Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Miris! Pasien Meninggal Dunia Seusai Ditolak IGD RSUD Rasidin Padang

    Miris! Pasien Meninggal Dunia Seusai Ditolak IGD RSUD Rasidin Padang

    Padang, Beritasatu.com – Peristiwa memilukan menimpa seorang warga Kota Padang, Desi Erianti (37). Ia meninggal dunia setelah diduga ditolak pelayanan oleh petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Rasidin, Sabtu (31/5/2025), dini hari.

    Korban yang merupakan warga Kelurahan Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji, datang ke IGD sekitar pukul 00.15 WIB dalam kondisi sesak napas. Ia diantar oleh keluarganya menggunakan becak motor dan membawa Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai jaminan pelayanan.

    Namun, menurut kesaksian Suyudi, adik korban, petugas IGD menolak memberikan penanganan dengan alasan kondisi Desi tidak termasuk dalam kategori darurat.

    “Petugas bilang bukan kasus gawat darurat, jadi kami disuruh ke layanan umum, tetapi itu sudah tengah malam dan kami tidak punya uang untuk ke tempat lain,” ujar Suyudi.

    Karena keterbatasan biaya dan waktu yang sudah larut malam, keluarga membawa Desi kembali ke rumah. Namun, kondisi korban semakin memburuk.

    Keesokan paginya, Desi dibawa ke RS Siti Rahmah, rumah sakit swasta di Padang. Sayangnya, nyawa Desi tak tertolong. Ia menghembuskan napas terakhir pada Sabtu siang.

    DPRD Padang Panggil Pihak RS

    Kejadian ini mendapat perhatian serius dari Ketua DPRD Kota Padang, Muharlion, yang langsung mengunjungi rumah duka. Ia menyatakan keprihatinan dan menyebut peristiwa serupa telah terjadi berulang kali.

    “Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Hari Senin sebelum rapat paripurna, kami akan panggil direksi RSUD Rasidin, Dinas Kesehatan, dan BPJS untuk meminta penjelasan,” tegasnya.

    Peristiwa ini kembali memicu sorotan tajam terhadap sistem layanan darurat di rumah sakit pemerintah, khususnya menyangkut akses pasien miskin atau darurat tanpa biaya tunai.

    Publik mendesak evaluasi serius terhadap SOP IGD serta penguatan pemahaman petugas terhadap klasifikasi gawat darurat, terutama ketika pasien membawa jaminan seperti KIS.

    Jenazah pasien yang sempat ditolak oleh IGD RSUD Rasidin itu dimakamkan di TPU Air Dingin, Minggu (1/6/2025) siang.

  • Kasus TB di Jakarta capai 21 ribu hingga Mei 2025

    Kasus TB di Jakarta capai 21 ribu hingga Mei 2025

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat kasus penyakit tuberkulosis (TB) di Jakarta mencapai 21.667 pada periode Januari hingga Mei 2025 atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ovi Norfiana saat dihubungi di Jakarta, Minggu, mengatakan, merujuk data dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB), jumlah kasus TB yang ditemukan di Provinsi DKI Jakarta selama periode Januari hingga Mei 2024 tercatat sebanyak 27.396 kasus.

    Sementara itu, pada periode yang sama di tahun 2025 (hingga 23 Mei), jumlah kasus yang ditemukan adalah 21.667 kasus.

    “Perbedaan jumlah kasus antara kedua tahun ini mencerminkan dinamika dalam pelaksanaan program penanggulangan TB di Jakarta,” ujar dia.

    Ovi mengatakan, peningkatan jumlah kasus yang ditemukan, seperti yang terjadi pada tahun 2024, bukan berarti terjadi peningkatan penularan secara mutlak, melainkan dapat menjadi indikator positif dari semakin masifnya upaya penjaringan dan penemuan kasus aktif di masyarakat.

    “Semakin banyak kasus yang terdeteksi secara dini, maka peluang untuk memutus rantai penularan dan mencapai eliminasi TB akan semakin besar,” kata dia.

    Salah satu upaya meningkatkan kewaspadaan TB, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginisiasi pembentukan Kampung Siaga TB. Saat ini, tercatat 274 Kampung Siaga TB yang sudah terbentuk.

    Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan Kampung Siaga ini untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan keterlibatan mereka terhadap penanggulangan tuberkulosis.

    “Jadi 274 itu bukan berarti kampung dengan kasus TB terbanyak di Jakarta, tapi justru di situ yang menjadi permodelan bagaimana penanggulangan TB bisa dimulai dari masyarakat melibatkan semua unsur termasuk tokoh masyarakat dan pamong setempat juga selain unsur kesehatan,” kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia.

    Dia berharap ke-274 Kampung Siaga TB nantinya dapat dikembangkan agar bisa direplikasi di semua RW yang ada di Jakarta untuk bersama-sama menanggulangi TB.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Didominasi Varian MB.1.1, Begini Situasi COVID-19 di Indonesia

    Didominasi Varian MB.1.1, Begini Situasi COVID-19 di Indonesia

    Jakarta

    Menyikapi peningkatan kasus COVID-19 di kawasan Asia, Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan edaran tentang kewaspadaan. Surat ini juga mengungkap varian baru yang mendominasi peningkatan kasus di sejumlah negara.

    Di Thailand misalnya, ada dua varian yang dominan yakni XEC dan JN.1. Di Singapura, varian yang mendominasi adalah LF.7 dan NB.1.8 yang keduanya merupakan turunan JN.1.

    Varian XEC juga mendominasi peningkatan kasus COVID-19 di Hong Kong dan Malaysia. Sementara itu, kasus COVID-19 di Indonesia didominasi varian MB.1.1.

    “Dengan varian dominan yang beredar adalah MB.1.1,” tulis Plt Dirjen Penanggulangan Penyakit Kemenkes RI, Murti Utami, dalam edaran tentang kewaspadaan COVID-19 tertanggal 23 Mei 2025 tersebut.

    Disebutkan juga, peningkatan kasus COVID-19 di kawasan Asia terjadi sejak minggu ke-12 tahun 2025 dan saat ini masih berlangsung. Namun di Indonesia, kasus konfirmasi mingguan saat ini sudah turun dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20.

    Tentang varian MB.1.1

    Laman Nextrain.org mencatat, MB.1.1 merupakan nama lain atau Unaliased Pango Lineage untuk BA.2.86.1.1.49.1.1.1 dengan nama clade 24A yang masih berkerabat dengan varian Omicron. Tidak banyak informasi tersedia tentang varian ini.

    Namun yang pasti, dashboard pencatatan organisasi kesehatan dunia (WHO) tidak mencantumkan varian ini secara spesifik ke dalam daftar Variants of Interest (VOIs) per 2 Desember 2024 maupun Variants Under Monitoring (VUMs) yang diperbarui pada 23 Mei 2025.

    Di daftar VOIs, hanya ada varian JN.1, sementara daftar VUMs mencakup varian berikut:

    KP.3KP.3.1.1LB.1XECLP.8.1NB.1.8.1

    NEXT: Anjuran pakai masker dan hand sanitizer

    Edaran Kemenkes RI tentang kewaspadaan COVID-19 memberi arahan kepada sejumlah pihak. Di antaranya kepada dinas kesehatan seluruh Indonesia, yang diminta meningkatkan kewaspadaan dan promosi kesehatan.

    Kepada masyarakat, dinas kesehatan diharapkan memberi imbauan untuk:

    Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabut (CTPS) atau menggunakan hand sanitizerMenggunakan masker bagi masyarakat yang sakit atau jika berada di kerumunanSegera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

    Sementara itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bidang Kekarantinaan Kesehatan diminta memberi imbauan kepada pelaku perjalan sebagai berikut:

    Menggunakan masker jika sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.Menerapkan pola hidup bersih seperti selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, serta menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain; danJika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/bandar udara/PLBN setempat.

    Simak Video “Video Varian Covid-19 yang Mendominasi Indonesia Saat Ini “
    [Gambas:Video 20detik]

  • CKG di Kabupaten Kediri, Selain Masyarakat Umum Mas Dhito Terjunkan Tim Sasar Kalangan Pelajar

    CKG di Kabupaten Kediri, Selain Masyarakat Umum Mas Dhito Terjunkan Tim Sasar Kalangan Pelajar

    Kediri (beritajatim.com) – Hingga minggu terakhir Mei 2025 ini, Pemerintah Kabupaten Kediri telah melakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) kepada belasan ribu penduduk. Di usia sekolah, program ini di awali dari SMA Dharma Wanita 1 Pare Boarding School.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Ahmad Khotib mengatakan, berdasarkan instruksi Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana CKG juga menyasar kalangan pelajar dengan usia 5 hingga 18 tahun. Khusus bagi kalangan pelajar ini, CKG rencananya akan dilakukan setelah memasuki tahun ajaran baru 2025/2026 mendatang.

    “Diawali dari SMA Dharma Wanita Boarding School, nanti (akan menyasar) sekolah-sekolah di tahun ajaran baru,” terang Khotib pada Selasa, 27 Maret 2025.

    Menurutnya CKG ini ditujukan untuk mendeteksi dini berbagai resiko penyakit. Mulai dari diabetes, jantung, kanker, hipertensi, sampai potensi stroke. Jika ditemukan risiko tersebut, petugas CKG akan memberikan rekomendasi kepada warga untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan jaminan kesehatan yang dimiliki.

    “Pentingnya masyarakat mempunyai jaminan kesehatan, kalau ada indikasi penyakit tertentu. Masyarakat bisa menggunakan jaminan kesehatan ke faskes sehingga ada tindakan lebih lanjut,” ujar Khotib.

    Per 27 Mei 2025, program CKG di Kabupaten Kediri berhasil menyasar sejumlah 12.189 warga. Lebih lanjut Khotib menyebut, sebagaimana harapan Mas Dhito, sapaan bupati Kediri, kegiatan deteksi dini ini diharapkan bisa meningkatkan umur harapan hidup masyarakat. Melalui CKG pula, petugas sekaligus memberikan imbauan kepada masyarakat pentingnya meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat dan produktif.

    Sebagaimana diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Kediri tahun 2024 diangka 75,07 tahun atau meningkat 0,22 tahun dibanding tahun sebelumnya.

    Sementara itu, CKG di SMA Dharma Wanita 1 Pare dilaksanakan berbarengan dengan kegiatan seleksi penerimaan siswa baru. Dimana menjadi salah satu persyaratan bagi siswa didik yakni lolos kesehatan baik fisik maupun mental.

    Sub Koordinator Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, menambahkan, pemeriksaan kepada pada calon siswa SMA Boarding School ini meliputi screening penyakit tidak menular.

    Hasil pemeriksaan kemudian akan dilaporkan kepada pihak sekolah sebagai rekapitulasi sekaligus data rujukan jika ditemukan resiko penyakit yang dialami calon siswa. Hal ini dinilai sangat penting mengingat para siswa nantinya akan menjalani kehidupan asrama.

    “Nantinya hasil pemeriksaan ini kalau ditemukan faktor resiko (tensi tinggi, gula darah tinggi) nanti akan kita rujuk ke Puskesmas, dan kalau memang harus ada penanganan lanjutan akan dilanjutkan ke rumah sakit,” bebernya. [ADV PKP/nm]

  • Rilis Edaran soal COVID-19, Ini Pesan Kemenkes RI soal Masker dan Hand Sanitizer

    Rilis Edaran soal COVID-19, Ini Pesan Kemenkes RI soal Masker dan Hand Sanitizer

    Jakarta – Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan COVID-19 yang kasusnya tengah meningkat di beberapa negara Asia. Edaran untuk sejumlah pihak ini juga memuat anjuran untuk disampaikan ke masyarakat.

    Di antaranya kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi maupun Kabupaten dan Kota, Kemenkes memberi arahan untuk meningkatkan promosi kesehatan kewaspadaan COVID-19. Kewaspadaan tersebut meliputi:

    Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabut (CTPS) atau menggunakan hand sanitizerMenggunakan masker bagi masyarakat yang sakit atau jika berada di kerumunanSegera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

    Kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bidang Kekarantinaan Kesehatan, Kemenkes minta agar pelaku perjalanan melalui operator alat angkut mendapat imbauan sebagai berikut:

    Menggunakan masker jika sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.Menerapkan pola hidup bersih seperti selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, serta menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain; danJika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/bandar udara/PLBN setempat.

    Dalam edaran tertanggal 23 Mei 2025 tersebut, Kemenkes menyampaikan sejumlah update tentang situasi COVID-19 saat ini. Sejak minggu ke-12 2025, peningkatan COVID-19 terjadi di sejumlah negara di kawasan Asia seperti Thailand, Hongkong, Malaysia, dan Singapura.

    “Varian COVID-19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1),” tulis edaran tersebut.

    Transmisi penularan disebut masih relatif rendah, begitu juga angka kematian. Di Indonesia, terjadi penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus di minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 dengan positivity rate 0,59 persen.

    “Varian dominan yang beredar adalah MB.1.1,” tulis edaran tersebut.

    (up/up)

  • Kemenkes RI Keluarkan Edaran Waspadai COVID-19, Ungkap Situasi Terkini

    Kemenkes RI Keluarkan Edaran Waspadai COVID-19, Ungkap Situasi Terkini

    Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan terhadap peningkatan kasus COVID-19. Tren di Indonesia mengalami penurunan pada pekan ke-20 dengan varian virus yang dominan adalah MB.1.1.

    Edaran tertanggal 23 Mei 2025 tersebut ditujukan kepada sejumlah pihak, termasuk Dinas Kesehatan seluruh provinsi dan direktur Rumah Sakit seluruh Indonesia.

    Disebutkan, peningkatan kasus COVID-19 di kawasan Asia terjadi sejak minggu ke-12 2025 hingga saat edaran tersebut dikeluarkan. Beberapa negara yang mengalami peningkatan kasus adalah Thailand, Hongkong, Malaysia, dan Singapura.

    “Varian COVID-19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1),” tulis Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, dalam pengantar edaran tersebut.

    Ditegaskan juga, transmisi penularan COVID-19 saat ini masih relatif rendah, demikian juga dengan angka kematian. Di Indonesia sendiri, terjadi penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 dengan positivity rate 0,59 persen.

    “Varian dominan yang beredar adalah MB.1.1,” lanjutnya.

    Situasi terkini di Indonesia

    Laporan perkembangan situasi COVID-19 di minggu epidemiologi ke-20 2025 Kemenkes RI menyebut terjadi penambahan 61.938 kasus antara minggu ke-18 hingga minggu ke-20. Dari jumlah tersebut, tercatat sebanyak 282 kematian.

    Tiga negara dengan penambahan kasus paling tinggi adalah Inggris dengan 1.276 kasus, Brasil dengan 1.299 kasus, dan Yunani dengan 507 kasus. Di Indonesia, terjadi penambahan 2 kasus di minggu ke-20 yakni di DK Jakarta dan Lampung dan total 153 konfirmasi kasus sepanjang 2025 dengan nol kematian.

    Dalam edarannya, Kemenkes menyampaikan arahan antara lain kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bidang Kekarantinaan Kesehatan, untuk meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan kesehatan. Termasuk, melakukan pengamatan suhu tubuh dengan thermal scanner.

    “Menggunakan masker jika sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam,” pesan Kemenkes untuk pelaku perjalanan.

    Beberapa varian virus SARS-Cov-2 yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagai berikut.

    Variants of Interest (VOIs):

    Variants Under Monitoring (VUMs):

    KP.2KP.3KP.3.1.1JN.1.18LB.1LP.8.1XEC (3 Feb 2025)

    (up/up)

  • Ya Ampun! Skincare Palsu di Bekasi Ternyata Campuran Tepung Tapioka dan Sabun Mandi

    Ya Ampun! Skincare Palsu di Bekasi Ternyata Campuran Tepung Tapioka dan Sabun Mandi

    GELORA.CO – Demi kulit glowing, siapa sangka banyak orang malah nyaris jadi korban eksperimen dapur ala komplotan produsen skincare palsu di Bekasi.

    Bayangkan saja, produk yang diklaim bisa bikin wajah cerah bersinar itu ternyata dibuat dari tepung tapioka, jeli, sabun mandi, dan air!

    Fakta mengejutkan ini diungkap langsung oleh Polres Metro Bekasi setelah membongkar praktik ilegal pembuatan skincare palsu merek Glow Glowing.

    Produk tersebut dipalsukan oleh delapan orang yang beroperasi dari sebuah rumah di kawasan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Menurut Kanit Krimsus Polres Metro Bekasi, AKP Muhammad Said Hasan, para pelaku berusaha meniru tampilan produk asli Glow Glowing semirip mungkin.

    Mereka pun nekat menggunakan bahan-bahan dapur yang mudah ditemukan di warung sekitar.

    “Jadi pelaku ini melihat produk aslinya dari Glow Glowing itu bahan dasarnya warna putih,” jelas AKP Said dalam konferensi pers, Rabu 28 Mei 2025.

    “Dia bereksperimen sendiri, dicampur dengan jeli sehingga teksturnya menyerupai skincare yang asli,” tambahnya.

    Hasil eksperimen nekat ini menghasilkan ratusan paket skincare palsu siap edar, yang kemudian diamankan dalam proses penggerebekan.

    Delapan orang diamankan, terdiri dari seorang pemilik usaha berinisial SP dan tujuh pegawainya: ES, DI, IG, S, AS, UH, dan RP.

    Beli Bahan di Warung, Produksi di Rumah

    Yang lebih mengejutkan lagi, bahan-bahan pembuatan produk ini ternyata dibeli dari warung-warung sekitar rumah produksi. Tidak ada proses sterilisasi atau uji kelayakan apapun.

    “Tepung ini mereka beli di warung-warung sekitaran perumahan tersebut,” kata Said.

    “Campurannya itu tepung tapioka, sabun mandi, jeli, dan air. Diformulasikan sendiri tanpa dasar keilmuan apapun.”

    Dengan kondisi seperti itu, bisa dibayangkan betapa besar risiko yang mengintai para konsumen. Kandungan bahan yang digunakan sangat mungkin menimbulkan iritasi, alergi, bahkan kerusakan kulit jangka panjang.

    Polres Metro Bekasi kini bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk menguji secara laboratorium produk skincare palsu ini.

    Tujuannya untuk mengetahui apakah ada kandungan berbahaya yang bisa merusak kesehatan kulit atau bahkan lebih dari itu.

    “Sejauh ini masih dalam proses penyidikan dan sedang kita uji lab. Kita juga sedang mengambil keterangan dari dinas kesehatan,” terang Said.

  • Astra dan Perdami Gelar Skrining Kesehatan Mata di SMPN 133 Pulau Pramuka

    Astra dan Perdami Gelar Skrining Kesehatan Mata di SMPN 133 Pulau Pramuka

    Pulau Pramuka, Beritasatu.com – Sebagai bentuk kontribusi terhadap peningkatan kualitas kesehatan mata anak usia sekolah, Astra bersama Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Wilayah Jakarta menggelar skrining pada 500 siswa SMP di 5 sekolah di Jakarta. Salah satu lokasi yang disambangi adalah SMPN 133 Jakarta yang berada di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Lewat program Pemeriksaan Gangguan Refraksi Mata dan Pemberian Kacamata, inisiatif ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengatasi masalah kesehatan mata yang kerap terjadi pada anak-anak.

    Kepala Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Kepulauan Seribu Wenny Ichwaniah menyambut baik kegiatan ini. Ia menyoroti tantangan akses pelayanan spesialis mata di Kepulauan Seribu, di mana masyarakat harus menempuh perjalanan laut dan biaya besar untuk mendapatkan pemeriksaan.

    “Memang saat ini di wilayah Kepulauan Seribu untuk pelayanan spesialis mata tidak ada. Kami berharap, ke depannya kegiatan ini bisa terus kita lakukan bersama-sama, kita bisa bermitra, sehingga teman-teman atau adik-adik kita mendapatkan pelayanan kesehatan mata secara maksimal,” ujar Wenny.

    Senada, Perwakilan Suku Dinas Pendidikan Kepulauan Seribu Mutiarso juga menyampaikan apresiasi atas program ini.

    “Kami sangat berterima kasih atas kehadiran, kontribusi dan perhatian dari Bapak-Ibu, baik dari Astra maupun dari Perdami, bahwa memang anak-anak kami sangat butuh sentuhan dan perhatian dari semua,” ujar Mutiarso.

    Ia juga menambahkan bahwa selain pemeriksaan mata, kebutuhan akan psikolog dan spesialis anak juga menjadi prioritas di Pulau Pramuka, mengingat keterbatasan lokasi pulau yang dapat mempengaruhi psikologis anak dan memicu masalah seperti bullying.

    Program Pemeriksaan Gangguan Refraksi Mata dan Pemberian Kacamata oleh Astra dan Perdami. (Beritasatu.com/Yurike Metriani)

    Ketua Perdami Wilayah Jakarta Julie Dewi Barliana menjelaskan bahwa SMPN 133 menjadi sekolah kelima dan terakhir yang menjadi target skrining 500 anak dari lima wilayah Jakarta.

    “Kami berharap anak-anak yang nanti kita skrining yakni anak-anak yang hidup di pulau yang lebih banyak main di luar, angka kejadian anak-anak dengan masalah mata ini rendah,” ujarnya.

    Skrining mata rutin ini, lanjut Julie, merupakan program kolaborasi Perdami Wilayah Jakarta dengan Seksi Penanggulangan Gangguan Refraksi (SPGR) Perdami Pusat, didukung penuh oleh Astra.

    “Saya berharap program ini dapat terus berkesinambungan, karena anak-anak seringkali tidak menyadari adanya masalah penglihatan, yang dapat mempengaruhi proses belajar dan prestasi sekolah mereka,” pungkasnya.

    Kampung Berseri Astra, Komitmen Astra untuk Indonesia yang Lebih Baik

    Head of Communications Management System & Partnership Astra Elmerillia Lonna mengungkapkan bahwa Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Pramuka, terasa seperti “Pulang Kampung” bagi Astra. Hal ini karena program Kampung Berseri Astra (KBA) telah berjalan lebih dari 10 tahun di pulau ini. 

    “Kembali ke sini untuk program pemeriksaan refraksi dan pemberian kacamata. Program ini juga sebenarnya adalah program yang kami sudah jalankan sebelumnya di tahun 2014 sampai 2017 dengan melakukan pemeriksaan mata gratis waktu itu di daerah 3T,” jelas Elmerillia.

    Kampung Berseri Astra, lanjutnya, adalah salah satu dari komitmen Astra untuk membantu Indonesia lebih baik. Saat ini, terdapat lebih dari 1.400 Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera yang tersebar di seluruh Indonesia.

    “Kami berharap melalui program ini pastinya bisa membantu anak-anak, tidak hanya memberikan pemeriksaan mata gratis, tapi juga memberikan pembekalan untuk anak-anak,” ujarnya.

    Sosok Inspiratif Penggiat Kampung Berseri Astra Pulau Pramuka

    Di balik keberhasilan program-program di Pulau Pramuka, ada sosok inspiratif seperti Mahariah, seorang warga asli yang berbekal semangat untuk menyelamatkan pulau dari tumpukan sampah. Ketekunannya dalam memerangi masalah sampah membuat Mahariah dipercaya Astra menjadi tokoh penggerak Kampung Berseri Astra (KBA).

    Inovasi pengelolaan sampah di Pulau Pramuka mencakup pengembangan bank sampah induk yang membawahi 24 bank sampah unit di 11 pulau. Mahariah juga mengatasi persoalan sampah kiriman yang tidak dapat dijual seperti plastik hancur melalui pirolisis. Program ini bahkan terintegrasi dengan nelayan melalui inisiatif “3 banding 1”.

    “Setiap 3 kilogram sampah plastik yang diambil dari laut, nelayan mendapatkan 1 liter BBM hasil pirolisis,” ujar Mahariah.

    Inovasi pengelolaan sampah di Pulau Pramuka mencakup pengembangan bank sampah induk. (Beritasatu.com/Yurike Metriani)

    Inovasi lain yang dikembangkannya adalah ekowisata konservasi. Salah satunya yakni menjadikan workshop penanaman terumbu karang sebagai paket wisata.

    “Jadi kita ingin mengajak wisatawan, dia berbahagia dengan wisata, tapi juga bisa ikut merehabilitasi,” imbuhnya.

    Konsep ini memungkinkan pengunjung tidak hanya menikmati keindahan alam tetapi juga berkontribusi pada pelestarian.

  • Dari Magetan ke Jakarta: Jalan Panjang Misran Jualan Sapi Kurban – Page 3

    Dari Magetan ke Jakarta: Jalan Panjang Misran Jualan Sapi Kurban – Page 3

    Misran tampaknya memang tak pernah main-main soal tata kelola. Tiap hari, sapi-sapi itu diberi campuran polar, dedak, ampas tahu, dan konsentrat. Dua kali sehari. Ongkos pakan tinggi, tapi Misran tak mau pelit pada makhluk yang akan dikurbankan.

    Kesehatan sapi, baginya, harus dijaga secara ketat. Setiap sapi yang baru tiba, akan diperiksa Mantri Hewan. Ia turut membawa dokumen lengkap dari daerah asal.

    “Diperiksa ini kurang apa, kurang apa, selalu kita penuhi apa yang disarankan Pak Mantri. Makanya sapi kita, Alhamdulillah, sehat-sehat,” ucap dia.

    Belum lama ini, Dinas Kesehatan dan Wali Kota Jakarta Selatan datang langsung meninjau. “Alhamdulillah, memenuhi syarat. Dan kemarin kita mendapatkan surat Dinas Kesehatan, sapi sudah dalam keadaan sehat,” ujar dia.

    Pelanggan Misran datang dari berbagai latar belakang. Ada yang mewakili rumah sakit seperti RS Cilandak dan RS Siloam, ada pengurus masjid, tokoh masyarakat, hingga pejabat. Ia tak perlu berteriak di pinggir jalan atau siaran langsung di TikTok. Sebagian besar pembeli masih datang langsung ke kandang, menyeruput kopi, dan merokok santai sambil memilih sapi.

     

  • Pria India Pura-pura Jadi Dokter Padahal Cuma Lulusan SMP, Pasiennya Tewas

    Pria India Pura-pura Jadi Dokter Padahal Cuma Lulusan SMP, Pasiennya Tewas

    Jakarta

    Kepolisian Kaushambi, India menangkap dua orang bersaudara Vikas Kumar dan dan Vishesh Kumar yang melakukan tindakan malapraktik pada pasien anak hingga meninggal dunia. Keduanya mengaku sebagai dokter bedah, padahal hanya menyelesaikan pendidikannya sampai sekolah menengah.

    Dikutip dari Times of India, seorang pria bernama Ram Asre melaporkan kedua bersaudara tersebut ke polisi setelah anak laki-lakinya meninggal dunia akibat infeksi parah. Anaknya mengalami infeksi setelah menjalani perawatan di Amnol Hospital pada Maret lalu.

    Vikash dan Vishesh berpura-pura menjadi ahli bedah dan mencabut batang intramedular yang sebelumnya dipasang untuk menstabilkan kondisi patah tulang sang anak. Prosedur yang dilakukan keduanya memicu perdarahan hebat, infeksi, yang akhirnya menyebabkan kematian anak tersebut.

    “Setelah kematian anak laki-laki berusia 6 tahun itu, ayahnya, Ram Asre dari Desa Siriyawa Kala melaporkan ke polisi Charwa pada 16 Maret terhadap dua orang, menuding mereka telah merawat putranya tanpa adanya tenaga medis berpengalaman, yang menyebabkan kematian karena perdarahan dan infeksi,” kata Wakil Kepala Polisi, Satyendra Prasad Tiwari.

    Polisi menambahkan ketika kondisi anak tersebut memburuk, salah satu dokter gadungan dan orang tua sempat membawa pasien ke rumah sakit lain. Namun, nyawa bocah itu tak tertolong lagi.

    Vikash dan Vishesh menjalankan rumah sakit swasta Anmol Hospital di distrik tersebut dengan izin yang terdaftar atas nama saudara ketiga, Sanjay Kumar, seorang petani yang tidak memiliki kaitan apapun dengan ilmu kedokteran. Vikash dan Vishesh pun juga tidak memiliki gelar medis apapun.

    Ketika diperiksa oleh kepolisian, Vikash dan Vishesh mengaku melakukan operasi tersebut karena tergiur uang.

    “Sekitar 4 bulan lalu, anak laki-laki itu mengalami cedera dan telah dioperasi oleh dokter profesional yang memasang batang intramedular di kaki yang patah. Setelah lukanya sembuh, sang ayah memutuskan untuk menghubungi dokter guna melepas batang tersebut,” jelas pihak polisi.

    “Namun, pada hari nahas itu, ketika dua bersaudara itu gagal mendatangkan ahli bedah yang berkualifikasi, mereka memutuskan untuk melakukan operasi sendiri, yang menyebabkan kematian tragis pada anak itu,” sambungnya.

    Polisi menemukan Amnol Hospital sebenarnya sudah pernah disegel oleh Dinas Kesehatan di India tahun lalu. Tapi, rumah sakit itu kembali beroperasi tahun ini.

    Kepala Dinas Kesehatan Kaushambi, Sanjay Kumar mengatakan rumah sakit itu beroperasi lagi tanpa registrasi yang sah. Pihaknya akan mengambil tindakan sesuai hasil penyelidikan.

    “Pejabat kesehatan saat ini bekerja sama dengan kepolisian untuk memperketat pengawasan terhadap para dokter gadungan,” ungkapnya.

    (avk/kna)