Kementrian Lembaga: DKPP

  • DKPP Cilegon optimalkan kali mati Panggungrawi untuk pengairan sawah

    DKPP Cilegon optimalkan kali mati Panggungrawi untuk pengairan sawah

    ANTARA – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Cilegon bersama Komisi III DPRD Kota Cilegon dan petani sekitar meninjau kali tumpang atau kali mati yang berada di Panggungrawi, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Banten, Selasa (10/6). DKPP dan DPRD Kota Cilegon mengupayakan kali mati kembali difungsikan secara optimal sebagai irigasi, agar bisa mengairi area persawahan di sekitar lokasi. (Susmiatun Hayati/Agha Yuninda Maulana/Gracia Simanjuntak)

  • Mbak Wali Tinjau RPH Kelurahan Pojok, Pastikan Hewan Kurban Halal dan Aman Dikonsumsi

    Mbak Wali Tinjau RPH Kelurahan Pojok, Pastikan Hewan Kurban Halal dan Aman Dikonsumsi

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati meninjau UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Kelurahan Pojok, Sabtu (7/6/2025). Tujuannya untuk memastikan hewan kurban yang disembelih sesuai dengan prosedur dan aman dikonsumsi.

    “Kami ingin memastikan bahwa sapi di sini disembelih sesuai dengan prosedur dan juga memperhatikan kesejahteraan hewan. Tadi saya cek bahwa sebelum disembelih sapi kurban ini dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan dan setelah disembelih pun juga dilakukan postmortem atau pemeriksaan,” terang Mbak Wali.

    Berdasarkan pemeriksaan kesehatan, Wali Kota Kediri menerangkan bahwa ditemukan beberapa sapi yang terkena penyakit cacing hati. Karena hal itu, sapi tersebut disendirikan dan organ yang terkena penyakit tersebut dibuang. Sehingga masyarakat tak perlu khawatir karena daging sapi tersebut aman untuk dikonsumsi.

    Mbak Wali juga menambahkan bahwa untuk Iduladha ini, retribusi di UPTD RPH Kelurahan Pojok digratiskan khusus untuk sapi atau kambing yang akan dikurbankan.

    Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mohammad Ridwan menuturkan ada 37 ekor sapi dan 14 ekor kambing yang disembelih selama 4 hari di RPH Kelurahan Pojok pada Iduladha 1446 H kali ini. “Jumat kemarin hewan kurban yang disembelih di RPH ini ada 7 ekor sapi, hari ini 27 ekor sapi dan 14 ekor kambing. Hari Minggu besok ada 2 ekor sapi dan lusa ada 1 ekor sapi,” jelasnya.

    Mohammad Ridwan juga menjelaskan bahwa pada penyembelihan hari ini juga ditemukan 2 ekor sapi yang terkena cacing hati. Untuk itu, hati sapi yang terkena penyakit dimusnahkan.

    “Kami juga telah mengimbau masyarakat yang akan melakukan penyembelihan hewan kurban untuk berkoordinasi dengan DKPP untuk memastikan kondisi hewan kurban,” imbuhnya.

    Turut mendampingi Kepala UPTD RPH Kota Kediri Hariyanto. [nm/ian]

  • Mbak Wali Serahkan Sapi Presiden ke Masjid Baitur Rohim Kota Kediri, Dagingnya untuk Lansia dan Anak Yatim

    Mbak Wali Serahkan Sapi Presiden ke Masjid Baitur Rohim Kota Kediri, Dagingnya untuk Lansia dan Anak Yatim

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menyerahkan secara simbolis Bantuan Kemasyarakatan Presiden berupa sapi. Dimana sapi diserahkan kepada pengurus Masjid Jami’ Baitur Rohim Kelurahan Bawang, pada Kamis (5/6/2025).

    “Malam ini Pemerintah Kota Kediri menyerahkan sapi dari Bapak Presiden. Kami serahkan di Masjid ini. Semoga ini dapat menjadi berkah bagi masyarakat Kelurahan Bawang,” ujarnya.

    Mbak Wali mengungkapkan pemilihan penyerahan sapi di Masjid ini berdasarkan kajian dari Bagian Kesra. Dimana Masjid ini belum pernah menerima sapi dari pemerintah. Harapannya sapi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. Khususnya bagi warga yang tidak mampu.

    “Jadi Masjid ini belum pernah dapat. Kita ingin bagikan secara merata. Ke depan kami akan keliling mana saja Masjid yang belum pernah dapat sapi maka akan kami berikan,” ungkapnya.

    Kepala DKPP Moh. Ridwan menjelaskan hewan kurban bantuan dari Presiden Republik Indonesia ini memiliki berat 920 kilogram. Sapi ini berasal dari peternak lokal Kota Kediri. DKPP telah melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban tersebut. Ada dua pemeriksaan, yakni, pemeriksaan sebelum disembelih dan pemeriksaan setelah disembelih.

    Sebelum disembelih, sapi diperiksa secara fisik dan dilihat ada gejala penyakit atau tidak. Lalu setelah disembelih akan diperiksa kembali apabila nanti hati, usus besar dan organ dalam lainnya ada yang mencurigakan bisa dicek oleh DKPP. Apakah layak konsumsi atau tidak.

    “Insya Allah sapinya aman sudah kami periksa. Kami juga sudah memberi tahu pengurus Masjid tentang pemeriksaan setelah disembelih,” jelasnya.

    Lurah Bawang Ahmad Sofan Alif menambahkan untuk penyembelihan pasti ada limbahnya. Seperti darah nanti akan segera dikubur di tempat yang disediakan. Lalu nanti ada kotoran yang ada di organ dalam juga akan segera dikubur. Jadi tidak akan mengotori sungai yang digunakan untuk pengairan sawah.

    Serta lingkungan juga tidak akan tercemar. Selanjutnya untuk penyembelihan sapi akan dilakukan besok setelah Sholat Idul Adha. Penyaluran yang pertama untuk stunting. Serta akan dibagikan merata di Kelurahan Bawang dengan prioritas lansia dan yatim piatu.

    “Jadi akan kita bagi merata. Terima kasih Mbak Wali telah memilih menyalurkan bantuan dari Pak Presiden di Kelurahan Bawang. Semoga ini bermanfaat,” imbuhnya.

    Turut mendampingi, Plt Kepala Bagian Kesra Muhlisiina Lahuddin, Takmir Masjid Ahmad Munir, dan tamu undangan lainnya. [nm/ian]

  • Sembelih Kurban Dapat Sertifikat Halal, Ini 5 RPH Resmi di Sumenep!

    Sembelih Kurban Dapat Sertifikat Halal, Ini 5 RPH Resmi di Sumenep!

    Sumenep (beritajatim.com) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep menyiapkan lima Rumah Pemotongan Hewan (RPH) halal untuk Idul Adha 2025. Lima RPH tersebut berada di Kecamatan Kota Sumenep, Lenteng, Ganding, Manding, dan Kecamatan Talango.

    “Kami persilahkan kalau masyarakat ingin menyembelih hewan kurban di RPH. Nanti akan ada sertifikat halal, karena hewan kurban yang disembelih di RPH akan memenuhi syarat yang ditentukan,” kata Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, Kamis (05/06/2025).

    Ia menjelaskan, ada 10 juru sembelih halal (Juleha) yang dimiliki Sumenep. Mereka merupakan juru sembelih yang mengantongi sertifikat penyembelih halal. “Kalau proses penyembelihannya sudah sesuai dengan syarat-syarat halal, otomatis masyarakat yang berkurban atau yang menerima daging kurban akan merasa aman,” terangnya.

    Ia menambahkan, semakin mendekati Idul Adha, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep mengintensifkan pengawasan kesehatan hewan kurban. Para petugas kesehatan hewan turun langsung ke lapak-lapak musiman yang menjual hewan kurban, baik kambing mapun sapi, untuk melakukan pengecekan kesehatan hewan kurban, guna memastikan bahwa hewan kurban yang dijual sehat dan memenuhi syarat untuk dijadikan hewan kurban.

    Bahkan DKPP juga memberikan beberapa panduan memilih hewan kurban yang sehat dan cukup umur. Panduan bagi masyarakat yang akan membeli hewan kurban tersebut ditulis pada banner yang disebar di lapak-lapak musiman. (tem/kun)

  • Cerita Si Bruno, Mito, dan Sanjaya Jadi Sapi Pilihan Presiden Prabowo dari Kota Bandung

    Cerita Si Bruno, Mito, dan Sanjaya Jadi Sapi Pilihan Presiden Prabowo dari Kota Bandung

    Liputan6.com, Bandung – Tiga ekor sapi milik peternak Vandry Dwitama asal Kota Bandung dipilih menjadi hewan kurban Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk Hari Raya Iduladha tahun ini. Sapi dipilih melalui seleksi yang ketat hingga dinyatakan layak.

    Ketiga sapi presiden itu bernama Bruno, Mito, dan Sanjaya. Mereka berjenis simental dengan bobot 1-1,2 ton. Vandry mengatakan, sapi di peternakannya sudah lima tahun berturut-turut menjadi sapi pilihan presiden.

    “Alhamdulillah tahun ini ke lima. Berarti lima tahun berturut-turut sapi kita dipilih untuk kurban Presiden. Untuk tahun ini ada tiga ekor sapi simental yang terpilih,” Pemilik Dwi Sejahtera Perkasa (DSP) Farm, Vandry Dwitama, dalam keterangan persnya di Bandung, Kamis, 5 Juni 2025.

    Sapi pertama yang bernama Bruno memiliki bobot 1.217 kg atau 1,2 ton, Mito berbobot 1.175 kg atau hampir 1,2 ton, dan Sanjaya dengan bobot 1.054 kg. 

    Ia memaparkan proses terpilihnya hewan kurban tahun ini mulai dari tes kesehatan sapi. Pemeriksaan melalui proses pengecekan laboratorium secara ketat. 

    “Jadi kalau sapi presiden itu pasti sapi-sapi yang besar, utamakan dulu yang besar. Dari kesehatannya terjamin. Pengecekan lab ke lab mulai dari cek air liur, sampel darah dan sampel kotoran hewan”. jelas Vandry. 

    Dikirim ke Tiga Tempat

    Rencananya tiga sapi tersebut akan dikirim ketiga tempat. Bruno dikirim ke Istana Bogor, Mito ke Masjid Al Ukhuwah Kota Bandung, terakhir Sanjaya ke Indramayu. 

    Untuk bisa sukses lima tahun berturut-turut sapinya terpilih menjadi hewan kurban presiden memang tak mudah. Banyak tantangan yang dihadapi Vandry berternak di Kota Bandung. Terutama soal keterbatasan lahan dan sumber pakan yang terbatas. 

    “Karena keterbatasan lahan, kita jadi harus bisa benar-benar memanfaatkan lahan yang ada terutama lahan untuk menjadikan sumber pakan seperti kebutuhan nutrisi, protein, dan serat,” kata Vandry.

    Namun Vandry bersyukur sampai saat ini banyak dukungan kesehatan untuk hewan ternak dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung.

    “Alhamdulillah sampai saat ini kita ada bantuan untuk kesehatan. Namun untuk pengembangannya sampai saat ini memang belum. Tapi harapannya ke depan peternak di Kota Bandung bisa tetap bersaing secara kuantitas dan kualitas dengan kota kabupaten lain,” tuturnya.

  • Belum Bersidang, Aduan Masyarakat Sipil Terkait Pengadaan Jet Pribadi KPU RI Ditolak DKPP
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Juni 2025

    Belum Bersidang, Aduan Masyarakat Sipil Terkait Pengadaan Jet Pribadi KPU RI Ditolak DKPP Nasional 4 Juni 2025

    Belum Bersidang, Aduan Masyarakat Sipil Terkait Pengadaan Jet Pribadi KPU RI Ditolak DKPP
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Aduan pengadaan
    jet pribadi
    Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang diajukan
    Koalisi Masyarakat Sipil
    ditolak Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (
    DKPP
    ), sebelum diproses masuk dalam tahap persidangan.
    Anggota Koalisi dari Transparansi Internasional Indonesia (TII), Agus Sarwono mengatakan, aduan itu bukan ditolak berdasarkan putusan hakim, tapi ditolak di bagian desk pengaduan.
    “Problemnya adalah kemarin desk pengaduannya itu sudah menolak karena yang lapor ini badan, bukan individu,” kata dia saat ditemui di Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (4/6/2025).
    Agus menjelaskan, lembaga peradilan tak sepatutnya menolak aduan yang dilayangkan.
    Semestinya DKPP menerima terlebih dahulu dan proses perbaikan bisa diusulkan dalam persidangan.
    “Jadi desk pengaduannya itu justru malah menolak sejak di awal. Jadi kami merasa kayaknya ada yang salah dalam sistem pengelolaan pengaduan,” tuturnya.
    Sikap DKPP ini jauh berbeda dengan lembaga penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menerima laporan Koalisi Masyarakat Sipil dengan baik.
    Meski demikian, Agus mengatakan akan tetap melanjutkan aduannya dengan memperbaiki laporan mereka yang ditolak oleh DKPP.
    Perbaikannya yakni pengadu harus individu atau kelompok, bukan sebuah yayasan.
    “Kami dari Transparansi Internasional nanti akan dijadikan ahli untuk mendalami isu pengadaan dan juga isu tracking pesawatnya itu sendiri,” tandasnya.
    Sebelumnya,
    koalisi masyarakat sipil
    mengadukan seluruh komisioner
    KPU RI
    dan Sekjen KPU RI ke DKPP pada 22 Mei 2025.
    Pengaduan ini dilayangkan terkait pengadaan barang dan jasa yang dinilai bermasalah, yakni penggunaan jet pribadi dalam penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2025.
    Ada tiga alasan mereka melaporkan KPU RI ke DKPP, pertama terkait pengadaan sewa privat jet yang dicurigai menjadi praktik suap.
    Kedua, pengadaan jet pribadi diduga tidak sesuai dengan peruntukannya, dan ketiga dugaan pelanggaran regulasi perjalanan dinas pejabat negara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jelang Idul Adha, Pedagang Kambing di Sumenep Keluhkan Sepinya Pembeli

    Jelang Idul Adha, Pedagang Kambing di Sumenep Keluhkan Sepinya Pembeli

    Sumenep (beritajatim.com) – Jelang Hari Raya Idul Adha 2025, sejumlah pedagang hewan kurban di Kabupaten Sumenep, Madura, mengeluhkan sepinya pembeli kambing jika dibandingkan dengan tahun lalu. Padahal stok kambing yang mereka sediakan tahun ini justru lebih banyak.

    “Tahun lalu saya sedia kambing 95 ekor. Laku 94. Jadi hanya tersisa 1. Kalau tahun ini saya sedia 100 ekor kambing. Sampai hari ini, hanya tinggal beberapa hari saja ke Idul Qurban, kambing saya baru laku 70-an,” kata Thariq, pedagang kambing di lapak musiman Jalan Urip Sumoharjo, Selasa (3/6/2025).

    Thariq menjual kambing dengan harga bervariasi, antara Rp 2 juta hingga Rp 4 juta per ekor. Menurutnya, harga tersebut tidak mengalami perubahan signifikan dari tahun lalu. Namun, ia menduga turunnya minat beli masyarakat disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.

    “Ya sekarang ini kan memang situasinya serba sulit. Ekonomi turun. Daya beli masyarakat ini menurun,” ujarnya.

    Hal serupa disampaikan Ruli, pedagang kambing di Desa Pabian, Kecamatan Kota Sumenep. Ia mengatakan, penjualan tahun ini lebih lambat dari tahun sebelumnya. Meski demikian, ia tetap optimis akan ada lonjakan pembeli menjelang hari H. “Biasanya nanti kalau makin dekat hari H, makin ramai pembeli. Semoga saja seperti itu,” harapnya.

    Ruli mengaku terpaksa menaikkan harga kambingnya akibat naiknya ongkos kirim dan terbatasnya pasokan dari peternak. Kenaikan harga tersebut berkisar antara Rp300 ribu hingga Rp600 ribu per ekor.

    “Ya gimana lagi. Ongkos naik. Stok dari peternak tidak banyak. Ya terpaksa saya naikkan harga jual kambing. Kalau di saya, paling murah Rp2.950.000. Kalau yang super bisa mencapai Rp6.500.000,” terangnya.

    Di sisi lain, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep mulai mengintensifkan pengawasan terhadap kesehatan hewan kurban yang dijual di lapak-lapak musiman. Petugas kesehatan hewan diturunkan langsung untuk memastikan bahwa kambing dan sapi yang ditawarkan memenuhi syarat sebagai hewan kurban.

    Tak hanya itu, DKPP juga menyebarkan banner berisi panduan memilih hewan kurban yang sehat dan cukup umur di lokasi-lokasi penjualan. Langkah ini diambil untuk membantu masyarakat agar lebih bijak dalam memilih hewan kurban yang sesuai syariat dan layak konsumsi. [tem/suf]

  • Warga Kota Bandung Diimbau Potong Kurban di RPH Ciroyom dan Cisaranten, Bagaimana Cara Daftarnya?

    Warga Kota Bandung Diimbau Potong Kurban di RPH Ciroyom dan Cisaranten, Bagaimana Cara Daftarnya?

    Liputan6.com, Bandung – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengimbau warga Kota Bandung agar memanfaatkan layanan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) untuk pemotongan hewan kurban pada Iduladha tahun ini.

    Selain RPH swasta, ada dua RPH milik pemerintah kota yang bisa dimanfaatkan yakni RPH Ciroyom dan RPH Cisaranten. Para juleha alias juru sembelih halal di RPH diaku memiliki kompetensi dan tersertifikasi.

    “Kalau sibuk atau tidak siap memotong sendiri, lebih baik serahkan ke RPH,” katanya, Selasa, 3 Juni 2025.

    Farhan mengatakan, pendaftaran ke RPH diaku mudah, warga bisa langsung mengunjungi akun media sosial Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung atau datang langsung ke RPH tujuan.

    “Silakan daftar mulai hari ini, bisa secara daring lewat akun Instagram DKPP Kota Bandung atau langsung datang,” lanjut Farhan.

    Farhan mengatakan, para pemotong hewan yang beroperasi harus memiliki sertifikat kompetensi untuk menghindari kesalahan penanganan, baik terhadap hewan maupun terhadap limbah pascapemotongan.

    “Hewan yang stres sebelum dipotong bisa membahayakan diri dan orang sekitarnya. Harus ditangani oleh tenaga terlatih,” katanya.

    Selain itu, pemotongan hewan kurban yang terkoordinasi dengan baik diharapkan bisa mencegah timbulan sampah pasca Iduladha, seperti penggunaan pembungkus plastik. Kebiasaan itu, katanya, kini mesti ditinjau ulang.

    “Jujur saja, saat ini sampah plastik justru lebih mudah dikelola daripada sampah organik. Tapi tetap harus kita kontrol,” jelasnya. 

    Belum Capai Target

    Hingga hari Tasyrik, Farhan bilang, angka penjualan  hewan kurban belum mencapai target 16.000 ekor lebih seperti 2024 lalu. Namun, dari sisi kualitas, hewan kurban yang beredar tahun ini diklaim lebih baik.

    Pemerintah Kota Bandung mencatat sekitar 10.000 hewan kurban telah masuk ke Kota Bandung jelang Iduladha, per 3 Juni 2025. Namun, 30 persen atau sekitar 3.000 ekor dinyatakan tak layak potong.

    Hasil pemeriksaan pemerintah kota mengklaim, alasan utamanya karena belum cukup umur sesuai syariat. 

    Sementara, sekitar 7.000 ekor dinyatakan sehat dan layak, terdiri dari domba, kambing, sapi, dan tiga ekor kerbau. Ribuan hewan kurban berasal dari sejumlah daerah seperti Garut, Tasikmalaya, dan sekitarnya. Ke depan, pemeriksaan antemortem yakni pemeriksaan hewan sebelum disembelih pun diaku bakal terus digalakkan.

    “Kalau satu ekor hewan saja terdeteksi mengidap penyakit menular, kita harus lakukan screening terhadap semua. Maka daripada menunggu, lebih baik kita menjaga sejak awal,” kata Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dalam keterangan persnya di Bandung, Selasa, 3 Juni 2025.

    Farhan mengimbau masyarakat memanfaatkan aplikasi e-Selamat, sebuah sistem digital yang dikembangkan sebagai informasi kesehatan hewan kurban. Hewan yang lolos pemeriksaan diberi “kalung sehat” yang dilengkapi QR Code dan informasi lengkap, termasuk foto hewan.

    “Dengan aplikasi e-Selamat, masyarakat bisa langsung scan dan lihat status kesehatan hewan kurban. Ini menjamin tidak ada pemalsuan atau pertukaran hewan,” jelasnya.

     

  • Jelang Iduladha, Pemkot Kediri Sidak Harga Pangan ke Pasar Tradisional

    Jelang Iduladha, Pemkot Kediri Sidak Harga Pangan ke Pasar Tradisional

    Kediri (beritajatim.com) – Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H, Pemerintah Kota Kediri melalui tim gabungan menggelar inspeksi mendadak (sidak) harga pangan ke sejumlah titik, termasuk Pasar Tradisional Setono Betek dan gudang distributor, Selasa (3/6/2025). Sidak ini bertujuan memantau kestabilan harga dan memastikan pasokan bahan pokok tetap aman menjelang hari besar keagamaan.

    Tim gabungan tersebut terdiri dari Bagian Administrasi Perekonomian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Diskominfo, dan Perumda Pasar Joyoboyo.

    “Jadi ada beberapa komoditas yang biasanya dibutuhkan saat hari raya qurban dan ini tadi dua komoditas utama yang harganya mengalami kenaikan, yaitu cabai dan bawang merah,” kata Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri.

    Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merupakan hal wajar menjelang Iduladha karena lonjakan kebutuhan masyarakat. Selain momentum kurban, banyaknya hajatan juga ikut mendorong tingginya permintaan.

    Harga cabai rawit tercatat Rp43.000 per kilogram, naik signifikan dari sebelumnya. Cabai merah besar naik menjadi Rp38.000, sedangkan cabai keriting dijual Rp34.000 per kilogram. Adapun harga bawang merah kini berada di angka Rp36.000, sedikit turun dari harga sebelumnya Rp38.000.

    Untuk harga komoditas lainnya, seperti beras premium Rp14.875, telur ayam ras Rp26.600, dan daging ayam ras Rp31.000, masih tergolong stabil. Begitu pula dengan pasokan beras, yang dipastikan aman oleh tim setelah melakukan sidak di Gudang Blabak.

    “Setelah lebaran haji nanti, kami tetap lakukan pengawasan untuk mengontrol fluktuasi harga bahan pokok,” ujar Erwin. Ia juga mengimbau pedagang pasar untuk tetap membuka kiosnya setelah Sholat Ied agar distribusi pangan tetap terjaga.

    Sujono, pedagang sayuran di Pasar Setono Betek, membenarkan adanya lonjakan harga cabai. “Cabai kecil sekarang Rp44.000, sebelumnya Rp32.000. Cabai merah besar dulu Rp28.000 sekarang Rp38.000. Alhamdulillah stok masih lancar dan mencukupi,” katanya.

    Pemerintah mengimbau masyarakat tidak panik menyikapi kenaikan ini karena bersifat musiman dan masih dalam batas wajar. Erwin menegaskan, tim akan terus mengawasi agar harga kembali stabil pasca-Iduladha. [nm/beq]

  • Panduan Memilih Hewan Kurban yang Sehat dari DKPP Sumenep, Ini yang Perlu Diperhatikan

    Panduan Memilih Hewan Kurban yang Sehat dari DKPP Sumenep, Ini yang Perlu Diperhatikan

    Sumenep (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Iduladha, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep membagikan panduan praktis dalam memilih hewan kurban yang sehat dan cukup umur. Panduan tersebut disosialisasikan melalui banner yang dipasang di berbagai lapak musiman penjual hewan kurban.

    “Banner ini kami sebar ke lapak-lapak musiman yang menjual hewan kurban, supaya dipasang di tempat mereka berjualan. Jadi masyarakat yang akan membeli bisa membaca dan menjadikan itu sebagai patokan bagaimana memilih hewan kurban yang layak untuk disembelih,” kata Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, Senin (2/6/2025).

    Dalam banner yang dimaksud, tertulis jelas anjuran untuk “Pilihlah Hewan Kurban yang Sehat.” Beberapa kriteria hewan sehat yang dicantumkan di antaranya adalah tidak cacat, tidak lemas, tidak buta, tidak pincang, mata bersinar, nafsu makan baik, cuping hidung lembap, tidak kurus, dan sudah divaksin.

    Selain itu, usia minimal hewan kurban juga dijelaskan, yakni kambing jantan minimal 1 tahun dan sapi minimal 2 tahun.

    DKPP menekankan pentingnya membeli hewan kurban dari penjual yang memiliki sertifikat veteriner (SV), serta memilih hewan yang telah diperiksa oleh petugas kesehatan hewan. Hal ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kelayakan hewan yang akan dikurbankan.

    “Petugas kami secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban yang dijual di lapak-lapak maupun di pasar. Kami ingin memastikan bahwa hewan yang dijual sehat dan memenuhi syarat,” terang Chainur.

    Dari hasil pemeriksaan dan pengawasan di lapangan, DKPP Sumenep belum menemukan adanya kasus hewan kurban dengan penyakit serius. Pemeriksaan akan terus dilakukan secara intensif hingga hari raya kurban tiba.

    “Kami juga meminta pada masyarakat atau pemilik hewan kurban untuk segera melaporkan pada petugas kesehatan hewan, apabila melihat ada hewan kurban yang sakit,” ujarnya.

    Panduan ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih cermat dalam memilih hewan kurban, sehingga ibadah dapat terlaksana secara sah dan sesuai dengan syariat serta aspek kesehatan masyarakat tetap terjaga. [tem/suf]