Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Berangkat 11 Mei 2025, Calon Jemaah Haji Cimahi Wajib Lolos Uji Kesehatan!

    Berangkat 11 Mei 2025, Calon Jemaah Haji Cimahi Wajib Lolos Uji Kesehatan!

    JABAR EKSPRES– Menjelang keberangkatan ibadah haji 2025, Dinas Kesehatan Kota Cimahi memperketat skrining dan menegaskan bahwa hanya calon jemaah haji yang memenuhi kriteria kesehatan fisik dan mental yang akan mendapatkan izin berangkat.

    Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa ibadah haji tidak membahayakan keselamatan jemaah yang dinilai rentan secara medis.

    “Kami fokus memastikan seluruh jemaah haji yang telah memiliki porsi keberangkatan dalam kondisi sehat dan siap secara fisik maupun mental,” tegas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dr. Dwihadi Isnalini, saat ditemui Jabar Ekspres, Jumat (9/5/25).

    Persiapan teknis telah dimulai sejak November 2024, Dwihadi mengatakan dimulai dengan pemeriksaan kesehatan awal yang dilanjutkan tes kebugaran.

    Setelah itu, lanjutnya, puskesmas di seluruh wilayah Cimahi melakukan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan tahap kedua, bersamaan dengan pelaksanaan vaksinasi wajib meningitis dan polio.

    Kegiatan vaksinasi dilakukan sejak 12 hingga 29 April 2025 di 13 Puskesmas se-Kota Cimahi, dengan penyesuaian jadwal untuk tiap jemaah. Bagi mereka yang sempat tertunda, penyuntikan susulan dilakukan hingga 4 Mei 2025.

    Calon jemaah haji dari Kota Cimahi yang dijadwalkan berangkat pada 11 Mei 2025 melalui Kloter 21 tercatat sebanyak 435 orang, ditambah 7 petugas.

    Lebih lanjut, Dwihadi mengatakan, pelepasan akan dilakukan secara resmi oleh Wali Kota Cimahi di Pusdik Pom.

    Sementara itu, sebanyak 120 calon jemaah lainnya direncanakan bergabung dalam Kloter 56,meski data final masih menunggu konfirmasi dari Kementerian Agama.

    “Dari total 635 jamaah yang sudah memiliki porsi keberangkatan menurut data Kemenag Kota Cimahi, kami melakukan skrining menyeluruh,” ujar Dwihadi.

    Hasilnya, ditemukan sejumlah jamaah yang tidak memenuhi syarat istitha’ah atau tidak layak secara medis untuk melaksanakan ibadah haji.

    Beberapa di antaranya, lanjut Dwihadi, mengalami hipertensi dengan tekanan darah di atas 180/110 mmHg, kadar HbA1C yang menunjukkan diabetes tak terkendali di atas angka.

    Ketergantungan dalam aktivitas harian, serta penderita penyakit kronis seperti gagal ginjal yang membutuhkan hemodialisis dan pasien TBC aktif.

    “Kesehatan mental dan jiwa juga kami periksa. Jika ada jamaah yang secara mental tidak mampu menjalankan ibadah secara mandiri atau butuh pendampingan intensif, maka tidak akan kami keluarkan surat keterangan istitha’ah,”lanjut Dwihadi.

  • Murid SDN Kedung Jaya Bogor Tidak Habiskan Menu MBG, Kepala Sekolah: Kelihatannya Trauma – Halaman all

    Murid SDN Kedung Jaya Bogor Tidak Habiskan Menu MBG, Kepala Sekolah: Kelihatannya Trauma – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Kepala SDN Kedung Jaya 1 Kota Bogor sekaligus Plt Kepala SDN Kedung Jaya 2 Kota Bogor Rudi Hartoni mengatakan sebagian menu makanan bergizi gratis (MGB) tidak dihabiskan murid.

    Hal itu diduga terkait adanya sebagian siswa yang keracunan MBG beberapa waktu lalu.

    “Bahkan siswapun kalau kita lihat sejak kejadian kemarin keliatannya trauma. Karena ada beberapa menu yang kelihatannya tidak habis,” kata Rudi Hartono kepada wartawan, Jumat (9/5/2025).

    Di SDN Kedung Jaya 1 sendiri yang diduga keracunan MBG ada empat orang dan Kedung Jaya 2 ada enam orang.

    Semuanya saat ini tengah dirawat di beberapa rumah sakit mulai dari RS Islam, Hermina dan di RS Salak.

    “Kami pun sudah berbagi tugas dengan guru untuk mengecek ke rumah sakit,” ujarnya.

    Sejauh ini, siswa di dua SDN ini sudah menerapkan cuci tangan sebelum MBG.

    “Memang sudah lama kita menerapkan cuci tangan dan berdoa dan itu jelas. Sebelum dan sesudah dilakukannya,” ujarnya.

    Rudi pun berharap kasus dugaan keracunan MBG ini menjadi pembelajaran.

    “Mudah mudahan ini bisa menjadi pembelajaran untuk semua penyedia MBG khusunya untuk berhati hati dan menjadikan pembelajaran yang sangat sangat penting untuk mereka agar lebih baik lagi kedepannya,” tandasnya.

    Sementara itu, Korban dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor bertambah.

    Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat ada 171 orang siswa yang saat ini diduga mengalami keracunan MBG.

    Mereka mengonsumsi makanan MBG yang disiapkan oleh dapur MBG Sekolah Bosowa Bina Insani.

    Kadinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, penambahan paling banyak terjadi pada hari ini, Kamis (8/5/2025) yakni sebanyak 135 orang.

    Pasien yang masuk rawat inap hari ini 17 orang, sehingga jumlah total yang dirawat inap sebanyak 22 orang.

    “Secara kumulatif total korban yang tercatat sebanyak 171 orang, dengan rincian 22 orang menjalani rawat inap, 29 orang menjalani rawat jalan, dan 120 orang mengalami keluhan ringan,” kata Sri Nowo Retno dalam keterangan tertulisnya.

    Sebaran 22 korban yang menjalani rawat inap di RS Hermina tujuh orang, RS Azra empat orang, RS Islam enam oran, RS EMC satu orang, RS Graha Medika dua orang, dan RS Salak dua orang.

    Penulis: Rahmat Hidayat

     

  • Diduga Keracunan MBG, 36 Siswa di Bogor Alami Gejala Serius

    Diduga Keracunan MBG, 36 Siswa di Bogor Alami Gejala Serius

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sebanyak 36 siswa dari Sekolah Bosowa Bina Insani di Kota Bogor mengalami gejala yang mengarah pada keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Para siswa tersebut mengeluhkan keluhan seperti mual, muntah, diare, sakit perut, demam, dan pusing tak lama setelah menyantap hidangan makan siang di sekolah.

    Makanan tersebut diketahui berasal dari dapur milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di dalam kompleks sekolah, tepatnya di wilayah Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

    Program MBG sendiri merupakan inisiatif pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa sekolah melalui pemberian makanan bergizi secara rutin.

    Menanggapi laporan dugaan keracunan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menyatakan bahwa pihaknya langsung menerjunkan tim untuk melakukan pemeriksaan di lokasi.

    “Kami baru menerima informasi siang ini (7/5/2025), dan tim langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pengecekan serta pengambilan sampel makanan,” ujar Sri dalam keterangannya, dikutip Kamis (8/5/2025).

    Pemeriksaan laboratorium terhadap makanan yang disajikan sedang berlangsung. Sampel dari dapur SPPG telah diamankan untuk diuji, guna memastikan sumber dari gangguan kesehatan yang dialami puluhan siswa.

    Retno juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya belum dapat menyampaikan jumlah total siswa yang terdampak secara pasti.

    “Saya belum bisa menyebutkan jumlah pastinya karena tim masih bekerja. Jika datanya sudah lengkap, akan saya sampaikan. Sekarang saya juga sedang memimpin rapat,” tuturnya.

  • Pemerintah Kota Bogor Selidiki Peristiwa Pelajar Keracunan Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    Pemerintah Kota Bogor Selidiki Peristiwa Pelajar Keracunan Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Pemerintah Kota Bogor terus melakukan penyelidikan terhadap peristiwa keracunan makanan makan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (7/5/2025).

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan pihaknya melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) lanjutan pada 13 sekolah bersama dengan Puskesmas.

    “Kami telah berkooordinasi dengan Rumah Sakit tentang pengambilan sampel dari muntahan pasien yang dirawat inap,” kata Retno di Bogor, Kamis (8/5/2025). 

    Dinkes Kota Bogor juga telah berkoordinasi dengan Labkesda untuk pemeriksaan sampel muntahan pasien, sampel air minum isi ulang sebanyak 2 liter, sampel usap tray 1 buah, sampel usap wadah makanan 1 buah dan sampel usap dubur penjamah makanan sebanyak 2 orang.

    “Kami terus berkoordinasi dengan sekolah jika terdapat penambahan kasus serta melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit se-Kota Bogor tentang pelaporan penambahan kasus dan penanganan pasien dengan baik,” jelas Retno.

    Hingga saat ini, kata dia total siswa korban dugaan keracunan MBG menjadi 171 orang.

    Dengan rincian 22 orang menjalani rawat inap, 29 orang menjalani rawat jalan, dan 120 orang mengalami keluhan ringan. 

    “Korban baru yang terdata hari ini sebanyak 135 orang. Pasien yang masuk rawat inap hari ini 17 orang, sehingga jumlah total yang dirawat inap sebanyak 22 orang,” jelas Retno.

     
    Korban rawat inap menjalani pengobatan di RS Hermina (7 orang), RS Azra (4 orang), RS Islam (6 orang), RS EMC (1 orang), RS Graha Medika (2 orang), dan RS Salak (2 orang).

    Sementara berdasarkan sekolah, korban berasal dari enam sekolah yang telah melaporkan kejadian, yaitu TK Bina Insani (18 orang), SD Bina Insani (2 orang), SMP Bina Insani (82 orang), SDN Kukupu 3 (9 orang), SDN Kedung Jaya 1 (16 orang), dan SDN Kedung Jaya 2 (43 orang).

    “Dinas Kesehatan tengah melakukan investigasi epidemiologis untuk mencari sumber kejadian, serta berkoordinasi dengan pihak sekolah dan instansi terkait dalam upaya penanganan, pengambilan sampel, dan edukasi kepada masyarakat,” papar Retno.

    Untuk rencana tindak lanjut, Dinas Kesehatan Kota Bogor akan memantau kasus keracunan sampai tidak ditemukan kembali.

    “Kami melakukan pengobatan dan rujukan ke RS sesuai indikasi, pemeriksaan sampel muntahan dari rawat Inap di Rumah Sakit dan pengambilan sampel dari dapur MBG,” imbuhnya. 

    Retno menuturkan pengujian berbagai sampel yang telah didapatkan dilakukan secara mikrobiologi di Labkesda Kota Bogor.

    Pengujian membutuhkan waktu 4 hari meliputi 4 tahap yaitu Pra pengayaan, Pengayaan Selektif, Plating Out dan Konfirmasi.

    “Kami terus berkoordinasi dengan sekolah-sekolah yang terpapar jika ada penambahan kasus dan koordinasi dengan Rumah Sakit untuk penanganan pasien dengan baik,” tandas Retno.

    Penulis: Hironimus Rama

  • Kasus Covid-19 di Bangkok Kembali Menggila, Festival Songkran Dituding jadi Biang Keroknya – Halaman all

    Kasus Covid-19 di Bangkok Kembali Menggila, Festival Songkran Dituding jadi Biang Keroknya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penyakit Covid-19 kembali mewabah di Thailand dalam seminggu terakhir ini, Festival Songkran diduga jadi pemicunya.

    Publik Thailand tengah dihebohkan dengan meningkatnya kasus Covid-19 yang kembali naik secara drastis selama seminggu terakhir.

    Pada Kamis ini (8/5/2025), Wakil Sekretaris Tetap Pemerintah Kota Bangkok, Sunthorn Sunthornchat mengungkapkan bahwa situasi penyebaran Covid-19 pada 27 April–3 Mei 2025 tergolong mengkhawatirkan.

    Berdasarkan data Kantor Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bangkok, tercatat 2.967 pasien baru, terdiri dari 2.381 warga Thailand dan 586 warga asing.

    Meski tidak ada kematian dalam periode ini, jumlah kumulatif kasus sejak 1 Januari 2025 telah mencapai 15.055 dengan satu kematian tercatat

    Adapun puncak Festival Songkran yang berlangsung pada 13 hingga 15 April 2025 lalu diduga menjadi faktor pemicu utama kenaikan kasus Covid-19 tersebut.

    Ada beberapa faktor yang membuat Festival Songkran tersebut diduga kuat menjadi pemicu kembalinya penyebaran virus Covid-19 ini

    Otoritas kesehatan Thailand menyatakan bahwa penyelenggaraan festival yang melibatkan kerumunan besar dengan permainan saling serang air antar pesertanya memicu lonjakan kasus.

    Selain kerumunan pengunjung, perubahan cuaca dari musim panas ke musim hujan turut mempercepat transmisi virus, yang kini lebih mudah menyebar dibandingkan flu biasa tersebut.

    Hal ini diperkuat oleh pernyataan Prof. Yong Poovorawan, seorang pakar virologi dari Universitas Chulalongkorn.

    Sebelum digelarnya Festival Songkran pada tahun ini, Yong sudah memperingatkan risiko peningkatan kasus Covid-19 yang bakal terjadi pasca-Songkran.

    Hal ini diungkapkan Yong melalui unggahannya yang viral dibicarakan oleh warganet Thailand di Facebook pada 14 April 2025 lalu.

    Dikutip dari Thai PBS, Yoon mengungkapkan bahwa aktivitas seperti permainan air yang terjadi di Festival Songkran memicu kontak langsung Covid-19 melalui media droplet air..

    Menurut data dari Pusat Studi Virologi, Universitas Chulalongkorn, penyebaran Covid-19 berbeda dengan penyakit pernapasan lainnya yang umumnya merebak pada musim hujan atau setelah dimulainya tahun ajaran, seperti flu.

    Namun, wabah Covid-19 cenderung dimulai pada April dan lebih umum terjadi selama Festival Songkran karena banyaknya kerumunan orang.

    Covid-19 lebih menular dibandingkan flu, tetapi tingkat keparahannya saat ini tidak jauh berbeda.

    Menurut studi tersebut, Risiko penyebaran ke paru-paru relatif rendah, dan angka kematian saat ini cukup rendah dibandingkan gelombang awal pandemi, bahkan setara dengan flu yang beredar saat ini.

    Studi Universitas Chulalongkorn juga sudah memerkirakan akan ada peningkatan kasus Covid-19 pasca Festival Songkran. 

    COVID DI BANGKOK – Tangkap layar data dari Kantor Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bangkok pada Kamis (8/5/2025) terkait meningkatnya penyebaran Covid-19 hingga mencapai 2.967 kasus pada seminggu terakhir (Data Kantor Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bangkok)

    Namun demikian, Universitas Chulalongkorn mengaku pengobatannya bersifat simptomatik saja (mengatasi gejala), kecuali untuk kelompok rentan seperti:

    Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah,
    Lansia dengan penyakit penyerta,
    Orang dengan obesitas,
    Wanita hamil, yang mungkin memerlukan obat antivirus atau pemantauan intensif untuk mencegah komplikasi.

    Adapun jenis Covid-19 yang banyak menyebar di Thailand merupakan varian Omicron JN.1 yang ditemukan pada 1.454 kasus atau menyumbang proporsi kumulatif sebesar 64,97 persen dari seluruh varian yang terdeteksi di Thailand pada tahun ini. 

    Sementara itu, varian XEC dan LP.8.1 masih berada di bawah 10 persen. Varian KP.2, KP.3.1.1, dan LB.1 telah terdeteksi sejak awal tahun dan cenderung menurun sejak Juli 2024 hingga kini.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • KI DKI Jakarta ungkap tantangan pengelolaan arus informasi publik

    KI DKI Jakarta ungkap tantangan pengelolaan arus informasi publik

    Jakarta (ANTARA) – Komisi Informasi (KI) DKI Jakarta menyampaikan tantangan pelayanan dan pengelolaan arus informasi publik pada sosialisasi bertema “Menuju Kota Global di Era Keterbukaan Informasi Publik” di Jakarta, Kamis.

    “Kami juga menyoroti tantangan pengelolaan arus informasi yang semakin kompleks akibat beragamnya platform media yang diakses publik,” kata Ketua Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi Komisi Informasi (KI) DKI Jakarta Agus Wijayanto Nugroho.

    Dia pada kegiatan digelar Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta di Auditorium Lantai 2, Jalan Kesehatan, Jakarta Pusat, mengatakan, publik kini ingin berinteraksi langsung dengan penyaji informasi sehingga institusi harus mampu menjawab tantangan ini dengan baik.

    Agus menegaskan, Badan Publik Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta harus memberikan layanan pengelolaan informasi publik yang adaptif, akurat dan inklusif di era keterbukaan informasi saat ini.

    “Di era keterbukaan informasi publik, kewajiban utama setiap badan publik adalah menyampaikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan,” ujar Agus.

    Untuk menjawab tantangan ini, Agus menegaskan pentingnya pelayanan informasi publik yang proaktif dan responsif terhadap dinamika kebutuhan informasi masyarakat.

    Agus juga menekankan pentingnya tata kelola informasi yang dikecualikan, terutama terkait data pribadi di sektor kesehatan.

    Bahkan, sesama aparatur di lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) ada yang tidak bisa mengakses informasi yang dikecualikan karena menyangkut privasi pasien.

    “Meskipun dalam UU KIP tidak secara eksplisit menyebutkan rekam medis, namun merujuk pada UU Kesehatan, informasi tersebut memiliki domain tersendiri sehingga aksesnya terbatas,” katanya.

    Sebagai lembaga yang berwenang menyelesaikan sengketa informasi, Komisi Informasi memiliki wewenang dalam menentukan klasifikasi informasi publik.

    Ketua Subkelompok Pelayanan Informasi Publik Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Provinsi DKI Jakarta, Harry Sanjaya memaparkan, substansi perubahan regulasi berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 42 Tahun 2024.

    Hal ini menyangkut Standar Layanan Informasi Publik dan Nomor 82 Tahun 2025 tentang Struktur Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID).

    Menurut Harry, perubahan regulasi baru dilakukan untuk mengoptimalkan pengelolaan informasi dan dokumentasi, mengikuti perkembangan teknologi dan menyempurnakan kebijakan demi mendukung tata kelola pemerintahan yang baik.

    Sekretaris Dinkes DKI Jakarta, Nuniek Ria Sundari menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pengelola informasi publik di sektor kesehatan.

    Melalui sosialisasi ini, pihaknya ingin memperkuat pemahaman seluruh jajaran PPID di lingkungan Dinkes agar mampu memberikan pelayanan informasi yang lebih berkualitas sehingga seluruh pemangku kepentingan Dinas Kesehatan menjadi lebih informatif.

    Peserta kegiatan terdiri atas unsur PPID Dinkes, RSUD Kelas A hingga D, Sudinkes dari enam wilayah administratif, Puskesmas dan seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Dinkes Provinsi DKI Jakarta.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pemkab Sampang dan KPK RI Gelar Bintek Antikorupsi

    Pemkab Sampang dan KPK RI Gelar Bintek Antikorupsi

    Sampang (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Perempuan dan Dunia Usaha Antikorupsi di Aula Sekretariat Daerah Kabupaten Sampang, Kamis (8/5/2025).

    Acara tersebut dihadiri oleh Plh. Direktur III Bidang Pembinaan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI, David Sepriwasa, beserta jajaran tim dari KPK. Turut hadir pula Inspektur Kabupaten Sampang, Kepala Dinas Sosial dan PPPA, Plt. Kepala Dinas Kesehatan dan KB, Ketua TP PKK Kabupaten Sampang, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP), Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Kodim 0828/Sampang, Ketua Bhayangkari Cabang Sampang, serta sejumlah pimpinan organisasi perempuan lainnya di Kabupaten Sampang.

    Dalam sambutannya, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi menyampaikan bahwa upaya pencegahan korupsi di Kabupaten Sampang terus digencarkan melalui pendekatan yang komprehensif dan partisipatif. Salah satunya dengan menjadikan perempuan dan pelaku usaha sebagai ujung tombak dalam membangun budaya integritas, baik di lingkungan keluarga maupun di sektor ekonomi.

    “Pemkab Sampang menjadikan perempuan dan pelaku usaha sebagai garda depan dalam mewujudkan integritas. Pendidikan karakter sejak dini yang ditanamkan dalam keluarga menjadi benteng utama dalam mencegah perilaku koruptif,” ujarnya.

    Ia menekankan bahwa perempuan, khususnya ibu, memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab kepada generasi penerus.

    “Dengan memperkuat peran ibu dalam mendidik anak, kita berharap terbentuk generasi yang tangguh secara moral, tidak mudah tergoda oleh jalan pintas atau perilaku menyimpang,” tambahnya.

    Sementara itu, David Sepriwasa mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari strategi nasional pemberantasan korupsi, dengan Kabupaten Sampang menjadi salah satu dari dua daerah di Jawa Timur yang mengundang langsung KPK untuk menyelenggarakan bimtek tersebut.

    “Kami memilih Sampang karena lebih awal mengundang dan kesiapan daerah ini dalam mendorong peran perempuan dan dunia usaha dalam gerakan antikorupsi,” jelasnya.

    Ia juga mengingatkan pentingnya pola hidup sederhana, terutama di kalangan perempuan, untuk menghindari budaya flexing atau pamer kekayaan yang dapat menimbulkan kecemburuan sosial dan tekanan dalam kehidupan keluarga.

    “Kami mengimbau agar budaya hidup sederhana dikedepankan sebagai nilai yang membentuk integritas dan keteladanan di tengah masyarakat,” pungkasnya.[adv]

  • 36 Orang Keracunan, DPRD Temukan Lalat Hinggapi Makanan di Dapur MBG Bosowa Insani Bogor – Halaman all

    36 Orang Keracunan, DPRD Temukan Lalat Hinggapi Makanan di Dapur MBG Bosowa Insani Bogor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 36 orang yang terdiri dari siswa hingga guru di Sekolah Bosowa Insani Mandiri, Kota Bogor, Jawa Barat, merasakan gejala keracunan setelah menyantap menu program makan bergizi gratis (MBG).

    Imbas kasus tersebut, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor melakukan sidak ke Sekolah Bosowa Insani Mandiri.

    Di sana, DPRD mendapati beberapa kejanggalan, terutama di dapur MBG Bosowa Insani Mandiri.

    Wakil Ketua Komisi IV, Rezky Kartika, mengatakan dapur MBG ini tidak higienis dan dikerubungi lalat.

    Dapur tersebut, juga kurang begitu bersih.

    “Pertama lantai kurang bersih, yang kedua ada tempat sampah di dekat makanan.” 

    “Terus juga ada lalat yang saya temui hinggap ke makanan,” kata Rezky Kartika kepada Tribunnews Bogor setelah melakukan sidak, Kamis (8/5/2025).

    Selain itu, meja-meja yang dipakai sebagai tempat menyimpan makanan berbahan dasar kayu.

    “Terus juga meja meja tidak sesuai yah, harusnya stenlis tapi itu masih kayu, dan itu kan penghantar bakteri,” ujarnya.

    Rezky berharap, temuan Komisi IV DPRD bisa segera menjadi bahan evaluasi bagi Yayasan Bosowa.

    “Saya sudah panggil pembina yayasan, saya kasih lihat ini dihinggapi lalat. Tapi kita tidak tahu apakah makanan yang dihinggapi lalat, akan dibuang kita belum tahu.” 

    “Mereka kan punya CCTV harusnya mereka bisa ngecek apa yang terjadi dari CCTV itu,” ungkapnya.

    Keracunan Bukan Hanya di Bosowa Insani

    Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor Endah Purwanti mengatakan, korban dugaan keracunan MBG di Kota Bogor tidak hanya terjadi di Sekolah Bosowa saja.

    Berdasarkan laporan, jelasnya, korban dugaan keracunan juga terjadi di SDN Kedung Waringin.

    “Pagi ini masuk lagi dari beberapa sekolah terutama di tingkat SD, seperti SDN Kedung Waringin,” kata Endah saat ditemui setelah sidak dapur MBG di Sekolah Bosowa, Kamis.

    SDN Kedung Waringin tercatat masih satu dapur MBG dengan Sekolah Bosowa.

    Namun, Endah belum bisa memastikan jumlah korban yang diduga keracunan di SDN tersebut.

    “Ini masih berlanjut proses laporan korban. Saya duga lebih dari angka 10 persen, sebab masih terus berkembang,” ucapnya.

    Menurutnya, Dinas Kesehatan sedang melakukan uji laboratorium terhadap makanan setelah 36 orang diduga keracunan.

    Ia menyebut, uji laboratorium ditargetkan rampung pada hari Minggu mendatang.

    Kesaksian Siswa

    Sebelumnya, sejumlah siswa di Bosowa Insani mengalami mual setelah menyantap menu MBG.

    “Tadi banyak yang sakit perut. Di kelas saya ada 4 orang. Terus langsung di bawa ke UKS,” kata salah seorang siswa berinisial MG saat berbincang di depan sekolah.

    Ketika menyantap menu tersebut, menurut MG rasanya sudah asam.

    “Makanannya basi, susunya asam,” ujarnya, Rabu (7/5/2025).

    Alhasil, MG pun diperbolehkan pulang ke rumahnya sebelum jam sekolah selesai.

    Namun, dirinya tak mengetahui pasti berapa total siswa yang merasakan gejala yang sama.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Komisi IV DPRD Temukan Lalat di Dapur MBG Sekolah Bosowa Insani Mandiri, 36 Guru dan Siswa Keracunan.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • PMI Batang Siap Penuhi Kebutuhan Darah Penyandang Talasemia

    PMI Batang Siap Penuhi Kebutuhan Darah Penyandang Talasemia

    TRIBUNJATENG.COM, BATANG – Ketersediaan darah bagi penderita talasemia di Kabupaten Batang mendapat perhatian dari Palang Merah Indonesia (PMI).

    Komitmen ini ditegaskan dalam audiensi antara PMI Batang dan Persatuan Orang Tua Penyandang Talasemia Indonesia (POPTI) Kabupaten Batang yang berlangsung di Aula PMI Batang, Rabu (7/5/2025).  

    Wakil Ketua PMI Batang, Putut Husamadiman, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak hanya menyediakan darah PRC, tetapi juga darah Leucodepleted yang lebih aman bagi pasien talasemia.

    “Kami berkomitmen menyediakan darah yang berkualitas untuk masyarakat Batang.

    Khusus bagi pasien talasemia, darah Leucodepleted mampu meminimalisir risiko pasca transfusi,” ujarnya.  

    Ia menambahkan, meskipun persediaan darah di PMI Batang relatif stabil, ada masa-masa tertentu ketika stok beberapa golongan darah menipis.

    “Untuk mengatasi hal ini, kami rutin menggelar aksi donor di berbagai instansi, perusahaan, dan komunitas,” jelasnya.  

    Dokter Anak RSUD Batang, dr Tan Evi Susanti SpA yang juga pengurus POPTI Kabupaten Batang, mengapresiasi peran PMI Kabupaten Batang dalam menyediakan kebutuhan darah bagi pasien talasemia.

    Pihaknya pun membenarkan, jenis darah Leucodepleted ini sangat membantu pasien talasemia dalam mengurangi reaksi pasca transfusi.

    “Untuk fungsinya memang sama untuk menaikkan hemoglobin, tetapi kelebihannya Leucodepleted itu efek reaksi transfusinya lebih sedikit. Pasien lebih enak, ketimbang ditransfusi dengan PRC biasa,” jelasnya. 

    Dari data POPTI Batang saat ini ada 41 penderita talasemia, dimana 27 di antaranya merupakan anak-anak.

    Pihaknya berharap dengan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak ini, dapat mendukung pengobatan talasemia di Kabupaten Batang.

    Selain itu ia berharap bagi penyandang talasemia dan orang tua, untuk tetap aktif berobat dan transfusi.

    “Dari pemerintah, dinkes, POPTI, pihak RSUD, dan juga PMI sudah bersinergi dengan baik, kami harap para pasien talasemia dan keluarga bisa terus bersemangat untuk berobat,” pungkasnya.(din)

  • Dinkes Selidiki Penyebab Keracunan MBG di Bina Insani Kota Bogor – Page 3

    Dinkes Selidiki Penyebab Keracunan MBG di Bina Insani Kota Bogor – Page 3

    Menurutnya, petugas Dinkes juga terus melakukan pemantauan terhadap proses pengolahan hingga pengiriman paket MBG dari dapur SPPG Bosowa Bina Insani.

    Sesuai arahan Wali Kota Bogor, Dinkes berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memantau 12 sekolah lainnya dan memastikan seluruh kasus ditangani dengan baik.

    “Seluruh rumah sakit di Kota Bogor juga telah dikoordinasikan untuk bersiap menerima pasien tambahan jika ada kasus baru,” kata dia.

    Retno mengimbau kepada orangtua jika anaknya mengalami gejala keracunan untuk segera mengakses layanan kesehatan di Puskesmas terdekat atau menghubungi call center PSC 119.

    “Namun sampai sore tadi belum ada laporan penambahan kasus serupa dari sekolah lain,” kata dia.