Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Dinkes Selidiki Penyebab Keracunan MBG di Bina Insani Kota Bogor – Page 3

    Dinkes Selidiki Penyebab Keracunan MBG di Bina Insani Kota Bogor – Page 3

    Menurutnya, petugas Dinkes juga terus melakukan pemantauan terhadap proses pengolahan hingga pengiriman paket MBG dari dapur SPPG Bosowa Bina Insani.

    Sesuai arahan Wali Kota Bogor, Dinkes berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memantau 12 sekolah lainnya dan memastikan seluruh kasus ditangani dengan baik.

    “Seluruh rumah sakit di Kota Bogor juga telah dikoordinasikan untuk bersiap menerima pasien tambahan jika ada kasus baru,” kata dia.

    Retno mengimbau kepada orangtua jika anaknya mengalami gejala keracunan untuk segera mengakses layanan kesehatan di Puskesmas terdekat atau menghubungi call center PSC 119.

    “Namun sampai sore tadi belum ada laporan penambahan kasus serupa dari sekolah lain,” kata dia.

  • Puluhan Pelajar di Bogor Alami Keracunan Diduga Usai Komsumsi MBG

    Puluhan Pelajar di Bogor Alami Keracunan Diduga Usai Komsumsi MBG

    Jakarta

    Sebanyak 36 pelajar SD dan SMP di salah satu yayasan pendidikan di Tanahsareal, Kota Bogor mengalami gejala keracunan. Pelajar tersebut diduga keracunan usai mengkomsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan di sekolah.

    “Dinas Kesehatan Kota Bogor menerima laporan adanya dugaan keracunan makanan yang diduga berasal dari konsumsi makanan MBG (Makan Bergizi Gratis,red) di lingkungan sekolah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno dalam keterangan resminya, Rabu (7/5/2025).

    Sri Nowo mengatakan, dari 36 pelajar diduga keracunan, sebanyak 12 orang sempat dilarikan ke rumah sakit. Di mana lima orang di antaranya masih menjalani perawatan.

    “Berdasarkan data sementara yang dihimpun, tercatat 36 orang yang mengalami keluhan, sebagian besar berupa diare ringan, dan gejala lainnya mual, muntah, dan demam,” kata dia.

    “Sedangkan untuk 24 orang yang tidak mendapatkan perawatan rumah sakit, telah diberikan obat sesuai gejala oleh dokter jaga Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah Bina Insani,” imbuhnya.

    Sri Nowo menambahkan, saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan rumah sakit di Bogor untuk menelusuri kemungkinan adanya pelajar diduga mengalami keracunan yang belum dilaporkan.

    (sol/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusli Prihatevy Pastikan DPRD Kota Bogor Bakal Kawal Kasus Keracunan Menu Program MBG di Bosowa Bina Insani

    Rusli Prihatevy Pastikan DPRD Kota Bogor Bakal Kawal Kasus Keracunan Menu Program MBG di Bosowa Bina Insani

    JABAR EKSPRES – Polemik keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang berasal dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bosowa Bina Insani Bogor memantik rasa simpati Wakil Ketua I DPRD Kota Bogor, M. Rusli Prihatevy.

    Dia pun menyayangkan dan prihatin kepada para korban yang didominasi para pelajar. Rusli pun menegaskan bahwa DPRD Kota Bogor akan turun tangan mengawal dan mengawasi kasus ini.

    “Sungguh disayangkan program yang sudah baik ini harus tercoreng dengan adanya kejadian ini. Kami dari DPRD akan ikut mengawal dan mengawasi kasus ini melalui Komisi IV,” tegas Rusli, Rabu (7/5) Malam.

    Pihaknya pun berharap langkah taktis yang sudah diambil oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor dalam melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) bisa mencari penyebab terjadinya keracunan massal.

    Sebab, dalam menyiapkan MBG perlu diperhatikan bahan makanan mentah, kebersihan dapur, kebersihan alat makan sampai proses pengolahan dan pendistribusian.

    Politisi Golkar ini menilai, program yang sudah baik dan diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto harus bisa diterjemahkan dengan baik pula dalam pelaksanaannya.

    “Tidak boleh terulang kembali hal seperti ini. Progam bagus harus di rasakan dan menjadi harapan tumbuh kembang anak anak sebagai generasi penerus bangsa,” imbuh Rusli.

    Sebelumnya, tercatat jumlah korban yang mengalami dugaan keracunan mencapai 36 orang dengan keluhan beragam, mulai dari mencret, pusing, muntah, demam, hingga sakit perut.

    Mereka yang terindikasi keracunan telah mendapatkan perawatan. Adapun yang dirawat inap sebanyak 5 orang, rawat jalan 7 orang, dan keluhan ringan 24 orang.

    Adapun rincian pasien rawat inap adalah 2 siswa dan 3 guru dari TK Bina Insani. Sementara pasien rawat jalan terdiri dari 2 siswa dan 5 guru TK Bina Insani.

    Sedangkan yang mengalami keluhan ringan berjumlah 24 orang, terdiri dari 5 murid SMP Bina Insani, 18 guru SMP Bina Insani, dan 1 office boy SMP Bina Insani.

    Diketahui, dapur SPPG Bina Insani tersebut mengelola 13 sekolah dengan total 2.977 porsi makanan. (YUD)

  • Berangkatkan 727 Jemaah Haji, Bupati Batang: Jaga Kesehatan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Mei 2025

    Berangkatkan 727 Jemaah Haji, Bupati Batang: Jaga Kesehatan Regional 7 Mei 2025

    Berangkatkan 727 Jemaah Haji, Bupati Batang: Jaga Kesehatan
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Bupati Batang M Faiz Kurniawan memberangkatkan 727
    jemaah haji
    reguler dan cadangan Kabupaten Batang menuju
    Embarkasi Donohudan
    , Boyolali, Selasa (6/5/2025).
    Faiz mengimbau para jemaah haji yang akan berangkat ke Saudi Arabia tetap menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri utamanya bagi lansia dan berkebutuhan khusus.
    “Semua sudah diatur petugas, termasuk saat melontar jumroh dan sebagainya. Tetap tertib saat menjalankan ibadah wajib dan sunahnya,” katanya dalam siaran pers, Rabu (7/5/2025).
    Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Ida Susilaksmi mengatakan, menjelang pemberangkatan, pihaknya akan mengecek kesehatan mata jemaah haji. 
    Hal tersebut dilakukan untuk memastikan tidak ada jemaah yang mengalami peradangan mata.
    “Jangan sampai ada yang terindikasi peradangan mata karena dikhawatirkan bisa menular ke jemaah lain,” ujarnya.
    Selain itu, jemaah yang telah tiba di Embarkasi Donohudan kembali melakukan pemeriksaan kesehatan keseluruhan sebelum diterbangkan ke Tanah Suci. 
    Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Kemenag Batang Sodikin mengatakan, seluruh jemaah haji yang diberangkatkan menuju Embarkasi Donohudan terbagi dalam kloter 24, 25, 26.
    “Untuk kloter 43 yang semula akan diberangkatkan terpisah, karena masih ada 50 kursi kosong, akan diberangkatkan bersama kloter 24,” jelasnya.
    Sodikin memastikan, seluruh jemaah haji yang diberangkatkan menuju Embarkasi Donohudan telah menyelesaikan pembiayaan hingga pengurusan visa. 
    Dengan demikian, jemaah akan mendapatkan pengecekan dokumen maupun kesehatan oleh pihak terkait.
    “Ketika sampai di Donohudan, jemaah akan menerima uang untuk biaya hidup selama di Tanah Suci. Besarannya Rp 3 juta atau 750 Real,” terangnya.
    Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Batang, ada 28 jemaah yang menggunakan kursi roda. Oleh karenanya, petugas akan bekerja ekstra untuk membantu selama di Donohudan.
    “Petugas sudah siap membantu selama proses persiapan menjelang penerbangan menuju Tanah Suci, terutama jemaah kategori berkebutuhan khusus dan lansia,” kata Sodikin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 36 Orang Keracunan MBG di Bogor, Wali Kota Minta Dinkes Cek Sisa Makanan – Halaman all

    36 Orang Keracunan MBG di Bogor, Wali Kota Minta Dinkes Cek Sisa Makanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, ada sebanyak 36 orang yang merasakan gejala keracunan usai menyantap menu program makan bergizi gratis (MBG).

    Ia menyebut, para korban mengalami keluhan berbeda, mulai dari mencret, pusing, muntah, demam, hingga sakit perut.

    “Adapun yang dirawat inap sebanyak 5 orang, rawat jalan 7 orang, dan keluhan ringan 24 orang,” kata Dedie Rachim, dilansir Tribunnews Bogor, Rabu (7/5/2025).

    Rinciannya, pasien rawat inap adalah 2 siswa dan 3 guru dari TK Bina Insani.

    Sedangkan pasien rawat jalan terdiri dari 2 siswa dan 5 guru TK Bina Insani.

    Lebih lanjut, korban yang mengalami keluhan ringan berjumlah 24 orang.

    Mereka terdiri dari 5 murid SMP Bina Insani, 18 guru SMP Bina Insani, dan 1 office boy SMP Bina Insani.

    Imbas kasus ini, Dedie Rachim meminta Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) untuk segera memantau proses pemeriksaan sampel sisa makanan maupun muntahan siswa, termasuk kemungkinan dari kebersihan nampan makan.

    “Saya menekankan agar proses persiapan bahan dan pengolahan dilaksanakan secara aman, bersih, dan higienis,” ucapnya.

    Selain itu, ia juga menegaskan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani lebih waspada dan berhati-hati serta menjaga kualitas sajian makanan bagi para siswa.

    Sebelumnya, sejumlah siswa di Bina Insani mengalami mual setelah menyantap menu MBG.

    “Tadi banyak yang sakit perut. Di kelas saya ada 4 orang. Terus langsung di bawa ke UKS,” kata salah seorang siswa berinisial MG saat berbincang di depan sekolah.

    Ketika menyantap menu tersebut, menurut MG rasanya sudah asam.

    “Makanannya basi, susunya asam,” ujarnya.

    Alhasil, MG pun diperbolehkan pulang ke rumahnya sebelum jam sekolah selesai.

    Namun, dirinya tak mengetahui pasti berapa total siswa yang merasakan gejala yang sama.

    Sementara itu, salah seorang warga berinisial Y mengatakan, saat kejadian, sekolah langsung ramai.

    Banyak siswa terlihat langsung keluar sekolah.

    “Biasanya jam pulang sekolah itu sore. Anak SMP itu jam 4 sore. Terus pelajar juga gabisa keluar sekolah sebelum jam selesai,” ucap Y.

    Ia pun mendengar informasi beberapa siswa langsung dilarikan ke RS terdekat.

    “Kayaknya ke Rumah Sakit (RS) Islam. Soalnya itu paling deket kan dari sini, ada beberapa guru yang saya kenal, totalnya ada 8 yang diduga keracunan,” ungkapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Jumlah Korban Keracunan MBG di Kota Bogor, Dedie Rachim Perintah Dinkes Cek Sisa Makanan.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • Keracunan Menu Program MBG di Bosowa Bina Insani Bogor, Dedie Rachim Minta Dinkes Telusuri Penyebabnya!

    Keracunan Menu Program MBG di Bosowa Bina Insani Bogor, Dedie Rachim Minta Dinkes Telusuri Penyebabnya!

    JABAR EKSPRES – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, angkat bicara atas adanya indikasi keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bosowa Bina Insani Bogor yang dialami puluhan siswa.

    Dedie meminta Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bogor untuk segera memantau proses pemeriksaan sampel sisa makanan dari isi perut siswa, termasuk kemungkinan dari kebersihan nampan makan.

    “Saya menekankan agar proses persiapan bahan dan pengolahan dilaksanakan secara aman, bersih, dan higienis,” kata Dedie Rachim, Rabu (7/5) Malam.

    Ia juga mewanti-wanti SPPG Bina Insani lebih waspada dan berhati-hati serta menjaga kualitas sajian makanan bagi para siswa.
    Diketahui, SPPG Bina Insani mengelola 13 sekolah dengan total 2.977 porsi makanan.

    Dari data sementara saat ini, jumlah korban yang diduga keracunan makanan MBG di Sekolah Bosowa Bina Insani mencapai 36 orang dengan keluhan beragam, mulai dari mencret, pusing, muntah, demam, hingga sakit perut.

    Mereka yang terindikasi keracunan telah mendapatkan perawatan. Adapun yang dirawat inap sebanyak 5 orang, rawat jalan 7 orang, dan keluhan ringan 24 orang.

    Adapun rincian pasien rawat inap adalah 2 siswa dan 3 guru dari TK Bina Insani. Sementara pasien rawat jalan terdiri dari 2 siswa dan 5 guru TK Bina Insani.

    Sedangkan yang mengalami keluhan ringan berjumlah 24 orang, terdiri dari 5 murid SMP Bina Insani, 18 guru SMP Bina Insani, dan 1 office boy SMP Bina Insani. (YUD)

  • Pemkab Kepulauan Seribu ajak warga beri imunisasi lengkap kepada anak

    Pemkab Kepulauan Seribu ajak warga beri imunisasi lengkap kepada anak

    Kami mengajak seluruh pihak terlibat dalam menyukseskan imunisasi lengkap ini,

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu mengedukasi warganya memberikan imunisasi lengkap kepada anak sehingga nantinya memiliki daya tahan terhadap sejumlah penyakit..

    “Kami mengajak seluruh pihak terlibat dalam menyukseskan imunisasi lengkap ini,” kata Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kepulauan Seribu Eric PZ Lumbun dalam webinar tentang Edukasi Kesehatan Imunisasi di Jakarta, Selasa.

    Eric menilai untuk mencapai keberhasilan program imunisasi dibutuhkan dukungan dan kerja sama dari semua pihak baik lintas program dan sektor termasuk media.

    Ia mengatakan penyebarluasan informasi tentang imunisasi kepada masyarakat merupakan salah satu upaya Pemerintah mendukung Indonesia memiliki generasi emas tahun 2045.

    Dia menekankan imunisasi lengkap bagi anak di masa emas sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

    Selain itu, dengan momentum Pekan Imunisasi Dunia 2025 yang mengangkat tema ‘Lengkapi Imunisasi Demi Generasi Sehat Menuju Jakarta Kota Global’, dapat memberikan semangat seluruh kolaborator, tenaga kesehatan, seluruh lapisan masyarakat serta Pemerintah.

    “Semua dilakukan untuk tercapainya tujuan keluarga yang sehat dan berkualitas untuk mendukung Generasi Sehat, Indonesia Emas Tahun 2045,” kata dia

    Menurut dia Pekan Imunisasi Dunia telah dilaksanakan lebih dari 180 negara melalui pelaksanaan berbagai kegiatan pemberian imunisasi rutin secara lengkap.

    “Imunisasi terbukti memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan Human Development Index (HDI),” kata dia

    Sebelumnya Suku Dinas Kesehatan Kepulauan Seribu menggelar webinar Edukasi Kesehatan Imunisasi yang diikuti sekitar lima puluh peserta, diselenggarakan dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Dunia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jumlah Siswa di PALI Sumsel Diduga Keracunan MBG Tambah Jadi 174 Orang

    Jumlah Siswa di PALI Sumsel Diduga Keracunan MBG Tambah Jadi 174 Orang

    Jakarta

    Jumlah siswa yang diduga keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan terus bertambah. Per hari ini siswa yang dirawat menjadi 174 anak.

    “Kita hari ini sudah berada di PALI, dari informasi di RSUD Talang Ubi jumlah siswa yang diduga keracunan bertambah menjadi 174 orang,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel Dedy Irawan saat dikonfirmasi, dikutip detikSumbagsel, Selasa (6/5/2025).

    Dia menyebut penambahan jumlah siswa yang keracunan itu terjadi tadi malam. Pihak keluarga mengantar para siswa yang mengalami gejala mual, muntah, dan pusing.

    “Yang masih dalam perawatan ada 8 orang dan kondisinya sudah stabil dan tinggal pemulihan saja. Sedangkan 166 siswa lainnya sudah diperbolehkan pulang. Beberapa siswa ada juga yang sudah masuk sekolah,” terangnya.

    Dari jumlah siswa yang keracunan itu, dia menyebut terbanyak adalah siswa SD. Jumlah siswa yang diduga keracunan sebelumnya 121 orang.

    “Paling banyak siswa SD. Iya siswa yang kena dampak mulai dari PAUD-SMA,” katanya.

    (idn/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dalam 3 Bulan di Jakarta Timur,  2.645 Warga Terjangkit TBC

    Dalam 3 Bulan di Jakarta Timur, 2.645 Warga Terjangkit TBC

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO – Sudin Kesehatan Jakarta Timur mencatat sebanyak 2.645 kasus warga positif tuberkulosis (TBC) sepanjang periode bulan Januari-Maret 2025.

    Plt Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainah mengatakan jumlah kasus tersebut berdasarkan hasil temuan Sudin Kesehatan dari pemeriksaan 10 Puskesmas kecamatan.

    “Data ini dinamis, karena tentu domisili. Jumlah penduduk kita kan memang tertinggi dengan data kependudukan yang ada secara de facto tinggal di Jakarta Timur,” kata Iin, Selasa (6/5/2025).

    Meski secara angka jumlah kasus positif tuberkulosis di Jakarta Timur tampak tinggi, tapi hal ini menunjukkan upaya penelusuran yang dilakukan Sudin Kesehatan berhasil.

    Pasalnya jika seseorang yang menderita tuberkulosis tidak terdeteksi, maka justru berisiko membuat penularan kasus meluas dan membuat penanganan kasus terlambat.

    Sementara bila ditemukan warga yang menderita tuberkulosis maka penanganan dapat lebih cepat dilakukan di masing-masing Puskesmas, dan penularan pada masyarakat dapat dicegah.

    “Kita punya target capaian sampai dengan target nasional TBC 0 di tahun 2030. Tentu nanti Sudin bersama seluruh jajaran, dan Dinas Kesehatan akan membuat target capaian setiap tahunnya,” ujar Iin.

    Berdasarkan catatan Sudin Kesehatan Jakarta Timur selama tahun 2024, keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis mencapai 65 persen atau sebanyak 2.285 warga sudah sembuh.

    Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy menuturkan pasien positif tuberkulosis harus menjalani pengobatan selama enam bulan hingga dapat dinyatakan sembuh.

    “Secara teknis yang utama kita mencari terduga TB. Kita pemeriksaan di puskesmas atau klinik, kemudian kita kirim ke laboratorium. Jika positif TB, kita batin sampai enam bulan,” tutur Herwin.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • DPRD Ponorogo Desak Penyisiran Menyeluruh Warung Esek-esek

    DPRD Ponorogo Desak Penyisiran Menyeluruh Warung Esek-esek

    Ponorogo (beritajatim.com) – Penertiban belasan warung esek-esek di Desa Demangan, Kecamatan Siman, mendapat dukungan penuh dari DPRD Ponorogo. Langkah tegas Satpol PP itu dilakukan setelah muncul keresahan dari warga sekitar yang melaporkan aktivitas mencurigakan di lokasi tersebut.

    Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno, menegaskan bahwa operasi serupa harus dilakukan secara merata, tidak hanya di satu titik. Menurutnya, sejumlah warung kopi di wilayah lain juga patut dicurigai menjalankan praktik prostitusi terselubung.

    “Jangan sampai lokasi ditutup tapi nanti pindah lokasi baru. Kalau bisa tempat-tempat lain yang terindikasi juga dilakukan penyisiran,” kata Dwi Agus, Senin (5/5/2025).

    Ia menilai keberadaan warung esek-esek tersebut telah melanggar norma sosial dan menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat. Dugaan adanya belasan pekerja yang mengidap penyakit kelamin menular turut memperkuat alasan penutupan.

    Kang Wie, sapaan akrabnya, juga mendorong koordinasi lintas instansi dalam upaya pencegahan. Ia menyebut pentingnya keterlibatan Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap para pekerja, sementara penindakan tetap menjadi ranah Satpol PP.

    “Dinkes yang melakukan pemeriksaan kesehatan, Satpol PP nanti yang melakukan penindakan,” katanya.

    Politisi PKB itu menekankan pentingnya operasi penyakit masyarakat (pekat) dilakukan secara rutin, bukan sekadar respons atas laporan warga. Ia berharap penegakan ketertiban masuk dalam agenda berkelanjutan pemerintah daerah.

    “Sudah disepakati untuk ditutup, artinya memang itu menjadi keresahan dan semua apa yang menjadi langkah-langkah penutupan itu sudah terkoordinasi. Kalau nggak segera ditutup, bahaya itu,” pungkas Dwi Agus. [end/beq]