Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Yogyakarta Catat 18 Kasus Leptospirosis, 5 Orang Meninggal Dunia

    Yogyakarta Catat 18 Kasus Leptospirosis, 5 Orang Meninggal Dunia

    Jakarta

    Hujan dengan intensitas cukup tinggi berdampak pada tingginya kasus penularan leptospirosis, yakni infeksi bakteri yang menyebar melalui urine tikus yang terinfeksi leptospira. Yogyakarta mencatat peningkatan laporan kasus sepanjang Januari hingga akhir Juni 2025.

    Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sekaligus Pengelola Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan DIY, Lana Unwanah, ada 18 kasus leptospirosis dalam periode tersebut, dengan lima di antaranya meninggal dunia. Selain itu, satu kasus infeksi virus Hanta juga telah ditemukan di wilayah tersebut.

    “Kami sedang menyusun surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Leptospirosis, saat ini sedang dalam proses penandatanganan,” ujar Lana dalam keterangan resminya, dikutip Senin (7/7/2025).

    Menurutnya, gejala awal leptospirosis sering kali tidak spesifik, sehingga sering disalahartikan sebagai infeksi virus atau bakteri lainnya. Akibatnya, banyak pasien terlambat mendapatkan penanganan medis yang tepat.

    Gejala umum leptospirosis antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot terutama di betis dan paha, mata merah atau kuning, iritasi, hingga diare. Sementara itu, gejala awal infeksi virus Hanta biasanya berupa demam tinggi hingga 39 derajat celsius, sakit kepala, nyeri di belakang bola mata, kelelahan, nyeri otot, sesak napas, jantung berdebar cepat, dan kadang muncul bintik perdarahan di wajah.

    “Jika mengalami gejala-gejala tersebut, kami sangat menyarankan masyarakat segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat,” tegas Lana.

    Dinas Kesehatan juga mengimbau puskesmas dan rumah sakit untuk memperkuat kemampuan tenaga kesehatan dalam mendeteksi dan merespons infeksi leptospirosis dan virus Hanta secara dini, termasuk dengan memanfaatkan alat rapid test. Selain itu, kerja sama lintas sektor juga ditekankan. Misalnya, Dinas Lingkungan Hidup diharapkan dapat memperkuat pengelolaan sampah dan limbah agar tidak menjadi sumber makanan bagi tikus.

    Masyarakat diimbau melakukan pencegahan seperti berikut:

    Menyimpan makanan dan minuman di tempat yang tertutup rapat,Menjaga kebersihan rumah dan membasmi tikus,Mencuci tangan dan kaki setelah beraktivitas di area lembab atau berair,Menggunakan alas kaki saat beraktivitas di tempat basah,Mengelola sampah rumah tangga dengan cara yang higiene.

    (naf/kna)

  • Longsor dan Banjir Terjang 18 Kecamatan di Bogor, 3 Orang Tewas
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        6 Juli 2025

    Longsor dan Banjir Terjang 18 Kecamatan di Bogor, 3 Orang Tewas Bandung 6 Juli 2025

    Longsor dan Banjir Terjang 18 Kecamatan di Bogor, 3 Orang Tewas
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bogor sejak Sabtu (5/7/2025) hingga Minggu (6/7/2025) sore memicu bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah titik.
    Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mencatat, ada 28 titik bencana yang tersebar di 18 kecamatan dan 33 desa/kelurahan. Dari jumlah itu, 21 titik mengalami longsor dan 7 titik lainnya dilanda banjir.
    “Pemkab Bogor bergerak cepat menangani situasi bencana tersebut. Sejumlah instansi dikerahkan, mulai dari BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, hingga relawan dan aparat wilayah. Kita pastikan keselamatan warga menjadi prioritas, termasuk penanganan logistik, pengungsian, dan pemulihan pasca-bencana,” kata Bupati Bogor, Rudy Susmanto, dalam keterangannya, Minggu (6/7/2025).
    Rudy menjelaskan, longsor paling parah terjadi di kawasan
    Puncak
    , yakni Kecamatan Megamendung dan Cisarua. Di Megamendung, banjir merendam Desa Cipayung, Cipayung Girang, dan Gadog. Sementara longsor menerjang Desa Sukamahi dan Desa Megamendung, menewaskan seorang santri berusia 22 tahun yang sempat dinyatakan hilang.
    Di Kecamatan Cisarua, longsor merusak tiga akses jalan dan satu rumah warga di Desa Kopo. Longsor juga terjadi di Desa Tugu Utara dan Tugu Selatan, menyebabkan dua rumah rusak berat dan memicu luapan air dari Rest Area Gunung Mas.
    Korban jiwa juga ditemukan di Desa Ciburial, di mana dua orang tewas akibat tertimbun longsor dan telah berhasil dievakuasi pada Minggu siang.
    Sementara itu, banjir di Kecamatan Babakan Madang, tepatnya di Desa Bojongkoneng, sempat membuat sejumlah pendaki terjebak di jalur pendakian. Mereka berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dalam kondisi selamat.
    “Dilaporkan sempat terjebak karena banjir, namun kini telah dievakuasi dengan selamat,” ujar Rudy.
    Pemkab Bogor telah mendirikan posko untuk menyalurkan bantuan logistik dan layanan medis bagi warga terdampak. Rudy memastikan seluruh unsur pemerintah hadir di lapangan.
    Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana.
    “Segera hubungi layanan darurat 112 apabila menemukan tanda-tanda potensi bencana,” imbaunya.
    Pantauan
    Kompas.com
    , wilayah Bogor saat ini kembali diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pasien BPJS Meninggal Diduga Ditelantarkan RS, Pemkot Cimahi Evaluasi RSUD Cibabat

    Pasien BPJS Meninggal Diduga Ditelantarkan RS, Pemkot Cimahi Evaluasi RSUD Cibabat

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyoroti adanya kasus pasien BPJS diduga meninggal dunia karena diterlantarkan di RSUD Cibabat, Kota Cimahi.

    Jika kasus tersebut benar adanya, Dedi mengancam akan memberikan sanksi tegas kepada pihak RSUD Cibabat.

    “Jadi kalau kemudian bener tidak dilayani, berarti direktur rumah sakitnya itu mengabaikan surat gubernur dan kita akan berikan sanksi,” katanya di Bandung, pada Rabu, 2 Juni 2025.

    Untuk saat ini, Dedi mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan melakukan investigasi terlebih dahulu. “Nanti kita investigatif ya,” tutur dia.

    Di sisi lain, Dedi mengatakan pihaknya telah mengeluarkan surat edaran agar rumah sakit tetap melayani pasien tanpa terkecuali, bahkan meski terkendala biaya sekalipun.

    “Gubernur sudah membuat surat edaran loh ke seluruh rumah sakit bahwa tidak boleh ada pasien yang tidak terlayani,” ucapnya.

    Dia menegaskan, rumah sakit harus melayani seluruh pasien, baik pasien yang memiliki BPJS maupun tidak. Apabila pasien tersebut tidak memiliki BPJS, Dedi mengeklaim tagihan dapat ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

    “Kalau dia punya BPJS, maka pakai BPJS. Kalau tidak punya BPJS, dilayani kemudian tagihannya nanti dikirim ke Dinas Kesehatan provinsi, karena di Dinas Kesehatan provinsi sudah ada plot anggaran untuk membantu masyarakat yang tidak punya BPJS,” kata Dedi.

    Menurut Dedi, rumah sakit tidak boleh menolak untuk melayani pasien, apapun alasannya. “Bagi saya, rakyat kecil harus dilayani,” ucap dia.

    Penulis: Arby Salim

  • Berapa Lama Masa Inkubasi Virus Hanta di Tubuh Manusia

    Berapa Lama Masa Inkubasi Virus Hanta di Tubuh Manusia

    Jakarta

    Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan temuan delapan kasus virus Hanta di empat provinsi. Wilayahnya meliputi provinsi D.I. Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara.

    Hasil surveilans tersebut diumumkan pada 19 Juni 2025 setelah sebelumnya ditemukan kasus virus Hanta di Kabupaten Bandung Barat. Pada 20 Mei 2025, pasien Bandung Barat sempat dirawat di RSUP Hasan Sadikin Bandung, sebelum akhirnya sembuh dan bisa kembali beraktivitas lagi.

    Berapa Lama Masa Inkubasi Virus Hanta?

    Masa inkubasi adalah istilah medis yang merujuk pada waktu antara infeksi pertama kali dan munculnya gejala pertama. Ada banyak jalur paparan infeksi, mulai dari menghirup percikan droplet yang terkontaminasi seperti pada flu dan COVID-19, hingga gigitan hewan terinfeksi seperti pada rabies, maupun kontak langsung seperti pada virus hanta.

    Berdasarkan gejalanya, infeksi virus Hanta dibagi menjadi dua jenis, yaitu Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) dan Hantavirus pulmonary syndrome (HPS). Seperti ini bedanya:

    Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)

    HFRS merupakan tipe infeksi virus Hanta yang paling banyak ditemukan, termasuk di Indonesia. Dari delapan kasus infeksi virus Hanta yang ditemukan di Indonesia, seluruhnya bertipe HFRS. Tipe ini memang lebih banyak ditemukan di benua Asia atau Eropa.

    Masa inkubasi virus ini biasanya mencapai 1-2 minggu dengan angka kematian 5-15 persen. Beberapa gejala infeksi virus Hanta tipe HFRS meliputi:

    Mual.Mata kemerahan.Ruam.Demam.Sakit Kepala.Nyeri Punggung.

    Dalam kondisi parah, infeksi virus Hanta HFRS dapat memicu gejala oliguria, anuria, gangguan sistem saraf, perdarahan sistem pencernaan, hingga gangguan pernapasan.

    Hantavirus pulmonary syndrome (HPS)

    Infeksi virus Hanta tipe HPS memiliki angka kematian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan tipe HFRS, yaitu 60 persen. Masa inkubasi virus Hanta penyebab HPS biasanya berkisar antara 14-17 hari.

    Virus Hanta versi ini lebih banyak ditemukan di benua Amerika. Berikut ini beberapa gejala infeksi virus Hanta tipe HPS:

    Demam.Nyeri badan.Malaise (lemas).Batuk.Sesak napas.Sakit perut.Muntah.Diare.

    Dalam kondisi parah, HPS dapat memicu penumpukan cairan di paru-paru dan kerusakan jaringan. Beberapa gejala lain yang ditimbulkan seperti tekanan darah rendah, detak jantung tak teratur, hingga gangguan pada paru.

    Langkah Pencegahan Infeksi Virus Hanta

    Virus Hanta merupakan patogen yang umumnya disebarkan oleh hewan pengerat seperti tikus. Penularan dapat terjadi melalui kontak liur, urine, atau kotoran tikus yang terinfeksi.

    Juru Bicara Kemenkes drg Widyawati mengungkapkan infeksi virus Hanta bisa dicegah. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan rumah (khususnya ruangan yang jarang dipakai) dan memasang perangkap tikus.

    “(Pembersihan) seperti gudang, loteng, atau ruang bawah tanah,” katanya ketika dihubungi detikcom.

    Untuk menghindari infeksi, sebaiknya jangan menyentuh tikus dalam keadaan mati maupun hidup secara langsung. Selain itu, orang-orang yang memiliki pekerjaan berisiko disarankan menggunakan pelindung diri.

    “Bagi mereka yang berisiko kontak dengan rodensia (hewan pengerat), seperti petani, buruh bangunan, tenaga lab, hingga dokter hewan,” sambungnya.

    “Masyarakat tak perlu panik, tapi harus tetap waspada. Pencegahan melalui kebersihan lingkungan sangat penting. Pemantauan di daerah rawan akan terus dilakukan bersama dinas kesehatan setempat untuk mencegah penularan lebih lanjut,” tandas drg Widyawati.

    (avk/up)

  • Pertolongan Pertama Pada Pengidap Virus Hanta di Bandung

    Pertolongan Pertama Pada Pengidap Virus Hanta di Bandung

    Jakarta

    Kasus infeksi virus Hanta menjadi sorotan setelah muncul laporan pengidapnya di wilayah Bandung. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan pengerat.

    Penyakit virus Hanta tentunya perlu diantisipasi mengingat hewan pengerat yang membawanya tersebar di berbagai tipe habitat. Lantas, bagaimana pertolongan pertama pada pengidap virus Hanta di Bandung?

    Apa Itu Virus Hanta?

    Virus Hanta merupakan salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh rodensia atau hewan pengerat. Dikutip dari laman Kemenkes, rodensia memiliki penularan penyakit seperti leptospirosis dan pes.

    Jenis tikus yang terkonfirmasi sebagai reservoir virus Hanta di Indonesia adalah Rattus norvegicus (tikus got) dan R.tanezumi (tikus rumah). Adapun jenis tikus lain yang menjadi reservoir adalah R. tiomanicus (tikus belukar), R.exulans (tikus ladang), R. argentiventer (tikus sawah), Mus musculus (mencit rumah), Bandicota indica (tikus wirok), dan Maxomys surifer.

    Kronologi Pertolongan Pertama Pada Pengidap Virus Hanta di Bandung

    Adanya virus Hanta pertama kali ditemukan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada 20 Mei 2025. Diberitakan detikcom sebelumnya, seorang pria berusia 52 tahun dinyatakan positif terpapar virus Hanta.

    Pada awalnya, pekerja buruh bangunan tersebut mengeluh pusing, demam, serta nyeri lambung saat bekerja. Berdasarkan hasil penelusuran, ternyata dia mengaku sempat digigit tikus saat bekerja di proyek bangunan.

    Dia kemudian dibawa ke beberapa fasilitas kesehatan untuk menjalani perawatan, namun gejalanya tak kunjung membaik. Bahkan, di awal, penyakit tersebut disangka sebagai leptospirosis. Namun, saat dilakukan pengujian laboratorium, hasilnya positif virus Hanta.

    “Sampai akhirnya dirawat di RS Hasan Sadikin, dugaan awalnya Leptospirosis. Tapi kemudian dilakukan pengujian laboratorium, hasilnya positif Virus Hanta,”
    Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Ridwan Abdullah Putra, Rabu (18/6/2025).

    Mengetahui adanya kasus ini, Dinas Kesehatan BB langsung menggelar penyelidikan epidemiologi di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien untuk mencegah kemungkinan penularan lebih luas.

    Sebanyak 12 tikus ditangkap dari selokan dan sejumlah titik strategis lainnya, kemudian dibedah untuk diambil organ dalamnya. Dalam pemeriksaan laboratorium, ditentukan apakah tikus-tikus tersebut memang membawa virus hanta atau tidak.

    Sementara itu, kondisi pasien yang terpapar virus Hanta dan sempat menjalani perawatan intensif di RS Hasan Sadikin telah membaik dan diperbolehkan pulang.

    Dari kasus virus Hanta di Bandung, penting untuk melakukan pertolongan kepada orang yang terpapar rodensia ke fasilitas kesehatan. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Widyawati meminta masyarakat untuk mendatangi fasilitas kesehatan terdekat jika muncul gejala demam, nyeri otot dan gangguan pernapasan.

    “Masyarakat tak perlu panik, tapi harus tetap waspada. Pencegahan melalui kebersihan lingkungan sangat penting. Pemantauan di daerah rawan akan terus dilakukan bersama dinas kesehatan setempat untuk mencegah penularan lebih lanjut,” katanya kepada detikcom, Senin (30/6/2025).

    Cara Mencegah Terpapar Virus Hanta

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan virus Hanta utamanya dilakukan melalui pengendalian rodensia, serta mencegah kontak dengan urin, tinja, air liur, dan tempat bersarang rodensia.

    Adapun beberapa upaya untuk mencegah kontak dengan urin, tinja, dan air liur rodensia bisa dilakukan dengan cara berikut:

    Terapkan perilaku hidup bersih dan sehatJaga kebersihan rumah dan tempat-tempat yang sudah lama tidak terpakai, terutama di ruang bawah tanah, loteng, gudang, dan tempat penyimpanan, untuk mencegah rodensia masuk ke dalam rumah.Hindari menyentuh rodensia baik yang masih hidup atau sudah mati.Lakukan pengelolaan sampah dengan benar.Tempatkan perangkap tikus di sekitar rumah atau tempat kerja untuk mengurangi populasi rodensiaGunakan alat pelindung diri bagi pekerja yang berisiko kontak dengan rodensia seperti buruh bangunan, petani, tenaga laboratorium, dan dokter hewan.

    (elk/tgm)

  • Siap-siap! Daihatsu Kumpul Sahabat 2025 Gerebek Palembang Akhir Pekan Ini

    Siap-siap! Daihatsu Kumpul Sahabat 2025 Gerebek Palembang Akhir Pekan Ini

    Jakarta

    Setelah menggelar acara perdana tahun 2025 ini di Alun-alun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, kini gelaran Daihatsu Kumpul Sahabat digelar di Kota Palembang. Daihatsu siap hadir temani keseruan akhir pekan masyarakat Palembang lewat aneka hiburan yang dapat dinikmati bersama keluarga. Sebagai sarana rekreasi akhir pekan, acara ini juga menjadi momen untuk saling terhubung dan mengenal lebih dekat antar para pelanggan setia, komunitas, hingga masyarakat setempat.

    Acara ini terbuka dan gratis untuk umum, akan berlangsung pada 6 Juli 2025 pukul 07:00-18:00 WIB berlokasi di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan. Dengan mengusung tema besar Bahagia Sejak Pertama, acara ini menjadi salah satu bentuk apresiasi terhadap loyalitas para pelanggan setia terhadap upaya mereka dalam mewujudkan momen bahagia sejak awal dan berkelanjutan dengan berbagi momen menyenangkan, hangat, ceria, dan penuh kebersamaan.

    Daihatsu Kumpul Sahabat 2025 sambangi Palembang akhir pekan ini Foto: (Foto: Istimewa/Humas Dinas Pariwisata Palembang)

    Berbagai kegiatan menarik siap ramaikan sepanjang hari Minggu, dimulai dari aktivitas sehat lewat senam Zumba bersama, konvoy bersama komunitas roda dua melalui Rolling Thunder yang menampilkan semangat solidaritas, serta pameran modifikasi mobil sebagai sarana insiprasi dari komunitas pengguna mobil Daihatsu.

    Para pengunjung juga dapat menikmati berbagai lomba untuk kategori anak dan dewasa dengan kesempatan mendapatkan berbagai doorprize menarik dengan total hadiah senilai puluhan juta rupiah. Bagi para pecinta kuliner, pengunjung bisa mencicipi aneka festival kuliner yang menggugah selera, serta bazar produk kreatif dari para pelaku UMKM lokal setempat.

    Sebelumnya Daihatsu Kumpul Sahabat 2025 perdana digelar di Alun-alun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang Foto: Ridwan Arifin/detikcom

    Melalui momentum ini, Daihatsu juga berikan apresiasi khusus bagi pengguna setia mobil Daihatsu yang terus merawat kendaraannya sejak awal kepemilikan hingga sekarang ini. Dengan semangat berbagi, Daihatsu konsisten menghadirkan layanan khusus sebagai komitmen dari tanggung jawab sosial melalui donor darah dan layanan Posyandu yang bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat.

    Pengunjung juga akan dimanjakan dengan penampilan grup band D’MASIV, Kopral Jono, serta seni daerah siap tampil menghibur masyarakat Palembang dan sekitarnya.

    Rasakan keseruan akhir pekan bareng Sahabat dan keluarga di acara Daihatsu Kumpul Sahabat! Informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi situs www.daihatsu.co.id atau media sosial Instagram @daihatsuind.

    (lua/dry)

  • Dampak Perubahan Iklim , Kasus DBD di Jakarta Barat Meningkat

    Dampak Perubahan Iklim , Kasus DBD di Jakarta Barat Meningkat

    JAKARTA – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengalami kenaikan pada Juni 2025 dengan 256 kasus.

    Berdasarkan data dari Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat, fluktuasi kasus DBD di wilayah tersebut menunjukkan lonjakan setiap bulannya mulai Oktober 2024 dengan 79 kasus hingga pada Mei 2025 sebanyak 355 kasus terlapor.

    “Pada April 2025 326 kasus, Mei 355 kasus dan Juni 256 kasus. Sementara untuk Juli, per Kamis (3/7) pukul 16.30 WIB belum ada kasus terlapor,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari, ANTARA, Jumat, 4 Juli.

    Arum menyebutkan, kelembaban dan suhu udara menjadi faktor utama eskalasi kasus DBD di wilayah Jakarta Barat (Jakbar).

    Menurut Arum, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), iklim wilayah setempat pada Juni 2025 menyebabkan peningkatan kasus DBD.

    “Iklim untuk DBD bulan Mei 2025 itu 77 persen, dimana kelembaban optimum untuk nyamuk 71- 83 persen. Suhu berkisar 25-32° C, sementara suhu rata-rata optimum untuk perkembangan nyamuk berkisar 25°-27°C,” kata Arum.

    Karena itu, kata Arum, angka insiden DBD bulan Juli diprediksi dapat mencapai 8,4 kasus per 100.000 penduduk, lebih rendah dari prediksi pada Juni, yakni 8,7 kasus per 100.000 penduduk.

    Sudinkes Jakbar terus menggencarkan pemantauan vektor atau jentik nyamuk DBD dengan melakukan sidak jentik nyamuk ke rumah-rumah warga melalui Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

    “Pemantauan itu dilakukan dengan utamakan peran masyarakat dan meningkatkan promosi kesehatan tentang DBD,” katanya.

  • Kasus DBD di Jakbar kembali naik

    Kasus DBD di Jakbar kembali naik

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengalami kenaikan pada Juni 2025 dengan 256 kasus.

    Berdasarkan data dari Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat, fluktuasi kasus DBD di wilayah tersebut menunjukkan lonjakan setiap bulannya mulai Oktober 2024 dengan 79 kasus hingga pada Mei 2025 sebanyak 355 kasus terlapor.

    “Pada April 2025 326 kasus, Mei 355 kasus dan Juni 256 kasus. Sementara untuk Juli, per Kamis (3/7) pukul 16.30 WIB belum ada kasus terlapor,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari di Jakarta, Jumat.

    Arum menyebutkan, kelembaban dan suhu udara menjadi faktor utama eskalasi kasus DBD di wilayah Jakarta Barat (Jakbar).

    Menurut Arum, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), iklim wilayah setempat pada Juni 2025 menyebabkan peningkatan kasus DBD.

    “Iklim untuk DBD bulan Mei 2025 itu 77 persen, dimana kelembaban optimum untuk nyamuk 71- 83 persen. Suhu berkisar 25-32° C, sementara suhu rata-rata optimum untuk perkembangan nyamuk berkisar 25°-27°C,” kata Arum.

    Karena itu, kata Arum, angka insiden DBD bulan Juli diprediksi dapat mencapai 8,4 kasus per 100.000 penduduk, lebih rendah dari prediksi pada Juni, yakni 8,7 kasus per 100.000 penduduk.

    Sudinkes Jakbar terus menggencarkan pemantauan vektor atau jentik nyamuk DBD dengan melakukan sidak jentik nyamuk ke rumah-rumah warga melalui Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

    “Pemantauan itu dilakukan dengan utamakan peran masyarakat dan meningkatkan promosi kesehatan tentang DBD,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pram minta Dishub tambah fasilitas transportasi di Kepulauan Seribu

    Pram minta Dishub tambah fasilitas transportasi di Kepulauan Seribu

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memerintahkan Dinas Perhubungan untuk memperbanyak fasilitas transportasi umum untuk masyarakat di Kepulauan Seribu.

    “Sekarang di darat relatif sudah lebih tertangani (fasilitas transportasi umumnya). Maka saya meminta kepada Dinas Perhubungan untuk memperbanyak fasilitas transportasi umum untuk masyarakat di laut,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Kepulauan Seribu, Jumat.

    Sebab, kata Pram, penduduk di Kepulauan Seribu tercatat sebanyak kurang lebih 31 ribu orang. Kini, mereka pun rata-rata memiliki aktivitas di kawasan darat.

    Pram juga sudah menggratiskan warga Kepulauan Seribu yang ingin menggunakan transportasi umum seperti Transjakarta, MRT dan LRT di darat.

    Akan tetapi, kata Pram, persoalan yang dihadapi adalah warga Kepulauan Seribu masih kesulitan untuk menyeberang ke daratan.

    “Untuk itu kita mengharapkan bahwa di pulau pun berkembang (fasilitas transportasinya),” kata Pram.

    Tak hanya soal transportasi, Pram pun berjanji segera mengatasi persoalan-persoalan lainnya yang dialami oleh warga Kepulauan Seribu.

    Misalnya, terkait air bersih untuk mandi, fasilitas kesehatan, ketersediaan dokter dan sebagainya.

    “Kalau untuk yang baik-baik saya nggak terlalu banyak nanyalah. Tapi apa yang menjadi kekurangan bagi saya itu yang lebih penting dan itu akan kita perbaiki,” kata Pram.

    Sejak Jumat pagi, Pram mengunjungi tiga pulau di Kepulauan Seribu, yakni Pulau Kelapa, Pulau Tidung, dan Pulau Onrust.

    Di Pulau Kelapa, Pram sempat melakukan penanaman serentak pohon mangrove, memberikan bantuan bibit ikan kepada nelayan serta meninjau kapal pelayanan kesehatan Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D) di bawah Dinas Kesehatan di sana.

    Kemudian Pram juga meninjau fasilitas wisata di Pulau Tidung dan Pulau Onrust.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono tanam mangrove dan berikan bibit ikan di Pulau Kelapa

    Pramono tanam mangrove dan berikan bibit ikan di Pulau Kelapa

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo melakukan penanaman pohon mangrove dan memberikan bantuan benih ikan kerapu kepada nelayan saat mengunjungi Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jumat pagi.

    Pramono yang tiba di pulau tersebut pukul 08.40 WIB langsung disambut warga dengan antusias. “Assalamualaikum. Selamat pagi semua,” sapa Pramono kepada masyarakat di Pulau Kelapa, Jumat.

    Usai menyapa warga Pulau Kelapa, Pramono langsung menuju tempat penanaman pohon mangrove dan melakukan penanaman mangrove bersama-sama.

    Diketahui, sebanyak 15.000 pohon mangrove ditanam secara serentak di Kepulauan Seribu. Pramono juga memberikan 24.000 benih ikan kerapu secara simbolis untuk para nelayan di pulau tersebut.

    Dalam kunjungan kerjanya, Pramono menyempatkan diri untuk meninjau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Nyiur Melambai dan bermain dengan anak-anak di sana. Anak-anak itu tampak sangat gembira bermain permainan kucing dan tikus bersama Pramono.

    Setelah itu, Pramono langsung bergeser mengunjungi Fasilitas layanan Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO). BWRO adalah sistem pengolahan air yang menggunakan teknologi reverse osmosis untuk mengubah air payau menjadi air tawar.

    Selain itu, Pramono juga meninjau layanan kesehatan puskesmas dan melihat kapal pelayanan kesehatan Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D) di bawah Suku Dinas Kesehatan di sana.

    “Kapalnya cukup baik, ada ruang untuk operasi. Bahkan, ada ruang untuk sterilisasi kalau orang misalnya terkena infeksi dan juga terkena COVID ada di dalam,” kata Pramono.

    Usai berkunjung ke Pulau Kelapa, sekitar pukul 09.50 WIB, Pramono pun langsung bergerak menuju Pulau Tidung untuk mengunjungi warga di sana.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.