LPAI Akui Kerap Kewalahan Tangani Kasus Kekerasan Anak di Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) kerap kali kewalahan dalam menangani banyaknya kasus kekerasan anak di Jakarta. Apalagi, belakangan kasus kekerasan anak meningkat.
“Kasus di Jakarta cukup banyak, dan kadang-kadang kami kewalahan. Padahal kami juga menangani kasus-kasus di Papua, Maluku, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya,” ungkap Ketua LPAI Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto dalam Pelantikan Pengurus Baru LPAI Jakarta periode 2025-2030 di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/8/2025).
Menyusul hal tersebut, Kepala LPAI Jakarta, Kasandra Putranto, menyebutkan, pihaknya akan mengedepankan upaya pencegahan hingga rehabilitasi untuk menekan jumlah kasus kekerasan anak.
“Sosialisasi, advokasi, pencegahan, kami juga menyediakan
hotline
pengaduan, kami siapkan juga asesmen yang diperlukan, pendampingannya dan tentu rehabilitasi,” kata Kasandra.
Upaya preventif yang dimaksud, di antaranya, pendampingan anak dalam mengakses media sosial secara bijak dan cerdas.
Selain itu, Kasandra menyebutkan, pendidikan karakter anak dan pencegahan perundungan juga perlu digalakkan lagi. Ia juga menyinggung pentingnya peran orangtua.
“Upaya preventif seperti pendidikan karakter anak, pencegahan perundungan (
bullying
), dan penguatan peran orangtua serta pendidik dalam mendampingi anak, terutama dalam mengakses media sosial dengan bijak dan cerdas,” tutur dia.
Sementara, terkait rehabilitasi, LPAI akan bekerja sama dengan lembaga terkait. Dengan begitu, anak-anak korban kekerasan maupun yang berhadapan dengan hukum diharapkan dapat kembali pulih dan masih memiliki masa depan.
“Dengan membangun kemitraan dengan berbagai lembaga dalam rangka rujukan pemulihan dan rehabilitasi kondisi anak-anak korban kekerasan dan anak-anak yang berhadapan dengan hukum,” jelas Kasandra.
Terkait ini, LPAI akan bekerja sama dengan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, hingga Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mengakui angka kekerasan anak di Jakarta mengalami peningkatan.
“Ternyata berdasarkan data, memang itu realita,” kata Rano saat ditemui di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu (26/7/2025).
Menyikapi temuan tersebut, kata Rano, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI telah menggelar rapat khusus.
“Kemarin, kami khusus rapat paripurna tentang tawuran. Kami sedang menyikapi sehingga sudah sangat dibutuhkan pergub (peraturan gubernur) tentang bagaimana masyarakat menjaga Jakarta,” tegas dia.
Saat ditanya detail mengenakan pergub tersebut, Rano belum bisa membeberkannya kepada publik karena masih dalam proses pembahasan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: Dinkes
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5309011/original/033852100_1754566807-IMG_20250807_185403.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KPK Segel Ruangan Bupati Kolaka Timur Abdul Aziz dan 2 Pejabat
Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyegel ruangan Bupati Kolaka Timur Abdul Aziz dan dua pejabat. Kadis Kominfo Kolaka Timur Nyoman Abdi membenarkan, ada penyegelan sejumlah ruangan di Pemda Kolaka Timur.
“Soal gedung atau kantor apa, kami belum peroleh informasi,” ujar Nyoman kepada wartawan, Kamis (7/8).
Dari sejumlah video yang beredar, KPK menyegel ruangan Bupati Kolaka Timur, Dinas Kesehatan dan Dinas Binamarga Kolaka Timur.
Dalam video, KPK menyegel ruangan Bupati dengan cara mengikatkan isolasi besar kombinasi warna merah dan hitam, dengan tulisan KPK. Selain itu, ada ruangan lain di Pemda yang ikut disegel.
Kabar beredar, Abdul Azis ikut ditangkap dan diperiksa KPK. Namun setelah sejumlah pihak dikonfirmasi, kabar penangkapan Bupati Koltim ternyata tidak benar. Abdul Azis diketahui sedang mengikuti Rakernas Partai NasDem di Makassar bersama ribuan kader lainnya.
Ajudan Bupati Kolaka Timur Fauzan Bhakti saat dihubungi Liputan6.com, membenarkan saat ini Bupati sedang ikut Rakernas NasDem di Makassar. Pernyataan Fauzan membantah informasi dan berita sebelumnya, terkait OTT Bupati Koltim Abdul Aziz.
“Sedang ikut Rakernas, Bupati ada disini. Ini acara sedang berlangsung,” ujar Fauzan melalui telepon video.
Saat berbicara melalui video dengan wartawan, Fauzan terlihat berada di sebuah ruangan dengan cat tembok berwarna kuning. Warna ini sesuai dengan kondisi ruangan di Aula Hotel Claro Makassar Sulawesi Selatan tempat berlangsungnya Rakernas NasDem yang dihadiri Bupati Koltim Abdul Azis.
Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menggelar konferensi pers di Makassar. Turut ikut di sampingnya, Abdul Azis dan sejumlah anggota Partai NasDem.
“Tidak benar terjadi OTT terhadap Bupati, bupati bersama saya. OTT itu terjadi ketika yang bersangkutan berada di TKP saat ada penangkapan,” kata Sahroni.
Dia mengatakan, pihaknya belum mengetahui apa maksud OTT yang dilakukan KPK. Kata Syahroni, seharusnya ketika ada pihak Pemda tersangkut kasus hukum, KPK bisa memanggil mereka.
-

CT Bagi-bagi Tips Cara Mencari Peluang Usaha
Jakarta –
Bagi seorang Chairul Tanjung, untuk menjadi pengusaha salah satu caranya adalah pandai melihat peluang di mana pun. Founder and Chairman CT Corp itu pun membagikan tips dan trik untuk menangkap peluang usaha tersebut.
Pria yang akrab disapa CT itu mengatakan untuk mendapatkan peluang usaha, mulai dari yang terkecil dan lingkungan terdekat. Carilah apa yang dibutuhkan dalam satu lingkungan terdekat dan belum tersedia.
“Melihat peluang, tadi saya katakan, jadi mulai dari hal yang terkecil saja dulu, dari lingkungan terdekat, Anda kuliah misalnya,” kata dia dalam sesi Inspiration Speech di LPS Financial Festival 2025, Kamis (7/8/2025).
Ia mencontohkan caranya saat dirinya di bangku kuliah yang melihat peluang membuka jasa fotokopi di bawah tangga kampus. Melalui usaha itu, CT menggunakan sistem bagi hasil antara pemilik mesin fotokopi dengan dirinya.
“Terus kan harus punya mesin fotokopi, harus punya modal. Tapi saya nggak punya modal. Gimana caranya? Saya cari orang yang punya mesin potokopi. Saya suruh dia jualan di situ. Kan mesin fotokopi ada counter kan, setiap sore-malam saya pulang, saya catat berapa counter. Dulu fotokopi Rp 25. Jadi saya cas dia Rp2,5. Itulah uang yang saya dapat,” tutur CT.
Contoh lainnya, CT ingin memberikan kemudahan bagi teman-temannya mendapatkan alat-alat saat dia berkuliah di Fakultas Dokter Gigi. Karena kebanyakan alat mahal dan tidak semua mahasiswa mampu, CT mempunyai ide untuk membuka peluang usaha dengan skema cicilan.
Di tengah perjalanan, CT mendapatkan kendala mendapatkan alat kedokteran itu dari importir. Ia pun memberanikan diri untuk meminta bantuan kepada orang tua temannya yang bekerja Dinas Kesehatan Gigi Angkatan Darat.
“Saya datang saya jual idealisme saya ke dia. Saya bilang, Pak ini banyak mahasiswa butuh bahan, butuh alat, tapi nggak bisa bayar langsung, bisanya mencicil. Saya sudah ketemu importir, tapi perlu ada orang yang menjamin. Karena saya mau jual idealisme saya, si Kolonel ini terketuk hatinya,” ungkapnya.
Setelah berhasil mendapatkan barangnya, CT bisa menjalankan usahanya dan tidak memberatkan teman-temannya harus membayar sekaligus. Kala itu CT juga harus menjaga kepercayaan dari orang tua temannya yang telah membuka peluang bagi dirinya.
“Jadi saya bisa membantu orang. Dengan installment saya juga mendapatkan keuntungan. Harga yang saya jual sama dengan harga yang di toko. Tapi boleh utang, kenapa? Karena harga di importir kan lebih murah. Tetapi apa syaratnya? Harus jaga kepercayaan,” ungkapnya.
“Jadi itu cara melihat peluang. Jadi caranya banyak bisa dilakukan,” jelas dia.
(kil/kil)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5304870/original/059473500_1754288339-ckg3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hasil Cek Kesehatan Gratis di Sekolah Tangerang: Ini Penyakit yang Banyak Diderita Anak-Anak – Page 3
Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mencatat, bila penyakit anemia dan gigi berlubang menjadi yang paling dominan diderita usia anak di wilayah tersebut.
Data tersebut terungkap dari hasil cek kesehatan gratis (CKG) di sejumlah sekolah yang dilakukan sejak hari Senin, 4 Agustus 2024.
“Didata sampai hari Rabu kemarin itu, mayoritas pada anak giginya yang bermasalah. Berlubang, patah dan lainnya. Tekanan darah rendah, anemia pada remaja putri,” ujar Kadinkes Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi, Kamis (7/8/2025).
Bila ditemukan penderita anemia, oleh tenaga medis yang memeriksanya, akan langsung dilakukan intervensi dengan pemberian tablet tambah darah. Lalu, bila giginya yang bermasalah, akan langsung dirujuk ke Puskesmas terdekat untuk pemeriksaan lanjutan.
“Untuk tahap awal rujukan ke Puskesmas terdekat dari tempat tinggal anak tersebut, bila ditemukan bentuk komplikasi atau penyakit serius lainnya, langsung dirujuk ke rumah sakit,” katanya.
Sementara, dalam pemeriksaan kesehatan gratis di sekolah-sekolah tersebut, Dinkes Kota Tangerang mencatat, sudah ada 50 ribu lebih anak yang diperiksa kesehatannya. Dan terus akan berlanjut tiap hari hingga akhir Desember mendatang.
“Perhari kita usahakan ada 10 ribuan anak ikuti cek kesehatan gratis. Lalu, kita usahakan hingga Desember 2025 itu 100 persen anak di Kabupaten Tangerang sudah diperiksa, kurang lebih jumlahnya hingga 200 ribuan anak,” katanya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3620466/original/047405300_1635841744-20211102-Waspada__Cuaca_Ekstrim_Ancam_Jabodetabek-2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kondisi Cuaca Tak Menentu, Warga Tangerang Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Banten, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca tak menentu yang diperkirakan terjadi hingga akhir pekan, dari kondisi cerah bisa mendadak menjadi menjadi hujan.
“Kondisi cuaca pekan ini bisa berubah secara mendadak dari cerah menjadi hujan,” ujar Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Mahdiar, di Tangerang, dikutip dari Antara, Rabu (6/8/2025).
BPBD Kota Tangerang menerima informasi cuaca tersebut dari BMKG dan langsung meneruskannya kepada sejumlah dinas terkait, di antaranya Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, hingga para camat dan lurah, untuk bersiaga menghadapi potensi banjir akibat hujan.
Pasalnya, hujan yang terjadi pada awal pekan ini telah menyebabkan beberapa genangan. Oleh karena itu, Pemkot Tangerang pun melakukan kewaspadaan terhadap wilayah yang rawan banjir.
Menurut dia, kelembapan yang tinggi juga bisa memicu perubahan cuaca secara tiba-tiba sehingga harus tetap memperhatikan informasi cuaca harian secara rutin.
“Meskipun sebagian wilayah cerah atau berawan tetapi potensi hujan masih ada dan terjadi pada siang menuju sore hari. Ini sudah terjadi dalam dua hari terakhir,” kata Mahdiar.
-

Jaksel pastikan CKG dilaksanakan merata bagi seluruh siswa
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan memastikan pelayanan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dilaksanakan secara merata bagi semua siswa di wilayah tersebut.
“Semua siswa sekolah di Jakarta Selatan dilakukan Cek Kesehatan Gratis,” kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Yudi mengatakan kegiatan ini dalam rangka melaksanakan program pemerintah pusat dengan target sampai Desember 2025.
Pemeriksaan kesehatan gratis ini dilakukan setiap setahun sekali untuk bisa menjangkau sekolah sasaran.
Kemudian, dalam peresmian pertamanya di Jakarta Selatan, sebanyak 617 siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 8 Jakarta mengikuti pro6gram CKG pada Senin (4/8).
“Target semua anak sekolah mulai dari kelas 1 hingga kelas 12 Sekolah Dasar (SD),” katanya.
Hingga kini pemeriksaan kesehatan gratis itu belum ada kendala. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan (Jaksel) menargetkan sekolah-sekolah untuk didatangi guna mendapat pelayanan Program CKG.
“Secara bertahap sudah kita jadwalkan untuk petugas datang ke sekolah melakukan pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis,” katanya.
Program CKG berkaitan dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan untuk membuat anak-anak Indonesia lebih sehat karena memiliki gizi yang lengkap serta tubuh yang kuat.
CKG Sekolah merupakan pembaruan (rebranding) dari skrining kesehatan usia sekolah dan remaja yang telah rutin dilaksanakan untuk usia 7-17 tahun (jenjang SD sampai dengan SMA sederajat) tiap tahun ajaran.
Program ini selain ditujukan untuk pelajar di sekolah juga menyasar anak usia 7-17 tahun yang tidak bersekolah atau tidak mengakses pendidikan formal.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyasar sebanyak 1.997.082 anak untuk mendapatkan layanan Program CKG Sekolah.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Sekolah di Jakbar siap laksanakan Program CKG
Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto menyatakan sekolah-sekolah di wilayah tersebut siap melaksanakan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
“Jadi bukan hanya di sekolah umum. Namun juga di pondok pesantren dan sekolah keagamaan,” kata Uus saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Suku Dinas Pendidikan dan Suku Dinas Kesehatan setempat agar sekolah beserta para pelajar dipersiapkan untuk mengikuti program itu.
“Sudah koordinasi dengan Sudindik dan Sudin Kesehatan supaya lembaga sekolahnya dipersiapkan, termasuk kemarin CKG di Ponpes Assidiqiyah. Saya dapat laporan, sudah berjalan lancar,” ujar Uus.
Menurut Uus, Program CKG penting untuk dilaksanakan dan layanan itu berkonsep “jemput bola” yang mendekatkan layanan pemeriksaan kesehatan dengan para pelajar.
“Intinya kita mendukung program-program pemerintah untuk bisa dilaksanakan di seluruh lapisan masyarakat, termasuk salah satunya di sekolah. Sehingga mereka benar-benar bisa mendapat layanan kesehatan yang terbaik,” ujar Uus.
Adapun Program CKG di Ponpes Assidiqiyah bakal berlangsung dalam delapan gelombang. Pelaksanaan pertama pada Senin (3/8) diikuti 100 peserta.
Program CKG akan terus berlanjut di Ponpes Assidiqiyah hingga 830 pelajar di sekolah itu mendapatkan layanan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta jajaran, baik tingkat pusat maupun kantor wilayah di seluruh provinsi, mengawal kesuksesan Program CKG di sekolah keagamaan.
“Kepada seluruh kepala kanwil se-Indonesia kalau nanti saya tahu ada di antara sekolah yang tidak mendapatkan pemeriksaan, nanti akan saya panggil para kepala kanwil dan Kankemenag-nya,” kata dia di Jakarta, Senin (4/8).
Ia menjelaskan, pelaksanaan CKG akan menjadi kesempatan penting dalam mendukung Visi Indonesia Emas 2045, khususnya mencetak generasi yang sehat, cerdas dan berdaya saing.
Ia menjelaskan pelaksanaan CKG menyasar madrasah, pesantren, satuan pendidikan keagamaan Kristen, Katolik, Hindu (Widyalaya) dan Buddha (Dhammasekha).
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

CKG bagi siswa bisa kuatkan database kesehatan di Jakarta
Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Yudha Permana berpendapat bahwa program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi siswa sekolah dapat menjadi basis data atau “database” pemerintah, sehingga ke depannya dapat memperbaiki sistem kesehatan.
“Dengan adanya CKG, maka kita punya database yang kuat,” kata Yudha di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tujuan dari adanya program CKG bagi siswa yaitu mengetahui kondisi kesehatan anak-anak sekolah, sehingga pemerintah dapat menjaga generasi penerus bangsa.
Sebagai legislator, dirinya mendukung kegiatan pemerintah yang bermanfaat bagi masyarakat, apalagi masalah kesehatan merupakan hal yang mendasar.
Dengan adanya CKG, kata Yudha, pemerintah juga bisa mendapatkan basis data kesehatan warganya sehingga program kesehatan yang diberikan nantinya tepat sasaran.
“Ke depannya, kita bisa memperbaiki sistem programnya. Jadi, nanti ketahuan bila ada yang kondisinya kurang sehat, maka langsung ditangani oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyasar sebanyak 1.997.082 anak untuk mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) atau Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Sekolah yang resmi dimulai pada Juli ini.
“Target peserta PKG Sekolah pada tahun 2025/2026 sebanyak 1.997.082 orang terdiri dari pelajar jenjang SD sampai SMA, dengan rentang usia 7-17 tahun. Ini juga bisa bagi anak yang tidak dapat mengakses pendidikan formal atau tidak bersekolah,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati, Senin (21/7).
Ani mengatakan CKG Sekolah merupakan rebranding (pembaruan) dari skrining kesehatan usia sekolah dan remaja yang telah rutin dilaksanakan untuk usia 7-17 tahun (jenjang SD sampai dengan SMA sederajat) tiap tahun ajaran.
Program ini selain ditujukan untuk pelajar di sekolah, juga ditujukan untuk anak usia 7-17 tahun yang tidak bersekolah atau tidak mengakses pendidikan formal.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Keracunan MBG Masih Terjadi, Bos BGN Bongkar Biang Keroknya
Bisnis.com, JAKARTA — Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap penyebab masih terjadinya kasus keracunan program makanan bergizi gratis (MBG), pasca program ini telah bergulir sepanjang delapan bulan sejak 6 Januari 2025.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan kasus keracunan MBG yang masih terjadi hingga saat ini telah mengganggu kepercayaan publik terhadap program ini, meski jumlah kasusnya sedikit.
“Terkait dengan keracunan, itu memang kami masih menyesalkan itu terjadi karena target kami kan tidak ada kejadian [keracunan MBG]. Tapi meskipun jumlahnya kecil, tetapi itu tetap mengganggu kepercayaan publik terhadap kami,” kata Dadan dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Namun, Dadan menuturkan bahwa BGN tengah meningkatkan standar operasional prosedur (SOP) dalam melayani program MBG ke penerima manfaat.
Dia menuturkan penyebab insiden keracunan MBG ini berasal dari proses pemilihan bahan baku hingga waktu pengolahan menu MBG.
Dadan menuturkan bahwa insiden keracunan MBG ini terjadi mulai dari bahan baku, proses pengolahan, proses penyajian, proses pengiriman, proses konsumsi, termasuk kondisi penerima manfaat.
“Karena bisa saja makanannya fine-fine saja, anaknya dalam keadaan sakit. Nah karena makan bergizi seolah-olah sakitnya, muntahnya dari makanan. Padahal pernah terjadi di satu kelas ada satu anak yang muntah padahal anaknya lagi sakit, satu sekolah muntah,” tuturnya.
Ke depan, BGN akan memperketat proses pengolahan bahan baku hingga pengiriman MBG ke penerima manfaat sesuai dengan SOP.
“Jadi proses yang cukup panjang dalam hal anak sakit karena makan karena prosesnya panjang jadi itu yang memang harus kita terus perketat sehingga seluruh faktornya bisa kita identifikasi,” terangnya.
Kendati begitu, lanjut Dadan, kasus keracunan MBG teranyar yang terjadi di SMPN 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 21 Juli 2025 bukan berasal dari program MBG. Dia mengklaim pasca MBG diberhentikan sementara di SMPN 8 Kupang, siswa tetap mengalami keracunan.
“Khusus untuk kasus yang terjadi belakangan ini [di NTT], ini kan juga sudah clear ya bahwa ternyata tidak ada MBG pun ada juga keracunan. Bahkan setelah 8 hari kita setop di 1 sekolah itu, tidak kami beri makan terjadi keracunan juga. Jadi bukan dari MBG saja keracunan itu,” ungkapnya.
Sebelumnya, Juru Bicara BGN Redy Hendra Gunawan menyatakan insiden keracunan MBG di Kupang, NTT telah ditindaklanjuti bersama dengan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan investigasi dan pengecekan sampel MBG.
“Kami hentikan memang pelayanan terhadap SMPN 8 Kupang disesuaikan dengan permintaan sekolah untuk pemberhentian pemberian MBG di SMPN 8 Kupang sampai hasil investigasi dan pemeriksaan yang dilakukan BGN, BPOM dan Dinkes setempat dan pemerintah daerah keluar, kemudian pelaksanaan program MBG di seluruh provinsi NTT tidak terganggu dengan insiden tersebut,” ujar Redy dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa (5/8/2025).
Untuk itu, BGN menekankan adanya pengetatan SOP terhadap pelayanan di SPPG dan memberikan perhatian serta peringatan kepada seluruh KA SPPG dan mengimbau untuk lebih serius dalam pelaksanaan proses pengolahan dari bahan ke pangan.
“SPPG Kelapa Lima 1 tidak berhenti operasional secara total. Namun, sementara waktu, distribusi MBG ke SMPN 8 Kota Kupang dihentikan atas permintaan dari pihak sekolah” ujarnya.
Redy menyatakan BGN telah bergerak dengan cepat dalam menanggulangi insiden yang terjadi. Adapun, beberapa langkah yang dilakukan oleh BGN, antara lain penyusunan laporan khusus, melakukan investigasi dan pendalaman kejadian, hingga koordinasi dengan pemerintah daerah.
/data/photo/2025/06/20/685564385c219.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
