Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Serba-serbi Cek Kesehatan Gratis di SMKN 26 Jakarta, Dihadiri Menpora dan Disambut Baik Siswa
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Agustus 2025

    Serba-serbi Cek Kesehatan Gratis di SMKN 26 Jakarta, Dihadiri Menpora dan Disambut Baik Siswa Megapolitan 5 Agustus 2025

    Serba-serbi Cek Kesehatan Gratis di SMKN 26 Jakarta, Dihadiri Menpora dan Disambut Baik Siswa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo meninjau pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi pelajar di SMK Negeri 26 Jakarta, Senin (4/8/2025).
    Politikus Partai Golkar itu datang didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kunta Wibawa, serta Wakil Wali Kota Jakarta Timur, Kusmanto.
    Setibanya di lokasi, Dito langsung memantau pelaksanaan tes kebugaran, salah satu rangkaian kegiatan dalam program CKG di sekolah.
    Dalam tes tersebut, para siswa diminta berlari sejauh 1,6 kilometer untuk mengukur tingkat kebugaran mereka. Rute lari dalam tes kebugaran ini dilakukan dengan mengelilingi lapangan sekolah.
    Setelah itu, para siswa menjalani pemeriksaan fisik yang meliputi tekanan darah, kesehatan mata, tinggi dan berat badan, kesehatan gigi, telinga, serta kadar gula darah.
    Usai meninjau tes kebugaran, Menpora melanjutkan kunjungannya ke aula sekolah untuk menyaksikan langsung proses pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta.
    Dito menegaskan pentingnya pelaksanaan CKG di sekolah sebagai sarana untuk penjaringan bibit atlet muda.
    “Deteksi dininya dari fisik dan sampai kejiwaan. Kita juga bisa mengetahui antropometri nantinya
    landscape
    anak muda Indonesia,” ucap Dito, Senin.
    Menurut dia, pemeriksaan kesehatan sejak dini diharapkan dapat memudahkan pencarian calon atlet potensial.
    “Ini sesuai dengan yang kita harapkan dan ini sangat berguna untuk
    scouting
    juga. Jadi kita memiliki data potensi-potensi anak muda yang mungkin memiliki kemampuan fisik untuk menjadi atlet,” ungkap Dito.
    Meski begitu, Dito menegaskan tujuan utama CKG adalah mendeteksi penyakit sejak dini agar dapat segera ditangani.
    Kepala Puskesmas Kecamatan Pulogadung Titta Gusni Salim mengatakan, siswa-siswi SMK Negeri 26 Jakarta menjalani 14 jenis pemeriksaan dalam program CKG.
    “Jadi diawal tadi pasti ada tes, jadi ada 14 pemeriksaan kesehatan yang akan dilakukan. Semua peserta didik itu dari SD, SMP, SMA itu akan dilakukan skrining kesehatan,” ungkap Titta.
    Pemeriksaan diawali dengan tes kebugaran, yakni lari mengelilingi lapangan sekolah sejauh 1,6 kilometer menggunakan metode
    Rockport
    .
    Setelah tes kebugaran, para siswa menjalani sejumlah pemeriksaan lanjutan di aula sekolah. Pemeriksaan tersebut meliputi kondisi fisik dan mental.
    “Kemudian juga ada pemeriksaan berat badan, tinggi badan untuk melihat status gizi, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan tuberkulosis,” jelas Titta.
    Selain itu, terdapat pemeriksaan mata, telinga, gigi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, serta pemeriksaan fungsi hati (liver) dan
    thalassemia
    .
    Guru Pendidikan Jasmani SMK Negeri 26 Jakarta, Nursiswanto, 
    menilai CKG sangat penting bagi siswa SMK yang dipersiapkan untuk masuk dunia industri setelah 
    lulus.
    “Karena mereka disiapkan untuk masuk industri. Jadi, untuk menuju ke sana saja banyak tes kebugaran yang harus dilalui. Makanya bagi anak SMK, kebugaran itu vital,” ujar Nursiswanto.
    Ia mengatakan, pendidikan jasmani di sekolah memang bertujuan menjaga kebugaran siswa. A
    danya CKG dinilai semakin melengkapi upaya tersebut.
    “Apalagi ini dibarengi dengan cek kesehatan secara menyeluruh, jadi lebih mantap, lebih keren, dan benar-benar melengkapi, inilah SMK,” katanya.
    Menurut Nursiswanto, siswa di SMKN 26 Jakarta sudah terbiasa menjalani tes kebugaran berupa lari dengan jarak tertentu.
    Oleh karena itu, para siswa tidak kaget ketika Dinas Kesehatan meminta mereka lari sejauh 1,6 kilometer.
    “Tadinya kita tesnya bentuknya bukan tes 1,6 kilometer, bukan, tapi
    bleep test
    , itu yang lebih untuk mengukur kemampuan CO2max, (mengukur kapasitas maksimal oksigen) kita ingin tahu,” jelasnya.
    Sejumlah siswa SMK Negeri 26 Jakarta menyambut baik pelaksanaan program CKG yang diadakan di sekolahnya.
    Faisal (16), siswa kelas X jurusan Teknik Bodi Otomotif, mengaku baru pertama kali mengikuti pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh di sekolah.
    Ia menilai program CKG sangat bermanfaat, terutama bagi siswa SMK yang bersiap memasuki dunia kerja.
    “Bagus banget ini. Jadi kami enggak harus ribet-ribet ke puskesmas, bisa di sini langsung gratis, terus ini kan juga penting untuk besok magang atau kerja,” ungkap Faisal.
    Ia berharap ke depannya fasilitas pemeriksaan di sekolah bisa semakin lengkap, termasuk untuk mendeteksi kondisi organ dalam.
    “Semoga ke depannya bisa dikembangkan lagi tesnya. Ada alat-alatnya makin canggih gitu buat ngetes tubuh dalam,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 24.000 Anak di Semarang Sudah Cek Kesehatan Gratis, 74 Persen Siswa Obesitas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Agustus 2025

    24.000 Anak di Semarang Sudah Cek Kesehatan Gratis, 74 Persen Siswa Obesitas Regional 4 Agustus 2025

    24.000 Anak di Semarang Sudah Cek Kesehatan Gratis, 74 Persen Siswa Obesitas
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Sebanyak 24.900 anak di Kota Semarang telah mendapat layanan cek kesehatan gratis (CKG) sejak 21 Juli 2025.
    Pemerintah Kota Semarang menargetkan sekitar 291.000 anak sekolah menerima layanan tersebut sepanjang 2025.
    Hasil awal program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menyasar puluhan ribu anak sekolah di Kota Semarang mengungkap fakta yang mengkhawatirkan, sekitar 74 persen anak mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
    Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Abdul Hakam, saat mendampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Arifah Choiri Fauzi meninjau pelaksanaan CKG di SLB Negeri Semarang, Senin (4/8/2025).
    “Hari ini kita launching untuk CKG anak sekolah. Sebenarnya sudah kita mulai sejak 21 Juli dan saat ini sudah mencapai 24.900 anak yang diperiksa,” ujar Hakam.
    Dia menuturkan CKG melayani skrining kesehatan secara menyeluruh kepada siswa di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mulai dari pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan indera (mata dan telinga), pemeriksaan gigi, hingga kesehatan jiwa.
    “Total anak-anak di Kota Semarang ada sekitar 291 ribu dari 1.023 sekolah, terdiri dari 613 SD, 230 SMP, dan 182 SMA,” ungkap dia.
    Hakam mengatakan pengecekan melibatkan 13 indikator untuk SD serta 15 indikator untuk SMP dan SMA. Hasil awal skrining terhadap 24.900 anak menunjukkan berbagai temuan yang perlu ditindaklanjuti.
    “Paling banyak ditemukan masalah status gizi. Sekitar 74 persen anak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Gigi karies juga tinggi, mencapai 36 persen. Selain itu, ada yang prehipertensi sebesar 5,8 persen, prediabetes 5,65 persen, dan diabetes 0,14 persen,” lanjutnya.
    Tak hanya itu, kesehatan telinga seperti sumbatan serumen juga menjadi sorotan dalam pelaksanaan CGK di Semarang. Dia menyebut semua jenis pemeriksaan untuk anak-anak setara dengan orang dewasa.
    Lebih lanjut, Pemkot Semarang menargetkan seluruh pelajar di Semarang dapat mengikuti CKG ini dalam waktu satu tahun. Sehingga temuan penyakit dapat ditangani lebih dini untuk mencegah risiko lebih serius.
    “Begitu ditemukan anomali, langsung ditindaklanjuti oleh Puskesmas. Kalau perlu rujukan, akan diteruskan ke dokter spesialis,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bupati Bogor ajak masyarakat kobarkan semangat kemerdekaan

    Bupati Bogor ajak masyarakat kobarkan semangat kemerdekaan

    Kabupaten Bogor (ANTARA) – Bupati Bogor Rudy Susmanto mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengobarkan semangat kemerdekaan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-80 Republik Indonesia.

    Ajakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Bupati Bogor Nomor 200.1.2.3/1023-Bakesbangpol sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri Nomor 400.40.1.1/3823/SJ tentang Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih Tahun 2025.

    “Gerakan ini bukan sekadar seremonial, tapi bagian dari upaya kita bersama untuk menumbuhkan kembali semangat kebangsaan, nasionalisme, dan rasa cinta tanah air di tengah masyarakat,” kata Rudy Susmanto di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.

    Dalam edaran itu, Rudy menginstruksikan seluruh perangkat daerah, kecamatan, desa, hingga masyarakat umum untuk melaksanakan Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih secara masif dan terkoordinasi mulai tanggal 1 hingga 17 Agustus 2025.

    Masyarakat juga diajak menghias rumah, tempat usaha, ruang kerja, dan fasilitas publik dengan nuansa merah putih sebagai bentuk partisipasi aktif menyambut hari kemerdekaan.

    “Semua pihak, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, komunitas, hingga keluarga di rumah, diharapkan ikut mengobarkan semangat merah putih. Kita ciptakan lingkungan yang bersih, tertib, dan penuh semangat nasionalisme,” ujar Rudy.

    Gerakan dilakukan dengan pendekatan edukatif, yakni mendorong masyarakat memasang bendera sejak tanggal 1 hingga 31 Agustus 2025, terutama bagi yang belum memiliki bendera.

    Ia juga meminta para camat mengawali kegiatan pembagian bendera dengan pencanangan bersama unsur forkopimcam, pemerintah desa atau kelurahan, serta melibatkan tokoh masyarakat, agama, pemuda, perempuan, dan pelaku usaha.

    “Camat, kepala desa, RW dan RT juga perlu turun langsung ke lapangan, memantau, sekaligus memberikan edukasi kepada warga dengan pendekatan yang persuasif,” kata Rudy.

    Perangkat daerah, RSUD, dan BUMD juga diminta turut serta dengan membagikan sedikitnya 200 bendera Merah Putih berukuran 90×60 cm dan memasang bendera di seluruh kendaraan dinas jabatan maupun operasional.

    Beberapa organisasi perangkat daerah, seperti Disdagin, Dinkop UMKM, Disdik, Diskominfo, Disbudpar, Disnaker, dan Dinkes juga diimbau menggandeng mitra binaan, seperti pelaku UMKM, dunia usaha, lembaga pendidikan, media, dan fasilitas kesehatan.

    “Kita ingin seluruh penjuru wilayah Kabupaten Bogor semarak dengan suasana kemerdekaan. Ini sekaligus momentum menumbuhkan kembali semangat persatuan, gotong royong, dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,” ujar Bupati Bogor.

    Pewarta: M Fikri Setiawan
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemerintah Targetkan 53 Juta Siswa Ikut Cek Kesehatan Gratis di Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Agustus 2025

    Pemerintah Targetkan 53 Juta Siswa Ikut Cek Kesehatan Gratis di Sekolah Megapolitan 4 Agustus 2025

    Pemerintah Targetkan 53 Juta Siswa Ikut Cek Kesehatan Gratis di Sekolah
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Sebanyak 53 juta siswa ditargetkan sebagai penerima manfaat program
    Cek Kesehatan Gratis
    (CKG) yang digelar di sekolah-sekolah.
    Kepala Komunikasi Kepresidenan RI,
    Hasan Nasbi
    menjelaskan, program ini menyasar para pelajar dari jenjang SD, SMP, hingga SMA dan sederajat. Tujuannya sebaga deteksi dini terkait masalah kesehatan.
    “Pemerintah jemput bola, datang ke sekolah-sekolah untuk memeriksa kesehatan anak-anak sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA, dan yang sederajat,” ujar Hasan Nasbi di SMAN 6 Tangsel, Pamulang, Tangsel, Senin (4/8/2025).
    Hasan menjelaskan, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan mencakup sejumlah aspek, antara lain uji kebugaran hingga pemeriksaan darah dan gigi.
    Awalnya, para siswa diminta untuk cek kebugaran dengan lari sejauh 1,6 kilometer. Kemudian, dilanjutkan dengan
    screening
    seperti absensi, cek berat badan, tinggi badan, lingkar perut, dan tensi.
    Kemudian, siswa yang sudah melewati
    screening
    , diarahkan ke ruangan kedua, yaitu pemeriksaan darah.
    Di ruangan ini, para siswa dicek terkait gula darah, kadar hemoglobin, gizi, mata, gigi, dan telinga. Terakhir, para siswa diminta input data.
    Adapun pengecekan kesehatan di SMAN 6 Tangsel melibatkan dokter dari Puskesmas Pamulang.
    “Kita ingin membentuk kebiasaan baru dan anak-anak tahu menjaga kebuagaran sehingga nanti kita datang ke fasilitas kesehatan itu tidak lagi ketika sakit tapi ketika sehat,” kata dia.
    Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kementerian Kesehatan, Asnawi menambahkan, program ini juga bertujuan untuk mengubah paradigma masyarakat soal pelayanan kesehatan.
    “Kita ingin masyarakat tahu sejak awal apakah memiliki faktor risiko terhadap penyakit. Kalau ditemukan sedini mungkin, bisa segera diintervensi dan tidak berkembang menjadi lebih parah,” ujar Asnawi.
    Jika ditemukan indikasi gangguan kesehatan, siswa akan dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit, tergantung pada tingkat kebutuhan penanganan.
    Adapun pemeriksaan di puskesmas bersifat gratis, sementara rujukan ke rumah sakit akan difasilitasi menggunakan BPJS.
    Sebagai informasi, program CKG di sekolah akan berlangsung hingga akhir Desember 2025, dengan pelaksanaan dilakukan secara bergilir oleh petugas kesehatan dari dinas kesehatan masing-masing daerah.
    “Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap agar tidak mengganggu proses belajar-mengajar,” jelas Hasan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cek Kesehatan Gratis di SMAN 6 Tangsel, Ada Siswa yang Tensi Darahnya Tinggi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Agustus 2025

    Cek Kesehatan Gratis di SMAN 6 Tangsel, Ada Siswa yang Tensi Darahnya Tinggi Megapolitan 4 Agustus 2025

    Cek Kesehatan Gratis di SMAN 6 Tangsel, Ada Siswa yang Tensi Darahnya Tinggi
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Sejumlah siswa di SMAN 6 Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi hingga masalah telinga. Hal ini diketahui setelah dilakukannya
    cek kesehatan gratis
    (CKG) terhadap para siswa di sekolah itu.
    Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia, Hasan Nasbi, mengatakan, temuan tersebut didapati saat dirinya meninjau langsung ke lokasi.
    Saat meninjau, ditemukan salah satu siswa yang tekanan darah tinggi hingga lebih dari 140 mmHg.
    “Tadi ada dua anak yang saya lihat langsung tekanan darahnya tinggi, ada yang di atas 140 malah, dan ini kan jadi temuan-temuan awal yang bisa kemudian ditindaklanjuti supaya tidak semakin buruk di kedepan hari,” ujar Hasan Nasbi di SMAN 6 Tangsel, Pamulang, Tangsel, Senin.
    Selain tekanan darah, Hasan juga menemukan beberapa siswa mengalami gangguan pada telinga. Salah satunya diduga akibat cara membersihkan telinga yang kurang tepat.
    Selain itu, dia juga menyoroti banyaknya siswa yang mengalami masalah pada gigi.
    Hal ini juga menjadi temuan mereka yang nantinya akan dikoordinasikan dengan pihak Dinas Kesehatan atau puskesmas untuk bisa memberikan edukasi kepada anak-anak.
    “Jadi perlu edukasi-edukasi seperti ini yang nanti dilakukan oleh Dinas Kesehatan, oleh Puskesmas, termasuk juga oleh pihak sekolah,” kata dia.
    “Edukasi tahu bagaimana cara nyikat gigi yang benar, tahu bagaimana cara membersihkan kuping yang benar, tahu menjaga pola makan,” sambung dia.
    Adapun lelaksanaan cek kesehatan gratis ini merupakan program pemerintah yang dilakukan dengan cara jemput bola dan menyasar anak-anak sekolah dari tingkat SD hingga SMA atau sederajat.
    Adapun pemerintah menargetkan 53 juta siswa menjadi penerima manfaat program tersebut.
    “Kalau sebelumnya masyarakat datang ke puskesmas, hari ini pemerintah datang langsung ke sekolah-sekolah. Ini bagian dari kick-off nasional yang kami mulai dari 12 titik,” ucap Hasan.
    Diketahui, pemeriksaan CKG ini mencakup sejumlah tahapan, mulai dari uji kebugaran hingga pemeriksaan darah dan gigi.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com, Hasan Nasbi, memantau langsung setiap tahapan CKG di sekolah tersebut.
    Awalnya, para siswa diminta untuk cek kebugaran dengan lari sejauh 1,6 kilometer. Kemudian, dilanjutkan dengan screening seperti absensi, cek berat badan, tinggi badan, lingkar perut, dan tensi.
    Kemudian, siswa yang sudah melewati screening, diarahkan ke ruangan kedua, yaitu pemeriksaan darah.
    Di ruangan ini, para siswa dicek terkait gula darah, kadar hemoglobin, gizi, mata, gigi, dan telinga. Terakhir, para siswa diminta input data.
    Adapun pengecekan kesehatan di SMAN 6 Tangsel melibatkan dokter dari Puskesmas Pamulang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cek Kesehatan Gratis Siswa Depok Cakup 13 Pemeriksaan, Apa Saja?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Agustus 2025

    Cek Kesehatan Gratis Siswa Depok Cakup 13 Pemeriksaan, Apa Saja? Megapolitan 4 Agustus 2025

    Cek Kesehatan Gratis Siswa Depok Cakup 13 Pemeriksaan, Apa Saja?
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Program
    cek kesehatan gratis
    (CKG) bagi pelajar SD di Kota
    Depok
    mencakup 13 jenis pemeriksaan.
    Secara garis besar, cek kesehatan terbagi menjadi dua jenis, yaitu pemeriksaan bersama tenaga medis dan pengisian kuisioner.
    “Jadi ada pemeriksaan status gizi, tinggi badan, dilakukan juga pemeriksaan gigi, mata, telinga, dan kemudian imunisasi,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati saat dikonfirmasi
    Kompas.com,
    Senin (4/8/2025).
    Imunasi yang diberikan berupa suntik vaksin Measles and Rubella (MR) dan Human Papillomavirus (HPV) untuk mencegah campak dan kanker serviks.
    Sementara, pengisian kuisioner mencakup pemeriksaan riwayat Tuberkulosis (TBC), Talasemia, kesehatan mental, kesehatan reproduksi, hingga konsumsi rokok.
    “Untuk pelajar SMP dan SMA akan menggunakan
    CO analyzer
    bagi yang terindikasi,” ujar Mary.
    Mary belum bisa memastikan kapan hasil CKG ini keluar. Sebab, pihaknya menunggu seluruh puskesmas selesai memeriksa pelajar di tiap sekolah.
    “Masing-masing puskesmas membuat jadwal pelaksanaan CKG di seluruh sekolah di wilayah kerjanya. Mungkin ada yang selesai dalam tiga bulan atau bahkan lebih,” lanjut dia.
    Namun, Mary menyebut, sejauh ini, risiko kesehatan yang rentan muncul pada pelajar di Depok yaitu karies gigi dan anemia untuk remaja perempuan.
    “Dari hasil CKG belum tahu (hasilnya), tapi itu data tahun 2024 dari hasil program penjaringan anak sekolah,” ujar dia.
    Pemerintah Kota Depok sendiri menargetkan program CKG dapat menjangkau 380.000 pelajar di Depok yang tersebar di 11 kecamatan.
    Diketahui, program ini merupakan bagian agenda prioritas nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, dan dijalankan secara teknis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
    Pengecekan kesehatan gratis menyasar pelajar dari jenjang SD hingga SMA sederajat, dengan jenis pemeriksaan yang disesuaikan dengan usia dan tingkat pendidikan.
    Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di tujuh sekolah ini menjadi bagian dari tahapan awal implementasi program yang juga digelar di berbagai daerah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cek Kesehatan Gratis Anak Sekolah Dimulai Hari Ini, Apa Saja Pemeriksaan yang Dilakukan? – Page 3

    Cek Kesehatan Gratis Anak Sekolah Dimulai Hari Ini, Apa Saja Pemeriksaan yang Dilakukan? – Page 3

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Mary Liziawati di Depok, mengatakan pemeriksaan kesehatan akan dilakukan petugas kesehatan dari Puskesmas. Apa saja yang diperiksa, sesuai kategori usianya. Demikian dikutip dari Antara, Minggu (3/8).

    Pemeriksaan kesehatan untuk jenjang SD di antaranya, status gizi, merokok untuk kelas 5 dan 6, tingkat aktivitas fisik untuk kelas 4 sampai 6, tekanan darah, gula darah, tuberkulosis, telinga, mata, gigi, jiwa, hati (hepatitis B), kesehatan reproduksi kelas 4 sampai 6, riwayat imunisasi kelas 1.

    Kemudian, untuk jenjang SMP di antaranya, status gizi, merokok, tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, tuberkulosis, talasemia kelas 7, anemia, telinga, mata, gigi, jiwa, hati (heptitis B dan C), kesehatan reproduksi, riwayat imunisasi HPV kelas 9.

    Sedangkan untuk jenjang SMA di antaranya, status gizi, merokok, tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, tuberkulosis, anemia remaja putri kelas 10, telinga, mata, gigi, jiwa, hati (hepatitis B dan C), kesehatan reproduksi.

    Pemeriksaan akan dilakukan di dua ruang terpisah, termasuk ruang khusus minimal 6 meter untuk pemeriksaan mata. Guru UKS (usaha kesehatan sekolah) dan guru PJOK (pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan) akan dilibatkan dalam pengukuran fisik dan kebugaran siswa.

  • Bau Belerang Menyengat dari Erupsi Lewotobi Laki-laki, Siswa di Sikka Diliburkan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Agustus 2025

    Bau Belerang Menyengat dari Erupsi Lewotobi Laki-laki, Siswa di Sikka Diliburkan Regional 3 Agustus 2025

    Bau Belerang Menyengat dari Erupsi Lewotobi Laki-laki, Siswa di Sikka Diliburkan
    Tim Redaksi
    SIKKA, KOMPAS.com
    – Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (PKO) Kabupaten
    Sikka
    , NTT meliburkan sementara peserta didik jenjang PAUD/TK, SD, dan SMP mulai Sabtu (2/8/2025).
    Keputusan ini diambil akibat dampak
    erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
    di Kabupaten Flores Timur.
    Kepala Dinas PKO Kabupaten Sikka, Germanus Goleng mengungkapkan bahwa saat ini sejumlah sekolah di Sikka dilanda hujan abu disertai belerang yang menyengat.
    Kondisi ini mengganggu kesehatan peserta didik dan menghambat proses belajar mengajar.
    “Karena itu kita berlakukan
    pembelajaran dari rumah
    (BDR) yang dilaksanakan mulai Sabtu, 2 Agustus 2025, bagi seluruh peserta didik jenjang PAUD/TK, SD, dan SLTP di wilayah terdampak sebaran abu vulkanik,” ujar Germanus dalam keterangannya, Minggu (3/8/2025).
    Selama masa BDR, kata Germanus, guru tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui metode daring atau luring terbatas sesuai kondisi wilayah masing-masing.
    Menurutnya, pelaksanaan BDR akan dievaluasi setiap hari berdasarkan informasi resmi dari PVMBG, BPBD, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka.
    Ia juga mengimbau kepada para orangtua untuk memastikan anak-anak tetap berada di rumah, mengenakan masker bila beraktivitas di luar, dan menjaga kesehatan selama masa darurat ini.
    Diberitakan sebelumnya,
    Gunung Lewotobi
    Laki-laki kembali meletus dahsyat pada Jumat (1/8) dan Sabtu (2/8/2025).
    Letusan ini disertai gemuruh kuat, dengan tinggi kolom abu mencapai 18.000 kilometer.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pasien Kritis Tak Ditangani hingga Meninggal, Keluarga Korban Mengamuk di Puskesmas Nosu Mamasa
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Agustus 2025

    Pasien Kritis Tak Ditangani hingga Meninggal, Keluarga Korban Mengamuk di Puskesmas Nosu Mamasa Regional 3 Agustus 2025

    Pasien Kritis Tak Ditangani hingga Meninggal, Keluarga Korban Mengamuk di Puskesmas Nosu Mamasa
    Tim Redaksi
    MAMASA, KOMPAS.com
    – Sebuah video yang merekam aksi kemarahan keluarga pasien di
    Puskesmas
    Nosu, Kabupaten
    Mamasa
    ,
    Sulawesi Barat
    , viral di media sosial.
    Keluarga mengamuk lantaran merasa tidak ada petugas medis yang menangani pasien mereka yang dalam kondisi kritis, hingga akhirnya meninggal dunia tanpa mendapat pertolongan.
    Dalam rekaman video amatir tersebut, keluarga pasien menyebut bahwa pasien sudah berada sekitar 15 menit di
    puskesmas
    , namun tidak ada satu pun petugas yang memberikan tindakan medis.
    Pasien diketahui bernama Lina Limbong (45), warga Desa Batu Papan, Kecamatan Nosu, yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari
    Puskesmas Nosu
    .
    Keluarga menyatakan bahwa Lina meninggal dunia di ruang perawatan tanpa sempat mendapatkan pertolongan.
    Kepala Puskesmas Nosu, Adolfina, mengakui pihaknya sedang kekurangan petugas medis. Namun, ia membantah tudingan bahwa pasien tidak ditangani.
    Ia menjelaskan bahwa saat pasien dibawa ke puskesmas, kondisinya sudah sangat kritis.
    “Tidak benar kalau tidak ada pelayanan. Kami memang kekurangan petugas karena petugas siang yang berjaga kebetulan sedang antar pasien rujukan ke Polewali saat pasien datang ke puskesmas,” ujar Adolfina saat dikonfirmasi via sambungan telepon, Sabtu (2/8/2025).
    Adolfina menjelaskan, selain petugas yang sedang merujuk pasien ke RS Hajja Andi Depu di Polewali Mandar, beberapa tenaga medis lain juga sedang cuti.
    Satu-satunya petugas yang tersisa saat itu sedang berada di lantai dua untuk menangani proses persalinan pasien lain.
    Menanggapi kejadian tersebut, Bupati Mamasa Welem Sambolangi menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat dan keluarga pasien atas insiden yang terjadi.
    Ia juga telah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk turun tangan dan melakukan investigasi.
    “Saya atas nama Bupati meminta maaf kepada masyarakat Mamasa dan keluarga pasien atas kejadian ini. Saya bersama kepala dinas kesehatan dan instansi terkait lainnya sepakat untuk mengusut dugaan kasus ini,” ujar Welem.
    “Apa pun hasilnya nanti, secara faktual akan kita putuskan langkah selanjutnya,” sambung dia.
    Ia menegaskan, jika terbukti ada kesalahan prosedur atau kelalaian, pihaknya tidak akan segan menjatuhkan sanksi tegas sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
    Karena kecewa dengan pelayanan puskesmas, pihak keluarga akhirnya memilih membawa pulang sendiri jenazah pasien ke rumah duka.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Heboh Warga Pangkep Meninggal karena Kencing Tikus, Ini Hasil Laboratorium

    Heboh Warga Pangkep Meninggal karena Kencing Tikus, Ini Hasil Laboratorium

    Liputan6.com, Jakarta Warga Kampung Bontoe, Desa Pitue, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, dihebohkan dengan temuan penyakit Leptospirosis atau yang lebih dikenal dengan sebutan kencing tikus. Salah seorang warga setempat bahkan telah dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit tersebut pada 14 Juli 2025.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, tim gabungan dari Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Makassar, Dinas Kesehatan Pangkep, Babinsa, hingga Kementerian Kesehatan langsung bergerak cepat untuk melakukan surveilans dan penyelidikan epidemiologi.

    Kegiatan yang digelar sejak 16 hingga 18 Juli 2025 itu dilaksanakan di dua dusun yang berada di Desa Pitue. Sebanyak 118 perangkap tikus dipasang dan berhasil menangkap 12 tikus untuk diperiksa di Labkesmas Makassar. Selain menangkap tikus, tim surveilans juga melakukan wawancara dengan warga setempat.

    “Hasilnya, dari 12 ekor tikus yang tertangkap, tiga ginjal tikus dinyatakan positif mengandung bakteri Leptospira yang menjadi bakteri penyebab utama penyakit kencing tikus,” kata Kepala Balai Labkesmas Makassar, Rustam, Jumat (1/8).

    Dia menegaskan pentingnya edukasi dan langkah cepat pencegahan kepada masyarakat. Dia juga menyoroti bahwa kemunculan kasus ini terjadi di musim kemarau, padahal penyakit ini umumnya mewabah saat musim hujan.

    Rustam menambahkan bahwa kegiatan surveilans semacam ini merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Balai Labkesmas Makassar untuk memastikan pengendalian penyakit di Regional 8.

    “Kita perlu segera tindak lanjuti dan libatkan stakeholder terkait. Bahkan, bila perlu, koordinasi dengan Labkesmas Tier-5 agar penanganan bisa maksimal,” ungkapnya.

    Terpisah, Ketua Tim Kerja Surveilans KLB Balai Labkesmas Makassar, Yulce Rakkang, menyebut bahwa kasus leptospirosis di Pangkep telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Dia pun menyatakan bahwa Pangkep bakal masuk kandidat kuat untuk dilakukan surveilans sentinel pada 2026.

    “Karena sudah ada kejadian kasus, maka bisa kita masukkan dalam rencana surveilans sentinel tahun depan,” ujarnya.

    Yulce menjelaskan bahwa tim gabungan telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Di antaranya adalah mengingatkan pentingnya menyimpan peralatan pertanian di tempat yang aman dan tidak dapat dijangkau tikus, menjauhkan limbah budidaya dari lingkungan permukiman, serta membiasakan diri mencuci tangan setelah beraktivitas di luar rumah.

    “Langkah-langkah ini dianggap penting untuk mencegah penularan penyakit yang bisa berujung fatal jika tidak segera ditangani,” jelasnya.

    Selain itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tim gabungan juga mengimbau agar warga menghindari kontak langsung dengan air, tanah, atau benda-benda yang dicurigai terkontaminasi, apalagi jika mereka memiliki luka terbuka di kulit.

    Penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu bot sangat dianjurkan bagi mereka yang bekerja di area berisiko seperti sawah, tambak, atau wilayah dengan genangan air.

    “Kebersihan lingkungan, terutama di sekitar rumah dan tempat kerja juga perlu dijaga untuk menekan populasi tikus. Makanan dan minuman juga harus disimpan dengan benar agar tidak menarik kehadiran hewan pengerat ini,” dia memungkasi.