Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Berangkat 30 April, Kuota CJH Asal Tulungagung Belum Diketahui Pasti

    Berangkat 30 April, Kuota CJH Asal Tulungagung Belum Diketahui Pasti

    Tulungagung (beritajatim.com) – Ratusan Calon Jemaah Haji (CJH) asal Kabupaten Tulungagung dijadwalkan akan diberangkatkan pada 30 April mendatang. Mereka akan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) awal pemberangkatan haji tahun 2025. Namun hingga saat ini, jumlah pasti kuota CJH yang akan berangkat dari Tulungagung masih belum diketahui.

    Ketidakpastian tersebut disebabkan oleh perpanjangan masa pelunasan biaya haji tahap kedua yang kini ditetapkan hingga 25 April 2025. Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Tulungagung, Suryani, menjelaskan bahwa kuota resmi untuk setiap kabupaten dan kota belum diumumkan secara detail oleh pemerintah pusat.
    “Yang ada saat ini baru kuota haji Jawa Timur, belum diturunkan ke Kabupaten,” ujarnya pada Senin (21/04/2025).

    Sementara itu, berdasarkan data pelunasan tahap pertama, terdapat sekitar 800 CJH dari Tulungagung yang dipastikan akan berangkat ke tanah suci tahun ini. Namun, angka tersebut masih bisa berubah tergantung hasil pelunasan tahap kedua.

    Ketidakpastian ini berdampak pada persiapan teknis yang dilakukan oleh pihak terkait, terutama dalam pemeriksaan kesehatan dan pemberian vaksinasi kepada jemaah. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, menyatakan bahwa stok vaksin meningitis hanya disiapkan untuk CJH yang sudah dipastikan berangkat.

    “Waktunya sudah sangat mepet karena jemaah kita berangkat tanggal 30 April dan hingga saat ini belum ada data pasti jumlah yang berangkat,” tuturnya.

    Meski demikian, Kemenag Tulungagung tetap melaksanakan manasik haji sebagai bagian dari persiapan. Dalam kegiatan tersebut, para CJH diberikan pembekalan mengenai hal-hal teknis dan fisik yang perlu dipersiapkan, mengingat keberangkatan mereka termasuk kloter awal dan durasi tinggal di tanah suci cukup lama.

    “Apalagi jumlah petugas haji tahun ini berkurang, harus memperhatikan kebutuhan air agar tidak dehidrasi,” pungkasnya. [nm/aje]

  • Terungkap Penyebab Keracunan Massal di Klaten, 5 Menu Positif Salmonella
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 April 2025

    Terungkap Penyebab Keracunan Massal di Klaten, 5 Menu Positif Salmonella Regional 21 April 2025

    Terungkap Penyebab Keracunan Massal di Klaten, 5 Menu Positif Salmonella
    Tim Redaksi
    KLATEN, KOMPAS.com
    – Pengujian sampel makanan dalam insiden keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, keluar, Senin (21/4/2025).
    Ada tujuh sampel makanan yang diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan PAK Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
    Tujuh sampel makanan itu antara lain rendang sapi, sambel krecek, krupuk, acar, kacang, pangsit dan roti kering.
    Parameter biologi yang diperiksa adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Streptococcus feacalis, Salmonella sp, Shigella sp, Vibrio cholerae, dan Bacillus cereus.
    Dari tujuh sampel makanan yang diuji, lima di antaranya positif mengandung bakteri Salmonella sp.
    Salmonella adalah bakteri Gram negatif yang bisa menyebabkan diare, demam, dan kram perut.
    “Rendang sapi, sambel krecek, krupuk, acar, dan pangsit positif Salmonella sp,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Klaten, Hanung Sasmita Wibawa saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Senin (21/4/2025) malam.
    Selain mengandung bakeri Salmonella, rendang sapi positif mengandung bakteri Staphylococcus saprophyticus, sambel krecek mengandung Enterobacter agglomerans, krupuk mengandung Staphylococcus hemolythicus.
    Kemudian acar mengandung Staphylococcus hemolythicus, kacang mengandung Bacillus sp, pangsit mengandung bakteri Staphylococcus hemolythicus, roti kering mengandung Klebsiella pneumoniae.
    Hanung menyampaikan dalam waktu dekat pihaknya bersama Puskesmas akan melakukan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga sanitasi lingkungannya.
    Di samping itu juga akan mengambil sampel air di tempat warga yang berada di dekat rumah warga yang mengadakan kegiatan halal bihalal.
    “Akan dilakukan pengambilan sampel (air) di masyarakat yang didekat korban (keracunan massal). Artinya selain yang di rumahnya yang punya hajatan. Sekitarnya bagaimana apakah tercemar atau tidak. Karena ini sangat berbahaya karena bakteri E-Coli sangat tinggi sekali,” kata dia.
    Dikatakannya, berdasarkan hasil pengujian minuman terdapat bakteri Escherichia coli (E-Coli). Bakteri E-Coli masuk ke tubuh manusia dapat menyebabkan diare, mual, dan muntah.
    “Ada kandungan E-Coli di air minumnya. Jadi (air minumnya) ada E-Coli sama Coliform-nya. Coliform-nya positif,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dinkes perkenalkan layanan telekonsultasi kesehatan jiwa di Jakut

    Dinkes perkenalkan layanan telekonsultasi kesehatan jiwa di Jakut

    Jakarta (ANTARA) –

    Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkenalkan layanan melalui saluran langsung (hotline) telekonsultasi kesehatan jiwa 24 jam sebagai upaya menjawab kebutuhan warga Jakarta dalam layanan kesehatan jiwa yang mudah, cepat dan gratis.

    “Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu jadi lokasi pertama pelaksanaan kegiatan promosi layanan ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati di Jakarta, Senin.

    Dia berharap ini bukan hanya sebuah seremoni tapi sebagai momentum menjadi penanda komitmen dan keseriusan semua untuk memberikan akses layanan kesehatan jiwa kepada seluruh masyarakat Jakarta.

    “‘Roadshow’ yang pertama dan dimulai dari Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu yang kemudian dilanjutkan ke beberapa wilayah,” kata dia

    Ia berharap program tersebut dapat menjadi ruang kolaboratif untuk semua pihak. “Ini wujud nyata komitmen Pemprov DKI Jakarta,” kata dia.

    Menurut dia, sesudah layanan ini diluncurkan maka masyarakat Jakarta dapat mengakses layanan ini selama 7×24 jam dan berbicara langsung dengan psikolog klinis.

    Dia mengajak seluruh masyarakat agar bersedia mencari pertolongan ketika merasakan ada masalah pada kesehatan jiwanya atau melakukan “medical check up” kesehatan jiwa.

    “Ini masih dalam tahapan mengajak masyarakat untuk memiliki kesadaran itu karena kesehatan jiwa itu menjadi sesuatu yang penting,” kata dia.

    Sementara Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Utara, Abdul Khalit mendukung Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang menginisiasi layanan telekonsultasi kesehatan jiwa 24 jam.

    “Saya menyambut baik inisiatif layanan ini sebagai bagian dari komitmen kita untuk memperluas akses layanan kesehatan jiwa terutama melalui telekonsultasi,” ujarnya.

    Ia mengatakan, layanan telekonsultasi merupakan jembatan antara masyarakat dengan layanan kesehatan jiwa yang aman, mudah, dan terjangkau.

    Dia juga mengajak kepada seluruh pengampu kepentingan dan masyarakat untuk berani bicara jika ada masalah dan tidak takut mencari bantuan. Jangan merasa sendiri dan tidak ragu memanfaatkan layanan ini.

    “Kepada para tenaga kesehatan, mari kita terus membangun empati, memperkuat kapasitas dan menjadikan layanan ini sebagai ruang yang nyaman dan suportif bagi mereka yang membutuhkan,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • USG Gratis dan Layanan Kesehatan Lain Diberikan Pemkot Depok 21-26 April 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 April 2025

    USG Gratis dan Layanan Kesehatan Lain Diberikan Pemkot Depok 21-26 April 2025 Megapolitan 21 April 2025

    USG Gratis dan Layanan Kesehatan Lain Diberikan Pemkot Depok 21-26 April 2025
    Penulis
    DEPOK, KOMPAS.com – 
    Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26
    Kota Depok
    , Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Kesehatan menyelenggarakan program “Gerakan Bumil Sehat” yang memberikan berbagai
    layanan kesehatan gratis
    bagi ibu hamil.
    Program berbagai layanan kesehatan ini berlangsung selama enam hari, mulai tanggal 21 hingga 26 April 2025.
    Warga Depok yang ingin mendapatkan layanan ini dapat mengaksesnya di seluruh UPTD Puskesmas se-Kota Depok mulai pukul 07.30 pagi hingga selesai.
    Dalam program ini, para ibu hamil bisa mendapatkan berbagai pemeriksaan dan layanan kesehatan penting secara gratis, antara lain:
    Layanan kesehatan ini dibuka dengan kuota terbatas. Warga dapat mendaftar terlebih dahulu di
    link
    : https://msha.ke/medsospuskesmasdepok .
    Informasi lengkap mengenai jadwal, lokasi Puskesmas, dan prosedur pelaksanaan dapat diakses melalui akun media sosial Instagram Dinas Kesehatan
    @dinkeskotadepok
    atau Pemerintah Kota Depok
    @pemkotdepok
    .
    Selain itu, warga juga dapat mencari informasi layanan kesehatan gratis ini di masing-masing UPTD Puskesmas Kota Depok terdekat.
    Kegiatan ini didukung oleh Wakil Wali Kota Depok, Dr. H. Supian Suri, MM, dan Chandra Rahmansyah, S.Kom, serta menjadi bagian dari komitmen
    Pemkot Depok
    dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak di wilayahnya.
    “Gerakan Bumil Sehat” tidak hanya menjadi momen peringatan ulang tahun kota, tetapi juga bentuk nyata kepedulian terhadap kesehatan ibu hamil sebagai bagian penting dari pembangunan manusia.
    Dengan pemeriksaan dan edukasi yang tepat, diharapkan angka komplikasi kehamilan dapat ditekan dan kualitas hidup ibu serta bayi meningkat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Masuk Kerja Usai Diberitakan Bolos ke Malaysia, Plh Sekretaris Dinkes Jember Pasrah Dapat Sanksi

    Masuk Kerja Usai Diberitakan Bolos ke Malaysia, Plh Sekretaris Dinkes Jember Pasrah Dapat Sanksi

    Liputan6.com, Jember – Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember dr Koeshar Yudyarto akhirnya muncul sehari setelah diberitakan bolos kerja. Ia mengakui sejak hari Selasa (15/04/2025) hingga Rabu (16/04/2025) memang pergi ke Malaysia, bukan untuk urusan pekerjaan.

    “Kami (saya) ada tugas studi dari kampus untuk presentasi internasional,” ujar dr Koeshar secara singkat saat saat dikonfirmasi, Sabtu (19/4/2025)

    Sebelumnya, dr Koeshar langsung ikut mendampingi bupati dan wabup Jember pada rapat paripurna yang digelar DPRD Jember pada hari Kamis (17/04). Selain sebagai Sekretaris Dinkes, dr Koeshar untuk sementara waktu juga ditunjuk menjadi Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Jember, menggantikan pejabat definitif, dr Hendro yang sejak akhir bulan puasa lalu izin cuti untuk umroh ke tanah suci.

    Koeshar membenarkan, pergi ke luar negeri selama dua hari, sejak hari Selasa (15/04/2025). “Acaranya sehari, tapi kita harus siapkan sehari sebelumnya,” tuturnya.

    Koeshar enggan menanggapi terkait sorotan terhadap dirinya yang disebut melanggar disiplin ASN karena bolos kerja selama 2 hari dan malah pergi ke luar negeri tanpa izin atasan. Ia mengaku menyerahkan masalah ini kepada Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Jember. 

    “Untuk selanjutnya kami serahkan kepada BKPSDM,” jawabnya. 

    Sebelumnya, Kepala BKPSDM Jember, Sukowinarno menyebut, akibat bolosnya dr Koeshar, sekitar 2 ribu pegawai -baik ASN maupun non ASN- Dinkes Jember terlambat mendapat gaji. Karena itu, BKPSDM disebut akan melakukan terobosan agar gaji pegawai Dinkes Jember bisa segera cair.

     

    Menyedihkan, Bocah 12 Tahun berbobot Hanya 8,5 Kilogram

  • Sosok Bidan Puskesmas di Dairi Sumut Jadi Sopir Ambulans demi Selamatkan Ibu Hamil, Videonya Viral – Halaman all

    Sosok Bidan Puskesmas di Dairi Sumut Jadi Sopir Ambulans demi Selamatkan Ibu Hamil, Videonya Viral – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sosok perempuan mengenakan pakaian dinas yang viral mengendarai mobil ambulans demi selamatkan pasien di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). 

    Aksi heroiknya menjadi sopir ambulans membawa pasien untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat, viral di media sosial. 

    Belakangan terungkap, perempuan yang berprofesi sebagai bidan puskesmas di Dairi tersebut, bernama Doya Berutu.

    Dikutip dari Kompas.com, Doya nekat menjadi sopir ambulans demi menyelamatkan ibu hamil yang perlu mendapat penanganan medis di rumah sakit.

    Hal tersebut, dikonfirmasi oleh Kepala Puskesmas Parongil, Rismawaty Doloksaribu.

    Ia menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (15/4/2025). 

    Saat pagi hari, pasien dari Desa Palipi, Kelurahan Parongil, mendatangi Puskesmas Parongil, tempat Doya bekerja.

    “Waktu itu ketuban pasien ini pecah dini, jadi harus segera dirujuk ke Rumah Sakit Sidikalang,” kata Rismawaty melalui saluran telepon pada Sabtu (19/4/2025).

    “Takutnya terjadi infeksi pada tubuh ibu dan bayi. Jadi, keselamatan mereka inilah yang kami pikirkan,” imbuhnya.

    Mengetahui keadaan tersebut, ia menghubungi sopir ambulans yang sebelumnya sudah dirumahkan sejak akhir Februari, imbas aturan pemerintah pusat.

    “Sopir ini kan sudah tidak terikat lagi karena dirumahkan. Meski begitu, saya tetap hubungi dia untuk membantu. Sayangnya, dia lagi ada kerjaan, jadi tidak bisa,” jelas Rismawaty.

    Lantas, Rismawaty menyebut, pihaknya berunding dan Doya bersedia untuk menyetir karena memang situasinya genting. 

    Doya bersama dua bidan, pasien, dan keluarga pasien, pun berangkat dari puskesmas menuju RS Sidikalang.

    Sekitar pukul 12.00 WIB, mereka tiba di rumah sakit dan pasien langsung diserahkan ke dokter untuk menjalani persalinan.

    Menurut Rismawaty, proses persalinan berjalan lancar. 

    “Untuk ibu dan bayinya sehat dan sudah kembali ke rumahnya,” ucapnya.

    Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi belum mengetahui dimana lokasi yang dimaksud. 

    Pihak Dinkes Dairi pun mencari siapa sosok bidan yang viral di media sosial itu. 

    “Belum tau kita Pak. Belum ada yang bisa diminta info yang sebenarnya, mungkin karena masih hari besar (libur Wafat Isa Almasih),” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, Frisda Turnip, dikutip dari Tribun Medan.

    Menurut Frisda, kemungkinan pihaknya bakal memanggil pihak terkait untuk mencari tahu siapa sosok bidan yang dimaksud. 

    “Belum mendapatkan info langsung dari yang bersangkutan. Hari Senin kita panggil (pihak dari seluruh puskesmas),” imbuhnya. 

    Video Viral di Medsos

    Diketahui, video perempuan kendarai mobil ambulans di Dairi, Sumut, viral di media sosial. 

    Video tersebut, diunggah oleh akun Instagram  @tkpmedan dan viral di media sosial. 

    Hingga berita ini ditulis, Sabtu (19/4/2025), video itu telah dilihat lebih dari 140 ribu kali. Beragam respons pun disampaikan warganet. 

    Dalam unggahannya, tertulis keterangan “Demi keselamatan ibu dan anak, ibu bidan di Puskesmas Dairi menyetir mobil Ambulance sendiri dikarenakan tidak ada supir untuk merujuk pasiennya ke rumah sakit terdekat”.

    Diduga, perempuan yang membawa pasien itu, adalah seorang bidan. 

    Bidan tersebut, kursi kemudi ambulans membawa seorang pasien yang hendak melahirkan.

    Dalam video, terdengar sirine ambulans berbunyi dan si bidan yang mengenakan baju dinas tampak fokus mengemudikan mobil ambulans.

    Beberapa kali, bidan tersebut, menyalakan bunyi klakson ketika melintas di jalan.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Viral Bidan Jadi Sopir Ambulans Bawa Pasien Ibu Hamil, Ini Kata Dinkes Dairi

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Tribun-Medan.com/Alvi Syahrin Najib Suwitra, Kompas.com)

  • Aksi Heroik Bidan di Dairi Sumut Kendarai Ambulans Bawa Pasien Viral – Halaman all

    Aksi Heroik Bidan di Dairi Sumut Kendarai Ambulans Bawa Pasien Viral – Halaman all

    Bidan Puskesmas di Dairi, Sumatera Utara, yang membawa pasien ke rumah sakit pakai mobil ambulans viral di media sosial!

    Tayang: Sabtu, 19 April 2025 18:59 WIB

    Freepik

    BIDAN BAWA AMBULANS – Ilustrasi kendaraan ambulans yang diunduh dari situs Freepik pada Sabtu (19/4/2025). Viral video seorang perempuan mengendarai mobil ambulans di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumut, bawa pasien yang hendak dirujuk ke rumah sakit. 

    TRIBUNNEWS.COM – Video yang menunjukkan seorang bidan mengendarai mobil ambulans untuk membawa pasien viral di media sosial.

    Perempuan tersebut, diduga adalah bidan dari Puskesmas Dairi, Sumatera Utara.

    Aksinya menjadi sorotan karena dilakukan demi merujuk pasien ke rumah sakit terdekat.

    Respons Dinas Kesehatan Dairi

    Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi merespons viralnya video tersebut.

    Sekretaris Dinas Kesehatan, Frisda Turnip, menyatakan pihaknya belum mengetahui lokasi kejadian yang dimaksud.

    “Belum tau kita. Belum ada yang bisa diminta info yang sebenarnya, mungkin karena masih hari besar (libur Wafat Isa Almasih),” katanya, dikutip dari Tribun Medan.

    Frisda menambahkan, mereka akan memanggil pihak terkait untuk mencari tahu lebih lanjut.

    “Belum mendapatkan info langsung dari yang bersangkutan. Hari Senin kita panggil (pihak dari seluruh puskesmas),” imbuhnya. 

    Video Viral di Media Sosial

    Video tersebut, diunggah oleh akun Instagram @tkpmedan dan telah ditonton lebih dari 140 ribu kali hingga berita ini ditulis.

    Dalam video, terlihat bidan itu, duduk di kursi kemudi mobil ambulans sambil membawa seorang pasien yang hendak melahirkan.

    Suara sirene ambulans terdengar, menunjukkan situasi yang mendesak.

    Warganet memberikan berbagai respons positif terhadap tindakan bidan tersebut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Pembangunan RS Vertikal Jayapura Capai 90 Persen, Bakal Diresmikan Juni 2025
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 April 2025

    Pembangunan RS Vertikal Jayapura Capai 90 Persen, Bakal Diresmikan Juni 2025 Regional 19 April 2025

    Pembangunan RS Vertikal Jayapura Capai 90 Persen, Bakal Diresmikan Juni 2025
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi Papua memastikan, pembangunan Rumah Sakit Umum (RSU) Vertikal
    Jayapura
    telah mencapai 90 persen.
    Peresmian rumah sakit Vertikal Jayapura dijadwalkan pada Juni 2025 oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.
    Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong bersama Pj Sekda Papua Yohanes Walilo dan sejumlah kepala SKPD meninjau langsung lokasi rumah sakit di Abepura, Kota Jayapura.
    “Pembangunan sudah hampir rampung. Saat ini tinggal penyelesaian akhir dan akan selesai 100 persen pada Juni,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/4/2025).
    Ramses menyebut, kunjungan tersebut tidak hanya untuk memeriksa bangunan utama, tetapi juga memastikan akses jalan menuju rumah sakit dalam kondisi baik.
    Ramses menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan yang telah membangun rumah sakit ini.
    “RSU Jayapura memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai rumah sakit umum dan rumah sakit pendidikan,” jelasnya.
    RSU Vertikal
    Jayapura akan menjadi tempat layanan kesehatan dan juga sarana belajar bagi mahasiswa kedokteran Universitas Cenderawasih.
    Rumah sakit tersebut dirancang sebagai rumah sakit tipe B dan diproyeksikan menjadi rujukan regional, tidak hanya untuk Papua, tetapi juga negara-negara Pasifik.
    “Prinsipnya melayani masyarakat Papua, terutama yang tinggal di Kota Jayapura dan sekitarnya,” ujar Ramses.
    Ramses menegaskan, pentingnya kesiapan infrastruktur pendukung agar pelayanan rumah sakit dapat berjalan maksimal saat dioperasikan penuh nanti.
    “Rumah sakit itu, dibangun dengan anggaran mencapai lebih dari Rp 900 miliar dari APBN,” ujar Arry.
    Karena itu, selain bangunan yang megah, fasilitas rumah sakit itu juga diisi dengan peralatan medis yang cukup modern dan lengkap.
    Diberitakan sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr.Arry Pongtiku mengatakan, RSU Vertikal Jayapura ini dibangun dengan anggaran mencapai lebih dari 900 miliar rupiah dari APBN.
    Karena itu, selain bangunan yang megah, fasilitas Rumah Sakit itu juga diisi dengan peralatan medis yang cukup modern dan lengkap.
    “Karena ini rumah sakit tipe B, maka ini menjadi rumah sakit rujukan untuk masyarakat yang ada di tanah Papua,” ungkapnya, Rabu (16/4/2025).
    Bukan hanya itu, kata Arry dicita-citakan akan menjadi rumah sakit rujukan untuk negara-negara di Pasifik Vanuatu, PNG, Viji, dan negara lainya di pasifik,
    “Jadi mimpinya pemerintah itu cukup besar. RS Vertikal jadi rujukan bagi negara-negara Pasifik,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Video Bidan Setir Mobil Ambulans Bawa Pasien di Sumut, Direspons Dinkes Dairi – Halaman all

    Viral Video Bidan Setir Mobil Ambulans Bawa Pasien di Sumut, Direspons Dinkes Dairi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Video yang memperlihatkan seorang perempuan mengenakan pakaian dinas tengah mengendarai mobil ambulans, viral di media sosial.

    Beredar informasi, perempuan tersebut, adalah seorang bidan Puskesmas Dairi, Sumatera Utara (Sumut). 

    Ia nekat mengendarai mobil ambulans demi membawa pasien untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat. 

    Aksi perempuan tersebut, menuai pujian dari warganet.

    Video viral perempuan yang mengendarai ambulans itu, diunggah oleh salah satu akun Instagram.

    Merespons hal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi mengaku, masih belum mengetahui di mana lokasi yang dimaksud. 

    Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, Frisda Turnip, mengatakan pihaknya tengah mencari siapa sosok bidan yang viral di media sosial itu. 

    “Belum tau kita. Belum ada yang bisa diminta info yang sebenarnya, mungkin karena masih hari besar (libur Wafat Isa Almasih),” katanya, dikutip dari Tribun Medan.

    Menurut Frisda, kemungkinan pihaknya bakal memanggil pihak terkait untuk mencari tahu siapa sosok bidan yang dimaksud. 

    “Belum mendapatkan info langsung dari yang bersangkutan. Hari Senin kita panggil (pihak dari seluruh puskesmas),” imbuhnya. 

    Video Viral di Medsos

    Diketahui, video perempuan kendarai mobil ambulans di Dairi, Sumut, viral di media sosial. 

    Video tersebut, diunggah oleh akun Instagram @tkpmedan dan viral di media sosial. 

    Hingga berita ini ditulis, Sabtu (19/4/2025), video itu telah dilihat lebih dari 140 ribu kali. 

    Sejumlah respons pun disampaikan warganet. 

    Dalam unggahannya, tertulis keterangan “Demi keselamatan ibu dan anak, ibu bidan di Puskesmas Dairi menyetir mobil Ambulance sendiri dikarenakan tidak ada supir untuk merujuk pasiennya ke rumah sakit terdekat”.

    Diduga, perempuan yang membawa pasien itu, adalah seorang bidan. 

    Bidan tersebut, duduk di kursi kemudi ambulans membawa seorang pasien yang hendak melahirkan.

    Dalam video, terdengar sirine ambulans berbunyi dan si bidan tampak konsentrasi penuh. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Viral Bidan Jadi Sopir Ambulans Bawa Pasien Ibu Hamil, Ini Kata Dinkes Dairi

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Tribun-Medan.com/Alvi Syahrin Najib Suwitra)

  • 4 Kasus Kekerasan Seks Melibatkan Dokter RI, Terbaru Rekam Mahasiswi Mandi

    4 Kasus Kekerasan Seks Melibatkan Dokter RI, Terbaru Rekam Mahasiswi Mandi

    Jakarta

    Belakangan, kasus-kasus kekerasan seksual yang melibatkan dokter menjadi perbincangan hangat. Bermula dari kasus perkosaan oleh residen anestesi di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, kasus-kasus serupa mencuat ke permukaan.

    Di Garut, dugaan pelecehan seksual dilakukan oleh seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn). Terungkap melalui rekaman CCTV, dokter tersebut melakukan perbuatan yang tidak semestinya saat tengah melakukan pemeriksaan USG.

    Di tengah berbagai kegaduhan tersebut, muncul juga kasus serupa di Malang dan juga melibatkan seorang dokter. Lalu tak lama, dugaan pelecehan seksual juga terungkap di Jakarta, melibatkan peserta PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Universitas Indonesia.

    Berbagai kasus tersebut mendapat sorotan tak hanya dari khalayak, tapi juga dari para pemangku kebijakan. Mulai dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), hingga organisasi dokter spesialis.

    Berikut adalah rangkuman kasus-kasus tersebut, serta informasi terbaru mengenai perkembangannya.

    1. Pemerkosaan oleh Dokter Residen Anestesi RSHS

    Seorang residen anestesi di RSHS Bandung, Priguna Anugerah Pratama (PAP), ditetapkan sebagai tersangka pemerkosaan keluarga pasien, dengan modus memasukkan obat bius saat transfusi darah. Korban diperkosa dalam kondisi tidak sadar, di bawah pengaruh obat bius.

    Pelaku merupakan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Priguna terdaftar sebagai anggota IDI wilayah Jawa Barat, tepatnya Kota Bandung.

    Korban pemerkosaan PAP belakangan terkonfirmasi bertambah dua orang, dijebak dengan modus yang sama. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Surawan pada Jumat (11/4), mengungkap korban berusia 21 tahun dan 31 tahun, diperiksa polisi pada Kamis (9/4).

    Atas aksi bejatnya, Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) resmi mencabut surat tanda registrasi (STR) Priguna, serta dirinya tidak bisa praktik seumur hidup. Selain itu, dirinya sudah ditahan dengan ancaman hukuman penjara paling lama 12 tahun.

    Sebagai tindakan preventif, agar kejadian serupa tidak terulang, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berjanji akan melakukan pembenahan.

    Menkes menyebut pihaknya sudah berkomunikasi langsung dengan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjajaran. Untuk sementara, PPDS FK Umpad di RSHS dihentikan selama satu bulan penuh, ini untuk mengkaji bersama SOP yang jelas antara kampus dan pihak RS.

    “Kita yang pertama, nggak usah mengelak. Kita harus mengakui ada kekurangan. Jangan pernah bilang bahwa kekurangan itu tidak ada, masyarakat akan merasa sangat sakit hati,” beber Menkes Budi pasca-ditemui di acara pelantikan kepengurusan IDI, Sabtu (12/4/2025).

    “Karena ini kan melibatkan dua institusi, nah ini harus diperbaiki,” sambungnya.

    Menkes Budi rencananya akan mewajibkan tes kesehatan mental bagi peserta PPDS. Kebijakan ini dilakukan guna mencegah adanya masalah kesehatan mental yang dilakukan oleh dokter residen.

    2. Dugaan Pelecehan Dokter Obgyn di Garut

    Tak lama berselang, viral video pelecehan seksual yang diduga dilakukan seorang dokter obgyn berinisial SF di salah satu klinik. Dalam rekaman CCTV, tampak dokter tengah melakukan tindakan USG kepada salah satu pasien ibu hamil.

    Narasi yang juga ramai disorot adalah modus dokter obgyn menawarkan pasien USG gratis via kontak pribadi, sehingga tidak perlu melewati proses administrasi sesampai di klinik. Aksi tersebut juga disebut-sebut dilakukan saat tidak ada pendamping bidan maupun tenaga kesehatan lain.

    Merespons ini, Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG, menyebut pihaknya akan memberikan sanksi keras kepada pelaku.

    Pelaku sebelumnya termasuk dalam anggota POGI, tetapi baru terdaftar. Kejadian tersebut diketahui berlangsung pada tahun 2024 silam.

    “PP POGI sedang melakukan investigasi atau klarifikasi ulang bentuk pelanggaran yang dilakukan, bila ada pelanggaran etika dan disiplin profesi, POGI tidak akan ragu memberikan sanksi tegas organisasi profesi,” terang Prof Yudi saat dihubungi detikcom, Selasa (15/4/2025).

    “Kasus ini sudah lama dan sudah ditangani pihak Dinkes, klinik, IDI, dan POGI cabang Jawa Barat. Dia anggota baru,” lanjutnya.

    Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) dengan tegas mencabut sementara surat tanda registrasi (STR) dari SF. Pencabutan sementara ini dilakukan setelah melakukan investigasi terkait kasus yang terjadi.

    “Kami non-aktifkan untuk sementara sampai menunggu dari penegak hukum. Nantinya akan kita lanjutkan, tentunya ini kami masih menunggu,” kata Ketua KKI drg Arianti Anaya dalam konferensi pers, Kamis (17/4/2025).

    NEXT: Dugaan Pelecehan Seksual oleh Dokter di Malang dan Jakarta

    3. Dugaan Pelecehan oleh Dokter di Malang

    Di Malang, Jawa Timur, seorang pasien perempuan membuat pengakuan di media sosial tentang pelecehan seksual yang dialaminya di sebuah rumah sakit swasta. Pelaku pelecehan seorang dokter berinisial YA, dan dilakukan di ruang VIP.

    Disebutkan, peristiwa tersebut terjadi pada September 2022. Dalam unggahannya yang viral di media sosial baru-baru ini, korban mengajak para perempuan yang mengalami kasus serupa untuk tidak takut berbicara.

    “Buat kalian semua terutama cewek-cewek, aku mohon kalau udah rasa ada yang nggak beres, LAWAN! Jangan takut kayak aku. Jujur ngetik ini aja gemeteran,” pesannya.

    Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) buka suara terkait laporan kasus tersebut. Ketua KKI drg Arianti Anaya menekankan pelaporan akan diproses lebih lanjut.

    Sementara ini belum ada kepastian apakah dokter tersebut juga akan diproses untuk penangguhan atau bahkan pencabutan surat tanda registrasi (STR). Investigasi lebih lanjut tengah dilakukan.

    “Intinya teman-teman, kami tentunya KKI akan melakukan SOP terhadap semua laporan, termasuk yang di Malang ini tentu akan kami proses,” beber drg Arianti dalam konferensi pers Kamis (17/4/2025).

    “Tapi akan sejauh apa nanti tindakan yang diberikan bergantung pada temuan yang ada, tentu kita juga nanti akan melibatkan dalam hal ini kolegium, terkait pelanggaran yang mungkin dilakukan,” sambungnya

    4. Peserta PPDS UI Diduga Merekam Mahasiswi Saat Mandi

    Polres Metro Jakarta Pusat (Polres Jakpus) menangkap peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Indonesia (UI) yang diduga merekam seorang mahasiswi sedang mandi. Polisi telah menetapkan dirinya sebagai tersangka dan menahan pelaku.

    “Selanjutnya melaksanakan gelar perkara dan terhadap terlapor telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan mulai tanggal 17 April 2025,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro ketika dihubungi, Jumat (18/4/2025).

    “Terhadap tersangka diterapkan Pasal 29 jo Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 35 jo Pasal 9 UU RI No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi ancaman pidana penjara paling lama 12 tahun,” sambungnya.

    Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI Aji Muhawarman mengatakan pihaknya akan mendalami kasus tersebut. Jika keputusan pengadilan sudah final, maka STR dan SIP pelaku akan dicabut permanen.

    Sementara itu, Universitas Indonesia juga turut menanggapi terkait peserta PPDS yang diduga melakukan pelecehan seksual. UI mengaku prihatin dan menyesalkan adanya laporan tersebut.

    “Terkait kasus ini, UI sangat prihatin dan menyesalkan adanya laporan dugaan pelecehan seksual yang melibatkan salah satu mahasiswa kami,” kata Direktur Humas UI Prof Arie Afriansyah saat dihubungi wartawan, Jumat (18/4/2025).

    KKI Minta Masyarakat Jangan Takut Melapor

    Menyoroti banyaknya kasus pelecehan yang dilakukan oleh oknum dokter, Ketua KKI Arianti Anaya meminta masyarakat untuk tidak takut melapor, apabila mengalami atau mengetahui tindakan pelecehan.

    “Kami sampaikan ke masyarakat, jangan takut untuk melaporkan karena ada salurannya,” kata Arianti dalam konferensi pers terkait Penindakan dan Pendisiplinan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

    Setiap laporan yang masuk akan ditangani secara serius dan ditindaklanjuti melalui investigasi oleh Majelis Disiplin Profesi (MDP). Jika ditemukan unsur pidana, laporan akan diteruskan kepada aparat penegak hukum.

    Simak Video “Video Psikolog soal Alasan Seseorang Lakukan Pelecehan Seksual: Agar Terlihat Superior”
    [Gambas:Video 20detik]