Kementrian Lembaga: DPD

  • Musda VI PKS Magetan: Sederhana, Bermakna, dan Sarat Komitmen Perjuangan

    Musda VI PKS Magetan: Sederhana, Bermakna, dan Sarat Komitmen Perjuangan

    Magetan (beritajatim.com) – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Magetan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke-6 dengan nuansa sederhana namun penuh arti. Bertempat di Kantor DPD PKS Magetan, Jalan Gitadini No. 1, Kelurahan Sukowinangun, Sabtu (6/9/2025), agenda lima tahunan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan politik PKS di daerah.

    Mengusung tema “Kokoh Bersama, Majukan Magetan untuk Indonesia”, Musda diselenggarakan secara daring dan luring terbatas. Kehadiran langsung hanya diperuntukkan bagi undangan khusus, sementara kader lainnya mengikuti jalannya acara melalui ruang virtual. Meski berlangsung sederhana, atmosfer kebersamaan dan semangat perjuangan begitu terasa.

    Ketua DPD PKS Magetan periode 2025–2030, Indra Kusuma Aryanto, S.IIP., M.H., menekankan pentingnya kekuatan ruhiyah dalam menggerakkan kader menghadapi dinamika bangsa.

    “Ruhiyah adalah energi spiritual yang membuat kader tetap optimis, pantang menyerah, dan selalu hadir membawa solusi bagi umat,” ujarnya. Indra menegaskan bahwa Musda bukan sekadar agenda rutin, melainkan forum untuk mempererat ikatan kader dan merumuskan langkah nyata membangun Magetan.

    Ia juga menambahkan, PKS harus hadir di tengah masyarakat tidak hanya sebagai partai politik, tetapi juga sebagai penggerak solusi dan pelayan rakyat. Komitmen inilah yang disebutnya sebagai kunci agar PKS tetap relevan dan dekat dengan kebutuhan masyarakat.

    Dukungan semangat juga datang dari jajaran pengurus provinsi. H. Nur Wahyudi, Ketua BPD 2 DPW PKS Jawa Timur, mengutip Surat At-Taubah ayat 105 sebagai pengingat bagi seluruh kader agar bekerja penuh kesungguhan.

    “Kerja politik kita adalah ladang amal. PKS harus terus menebar manfaat, memperjuangkan aspirasi rakyat, dan tidak lelah melayani,” pesannya.

    Sementara itu, Riyono Caping, Ketua Bidang Tani & Nelayan DPP PKS, mengingatkan agar dakwah politik tidak terjebak dalam rutinitas seremonial. Menurutnya, dakwah adalah perjuangan ideologis sekaligus sosial yang mesti dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

    “Substansi dakwah harus dijaga, karena kontribusi PKS bukan hanya soal kursi parlemen, melainkan hadir nyata dalam memperkuat ketahanan keluarga, ekonomi kader, dan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.

    Musda VI PKS Magetan akhirnya ditutup dengan tekad bersama untuk menghadirkan partai yang kokoh, solid, dan dekat dengan rakyat. Kesederhanaan acara justru mempertegas makna bahwa perjuangan bukan ditentukan oleh gemerlap panggung, melainkan komitmen nyata yang diwujudkan dalam pelayanan dan kebermanfaatan.

    Dengan semangat “Kokoh Bersama, Majukan Magetan untuk Indonesia”, PKS Magetan berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah daerah, sekaligus bagian dari upaya memperkuat NKRI. Lima tahun ke depan menjadi ruang pembuktian bagi kader PKS untuk menjawab tantangan zaman dengan kolaborasi, pelayanan, dan keteladanan. [fiq/ian]

  • Yasir Arafat Resmi Pimpin PKS Kabupaten Malang, Tegaskan Siap Dukung Kebijakan Presiden Prabowo

    Yasir Arafat Resmi Pimpin PKS Kabupaten Malang, Tegaskan Siap Dukung Kebijakan Presiden Prabowo

    Malang (beritajatim.com) – Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Malang periode 2025–2030 resmi selesai digelar dan diakhiri dengan pengukuhan kepengurusan baru. Acara berlangsung di Hall Puri Pahargyan Bojana Puri, Kepanjen, Sabtu (6/9/2025), disaksikan langsung Bupati Malang HM Sanusi, para petinggi partai politik, serta anggota DPRD Fraksi PKS Kabupaten Malang.

    Prosesi pengukuhan dimulai dengan pembacaan Surat Keputusan DPW PKS Jawa Timur yang menetapkan Yasir Arafat sebagai Ketua DPD PKS Kabupaten Malang periode 2025–2030. Kepemimpinan Yasir akan didampingi Irfan Ardianto sebagai Sekretaris dan Efendi Sudarmono sebagai Bendahara. Setelah itu, jajaran pengurus inti bersama-sama membaca serta menandatangani pakta integritas.

    Pergantian kepengurusan ini ditandai dengan penyerahan pataka bendera PKS dari ketua sebelumnya, Irfan Yuli, kepada Yasir Arafat. Momen tersebut sekaligus menandai estafet kepemimpinan DPD PKS Kabupaten Malang yang baru.

    Dalam sambutannya, Yasir menegaskan bahwa kepemimpinan adalah amanah yang sangat berat. “Maka ini (amanah kepemimpinan) harus dijalani dengan penuh kesungguhan, keikhlasan, dan rasa takut kepada Allah,” ujarnya.

    Yasir juga menyampaikan sikap PKS terhadap kondisi bangsa terkini. Ia menegaskan permohonan maaf bila peran partai selama ini belum optimal, namun memastikan PKS terus berbenah demi keadilan dan kesejahteraan rakyat. “PKS mendukung penuh pernyataan Presiden RI, Prabowo Subianto, terkait pencabutan tunjangan rumah dan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri DPR RI, serta komitmen negara untuk menghormati kebebasan berpendapat,” tegasnya.

    Di tingkat struktur daerah, Yasir menegaskan PKS akan selalu menjaga kondusivitas, persatuan, dan ketertiban masyarakat. Ia juga menyatakan kesiapan partai untuk berkolaborasi dengan semua pihak demi kepentingan rakyat.

    “Mari kita jadikan PKS bukan hanya sebagai partai politik, melainkan juga sebagai mitra bersama masyarakat dalam mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan kemajuan daerah,” pungkas Yasir. [yog/ian]

  • Muhammad Said Jabat Ketua PKS Jombang 2025-2030, Ini Harapan dan Targetnya

    Muhammad Said Jabat Ketua PKS Jombang 2025-2030, Ini Harapan dan Targetnya

    Jombang (britajatim.com) – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Jombang menggelar Musyawarah Daerah (Musda) VI pada Sabtu, 6 September 2025. Dalam acara yang berlangsung di kantor DPTD PKS Jombang dan dihadiri secara virtual melalui zoom meeting, H. Muhammad Said resmi ditetapkan sebagai Ketua DPD PKS Jombang periode 2025–2030.

    Pengukuhan ini sekaligus menggantikan kepemimpinan sebelumnya. Musda kali ini berlangsung sederhana namun tetap sarat makna, dengan tema “Kokoh Bersama Majukan Jombang untuk Indonesia.”

    Acara ini dihadiri oleh para anggota legislatif PKS, pengurus partai, dan kader pelopor PKS dari seluruh DPC PKS di Kabupaten Jombang. Meski sederhana, musda ini memiliki daya tarik tersendiri karena memunculkan berbagai harapan besar untuk perkembangan politik di Jombang.

    Dalam pidatonya, H. Muhammad Said menegaskan bahwa meski dengan segala keterbatasan, PKS Jombang akan terus berjuang bersama rakyat. “Dengan kondisi negeri seperti ini, kami berjuang bersama rakyat meski dengan segala keterbatasan. Seperti lari maraton, endingnya Insyaallah keberkahan untuk masyarakat,” ujar Said.

    Selain itu, Said juga menambahkan bahwa menjadi ketua PKS bukanlah sebuah tugas yang ringan. “Amanah ini tidak lagi masa pacaran. Sudah seperti rumah tangga, harus langsung siap menjalankan tanggung jawab,” kata Said, yang mengibaratkan tugas tersebut sebagai tanggung jawab jangka panjang yang harus dijalankan dengan serius.

    Dalam kesempatan tersebut, Said juga menegaskan target besar PKS Jombang pada Pemilu 2029. Saat ini, PKS hanya memiliki tiga kursi di DPRD, namun dengan kerja kolektif dari seluruh kader dan pengurus, Said yakin bahwa mereka dapat meraih enam kursi pada Pemilu mendatang.

    Bupati Jombang, Warsubi, turut memberikan ucapan selamat atas terpilihnya H. Muhammad Said sebagai ketua. Dalam rekaman video yang disampaikan, Warsubi berharap PKS Jombang semakin kuat dan konsisten bersama rakyat. “Semoga PKS semakin kuat dan konsisten bersama rakyat,” ujarnya.

    Sebagai salah satu partai politik yang cukup berpengaruh di Kabupaten Jombang, PKS diharapkan semakin mendekatkan diri dengan masyarakat. Dalam proses pergantian pengurus ini, berbagai posisi strategis turut mengalami perubahan. [suf]

    Berikut susunan pengurus baru hasil Musda VI PKS Jombang:

    Majelis Pertimbangan Daerah (MPD):

    Ketua: Didik Darmadi

    Sekretaris: Safari Riyanto

    Dewan Pengurus Daerah (DPD):

    Ketua: H. Muhammad Said

    Sekretaris: Abdullah

    Bendahara: Susilo

    Ketua Bidang Kaderisasi: Hilmi Haris

    Dewan Etik Daerah:

    Ketua: Hanan Mahbub

    Sekretaris: M. Arifin

  • Pelantikan PC Fatayat NU, Mbak Wali : Bersama Kita Bangun Kota Kediri yang MAPAN

    Pelantikan PC Fatayat NU, Mbak Wali : Bersama Kita Bangun Kota Kediri yang MAPAN

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati mengajak jajaran PC Fatayat NU Kota Kediri untuk berkolaborasi mewujudkan Kota Kediri yang lebih MAPAN. Hal itu disampaikan saat menghadiri Pelantikan PC Fatayat NU Kota Kediri Masa Khidmat 2025-2030. Pelantikan berlangsung di Aula Masjid Agung, Sabtu (6/9/2025). Pelantikan ini mengambil tema Optimalisasi Peran Fatayat NU Menuju Perempuan Mapan dan Berdaya.

    “Selamat dan sukses atas dilantiknya jajaran PC Fatayat NU Kota Kediri. Semoga amanah yang diberikan dapat dijalankan dengan penuh tanggung jawab, keikhlasan, dan semangat baru. Mari sama-sama memberikan kontribusi positif baik untuk umat, bangsa dan negara,” ujarnya.

    Mbak Wali menyampaikan Fatayat NU merupakan organisasi perempuan yang memiliki peranan sangat penting dalam bidang pembangunan. Baik di bidang keagamaan, sosial, pemberdayaan perempuan serta pendidikan.

    Tentu semua tahu Fatayat NU ini memiliki kiprah yang luar biasa. Yakni, selalu menanamkan nilai-nilai kebangsaan, serta nilai kesatuan dan persatuan. Inilah nilai-nilai yang sangat penting, perlu diaplikasikan di kehidupan berbangsa dan bernegara.

    “Saya yakin Fatayat NU akan semakin maju, semakin kuat, semakin solid dan sama-sama bisa mewujudkan masyarakat yang berdaya, berakhlak, dan sejahtera. Sehingga ke depan Kota Kediri bisa menjadi kota yang lebih MAPAN. Sesuai tema pelantikan pagi hari ini,” ungkapnya.

    Dalam kesempatan ini, Wali kota termuda ini juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran PC Fatayat NU atas kontribusinya dalam membangun Kota Kediri. Diharapkan semua program-program baik dapat terus dilanjutkan. Sementara program yang masih kurang dan perlu dilakukan evaluasi dapat diperbaiki.
    “Dengan kepemimpinan baru saya yakin progran-program yang ada di Fatayat ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Saya juga titip pesan agar kolaborasi dan komunikasi dengan Pemkot Kediri terus berjalan. Semangat untuk terus berkontribusi bagi kota kita tercinta,” pungkasnya.

    Pada pelantikan ini, jabatan ketua diemban oleh Dewi Nafi’ah. Wakil Ketua I Himatul Aliyah, Wakil Ketua II Khotim Maslikah, Wakil Ketua III Tri Latifatul Sakdiyah, dan Wakil Ketua IV Laila Na’imatul Muthoharoh. Sekretaris dijabat oleh Alfi Zahiroh dan Bendahara dijabat Amalia Mustikawati.

    Turut hadir, Wakil Wali Kota Qowimuddin, Anggota DPRD Jawa Timur Khusnul Arif, Kepala Kantor Kemenag A. Zamroni, Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah, Ketua Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Timur Siti Maulidah, Ketua PCNU Abu Bakar Abdul Jalil, Ketua TP PKK Faiqoh Azizah Muhammad Qowimuddin.

    Kepala DP3AP2KB Arief Cholisudin, Kepala Bagian Kesra Ahmad Jainudin, Ketua GP Ansor H.M. Baihaqi, Ketua DPD KNPI Munjidul Ibad, dewan kehormatan dan pembina PC Fatayat NU Kota Kediri, Ketua PC Fatayat NU se-Mataraman, Ketua Banom dan Lembaga NU, serta tamu undangan lainnya. [kun]

  • Menjaga Kelas Menengah dalam Perlindungan Negara

    Menjaga Kelas Menengah dalam Perlindungan Negara

    Jakarta

    Kelas menengah Indonesia tengah berada dalam posisi rentan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah mereka menyusut dari 57,33 juta orang atau 21,45% dari total penduduk pada 2019, menurun menjadi 47,85 juta orang atau 17,13% pada 2024. Penurunan sekitar 9,5 juta orang ini menandakan tekanan ekonomi yang nyata: kenaikan biaya hidup dan fluktuasi daya beli membuat kelompok ini sulit mempertahankan posisi ekonominya. Padahal, mereka menopang hampir 40% dari total konsumsi nasional. Hilangnya daya beli mereka senilai triliunan rupiah setiap tahun memperlambat roda konsumsi dan berpotensi mengguncang stabilitas ekonomi.

    Secara historis, kelas menengah bawah telah memperoleh manfaat dari berbagai bentuk subsidi, meskipun secara formal tidak dikategorikan sebagai bantuan sosial. Subsidi ini mencakup energi, seperti BBM, listrik, dan LPG 3 kilogram, serta sektor pendidikan dan kesehatan.

    Namun, mekanisme penyalurannya bersifat tidak langsung dan menunjukkan tingkat efisiensi yang rendah, sehingga sebagian besar manfaat sering kali “bocor” ke kelompok berpenghasilan lebih tinggi. Akibatnya, kelompok yang paling rentan, termasuk sebagian kelas menengah bawah, sering kali tidak memperoleh perlindungan yang memadai, sehingga efektivitas intervensi kebijakan dalam mencapai target distribusi kesejahteraan menjadi terbatas.

    Karena itu, langkah Presiden Prabowo Subianto patut di cermati secara seksama. Ia tidak sekadar mempertahankan subsidi yang penting bagi kesejahteraan rakyat, tetapi juga mulai mengarahkan belanja negara agar manfaatnya lebih langsung dan terukur.

    Dalam RAPBN 2026, alokasi untuk belanja sosial dan pemberdayaan ekonomi mencapai lebih dari Rp1.300 triliun, dengan mekanisme yang diperketat agar tidak berhenti di tingkat pemerintah daerah.

    Selama ini, penyaluran melalui pemerintah daerah sering menghadapi birokrasi panjang dan kompleks, sehingga efektivitas anggaran kerap tergerus. Keterbatasan kapasitas pemerintah daerah dalam menerjemahkan prioritas program nasional juga mengurangi dampak langsung bagi masyarakat.

    Menyadari hal ini, Presiden Prabowo mengarahkan lebih banyak program melalui Kementerian/Lembaga, sekaligus mendorong pemerintah daerah untuk berkolaborasi secara intens dengan K/L terkait agar program tepat sasaran di masing-masing wilayah.
    Unsur ketepatan sasaran menjadi sorotan utama Presiden.

    Dalam pidato nota keuangan RAPBN 2026 di hadapan Sidang Tahunan MPR RI dan Rapat Paripurna DPR-DPD RI, Presiden menegaskan kembali komitmennya untuk menurunkan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem secepat mungkin, dengan prinsip yang berulang-ulang ia tekankan: “Tepat Sasaran!”. Sebagai langkah strategis, ia meluncurkan Data Terpadu Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), sebuah institusi data khusus yang dirancang untuk memastikan seluruh bantuan pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan dapat sampai kepada kelompok miskin dan rentan secara cepat, efisien, dan dengan akurasi tinggi.

    Dengan mekanisme ini, upaya pengentasan kemiskinan tidak hanya lebih efektif, tetapi juga mampu menjawab masalah klasik distribusi yang selama ini menjadi hambatan utama keberhasilan program sosial.

    Dengan pola baru ini, rakyat di daerah akan lebih cepat merasakan manfaatnya. Apalagi, pemerintah juga memperkuat DTSEN (Data Terpadu Sistem Ekonomi Nasional) untuk memastikan bahwa sasaran penerima di seluruh pelosok, termasuk kelas menengah di daerah, lebih tepat dan akurat.

    Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kelas menengah secara eksplisit masuk dalam skema bantuan sosial. Diskon tarif listrik yang biasanya hanya berlaku untuk pelanggan PLN 450-1.300 VA, sejak awal 2025 diperluas hingga 2.200 VA. Dampaknya besar: sekitar 85% rumah tangga tercakup, termasuk keluarga kelas menengah di perkotaan maupun daerah.

    Langkah ini, menurut Anggota Dewan Ekonomi Nasional Arief Anshory Yusuf, adalah tonggak penting. Pemerintah mengakui bahwa tekanan ekonomi tidak hanya dirasakan rakyat miskin, tetapi juga kelas menengah. Konteksnya pun sejalan dengan praktik global, di mana banyak negara menempatkan middle class sebagai sasaran perlindungan agar konsumsi tetap hidup dan stabilitas ekonomi terjaga.

    Dampak dari perubahan pola distribusi anggaran ini akan terasa paling nyata di daerah. Selama ini, masyarakat desa maupun kota kecil kerap hanya menerima “sisa” manfaat dari program pemerintah pusat, sehingga tujuan pembangunan tidak tersalurkan secara merata. Dengan mekanisme baru, alokasi anggaran dari pusat diharapkan sampai ke tangan rakyat lebih bersih, lebih cepat, dan tanpa banyak tergerus birokrasi di jalan.

    Bagi kelas menengah bawah di daerah, langkah ini memiliki arti strategis. Kelompok ini sering tidak tergolong miskin sehingga jarang tersentuh bantuan sosial, tetapi pada saat yang sama daya belinya juga mudah terguncang akibat kenaikan harga pangan, biaya pendidikan, atau cicilan rumah. Dengan subsidi dan bantuan langsung yang lebih tepat sasaran, konsumsi di pasar lokal tetap hidup, UMKM dapat bertahan, dan stabilitas ekonomi daerah terjaga. Ini menegaskan bahwa kebijakan fiskal bukan sekadar angka di RAPBN, tetapi instrumen nyata untuk menjaga keseimbangan sosial-ekonomi.

    Meski demikian, beberapa catatan penting patut diperhatikan. Pertama, subsidi tetap krusial, namun harus diarahkan secara tepat agar tidak “bocor” ke kelompok yang tidak membutuhkan. Reformasi pola subsidi bukan sekadar pilihan, melainkan langkah mutlak untuk meningkatkan efektivitas intervensi pemerintah.

    Kedua, bantuan sosial hanyalah bantalan jangka pendek; untuk keberlanjutan, kelas menengah bawah memerlukan pekerjaan yang stabil, akses rumah yang terjangkau, serta biaya pendidikan dan layanan kesehatan yang terkendali. Ketiga, distribusi anggaran harus transparan dan akuntabel; pemindahan jalur ke Kementerian/Lembaga tidak boleh menciptakan birokrasi baru yang sama tidak efisiennya, karena tujuan utama tetap memastikan setiap rupiah belanja sosial sampai kepada mereka yang membutuhkan.

    Kebijakan ini menunjukkan kesadaran pemerintah bahwa pembangunan ekonomi bukan sekadar pertumbuhan angka, tetapi soal kemampuan masyarakat untuk merasa aman dan sejahtera.

    Kelas menengah bawah bukan hanya pembayar pajak, tetapi juga motor konsumsi yang menopang pasar lokal dan menjaga stabilitas ekonomi. Menjaga daya beli mereka berarti menjaga fondasi sosial dan ekonomi bangsa, sekaligus membangun kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan negara untuk menghadirkan pemerintahan yang adil dan berkelanjutan.

    Inilah esensi pembangunan ekonomi sejati: menempatkan manusia sebagai pusat, bukan sekadar angka statistik. Keberhasilan ekonomi tidak hanya diukur dari pertumbuhan semata, tetapi dari sejauh mana rakyat, khususnya kelas menengah bawah, merasakan aman, sejahtera, dan memiliki masa depan yang jelas.

    Piter Abdullah, Policy and Program Director Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti)

    (yld/yld)

  • Airlangga Klaim Deregulasi Industri di Jawa Bisa Serap 100.000 Tenaga Kerja

    Airlangga Klaim Deregulasi Industri di Jawa Bisa Serap 100.000 Tenaga Kerja

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim deregulasi kebijakan untuk industri bisa menambah penciptaan lapangan kerja di tengah upaya pemerintah mencegah PHK massal. 

    Hal itu disampaikan Airlangga saat merespons pertanyaan wartawan terkait dengan tuntutan masyarakat atas kondisi perekonomian belakangan ini, Kamis (4/9/2025). 

    Airlangga mengatakan bahwa pemerintah berupaya untuk mencegah PHK massal, yang notabene menjadi salah satu tuntutan dan keresahan masyarakat belakangan ini.

    Sejalan dengan itu, pemerintah pun mendorong upaya deregulasi kebijakan di tingkat industri yang diperkirakan bisa meningkatkan penciptaan lapangan kerja. 

    “Itu sudah menjadi bagian daripada tugas pemerintah, tadi kami sampaikan kalau deregulasi dilanjutkan di beberapa industri di Jawa, itu akan bisa meningkatkan 100.000 lebih tenaga kerja. Ini sedang kita siapkan,” paparnya usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip Jumat (5/9/2025). 

    Secara umum, Airlangga mengatakan bahwa perekonomian secara makro menunjukkan indikator yang baik. 

    Sementara itu, secara mikro perekonomian sempat terdampak sedikit akibat eskalasi unjuk rasa. Hal itu terlihat dari pasar saham yang melemah pada awal pekan ini, namun kini telah mengalami rebound. 

    Nilai tukar rupiah, lanjutnya, juga masih menguat di level Rp16.400 setelah sebelumnya sempat melemah di hadapan dolar AS. 

    “Senin [IHSG] turun sekitar 1,2%, tapi Selasa, Rabu relatif normal ya kemudian juga rupiah juga terjaga. Jadi hal itu menunjukan resiliensi ekonomi secara nasional,” terang Menko Perekonomian sejak 2019 itu. 

    Sebelum itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga mengatakan bahwa bank sentral akan fokus mendorong pertumbuhan ekonomi, inflasi, hingga nilai tukar rupiah di tengah sentimen negatif akibat demonstrasi besar-besaran dan kericuhan oleh kelompok tak dikenal beberapa hari belakangan. 

    Perry mencatat bahwa nilai tukar rupiah sempat menembus Rp16.560 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemarin, Senin (1/9/2025). Dia mengatakan hari ini sudah berhasil distabilkan ke Rp16.400 per dolar AS. 

    “Rupiah yang kemarin pagi pernah mencapai Rp16.560, alhamdulillah hari ini kami bisa stabilkan ke Rp16.400, kami akan berusaha untuk lebih rendah lagi kembali ke Rp16.300 dan lebih kuat lagi,” ujarnya saat menghadiri rapat dengan DPD RI secara virtual, Selasa (2/9/2025). 

  • Ojol Tercekik Diskon Aplikator, Senator Lia Singgung Omnibus Law dan Minta Komdigi Tegas

    Ojol Tercekik Diskon Aplikator, Senator Lia Singgung Omnibus Law dan Minta Komdigi Tegas

    Surabaya (beritajatim.com) – Persoalan potongan tarif aplikator masih menjadi atensi publik. Bahkan, hal ini dianggap belum menemukan titik temu aturan yang adil sekalipun Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) secara gamblang telah menyoroti aturan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang dinilai membuat aplikator seperti Gojek, Grab, Maxim hingga inDrive bisa mengenakan potongan kepada mitra pengemudi ojol dan kurir hingga 70 persen dari pengantaran makanan dan barang.

    “Kami mendapatkan potongan platform hingga 70 persen, di saat pengemudi ojol hanya mendapatkan Rp 5.200 untuk pengantaran makanan, padahal konsumen membayar Rp 18 ribu kepada platform,” kata Ketua SPAI Lily Pujiati dalam keterangan persnya.

    Di satu sisi, pengemudi ojol, taksi online, dan kurir harus menanggung berbagai biaya operasional sehari-hari seperti bensin, parkir, pulsa, paket data, servis kendaraan, penggantian spare parts, cicilan handphone maupun kendaraan dan biaya lainnya.

    Tak ayal, gelombang keluhan dari pengemudi ojek online (ojol) terus mengemuka di berbagai wilayah.

    Hal ini menjadi sorotan senator Jawa Timur yang selama ini kerap vokal menyuarakan isu-isu sosial. Adalah Lia Istifhama, yang kedapatan menerima audiensi Komunitas Frontal (Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal) Jawa Timur di Kantor DPD RI.

    Dalam kesempatan itu, Anggota DPD RI tersebut mendengarkan langsung curahan hati para driver tentang praktik aplikator yang dinilai semena-mena dan menekan penghasilan mereka.

    Para driver mengaku kian tercekik akibat kebijakan diskon besar-besaran dari aplikator. Program promo tersebut membuat tarif anjlok, bahkan menyalahi aturan batas bawah yang telah ditetapkan pemerintah.

    “Norma standar prosedur belum jelas, sanksi dan sistem suspend juga sering memberatkan mitra driver. Banyak keberatan yang disuarakan, tapi aplikator seolah jalan sendiri tanpa kontrol,” ungkap Richo Suroso, Ketua Komunitas Frontal Jatim.

    Keluhan serupa datang dari driver roda empat dan driver barang. Untuk roda empat, tarif seharusnya Rp3.800 per kilometer, namun aplikator tidak mematuhi aturan. Bahkan, pada sektor pengiriman barang, tarif bisa di bawah Rp50 ribu meski sudah memperhitungkan BBM, tenaga, dan waktu kerja.

    “Kami sudah tiga bulan menuntut penyesuaian tarif, tapi aplikator tetap cuek. Ini membuat driver tercekik dan seolah dipermainkan,” tambah Riko.

    Para pengemudi sebenarnya sudah memiliki payung hukum di tingkat daerah. Pada 10 Juli 2023, Gubernur Jawa Timur saat itu, Khofifah Indar Parawansa, menandatangani dua Keputusan Gubernur (Kepgub). Pertama, Kepgub Nomor 188/291/KPTS/013/2023 tentang pelaksanaan pengawasan biaya jasa penggunaan sepeda motor untuk kepentingan masyarakat melalui aplikasi. Kedua, aturan teknis lanjutan yang mengatur pengawasan tarif agar aplikator tidak seenaknya memberikan promo.

    Kebijakan serupa juga muncul di provinsi lain, seperti Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, yang secara tegas meminta penghentian program promosi aplikator karena dianggap merugikan mitra pengemudi.

    “Kami mengapresiasi langkah Gubernur Jawa Timur dan provinsi lain yang melindungi driver. Tapi masalahnya provinsi atau daerah tidak punya kewenangan untuk memblokir aplikator nakal seenaknya. Pemerintah Pusat, yaitu Komdigi, tidak memiliki sanksi tegas pemblokiran,” tegas Riko.

    Menanggapi keluhan itu, Ning Lia mendesak Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk turun tangan. Menurutnya, Dishub maupun pemerintah daerah punya keterbatasan kewenangan, sehingga peran Komdigi sangat penting dalam memberi tekanan pada aplikator nakal.

    Perempuan yang sebelumnya dikenal sebagai aktivis sosial tersebut, menyinggung implementasi Omnibus Law atau Undang-undang Cipta Kerja.

    “Kita harus akui, setiap kebijakan pasti memiliki dampak atau impact beragam. Omnibus law salah satunya, ada pasal-pasal yang menempatkan potensi presiden mengambil alih kewenangan yang sebelumnya milik pemda. Tepatnya, pasal 174 Omnibus Law UU Cipta Kerja yang menambahkan satu aturan soal hubungan pemerintah pusat dan daerah. Pasal ini mengatur kewenangan pemerintah daerah hanya sebagai bagian dari kewenangan presiden,” imbuhnya.

    “Selain itu, Omnibus Law memberi wewenang ekstra bagi pemerintah pusat dalam urusan perizinan. Yah, saya kira banyak hal yang memang harus dikaji bersama. Terlebih saat ini kita Revisi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemda) masuk dalam daftar RUU prioritas Program Legislasi Nasional tahun 2025. Maka semoga Revisi UU Pemda termasuk solusi keadilan skema tarif ojol pengantaran barang dan makanan,” tegasnya.

    Ning Lia juga menekankan harapan agar Komdigi segera membuat aturan sanksi aplikator nakal.

    “Saya kira, tidak ada kata lain selain Komdigi menunjukkan negara hadir, yaitu segeralah membuat aturan sanksi bagi aplikator nakal. Saya kira, Bapak Presiden Prabowo Subianto sangat aspiratif dan berhasil membangun hubungan interpersonal, maka sekarang tinggal Kementerian terkait agar persoalan tarif ojol pengantaran barang dan makanan ini, tidak berlarut-larut, melainkan para teman-teman ojol bisa segera merasakan keadilan kebijakan,” pungkasnya. [tok/aje]

  • Sri Mulyani Ungkap APBN Kasih Rp12,5 Juta/Orang di Maluku-Papua

    Sri Mulyani Ungkap APBN Kasih Rp12,5 Juta/Orang di Maluku-Papua

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan perincian alokasi Rancangan Anggaran Pendapatan Negara (RAPBN) 2026 untuk belanja pemerintah pusat melalui kementerian dan lembaga (K/L) dan transfer ke daerah (TKD) untuk mendukung pembangunan daerah.

    Dalam rapat yang dilakukan secara daring bersama Komite IV DPD RI, Sri Mulyani mengatakan penduduk Jawa akan mendapatkan Rp5,1 juta/orang dari alokasi RAPBN 2026. Output prioritasnya antara lain Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan 45,1 juta penerima, Sekolah Rakyat untuk 12,2 ribu siswa, dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk 73,5 juta orang.

    Sementara itu, bagi penduduk Maluku-Papua akan menerima Rp12,5 juta/orang. Perinciannya antara lain MBG untuk 2,4 juta penerima, SK untuk 3,9 ribu siswa, dan CKG untuk 3,6 juta orang, dikutip dari laman Instagram resmi Sri Mulyani, Jumat (5/9/2025).

    Selanjutnya, penduduk Kalimantan mendapatkan Rp8,5 juta/orang. Masing-masing untuk program prioritas MBG bagi 5,2 juta penerima, SR untuk 5,3 ribu siswa, dan CKG untuk 7,8 juta orang.

    Penduduk Sulawesi mendapatkan Rp7,3 juta/orang dengan perincian MBG 6,2 juta penerima, SR untuk 6,3 ribu siswa, dan CKG untuk 9,5 juta orang. Lalu Sumatera mendapatkan Rp5,6 juta/orang dengan output MBG (18,8 juta penerima), SR (11,7 ribu siswa), dan CKG (28,8 juta orang).

    Terakhir, Bali-Nusa Tenggara mendapat Rp6,4 juta/orang. Perinciannya antara lain MBG (5,1 juta penerima), SR (3,1 ribu siswa), dan CKG (7 juta orang).

    “APBN bekerja keras, namun dijaga tetap sehat dan kredibel untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan mendorong transformasi ekonomi. Belanja Negara yang efisien dan produktif mendukung 8 Prioritas Nasional: Ketahanan Pangan, Ketahanan Energi, Makan Bergizi Gratis, Pendidikan, Kesehatan, UMKM dan Koperasi, Pertahanan Semesta dan Investasi serta Perdagangan Global,” tulis Sri Mulyani dalam unggahannya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hoaks! Prabowo bekukan sementara MPR/DPR

    Hoaks! Prabowo bekukan sementara MPR/DPR

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di TikTok menampilkan foto Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, yang sedang mengenakan jas dan berbicara di depan mikrofon sambil mengepalkan tangan.

    Dalam unggahan tersebut dinarasikan bahwa apabila DPR tidak mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset dalam satu minggu ke depan, maka MPR/DPR akan dibekukan sementara.

    Narasi yang ditulis dalam unggahan berbunyi:

    “PIDATO PERTANGGUNG JAWABAN PRESIDEN TERHADAP RAKYAT

    jika dalam satu minggu ke depan, Uu Perampasan aset koruptor tidak segera di sahkan, maka jangan salahkan Rakyat Indonesia dan sesuai dengan amanat Rakyat, saya akan bekukan sementara MPR/DPR demi rasa tanggung jawab saya sebagai seorang mandataris Rakyat Indonesia dan bukan mandataris MPR atau DPR RI”

    Namun, benarkah Prabowo bekukan sementara MPR/DPR?

    Unggahan yang menarasikan Prabowo bekukan sementara MPR/DPR. Faktanya, pernyataan tersebut tidak berdasar. (TikTok)

    Penjelasan:

    Berdasarkan penelusuran, foto dalam unggahan tersebut identik dengan dokumentasi ANTARA yang menampilkan Prabowo saat menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Jumat (15/8/2025).

    Dalam pidato resminya, tidak ada pernyataan terkait rencana pembekuan sementara MPR maupun DPR.

    Menanggapi isu RUU Perampasan Aset, Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI, Sturman Panjaitan, menegaskan bahwa DPR akan memaksimalkan pembahasan RUU tersebut untuk merespons aspirasi masyarakat yang meminta percepatan. Ia menjelaskan, pembahasan RUU Perampasan Aset telah dimulai pada Senin (1/9/2025) dan saat ini masih berada pada tahap penyusunan.

    Selain itu, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan DPR juga mendorong percepatan pembahasan RUU Perampasan Aset.

    Klaim: Prabowo bekukan sementara MPR/DPR

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: M Arief Iskandar
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bagikan 1.500 Paket Sembako untuk Warga Surabaya, Arif Fathoni: Politik Pengabdian

    Bagikan 1.500 Paket Sembako untuk Warga Surabaya, Arif Fathoni: Politik Pengabdian

     

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya, Arif Fathoni, menggelar aksi sosial dengan membagikan 1.500 paket sembako kepada masyarakat. Paket sembako itu disalurkan melalui kader Golkar di wilayah Rungkut, Gunung Anyar, dan Sidosermo.

    Fathoni, mengatakan kegiatan ini bukan hanya aksi bagi-bagi sembako. Menurutnya, langkah sederhana tersebut adalah ikhtiar untuk meringankan beban ekonomi masyarakat di tengah situasi kebangsaan yang kian berat.

    “Ini merupakan politik pengabdian karena kami meyakini perintah Allah Tuhan Yang Maha Esa, barang siapa meringankan beban saudaranya, maka Allah akan meringankan bebannya, baik di dunia maupun di akhirat,” ujar Fathoni, Kamis (4/9/2025).

    Wakil Ketua DPRD Surabaya ini menegaskan, seorang wakil rakyat tidak hanya bertugas mengawasi, mengatur, atau menganggarkan kebijakan publik. Lebih dari itu, politik harus menjadi jembatan pengabdian yang ditandai kepekaan hati dan keberanian hadir langsung bersama masyarakat.

    Fathoni menilai, kehadiran wakil rakyat di tengah warga jauh lebih penting dibanding sekadar berbicara di ruang rapat. Dengan hadir di lapangan, seorang legislator bisa mendengar, merasakan, dan ikut mencari solusi atas persoalan sehari-hari yang dihadapi masyarakat.

    “Legislator tidak boleh hanya pandai berbicara regulasi. Legislator pun harus peka dan harus ikut merasakan kehidupan rakyatnya,” tegas mantan aktivis ini.

    Fathoni memaknai pembagian sembako ini sebagai wujud nyata dalam merawat solidaritas sosial. Menurutnya, aksi tersebut juga menjadi sarana membangun kepercayaan antara rakyat dan wakilnya di parlemen.

    Dia menyadari, bantuan yang diberikan mungkin belum cukup untuk menyelesaikan seluruh persoalan ekonomi warga. Namun dia yakin langkah kecil yang dilakukan dengan ketulusan hati akan meninggalkan jejak besar di hati masyarakat.

    “Bantuan ini mungkin tidak menyelesaikan semua kesulitan ekonomi, tetapi ia adalah simbol bahwa kita masih saling peduli, masih saling menopang, dan masih meyakini bahwa pertolongan Allah selalu bersama orang-orang yang peduli terhadap sesamanya,” ungkap mantan jurnalis dan lawyer ini.

    Ke depan, Fathoni memastikan akan terus memperjuangkan politik yang dekat dengan rakyat. Dia ingin memastikan setiap langkahnya sebagai politisi membawa manfaat nyata bagi masyarakat Surabaya.

    “Selama masih diberi amanah, saya ingin memastikan politik menjadi jalan keberkahan, dan jembatan pengabdian kepada masyarakat. Khoirunnas anfauhum linnas,” pungkas mantan Ketua DPD Golkar Surabaya ini.[asg/ted]