Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Polisi kerahkan 791 personel di hari kedua konser NCT Dream di JIS

    Polisi kerahkan 791 personel di hari kedua konser NCT Dream di JIS

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Utara mengerahkan 791 personel gabungan untuk mengawal konser NCT Dream Tour 2025 hari kedua di Jakarta Internasional Stadium (JIS), Tanjung Priok, pada Minggu.

    Sebanyak 791 personel gabungan yang dikerahkan berasal dari Polri, TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), Damkar dan Dinas Kesehatan (Dinkes).

    “Kami meminta seluruh personel bekerja secara profesional dan meningkatkan kewaspadaan, khususnya mengantisipasi tindak kejahatan jalanan,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Polisi Erick Frendriz di Jakarta.

    Pada hari kedua konser, pihaknya melakukan evaluasi terhadap situasi di luar untuk antisipasi terjadinya kecopetan. Apalagi banyak warga yang bukan penonton tapi ada di sekitar lokasi karena ini kegiatan berkelas menengah ke atas.

    Pengamanan diawali dengan apel gabungan terlebih dulu di sekitar lokasi konser. Dalam apel pengamanan NCT Dream Tour 2025 tersebut, seluruh pemangku kebijakan turut hadir.

    “Terima kasih kepada yang masih hadir. Propam agar mendata personel yang tidak hadir dan akan saya laporkan kepada Kapolda,” kata dia.

    Dia juga meminta Satuan Binmas untuk memberikan imbauan kepada penonton agar terhindar dari aksi pencopetan.

    Waka Polres Metro Jakarta Utara, AKBP James Hutajulu meminta Kepala Satuan (Kasat) Binmas agar membuatkan kalimat untuk penyampaian kepada massa pengunjung agar berhati-hati waspada kehilangan barang.

    “Ada 10 kejadian kehilangan dompet, fungsi Reskrim agar ‘standby’ di Pospam, layani para korban dengan baik,” katanya.

    JIS menjadi lokasi konser NCT Dream pada 27-28 September 2025. Persiapan telah memasuki finalisasi yang mencakup pengecekan detail mulai dari tata panggung, sistem suara, keamanan hingga fasilitas penunjang agar seluruh rangkaian acara dapat berjalan lancar sesuai jadwal.

    “Kami memastikan konser akan berlangsung aman dan nyaman. Pengalaman konser yang magis akan dirasakan oleh para NCTzen,” kata Head of SBU JI, Shinta Kesumadewi Syam.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mendagri Bakal Panggil Seluruh Kepala Daerah untuk Keamanan MBG

    Mendagri Bakal Panggil Seluruh Kepala Daerah untuk Keamanan MBG

    Jakarta

    Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebut pemerintah akan melakukan koordinasi teknis soal program makan bergizi gratis (MBG) bersama seluruh kepala daerah, kepala dinas kesehatan, dan kepala dinas pendidikan di seluruh Indonesia. Hal ini menyusul dengan kasus keracunan berkaitan dengan MBG yang terjadi berulang dalam beberapa waktu terakhir.

    Diharapkan, melalui koordinasi teknis ini nantinya program MBG bisa berjalan lebih baik dan aman untuk masyarakat.

    “Besok kami dari Kemendagri akan zoom meeting dengan seluruh kepala daerah, kemudian kepala dinas kesehatan, kemudian pendidikan, serta sekda,” ujar Mendagri, dalam konferensi pers, Minggu (28/9/2025).

    “Nanti juga akan dihadiri oleh bapak Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) akan memberikan arahan teknis kepada kepala dinas kesehatan juga ada dari Badan Gizi Nasional, dari wakil Ibu Nanik S Deyang Insya Allah akan hadir,” sambungnya.

    Pertemuan itu juga akan dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar Menengah untuk memberikan arahan Kepala Dinas Pendidikan seluruh Indonesia terkait rencana pengerahan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk ikut mengawasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) secara berkala. UKS nantinya akan dikerahkan bersama Puskesmas untuk melakukan pengawasan secara berkala.

    “Di samping itu ada sertifikat laik higiene dan sanitasi (SLHS) itu kan juga melibatkan dinkes (dinas kesehatan), besok pagi jam 8 kita akan melaksanakan meeting dengan seluruh kepala daerah dan stafnya di seluruh Indonesia,” tandasnya.

    (avk/naf)

  • Bahas Tata Kelola MBG, Mendagri Tito Karnavian Kumpulkan Seluruh Kepala Daerah

    Bahas Tata Kelola MBG, Mendagri Tito Karnavian Kumpulkan Seluruh Kepala Daerah

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan menggelar rapat nasional bersama seluruh kepala daerah dan jajaran terkait pada Senin (29/9/2025) pukul 08.00 WIB.

    Langkah ini diambil untuk mempercepat koordinasi perbaikan tata kelola program Makan Bergizi Gratis (MBG) pasca-insiden yang menjadi sorotan publik.

    “Besok kami dari Kemendagri akan Zoom Meeting dengan seluruh kepala daerah, kepala dinas kesehatan, kepala dinas pendidikan, dan sekda. Nanti juga akan dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan yang akan memberikan arahan teknis kepada kepala dinas kesehatan,” kata Tito saat konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Minggu (28/9/2025).

    Tito menambahkan, rapat daring tersebut juga akan melibatkan Badan Gizi Nasional (BGN), Wakil Kepala BGN, serta Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), mengingat program MBG juga terkait dengan pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan kewajiban Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS).

    “Karena ada Kepala Dinas Pendidikan yang hadir, tadi juga dibahas soal UKS dan SLHS yang melibatkan dinas kesehatan. Ini penting untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang disajikan di sekolah,” jelas Tito.

    Dia menekankan bahwa koordinasi lintas sektor ini krusial untuk memperkuat pengawasan dan memastikan program MBG berjalan dengan aman, higienis, dan sesuai standar kesehatan.

    “Besok jam 8 pagi di Kemendagri Zoom Meeting dengan kepala daerah dan seluruh stafnya di Indonesia,” tandas Tito.

  • Pemkab Jombang Tunjukkan Kepedulian kepada Sulton, Bocah Penderita Jantung Bocor

    Pemkab Jombang Tunjukkan Kepedulian kepada Sulton, Bocah Penderita Jantung Bocor

    Jombang (beritajatim.com) – Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Jombang menunjukkan kepedulian nyata kepada warganya. Bupati Jombang, Warsubi, didampingi oleh Wakil Bupati Salmanudin, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang Yuliati Nugrahani Warsubi, serta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, mengunjungi kediaman Sulton, seorang bocah berusia 7 tahun yang mengidap penyakit jantung bawaan sejak lahir atau jantung bocor.

    Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada Sulton dan keluarganya, khususnya ibu Sulton, Nur Azizah, dalam menghadapi perjuangan pengobatan anaknya.

    Dalam kesempatan tersebut, Yuliati Nugrahani Warsubi, yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang, menyampaikan komitmen pemerintah untuk mendampingi keluarga Sulton.

    “Kami hadir untuk memberikan bantuan kepada Ibu Nur Azizah. Jika diperlukan, perusahaan tempat beliau bekerja juga siap mendukung dengan izin kerja. OPD, termasuk Dinkes, Dinsos, dan RSUD, siap membantu. Ibu kapan siapnya operasi, monggo kita bantu dan akan kita fasilitasi,” ujar Yuliati, Sabtu (27/9/2025).

    Bupati Jombang, Warsubi, menegaskan bahwa pemerintah daerah akan menanggung seluruh biaya pengobatan Sulton. Pihaknya hadir untuk memberikan kepastian bahwa Sulton yang memiliki kelainan jantung sejak lahir akan mendapatkan penanganan terbaik.

    “Bersama Kadinkes dan Direktur RSUD, dan jajaran Pemkab sudah kami pastikan biaya pengobatan ditanggung penuh. Baik pengobatan di RSUD Jombang maupun jika harus dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo,” jelasnya.

    Sebagai tindak lanjut dari kunjungan ini, Pemkab Jombang juga akan mempermudah proses rujukan medis dan menyiapkan dokumen kelengkapan yang diperlukan agar pengobatan Sulton dapat berjalan cepat dan lancar.

    Ibunda Sulton, Nur Azizah, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan. “Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Bupati, dan jajaran serta semua pihak yang sudah peduli serta membantu pengobatan anak saya. Semoga Allah membalas semua kebaikan ini,” tuturnya dengan penuh rasa terima kasih.

    Selain itu, Nur Azizah yang bekerja di CV Wahana Sejahtera Food juga mengapresiasi kepedulian dari perusahaan tempatnya bekerja. “Selama ini perusahaan saya juga sudah membantu, termasuk membayarkan iuran BPJS kami. Perusahaan juga memberikan keringanan cuti agar saya bisa mendampingi anak saya selama pengobatan. Dukungan ini sangat berarti bagi keluarga kami,” tambahnya.

    Kunjungan ini menjadi bukti bahwa kepedulian terhadap kesehatan dan kesejahteraan warga Jombang bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan berbagai pihak, termasuk dunia usaha.

    Dukungan yang diberikan oleh Pemkab Jombang, TP PKK, OPD, serta pihak swasta adalah wujud nyata dari solidaritas yang tinggi untuk masyarakat. Ini juga menegaskan bahwa setiap individu, meskipun dalam keadaan sulit, tetap berhak mendapatkan akses pelayanan kesehatan terbaik. [suf]

  • 16 Siswa SD di Jember Alami Mual dan Muntah Usai Santap Menu MBG

    16 Siswa SD di Jember Alami Mual dan Muntah Usai Santap Menu MBG

    Jember

    Sebanyak 16 siswa SD Negeri di Kecamatan Semboro, Jember, dibawa ke puskesmas usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Belasan anak itu mengalami gejala mual hingga muntah.

    “Kami kemarin mendapat laporan dari masyarakat tentang dugaan keracunan 16 siswa usai kegiatan Makanan Bergizi (MBG) di SDN 05 Sidomekar, Kecamatan Semboro,” kata Kapolsek Semboro Iptu Andreas dilansir detikJatim, Minggu (28/9/2025).

    Mobil pengantar MBG tiba di sekolah tersebut pada Jumat (26/9) pukul 08.30 WIB. Siswa lalu menyantap makanan MBG sekitar pukul 10.00 WIB.

    “Hanya berselang 10 menit, tepatnya pukul 10.10 WIB, beberapa siswa dari kelas 2, 5, dan 6 dilaporkan mulai merasakan mual-mual dan sakit perut,” ujar Andreas.

    Dia mengatakan pada pukul 10.20 WIB, para guru membawa lima siswa yang mengalami gejala terparah ke Puskesmas Semboro untuk pemeriksaan. Sementara itu, siswa lain yang hanya merasakan mual-mual ringan tetap berada di sekolah.

    “Sampel makanan sudah dibawa oleh petugas dari Dinas Kesehatan untuk dilakukan uji lab,” ungkapnya.

    (ygs/ygs)

  • Hasil Lab Keluar, Eks Direktur WHO Ungkap Penyebab Keracunan di MBG

    Hasil Lab Keluar, Eks Direktur WHO Ungkap Penyebab Keracunan di MBG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan direktur penyakit menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama buka suara ihwal sejumlah masalah yang berpotensi meyebabkan makanan bergizi gratis (MBG) menjadi pemicu keracunan massal.

    Meski begitu, Tjandra menegaskan, keracunan makanan tentu terjadi di berbagai belahan dunia, dan tidak hanya dihubungkan dengan program Makan Bergizi Gratis.

    “Secara umum World Health Organization (WHO) menyebutkan setidaknya ada lima hal yang dapat dideteksi di laboratorium untuk menilai keracunan makanan, dan baik kalau lima hal ini juga diperiksa di laboratorium kita sehubungan keracunan makanan yang dikaitkan dengan MBG ini,” kata Tjandra dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

    Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/Adjunct Professor Griffith University itu mengatakan bila merujuk pada hasil lab pemeriksaan sampel MBG di Laboratorium Kesehatan Daerah di Jawa Barat, setidaknya ada dua penyebab keracunan makanan.

    Pertama, ialah ditemukannya bakteri yang mayoritasnya berupa Salmonella pada sampel makanan MBG. Tjandra mengatakan, menurut WHO kontaminasi bakteri Salmonela dihubungkan dengan makanan tinggi protein seperti daging, unggas dan telur.

    Kedua, ditemukan juga mayoritas bakteri berupa Bacillus cereus. Ia menyebut, bila merujuk data dari NSW Food Authority Australia, Bacillus cereus yang dapat menyebabkan keracunan makanan dihubungkan antara lain dengan penyimpanan nasi yang tidak tepat.

    Di luar temuan itu, Tjandra mengatakan keracunan makanan setidaknya dipicu oleh lima hal, berdasarkan kajian WHO. Lima masalah ini kata dia sebetulnya juga bisa dideteksi di laboratorium untuk menilai pemicu keracunan makanan.

    “Dan baik kalau lima hal ini juga diperiksa di laboratorium kita sehubungan keracunan makanan yang dikaitkan dengan MBG ini,” tuturnya.

    Masalah pertama, yang memicu keracunan makanan secara luas, kata Tjandra ialah ditemukannya Salmonela, Campylobacter dan Escherichia coli pada sampel makanan korban keracunan. Selain itu juga dapat ditemukan Listeria dan Vibrio cholerae.

    Kedua, adalah virus yang disebut WHO berjenis Novovirus dan virus Hepatitis A. Ketiga, ialah disebabkan keberadaan parasit seperti cacing trematoda dan cacing pita seperti Ekinokokus maenia Taenia.

    “Yang lebih jarang adalah cacing seperti Askaris, Kriptosporidium, Entamoeba histolytica dan Giardia yang masuk ke rantai penyediaan makanan melalui air dan tanah yang tercemar,” ujar Tjandra.

    Penyebab keempat yang biasanya memicu keracunan makanan ia sebut prion, meski kasusnya jarang. Prion adalah bahan infeksi yang terdiri dari protein, contohnya adalah Bovine spongiform encephalopathy (BSE).

    Penyebab ke lima, yang perlu diantisipasi ialah kemungkinan kontaminasi bahan kimia pada makan. Untuk bahan kimia maka WHO membaginya menjadi tiga bagian, yakni logam berat seperti timbal, kadmium, dan merkuri; polutan organik persisten (“Persistent organic pollutants – POPs”) seperti misalnya dioksin dan polychlorinated biphenyls -PCBs; serta berbagai bentuk toksin lain adalah mycotoxins, marine biotoxins, cyanogenic glycosides, aflatoxin dan ochratoxin.

    “Berbagai potensi yang di sebut WHO ini tentu patut jadi pertimbangan kita, walau tentu sama sekali tidak berarti bahwa keracunan makanan yang berhubungan dengan MBG sekarang ini adalah disebabkan lima hal itu. Penjelasan umum WHO ini disampaikan hanya sebagai bagian dari kewaspadaan kita saja,” kata Tjandra.

    Sebagaimana diketahui, Laboratorium Kesehatan Jawa Barat (Labkes Jabar) menerima ratusan sampel makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Januari 2025. Sampel tersebut berasal dari belasan kabupaten/kota di Jabar.

    Sampel yang dikirimkan merupakan makanan yang menjadi pemicu keracunan penerima MBG.

    Dilansir dari detikJabar, Kepala Labkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi, mengatakan sampel makanan itu diterima melalui dinas kesehatan kabupaten/kota masing-masing.

    “Berdasarkan sampel yang masuk dari Januari-September, didapatkan sampel KLB keracunan makanan dari MBG sebanyak 163 sampel, dengan jumlah instansi pengirim sebanyak 11 dinas kesehatan kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat, antara lain Dinkes Kabupaten Bandung Barat, Dinkes Kabupaten Bandung, Dinkes Kota Bandung, Dinkes Kabupaten Cianjur, Dinkes Kabupaten Garut, Dinkes Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Dinkes Kota Cirebon, Dinkes Kota Cimahi, dan Dinkes Kabupaten Sukabumi,” kata Ryan kepada detikJabar.

    “Dengan frekuensi KLB MBG sebanyak 20 kali,” tambahnya.

    Ryan menyebut hasil pemeriksaan KLB MBG di laboratorium mikrobiologi menunjukkan 72% hasil negatif dan 23% hasil positif, antara lain Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Bacillus cereus.

    Untuk pemeriksaan laboratorium kimia, sebanyak 92% hasil negatif dan 8% hasil positif nitrit. Mayoritas, ada dua bakteri yang mengontaminasi makanan.

    “Dari parameter pemeriksaan keamanan pangan pada laboratorium mikrobiologi hasilnya berbeda-beda, secara frekuensi didominasi oleh bakteri Salmonella dan Bacillus cereus. Pada pemeriksaan laboratorium kimia paling banyak dari parameter nitrit,” ungkapnya.

    Ketika disinggung terkait faktor kebersihan air, peralatan memasak, dan higienitas pekerja Dapur MBG, Ryan menyebut ketiganya berpengaruh.

    “Ya, kebersihan air, peralatan, dan higienitas pekerja dapur (food handler) sangat berpengaruh terhadap terjadinya keracunan makanan, dan hal ini diatur jelas dalam regulasi,” tuturnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Capaian Imunisasi Campak Sumenep Tembus 95,7 Persen, Lampaui Target Nasional

    Capaian Imunisasi Campak Sumenep Tembus 95,7 Persen, Lampaui Target Nasional

    Sumenep (beritajatim.com) – Pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) di Kabupaten Sumenep selama hampir 1 bulan, cukup menggembirakan. Total capaian imunisasi campak se- Kabupaten Sumenep hingga 26 September 2025 sebesar 95,7 persen.

    “Alhamdulillh, berkat kerja keras semua pihak, pelaksanan imunisasi campak di Kabupaten Sumenep telah melampaui target yang ditetapkan yakni 95 persen. Dari total sasaran sebanyak 73.969, yang sudah diimunisasi tercatat 70.822 atau 95,7 persen,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, Sabtu (27/09/2025).

    Capaian imunisasi tertinggi tercatat di Puskesmas Giligenting yakni 99,1 persen, kemudian Puskesmas Pandian 97,9 persen, Puskesmas Bluto dan Puskesmas Sapeken sama-sama 97,8 persen.

    Namun demikian, Syamsuri mengakui masih ada beberapa Puskesmas yang capaian vaksinasinya belum memenuhi target 95 persen, yakni Puskesmas Dungkek 80 persen, Puskesmas Lenteng 93,4 persen, dan Puskesmas Rubaru 94,5 persen.

    “Kami akan terus mendorong peningkatan capaian imunisasi campak di Puskesmas-puskesmas yang belum mencapai target, melalui tenaga kesehatan setempat maupun kader-kader Posyandu,” terangnya.

    Dengan imunisasi campak ini, lanjutnya, ia berharap akan terbentuk ‘herd immunity’ atau kekebalan kelompok. “Apabila herd immunity’ sudah terbentuk, kalaupun ada yang sakit, maka tidak sampai parah. Ini bisa menekan angka penderita campak yang meninggal,” ujarnya. (tem/kun)

  • Prabowo minta kasus keracunan MBG tak dipolitisasi

    Prabowo minta kasus keracunan MBG tak dipolitisasi

    “Harus waspada, jangan sampai ini dipolitisasi,”

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto meminta kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah di tanah air tidak dipolitisasi.

    “Harus waspada, jangan sampai ini dipolitisasi,” kata Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.

    Presiden Prabowo mengatakan dirinya baru kembali dari kunjungan luar negeri selama tujuh hari, namun terus memantau perkembangan kasus tersebut.

    Kepala Negara menyampaikan akan memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana beserta sejumlah pejabat terkait untuk membahas penanganan masalah ini.

    Menurut Presiden, persoalan ini merupakan masalah besar. Dirinya mengakui masih terdapat kekurangan sejak awal pelaksanaan. Namun, Prabowo menyatakan pihaknya akan menyelesaikan masalah ini dengan baik.

    “Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal. Tapi saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik,” ucapnya.

    Presiden menambahkan bahwa tujuan utama program MBG adalah untuk membantu anak-anak yang sering kesulitan mendapatkan makanan bergizi.

    Presiden mencontohkan masih banyak anak yang hanya bisa makan nasi dengan garam. Karena itu, upaya memberikan makanan kepada jutaan anak pasti menghadapi hambatan yang harus diatasi bersama.

    “Ini yang harus kita atasi, untuk memberi makan juta pasti ada hambatan rintangan, ini kita atasi,” pungkasnya.

    Diketahui, terjadi peningkatan kasus keracunan usai mengonsumsi MBG di sejumlah daerah dalam beberapa minggu terakhir, yang mengakibatkan banyak siswa harus mendapatkan penanganan medis.

    Badan Gizi Nasional (BGN) yang menjadi leading sector program ini telah mengeluarkan keputusan terkait antisipasi kasus-kasus keracunan MBG.

    Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang menegaskan bahwa seluruh dapur mitra yang pernah terlibat kasus keracunan telah menerima surat pemberitahuan resmi.

    “Hari ini sudah kami keluarkan surat kepada semua dapur yang sebelumnya bermasalah. Proses verifikasi kini jauh lebih ketat,” katanya, Jumat (26/9).

    Sebagai bagian dari pengawasan, BGN akan mengerahkan tim inspeksi yang terdiri dari unsur BPOM, Dinas Kesehatan, dan kepolisian. Tim ini bertugas mengevaluasi langsung kondisi dapur dan memastikan pemenuhan standar yang ditetapkan dalam petunjuk teknis (juknis).

    “Jika kami menemukan dapur yang tidak memenuhi juknis, operasionalnya akan langsung dihentikan. Tidak ada toleransi dalam hal ini,” katanya.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo akan panggil Kepala BGN bahas kasus keracunan MBG

    Prabowo akan panggil Kepala BGN bahas kasus keracunan MBG

    “Saya baru dari luar negeri tujuh hari, saya monitor ada perkembangan itu. Habis ini saya langsung akan panggil Kepala BGN dengan berapa pejabat, kita akan diskusikan,”

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto akan memanggil Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana untuk membahas sejumlah kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis di sejumlah daerah di tanah air.

    “Saya baru dari luar negeri tujuh hari, saya monitor ada perkembangan itu. Habis ini saya langsung akan panggil Kepala BGN dengan berapa pejabat, kita akan diskusikan,” ujar Prabowo di Lanud Halim, Jakarta, Sabtu.

    Prabowo mengatakan program MBG pasti mengalami sejumlah kendala di awal. Apalagi ini merupakan program yang besar. Namun dia ingin kendala-kendala tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

    “Harus waspada jangan sampai ini dipolitisasi, tujuan makan bergizi adalah untuk anak-anak kita yang sering sulit makan,” kata Presiden.

    Prabowo mengingatkan kembali tujuan dibuatnya program MBG yaitu untuk anak-anak yang sulit mendapatkan makan bergizi.

    “Mereka itu makan hanya nasi pakai garam, ini yang harus kita atasi, untuk memberi makan juga pasti ada hambatan rintangan, ini kita atasi,” kata Kepala Negara.

    Diketahui, terjadi peningkatan kasus keracunan usai mengonsumsi MBG di sejumlah daerah dalam beberapa minggu terakhir, yang mengakibatkan banyak siswa harus mendapatkan penanganan medis.

    Badan Gizi Nasional (BGN) yang menjadi leading sector program ini telah mengeluarkan keputusan terkait antisipasi kasus-kasus keracunan MBG.

    Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang menegaskan bahwa seluruh dapur mitra yang pernah terlibat kasus keracunan telah menerima surat pemberitahuan resmi.

    “Hari ini sudah kami keluarkan surat kepada semua dapur yang sebelumnya bermasalah. Proses verifikasi kini jauh lebih ketat,” katanya, Jumat (26/9).

    Sebagai bagian dari pengawasan, BGN akan mengerahkan tim inspeksi yang terdiri dari unsur BPOM, Dinas Kesehatan, dan kepolisian. Tim ini bertugas mengevaluasi langsung kondisi dapur dan memastikan pemenuhan standar yang ditetapkan dalam petunjuk teknis (juknis).

    “Jika kami menemukan dapur yang tidak memenuhi juknis, operasionalnya akan langsung dihentikan. Tidak ada toleransi dalam hal ini,” katanya.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi Selidiki Dugaan 130 Siswa Keracunan MBG di Sumbawa, Satu Dapur SPPG Ditutup
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 September 2025

    Polisi Selidiki Dugaan 130 Siswa Keracunan MBG di Sumbawa, Satu Dapur SPPG Ditutup Regional 27 September 2025

    Polisi Selidiki Dugaan 130 Siswa Keracunan MBG di Sumbawa, Satu Dapur SPPG Ditutup
    Tim Redaksi
    SUMBAWA, KOMPAS.com
    – Polisi tengah menyelidiki dugaan keracunan massal yang dialami 130 siswa usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
    Kasat Reskrim Polres Sumbawa AKP Dilia Pria Firmawan membenarkan hal tersebut. Menurut dia, langkah penyelidikan mencakup pengambilan sampel makanan di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
    “Benar, saat ini kami sedang melakukan penyelidikan dugaan keracunan yang dialami ratusan siswa di Kecamatan Empang setelah menyantap menu MBG,” kata Dilia saat dikonfirmasi, Sabtu (27/9/2025).
    Ia menyebut, informasi awal diperoleh dari laporan masyarakat terkait adanya siswa sekolah di Kecamatan Empang yang mengalami gejala keracunan massal usai makan MBG. Polisi lalu bergerak cepat melakukan interogasi awal terhadap sejumlah saksi.
    “Penyidik juga langsung mendata jumlah siswa yang diduga keracunan, baik yang menjalani rawat inap maupun rawat jalan di dua fasilitas kesehatan terdekat, yakni Puskesmas Tarano dan Puskesmas Empang,” ujarnya.
    Polisi kemudian meninjau langsung dapur MBG di Desa Bukit Eja untuk memastikan sumber makanan yang diduga menyebabkan keracunan.
    “Kami mendata jenis menu makanan yang disajikan oleh MBG yang diduga menjadi penyebab keracunan,” sebut Dilia.
    Sebagai langkah penting, polisi mengambil sampel makanan dari dapur tersebut untuk diuji di BPOM Provinsi NTB dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa.
    “Hasil uji lab dari BPOM diperkirakan baru dapat diketahui dalam waktu kurang lebih 14 hari. Pihak kepolisian saat ini masih menunggu hasil resmi tersebut untuk menentukan langkah hukum selanjutnya,” tegasnya.
    Sementara itu, dapur SPPG yang menyiapkan makanan untuk siswa terpaksa dihentikan sementara imbas kasus ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.