Kementrian Lembaga: Dinkes

  • 20 Siswa di Mamuju Diduga Keracunan Usai Santap Makanan Bergizi Gratis, Ada yang Kritis

    20 Siswa di Mamuju Diduga Keracunan Usai Santap Makanan Bergizi Gratis, Ada yang Kritis

    Kapolsek Tapalang, Iptu Mino, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dia menerangkan hingga siang dilaporkan ada 13 siswa yang harus dilarikan ke Puskesmas Tapalang untuk mendapatkan perawatan usai menyantap MBG.

    “Hingga siang kemarin total ada 12 orang (diduga keracunan), terdiri dari 11 siswa SD dan 1 siswa SMPN 1 Tapalang,” ujar Mino kepada wartawan.

    Terpisah, Kasi Humas Polresta Mamuju, Ipda Herman Basir, menyebut jumlah korban semula tercatat 13 orang bertambah menjadi 20 orang pada Rabu malam. Dua di antaranya bahkan harus dilarikan ke RSUD Mamuju karena kondisinya kritis.

    “Dua pelajar dirujuk ke RSUD Mamuju karena kritis. Sementara empat siswa lainnya sudah dipulangkan usai mendapat perawatan medis,” ujar Herman saat dikonfirmasi terpisah.

    Kasus keracunan makanan menimpa ratusan pelajar di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dinas Kesehatan mencatat ada sekitar 150 siswa mengalami gejala keracunan.

  • 9
                    
                        Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 842 Orang dalam 3 Hari!
                        Bandung

    9 Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 842 Orang dalam 3 Hari! Bandung

    Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 842 Orang dalam 3 Hari!
    Editor
    KOMPAS.com – 
    Korban keracunan makan bergizi gratis di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, tembus 842 orang.
    Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari tiga kejadian sejak Senin (22/9/2025) hingga Rabu (24/9/2025), yaitu di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas.
    “Total korban keracunan sebanyak 842 orang. Data terakhir pada pukul 16.24 WIB,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Lia N Sukandar, saat ditemui di posko kesehatan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Rabu malam.
    Lia menjelaskan, pada Senin lalu, keracunan massal pertama terjadi di Cipongkor dengan 393 korban, mulai dari siswa PAUD hingga SMK.
    Mereka diketahui menyantap menu MBG yang disiapkan dari dapur SPPG Cipari di wilayah Kecamatan Cipongkor.
    Kasus serupa kembali terjadi pada Rabu, baik di Cipongkor maupun di Cihampelas, dengan 449 korban tambahan.
    Terkait perbedaan data yang sempat muncul dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Lia mengatakan, hal itu disebabkan oleh adanya perhitungan awal secara kasar, yang kini telah diperbarui berdasarkan laporan Dinkes.
    Lia menyebutkan, jumlah korban pada kejadian kedua lebih banyak dibandingkan hari pertama.
    Meski begitu, penanganan dilakukan lebih cepat karena banyak bantuan datang dari berbagai pihak.
    Keterbatasan fasilitas sempat menjadi kendala, terutama pasokan oksigen di posko kesehatan.
    “Petugas sempat kewalahan karena oksigen habis, tetapi tidak berlangsung lama. Banyak pihak yang memasok tabung oksigen ke posko-posko,” kata Lia.
    Korban dengan gejala berat mengalami kejang, dehidrasi, hingga penurunan kesadaran.
    Situasi sempat kritis ketika RSUD Cililin penuh. Dinas Kesehatan Bandung Barat bahkan menutup sementara akses pasien baru pukul 15.00 WIB dan mengalihkan korban ke beberapa rumah sakit lain.
     
    Kepala Staf Presiden (KSP) M Qodari di Istana, Jakarta, Senin (22/9/2025), sempat menyebut dari 5.000 kasus keracunan MBG, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus keracunan terbanyak di Indonesia. 
    Adapun kasus keracunan bukan hanya terjadi di Bandung Barat saja. Peristiwa serupa juga sempat terjadi di Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Cianjur.
    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berjanji segera melakukan evaluasi terhadap penyelenggara maupun vendor penyedia makanan.
    Pekan depan dia akan memanggil pengelola MBG di Jabar untuk meminta penjelasan.
    Menurut mantan Bupati Purwakarta ini, salah satu penyebab keracunan adalah ketidakseimbangan antara jumlah penerima layanan dengan tenaga yang tersedia, ditambah manajemen penyajian makanan yang kurang tepat.
    Dia menilai kasus keracunan ini disebabkan manajemen penyajian yang buruk.
    “Misalnya yang dilayani ribuan orang, tetapi yang melayani sedikit. Masaknya jam 1 malam, disajikan jam 12 siang. Jarak waktunya terlalu lama, ini yang harus dievaluasi. Kalau penyelenggara tidak mampu, ya diganti dengan yang lebih mampu,” kata Dedi saat ditemui di Balai Pakuan Bogor, Rabu (24/9/2025).
    Meski tidak ada korban meninggal akibat kasus keracunan MBG, Dedi menilai kejadian tersebut menimbulkan dampak psikologis bagi anak-anak.
    Mereka bisa kehilangan kepercayaan untuk mengonsumsi makanan MBG, padahal makanan bergizi tersebut penting untuk tumbuh kembang.
    Menanggapi wacana moratorium program MBG di Jabar, Dedi menilai langkah yang lebih penting adalah mengevaluasi penyelenggara terlebih dahulu.
    Ia menegaskan akan memastikan penyedia makanan benar-benar mampu dan kualitas makanan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
    “Yang harus dilihat, pertama penyelenggara mampu atau tidak. Kedua, makanan yang disajikan sesuai dengan harga atau tidak. Kalau ternyata tidak mampu dan kualitasnya menurun, ya harus dievaluasi,” ujarnya.
    (Penulis: Kontributor Bandung Barat Bagus Puji Panuntun, Kontributor Bogor Afdhalul Ikhsan)
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hasil Lab Kasus Keracunan MBG Sukabumi Keluar, Ironisnya Banyak Ditemukan Hal Ini

    Hasil Lab Kasus Keracunan MBG Sukabumi Keluar, Ironisnya Banyak Ditemukan Hal Ini

    Menanggapi kasus berulang, Agus menuturkan, telah berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi, BPOM, dan Kementerian Kesehatan RI, serta mengambil langkah pengawasan yang diperketat melalui pembentukan Tim Pembinaan dan Pengawasan Eksternal SPPG MBG.

    Pihaknya juga memberikan rekomendasi tegas kepada seluruh pihak terkait penyedia katering yang wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), memastikan suhu dan tingkat kematangan yang sesuai, serta menjaga ketepatan waktu distribusi. 

    “Mereka juga harus menyediakan sampel makanan untuk uji organoleptik (tes rasa, bau, tekstur) oleh guru di sekolah,” jelas Agus.

    Lebih lanjut, sekolah juga ajib memastikan makanan aman dengan cara tes organoleptik terlebih dahulu oleh guru dan membentuk Tim Pengawas Internal Kegiatan MBG.

    “Pemerintah Daerah telah dibentuk Satuan Tugas Percepatan Penyelenggaraan Program MBG melalui Surat Keputusan Bupati,” kata dia. 

    Agus menambahkan, jika kualitas bahan baku yang disediakan oleh katering tidak sesuai spesifikasi, maka katering wajib menggantinya.

  • Ada Hiu Goreng di Menu MBG yang Bikin Siswa Ketapang Keracunan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 September 2025

    Ada Hiu Goreng di Menu MBG yang Bikin Siswa Ketapang Keracunan Regional 24 September 2025

    Ada Hiu Goreng di Menu MBG yang Bikin Siswa Ketapang Keracunan
    Tim Redaksi
    KETAPANG, KOMPAS.com
    — Kasus keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, menyisakan fakta mengejutkan.
    Menu yang disajikan ternyata menggunakan ikan hiu goreng.
    Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, mengakui penyajian menu tersebut merupakan kelalaian serius dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mulia Kerta.
    “Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal,” kata Agus kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).
    Menurut Agus, ikan hiu tidak semestinya disajikan untuk anak sekolah.
    Selain jarang dikonsumsi anak-anak, ia khawatir ikan tersebut mengandung zat berbahaya.
    “Harusnya menu yang dipilih itu yang digemari siswa. Anak-anak jarang sekali mengonsumsi ikan hiu. Bisa saja ikan hiu ini memiliki kandungan merkuri. Itu yang sangat saya sesalkan,” ujarnya.
    Agus menegaskan, jika investigasi membuktikan makanan dari dapur tersebut menjadi penyebab keracunan, SPPG Mulia Kerta akan ditutup permanen.
    Jumlah korban keracunan di SDN 12 Benya Kayong bertambah menjadi 25 orang, terdiri atas 24 murid dan seorang guru.
    Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Feria Kowira, mengatakan, delapan pasien baru masuk pada Selasa malam.
    “Total yang ditangani menjadi 25 orang,” ujarnya di RSUD dr. Agoesdjam.
    Dari jumlah itu, 22 pasien sudah pulih dan dipulangkan, sedangkan tiga pasien masih dirawat karena demam, sakit perut, dan mual. Seluruh biaya perawatan ditanggung pemerintah daerah.
    Sampel makanan, termasuk ikan hiu goreng, sudah dikirim ke BPOM Kalbar untuk diuji laboratorium. “Hasilnya masih menunggu,” kata Feria.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 842 Orang dalam 3 Hari!
                        Bandung

    Dinkes: Korban Keracunan Massal MBG di Bandung Barat Tembus 842 Siswa Bandung 24 September 2025

    Dinkes: Korban Keracunan Massal MBG di Bandung Barat Tembus 842 Siswa
    Tim Redaksi
    BANDUNG BARAT, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat merilis jumlah korban keracunan massal yang diduga akibat menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Cipongkor dan Cihampelas.
    Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat mencatat, total korban keracunan yang terdata selama tiga hari mencapai 842 pelajar.
    Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari tiga kejadian sejak Senin (22/9/2025) hingga Rabu (24/9/2025).
    “Total korban keracunan sebanyak 842 orang. Data terakhir pada pukul 16.24 WIB,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat, Lia N Sukandar, saat ditemui di Posko Kesehatan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Rabu (24/9/2025) malam.
    Jumlah itu berawal dari catatan Dinkes bahwa sebanyak 393 siswa dari mulai PAUD hingga SMK tercatat menjadi korban usai menyantap menu MBG dari dapur SPPG Cipari di wilayah Kecamatan Cipongkor pada Senin (22/9/2025).
    Peristiwa keracunan pun kembali terjadi di wilayah Cipongkor dan di wilayah Cihampelas pada Rabu (24/9/2025), dengan jumlah korban yang bertambah sebanyak 449 siswa.
    Lia menjelaskan, perbedaan data yang sempat muncul dengan Pemprov Jawa Barat lantaran adanya hitungan kasar.
    “(Soal Sekda Jabar Herman Suryatman yang menyebutkan ada 500 korban hari ini) itu hanya hitungan kasar. Kami memberikan hitungan kasar belum masuk data
    link
    ,” kata Lia.
    Lia mengakui, jumlah korban pada kejadian kedua lebih banyak dibanding hari pertama.
    Namun, penanganan disebut lebih baik karena banyak bantuan yang datang.
    “Alhamdulillah kami banyak dapat bantuan (tenaga medis serta fasilitasnya),” tutur Lia.
    Meski demikian, keterbatasan fasilitas sempat menjadi kendala, terutama ketersediaan oksigen.
    “Petugas sempat kewalahan oksigen, tetapi tidak berlangsung lama. Banyak yang memasok tabung ke posko-posko,” kata Lia.
    Adapun korban dengan gejala berat, lanjutnya, mengalami kejang, dehidrasi, hingga penurunan kesadaran. Mereka langsung dirujuk ke rumah sakit.
    “Paling banyak dirujuk ke RSUD Cililin. Tadi kami sempat menutup akses ke RSUD di jam 15.00 WIB karena penuh. Kami alihkan ke beberapa rumah sakit,” jelasnya.
    Pantauan di lapangan, hingga pukul 20.30 WIB, pelajar terus berdatangan ke Posko Cipongkor dengan kondisi lemas.
    Sejumlah korban yang kondisinya memburuk segera dirujuk menggunakan ambulans yang siaga di lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bupati Pamekasan Minta ASN Jadikan Sumpah Jabatan sebagai Inspirasi dan Motivasi

    Bupati Pamekasan Minta ASN Jadikan Sumpah Jabatan sebagai Inspirasi dan Motivasi

    Pamekasan (beritajatim.com) – Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman kembali mengingatkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan instansi yang dipimpinnya, agar menjadikan sumpah jabatan sebagai inspirasi dan sumber motivasi dalam meningkatkan kinerja guna memberikan pengabdian terbaik bagi Pamekasan.

    Hal tersebut disampaikan pasca melantik dan mengukuhkan 8 (delapan) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) di Peringgitan Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Jl Pamong Praja Nomor 1 Pamekasan, Selasa (23/9/2025).

    “Kami berharap sumpah (jabatan) itu tidak hanya sekedar diucapkan di lisan, tetapi juga harus dipahami dengan hati tulus dengan penuh keyakinan. Sehingga sumpah jabatan dapat menjadi janji dan komitmen untuk melakukan pengabdian terbaik sesuai tugas dan jabatan masing-masing,” kata Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman.

    Sumpah dan janji yang diucapkan dalam prosesi pengukuhan juga harus menjadi tanggungjawab, baik bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara, utamanya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Sumpah jabatan itu harus menjadi komitmen untuk kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya.

    “Oleh karena itu, berhasil atau tidaknya karir dari seorang ASN kedepan, seluruhnya akan bergantung terhadap kinerja maupun iktikad baik untuk bekerja tulus dan ikhlas. Ketika bekerja dengan tulus dan ikhlas, kami yakin kedepan akan berhasil,” sambung Kiai Kholil.

    Para P3K yang baru dilantik agar dapat bekerja dengan jujur, teliti dan cermat serta bertanggung jawab untuk kepentingan negara. “Sumpah yang diucapkan akan menjadi inspirasi dan sumber motivasi untuk bekerja dengan baik, tanpa merasa terbebani dengan adanya pengawasan, baik oleh atasan maupun pihak lain. Karena sumpah itu menjadi pengawas pribadi,” imbuhnya.

    “Oleh karena itu, kami berharap para ASN dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Sebab kesempatan itu datang hanya untuk orang tertentu atau hanya kepada orang yang beruntung, apalagi masih banyak rekan sejawat yang belum mendapatkan pengakuan sebagai P3K,” pungkasnya.

    Dari total 8 P3K yang dilantik, masing-masing Nurul Lailatus Saqiyah (UPT Instalasi Farmasi Kesehatan Dinkes Pamekasan), Anni Laili Farihah (RO Bidang Pelayanan Penunjang Medis dan Farmasi RSUD Smart Pamekasan), dr Moh Hasan Basri dan dr Shofi Nur Aidah Husen (Bidang Pelayanan Medis RSUD Smart Pamekasan), Faridatun Sriwahyuni (RMIK RSUD Waru), Orizal Bahtiar (S Sub Bagian Tata Usaha UPT Puskesmas Kowel), Agus Fajariyati Ningsih (Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol-PP dan Pemadam Kebakaran), serta Sri Wahyuni (guru SMP Negeri 1 Kadur). [pin/kun]

  • BPBD Bantu Kuras 60 Sumur Warga Dampak Banjir di Malang Selatan

    BPBD Bantu Kuras 60 Sumur Warga Dampak Banjir di Malang Selatan

    Malang (beritajatim.com) – Penanganan pasca banjir hari kelima di Malang Selatan, Rabu (24/9/2025) terus berlanjut.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang memastikan, kejadian Banjir di Desa Sitiarjo dan Kedungbanteng, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, menggenangi rumah warga di sejumlah dusun.

    Adapun dampak rumah tergenang berada di Dusun Krajan Tengah, Desa Sitiarjo yang dihuni 705 Jiwa atau 240 Kepala Keluarga (KK). Lalu di Dusun Krajan Kulon, Desa Sitiarjo dihuni 411 Jiwa atau 163 KK.

    Sementara di Dusun Krajan Wetan, Desa Sitiarjo, berpenghuni sebanyak 648 Jiwa atau 250 KK. Sedang di Dusun Roworate dihuni oleh 464 Jiwa atau 177 KK.

    “Estimasi luas daerah tergenang air kurang lebih 1,494 Ha. Selain permukiman jalan dan sumber air terdampak banjir. Banjir membawa material ranting pohon dan lumpur. Sekitar 6 jam banjir berangsur surut,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Rabu (24/9/2025).

    Sadono bilang, pembersihan dampak banjir dilakukan secara manual dan juga mengunakan alat berat bersama PU Bina Marga Provinsi Jatim dan Pemkab Malang.

    BPBD juga sudah mendistribusikan bantuan bagi masyarakat terdampak. Termasuk melakukan pengurasan sumur maupun sumber air menggunakan cairan penjernih dari Dinas Kesehatan.

    “Untuk hari ini pengurasan sumur di RT. 45 terdapat 5 sumur. Kemudian di RT. 46 ada 1 sumur, dan di RT. 48 ada 1 sumur. Total pengurasan serta pembersihan sumur warga sudah 60 sumur sejak tanggal 20 September 2025 hingga sore hari ini,” pungkas Sadono. (yog/ted)

  • Murid dan Guru di Kalbar Keracunan Usai Menyantap MBG Lauk Ikan Hiu

    Murid dan Guru di Kalbar Keracunan Usai Menyantap MBG Lauk Ikan Hiu

    Keesokan harinya, menu MBG di sekolah lain nyaris tak tersentuh. Ratna, ibu murid, memilih membekali anak dengan nasi dari rumah.

    “Daripada berisiko,” ucapnya.

    Senada dengan Ratna, wali murid lainnya, Susilo malah mengaku trauma. “Lebih banyak anak tidak berani makan. Risikonya lebih besar daripada manfaat,” lirihnya.

    Di SD Santa Monica, tumpukan nasi gratis masih utuh di wadah plastik. Kepala sekolah Yohanes Aliman hanya bisa menghela napas.

    “Biasanya habis, kini dibiarkan dingin,” ucpanya.

    Desas-desus lama tentang minyak babi di wadah MBG yang pernah beredar di daerah lain, meski tak terbukti di Ketapang, ikut membuat kekhawatiran. Nyawa anak-anak jadi taruhan, kata Deki, warga Delta Pawan.

    Di sisi lain, orang tua juga menyoal mubazir. Menu yang tidak sesuai selera sering terbuang percuma.

    “Bawa pulang pun tak dimakan,” ujar Sari.

    Kepala Dinas Kesehatan Ketapang Feria Kowira menegaskan seluruh biaya pengobatan 17 pasien, 16 anak, satu guru, ditanggung pemerintah.

    “Alhamdulillah kondisi membaik,” katanya.

    Sampel makanan sudah dikirim ke laboratorium Provinsi Kalimantan Barat. Pemeriksaan 24 jam dilakukan, menunggu hasil uji yang akan menentukan asal racun.

    Wakil Bupati Ketapang, Jamhuri Amir, juga datang langsung ke RSUD dokter Agoesdjam Kabupaten Ketapang.

    “Dinas Kesehatan dan Pendidikan harus dilibatkan. Pengelolaan dapur tak boleh lepas tangan,” tegasnya.

    Ia mendesak Badan Gizi Nasional melakukan evaluasi menyeluruh, mengingat kasus serupa sudah berulang di daerah lain.

  • Legislator Tak Setuju Program MBG Dihentikan: Benahi Sistemnya

    Legislator Tak Setuju Program MBG Dihentikan: Benahi Sistemnya

    Jakarta

    Anggota Komisi IX DPR Ashabul Kahfi tidak sepakat dengan usulan Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan usai ribuan siswa menjadi korban keracunan. Ashabul menilai bahwa program ini tujuannya mulia.

    “Kalau ada yang bilang program MBG harus dihentikan karena ada kasus keracunan atau menu basi, menurut saya itu keliru. Program ini punya tujuan mulia, yakni memastikan masyarakat,” kata Ashabul kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).

    “Khususnya anak-anak sekolah dan kelompok rentan, mendapat makanan sehat dan bergizi. Kalau ada masalah, yang dibenahi adalah sistemnya, bukan programnya dihentikan,” tambahnya.

    Selanjutnya, Ashabul memberikan lima saran dalam membenahi masalah tersebut. Pertama, lanjut dia yakni harus memperketat standar kualitas dan pengawasan. Artinya mulai dari pemilihan bahan, proses memasak, penyimpanan, sampai distribusi, semua harus diawasi secara ketat oleh Dinas Kesehatan dan BPOM.

    Kemudian, melakukan perbaikan rantai distribusi dan penyimpanan. Sebab, dia menilai banyak kasus terjadi karena makanan basi dalam perjalanan.

    Dia juga menyinggung peningkatan kapasitas penyedia makanan, terutama UMKM atau katering yang terlibat. Menurut dia, perlu pelatihan tentang higienitas, standar gizi, dan keamanan pangan, sehingga kualitasnya seragam di seluruh daerah.

    “Lakukan edukasi masyarakat. Orang tua, guru, bahkan siswa, harus paham bagaimana mengenali makanan yang tidak layak konsumsi, sehingga pengawasan tidak hanya dari pemerintah tapi juga dari lingkungan sekitar,” kata dia.

    “Jadi solusinya bukan menghentikan MBG. Justru dengan pembenahan bertahap ini, program bisa lebih kuat, lebih aman, dan benar-benar menjadi instrumen negara dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan cerdas,” ujarnya.

    Sebelumnya, Jaringan Pemantauan Pendidikan Indonesia (JPPI) meminta agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan. Hal ini menindaklanjuti sejumlah temuan kasus keracunan terhadap siswa setelah mengonsumsi MBG.

    Koordinator Program dan Advokasi JPPI, Ari Hadianto, menyampaikan hal itu di rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi IX DPR RI, Senin (22/9/2025). Ari menyebutkan temuan dugaan keracunan lantaran ada kesalahan sistem di BGN.

    “Tolong wakilkan kami untuk sampaikan ini kepada ke Pak Prabowo. Pertama, hentikan program MBG sekarang juga. Ini bukan kesalahan teknis, tapi kesalahan sistem di BGN karena kejadiannya menyebar di berbagai daerah,” kata Ari dalam rapat tersebut.

    Ia berharap siswa tidak dijadikan target politik. Ari meminta yang harus diprioritaskan saat ini adalah keselamatan dan tumbuh kembang anak.

    “Jadi jangan jadikan anak itu dari target-target program politik yang akhirnya malah menyampingkan keselamatan anak dan tumbuh kembang anak,” ujar Ari.

    “Maka kami meminta dengan hormat kepada para Bapak Ibu anggota Dewan anggota Komisi IX, sampaikan rekomendasi ini kepada Pak Presiden dan kami minta hentikan MBG dan evaluasi total,” ungkapnya.

    (azh/idn)

  • Klarifikasi Wali Kota Tangsel Usai Anggaran Pemkot Dikritik Leony
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Klarifikasi Wali Kota Tangsel Usai Anggaran Pemkot Dikritik Leony Megapolitan 24 September 2025

    Klarifikasi Wali Kota Tangsel Usai Anggaran Pemkot Dikritik Leony
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie akhirnya buka suara setelah anggaran belanja Pemkot Tangsel tahun 2024 ramai disorot publik.
    Sorotan itu muncul setelah mantan penyanyi cilik Trio Kwek Kwek, Leony Vitria Hartanti, melontarkan kritik melalui media sosial.
    Dalam unggahannya, Leony mempertanyakan sejumlah pos anggaran yang dinilai janggal dan fantastis. Ia menyoroti biaya perjalanan dinas yang mencapai ratusan miliar rupiah, belanja konsumsi, hingga alokasi untuk cenderamata.
    Kritik tersebut memicu diskusi luas di kalangan warganet dan menjadi perbincangan serius di masyarakat Tangsel.
    Namun, Benyamin menegaskan tidak akan membawa polemik ini ke ranah hukum. Ia justru menganggap kritik publik sebagai momentum untuk memperbaiki komunikasi pemerintah.
    “Enggak, enggak akan melaporkan. Saya hanya ingin menjelaskan saja. Mudah-mudahan semuanya
    clear
    ,” ujar Benyamin dalam konferensi pers di Rumah Dinas Wali Kota Tangsel, Serpong, Selasa (23/9/2025).
    Salah satu pos yang paling ramai dipersoalkan adalah belanja makan dan minum sebesar Rp 60 miliar. Publik menduga dana itu hanya digunakan untuk konsumsi rapat pejabat.
    Benyamin membantah hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa anggaran tersebut tersebar di 37 perangkat daerah, mulai dari sekolah, rumah sakit, hingga puskesmas.
    “Belanja makan minum itu ada di enam TK negeri, 157 SD negeri, 24 SMP negeri, tiga RSUD, dan 35 puskesmas. Jadi ini makan minum secara keseluruhan,” jelasnya.
    Benyamin mencontohkan, di RSUD Tangsel, anggaran tersebut dipakai untuk kebutuhan tenaga kesehatan. Lalu di dinas kesehatan, dana itu digunakan dalam kegiatan sosialisasi penyakit menular.
    Menurut Benyamin, dana konsumsi juga digunakan dalam kegiatan sosialisasi kesehatan, musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), serta berbagai kegiatan resmi Pemkot. Ia menambahkan bahwa penyediaan konsumsi selalu melibatkan UMKM lokal.
    “Yang harus dicatat, makan minum ini dilaksanakan dengan melibatkan UMKM di sekitar wilayah kegiatan. Jadi uangnya berputar di masyarakat,” ujarnya.
    Selain konsumsi, pos anggaran cenderamata sebesar Rp 20,48 miliar juga menuai kritik publik. Banyak yang menilai anggaran ini terlalu besar hanya untuk suvenir.
    Benyamin meluruskan bahwa istilah “cenderamata” dalam dokumen anggaran tidak berarti hadiah pribadi. Menurut dia, alokasi ini termasuk belanja penunjang kegiatan yang tersebar di 34 perangkat daerah.
    “Kalau dinas kerja mengadakan latihan jahit-jahit misalnya, ya kalau memang dianggarkan untuk mesin jahitnya, ya kami kasih mesin jahitnya juga,” kata dia.
    Dengan begitu, kata dia, penggunaan istilah cenderamata tidak boleh ditafsirkan sempit sebagai hadiah pribadi, melainkan sarana pendukung pelatihan dan program pemberdayaan.
    Leony juga sempat menyoroti angka Rp 731 juta dalam laporan keuangan yang dikira sebagai total anggaran perbaikan jalan. Angka itu dianggap terlalul kecil dibandingkan kebutuhan masyarakat.
    Benyamin menegaskan, angka tersebut bukan untuk perbaikan jalan secara keseluruhan, melainkan hanya untuk jaringan listrik di lingkungan Pemkot.
    “Rp 731 juta itu enggak mungkin ngebenarin jalan sebesar itu. Itu hanya khusus perbaikan jaringan listrik, dan itu hanya di Pemkot saja, bukan se-Tangsel,” ujarnya.
    Ia memastikan total anggaran perbaikan jalan di Tangsel pada 2024 justru mencapai Rp 538 miliar.
    “Yang keseluruhan untuk jaringan jalan sih ya 538 miliar. Jadi untuk Rp 731 juta itu untuk satu kegiatan saja untuk jaringan listrik dan itu jaringan Pemkot,” jelas dia.
    Meski kritik Leony sempat memicu polemik, Benyamin menegaskan Pemkot Tangsel tidak merasa terganggu. Ia bahkan membuka peluang untuk bertemu langsung dengan Leony jika diperlukan.
    “Tergantung kebutuhan, beliau butuh enggak penjelasan dari kami. Kalau beliau butuh akan kami jelaskan, tapi kalau enggak, ya gimana ya,” ucapnya.
    Menurutnya, kritik publik merupakan masukan berharga yang perlu ditindaklanjuti. Ia juga mengatakan akan memperbaiki cara komunikasi agar lebih sederhana dan mudah dipahami masyarakat.
    “Saya sih jadi bahan koreksi saja soal pelayanan publik kita. Jadi ke depan bahasanya jangan terlalu kaku, jangan bahasa birokrasi,” jelas Benyamin.
    Benyamin menegaskan bahwa seluruh dokumen laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dapat diakses publik melalui situs resmi Pemkot Tangsel.
    Sejak 2019, laporan keuangan rutin diunggah sesuai arahan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
    “LKPD itu memang diarahkan untuk di-upload di website pemerintah daerah setelah diperiksa oleh BPK.
    Uploading
    website itu sudah kami lakukan sejak 2019, berdasarkan aturan transparansi,” kata dia.
    Menurut dia, LKPD memuat tujuh kelompok laporan, mulai dari realisasi anggaran hingga neraca keuangan. Namun, rincian teknis yang lebih detail ada di dokumen pendukung lainnya.
    “Kalau LKPD itu dijabarkan rinci, bisa lebih tebal lagi dua sampai tiga kali lipat. Karena rinciannya ada di dokumen lain,” ucap Benyamin.
    Ia berharap penjelasan ini dapat membantu masyarakat memahami konteks penggunaan anggaran sekaligus menjadi bahan introspeksi pemerintah dalam menyampaikan informasi kepada publik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.