Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Kadinkes Bengkulu Jadi Tersangka Korupsi Pembangunan Laboratorium

    Kadinkes Bengkulu Jadi Tersangka Korupsi Pembangunan Laboratorium

    Liputan6.com, Bengkulu – Tim penyidik tindak pidana khusus Kejaksaan Negeri Bengkulu menetapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pembangunan UPTD Labolatorium dinkes Kota Bengkulu.

    Penetapan ini dilakukan setelah tim penyidik memeriksa sejumlah sksi, mengumpulkan barang bukti dan menyita sejumlah aset milik para tersangka secara maraton.

    Tersangka yang ditetapkan yakni Kepala Dinas Kesehatan Kota, Joni Haryadi Thabrani dan Ahmad Basir Ketua OKK HIPMI selaku pelaksana atau meminjam perusahaan atau broker dan PPTK bernama Doni.

    Kajari Bengkulu, Yeni Puspita melalui Kasi Intel Kejari Bengkulu, Fri Wisdom Sumbayak mengatakan, penetapan tersangka usai penyidik menemukan alat bukti yang cukup, atas dugaan korupsi pembangunan Laboratorium Kesehatan. Untuk tersangka lainnya masih didalami.

    “Ketiga tersangka ini telah mencairkan dana 100 persen atau Rp 2,7 miliar padahal pembangunan laboratorium kesehatan belum selesai,” kata Fri Wisdom, Jumat (19/9/2025).

    Dugaan kerugian negara akibat perbuatan melawan hukum ini mencapai Rp 1 miliar lebih dengan pembangunan labkesda tidak selesai, namum dicairkan sepenuhnya, para tersangka dijerat pasal 2 dan pasal 3 junto pasal 18 tipikor junto pasal 55 KUHP.

     

  • 332 Petugas Medis Diterjunkan Saat MotoGP 2025 di Sirkuit Mandalika
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 September 2025

    332 Petugas Medis Diterjunkan Saat MotoGP 2025 di Sirkuit Mandalika Regional 18 September 2025

    332 Petugas Medis Diterjunkan Saat MotoGP 2025 di Sirkuit Mandalika
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – Sebanyak 332 petugas medis akan diturunkan saat pergelaran MotoGP 2025 yang akan digelar di Sirkuit Mandalika pada 3-5 Oktober 2025 mendatang. 
    Selain tim medis, ambulans advance dan 2 helikopter turut disiagakan di Sirkuit Mandalika untuk evakuasi medis melalui jalur udara. 
    “Jadi total  yang kami kerahkan di MotoGP 2025 ada 332 tenaga medis, 42 ambulans, 35 pos medis dan 2 helikopter,” kata Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri dalam bincang kamisan, Kamis (18/9/2025). 
    Fikri mengatakan, khusus untuk
    medical race
    ada 166 tim medis yang akan bertugas di ring 1 Sirkuit Mandalika serta di medical center.
    Saat ini, pihaknya memiliki 6 dokter yang telah mendapatkan sertifikasi dari Federasi Sepeda Motor Internasional FIM. 
    Apabila terjadi kecelakaan pebalap, tim medis akan langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa ke medical center dan akan dikirim langsung ke RSUD NTB menggunakan helikopter. 
    Fasilitas kesehatan ini tidak hanya disiapkan untuk menangani emergency untuk para pebalap MotoGP tetapi juga untuk para penonton.   
    Tim medis ini akan disebar di posko kesehatan yang berada di pintu-pintu masuk tempat arus penonton MotoGP diantaranya Bandara Lombok, Pelabuhan Bangsal, Bundaran BIL, Bundaran Sunggung dan Bundaran Mong. 
    Seluruh faskes ini akan terkoneksi langsung dengan Rumah Sakit Rujukan seperti RS Mandalika, RSUD Praya, RSUD Patuh Patju dan RSUD Kota Mataram. 
    “Memang ini harus kita atensi terutama dari masuk ke sini dan kembali ke daerah masing-masing agar tetap sehat,” kata Fikri. 
    Selain sisi medis, Dikes NTB juga akan memastikan kebersihan terutama di hotel, restoran dan UMKM agar aman dari gangguan bakteri. 
    “Tentu kami Dikes bersama BPOM akan turun mengecek di hotel restoran dan umkm untuk pembinaan dan aspek kebersihan lingkungan, kata Fikri. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus Keracunan Siswa SMA 2 Lamongan, Dapur MBG Jetis Disterilkan dan Distribusi Dihentikan

    Kasus Keracunan Siswa SMA 2 Lamongan, Dapur MBG Jetis Disterilkan dan Distribusi Dihentikan

    Lamongan (beritajatim.com) – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jetis, penyedia makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMA Negeri 2 Lamongan, mengambil langkah cepat setelah belasan siswa diduga mengalami keracunan. Pengelola SPPG Jetis, Frangky Irawan, memastikan dapur MBG langsung disterilkan begitu kabar keracunan diterima.

    “Terkait permasalahan di SMA Negeri 2 itu, kemarin langsung saya lakukan penindaklanjutan dengan menyeterilkan dapur. Kita mencari tahu sumbernya dulu seperti apa,” kata Frangky, Rabu (18/9/2025).

    Selama proses sterilisasi, pihaknya juga memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas dapur MBG. “Saya sudah bersurat ke pusat, untuk pemberhentian sementara dulu. Uji laboratorium juga sudah saya kirimkan, supaya semua bisa terang,” ujarnya.

    Frangky menilai penyebab keracunan tidak bisa serta-merta dikaitkan dengan makanan MBG. Ia menegaskan, dari 1.200 siswa penerima MBG, hanya 12 yang mengalami gejala keracunan.

    “Kalau semisal itu keracunan (MBG), kan tidak mungkin cuma 12 yang keracunan. Itu sebabnya harus dievaluasi menyeluruh, mulai kondisi siswa, makanan MBG, maupun makanan lain yang dikonsumsi,” jelasnya.

    Meski begitu, Frangky menegaskan pihaknya siap dievaluasi. “Kalau memang kita salah, ya kita siap menerima konsekuensinya. Tapi kalau dari pihak luar yang salah, ya juga harus ikut disalahkan,” tegasnya.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan, Chaidir Annas, menyebut pihaknya telah menurunkan tim untuk memeriksa lingkungan sekolah dan mengambil sampel makanan serta air di SMA Negeri 2 Lamongan. “Kami mencari data perkembangan dari kasus keracunan, dengan memeriksa lingkungan sekolah, sama pengambilan sampel air dan makanan,” katanya.

    Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Lamongan, Sofyan Hadi, memastikan pendistribusian MBG di sekolahnya diberhentikan sementara sampai hasil uji laboratorium keluar. “Kepada anak-anak diimbau agar menjaga kesehatan masing-masing, misalkan mau makan ya cuci tangan pakai sabun, supaya sehat,” ujarnya.

    Sebelumnya, belasan siswa SMA Negeri 2 Lamongan dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Nasrul Ummah setelah mengalami gejala keracunan. Pihak rumah sakit menyebut penyebabnya diduga berasal dari makanan MBG. [fak/beq]

  • 454 Warga Makassar Terjangkit HIV/AIDS Sepanjang 2025, Didominasi Akibat Perilaku Homo Seks

    454 Warga Makassar Terjangkit HIV/AIDS Sepanjang 2025, Didominasi Akibat Perilaku Homo Seks

    Liputan6.com, Makassar – Angka kasus Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome atau HIV/AIDS di Kota Makassar kian mengkhawatirkan. Ironisnya, penyebaran penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh itu didominasi hubungan sesama jenis pria alias homo seks.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, dr Nursaidah Sirajuddin, mengungkapkan hingga Juni 2025 sudah ditemukan 454 kasus baru HIV/AIDS. Angka ini muncul berdasarkan hasil skrining terhadap 23.311 orang yang masuk kategori suspek.

    “Dari 23.311 orang yang menjalani skrining tahun ini, ditemukan 454 kasus baru hingga pertengahan tahun,” ujar dr Ida, sapaan akrabnya, Rabu (17/9/2025), usai mendampingi perwakilan AIDS Healthcare Foundation (AHF) dalam audiensi dengan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin.

    Data Dinas Kesehatan Makassar menunjukkan tren kasus HIV/AIDS masih tinggi dalam dua tahun terakhir. Pada 2024, dari 48.139 orang yang diperiksa, ditemukan 925 kasus baru. Sementara pada 2023 jumlahnya bahkan lebih tinggi, yakni 1.015 kasus dari 57.690 orang yang menjalani pemeriksaan.

    dr Ida menjelaskan, HIV dapat menular melalui hubungan seksual tanpa kondom, baik vaginal, anal, maupun oral. Penularan juga bisa terjadi akibat penggunaan jarum suntik tidak steril, transfusi darah atau transplantasi organ dari penderita HIV, serta dari ibu ke bayi saat hamil, melahirkan, atau menyusui.

    “Di Makassar, faktor penularan tertinggi berasal dari hubungan Lelaki Sesama Lelaki (LSL). Menurut dr Ida, penanganan kelompok ini cukup rumit karena belum ada regulasi yang memadai dan menyangkut isu hak asasi manusia,” jelasnya.

    Meski demikian, Pemkot Makassar terus berupaya menekan laju penularan HIV/AIDS melalui kerja sama lintas sektor. Sejak 2021, AHF telah memberikan dukungan pendanaan di tiga puskesmas, yaitu PKM Jumpandang Baru, Kassi-Kassi, dan Jongayya. Tahun depan, program ini rencananya akan diperluas ke satu puskesmas tambahan.

    “Selain di tiga puskesmas tersebut, layanan pemeriksaan dan pengobatan HIV/AIDS juga dibuka di sejumlah fasilitas kesehatan lain agar masyarakat lebih mudah mengakses,” jelas dr Ida.

     

  • Kondisi Balita di Bengkulu yang Muntah Cacing dari Mulut-Hidung

    Kondisi Balita di Bengkulu yang Muntah Cacing dari Mulut-Hidung

    Jakarta

    Balita yang mengalami cacingan terjadi lagi, kini di Seluma, Bengkulu. Balita tersebut diketahui berusia 1 tahun 8 bulan bernama Khaira Nur Sabrina, yang kini tengah menjalani perawatan intensif.

    Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Endriwan Mansyur menjelaskan balita yang dirujuk dari Rumah Sakit Seluma telah sampai di RSUD M Yunus Bengkulu. Bocah tersebut telah mendapat perawatan dari pihak rumah sakit.

    Endriwan menjelaskan, kondisi Khaira saat ini masih lemah. Tim medis RSUD M Yunus terus memberikan perawatan intensif untuk membantu pemulihan kesehatan sang balita.

    Ia menambahkan, tim medis juga memberikan makanan bergizi tinggi untuk memperbaiki kondisi pasien. Pasalnya, dari informasi yang dihimpun, selama ini balita tersebut hanya mengonsumsi makanan seadanya sehingga diduga mengalami kekurangan gizi.

    “Kita melakukan pengawasan ekstra pada pasien, untuk adanya dugaan larva di paru-paru berdasarkan radiologi akan kita cek kembali,” tutup Endriwan, dikutip dari detiksumbagsel, Rabu (17/9/2025).

    Sebelumnya, pihak Dinas kesehatan menduga cacing gelang yang bersarang di tubuh bocah tersebut berasal dari lingkungan rumah yang kotor dan tidak sehat.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Rudi Syawaludin mengatakan, setelah dilakukan pengecekan ke rumah pasien di Desa Sungai Petai ditemukan kondisi rumah yang tidak layak huni.

    “Saat ditemukan adanya pasien dengan gejala mengeluarkan cacing dari mulut dan hidung, kita langsung melakukan investigasi ke rumah dan lingkungan pasien,” kata Rudi.

    Rudi menjelaskan, kondisi rumah bocah tersebut cukup memprihatinkan, rumah hanya beralas tanah dan dinding papan yang sudah rusak. Bahkan banyak kotoran ayam di sekitar rumah.

    Di sisi lain, cacing gelang atau Ascaris lumbricoides merupakan jenis cacing yang paling banyak menginfeksi manusia, baik di Indonesia maupun di dunia. Dari seluruh populasi yang terinfeksi, hampir 80 persen adalah anak usia sekolah, yakni 5-10 tahun.

    Menurut Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Riyadi, SpA, Subsp IPT(K), MKes, tingginya angka kasus pada kelompok ini erat kaitannya dengan aktivitas anak.

    “Karena mereka mereka aktif bermain di tanah, aktif bermain di luar. Nah ini mungkin kemampuan mereka, edukasi mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat belum optimal, makanya kenapa anak usia sekolah yang paling banyak,” jelas dr Riyadi dalam agenda temu media IDAI, Jumat (22/8/2025).

    Kelompok kedua yang paling rentan adalah anak usia prasekolah, yakni 2-5 tahun. Pada usia ini, anak sudah mulai bisa berjalan dan bermain di luar rumah.

    “Bagaimana kita mengedukasi nih orang tua, karena anak-anak ini, apalagi usia 2-5 tahun sama sekali kalau dilihat, ada yang bergerak di tanah mikirnya, oh ada mainan baru, malah dia pegang” tambahnya.

    Lebih lanjut, dr Riyadi menyebutkan sekitar seperdelapan populasi dunia terinfeksi cacing gelang. Parasit ini sangat menyukai lingkungan yang hangat dan lembap, sehingga negara tropis seperti Indonesia menjadi tempat ideal bagi perkembangannya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemenkes soal Balita di Sukabumi Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/kna)

  • Kondisi Balita di Bengkulu yang Muntah Cacing dari Mulut-Hidung

    Viral Cacing Keluar dari Mulut-Hidung Balita Bengkulu, Ada Larva di Paru-parunya

    Jakarta

    Balita berusia 1 tahun 8 bulan di Seluma, Bengkulu, diketahui mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidung saat dirawat di rumah sakit. Balita bernama Khaira Nur Sabrina itu kini tengah menjalani perawatan intensif.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Rudi Syawaludin mengatakan kondisi Khaira cukup memprihatinkan. Selain bobot tubuhnya kecil dan tidak normal, balita ini juga didiagnosa mengalami penyakit paru-paru.

    “Pasien Khaira kita rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Bengkulu agar mendapat perawatan medis yang lengkap dan bisa mengembalikan kondisi pasien menjadi cepat pulih,” kata Rudi, Rabu (16/9/2025), dikutip dari detikSumbagsel

    Dari hasil pemeriksaan dokter, kata Rudi, kondisi pasien mengalami anemia, leukosit tinggi, gula darah 270 dan dari hasil rontgen ditemukan larva di paru-paru pasien.

    Selain Khaira, kakak pasien yang bernama Aprillia (4) juga didiagnosis mengidap penyakit cacingan dan harus dirawat di rumah sakit. Baik Khaira dan Aprillia, keduanya akan dirujuk ke RSUD Bengkulu agar mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif.

    Di sisi lain, ahli parasitologi dari Departemen Parasitologi FKUI, Prof dr Saleha Sungkar beberapa waktu lalu menjelaskan infeksi cacing membuat anak mengalami malnutrisi hingga daya tahan tubuh menurun.

    Saat imunitas tubuh menurun, anak mudah terserang penyakit lain dan tanpa pengobatan cacing terus ‘berkembang biak’. Cacing hidup di tubuh pasca terjadi penularan saat buang air besar maupun kontak dengan tanah yang terkontaminasi.

    “Cacing gelang (Ascaris lumbricoides) hidup di rongga usus. Jika anak-anak bermain di tanah dan telur cacing gelang menempel di tangan maka jika anak memegang makanan, telur menempel di makanan dan ikut tertelan bersama makanan dan masuk ke usus lalu menetas menjadi larva di usus halus,” terangnya kepada wartawan, Rabu (20/8/2025).

    Larva yang menetas di usus halus mulai bergerak ke pembuluh darah atau saluran limfe, lantas mengarah ke jantung, paru-paru, hingga akhirnya menetap di usus.

    Menurutnya, semua usia bisa terkena infeksi cacing. Namun, kondisi ini paling rentan dialami usia anak balita, TK, dan SD. Faktor di balik pemicu cacingan relatif beragam.

  • Lagi! Balita Keluarkan Cacing dari Mulut dan Hidung di Bengkulu

    Lagi! Balita Keluarkan Cacing dari Mulut dan Hidung di Bengkulu

    Jakarta

    Balita di Seluma, Bengkulu, bernama Khaira Nur Sabrina, baru-baru ini disorot setelah mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidung. Balita tersebut akhirnya dirujuk ke RSUD M Yunus dan kini tengah mendapatkan perawatan intensif.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Rudi Syawaludin mengatakan, kondisi pasien Khaira Nur Sabrina (1,8) cukup memprihatinkan. Selain bobot tubuhnya kecil dan tidak normal, balita ini juga didiagnosa mengalami penyakit paru-paru.

    “Pasien Khaira kita rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Bengkulu agar mendapat perawatan medis yang lengkap dan bisa mengembalikan kondisi pasien menjadi cepat pulih,” kata Rudi, Rabu (16/9/2025), dikutip dari detiksumbagsel.

    Rudi menjelaskan, pihak Rumah Sakit Daerah Tais telah melakukan berbagai pemeriksaan pada pasien. Dari hasil pemeriksaan tubuh pasien, pasien mengalami anemia, leukosit tinggi, dan gula darah mencapai 270. Selain itu, dari hasil rontgen juga ditemukan larva di paru-paru pasien.

    “Dari hasil pemeriksaan kesehatan itulah akhirnya pasien kita rujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu,” jelas Rudi.

    Tak hanya itu, kakak pasien yakni Aprillia (4) ternyata juga didiagnosa mengidap penyakit cacingan. Kakaknya tersebut juga mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

    “Kakak pasien yakni Aprillia juga akan kita rujuk ke RSUD Bengkulu karena memiliki penyakit yang sama,” ucap Rizal.

    Diberitakan sebelumnya, dinas terkait sudah melakukan pengecekan ke rumah pasien di Desa Sungai Petai. Mereka menemukan kondisi rumah yang tidak layak huni.

    “Rumah hanya beralas tanah dan dinding papan sudah dalam kondisi rusak. Bahkan banyak kotoran ayam di sekitar rumah,” kata dia.

    Bagaimana Cacing Bisa Terus Berkembang Biak dalam Tubuh?

    Dokter spesialis penyakit dalam yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Prof Ari Fahrial Syam beberapa waktu lalu menjelaskan pada kasus cacing gelang atau Ascaris, bila tidak segera diobati, cacing tersebut akan bertelur dan memperbanyak diri di dalam usus seseorang. Tak jarang, kondisi ini membuat cacing ikut keluar bersama feses saat buang air besar, bahkan bisa muncul lewat muntahan.

    “Pada kasus ini cacing gelang, ascaris, kalau tidak diobati memang itu akan bertelur dan memperbanyak diri di dalam tubuh, dalam usus seseorang,” sorotnya, saat dihubungi detikcom Rabu (20/8/2025).

    Sebagai catatan, penyebaran cacing saat berkembang biak memang bisa ‘bermigrasi’ ke organ lain, alias tidak hanya di usus.

    Larva cacing disebutnya memungkinkan mengalir ke paru-paru yang menyebabkan masalah di bagian tersebut. Dalam beberapa kasus, cacing juga ditemukan mampu naik ke atas ke saluran empedu.

    Bila hanya di usus halus, pasien umumnya kerap merasakan tidak nyaman di bagian perut, disertai kembung dan begah. Ciri-ciri yang mudah dikenali pada anak sebenarnya cukup mudah, yakni perilaku rewel.

    “Kalau anaknya rewel kita harus periksa jangan-jangan cacingan,” kata dia.

    Pemberian obat cacing bisa menekan kemungkinan berkembang biak bahkan mati di dalam tubuh.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemensos Ambil Pelajaran dari Kasus Meninggalnya Balita Raya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • DPRD Pamekasan Rekomendasi SPPG Non Sertifikat Tidak Beroperasi

    DPRD Pamekasan Rekomendasi SPPG Non Sertifikat Tidak Beroperasi

    Pamekasan (beritajatim.com) – Progam Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Pamekasan, menjadi sorotan publik seiring dengan adanya peristiwa siswa keracunan pasca mengonsumsi menu MBG di kecamatan Tlanakan, Pamekasan, beberapa waktu lalu.

    Peristiwa tersebut memancing animo banyak pihak, tidak terkecuali Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, bahkan mereka melalui Komisi IV juga memanggil Koordinator Wilayah (Korwil) Badan Gizi Nasional (BGN) Pamekasan, beserta pihak terkait persoalan di Tlanakan, Pamekasan.

    Selain Korwil BGN Pamekasan, juga terdapat Kepala Dapur Satuan Penyelenggara Program Gizi (SPPG) Larangan Tokol, Tlanakan, termasuk perwakilan Yayasan Bergema Center, serta beberapa pihak terkait lainnya di Ruang Komisi IV DPRD Pamekasan, Jl Kabupaten 107 Pamekasan, Senin (15/9/2025).

    Bahkan dalam rapat antara Komisi IV bersama pihak MBG, terkuak fakta jika terdapat sebanyak 33 dapur MBG di Pamekasan, dinyatakan belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi alias SLHS. Padahal syarat tersebut sangat krusial guna menjamin keamanan menu MBG bagi para penerima.

    “Sekitar 33 SPPF program MBG di Pamekasan, belum mengantongi SLHS dan masih dalam proses pengurusan. Menang selama ini masih belum masuk juknis, tapi nanti kita wajibkan sambil lalu melapor ke pusat. Jadi semuanya on proses,” kata Korwil BGN Pamekasan, Hariyanto.

    Meski begitu, pihaknya juga berupaya maksimal untuk untuk memenuhi kebutuhan sesuai prosedur yang ditetapkan. “Selama ini kelayakan gizi di Pamekasan, kita masih mengandalkan ahli gizi dengan koordinasi bersama Dinas kesehatan (Dinkes) setempat,” ungkapnya.

    Sementara Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan, Halili Yasin menilai ketiadaan SLHS justru sangat berpotensi besar sekaligus dapat menjadi pemicu kasus keracunan. “Kondisi ini tentu sangat riskan dan sangat berpotensi besar menjadi pemicu keracunan, karena pengelolaan makanan tidak terkontrol,” sesalnya.

    “Oleh karena itu, kami merekomendasikan kepada BGN RI agar SPPG yang belum lengkap persyaratannya sesuai SE (Surat Edaran) Kemendagri RI, untuk sementara tidak diberi rekomendasi beroperasi. Ini demi menjaga kualitas layanan dan keamanan makanan,” tegas Halili.

    Terlebih politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pamekasan, juga menyatakan jika persoalan perizinan tidak ribet dan diterapkan sesuai dengan regulasi yang ditentukan. “Dinkes Pamekasan, juga sudah memberikan penjelasan proses penerbitan SLHS, di mana sertifikat itu dipastikan akan dikeluarkan sesuai dengan regulasi yang berlaku,” pungkasnya. [pin/kun]

  • DKI kemarin, seleksi rekrutmen damkar lalu uji coba “pelican cross” 

    DKI kemarin, seleksi rekrutmen damkar lalu uji coba “pelican cross” 

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita seputar DKI Jakarta pada Senin (15/9) yang layak untuk dibaca kembali antara lain pengumuman seleksi Damkar DKI, uji coba “pelican cross” di Stasiun Cikini, dan kebakaran di Jakpus.

    Berikut rangkumannya:

    1. Hasil seleksi awal rekrutmen Damkar DKI akan diumumkan pada Rabu

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengumumkan hasil seleksi awal lowongan anggota Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) pada Rabu (17/9).

    “Seleksi awal akan diumumkan penetapan nama-nama seribu orang dalam rekrutmen petugas damkar pada hari Rabu. Nanti akan dilaporkan oleh Pak Kepala Dinas dan kemudian saya setujui,” ujar Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo di Kantor Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin.

    Baca selengkapnya di sini

    2. “Dari Mulut ke Arsip” hadirkan toponimi Jakbar lewat seni visual

    Jakarta (ANTARA) – Pameran bertajuk “Dari Mulut ke Arsip” yang digelar oleh Suku Dinas (Sudin) Perpustakaan dan Kearsipan (Pusip) menghadirkan toponimi atau asal-usul nama daerah di Jakarta Barat (Jakbar) dengan sentuhan seni visual.

    Kepala Dinas Pusip DKI Jakarta Nasruddin Djoko Surjono mengatakan pameran yang digelar pada 15-24 September 2025 di kantor Sudin Pusip Jakarta Barat itu merupakan upaya melekatkan masyarakat Jakarta Barat dengan akar sejarah wilayah mereka.

    Baca selengkapnya di sini

    3. Ini langkah Sudinkes tangani KLB campak di Kapuk Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat melakukan sejumlah langkah penanganan terkait temuan 38 kasus campak yang masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kelurahan Kapuk, Cengkareng.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat Arum Ambarsari memaparkan langkah pertama, yakni penguatan pengawasan di wilayah Jakarta Barat dengan tata laksana kasus berupa pemantauan kontak erat serta pengiriman spesimen campak.

    Baca selengkapnya di sini

    4. Pemprov DKI uji coba “pelican crossing” di Stasiun Cikini

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkolaborasi dengan PT KAI melakukan uji coba penyeberangan pejalan kaki yang dikontrol lampu lalu lintas atau dikenal sebagai persimpangan pelikan (pelican crossing) pada sisi timur Stasiun Cikini, pada Senin ini.

    Kepala Biro Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda Provinsi DKI Jakarta, Iwan Kurniawan dalam keterangan di Jakarta, Senin mengatakan hal itu dilakukan untuk memudahkan mobilitas para pengguna commuter line saat menyeberang dan memasuki area stasiun secara lebih aman.

    Baca selengkapnya di sini

    5. Kebakaran terjadi di kawasan padat penduduk Kelurahan Kramat Jakpus

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan telah terjadi kebakaran di Kelurahan Kramat, Jakarta Pusat pada Senin siang sekitar pukul 11.20 WIB dan kini sedang dalam penanganan petugas.

    “Sedang ditangani oleh 17 unit pemadam dan petugas P2B BPBD,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Mohamad Yohan di Jakarta, Senin.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkot Tangsel Ingin Semua Sektor Proaktif Atasi Stunting

    Pemkot Tangsel Ingin Semua Sektor Proaktif Atasi Stunting

    Ciputat: Pemerintah Kota Tangerang Selatan ingin semua sektor proaktif mengatasi masalah stunting. Tidak boleh hanya menjadi urusan satu dinas, melainkan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat dan pemerintah hingga ke tingkat RT RW.

    Hal itu ditegaskan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan saat membuka acara publikasi stunting Kota Tangsel di Aula Blandongan, Puspemkot Tangsel, Jumat 12 September 2025.

    “Kita harus sama-sama menangani masalah stunting ini. Jadi tidak ada lagi ego sektoral, misal saya dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan, saya dari dinas kesehatan, saya dari dinas perempuan dan anak, saya dari organisasi ini itu, tidak ada yang seperti itu. Penanganan stunting harusnya satu tim, kita solid semua hingga lurah dan camat harus bisa bergerak untuk menangani masalah stunting,” kata Pilar.

    Ia menekankan, lurah dan camat beserta RT RW setempat harus lebih proaktif dalam memantau kondisi warganya, terutama ibu hamil dan balita. 

    Pilar juga meminta Dinas Kesehatan bersama perangkat daerah lain untuk memperkuat koordinasi, termasuk melalui forum diskusi rutin dengan stakeholder terkait.

    Menurutnya, stunting erat kaitannya dengan kondisi ekonomi keluarga. Oleh karena itu, solusi tidak hanya berupa intervensi kesehatan, tetapi juga pemberdayaan ekonomi masyarakat agar keluarga mampu memenuhi kebutuhan gizi anak.

    “Stunting ini adalah masalah serius, bukan sekadar angka penilaian. Jangan sampai ada keluarga di Tangsel yang tertinggal hanya karena masalah gizi. Penanganannya harus sejak dari ibu hamil, karena kualitas gizi anak ditentukan sejak dalam kandungan,” ujar Pilar.

    Pemkot Tangsel menargetkan angka stunting dapat terus ditekan hingga mendekati nol pada 2026. Ia menegaskan, target ini harus dicapai dengan kerja nyata, bukan hanya laporan administratif.

    “Kalau tahun depan kita masih menemukan kasus baru, artinya kita abai. Kita harus buktikan Tangsel bisa keluar dari radar isu stunting. Sebagai kota maju, masalah ini seharusnya sudah selesai,” kata Pilar.

    Acara tersebut dihadiri oleh jajaran perangkat daerah, organisasi profesi kesehatan, kader posyandu, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), serta stakeholder terkait lainnya.

    Ciputat: Pemerintah Kota Tangerang Selatan ingin semua sektor proaktif mengatasi masalah stunting. Tidak boleh hanya menjadi urusan satu dinas, melainkan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat dan pemerintah hingga ke tingkat RT RW.
     
    Hal itu ditegaskan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan saat membuka acara publikasi stunting Kota Tangsel di Aula Blandongan, Puspemkot Tangsel, Jumat 12 September 2025.
     
    “Kita harus sama-sama menangani masalah stunting ini. Jadi tidak ada lagi ego sektoral, misal saya dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan, saya dari dinas kesehatan, saya dari dinas perempuan dan anak, saya dari organisasi ini itu, tidak ada yang seperti itu. Penanganan stunting harusnya satu tim, kita solid semua hingga lurah dan camat harus bisa bergerak untuk menangani masalah stunting,” kata Pilar.

    Ia menekankan, lurah dan camat beserta RT RW setempat harus lebih proaktif dalam memantau kondisi warganya, terutama ibu hamil dan balita. 
     
    Pilar juga meminta Dinas Kesehatan bersama perangkat daerah lain untuk memperkuat koordinasi, termasuk melalui forum diskusi rutin dengan stakeholder terkait.
     
    Menurutnya, stunting erat kaitannya dengan kondisi ekonomi keluarga. Oleh karena itu, solusi tidak hanya berupa intervensi kesehatan, tetapi juga pemberdayaan ekonomi masyarakat agar keluarga mampu memenuhi kebutuhan gizi anak.
     
    “Stunting ini adalah masalah serius, bukan sekadar angka penilaian. Jangan sampai ada keluarga di Tangsel yang tertinggal hanya karena masalah gizi. Penanganannya harus sejak dari ibu hamil, karena kualitas gizi anak ditentukan sejak dalam kandungan,” ujar Pilar.
     
    Pemkot Tangsel menargetkan angka stunting dapat terus ditekan hingga mendekati nol pada 2026. Ia menegaskan, target ini harus dicapai dengan kerja nyata, bukan hanya laporan administratif.
     
    “Kalau tahun depan kita masih menemukan kasus baru, artinya kita abai. Kita harus buktikan Tangsel bisa keluar dari radar isu stunting. Sebagai kota maju, masalah ini seharusnya sudah selesai,” kata Pilar.
     
    Acara tersebut dihadiri oleh jajaran perangkat daerah, organisasi profesi kesehatan, kader posyandu, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), serta stakeholder terkait lainnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (FZN)