Ratusan Siswa SMPN 35 Kota Bandung Keracunan Usai Santap MBG
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com
– Sebanyak 342 siswa SMP Negeri 35 Kota
Bandung
mengalami keracunan makanan usai menyantap menu
Makan Bergizi Gratis
(MBG) pada Selasa (29/4/2025).
Peristiwa ini terjadi di sekolah yang berlokasi di Jalan Dago Pojok, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Selain siswa, dua orang guru juga mengalami gejala serupa.
Gejala yang dialami para korban meliputi mual, sakit perut, dan muntah setelah mengonsumsi makanan yang disajikan dalam program MBG.
Camat Coblong, Krinda, membenarkan kejadian tersebut saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (1/5/2025).
Ia memastikan kondisi para siswa terus dipantau dan telah mendapat penanganan dari puskesmas.
“Kita terus pantau bareng,” ujarnya.
Krinda menuturkan bahwa tidak ada korban yang sampai harus dirawat inap. Para siswa hanya diberikan obat diare dan kini sudah dalam kondisi membaik.
“Alhamdulillah dikasih obat diare dan sebagainya sudah bisa pulang,” kata Krinda.
Ia menduga penyebab keracunan adalah makanan yang sudah basi atau tidak layak konsumsi. Oleh karena itu, ia meminta Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SSPG) untuk lebih teliti dalam mengecek kelayakan makanan sebelum disajikan.
“Harus dipantau cara, bahan masak sampai menu itu disajikan. Paling bertahan makanan sekitar 4 jam,” jelasnya.
Pihak Kecamatan Coblong telah berkoordinasi dengan Koramil, Polsek, dan Dinas Kesehatan Kota Bandung terkait insiden ini. Peninjauan langsung juga telah dilakukan oleh Danramil dan Kapolsek ke lokasi.
“Kemarin ada Danramil, Kapolsek ke lokasi juga sudah pantau kondisi siswa,” tutup Krinda.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: Dinkes
-

Warga Tangerang Dilatih Menangani Kasus Gawat Darurat
JAKARTA – Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi situasi kritis atau keadaan gawat darurat kesehatan, pelatihan penanganan kegawatdaruratan digelar di lingkungan padat penduduk, seperti Kota Tangerang.
Kegiatan ini menyasar warga di tingkat RT/RW agar mampu memberikan pertolongan pertama saat terjadi kondisi darurat medis di sekitar mereka.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang menjadi penggagas kegiatan ini dengan menyelenggarakan pelatihan dan edukasi di wilayah RW 10, Kelurahan Pabuaran Tumpeng, Kecamatan Karawaci. Kepala Dinas Kesehatan, Dini Anggraeni, menjelaskan bahwa kondisi gawat darurat bisa terjadi kapan saja tanpa peringatan, dan memerlukan respons cepat untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah kecacatan.
“Darurat medis tidak memilih tempat. Bisa saja terjadi di rumah, di jalan, atau di ruang publik. Karena itu, masyarakat perlu tahu apa yang harus dilakukan dalam detik-detik pertama sebelum tenaga medis datang,” ungkapnya di sela pelatihan, Rabu (tanggal kegiatan).
Pelatihan ini diikuti oleh puluhan warga bersama perwakilan pengurus lingkungan setempat. Fokus utama kegiatan adalah memberikan pemahaman dasar tentang tindakan cepat dan tepat dalam menangani situasi darurat medis, termasuk bagaimana memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Peserta diajarkan teknik pertolongan pertama pada kondisi seperti kecelakaan rumah tangga, henti jantung, kehilangan kesadaran, hingga penanganan luka berat. Selain materi teori, simulasi praktis juga diberikan untuk memperkuat pemahaman warga.
“Lingkungan padat penduduk memiliki risiko tinggi terhadap berbagai kejadian darurat. Maka pelatihan semacam ini sangat penting agar warga bisa berperan sebagai penolong pertama sebelum layanan gawat darurat tiba,” kata Dini.
Dinkes Kota Tangerang berharap pelatihan ini dapat menciptakan komunitas yang lebih siap dalam menghadapi kondisi darurat. Pengetahuan dan keterampilan dasar tersebut diharapkan dapat menekan angka kematian atau kecacatan yang disebabkan oleh keterlambatan penanganan awal.
“Kami berharap apa yang dipelajari warga hari ini bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Respons cepat masyarakat bisa jadi pembeda antara hidup dan mati dalam situasi kritis,” pungkasnya.
-

Wagub Rano pertimbangkan naik angkutan umum tiga kali sepekan
Wakil Gubernur (Wagub) Jakarta Rano Karno bersama Kepala Dinas Kesehatan Ani Ruspitawati saat memberikan keterangan pers pada awak media di Balai Kota Jakarta, Rabu (30/4/2025). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa
Wagub Rano pertimbangkan naik angkutan umum tiga kali sepekan
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Rabu, 30 April 2025 – 14:13 WIBElshinta.com – Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mempertimbangkan untuk naik angkutan umum tiga kali dalam sepekan atau tiga kali lebih banyak dibandingkan aturan yang tetapkan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, yakni satu kali seminggu.
“Saya sedang memikirkan saran Pak Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin), mudah-mudahan seminggu bisa tiga kali naik angkutan umum, agar saya bisa jalan kaki, bisa lebih kurus lagi,” ujar Rano di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Pada hari pertama pelaksanaan Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2025 yang mengatur ketentuan penggunaan transportasi umum bagi ASN DKI pada setiap hari Rabu, Rano Karno menggunakan layanan Moda Raya Terpadu (MRT) dari Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan menuju Balai Kota Jakarta.
“Saya (naik) MRT, dan kemudian disambung dengan (Transjakarta). Setengah jam sampai, saya berangkat tadi dari rumah jam 7.00 sampai ya mungkin sini 7.30 WIB,” ujarnya.
Sejak menjabat sebagai Wakil Gubernur Jakarta, kata dia, rutinitas berjalan kakinya berkurang. Oleh karena itu, dia berharap dengan menaiki angkutan umum lebih sering, maka peluangnya berjalan kaki juga bisa seperti dulu.
“Jujur, dulu saya setiap hari bisa jalan kaki di rumah. Tapi sekarang sejak menjabat, ini kan pagi sudah jalan, sehingga jalan kaki kurang. Sepertinya saya mesti naik umum untuk ke kantor, tidak naik kendaraan pribadi,” kata Rano.
Pemprov DKI Jakarta mulai hari ini mewajibkan seluruh pegawai menggunakan angkutan umum massal saat berangkat kerja, bertugas dinas, maupun pulang kerja setiap hari Rabu.
Aturan ini tertuang dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2025 yang ditandatangani Gubernur Jakarta, Pramono Anung, pada 23 April 2025.
Tujuan dari adanya Ingub tersebut untuk memberikan contoh nyata kepada masyarakat dalam mendukung kebijakan pengurangan polusi dan pembangunan berkelanjutan, serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang peduli lingkungan dan mendukung mobilitas hijau.
Selain itu, Ingub tersebut diharapkan dapat membantu membudayakan penggunaan transportasi publik di kalangan pegawai Pemprov DKI, sehingga dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas udara Jakarta.
Berbagai moda transportasi umum yang dapat digunakan yakni Transjakarta, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Light Rapid Transit (LRT) Jakarta, LRT Jabodebek, KRL Jabodetabek (Commuter Line), Kereta Bandara (Railink), bus/angkot reguler, serta kapal dan angkutan antar-jemput karyawan/pegawai.
Aturan menggunakan transportasi umum ini dikecualikan bagi pegawai yang sedang dalam kondisi sakit, hamil, atau bertugas sebagai petugas lapangan dengan mobilitas tertentu.
Sumber : Antara
-

Remaja Indonesia Rentan Obesitas & Diabetes, Saatnya Terapkan Pola Makan Bergizi Seimbang Sejak Dini – Halaman all
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) terus mendorong remaja di Indonesia agar mengadopsi gaya hidup sejak dini seperti menerapkan pola makan bergizi seimbang.
Dinas Kesehatan Kota Samarinda dengan dukungan Kemenkes dan World Food Programme (WFP) menghadirkan acara Roadshow Si Paling Megang pada Sabtu (26/4) di GOR 27 September Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.
Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kemenkes RI dr. Elvieda Sariwati, M.Epid mengatakan, program ini merupakan salah satu langkah strategis dalam merespons meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular di kalangan remaja, seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi.
Fenomena ini banyak dipicu oleh pola konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak, serta minimnya aktivitas fisik dalam keseharian mereka.
“Harapannya mendorong perubahan perilaku yang lebih sehat, dengan cara yang relevan, menyenangkan, dan dekat dengan dunia remaja masa kini,” tutur dr Elvieda yang ditulis di Jakarta.
Hadir sekitar 150 remaja dalam kegiatan yang dikemas dalam kegiatan yang menyenangkan seperti kuis dan permainan mencari harta karun.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr. H. Ismid Kusasi menuturkan, saat ini penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke di Kalimantan Timur menempati peringkat ketiga tertinggi di Indonesia.
“Kami melihat peranan penting acara seperti ini untuk menginspirasi remaja di Kalimantan Timur, terutama Samarinda untuk mengadopsi gaya hidup sehat sejak dini,” ujar dia di Jakarta.
Roadshow ini merupakan bagian dari kampanye Si Paling Megang (Menyala dengan Gerak dan Gizi Seimbang), sebuah inisiatif nasional untuk mendukung gaya hidup sehat serta gizi seimbang melalui konten media sosial, lokakarya daring, dan aktivitas interaktif secara luring.
Peserta didorong untuk mencatat asupan makanan dan aktivitas fisik mereka melalui aplikasi Si Paling Megang. Pencatatan ini diharapkan dapat membantu para peserta untuk menyadari terkait pola makan dan aktivitas harian mereka.
Country Director World Food Programme Indonesia menambahkan, kegiatan ini menegaskan kembali dukungan perubahan perilaku di kalangan remaja dan anak muda sangat penting.
“Gerakan ini menjadi bagian pemerintah menuju Indonesia Emas 2045, kesehatan dan kesejahteraan generasi muda menjadi fondasi utama dalam membangun masyarakat yang kuat dan sehat,” ujar Jennifer Rosenzweig.
Melalui pendekatan yang inklusif dan adaptif, kegiatan dapat direplikasi di wilayah lain. Anak muda merupakan fondasi masa depan. Memastikan kesehatan dan kesejahteraan mereka saat ini merupakan langkah penting untuk membangun generasi yang lebih kuat dan tangguh.
Merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menghimpun jumlah kematian berdasarkan penyebabnya pada Januari 2017 hingga 2020/2022, kematian terbanyak berasal dari sakit karena penyakit tidak menular, dengan 7,03 juta kasus.
Data WHO menunjukkan terdapat 10 penyakit sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia, diantaranya stroke 131,8, jantung iskemik 95,68, Diabetes 40,78 kasus kematian per 100 ribu penduduk.
-

Kisah Perempuan China Sudah 100 Kali Operasi Plastik
Jakarta –
Abby Wu baru berusia 14 tahun saat pertama kali menjalani bedah kosmetik.
Setelah menerima terapi hormon untuk mengatasi sebuah penyakit, berat badan Abby naik dari 42kg menjadi 62kg dalam waktu dua bulan.
Perubahan ini membuat guru teaternya menaruh perhatian.
“Guru saya berkata, ‘Kamu pernah jadi bintang kami, tapi sekarang kamu terlalu gemuk. Pilihannya menyerah atau cepat-cepat turunkan berat badan’,” kenang Abby yang saat itu sedang bersiap untuk ujian teater.
Ibu Abby turun tangan. Dia membawa Abby menjalani operasi sedot lemak untuk menyingkirkan lemak dari perut dan kakinya.
Abby ingat kata-kata ibunya saat dia menunggu di klinik dalam balutan baju pasien dan gugup menghadapi operasi.
“Yang berani dan jalani saja. Kamu akan cantik begitu keluar.”
“Aku bisa melihat bagaimana lemak itu diambil dari tubuhku dan berapa banyak darah yang mengalir,” katanya.
Abby, kini berusia 35 tahun, sudah menjalani lebih dari 100 operasi yang jika diakumulasikan seharga Rp8,4 miliar.
Dia memiliki klinik kecantikan di pusat Kota Beijing dan menjadi salah satu wajah paling dikenal dalam industri operasi plastik China yang sedang booming.
Tapi aneka bedah ini juga punya risiko pada fisiknya.
Duduk menghadap cermin di apartemen mewahnya di Beijing, dia perlahan mengoleskan produk penyamar pada memar bekas suntikan penirus wajah. Prosedur ini harus dia jalani setiap bulan agar wajahnya tampak “kencang dan tidak tembam” setelah tiga kali melakoni bedah pemotongan tulang rahang.
Namun, dia berkeras dirinya tidak menyesal dengan operasi-operasi tersebut dan percaya ibunya telah membuat keputusan tepat bertahun-tahun yang lalu.
“Operasinya berhasil. Aku lebih percaya diri dan bahagia setiap hari. Ibu saya mengambil keputusan yang tepat.”
Abby WuAbby mendokumentasikan bedah kecantikannya di media sosial guna memperlihatkan apa yang dia alami saat memutuskan untuk menjalani operasi.
Operasi plastik pernah dianggap tabu di China. Tapi popularitasnya meledak dalam 20 tahun terakhir berkat peningkatan pendapatan dan perubahan nilai sosial. Media sosial turut mempengaruhi tren tersebut.
Setiap tahun, 20 juta orang China membayar demi menjalani bedah kecantikan.
Mayoritas dari orang-orang yang menjalani prosedur ini adalah perempuan muda. Sebanyak 80% pasien operasi plastik adalah perempuan dan rata-rata berusia 25 tahun.
Penampilan adalah perkara penting dalam budaya China, terutama untuk perempuan. Namun, standar kecantikan di negara tersebut juga ikut berubah.
Bertahun-tahun, selera yang dianggap paling ideal adalah paduan antara Barat, fantasi anime, dan inspirasi dari K-Pop, yakni kelopak mata ganda, garis rahang yang tegas, hidung mancung, dan wajah simetris.
BBC
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
BBC
Belakangan ini muncul tren baru yang lebih janggal, yaitu operasi untuk mendapatkan wajah ideal yang tidak realistik, terlalu feminin, dan terlihat kekanak-kanakan.
Botox kini disuntikkan di belakang telinga, agar kelihatan condong ke depan untuk menciptakan ilusi wajah yang lebih kecil dan halus.
Terinspirasi dari tokoh-tokoh anime, bedah kelopak mata bagian bawah dilakukan untuk memperlebar mata demi mendapatkan wajah polos kekanak-kanakan.
Bibir atas dipangkas agar jarak antara bibir dan hidung menjadi lebar sehingga terlihat awet muda.
Kebanyakan citra kecantikan ini dibuat untuk kepentingan layar semata. Berkat penggunaan filter dan lampu, hasilnya kelihatan sempurna. Namun, dalam kehidupan nyata, efeknya kerap kali terlihat anehwajah yang tidak terlihat seperti manusia tapi juga tidak seperti anak-anak.
Standar kecantikan yang toksik menular di media sosial di China. Tren ini mendistorsi apa yang dianggap sebagai tampilan yang normal. (TikTok)
Aplikasi kecantikan seperti SoYoung (New Oxygen) dan GengMei (More Beautiful) menawarkan analisis berbasis algoritma yang mampu mendeteksi “ketidaksempurnaan wajah”. Popularitas kedua aplikasi ini sedang melonjak di China.
Setelah memindai dan menganalisis wajah para penggunanya, aplikasi tersebut akan menyediakan rekomendasi pembedahan dari klinik-klinik terdekat dan mengambil komisi dari tiap operasi.
Berbagai tren kecantikan yang dibagi dan dipromosikan oleh para pesohor dan influencer di media sosial ini segera mengubah standar apa yang diinginkan dan apa yang dianggap normal.
Iklan aplikasi bedah kecantikan SoYoung menyebut, “perempuan hanya akan sempurna ketika dia cantik”. (SoYoung)
Sebagai salah seorang influencer bedah kecantikan paling awal di China, Abby telah mendokumentasikan bedah plastik yang dijalaninya di berbagai platform media sosial. Dia bergabung dengan SoYoung segera setelah aplikasi itu diluncurkan.
Ketika dia menggunakan fitur “magic mirror” yang disediakan SoYoung meski telah menjalani operasi lebih dari 100 kali aplikasi ini tetap menunjukkan “ketidaksempurnaan” dan menyarankan sederet operasi.
“Katanya aku punya kantung mata. Pembesaran dagu? Aku sudah melakukannya.”
Abby begitu keheranan.
“Perampingan hidung? Apa aku harus melakukan operasi hidung lagi?
Tidak seperti situs e-commerce pada umumnya, aplikasi kecantikan seperti So Young menawarkan fungsi media sosial. Para pengguna membagi catatan harian sebelum dan setelah dan kerap kali meminta saran kepada pengguna super seperti Abby.
‘Seperti ada semen di bawah kulit saya’
Untuk memenuhi permintaan calon klien, klinik-klinik kecantikan menjamur di seluruh China.
Namun, jumlah tenaga medis yang punya kualifikasi terbatas sehingga banyak klinik beroperasi tanpa izin.
Berdasarkan laporan firma riset pemasaran iResearch, hingga 2019 terdapat 80.000 lokasi di China yang menyediakan jasa bedah plastik tanpa izin dan 100.000 praktisi kecantikan yang bekerja tanpa kualifikasi yang tepat.
Akibatnya, diperkirakan ratusan insiden terjadi setiap harinya di bilik-bilik klinik kecantikan di China.
Dr Yang Lu, seorang dokter bedah plastik dan pemilik klinik yang berlisensi di Shanghai mengatakan, beberapa tahun belakangan pasien datang untuk memperbaiki hasil buruk setelah operasi.
“Saya sudah melihat banyak pasien yang operasi pertamanya gagal karena datang ke tempat-tempat yang tidak berizin,” kata Dr Yang.
“Beberapa pasien bahkan dioperasi di rumah,” tambahnya.
BBCYue Yue (kanan), berkonsultasi dengan Dr Yang. Yue mengatakan operasinya yang gagal telah menghancurkan kariernya.
Yue Yue, 28, termasuk salah satu pasien yang hasil operasinya tidak memenuhi ekspektasi.
Pada 2020, dia menerima suntikan kolagen “baby face” dari sebuah klinik tanpa izin operasi yang dibuka teman dekatnya. Alih-alih membuat wajahnya menggemaskan, suntikan itu membuat wajahnya mengeras.
“Di bagian bawah kulit saya terasa ada semennya,” katanya.
Untuk mengatasi kerusakan, Yue Yue beralih pada klinik yang dia temukan di media sosial. Namun, perbaikan itu malah membuat kondisinya lebih buruk.
Salah satu klinik berusaha untuk menyedot filler kosmetik dengan menggunakan suntikan. Alih-alih menyingkirkan lapisan yang telah mengeras, tindakan ini malah menyedot sel jaringannya sendiri sehingga kulitnya menyusut.
Klinik lainnya mencoba mengangkat kulit dekat telinganya untuk menyingkirkan lapisan filler di bawahnya yang mengakibatkan dua bekas luka memanjang dan wajahnya terlihat terlalu kencang tidak alami.
“Seluruh hidup saya runtuh. Saya kehilangan aura dan ini berpengaruh pada pekerjaan saya [di bagian sumber daya manusia di perusahaan asing di Shanghai],” ujarnya.
Dia menemukan Dr Yang melalui aplikasi SoYoung tahun lalu dan sejak itu telah menjalani tiga pembedahan perbaikan, termasuk untuk kelopak matanya yang telah rusak akibat operasi sebelumnya di klinik lain.
Meski hasil perbaikan telah terlihat, beberapa kerusakan akibat prosedur yang salah mungkin bersifat permanen.
“Saya tidak ingin menjadi cantik lagi,” katanya.
“Jika saya bisa kembali pada penampilan sebelum operasi, saya akan cukup bahagia,” cetusnya.
‘Karier saya hancur’
Setiap tahun, 10.000 orang seperti Yue Yue menjadi korban klinik kecantikan bodong di China.
Bahkan, beberapa klinik yang punya izin dan dokter bedah pun tidak mengikuti aturan yang ketat.
Pada 2022, cerita aktris Gao Lui yang menjalani operasi hidung menjadi viral. Operasi tersebut membuat ujung hidungnya menghitam dan mati.
“Wajah saya cacat dan saya sangat sedih. Karier akting saya hancur,” ujarnya.
Dia menjalani operasi hidung di sebuah klinik berlisensi di Guangzhou bernama She’s Times oleh Dr He Ming, yang dia sebut sebagai “dokter bedah kepala” dan ahli bedah hidung.
Nyatanya, Dr He tidak punya kualifikasi penuh untuk mengoperasi tanpa supervisi dan belum memiliki izin praktik sebagai dokter bedah plastik dari Dinas Kesehatan Provinsi Guangdong.
Pemerintah telah mendenda klinik itu, yang telah ditutup setelah skandal meledak. Dr He dilarang praktik selama enam bulan.
Meski begitu, hanya berselang beberapa pekan sebelum She’s Time dibubarkan, sebuah klinik baru bernama Qingya telah mengajukan izin di alamat yang sama.
Gao LiuCerita operasi hidung aktris Gao Liu viral pada 2020. Ujung hidungnya menghitam dan mati.
BBC Eye menemukan kaitan yang erat antara She’s Times dan Qingya, misalkan akun Weibo dan deretan staf yang sama, termasuk Dr He.
BBC juga telah menemukan bahwa Dr He baru mendapatkan izin praktik sebagai dokter bedah plastik pada April 2024, meskipun secara teknis dia dilarang mengajukan permohonan status selama lima tahun sejak diberi sanksi pada 2021.
Qingya mengeklaim telah membuka 30 cabang.
Dr He, Qingya, dan Dinas Kesehatan Provinsi Guangdong tidak merespons permintaan BBC untuk berkomentar.
Kedutaan Besar China di UK mengatakan: “Pemerintah China secara konsisten mewajibkan semua badan usaha untuk mematuhi undang-undang, peraturan, dan ketentuan kebijakan yang relevan secara ketat.”
Setelah empat tahun dan dua kali operasi lanjutan, hidung Gao Liu tetap tidak utuh.
“Saya menyesal. Kenapa saya melakukannya,” ujarnya.
Selama beberapa tahun terakhir, Komisi Kesehatan Pusat China telah berupaya menindak praktisi kesehatan yang kurang memenuhi syarat dalam beroperasi di luar keahlian merekatermasuk memerintahkan badan kesehatan lokal untuk memperketat regulasi dan pedoma. Namun, masalah tetap terjadi.
Dari tawaran pekerjaan hingga utang dan operasi semua terjadi dalam 24 jam
Dalam dunia kerja di China, berpenampilan menarik merupakan elemen penting untuk mencapai kesuksesan.
Pencarian di platform perekrutan kerja mengungkapkan banyak contoh pemberi kerja yang mencantumkan persyaratan fisik untuk beberapa posisi, walaupun itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan sebenarnya.
Salah satu lowongan menjadi resepsionis memerlukan kandidat yang “setidaknya punya tinggi 160cm dan enak dilihat”, sementara lowongan sebagai petugas administrasi menuntut “penampilan menarik dan kelihatan elegan.”
Berbagai tuntutan itu dimanfaatkan oleh sejumlah klinik penipu dengan menawarkan pekerjaan kepada perempuan muda. Mereka dijanjikan mendapatkan pekerjaan di klinik jika bersedia membayar operasi mahal yang dilakukan klinik tersebut.
Da Lan, bukan nama sebenarnya, melamar pekerjaan sebagai “konsultan kecantikan” di sebuah klinik di Chengdu, China barat Daya. Pekerjaan itu diiklankan sebuah situs web rekrutmen pada Maret 2024.
Setelah wawancara, dia ditawari posisi tersebut di malam yang sama.
Dia mengaku bahwa ketika memulai pekerjaan keesokan paginya, dia dibawa ke sebuah ruangan kecil oleh manajernya. Manajer tersebut memeriksanya dari atas hingga ke bawah dan memberinya ultimatumsegera operasi kecantikan atau kehilangan pekerjaan.
Da Lan mengaku diberi waktu kurang dari satu jam untuk memutuskan.
Dengan terpaksa, dia setuju menjalani operasi kelopak mata seharga lebih dari 13.000 yuan atau hampir Rp30 juta dengan bunga tahunan lebih dari 30%. Harga yang dia bayar melebihi tiga bulan gajinya.
Dia mengatakan ponselnya diambil salah satu staf dan digunakan untuk mengajukan “pinjaman kecantikan”, lengkap dengan pemalsuan rincian pendapatannya. Dalam satu menit, pinjaman itu disetujui.
Menjelang siang, dia menjalani tes medis. Satu jam kemudian, dia berada di meja operasi.
Dari tawaran pekerjaan hingga utang dan operasi – semuanya dilakukan dalam waktu 24 jam.
Operasi itu tidak membuatnya meraih karier nan cemerlang. Da Lan mengatakan manajernya kerap meremehkannya, meneriakkan namanya di depan umum, dan mengumpat padanya.
Dia berhenti setelah hanya beberapa minggu. Saat mengingat semua kejadian yang dia alami, dia menduga pekerjaan itu tidak pernah nyata.
“Mereka ingin saya pergi sejak awal,” katanya.
Meski telah bekerja di sana selama lebih dari 10 hari, dia hanya dibayar 303 yuan (hampir Rp700.000). Dengan bantuan dari teman-temannya, Da Lan melunasi utang operasinya setelah enam bulan.
BBC Eye berbicara dengan puluhan korban, dan bertemu dengan tiga orang termasuk Da Lan di Chengdu, sebuah kota yang telah ditetapkan untuk menjadi “ibu kota bedah kosmetik” China. Beberapa korban telah terjebak dalam utang yang jauh lebih besar selama bertahun-tahun.
Klinik yang dia klaim telah menipunya, menurut Da Lan, telah dilaporkan oleh korban lainnya dan diekspos oleh media lokal. Tapi klinik itu tetap buka dan masih merekrut calon-calon pegawai untuk posisi pekerjaan yang sama.
Penipuan ini tidak terbatas pada lowongan pekerjaan klinik saja, tapi juga merambah ke industri lain.
Beberapa perusahaan live-streaming juga memberi iming-iming kepada perempuan-perempuan muda untuk mengambil pinjaman untuk operasi, dengan imbalan peluang untuk menjadi influencer tenar.
Tetapi di belakang layar, perusahaan-perusahaan ini sering memiliki perjanjian tidak resmi dengan klinik, yaitu mengambil keuntungan dari tiap pelamar yang mereka kirim ke meja operasi.
BBCDi sebuah kafe di Beijing, Abby dan teman-temannya mendiskusikan implan dagu, pemendekan bibir atas, dan operasi hidung.
Di sebuah kafe di Beijingtempat yang sempurna untuk selfieAbby bertemu teman-temannya untuk minum kopi.
Trio ini menyesuaikan pose dan mengedit wajah mereka dengan sangat detail. Dari memanjangkan bulu mata hingga membentuk kembali tulang pipi mereka.
Ketika ditanya apa yang paling disukai dari fitur wajah mereka, mereka ragu-ragu, kesulitan untuk menyebutkan satu bagian wajah yang tidak akan mereka pertimbangkan untuk diubah.
Percakapan beralih ke implan dagu, pemendekan bibir atas, dan operasi hidung.
Abby mengatakan dia sedang mempertimbangkan untuk menjalani operasi hidung lagi. Terakhir kali dia menjalani operasi serupa adalah enam tahun lalu. Namun, kini ahli bedah merasa kesulitan untuk mengoperasinya.
“Kulit saya tidak mudah diregangkan setelah begitu banyak operasi. Para dokter tidak memiliki keleluasaan. Kami tidak bisa memberi kain yang cukup untuk membuat rompi dan berharap mendapatkan gaun pengantin.”
Metafora itu terus terngiang-ngiang, di antara para korban yang ditimbulkan oleh semua operasi kecantikan.
Terlepas dari semuanya, Abby tidak punya rencana untuk berhenti.
“Saya tidak berpikir untuk menghentikan perjalanan saya untuk menjadi lebih cantik.”
Lihat juga Video ‘Meninggalnya Ratu Oplas Jocelyn Wildenstein’:
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

1.054 Jemaah Haji Asal Tuban Mendapat Bimbingan Manasik Secara Teori
Tuban (beritajatim.com) – Sebanyak 1.054 jemaah haji di Kabupaten Tuban telah melaksanakan Bimbingan Manasik Haji Massal 1 di Gedung Graha Sandya secara teori oleh Kementerian Agama (Kemenag) Tuban.
Adapun rincian jemaah haji yang mengikuti bimbingan manasik sesuai urut porsi sebanyak 965 orang, lansia 16 orang, penggabungan 75 orang, cadangan 474 orang dengan rincian yang sudah melunasi 284 orang. Lalu, untuk jemaah haji mutasi masuk 15 orang.
Kepala Kemenag Tuban, Umi Kulsum mengatakan bahwa jemaah haji di Kabupaten Tuban dibagi sebanyak 3 kloter yakni kloter 68, 69 dan 70. Dari masing-masing kloter tersebut didampingi oleh 4 petugas kloter dengan rincian satu ketua kloter, satu pembimbing ibadah, satu dokter dan satu tenaga kesehatan.
“Insya Allah jemaah haji berangkat tanggal 21 Mei 2025, kumpul di pendopo dengan memakai seragam batik nasional yang sudah ditetapkan,” ujar Umi Kulsum. Jumat (25/04/2025).
Ia juga menyampaikan, masih ada waktu sekitar satu bulan. Oleh karena itu, Umi Kulsum berpesan kepada jemaah untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin baik mental maupun fisik dan lengkapi diri dengan ilmu manasik.
“Jadilah jemaah haji yang mandiri tidak selalu bergantung kepada KBIHU,” tegas Umi sapaannya.
Lanjut, sebagai informasi bahwa dari jumlah 1.054 jemaah ada salah seorang jemaah haji tertua berusia 90 tahun dan yang termuda berusia 19 tahun.
“Untuk materi bimbingan manasik haji sendiri ada 3 pemateri, selain dari Kemenag Tuban juga mendapatkan materi kebijakan pemerintah Indonesia tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah oleh Kemenag Jatim,” bebernya.
Selain itu, ia mengucapkan terimakasih kepada Ketua Tim Bina Haji Reguler dan Advokasi pada Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur Edy Susilo dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban dr. Atiek Supartiningsih yang telah memberikan materi bimbingan manasik haji di Tuban. [ayu/ted]
/data/photo/2025/02/25/67bd458cacf90.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


/data/photo/2025/04/03/67ee45b29ed7a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/04/23/6808a5aa7c0fc.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)