Kementrian Lembaga: DPD

  • Didit Prabowo Halalbilahal ke Rumah Megawati

    Didit Prabowo Halalbilahal ke Rumah Megawati

    loading…

    Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo turut menghadiri halalbihalal di rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Foto/Achmad Al Fiqri

    JAKARTA – Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo turut menghadiri halalbihalal di rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025) siang. Didit Prabowo tiba sekitar pukul 12.00 WIB.

    Dengan mengenakan kemeja muslim berwarna hijau dan berpeci hitam, ia turun dari mobil. Setibanya, Didit langsung beranjak masuk ke kediaman Megawati.

    Sebelum masuk, ia turut melayangkan salam namaste kepada awak media yang tengah menunggu di depan rumah Megawati. Tak ada sepatah kata pun dari Didit. Ia hanya masuk ke dalam rumah Megawati

    Sejauh ini, sejumlah pejabat dan kader PDIP hadir ke kediaman Megawati. Salah satunya, Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Pramono Anung serta Rano Karno.

    Selain itu, terlihat pula kader PDIP seperti Ketua DPP PDIP yang juga menjabat Wakil Ketua MPR Bambang Wuryanto, Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy.

    Kemudian Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon. Terlihat pula kuasa hukum Hasto Kristiyanto, Todung Mulya Lubis dan Maqdir Ismail. Hadir pula Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono.

    (rca)

  • Hari Pertama Lebaran 2025, Pramono Anung dan Elite PDIP Sambangi Rumah Megawati

    Hari Pertama Lebaran 2025, Pramono Anung dan Elite PDIP Sambangi Rumah Megawati

    Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan sejumlah elite partai politik PDI Perjuangan menyambangi rumah Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. 

    Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi, Pramono Anung bersama keluarga tiba di kediaman Ketua Umum PDIP tersebut pukul 10.52 WIB, pada hari pertama Lebaran, Senin (31/3/2025).

    “Minal aidzin walfaizin, mohon maaf lahir dan batin,” ujar Pramono Anung kepada awak media sebelum masuk menuju kediaman Megawati. 

    Selain Pramono, sejumlah elite politik PDIP juga terpantau hadir ke Teuku Umar. Mereka adalah Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin, Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel Watimena, dan Wakil Ketua MPR RI, Bambang Wuryanto.

    Adapun Ketua DPP PDI Perjuangan Ronny Talapessy, Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon, Tim Hukum DPP PDI Perjuangan Todung Mulya Lubis, serta Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno turut hadir. 

    Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar juga menyambangi rumah Megawati pukul 10.23 WIB. Nasaruddin tiba mengenakan kemeja putih dan celana hitam.

    Dalam perkembangan terbaru, Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Basuki Hadimuljono bersama dengan istri juga terpantau menyambangi rumah Megawati.

  • Pramono, Rano, dan Kader PDIP Halalbihalal ke Rumah Megawati di Hari Pertama Lebaran

    Pramono, Rano, dan Kader PDIP Halalbihalal ke Rumah Megawati di Hari Pertama Lebaran

    loading…

    Gubernur Jakarta Pramono Anung menyambangi rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025) siang. Foto/Achmad Al Fiqri

    JAKARTA – Gubernur Jakarta Pramono Anung menyambangi rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025) siang. Pramono, tiba di kediaman Megawati sekitar pukul 10.50 WIB.

    Ia tiba bersama sang istri, Endang Nugrahani. Dengan mengenakan baju batik berwarna cokelat, ia turun dari mobil dan menyapa awak media. Ia pun turut mengucapkan selamat Hari Raya Lebaran sambil melayangkan salam namaste.

    “Minalaidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin semuanya,” kata Pramono sesaat sebelum masuk ke dalam rumah Megawati.

    Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno tiba lebih dahulu di kediaman Megawati. Sama seperti Pramono, Rano turut mengucapkan hari raya kepada awak media.

    “Mohon maaf lahir batin,” kata pria yang akrab disapa Bang Doel sebelum masuk ke kediaman Megawati.

    Selain Doel, terlihat pula kader partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu seperti Ketua DPP PDIP yang juga menjabat Wakil Ketua MPR Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy.

    Kemudian Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon. Terlihat pula kuasa hukum Hasto Kristiyanto, Todung Mulya Lubis dan Maqdir Ismail.

    (rca)

  • Menag Nasaruddin Umar dan Eks Menag Lukman Hakim Sambangi Rumah Megawati di Hari Idul Fitri

    Menag Nasaruddin Umar dan Eks Menag Lukman Hakim Sambangi Rumah Megawati di Hari Idul Fitri

    Menag Nasaruddin Umar dan Eks Menag Lukman Hakim Sambangi Rumah Megawati di Hari Idul Fitri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Menteri Agama
    Nasaruddin Umar terlihat menyambangi kediaman Presiden ke-5 RI
    Megawati Soekarnoputri
    , pada hari
    Idul Fitri
    1446 Hijriah, Senin (31/3/2025).
    Sebelumnya, sejumlah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) juga mendatangi kediaman Megawati. 
    Berdasarkan pantauan di lokasi, Nasaruddin tiba di kediaman Megawati sekitar pukul 10.23 WIB.
    Dengan kemeja koko putih dan pecinya, Nasaruddin langsung masuk ke dalam setelah melambaikan tangan sejenak kepada awak media.
    Namun, tidak lama berselang, Nasaruddin tampak keluar lagi dari
    rumah Megawati
    .
    Berdasarkan perbincangan para penjaga di luar, ketika Nasaruddin tiba, persiapan di dalam rumah Megawati belum sepenuhnya rampung.
    Sementara itu, pukul 10.58 WIB, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin terlihat tiba di kediaman Megawati.
    Lukman terlihat memakai baju adat Jawa berwarna hitam lengkap dengan kain yang dililitkan di pinggangnya.
    Selain Nasaruddin dan Lukman Hakim, terlihat juga Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno alias Bang Doel yang sudah berada di lokasi.
    Rano tiba lebih dahulu sekitar pukul 10.41 WIB, sementara Pramono tiba sekitar pukul 10.53 WIB.
    “Minal Aidin Wal Zaifin, mohon maaf lahir batin,” kata Pramono, sambil mengatupkan kedua tangannya.
    Selain Pramono dan Rano, sejumlah kader PDI-P yang lain juga sudah terlihat hadir di lokasi.
    Beberapa di antaranya adalah Juru Bicara PDI-P, Ronny Talapessy, dan Ketua DPP PDI-P, Bambang Wuryanto.
    Kemudian, terlihat juga Todung Mulya Lubis dan Maqdir Ismail.
    Kedua pengacara ini diketahui sering menjadi kuasa hukum PDI-P dalam beberapa kesempatan.
    Lalu, terlihat juga mantan anggota DPR RI Trimedya Panjaitan dan Ketua DPD PDI-P Sumatera Utara, Rapidin Simbolon.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kader PDI-P Mulai Berdatangan ke Rumah Megawati di Hari Pertama Idul Fitri 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Kader PDI-P Mulai Berdatangan ke Rumah Megawati di Hari Pertama Idul Fitri Nasional 31 Maret 2025

    Kader PDI-P Mulai Berdatangan ke Rumah Megawati di Hari Pertama Idul Fitri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kediaman Presiden ke-5
    Megawati Soekarnoputri
    mulai didatangi kader
    Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
    (PDI-P) pada
    hari Idul Fitri
    1446 Hijriah, pada Senin (31/3/2025).
    Berdasarkan pantauan di lokasi, Ketua DPP PDI-P
    Bambang Wuryanto
    alias Bambang Pacul terlihat tiba di rumah Mega di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 09.59 WIB.
    Bambang yang memakai kemeja batik lengan panjang berwarna merah dan putih ini hanya melambaikan tangan dan mengacungkan jempol kepada awak media yang menunggu di depan rumah Mega.
    Namun, mantan anggota DPR RI ini tidak mengucapkan sepatah kata sebelum masuk ke dalam gerbang.
    Sebelum Bambang tiba di rumah Mega, sempat terlihat anggota DPR RI Komisi I, TB Hasanuddin, masuk ke rumah Mega.
    Tetapi, tidak berselang lama, Hasanuddin kembali keluar dan meninggalkan Jalan Teuku Umar.
    Lalu, sekitar pukul 10.17 WIB, Juru Bicara PDI-P Ronny Talapessy tiba di kediaman Megawati juga dengan kemeja batik hitam.
    Kemudian, pada pukul 10.21 WIB, Ketua DPD PDI-P Sumatera Utara Rapidin Simbolon juga terlihat tiba di lokasi.
    Sejak pukul 09.00 WIB, kediaman Mega sudah terlihat dijaga oleh sejumlah petugas keamanan berbatik hitam.
    Beberapa mobil terlihat lalu-lalang mengantar barang-barang masuk ke dalam.
    Sejumlah staf juga terlihat keluar masuk rumah Mega untuk menyiapkan acara di dalam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Idul Fitri, Saba, dan Solidaritas Kebangsaan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Idul Fitri, Saba, dan Solidaritas Kebangsaan Nasional 31 Maret 2025

    Idul Fitri, Saba, dan Solidaritas Kebangsaan
    Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI), Penulis Buku Politik Untuk Kemanusiaan
    LAKSANA
    musafir yang meniti gurun dengan kesabaran, kita baru saja melewati bulan penuh ujian, menahan diri dari hawa nafsu, dan membersihkan jiwa.
    Dalam suasana hari kemenangan, kita tidak sekadar merayakan pencapaian, tetapi juga menata rencana kemana akan melangkah setelah menjalani festival spiritual sepanjang bulan puasa.
    Idul Fitri
    adalah momen kembali suci. Kita telah melalui etape purifikasi. Pemurnian yang ditempuh sebulan penuh.
    Asabiyyah
    atau
    solidaritas
    sosial, adalah energi kolektif yang menjadi khazanah nilai Ramadhan.
    Kita menahan diri dari lapar dan dahaga bukan sekadar sebagai ritual fisik, tetapi untuk melatih kesabaran, mengekang ego, dan mengasah kepekaan. Kita berpuasa bukan semata untuk memetik benefit kesehatan, tetapi juga agar bisa merasakan keterbatasan orang lain.
    Kita menahan diri bukan hanya untuk mengendalikan hawa nafsu, tetapi agar memahami bahwa kita bukan pusat semesta. Dunia ini tidak selalu harus ditaklukkan dengan kekuatan, tetapi sering kali dengan kesabaran dan ketulusan.
    Sejarah menunjukkan bahwa kebangkitan dan kehancuran suatu peradaban selalu memiliki pola yang sama.
    Menyitir Ibnu Khaldun, kejayaan bangsa lahir dari
    asabiyyah
    atau solidaritas kolektif yang mengikat dan menggerakkan. Dengan semangat ini, peradaban besar lahir, membangun fondasi sosial yang kokoh, dan menorehkan namanya di panggung sejarah.
    Namun sejarah juga mencatat, kejayaan seringkali menjadi awal dari benih kejatuhan. Ibnu Khaldun memperingatkan bahwa kemakmuran, jika tidak dikelola dengan kebijaksanaan dan kesadaran kolektif, justru bisa menjadi awal kehancuran.
    Ketika suatu generasi terlena dengan kenyamanan, asabiyyah pun melemah. Rasa kebersamaan yang dahulu menjadi fondasi peradaban perlahan luntur, digantikan oleh individualisme, ketamakan, dan kemalasan.
    Tanpa disadari, peradaban mulai keropos sebelum akhirnya runtuh dari dalam.
    Ramadhan mengajarkan kita untuk kembali menguatkan solidaritas ini, agar kita tidak mengulang kesalahan sejarah.
    Kita diajak untuk menata kembali diri, memperbarui kebersamaan, dan menanamkan kembali semangat perjuangan. Sebab kejayaan sejati bukanlah sekadar soal kemakmuran, tetapi bagaimana kemakmuran itu dikelola dengan nilai-nilai yang menjaga peradaban tetap hidup.
    Lihatlah bagaimana negeri Saba’, yang digambarkan Al-Qur’an sebagai negeri yang makmur, kaya raya dan berlimpah sumber daya, akhirnya hancur karena kesombongan dan kehilangan solidaritas.
    Saba’ diberkahi dengan tanah subur, kebun-kebun anggur dengan hasil panen melimpah, dan kehidupan aman dan tenteram. Namun, penduduk negeri Saba’ kehilangan dimensi spiritual.
    Situasi kehidupan yang bergelimang kemewahan sumber daya alam membuat mereka lupa diri. Penduduk Saba’ mengabaikan nubuat. Mereka terlena. Lalu mulai berbuat melampaui batas.
    Perilaku itu diilustrasikan dalam Al-Qur’an pada Surah Saba’ ayat 15-17. Mereka dikaruniai dua kebun yang subur di kanan dan kiri, tetapi ketika mereka enggan bersyukur dan menjaga harmoni sosial, Allah menimpakan banjir besar (
    sail al-arim
    ), yang menghancurkan infrastruktur pertanian mereka dan mengubah tanah yang dahulu subur menjadi wilayah gersang.
    Kita teringat dengan apa yang disebut oleh Richard Auty sebagai kutukan sumber daya alam (
    resource curse
    ). Yaitu situasi keberlimpahan yang menjelma menjadi bencana.
    Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah mengidentifikasi ini sebagai fase kemunduran. Ketika kemewahan melahirkan sikap malas, rakus, dan kehilangan daya juang.
    Inilah yang terjadi pada Saba’. Kesejahteraan tak lagi dipandang sebagai tanggung jawab, tetapi sebagai hak yang
    taken for granted
    , penduduknya mulai berfoya-foya, korupsi merajalela, penyimpangan moral dinormalisasi, dan semangat gotong royong terkikis oleh individualisme.
    Sejarawan Arnold J. Toynbee yang telah meneliti 26 peradaban sepanjang sejarah umat manusia, dalam karyanya
    A Study of History
    juga menyoroti pola serupa.
    Menurutnya, deklinasi suatu peradaban tidak semata disebabkan ancaman eksternal, tetapi lebih sering berakar pada dekadensi internal. Etos kerja yang hilang, penyimpangan moral, dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan tantangan zaman.
    Saba’ adalah contoh nyata dari apa yang Toynbee sebut sebagai
    suicidal state
    . Yaitu situasi di mana peradaban secara perlahan menghancurkan dirinya sendiri.
    Self destruction
    , karena kehilangan daya rekat solidaritas sosial serta nilai-nilai kebersamaan.
    Maka, sejarah Saba’ bukan sekadar kisah masa lalu, melainkan peringatan bagi kita semua. Sebuah negeri yang makmur bisa saja jatuh dalam kehancuran yang perih jika rakyat dan pemimpinnya gagal menjaga keseimbangan antara kesejahteraan dan moralitas.
    Jika asabiyyah melemah, jika rasa syukur tergantikan oleh kesombongan, dan jika kemewahan melahirkan ketamakan, maka kehancuran hanyalah soal waktu.
    Lihatlah pula bagaimana kekaisaran besar seperti Romawi, Abbasiyah, dan Utsmaniyah meredup. Mereka tidak runtuh dalam semalam, tetapi melemah perlahan.
    Bukan karena serangan musuh, tapi lagi-lagi terjadi dari dalam. Dipicu oleh demoralisasi yang meruntuhkan spirit solidaritas.
    Bangsa yang dulu tangguh karena persatuan, akhirnya tercerai-berai oleh pertikaian. Mereka yang dulu memimpin dunia dengan ilmu dan kekuatan, pada akhirnya menjadi catatan kaki dalam sejarah. Tertinggal sebagai kenangan.
    Sejarah telah berulang kali membuktikan bahwa kejayaan tanpa penguatan solidaritas hanya akan menjadi ilusi.
    Hari ini, kita harus bertanya, di manakah asabiyyah kita sebagai bangsa? Apakah kita akan menjaga persatuan agar kekayaan anugerah sumber daya alam tetap lestari?
    Kita adalah bangsa yang dihadiahi anugerah melimpah. Jika Al Qur’an mengisahkan Saba’ dengan begitu indah sebagai negeri kaya raya, maka bangsa kita tidak perlu berimajinasi untuk membayangkan bagaimana wujud negeri Saba’. Karena Indonesia, lebih dari Saba’.
    Indonesia bukan hanya sekadar wilayah geografis, tetapi ekosistem raksasa yang menyimpan kekayaan alam tiada tara.
    Salah satu karunia terbesar yang dimiliki negeri ini adalah hutan tropisnya, hutan dengan biodiversitas terbesar di dunia, yang menjadi paru-paru planet biru ini. Menjadi rumah bagi kehidupan yang tak terhitung jumlahnya.
    Bayangkanlah, di jantung negeri ini, terbentang lebih dari 126 juta hektare hutan tropis yang menyimpan sekitar 15 persen seluruh spesies yang ada di dunia. Luas hutan tropis itu, setara dengan 59 persen luas daratan Indonesia.
    Setiap helai daun di hutan tropis itu, laboratorium alami yang menyimpan perbendaharaan misteri kehidupan. Setiap pohonnya adalah penjaga keseimbangan ekosistem global yang menyerap karbon dan menghasilkan oksigen. Dihirup manusia di seluruh dunia.
    Zamrud khatulistiwa ini adalah rumah yang ramah bagi lebih dari 300.000 spesies fauna dan flora. Dari orangutan yang lembut di Kalimantan, harimau Sumatera yang gagah, hingga burung cendrawasih yang anggun di Papua.
    Namun, lebih dari sekadar keanekaragaman hayati, hutan kita juga menjadi sumber kehidupan bagi jutaan penduduk yang bergantung pada hasil hutan. Mulai dari rotan, kayu, rempah-rempah, hingga obat-obatan herbal yang belum terungkap seluruh potensinya.
    Gunung-gunungnya tegak perkasa, menjulang laksana pilar raksasa yang menopang langit, menyimpan kekayaan yang tak terhitung nilainya. Emas, nikel, gas bumi, dan aneka mineral berharga terpendam di perut bumi Indonesia, menunggu untuk dikelola dengan kearifan.
    Namun, sebagaimana peradaban besar yang pernah ada, kekayaan ini juga membawa tantangan tersendiri.
    Seperti negeri Saba’ yang runtuh karena ketamakan dan hilangnya solidaritas, hutan tropis kita pun berada di bawah bayang-bayang ancaman.
    Pembalakan liar, kebakaran hutan, alih fungsi lahan, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali mengancam kelangsungan ekosistem ini. Sinyal tentang kerusakan ekosistem semakin intens berdenting. Banjir, longsor dan gejala perubahan iklim makin sering terjadi.
    Indonesia saat ini berada di puncak kemakmuran ekologis. Kita tidak boleh melewatkan momentum tersebut. Namun, jika kita tidak bijak mengelolanya, maka berkah ekologis bisa berubah menjadi kutukan.
    Ibnu Khaldun mengingatkan, peradaban yang tidak mampu menjaga keseimbangan antara kemakmuran dan keberlanjutan akan menghadapi kehancuran.
    Di sinilah peran kepemimpinan menjadi kunci. Visi besar diperlukan untuk memastikan bahwa kekayaan alam Indonesia benar-benar digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD 1945.
    Visi ini harus diwujudkan melalui strategi nyata, bukan sekadar retorika. Sejarah mengajarkan bahwa pemimpin bijak bukan hanya yang mampu mengelola kekayaan, tetapi juga yang mampu menjaga harmoni sosial dan solidaritas rakyatnya.
    Nabi Sulaiman, misalnya, tidak hanya dikenal karena kekuasaannya, tetapi juga karena kemampuannya mengintegrasikan teknologi, kesejahteraan, dan kebijaksanaan dalam satu kesatuan.
    Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, dalam semangat menjaga keberlanjutan peradaban, telah menginisiasi jihad konstitusional melalui Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Perubahan Iklim dan RUU Masyarakat Hukum Adat.
    Dua regulasi yang akan menjadi benteng bagi sumber daya alam Indonesia agar benar-benar dikelola untuk kepentingan bersama.
    Presiden menyadari bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa, bahkan melebihi negeri Saba’. Jika dikelola dengan baik dan berlandaskan prinsip keadilan, kesejahteraan rakyat bukan sekadar impian, melainkan keniscayaan.
    Dengan kekayaan alam melimpah, Indonesia seharusnya menjadi negeri yang mampu menjamin kebutuhan dasar seluruh warganya. Tidak ada lagi kelaparan, tidak ada lagi rakyat yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.
    Gagasan itu merefleksikan visi besar Presiden Prabowo, menjadikan Indonesia sebagai negeri yang
    Baldatun Thayyibatun Warobbun Ghofur
    . Sebuah negara yang makmur dan diberkahi.
    Visi itu lantang dikumandangkan saat Presiden menyampaikan pidato perdana dalam momen pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, 20 Oktober 2024.
    Visi ini tidak hanya sekadar slogan, tetapi diterjemahkan dalam kebijakan konkret yang bertujuan mengentaskan kemiskinan, mempersempit jurang ketimpangan ekonomi, dan memastikan bahwa kesejahteraan bukan hanya dinikmati oleh segelintir kelompok elite, tetapi oleh seluruh rakyat Indonesia.
    Kita harus jujur mengakui, realitas yang terjadi selama bertahun-tahun menunjukkan jika kekayaan alam Indonesia justru seringkali menjadi sumber ketimpangan.
    Sebagian kecil kelompok menikmati keuntungan luar biasa dari eksploitasi sumber daya alam, sementara sebagian besar rakyat masih berjuang memenuhi kebutuhan dasar.
    Pemerintahan Prabowo telah menabuh strategi kemakmuran yang berkeadilan, yaitu membangun Indonesia berdaulat secara ekonomi, sejahtera secara sosial, dan kokoh dalam solidaritas kebangsaan.
    Kesadaran akan pentingnya distribusi kekayaan yang lebih adil mendorong lahirnya kebijakan strategis yang menitikberatkan pada reformasi fiskal dan redistribusi sumber daya.
    Kedua langkah ini tidak hanya merupakan solusi teknokratis dalam pengelolaan ekonomi, tetapi juga merupakan manifestasi dari gagasan besar tentang keadilan sosial yang menjadi pondasi utama dalam membangun bangsa yang kuat dan mandiri.
    Reformasi kebijakan fiskal yang dijalankan oleh Presiden Prabowo bertumpu pada efisiensi anggaran sebagai pilar utama pembangunan inklusif.
    Selama ini, belanja negara kerap tersedot ke dalam birokrasi yang gemuk, program-program tumpang tindih, serta pengeluaran yang tidak selalu berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.
    Oleh karena itu, setiap rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kini diarahkan dengan strategi lebih tepat guna agar menghasilkan manfaat maksimal bagi masyarakat luas.
    Salah satu wujud konkret dari kebijakan ini adalah program makan bergizi gratis, langkah revolusioner yang bertujuan memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan akses gizi memadai.
    MBG bukan sekadar bentuk intervensi sosial jangka pendek, tetapi investasi besar bagi masa depan bangsa, karena kualitas gizi pada anak-anak terbukti berpengaruh langsung terhadap kecerdasan, produktivitas, dan daya saing mereka di masa depan.
    Efisiensi anggaran untuk menopang program ini dilakukan dengan memotong belanja yang tidak produktif, mengoptimalkan penerimaan negara melalui perbaikan sistem perpajakan, serta meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana publik.
    Dengan pendekatan ini, setiap pengeluaran diarahkan untuk bermanfaat bagi rakyat, bukan sekadar menggerakkan roda birokrasi.
    Prinsip pembangunan berbasis keadilan ditekankan, di mana negara hadir sebagai pihak yang menjamin bahwa setiap anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dengan sehat dan cerdas.
    Namun efisiensi anggaran saja tidak cukup jika struktur ekonomi masih tetap dikuasai oleh segelintir elite yang menikmati keuntungan besar dari kekayaan alam bangsa.
    Maka Presiden Prabowo mendorong kebijakan redistribusi sumber daya dengan cara yang lebih progresif.
    Salah satunya melalui pendistribusian izin usaha pertambangan kepada organisasi kemasyarakatan dan entitas sosial yang berkontribusi bagi pembangunan nasional.
    Demikian juga program terbaru Koperasi Merah Putih, diarahkan untuk menopang pilar distribusi ekonomi.
    Langkah ini merupakan koreksi terhadap ketimpangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, di mana sektor pertambangan dan ekonomi lebih banyak dikuasai oleh korporasi besar, sementara masyarakat sekitar hanya menjadi penonton di tanah mereka sendiri.
    Dengan mengalihkan izin pengelolaan sumber daya alam kepada koperasi dan organisasi berbasis komunitas, pemerintah memastikan bahwa hasil kekayaan negara benar-benar kembali kepada rakyat.
    Kebijakan redistribusi ini tidak hanya sebatas mengeser kepemilikan, tetapi juga mencerminkan tekad untuk memberdayakan masyarakat lokal agar memiliki kendali yang lebih besar terhadap sumber daya di wilayah mereka.
    Dengan demikian, sumber daya alam tidak lagi menjadi alat eksploitasi segelintir kelompok, melainkan menjadi instrumen pemerataan kesejahteraan.
    Kombinasi antara reformasi fiskal dan redistribusi sumber daya menopang arsitektur kebijakan strategis yang saling melengkapi dalam agenda pembangunan Prabowo Subianto.
    Ketika anggaran negara dikelola dengan lebih efisien dan kekayaan alam didistribusikan secara lebih merata, hasilnya adalah perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah akan meningkat.
    Pada akhirnya, kebijakan ini bukan hanya soal angka dan statistik, tetapi juga tentang membangun kembali solidaritas kebangsaan.
    Ketika rakyat merasakan bahwa negara benar-benar berpihak kepada mereka, rasa cinta terhadap bangsa ini akan semakin kuat, dan asabiyyah yang menjadi pilar utama dalam teori peradaban Ibnu Khaldun, akan semakin kokoh.
    Dengan fondasi ekonomi yang lebih adil dan sistem sosial lebih solid, Indonesia dapat melangkah menuju masa depan sebagai negeri yang benar-benar makmur dan berkeadaban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puncak HUT ke-25, BMI Terus Bergerak Gelorakan Ajaran Bung Karno

    Puncak HUT ke-25, BMI Terus Bergerak Gelorakan Ajaran Bung Karno

    loading…

    Puncak HUT ke-25 Banteng Muda Indonesia (BMI). Foto/Istimewa

    JAKARTA – Ketua Umum Banteng Muda Indonesia ( BMI ) Mochammad Herviano menegaskan pihaknya akan terus bergerak secara gotong royong untuk merekrut generasi muda. Hal itu dikatakan Herviano dalam pidato politiknya dalam puncak HUT ke-25 BMI pada Sabtu, 29 Maret 2025.

    Sebagai Organisasi sayap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Herviano mengaku pihaknya memiliki kesadaran penuh untuk mengenalkan ajaran atau ideologi Bung Karno. “Ini salah satu tugas kita. Kita diamanahkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri untuk terus bergerak menyebarluaskan ajaran-ajaran Bung Karno kepada kawula muda,” katanya.

    Pria yang akrab dengan sebutan Bung Vino itu menjelaskan, BMI memiliki nilai historis yang sangat panjang bersama PDP. Para deklarator atau pendiri BMI telah mengamanahkan bahwa BMI harus menjadi garda terdepan dalam merekrut generasi muda Indonesia untuk membesarkan PDIP

    “Hari ini adalah momen penting BMI. Selama 25 tahun BMI berdiri, para deklarator kita telah meneguhkan sikap, bahwa BMI harus menjadi sayap PDI Perjuangan untuk mendekatkan anak-anak muda dengan partai PDI Perjuangan,” ujarnya.

    Oleh karena itu, lanjut Bung Vino, dia menginstruksikan seluruh kader muda BMI di seluruh Indonesia untuk bergotong royong dan bergerak bersama dengan bersinergi dengan pengurus partai di seluruh Indonesia untuk suksesi program-program kerakyatan PDIP.

    “Mari kita bergerak bersama-sama, apa pun kondisinya kader BMI harus mampu bergerak, bergotong royong, bergandeng tangan untuk membumikan ajaran Bung Karno bersama PDI Perjuangan,” tegasnya.

    Di tempat yang sama, Ketua Bidang Kehormatan DPP BMI Muhammad Narendra Kiemas menyampaikan, selama 25 tahun BMI telah meneguhkan dirinya sebagai organisasi sayap partai yang bergerak di isu-isu kerakyatan, khususnya kepemudaan. Hal itu dibuktikan oleh BMI dengan menjalankan program JAGA REPUBLIK (JAREK) yang menjadi manifesto gerakan BMI di seluruh Indonesia.

    “Kita memiliki program JAREK, di antaranya ada Jaga Disabilitas (Jagad), Jaga UMKM, Jaga Wisata, Jaga Perempuan Indonesia (Japri), dan lain sebagainya. Nah, program-program ini yang telah dijalankan oleh kawan-kawan DPD dan DPC BMI seluruh Indonesia untuk membumikan ajaran Bung Karno dan PDI Perjuangan,” kata Narendra Kiemas.

    Dia menegaskan, bahwa sebagai organisasi sayap pemuda PDIP, BMI akan bekerja keras mengepakkan sayapnya untuk membawa PDIP terbang menjulang tinggi ke angkasa. Untuk diketahui, acara puncak HUT ke-25 BMI ini dihadiri oleh Wakil Bendahara Umum DPP PDIP Yuke Yurike, deklarator atau pendiri BMI, serta pengurus DPD dan DPC BMI seluruh Indonesia secara daring.

    Dalam kegiatan yang dihadiri puluhan penyandang disabilitas dan UMKM binaan BMI tersebut, DPP BMI juga memberikan santunan kepada ratusan anak yatim, piatu, dan duafa. Selain itu, BMI juga meluncurkan jaket terbarunya yang didesain hasil dari sayembara kader muda BMI.

    Acara tasyakuran HUT BMI ditutup dengan memberikan bantuan pembinaan kepada komunitas SeniNGrafis dan Komunitas Rumah Bintang yang selama ini mendampingi anak-anak penyintas HIV di Jakarta.

    (rca)

  • Puncak HUT 25 Tahun, BMI Berkomitmen Rekrut Generasi Muda untuk Besarkan PDIP – Page 3

    Puncak HUT 25 Tahun, BMI Berkomitmen Rekrut Generasi Muda untuk Besarkan PDIP – Page 3

    Di tempat yang sama, Ketua Bidang Kehormatan DPP BMI, Muhammad Narendra Kiemas menyampaikan, bahwa selama 25 tahun BMI telah meneguhkan dirinya sebagai organisasi sayap partai yang bergerak di isu-isu kerakyatan, khususnya kepemudaan.

    Hal itu dibuktikan oleh BMI dengan menjalankan program JAGA REPUBLIK (JAREK) yang menjadi manifesto gerakan Banteng Muda Indonesia di seluruh Indonesia.

    “Kita memiliki program JAREK, diantaranya ada Jaga Disabilitas (Jagad), Jaga UMKM, Jaga Wisata, Jaga Perempuan Indonesia (Japri), dan lain sebagainya. Program-program ini yang telah dijalankan oleh kawan-kawan DPD dan DPC BMI seluruh Indonesia untuk membumikan ajaran Bung Karno dan PDI Perjuangan,” kata Narendra.

    Dia menegaskan, bahwa sebagai organisasi sayap pemuda PDIP, BMI akan bekerja keras mengepakkan sayapnya untuk membawa partai berlambang banteng bermoncong putih itu semakin berjaya.

    Untuk diketahui, acara puncak HUT BMI ke-25 tahun ini dihadiri oleh Wakil Bendahara Umum DPP PDIP Yuke Yurike, deklarator atau pendiri BMI, serta pengurus DPD dan DPC BMI seluruh Indonesia secara daring.

    Dalam kegiatan yang dihadiri puluhan penyandang disabilitas dan UMKM binaan BMI tersebut, DPP BMI juga memberikan santunan kepada ratusan anak yatim, piatu, dan dhuafa.

    Selain itu, BMI juga meluncurkan jaket terbarunya yang di desain hasil dari sayembara kader muda BMI.

    Acara tasyakuran HUT BMI ditutup dengan memberikan bantuan pembinaan kepada komunitas seni grafis dan komunitas rumah bintang yang selama ini mendampingi anak-anak penyintas HIV di Jakarta.

  • KBNU Kota Bandung Kecam Kepemimpinan Bena Aji Satria, Ancam Mufaroqoh dari KNPI

    KBNU Kota Bandung Kecam Kepemimpinan Bena Aji Satria, Ancam Mufaroqoh dari KNPI

    JABAR EKSPRES – Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Kota Bandung menyatakan sikap tegas terhadap hasil pleno formatur DPD KNPI Kota Bandung yang diumumkan oleh Ketua Terpilih, Bena Aji Satria.

     

    KBNU menilai keputusan tersebut bersifat sepihak dan mengabaikan prinsip musyawarah serta keterwakilan organisasi yang selama ini aktif membangun gerakan kepemudaan di Kota Bandung.

     

    Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua GP Ansor Kota Bandung, Irwan, mewakili KBNU. Ia menegaskan bahwa keputusan Bena Aji Satria dalam menyusun kepengurusan KNPI tidak mempertimbangkan aspirasi dari unsur KBNU dan mencederai semangat kolektif dalam wadah kepemudaan lintas organisasi.

     

    “Kami mengecam keras tindakan sepihak Ketua Terpilih yang tidak melibatkan KBNU dalam proses penyusunan kepengurusan. Ini bukan hanya soal representasi, tapi juga soal penghormatan terhadap kontribusi nyata KBNU selama ini,” ujar Irwan, Jumat (29/3).

     

    Lebih lanjut, Irwan menyampaikan bahwa KBNU menyesalkan sikap Bena Aji yang hanya memanfaatkan KBNU untuk kepentingan politik selama proses pemilihan, namun mengabaikan keberadaannya setelah terpilih.

     

    “Ada kesan bahwa KBNU hanya dijadikan alat legitimasi saat pemilihan. Setelah itu, ditinggalkan begitu saja. Ini mencederai etika dan integritas organisasi pemuda,” tambahnya.

     

    KBNU juga menilai bahwa keputusan tersebut berpotensi memecah belah soliditas internal, dan menunjukkan kurangnya komitmen Ketua Terpilih dalam membangun KNPI sebagai rumah bersama bagi seluruh elemen kepemudaan.

     

    Oleh karena itu, KBNU Kota Bandung mendesak Ketua Terpilih untuk segera membatalkan hasil pleno dan melakukan revisi susunan kepengurusan melalui mekanisme musyawarah yang terbuka dan inklusif.

     

    Jika seruan ini tidak diindahkan, KBNU menyatakan siap mengambil langkah tegas.

     

    “Apabila tuntutan ini diabaikan, maka dengan berat hati KBNU Kota Bandung akan mempertimbangkan untuk melakukan mufaroqoh atau memisahkan diri dari seluruh proses dan struktur kelembagaan KNPI Kota Bandung,” tegas Irwan.

     

    KBNU mengajak seluruh elemen pemuda untuk tetap menjunjung nilai-nilai kebersamaan, keadaban, dan integritas dalam membangun gerakan kepemudaan yang representatif dan kolaboratif.

  • Organisasi Sayap Golkar PP AMPG Bagikan Bantuan di Deli Serdang Sumut, Said Sampaikan Pesan Bahlil – Halaman all

    Organisasi Sayap Golkar PP AMPG Bagikan Bantuan di Deli Serdang Sumut, Said Sampaikan Pesan Bahlil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,  DELI SERDANG – Ketua Umum Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (PP AMPG) Datuk H Said Aldi Al Idrus menyampaikan pesan Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia.

    Pesan itu disampaikannya ketika AMPG menggelar bakti sosial dengan memberikan 1.000 paket Sembako kepada masyarakat dan anak yatim di Kabupaten Deli Serdang Sumatera utara, Kamis (27/3/2025), beberapa hari menjelang Lebaran.

    Menurut Said, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kepedulian sosial dan menyambung silaturahmi, terutama di bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah.

    “Baksos ini merupakan harapan Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia agar momentum Ramadan 1446 H ini dapat memperkuat silaturahmi serta kepedulian terhadap sesama. Bantuan juga diberikan kepada kader-kader Golkar yang membutuhkan,”ujar Said Aldi.

    Dalam acara kemarin, terlihat hadir Waketum PP AMPG ,M Rahmadian Shah yang juga anggota DPRD Sumatera Utara, anggota DPRD Medan El Barino Shah, Ketua DPD AMPG Sumut Dedi Dermawan Milaya, tokoh masyarakat, ulama dan pengurus OKP,Ormas,Pemuda pancasila,Remaja masjid,Rempala indonesia dan Kelompok pemuda binaan AMPG,

    Said Aldi juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini dipantau dan mendapatkan apresiasi dari Ketum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia dan Ketua DPD I Partai Golkar Sumut H. Musa Rajekshah.

    “Terima kasih kita ucapkan atas dukungan dan apresiasi dari Pak Bahlil dan Pak Musa Rajekshah. Insya allah, DPD I AMPG Sumut mendoakan agar Pak Bahlil dan Pak Musa Rajekshah diberikan kesehatan dan tetap kuat dalam menjalankan amanah,” imbuh Dedi dermawan yang juga Ketua Bidang Pemuda DPD partai Golkar Sumatera utara,

    Dedi Dermawan Milaya, Ketua DPD AMPG Sumut, Yang Juga korwil Pengurus Pusat  PP AMPG mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian sosial dan semangat berbagi yang sangat penting dalam masyarakat.

    “Kita harus selalu berbagi dan peduli terhadap sesama, terutama di bulan suci Ramadan seperti ini,” kata Demi Dermawan Milaya.

    Buka puasa di Kamboja

    Awal pekan ini, Said Aldi Al Idrus juga menghadiri undangan buka puasa bersama Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, di Phnom Penh pada Senin (24/3/2025).

    Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 6.000 tokoh masyarakat Islam Kamboja serta 100 pimpinan NGO dunia.

    Dalam kesempatan itu, Said Aldi menyampaikan salam hormat dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, serta Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

    “Kami membawa salam hangat dan hormat dari Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia kepada Perdana Menteri Hun Manet serta seluruh masyarakat Kamboja yang hadir di acara ini,” ujar Said Aldi, seperti dalam keterangan yang diterima, Selasa (25/3/2025).

    Pertemuan ini menjadi momen penting bagi PP AMPG dalam memperkuat hubungan persahabatan antara Indonesia dan Kamboja, khususnya dalam membangun sinergi di kalangan pemuda dan komunitas Islam di kedua negara.

    Selain menghadiri acara buka puasa, Ketum PP AMPG juga berinteraksi dengan para pemimpin NGO dari berbagai negara, membahas isu-isu strategis terkait pemuda, kepemimpinan, dan kerja sama internasional.

    “Kami berharap hubungan antara pemuda Indonesia dan Kamboja semakin erat, baik dalam bidang sosial, keagamaan, maupun ekonomi. Semoga momentum Ramadan ini menjadi berkah bagi kita semua dalam memperkuat persatuan dan kerja sama,” tambahnya.