Kementrian Lembaga: DPD RI

  • Puji Pramono Tebus Belasan Ribu Ijazah, Fahira Idris: Sentuh Akar Persoalan Pendidikan

    Puji Pramono Tebus Belasan Ribu Ijazah, Fahira Idris: Sentuh Akar Persoalan Pendidikan

    Puji Pramono Tebus Belasan Ribu Ijazah, Fahira Idris: Sentuh Akar Persoalan Pendidikan
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta
    Fahira Idris
    mengapresiasi Gubernur DKI Jakarta
    Pramono Anung
    atas program penebusan ijazah bagi siswa kurang mampu.
    Untuk diketahui, hingga kini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan pemutihan atau penebusan terhadap belasan ribu ijazah lulusan sekolah yang tertahan, terutama bagi warga yang kurang mampu. 
    Fahira menilai, program
    tebus ijazah
    tersebut adalah kado indah menjelang Hari Pendidikan Nasional. 
    “Bukan hanya menyentuh akar persoalan pendidikan, tetapi juga menjadi jalan terang bagi masa depan ribuan anak Jakarta yang ijazahnya harus tertahan,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (1/5/2025). 
    Program tersebut dinilai menjadi bentuk nyata dari keberpihakan pemerintah terhadap keadilan pendidikan.
    “Saya sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pak Gubernur Pramono Anung atas peluncuran program tebus ijazah ini,” sebutnya.
    Ke depan, Fahira berharap, para pemangku kepentingan lainnya, mulai dari sekolah swasta, dunia usaha, serta komunitas sosial turut mendukung gerakan tersebut.
    “Mari jadikan program tebus ijazah bukan sekadar respons atas masalah masa lalu, tetapi juga sebagai komitmen kolektif untuk menjamin tidak ada lagi anak Jakarta yang lulus tanpa bisa membawa pulang ijazahnya,” ungkapnya.
    Senator Jakarta itu mengungkapkan, ijazah bukan sekadar selembar kertas, tetapi adalah simbol pencapaian, pintu masuk ke dunia kerja, dan kunci untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 
    Ketika ijazah tertahan karena tunggakan administrasi, masa depan anak-anak di Jakarta sejatinya juga ikut tertahan. 
    “Fakta bahwa belasan ribu ijazah warga Jakarta masih tertahan di sekolah adalah prioritas yang memang harus dituntaskan,” katanya.
    Fahira menambahkan, program tersebut akan berdampak baik bagi kualitas manusia Jakarta. 
    Bagi pelajar, kata dia, ijazah yang kembali ke tangan mereka bukan hanya soal dokumen legalitas, melainkan juga tentang martabat dan peluang hidup. 
    “Mereka bisa melamar pekerjaan, melanjutkan kuliah, mengikuti pelatihan, atau bahkan memulai usaha sendiri dengan lebih percaya diri,” sebutnya. 
    Sementara itu, bagi Jakarta sebagai kota, program tersebut adalah investasi sosial yang sangat besar. 
    Fahira menyebutkan, dengan memberi kesempatan kepada generasi muda untuk berkembang, Jakarta memperkuat fondasi ekonominya, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya, dan membangun masyarakat yang lebih adil serta inklusif.
    Dia juga meminta warga Jakarta, khususnya yang mengalami kendala dalam mengambil ijazahnya karena masalah ekonomi, untuk memanfaatkan program tersebut. 
    “Jangan ragu dan malu, karena pendidikan adalah hak setiap warga negara. Pemprov telah membuka pintu. Kini saatnya kita melangkah mengambil kembali masa depan kita,” ujar Fahira.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • MPR tegaskan pentingnya perlindungan pekerja migran Indonesia

    MPR tegaskan pentingnya perlindungan pekerja migran Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono menegaskan pentingnya penguatan pelayanan, pengawasan, pembinaan, pendataan, hingga pengampunan bagi warga negara Indonesia atau pekerja migran Indonesia di seluruh dunia, khususnya Malaysia.

    Ia juga menyoroti banyaknya pekerja migran Indonesia di Malaysia yang berjumlah lebih dari 2,5 juta orang. Dengan tingginya jumlah WNI di Malaysia tersebut, Edhie Baskoro bersama rombongan delegasi sama-sama menegaskan pentingnya perlindungan, pengawasan, dan pembinaan secara optimal bagi mereka.

    “Kita dengar sekitar dua juta orang WNI di Malaysia ya pak. Berarti opportunity (peluang) kita di Malaysia semakin tinggi. Jumlah pekerja migran Indonesia juga sangat banyak. Oleh karena itu, kami menekankan pentingnya kehadiran negara untuk melakukan perlindungan, pengawasan, dan pembinaan, hingga pengampunan bagi saudara-saudara kita yang sedang bekerja (legal) di negara ini. Mereka wajib dilindungi termasuk para keluarga mereka,” kata Ibas, sapaan akrab Edhie Baskoro, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Hal tersebut disampaikan Ibas ketika bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Selasa (29/4).

    Sejumlah anggota DPR, MPR, dan DPD RI juga hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Cellica Nurrachadiana, ⁠Rinto Subekti Suparmin, Achmad, Hindun Anisah, Firman Soebagyo, dan Ujang Bey.

    Ibas bersama delegasi juga menekankan pentingnya pendataan yang baik bagi pekerja migran Indonesia di seluruh dunia, termasuk Malaysia. Hal ini akan membantu dalam penyelesaian berbagai masalah yang mungkin belum terselesaikan.

    “Perlu menyelesaikan dari hulu. Harus diselesaikan secara komprehensif,” tambah anggota DPR RI Cellica Nurrachadina, yang menjadi salah satu anggota delegasi.

    Ibas melanjutkan bahwa Malaysia adalah negara yang memiliki daya tarik bagi tenaga kerja Indonesia sehingga KBRI bersama pemerintah perlu memberikan perhatian besar dan bekerja lebih keras dalam melindungi dan mengayomi WNI. Salah satu yang disoroti dalam pertemuan ini juga isu mengenai tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

    “Jangan sampai ada saudara kita, WNI, yang menjadi korban dari TPPO. Kejahatan, penculikan, penipuan, bahkan eksploitasi. Termasuk jangan sampai ada lagi, penahanan paspor pekerja migran Indonesia yang bekerja di rumah tangga oleh majikan mereka, yang melanggar peraturan,” kata Ibas.

    Pada kesempatan itu, Ibas juga menegaskan pentingnya penguatan keamanan perbatasan untuk mencegah perdagangan ilegal dan narkotika antarnegara.

    “Seperti yang disampaikan oleh rekan-rekan KBRI, tren transaksi narkoba semakin meningkat di perbatasan Indonesia-Malaysia. Jumlah kasus dan kuantitas barangnya juga meningkat. Modus penyelundupan juga semakin canggih, melalui ship to ship (kapal ke kapal), ada juga menggunakan jasa pekerja migran sebagai kurir secara tidak sadar, hanya dibayar sangat kecil dibanding hukumannya,” katanya.

    “Sehingga kami mendesak dan mendorong adanya penguatan jalur lintas di perbatasan negara-negara, di laut dan daratan NKRI kita. Berbagai pihak harus bersinergi untuk mencegah dan memerangi hal tersebut, jangan sampai berhasil masuk ke Indonesia. Patroli Bakamla (Badan Keamanan Laut), Bea Cukai, TNI, POLRI, hingga BIN,” tambah Ibas.

    Pada kesempatan itu, sebagai pimpinan MPR RI, Edhie Baskoro dan delegasi, juga menyampaikan pentingnya pembumian konstitusi untuk WNI di Malaysia agar mereka memahami hak dan kewajibannya.

    “Kami juga ingin memberikan dukungan kepada Pak Dubes dan KBRI di Malaysia ini untuk terus menjalankan tugas dan amanahnya. Buat rasa aman, nyaman, dan maju agar mereka terus menjadi bagian dalam mengharumkan Merah Putih,” tambah Ibas.

    Di akhir sambutannya, Ibas berharap KBRI Malaysia bisa terus bekerja dengan sepenuh hati dengan kolaborasi untuk menjadi rumah bagi warga di perantauan.

    “Karena KBRI adalah tempat mengabdi untuk bangsa, melayani dengan hati. KBRI adalah tempat berkarya untuk bangsa, rumah bagi warga di rantau,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dubes Bosnia-Herzegovina Siap Bantu Ajukan Seni Ukir Jepara Jadi WBTB UNESCO

    Dubes Bosnia-Herzegovina Siap Bantu Ajukan Seni Ukir Jepara Jadi WBTB UNESCO

    Jakarta: Duta Besar Bosnia-Herzegovina bersedia membantu upaya pencatatan seni ukir Jepara sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO. 
     
    “Seni ukir di Jepara memiliki sejarah panjang karena merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Pencatatan seni ukir sebagai bagian WBTB UNESCO sangat diharapkan oleh masyarakat Jepara,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat menerima Duta Besar Bosnia-Herzegovina untuk Indonesia, Armin Limo, di ruang kerja Wakil  Ketua MPR RI di lantai 9 Gedung Nusantara III, Kompleks DPR RI, MPR RI, dan DPD RI Senayan, Jakarta, Senin 28 April 2025. 
     
    Pada pertemuan itu hadir pula Prof. Ismunandar (Duta Besar Indonesia untuk UNESCO periode 2021-2024), Dr. Usman Kansong (Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat), dan Dr. Radityo Fajar Arianto (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat). 

    Lestari berharap sejumlah upaya kerja sama dengan pemerintah Bosnia-Herzegovina dapat dilakukan untuk mewujudkan harapan masyarakat Jepara itu, melalui mekanisme ekstensi inskripsi yang telah dilakukan. 
     
    Karena, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, Pemerintah Bosnia-Herzegovina telah lebih dahulu mencatatkan seni ukir Konjic menjadi WBTB UNESCO pada 2017.
     
    Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah yang mencakup Kabupaten Jepara, Demak, dan Kudus itu sangat berharap, dengan tercatatnya seni ukir Jepara sebagai WBTB UNESCO kelak, eksistensi dan upaya pelestarian seni ukir Jepara dapat terus ditingkatkan. 
     
    Pada kesempatan itu, Duta Besar Bosnia-Herzegovina, Armin Limo menyatakan siap untuk membantu masyarakat Jepara, Jawa Tengah, mewujudkan harapan mereka, melalui sejumlah tahapan yang harus dilakukan. 
     
    Armin mengungkapkan, pihaknya akan berkoordinasi untuk membuka komunikasi dengan sejumlah kementerian di Bosnia-Herzegovina, seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Urusan Sipil, dan Kementerian Kebudayaan. 
     
    Menurut Armin, Kementerian Kebudayaan Bosnia-Herzegovina akan coba berbicara kepada Pemerintah Kota Konjic di Bosnia-Herzegovina, terkait permintaan masyarakat Jepara itu. 
     
    Armin berharap, duta besar Republik Indonesia untuk Bosnia-Herzegovina juga bisa melakukan pendekatan kepada Pemerintah Kota Konjic di Bosnia-Herzegovina.***
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (MMI)

  • `Indonesia First`, berdikari di tengah guncangan dunia

    `Indonesia First`, berdikari di tengah guncangan dunia

    Ilustrasi pelaku UMKM yang dikenal sebagai wirausahawan tangguh dan liat dalam menghadapi krisis. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/Spt.

    `Indonesia First`, berdikari di tengah guncangan dunia
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 28 April 2025 – 11:57 WIB

    Elshinta.com – Ketika kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengguncang dunia, apa yang perlu Indonesia lakukan? Untuk menjawab itu, kita perlu secara cermat mengamati perkembangan dunia yang terus berubah.

    Ketika semua institusi global tak dapat diandalkan karena tak efektif, sementara rules-based global order yang menjaga stabilitas hubungan internasional sejak berakhirnya Perang Dunia II pun semakin diabaikan, maka setiap negara akan membentengi kepentingan nasionalnya.

    Persaingan kekuatan dunia akan semakin meruncing dan ketegangan antarnegara menghadirkan masa depan yang semakin tak pasti. Akibatnya, setiap negara menjadi inward-looking, definisi kawan dan lawan semakin kabur, yang ada hanyalah mengamankan kepentingan dalam negeri.

    Donald Trump menjalankan strategi Amerika First, Xi Jinping membalasnya dengan China First. Semua negara akan mengatakan my country first. Karena ketika lingkungan eksternal tak bisa diandalkan lagi, maka harapan tersisa adalah menjaga dan memperkuat ketahanan dalam negeri.

    Hubungan Amerika dengan semua mitra dagangnya, termasuk Indonesia, akan tetap terdampak tarif yang tinggi, karena Amerika di bawah kendali Trump akan secara tegas melakukan retaliasi terhadap semua negara yang menikmati surplus perdagangan dengannya.

    Oleh karena itu, kita pun perlu kembali menjalankan strategi Indonesia First yang sebetulnya sudah dimulai di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Jauh sebelum Donald Trump menjalankan kebijakan America First, kita sudah terlebih dahulu menjalankan strategi Indonesia First dengan membentuk posisi Menteri Muda Urusan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri di kabinet Pembangunan IV (1983-1988).

    Strategi Indonesia First itu sebetulnya bukan barang baru. Bahkan sejak era Presiden Soekarno, sudah ada rencana untuk menciptakan Indonesia yang “Berdaulat secara politik, Berdikari secara ekonomi, dan Berkepribadian dalam kebudayaan”. Tapi terlampau lama kita lupa berdiri di atas kaki sendiri, sehingga guncangan yang terjadi di luar negeri selalu saja menggoyang stabilitas perekonomian kita.

    Padahal setelah strategi penguatan pasar dalam negeri itu kita abaikan, Malaysia mengembangkannya dengan membentuk Kementerian Perdagangan Dalam Negeri pada 1990. Tujuannya, antara lain, membenahi rantai pasok perdagangan dalam negeri dan memangkas biaya logistik sehingga barang-barang kebutuhan sehari-hari bisa menjadi lebih murah dari sebelumnya, bahkan lebih murah dari harga-harga barang di Indonesia saat ini.

    Lihat juga Australia yang membentuk Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan pada 1987 sehingga para diplomatnya bertugas membuka pasar luar negeri untuk berbagai produk dari Negeri Kanguru itu. Sejak itu Menlu Gareth Evans berkunjung ke berbagai negara bukan hanya untuk urusan diplomasi, tetapi juga secara aktif mempromosikan dan membuka pasar untuk barang-barang produksi dalam negerinya. Strategi itu kini dilanjutkan oleh Menlu Australia Penny Wong.

    Sebetulnya sejak dulu Indonesia sudah mempunyai kebijakan untuk meningkatkan kualitas produk dalam negeri dan memperbesar serapan pasar untuk berbagai barang produksi kita sendiri. Tapi masalahnya adalah kita gagal meneruskan strategi tersebut. Sebab, the devil is in the details. Bahkan, kata Jacob Oetama, “Orang Indonesia itu kalau sudah membuat rencana, disangkanya bahwa rencana itu sudah tercapai.”

    Untuk meningkatkan kualitas dan membenahi rantai pasok produk-produk dalam negeri, mengurangi biaya logistik, serta memperluas pasar produk ekspor, kita dapat menamakan Kementerian Perdagangan sebagai Kementerian Perdagangan Dalam Negeri — dalam rangka Indonesia First — dan memperluas lingkup tugas Kementerian Luar Negeri menjadi Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Internasional.

    Dengan demikian maka jumlah penduduk yang hampir mencapai 300 juta jiwa itu berkembang menjadi pasar yang kuat dan mampu bertahan terhadap guncangan eksternal, sementara pembenahan rantai pasok dan pengurangan biaya logistik akan meningkatkan daya saing berbagai produk dalam negeri untuk bersaing di pasar dunia. Apalagi jika para diplomat kita menjadi entrepreneurial diplomats.

    Berdikari secara ekonomi berarti kembali memprioritaskan implementasi Pasal 33 konstitusi agar perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan, bukan hanya untuk menciptakan kemakmuran bagi kelompok terkecil masyarakat dan stagnasi bagi mayoritas penduduk di lapisan bawah piramida sosial-ekonomi, seperti yang kini terjadi.

    Hal itu membutuhkan pemberdayaan koperasi dan UMKM yang jumlahnya sekitar 65 juta unit dan yang berkontribusi besar baik terhadap PDB maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Keberpihakan dimaksud harus bisa menjadikan UMKM dan koperasi sebagai unit-unit usaha yang mandiri, bankable dan berskala besar, agar dapat bertahan di tengah pasar bebas dunia.

    Diperlukan banyak entrepreneur yang dapat menghasilkan nilai tambah bagi semua produk yang bersaing di pasar bebas dunia. Pendidikan kewirausahaan perlu diperluas ke semua sekolah dan perguruan tinggi untuk menghasilkan banyak entreprenur yang mampu menciptakan nilai tambah, agar kita tidak menjadi negara birokrasi saja, sebab rakyat pun perlu dilatih menjadi entrepreneur agar bisa mandiri di tengah tekanan persaingan dunia.

    Indonesia menempati peringkat ke-75 dalam Global Entrepreneurship Index (GEI), artinya kita masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Rasio kewirausahaan Indonesia masih rendah, sekitar 3,18 persen hingga 3,47 persen, dan pemerintah menargetkan peningkatan rasio ini menjadi 4 persen pada tahun 2024-2025 sebagai syarat untuk menjadi negara maju.

    Barang-barang kebutuhan sehari-hari pun semakin mahal di pasar dalam negeri karena supply chain tidak dikelola dengan baik, sementara biaya logistik masih tinggi (14,29 persen dari PDB), jauh di atas biaya logistik negara-negara maju yang hanya 8-10 persen. Dibutuhkan juga peningkatan kualitas produk dalam negeri, baik melalui hilirisasi, maupun riset industri untuk meningkatkan keunggulan produk, agar menghasilkan banyak paten dalam negeri sendiri.

    Dalam hal paten, kita masih jauh tertinggal dibanding negara-negara middle-income lainnya. Data terakhir menunjukkan bahwa kita baru memiliki 9.970 paten per 2023, dan pada 2024 meningkat 5,9 persen, sementara 4.500 lainnya masih diusulkan ke dalam sistem Patent Cooperation Treaty di bawah World Intellectual Property Organization (WIPO).

    Dalam World Competitiveness Ranking (WCRI) 2024 Indonesia berada di peringkat ke-27 dari 67 negara yang dinilai. Di Asia Tenggara, Indonesia berada posisi ketiga setelah Singapura yang di peringkat pertama dan Thailand di peringkat 25. Tapi Indonesia berhasil melampaui beberapa negara maju seperti Jepang (38) dan Inggris (28).

    Kita perlu kembali ke jati diri sebagai negara kepulauan, di mana kebijakan pembangunan berorientasi pada pendayagunaan potensi sumber daya maritim. Alangkah ironisnya negara yang sangat kaya akan sumber daya alam ini masih memiliki banyak penduduk miskin. Padahal kemakmuran rakyat semestinya menjadi suatu keniscayaan.

    Untuk merealisasikan visi Berdikari, perlu diciptakan budaya yang kondusif, yaitu demokrasi ekonomi. Tapi demokrasi ekonomi sulit tumbuh di dalam budaya yang feodal. Kreativitas dan inovasi yang melahirkan entrepreneurship hanya bisa tumbuh di alam yang demokratis, baik di bidang politik, ekonomi, juga di bidang kebudayaan. Sebab entrepreneurship bisa dilatih dan ditumbuhkembangkan. Itu bukan soal asal-usul etnis atau daerah, melainkan pelatihan untuk menumbuhkan banyak wirausahawan di berbagai daerah.

    Transformasi dari negara agraris ke negara industri membutuhkan budaya kewirausahaan dan kedisiplinan serta merit system yang masih menjadi barang langka. Korea Selatan maju karena disiplin, serta kreativitas dan inovasi industri. RRC maju karena sejak era Deng Xiaoping mereka berinvestasi besar-besaran dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, meskipun menganut state-controled capitalism.

    Indonesia pun bisa melakukan lompatan jauh ke depan di era Presiden Prabowo apabila ia diperkuat oleh para menteri yang mampu menerjemahkan visi dan misinya. Untuk efisiensi, kita bisa membentuk institusi seperti DOGE di Amerika. Reformasi birokrasi sipil, militer, kepolisian, dan hukum pun perlu diperluas.

    Ada banyak ahli yang bisa memberikan saran dan gagasan untuk semua itu. Kalau pun diperlukan, kita bisa memanfaatkan keahlian dan jaringan internasional yang dimiliki oleh konsultan-konsultan kelas dunia, seperti Boston Consulting Group (BCG) yang terbukti berhasil memperbaiki iklim investasi, memangkas prosedur birokrasi dan perizinan, serta meningkatkan kualitas produk dalam negeri di banyak negara.

    Dibutuhkan juga pusat-pusat pertumbuhan baru di berbagai daerah agar Jakarta tidak menjadi tujuan utama pencari kerja. Lihat di Amerika: orang-orang kaya tak perlu pindah ke ibu kota negara; mereka tetap berbasis di negara-negara bagian. Kalau ada banyak pusat pertumbuhan di negeri kita, tak perlu terjadi urbanisasi ke Jakarta untuk bisa terangkat tinggi. Seharusnya rumah-rumah elite dan kantor pusat berbagai korporasi besar di Jakarta itu berada di berbagai daerah yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru.

    Tren knowledge-based economy akan menggeser ketergantungan pada sumber daya alam. Untuk itu dibutuhkan strategi quantum leap untuk melakukan lompatan jauh ke depan dengan memanfaatkan teknologi dan kapasitas SDM andal yang semakin banyak. Peluang besar itu kini muncul untuk menghadirkan Indonesia First yang Berdikari.

    Di atas semua itu, dibutuhkan kemampuan manajerial yang andal. Pilihlah orang-orang yang tepat untuk posisi-posisi strategis, agar kita bisa hadirkan Indonesia Emas, dan menghindari “Indonesia Cemas”.

    Seorang pemimpin hanya sebaik orang-orang yang dipilih, dimotivasi, dan diberdayakannya. Sebaik apa pun seorang pemimpin, dia tak akan bisa merealisasikan visi dan misinya apabila tak didukung oleh orang-orang yang tepat.

    *) Irman Gusman adalah Ketua DPD RI 2009-2016, Senator asal Sumatera Barat 2024-2029

    Sumber : Antara

  • Fahira Idris Gaungkan Pentingnya Budaya Donor Darah di Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 April 2025

    Fahira Idris Gaungkan Pentingnya Budaya Donor Darah di Jakarta Megapolitan 26 April 2025

    Fahira Idris Gaungkan Pentingnya Budaya Donor Darah di Jakarta
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Anggota DPD RI dapil DKI Jakarta
    Fahira Idris
    terus menggaungkan pentingnya budaya
    donor darah
    di tengah masyarakat. 
    Lewat kegiatan bakti sosial dan donor darah yang digelar di Aula Kantor Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (26/4/2025), ia mengajak warga untuk rutin berdonor setiap dua bulan sekali.
    Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program keliling ke 44 kecamatan dan 267 kelurahan di Jakarta yang Fahira jalankan bersama organisasi masyarakat (ormas) Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar).
    “Kami tidak hanya menyerap aspirasi warga, tetapi juga berusaha menciptakan gerakan sosial yang nyata dan berkelanjutan, terutama melalui donor darah,” ujarnya melalui siaran pers, Sabtu (26/4/2025).
    Fahira mengucapkan terima kasih kepada warga yang antusias mendonorkan darah, PMI Provinsi DKI Jakarta, camat Tanjung Priok, serta Bang Japar yang telah mendukung kegiatan tersebut.
    “Semoga kami diberi kemudahan untuk terus menggelar donor darah di seluruh kecamatan dan kelurahan di Jakarta,” tambahnya.
    Menurut Fahira, donor darah memiliki empat urgensi utama yang harus dipahami masyarakat.
    Pertama
    , dari sisi kemanusiaan, donor darah merupakan bentuk solidaritas tertinggi. Aksi sederhana ini mampu melampaui sekat sosial, ekonomi, hingga agama, sekaligus menyelamatkan banyak nyawa.

    Donor darah
    adalah tindakan kecil yang berdampak besar. Dengan populasi yang padat, Jakarta memiliki kebutuhan darah yang sangat tinggi,” ujar Fahira. 
    Ia mengungkapkan, ketersediaan darah sering menjadi faktor penentu keselamatan pasien. Oleh karena itu, donor darah harus dipandang sebagai panggilan kemanusiaan.
    Kedua
    , donor darah berperan penting dalam menjaga ketahanan sistem kesehatan. 
    “Jakarta, sebagai pusat rujukan nasional, membutuhkan stok darah yang stabil untuk mendukung berbagai tindakan medis,” imbuh Fahira. 
    Menurut WHO, kebutuhan darah ideal di sebuah negara adalah 2 persen dari total populasi. Untuk Jakarta, setidaknya dibutuhkan 200.000 kantong darah per tahun.

    Ketiga
    , dari perspektif mitigasi bencana, donor darah menjadi bagian penting dari strategi siaga dan tanggap darurat,” tutur Fahira. 
    Sebagai negara rawan bencana, lanjut dia, Indonesia harus selalu siap menghadapi kemungkinan krisis. 
    Dalam setiap bencana alam, seperti gempa bumi, banjir besar, atau kebakaran, kebutuhan darah biasanya melonjak drastis karena banyak korban memerlukan penanganan segera. 
    “Donor darah yang dilakukan secara terjadwal akan memastikan stok darah tetap tersedia, bahkan dalam situasi darurat,” ucap Fahira.
    Keempat
    , sebut dia, donor darah memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya. 
    Selain memberi dampak positif bagi penerima, donor darah juga membawa keuntungan bagi kesehatan pendonor. 
    “Berbagai penelitian menunjukkan bahwa donor darah secara rutin dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, serta memperlancar peredaran darah,” jelas Fahira.
    Selain itu, lanjut dia, donor darah juga membantu mendeteksi dini kondisi kesehatan melalui pemeriksaan standar sebelum donor, seperti kadar hemoglobin, tekanan darah, dan pemeriksaan infeksi menular.
    “Donor darah harus didukung oleh sistem yang terstruktur dan terjadwal. Upaya untuk menjadikan donor darah sebagai budaya perlu terus diperkuat,” ujar Fahira. 
    Menurutnya, inisiatif seperti menjadikan donor darah bagian dari peringatan hari besar nasional, ulang tahun institusi, atau
    program CSR
    perusahaan merupakan langkah efektif untuk memperluas jangkauan dan membangun kesadaran kolektif.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lebaran Betawi juga diadakan sampai tingkat kota/kabupaten

    Lebaran Betawi juga diadakan sampai tingkat kota/kabupaten

    Gubernur Jakarta Pramono Anung didampingi Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno saat menyampaikan keterangan pers pada awak media terkait acara \”Lebaran Betawi 2025\” di Silang Selatan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2025). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

    Lebaran Betawi juga diadakan sampai tingkat kota/kabupaten
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 26 April 2025 – 12:47 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta agar kegiatan Lebaran Betawi tidak hanya dilaksanakan pada tingkat provinsi saja tetapi juga diselenggarakan di kota dan kabupaten agar bisa lebih semarak.

    “Secara khusus saya meminta acara-acara seperti ini tidak hanya dilakukan pada tingkat (level) provinsi saja. Tetapi kalau bisa di lima kota administrasi Jakarta dan  Kabupaten Kepulauan Seribu,” ujar Gubernur Jakarta Pramono Anung pada acara pembukaan Lebaran Betawi 2025 di Silang Selatan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu.

    Adapun dalam pemberian hantaran atau seserahan yang menjadi bagian rangkaian acara di Lebaran Betawi, nantinya melibatkan lurah dan camat wilayah masing-masing. Ini berbeda dengan Lebaran Betawi tingkat provinsi yang hantarannya dibawa oleh Wali Kota dan diserahkan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur.

    “Supaya budaya Betawi tetap terjaga,” kata Pramono.

    Adapun Lebaran Betawi 2025 tingkat provinsi berlangsung Sabtu hingga Minggu (27/4) dan resmi dibuka pada Sabtu ini oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung. Acara dibuka dengan penyerahan hantaran atau seserahan dari para wali kota kepada gubernur dan wakil gubernur.

    Isi hantaran yang dibawa beragam dan rata-rata merupakan kuliner khas Betawi seperti ayam kuning, es selendang mayang, ongol-ongol, dodol Kemayoran, gado-gado Gondangdia, bebek oblok, dan wajik. Turut hadir dalam kesempatan itu Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali, Gubernur Jakarta periode 2007-2012 Fauzi Bowo, anggota DPD RI Dailami Firdaus, dan sejumlah tokoh Betawi.

    “Hadir seluruh komponen dan juga tokoh-tokoh utama yang ada di Betawi ini. Saya memberikan apresiasi,” kata Pramono.

    Lebaran Betawi 2025 mengusung tema “Menyongsong 5 Abad Jakarta Memperkuat Kearifan Lokal Betawi”, diadakan sebagai bentuk pelestarian Budaya Betawi. Acara ini dimeriahkan berbagai pertunjukan tradisional Betawi dan sajian kuliner khas.

    Sumber : Antara

  • Amy Khor: Dunia Berubah karena Iklim dan Geopolitik, ASEAN Harus Kompak – Halaman all

    Amy Khor: Dunia Berubah karena Iklim dan Geopolitik, ASEAN Harus Kompak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Senior Minister of State, Ministry of Transport and Ministry of Sustainability and the Environment, Singapura, Amy Khor, mengatakan perubahan iklim dan ketidakpastian geopolitik, mengubah cara dunia beropasi khususnya perdagangan.

    “ASEAN sebagai blok regional, harus bekerja lebih erat dan mempercepat kerjasama,” kata dia dalam keterangannya pada Sabtu (26/4/2025).

    Hal tersebut disampaikan saat menerima kunjungan delegasi parlemen Indonesia termasuk Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) pada Kamis (24/4/2025). Rombongan diterima Amy Khor didampingi Jeanell Kiew – Senior Executive – International Polciy Division.

    Pada acara ini Ibas hadir bersama delegasi, beberapa anggota DPR/MPR/DPD RI, di antaranya ⁠Andreas Hugo Pareira,  Mulyadi, Anton Sukartono Suratto, Abdul Bakri Haji Musa, dan Jialyka Maharani.

    Amy Khor menyambut baik apa yang disampaikan delegasi Indonesia dan menyetujui adanya berbagai tantangan global serta menyampaikan bagaimana komitmen Singapura dalam menghadapi berbagi isu tersebut, terutama lingkungan dan energi hijau.

    “Kami melihat banyak peluang kerjasama di berbagai sektor, untuk kami tentunya lingkungan. Di kementerian kami sendiri, mengelola dan mengurus pengelolaan air, sampah, serta ketahanan iklim. Penggerak, salah satunya rencana hijau Singapura yang merupakan rencana seluruh pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim, mengurangi konsumsi, dan melakukan daur ulang,” ujarnya.

    Sementara itu, Ibas mengatakan pertemuan ini terjadi di tengah tantangan global yang signifikan, dunia yang semakin dibentuk oleh kekuatan geopolitik, geoekonomi, dan realitas perubahan iklim yang tak terbantahkan.

    Dia menyoroti bahwa kondisi ini menyebabkan adanya kenaikan permintaan dan konsumsi masyarakat, mulai dari air, makanan, energi, hingga produksi sampah.

    “Persinggungan kekuatan-kekuatan ini sedang membentuk kembali masa depan kita. Kita pun menyaksikan meningkatnya permintaan lebih banyak makanan, air, energi, dan akhirnya lebih banyak sampah atau limbah yang harus dikelola. Hal ini tidak hanya membutuhkan inovasi tapi juga investasi dan kolaborasi,” tambahnya.

  • Mendagri dorong kepala daerah susun program dukung bahasa Indonesia

    Mendagri dorong kepala daerah susun program dukung bahasa Indonesia

    Apabila program telah tertuang dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), daerah wajib merealisasikannya.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian akan mendorong kepala daerah untuk menyusun program dukungan penggunaan bahasa Indonesia sebagai upaya melestarikan bahasa nasional tersebut sebagai identitas sekaligus bentuk kedaulatan bangsa.

    Tito dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, menyatakan kesiapannya mendukung penggunaan bahasa Indonesia secara lebih luas di berbagai daerah.

    “Kami sepakat dengan topik ini. Dan otomatis kami akan sama-sama menyosialisasikan kepada pemegang otoritas yang ada di kewilayahan (kepala daerah),” kata Tito pada Peluncuran Pedoman Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia dan Pencanangan Komitmen Bersama Menjaga Kedaulatan Bahasa Indonesia di Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta, Jumat.

    Menurut Tito, saat ini masih terdapat masyarakat yang belum mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Bahkan, di sejumlah daerah tidak sedikit masyarakat yang hanya memahami bahasa daerah setempat.

    Mendagri mengatakan bahwa kondisi ini menjadi tantangan bagi kepala daerah untuk memberikan pemahaman agar masyarakat dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

    Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pihaknya akan membantu menyiapkan sistem penganggaran agar pemerintah daerah (pemda) dapat menyusun program dukungan tersebut.

    Apabila program telah tertuang dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), Tito menegaskan bahwa daerah wajib merealisasikannya.

    Hal ini nantinya, lanjut dia, juga menjadi bagian dari pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), maupun Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Selain itu, pihaknya juga akan bekerja sama dengan Kemendikdasmen untuk menyusun petunjuk teknis dari program dukungan tersebut.

    Ia menilai upaya mendorong penggunaan bahasa Indonesia dapat berbasis pada pendekatan penghargaan. Oleh karena itu, beberapa program dukungan dapat berupa pelaksanaan berbagai lomba yang mewajibkan penggunaan bahasa Indonesia.

    Tak hanya itu, Tito juga mengusulkan agar daerah yang berprestasi dalam menyosialisasikan penggunaan bahasa Indonesia diberi penghargaan.

    “Bila perlu ke Menteri Keuangan meminta insentif fiskal untuk daerah-daerah yang berprestasi untuk menjaga kelestarian dan mengintensifkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu kedaulatan dan bahasa resmi,” ujarnya.

    Sebagai informasi, kegiatan tersebut dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, pimpinan Komite III DPD RI Jelita Donal, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Sidoarjo Subandi, Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Munjirin, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin, serta pejabat terkait lainnya.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Festival Rimpu Mantika Kota Bima siap digelar

    Festival Rimpu Mantika Kota Bima siap digelar

    Sejak kemarin hingga tadi malam kami ‘standby’ untuk menyiapkan arena kegiatan, stand ekonomi kreatif, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), talent dan melakukan gladi resik

    Kota Bima, NTB (ANTARA) – Dinas Pariwisata Kota Bima, Nusa Tenggara Barat memastikan seluruh kesiapan Festival Rimpu Mantika pada 24-26 April 2025 sudah rampung 100 persen sehingga siap digelar.

    “Hari ini seluruh kesiapan rampung 100 persen,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima Muh. Natsir di Bima, Kamis.

    Ia mengatakan, Pemerintah Kota Bima terus mematangkan secara teknis untuk menyukseskan agenda tahunan yang masuk dalam kalender Karisma Event Nusantara (KEN) tersebut.

    “Sejak kemarin hingga tadi malam kami ‘standby’ untuk menyiapkan arena kegiatan, stand ekonomi kreatif, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), talent dan melakukan gladi resik,” katanya.

    Ia menegaskan, Festival Rimpu yang berlangsung di Lapangan Serasuba pada 24-26 April ini bukan sekedar kegiatan perayaan budaya semata.

    “Tetapi, lebih ke penguatan identitas lokal dan menjadi momentum kebangkitan ekonomi lokal,” ujarnya.

    Pada Pawai Rimpu, sambung Natsir, nanti akan ditampilkan dan dinilai bagaimana cara memakai Rimpu Cili dan Rimpu Colo yang benar untuk perempuan, termasuk cara memakai Sambolo untuk laki-laki.

    “Peserta yang tampil sesuai dengan pakemnya akan diberikan penghargaan dan uang pembinaan di acara puncak,” paparnya.

    “Untuk kegiatan ekonominya, tahun ini pelibatan ekonomi kreatif dan UMKM diperluas. Agar manfaatnya kegiatan nya dirasakan secara merata oleh masyarakat,” tambah Natsir.

    Selain itu, pesertanya juga akan dimeriahkan oleh orang-orang di luar Kota Bima.

    “Insya Allah akan hadir dari Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa, Lombok bahkan sampai Labuan Bajo,” bebernya.

    Lebih lanjut ia menuturkan, yang membuat lebih semarak pada tahun ini adanya kehadiran perwakilan dua kementerian yakni Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf), Anggota DPR RI, Anggota DPD RI, Gubernur, OPD Provinsi dan sejumlah tokoh nasional.

    Pewarta: Nur Imansyah, Ady Ardiansah
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ketua DPD RI Optimis Kopdes Merah Putih Dorong Industrialisasi di Desa

    Ketua DPD RI Optimis Kopdes Merah Putih Dorong Industrialisasi di Desa

    Jakarta

    Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin optimistis dengan adanya lembaga keuangan mikro Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dan BPI Danantara akan mengatasi deindustrialisasi di Indonesia. Sultan menilai capaian kontribusi industri pengolahan Indonesia terhadap PDB akan terus tumbuh jika setiap program-program pemerintah yang padat modal seperti Kopdes Merah Putih dapat diterjemahkan sebagai koperasi produksi di setiap desa.

    “Deindustrialisasi dan ancaman praktek lintah darat serta pinjaman online saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu Kita patut bersyukur dan harus mendukung kebijakan ekonomi Pemerintahan presiden Prabowo dan Gibran yang bertaruh dengan tantangan geopolitik dan geoekonomi saat ini melalui pendekatan kebijakan yang tidak populis,” ujar Sultan dalam keterangan, Rabu (23/4/2025).

    Sultan menilai kebijakan efisiensi anggaran dan pengalokasian anggaran pada sektor keuangan dan investasi menyebabkan terjadinya shock culture birokrasi sekaligus shock absorber secara ekonomi. Menurutnya, ada penyesuaian kebijakan pemerintah dari yang sebelumnya sangat government spending pada barang konsumtif menuju kebijakan yang lebih sistematis dan produktif.

    “Dampak dari kebijakan yang sistematis tentunya akan sedikit terasa lebih lama, namun sangat kuat secara fundamental dalam jangka panjang. Karena itu wajar jika terjadi perubahan mood sosial dan ekonomi masyarakat juga keputusan investasi pasar,” katanya.

    Meski demikian, Sultan mengaku optimistis bahwa di tengah tantangan ekonomi global dan keterbatasan ruang fiskal, pemerintah mampu melihat peluang dan keuntungan secara ekonomi.

    “Dengan modal sumber daya manusia, bonus demografi, sumber daya komoditas dan infrastruktur yang ada, industrialisasi Indonesia akan segera bangkit. Ke depan kita akan menyaksikan ada koperasi pengolahan kelapa, koperasi pengolahan kopi, koperasi perikanan dan jenis koperasi produksi lainnya di desa-desa kita,” tutupnya.

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini