberapa saat, massa aksi akhirnya mundur dipukul aparat.

  • Warga Jakarta diajak jaga kedamaian dan tak mudah terprovokasi

    Warga Jakarta diajak jaga kedamaian dan tak mudah terprovokasi

    penghormatan terhadap martabat manusia dalam setiap situasi

    Jakarta (ANTARA) – Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mengajak masyarakat untuk menjaga kedamaian dan tidak mudah terprovokasi, namun tetap kritis terhadap nilai keadilan serta kemanusiaan, termasuk apa yang terjadi kepada pengemudi ojek daring (online/ojol) almarhum Affan Kurniawan (21).

    “Mari kita jadikan musibah ini sebagai momentum introspeksi bersama agar kota ini menjadi ruang hidup yang aman, manusiawi dan berkeadilan bagi semua warganya,” kata Kenneth di Jakarta, Jumat, setelah berkunjung ke rumah duka.

    Kenneth menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa tragis yang menimpa almarhum Affan Kurniawan (21), yakni terlindas kendaraan taktis (rantis) milik kepolisian.

    Bang Kent sapaan akrabnya menegaskan, musibah ini tidak hanya menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi duka bagi seluruh masyarakat.

    Menurut dia, pengemudi ojol adalah “pejuang jalanan” yang setiap hari bekerja keras demi menghidupi keluarga, sekaligus melayani kebutuhan transportasi masyarakat.

    “Kehilangan satu nyawa dalam kondisi yang tragis tentu menjadi pengingat bagi kita, betapa pentingnya menjunjung tinggi keselamatan, kemanusiaan dan penghormatan terhadap martabat manusia dalam setiap situasi,” ujar Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu.

    Kent mendorong kepolisian segera melakukan investigasi secara terbuka, transparan dan adil terkait insiden tersebut,.

    Hal itu penting demi memberikan kejelasan kepada keluarga korban sekaligus mencegah tragedi serupa terulang di kemudian hari.

    Karena kata dia, aparat negara sejatinya hadir untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.

    Oleh karena itu, setiap tindakan di lapangan harus selalu mengedepankan prinsip keselamatan rakyat sebagai prioritas utama.

    Kent juga menyerahkan santunan kepada keluarga Affan Kurniawan sebagai wujud kepedulian terhadap keluarga yang ditinggalkan serta penghormatan atas jasa dan dedikasi almarhum dalam menghidupi keluarganya.

    “Saya berharap bantuan ini dapat sedikit meringankan beban keluarga dan menjadi pengingat bahwa masyarakat dan pemerintah selalu peduli kepada para pejuang keluarga seperti almarhum,” katanya menambahkan.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Massa Demo Bergejolak, Aset Rumah MPR RI Dibakar

    Massa Demo Bergejolak, Aset Rumah MPR RI Dibakar

    FAJAR.CO.ID, BANDUNG — Kericuhan akibat aksi demo yang dilakukan mahasiswa hingga driver ojek online (ojol) terjadi di berbagai daerah. Selain kericuhan terjadi di Ibu Kota Jakarta, hal sama terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat.

    Di Bandung, massa aksi yang tergabung dari mahasiswa dan driver ojol berakhir dengan kericuhan. Para pendemo bahkan melempar ke arah gedung DPRD Jabar dengan bom molotov dan petasan pada Jumat (29/8).

    Tidak sampai di situ, massa aksi yang sudah terlanjur marah ikut membakar bangunan rumah yang tepat berada di seberang kantor DPRD Jabar, tepatnya di Jalan Diponegoro, Kota Bandung.

    Belakangan, bangunan rumah yang dibakar massa tersebut diketahui merupakan aset milik MPR RI.

    Para pengunjuk rasa awalnya sekadar melemparkan batu ke arah rumah yang tampak mewah tersebut. Lempara batu itu mengakibatkan kaca rumah tersebut mulai pecah.

    Melihat rumah tersebut mulai rusak akibat lemparan batu, para pengunjuk rasa bukannya berhenti. Mereka semakin brutal dengan melemparkan bom molotov ke rumah tersebut. Akibatnya, rumah tersebut terbakar.

    Kobaran api awalnya hanya membakar bagian gorden di bagian depan rumah. Namun lama kelamaan merember ke bagian dalam hingga kobaran api semakin membesar. Sementara itu, belum ada petugas Pemadam Kebakaran yang dilaporkan bergerak ke lokasi kejadian. Sementara pergerakan massa terus bergejolak.

    Kepala Biro Administrasi dan Pimpinan (Adpim) Pemprov Jabar, Akhmad Taufiqurrahman membenarkan jika bangunan yang dibakar pengunjuk rasai itu merupakan milik MPR RI.