Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Usai Dugaan Keracunan, Pemkab Magetan Perketat Pengawasan Program MBG

    Usai Dugaan Keracunan, Pemkab Magetan Perketat Pengawasan Program MBG

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan menegaskan komitmennya dalam memastikan keamanan dan kualitas pangan pada pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Langkah ini merupakan tindak lanjut atas dugaan kasus keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa SDN Kediren 2, Kecamatan Lembeyan, baru-baru ini.

    Bupati Magetan, Nanik Endang Rusminiarti, menyampaikan keprihatinannya kepada para siswa yang terdampak serta mengapresiasi kerja cepat seluruh pihak yang menangani kejadian tersebut secara sigap hingga kondisi para siswa kini berangsur pulih.

    “Pemerintah Kabupaten Magetan terus berkomitmen menjamin keamanan pangan dan memastikan Program MBG berjalan sesuai harapan untuk menyiapkan Generasi Emas Indonesia,” ujar Bupati Nanik, Jumat (17/10/2025).

    Bupati juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak khawatir. Menurutnya, Pemkab Magetan telah melakukan langkah mitigasi dan pengawasan berlapis melalui Satgas MBG untuk memastikan program berjalan aman.

    Pengawasan Berlapis untuk Jamin Keamanan Pangan

    Pemkab Magetan menerapkan sejumlah langkah konkret agar pelaksanaan program MBG tetap aman dan sesuai standar.

    Satgas Percepatan Penyelenggaraan Program MBG secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi di setiap tahap pelaksanaan. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua proses berjalan sesuai prosedur dan standar keamanan pangan.

    Kepatuhan terhadap Standar Operasional

    Seluruh Satuan Pelaksana Penyedia Pangan Gizi (SPPG) diwajibkan mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

    Peningkatan Standar Higiene dan Sanitasi

    Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama DPMPTSP mempercepat penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi penyedia makanan. Hingga saat ini, pemeriksaan kesehatan lingkungan (IKL) telah mencapai lebih dari 80 persen.

    Selain itu, pelatihan bagi penjamah makanan juga terus ditingkatkan baik secara daring melalui LMS maupun tatap muka. Pemeriksaan laboratorium terhadap air, alat, dan bahan pangan pun menunjukkan hasil yang memenuhi standar kualitas.

    Pemantauan Sekolah dan Fasilitas Kesehatan

    Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) turut aktif melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program di sekolah. Fasilitas kesehatan di tingkat FKTP maupun FKRTL juga disiagakan untuk memberikan respon cepat bila terjadi kedaruratan kesehatan.

    Jalur Laporan Masyarakat Dibuka

    Sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan informasi publik, Pemkab Magetan membuka jalur pelaporan dan pengaduan melalui PSC 119 Magetan di nomor telepon 0351-8900119 atau 0852-8900-0119.

    “Kami mengajak masyarakat ikut mengawasi dan melaporkan bila menemukan hal-hal yang mencurigakan atau membutuhkan penanganan kesehatan segera,” pesan Bupati Nanik.

    Dengan berbagai upaya tersebut, Pemkab Magetan berharap Program Makan Bergizi Gratis dapat terus berjalan optimal dan menjadi langkah nyata dalam meningkatkan gizi anak-anak sekolah. Program ini juga diharapkan mampu memperkuat kualitas sumber daya manusia menuju Magetan yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. [fiq/ian]

  • Pemkab Kediri Gelar Musrenbang Tematik Kelompok Rentan, Wujudkan Pembangunan Inklusif dan Berkeadilan

    Pemkab Kediri Gelar Musrenbang Tematik Kelompok Rentan, Wujudkan Pembangunan Inklusif dan Berkeadilan

    Kediri (beritajatimcom) – Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) bekerja sama dengan SuaR Indonesia (Suara Perempuan dan Anak Rentan) menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik Kelompok Rentan di Aula Balai Desa Doko.

    Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran kelompok rentan seperti perempuan, anak, lansia, penyandang disabilitas, dan masyarakat marginal dalam proses perencanaan serta pembangunan daerah agar lebih inklusif dan berkeadilan.

    Acara yang bertema “Memperkuat Peran Kelompok Rentan dalam Perencanaan dan Pembangunan Kabupaten Kediri” ini menjadi forum strategis untuk memastikan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kediri, Mohamad Solikin, menyampaikan apresiasi dan menegaskan pentingnya pendekatan pembangunan yang berpihak kepada semua warga tanpa terkecuali.

    Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik Kelompok Rentan Pemerintah Kabupaten Kediri di Aula Balai Desa Doko.

    “Forum ini menjadi ruang penting untuk memastikan tidak ada satu pun warga yang tertinggal dari proses pembangunan. Pembangunan daerah adalah milik kita bersama, tanpa memandang latar belakang maupun kondisi sosial ekonomi,” ujar Solikin.

    Ia menekankan bahwa hasil Musrenbang Tematik Kelompok Rentan diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta menjadi bahan masukan dalam Musrenbang tingkat provinsi dan nasional. Selain itu, penggunaan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTKS) disebut sangat penting agar kebijakan dan program bantuan benar-benar berbasis data, akurat, dan tepat sasaran.

    Sebagai wujud nyata keberpihakan terhadap masyarakat rentan, Solikin menyoroti program Sekolah Rakyat (Boarding School) yang diperuntukkan bagi warga miskin di Kabupaten Kediri. Program ini menjadi langkah konkret pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan antargenerasi.

    “Kita tidak ingin jika orang tuanya miskin, anaknya juga miskin. Pemerintah harus hadir dengan kebijakan yang adil dan berkelanjutan,” tegasnya.

    Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik Kelompok Rentan Pemerintah Kabupaten Kediri di Aula Balai Desa Doko.

    Solikin berharap Musrenbang Tematik ini menjadi momentum memperkuat komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha dalam membangun Kabupaten Kediri yang inklusif, berdaya saing, dan berkeadilan sosial.

    “Kita berharap forum ini menjadi wadah sinergi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha agar pembangunan di Kabupaten Kediri benar-benar berpihak kepada semua. Dari Kediri untuk Kediri, dari warga untuk warga,” pungkasnya.

    Sementara itu, Plt. Kepala Bappeda Kabupaten Kediri, Joko Suwono, menegaskan pentingnya pendekatan partisipatif dalam setiap proses perencanaan pembangunan. “Keterlibatan kelompok rentan bukan hanya formalitas, melainkan strategi untuk memastikan kebutuhan masyarakat benar-benar tercermin dalam dokumen perencanaan,” jelasnya.

    Senada dengan itu, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Kediri, Yuli Marwanto, menambahkan bahwa sinergi multipihak menjadi kunci keberhasilan pembangunan inklusif.

    “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga nonpemerintah agar program pembangunan menjangkau semua lapisan masyarakat,” tuturnya.

    Musrenbang Tematik ini juga menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai sektor, termasuk Staf Khusus Bupati Bidang Sosial, Dyah Saktiana, dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Bambang Triyono Putro.

    Diskusi difasilitasi oleh Direktur SuaR Indonesia, Sanusi, yang menekankan pentingnya memperkuat peran kelompok rentan dalam meningkatkan derajat kesehatan, kesejahteraan, dan partisipasi masyarakat di Kabupaten Kediri. [ADV PKP/nm/but]

  • Pemkot Kediri Perkuat Program Makan Bergizi Gratis Lewat Aplikasi Data Sasaran 3B

    Pemkot Kediri Perkuat Program Makan Bergizi Gratis Lewat Aplikasi Data Sasaran 3B

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Kediri terus memperkuat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menggelar Workshop Aplikasi Data Sasaran 3B (Bumil, Busui, dan Balita Non-PAUD) pada Jumat (17/10/2025) di Ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri.

    Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) ini menjadi langkah konkret untuk meningkatkan akurasi data serta efektivitas distribusi program prioritas nasional tersebut.

    Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, dr Muh. Fajri Mubasysyir, menjelaskan bahwa workshop ini merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Wali Kota Kediri Nomor 100.3.3.3/216/419.033/2025 tentang Satgas Percepatan Penyelenggaraan MBG.

    “Kegiatan ini kami laksanakan untuk mengantisipasi dinamika data sasaran 3B yang berubah cepat, memastikan distribusi MBG berjalan efisien dan efektif, serta mengatur persebaran dapur Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) agar sesuai lokasi penerima manfaat,” ujarnya.

    Program MBG yang dijalankan oleh Badan Gizi Nasional merupakan bagian dari Asta Cita Presiden RI dan menargetkan kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, serta balita non-PAUD. Di Kota Kediri, program ini telah dimulai sejak 14 Juli 2025 melalui tiga SPPG pertama di Tosaren, Dermo, dan Ngadirejo, dengan total penerima manfaat sebanyak 1.100 orang.

    Kini jumlahnya meningkat pesat menjadi 24 SPPG yang tersebar di seluruh Kota Kediri, didukung oleh 620 kader dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) IMP Bangga Kencana.

    Namun, dr Fajri mengungkapkan masih terdapat perbedaan data antara laporan kader dan SPPG. “Berdasarkan data terkini, sasaran terlayani versi kader berjumlah 2.830 orang, sedangkan versi SPPG mencapai 3.340 orang. Ada deviasi sekitar 510 data yang harus segera diselesaikan,” jelasnya.

    Untuk menuntaskan perbedaan tersebut, Pemkot Kediri bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengembangkan aplikasi pencatatan data sasaran 3B yang akan memperkuat koordinasi antarinstansi dan meningkatkan keakuratan data di lapangan.

    Selain penguatan data, Pemkot Kediri juga menaruh perhatian besar terhadap aspek keamanan pangan dan izin sanitasi. Hal ini menyusul sejumlah kasus keracunan makanan di berbagai daerah yang menjadi pelajaran penting dalam penerapan standar kelayakan makanan MBG.

    “Kami akan terus turun ke lapangan untuk memastikan semua dapur SPPG memenuhi standar sanitasi, agar pelaksanaan MBG di Kediri benar-benar efektif, efisien, tepat sasaran, dan menjamin seluruh penerima manfaat sehat serta selamat,” tegas dr Fajri.

    Workshop ini diikuti oleh perwakilan Dinas Kesehatan, Bappeda, Koordinator Kader TPK, penyuluh KB, serta perwakilan kelurahan. Para peserta diharapkan mampu memahami dan mengimplementasikan pencatatan data secara tepat waktu dan akurat.

    “Selamat mengikuti kegiatan ini, serap ilmunya dengan baik, dan mari bersama kita sukseskan Program Makan Bergizi Gratis demi masa depan generasi yang lebih sehat dan kuat,” pungkas dr Fajri.

    Melalui penerapan aplikasi 3B dan koordinasi lintas instansi, Pemerintah Kota Kediri menegaskan komitmennya dalam mendukung program prioritas nasional sekaligus memastikan manfaat Program Makan Bergizi Gratis dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama kelompok rentan di daerah. [nm/beq]

  • ​Pemprov DKI Jakarta Gercep Mitigasi Dampak Cuaca Panas Ekstrem

    ​Pemprov DKI Jakarta Gercep Mitigasi Dampak Cuaca Panas Ekstrem

    Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiagakan seluruh jajaran untuk menghadapi dampak cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir. 

    Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara di Jakarta pada Rabu (16/10) mencapai 35 derajat Celsius, dengan kisaran suhu harian antara 26 hingga 34 derajat Celsius. Sebelumnya, pada 14 Oktober 2025, suhu tercatat mencapai 34–37 derajat Celsius di sejumlah wilayah.

    BMKG memperkirakan kondisi panas ekstrem ini masih berpotensi berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November, dipengaruhi oleh gerak semu matahari dan penguatan Monsun Australia yang mengurangi kelembapan udara di wilayah selatan Indonesia, termasuk Jakarta.

    Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk bergerak cepat dan terukur dalam melakukan mitigasi serta memastikan keselamatan warga.

    “Kami memahami situasi ini tidak mudah bagi masyarakat. Karena itu, saya telah meminta jajaran terkait untuk melakukan mitigasi berbasis data dan kolaborasi lintas sektor. Fokus utama kami adalah menjaga kesehatan dan keselamatan warga Jakarta di tengah cuaca ekstrem ini,” kata Pramono dalam keteranganya dikutip Jumat, 17 Oktober 2025.
     

    Pemprov DKI Jakarta juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan disiplin menjaga diri, antara lain dengan:

    – Menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00–16.00 WIB, saat intensitas radiasi matahari mencapai puncaknya.

    – Menggunakan alat pelindung diri seperti payung, topi, kacamata hitam, dan tabir surya (sunscreen) bila harus beraktivitas di luar ruangan.

    – Memperbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

    – Mengurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

    – Bila terpaksa berada di luar ruangan, usahakan berteduh di bawah pohon, kanopi, atau menggunakan penutup kepala lembap untuk menurunkan suhu tubuh.

    “Kita perlu disiplin menjaga diri, cukup minum air, kurangi aktivitas di luar ruangan saat siang hari, dan manfaatkan ruang publik yang lebih sejuk bila perlu. Pemerintah akan terus hadir memastikan layanan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan, tetap berjalan optimal,” tambah Gubernur Pramono.

    Pemprov DKI juga telah menyiapkan sejumlah langkah strategis lintas dinas untuk mengurangi dampak panas ekstrem, di antaranya:

    – BPBD DKI Jakarta memperluas operasi modifikasi cuaca (OMC) bekerja sama dengan BMKG untuk mengatur distribusi curah hujan dan memantau potensi cuaca ekstrem.

    – Dinas Kesehatan (Dinkes) meningkatkan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dalam menangani kasus dehidrasi, heatstroke, dan ISPA, serta menggelar edukasi publik agar warga menjaga asupan cairan dan membatasi aktivitas luar ruangan pada pukul 10.00–14.00 WIB. Petugas kesehatan juga melakukan pemantauan dan distribusi air minum bagi kelompok rentan.

    – Dinas Pertamanan dan Hutan Kota bersama Dinas Lingkungan Hidup mempercepat penanaman pohon dan penyemprotan water mist pada jam-jam puncak panas untuk menurunkan suhu mikro dan menambah kadar oksigen. Pemantauan pohon rawan tumbang akibat angin kencang juga diperketat.

    – Dinas Pendidikan memastikan setiap sekolah menerapkan SOP darurat suhu panas, termasuk pengaturan aktivitas luar ruangan bagi peserta didik.

    – Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kolaborasi dengan komunitas lingkungan dan transportasi untuk menyosialisasikan perilaku adaptif, seperti penggunaan masker, pengurangan emisi kendaraan, dan pemanfaatan ruang hijau publik yang teduh bagi pejalan kaki serta pesepeda.

    – Pemprov DKI membuka peluang kolaborasi dengan berbagai perusahaan penyedia air minum, selain PAM Jaya, untuk turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam menyediakan akses air minum bagi masyarakat di ruang-ruang publik.

    Masyarakat dihimbau untuk terus mengikuti informasi resmi dari BMKG dan segera melaporkan kondisi darurat melalui layanan 112. Informasi lebih lanjut mengenai langkah mitigasi dan imbauan kesehatan dapat diakses melalui aplikasi JAKI, situs resmi jakarta.go.id, serta akun media sosial @DKIJakarta.

    Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiagakan seluruh jajaran untuk menghadapi dampak cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir. 
     
    Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara di Jakarta pada Rabu (16/10) mencapai 35 derajat Celsius, dengan kisaran suhu harian antara 26 hingga 34 derajat Celsius. Sebelumnya, pada 14 Oktober 2025, suhu tercatat mencapai 34–37 derajat Celsius di sejumlah wilayah.
     
    BMKG memperkirakan kondisi panas ekstrem ini masih berpotensi berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November, dipengaruhi oleh gerak semu matahari dan penguatan Monsun Australia yang mengurangi kelembapan udara di wilayah selatan Indonesia, termasuk Jakarta.

    Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk bergerak cepat dan terukur dalam melakukan mitigasi serta memastikan keselamatan warga.
     
    “Kami memahami situasi ini tidak mudah bagi masyarakat. Karena itu, saya telah meminta jajaran terkait untuk melakukan mitigasi berbasis data dan kolaborasi lintas sektor. Fokus utama kami adalah menjaga kesehatan dan keselamatan warga Jakarta di tengah cuaca ekstrem ini,” kata Pramono dalam keteranganya dikutip Jumat, 17 Oktober 2025.
     

     
    Pemprov DKI Jakarta juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan disiplin menjaga diri, antara lain dengan:
     
    – Menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00–16.00 WIB, saat intensitas radiasi matahari mencapai puncaknya.
     
    – Menggunakan alat pelindung diri seperti payung, topi, kacamata hitam, dan tabir surya (sunscreen) bila harus beraktivitas di luar ruangan.
     
    – Memperbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
     
    – Mengurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.
     
    – Bila terpaksa berada di luar ruangan, usahakan berteduh di bawah pohon, kanopi, atau menggunakan penutup kepala lembap untuk menurunkan suhu tubuh.
     
    “Kita perlu disiplin menjaga diri, cukup minum air, kurangi aktivitas di luar ruangan saat siang hari, dan manfaatkan ruang publik yang lebih sejuk bila perlu. Pemerintah akan terus hadir memastikan layanan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan, tetap berjalan optimal,” tambah Gubernur Pramono.
     
    Pemprov DKI juga telah menyiapkan sejumlah langkah strategis lintas dinas untuk mengurangi dampak panas ekstrem, di antaranya:
     
    – BPBD DKI Jakarta memperluas operasi modifikasi cuaca (OMC) bekerja sama dengan BMKG untuk mengatur distribusi curah hujan dan memantau potensi cuaca ekstrem.
     
    – Dinas Kesehatan (Dinkes) meningkatkan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dalam menangani kasus dehidrasi, heatstroke, dan ISPA, serta menggelar edukasi publik agar warga menjaga asupan cairan dan membatasi aktivitas luar ruangan pada pukul 10.00–14.00 WIB. Petugas kesehatan juga melakukan pemantauan dan distribusi air minum bagi kelompok rentan.
     
    – Dinas Pertamanan dan Hutan Kota bersama Dinas Lingkungan Hidup mempercepat penanaman pohon dan penyemprotan water mist pada jam-jam puncak panas untuk menurunkan suhu mikro dan menambah kadar oksigen. Pemantauan pohon rawan tumbang akibat angin kencang juga diperketat.
     
    – Dinas Pendidikan memastikan setiap sekolah menerapkan SOP darurat suhu panas, termasuk pengaturan aktivitas luar ruangan bagi peserta didik.
     
    – Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kolaborasi dengan komunitas lingkungan dan transportasi untuk menyosialisasikan perilaku adaptif, seperti penggunaan masker, pengurangan emisi kendaraan, dan pemanfaatan ruang hijau publik yang teduh bagi pejalan kaki serta pesepeda.
     
    – Pemprov DKI membuka peluang kolaborasi dengan berbagai perusahaan penyedia air minum, selain PAM Jaya, untuk turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam menyediakan akses air minum bagi masyarakat di ruang-ruang publik.
     
    Masyarakat dihimbau untuk terus mengikuti informasi resmi dari BMKG dan segera melaporkan kondisi darurat melalui layanan 112. Informasi lebih lanjut mengenai langkah mitigasi dan imbauan kesehatan dapat diakses melalui aplikasi JAKI, situs resmi jakarta.go.id, serta akun media sosial @DKIJakarta.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Dinkes DKI Ungkap Tren Kasus COVID-19, Ada Kenaikan?

    Dinkes DKI Ungkap Tren Kasus COVID-19, Ada Kenaikan?

    Jakarta

    Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta memastikan lonjakan kasus batuk dan pilek yang belakangan banyak dikeluhkan tidak terkait peningkatan kasus COVID-19.

    Berdasarkan data pemantauan COVID-19 DKI Jakarta periode Januari hingga Oktober 2025, jumlah kasus konfirmasi positif justru menunjukkan tren penurunan signifikan.

    Data Kasus COVID-19

    Kepala Dinkes DKI Ani Ruspitawati mengonfirmasi jumlah kasus COVID-19 tertinggi terjadi pada Januari 2025 dengan 25 kasus, kemudian menurun pada bulan-bulan berikutnya. Peningkatan kecil sempat terjadi pada Juni (18 kasus) dan Juli (14 kasus), tetapi setelah itu tren terus menurun.

    “Pada Agustus tercatat hanya 10 kasus, turun menjadi 3 kasus pada September, dan tidak ditemukan kasus baru selama periode 1-7 Oktober 2025,” beber Ani, kepada detikcom Jumat (17/10/2025).

    Positivity rate juga menunjukkan angka yang relatif aman, berfluktuasi antara 0,43 persen hingga 4,65 persen, bahkan menurun dalam dua bulan terakhir. Angka tersebut masih jauh di bawah batas aman WHO 5 persen, yang berarti penularan COVID-19 di Jakarta masih terkendali dan dapat ditangani oleh fasilitas kesehatan.

    Dinkes menegaskan keluhan batuk, pilek, atau flu yang tidak kunjung sembuh kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akibat perubahan cuaca, polusi udara, atau penurunan daya tahan tubuh, bukan oleh virus COVID-19.

    “Gejala flu yang berulang sering kali muncul pada masa peralihan musim dan bukan merupakan indikasi adanya lonjakan kasus COVID-19 baru,” jelas Ani.

    Meski kasus COVID-19 terkendali, Dinkes DKI mengingatkan untuk tetap waspada terhadap berbagai penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan.

    Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diminta untuk meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain:

    Mencuci tangan dengan sabun secara rutinMenggunakan masker saat berada di kerumunan atau transportasi umumMenghindari paparan asap rokokMengonsumsi makanan bergizi, tidur cukup, dan berolahraga teraturSegera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala pernapasan berkepanjanganAni menegaskan pihaknya terus menjaga transparansi data dan edukasi kesehatan masyarakat.

    “Kami selalu berpegang pada pendekatan berbasis data untuk memastikan setiap kebijakan diarahkan langsung pada perlindungan kesehatan warga,” tegas Ani.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Dinkes DKI Jakarta Ungkap Penyakit yang Jadi Tantangan Saat Ini”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

    Dihantui Penyakit Mirip COVID

    10 Konten

    Dinas Kesehatan DKI mencatat tren peningkatan penyakit dengan keluhan mirip COVID-19, yakni batuk yang tidak sembuh-sembuh. Sementara itu, COVID-19 justru mengalami penurunan. Lalu penyakit apa yang lagi ngegas saat ini?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Pramono Anung Instruksikan Mitigasi Cepat Guna Hadapi Cuaca Panas Ekstrem di Jakarta – Page 3

    Pramono Anung Instruksikan Mitigasi Cepat Guna Hadapi Cuaca Panas Ekstrem di Jakarta – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menginstruksikan seluruh jajaran terkait untuk mengambil langkah konkret dalam menghadapi cuaca panas ekstrem yang melanda Ibu Kota sejak awal Oktober 2025.

    Instruksi ini dikeluarkan menyusul data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mencatat suhu udara di Jakarta mencapai 35 derajat Celsius pada Rabu 16 Oktober 2025 dengan kisaran suhu harian antara 26 hingga 34 derajat Celsius.

    “Pemprov DKI Jakarta serius menangani dampak cuaca panas ekstrem. Bapak Gubernur telah memerintahkan dinas-dinas terkait untuk segera bertindak dengan langkah konkret berbasis data, mulai dari modifikasi cuaca hingga edukasi masyarakat, demi menjaga kenyamanan dan kesehatan warga Jakarta,” kata Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Chico Hakim dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (17/10/2025).

    Menurut Chico, langkah yang diambil Pramono Anung tersebut ialah bagian dari komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.

    Chico merinci, Pramono telah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta untuk melanjutkan dan memperluas Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengatur distribusi curah hujan dan mengurangi intensitas panas, bekerjasama dengan BMKG untuk pemantauan cuaca ekstrem.

    “Selain itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta juga diminta meningkatkan kesiapan fasilitas kesehatan untuk menangani kasus terkait panas ekstrem, seperti dehidrasi, heatstroke, dan ISPA,” ucap dia.

     

    Sudah 3 hari banjir merendam Jakarta, sejak Minggu malam hingga Selasa. Gubernur Pramono Anung minta maaf kepada warga. Dampak banjir beragam, aktivitas warga pun terhambat termasuk macet, yang membuat waktu perjalanan ke kantor lebih panjang.

  • Wanti-wanti Dinkes DKI soal Penyakit Mirip COVID, Sudah Hampir 2 Juta Kasus

    Wanti-wanti Dinkes DKI soal Penyakit Mirip COVID, Sudah Hampir 2 Juta Kasus

    Jakarta

    Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan saat ini kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA di Jakarta mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinkes DKI hingga Oktober 2025, tercatat ada 1,9 juta kasus ISPA. Adapun peningkatan jumlah kasus mulai teridentifikasi sejak Juli 2025.

    “Total kasus ISPA di DKI Jakarta hingga Oktober 2025 sebesar 1.966.308. Peningkatan kasus terlihat mulai bulan Juli. ISPA merupakan penyakit tertinggi di Puskesmas karena penularannya sangat mudah, yakni melalui droplet dan aerosol,” tutur Ani kepada detikcom Kamis (16/10/2025).

    Menurutnya, peningkatan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari polusi udara hingga fenomena musim kemarau basah yang terjadi tahun ini. Kondisi tersebut berdampak pada penurunan daya tahan tubuh individu.

    Karenanya ia mengimbau untuk segera mengakses layanan kesehatan apabila mengalami gejala batuk dan pilek, membatasi aktivitas ketika sedang sakit, serta menghindari paparan asap rokok.

    Menjaga daya tahan tubuh juga sangat penting, antara lain dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, beristirahat cukup, berolahraga secara rutin, dan mengelola stres dengan baik.

    “Dengan disiplin menerapkan PHBS, risiko penularan ISPA dan penyakit pernapasan lainnya dapat ditekan secara signifikan,” tuturnya.

    Selain itu, Dinkes juga membeberkan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi ISPA. Berikut informasinya.

    Lakukan kompres hangat pada daerah wajar agar pernapasan lebih nyaman dan mengurangi kongestiMenghirup uap dan berkumur air garamPerbanyak minum untuk menggantikan kehilangan cairan bila tidak ada kontraindikasiAnalgesik dapat diberikan untuk membantu mengurangi demam dan nyeri.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

    Dihantui Penyakit Mirip COVID

    11 Konten

    Dinas Kesehatan DKI mencatat tren peningkatan penyakit dengan keluhan mirip COVID-19, yakni batuk yang tidak sembuh-sembuh. Sementara itu, COVID-19 justru mengalami penurunan. Lalu penyakit apa yang lagi ngegas saat ini?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • BGN Buka Suara soal Laporan 426 Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan MBG

    BGN Buka Suara soal Laporan 426 Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan MBG

    Jakarta

    Badan Gizi Nasional (BGN) menanggapi laporan dugaan keracunan makan bergizi gratis yang menimpa sejumlah siswa SMAN 1 Yogyakarta. Laporan tersebut mencuat setelah ratusan siswa mengeluhkan sakit perut pada Kamis dini hari (16/10).

    Kepala SMAN 1 Yogyakarta, Ngadiya, menyampaikan pihak sekolah baru mengetahui kejadian itu pada Kamis pagi. Menyusul laporan yang masuk, sekolah langsung menyebarkan kuesioner kepada seluruh siswa untuk memantau kondisi mereka.

    Dari hasil kuesioner, tercatat 426 dari total 972 siswa mengaku mengalami diare antara pukul 01.00 hingga 03.00 WIB. Pada hari yang sama, ada 32 siswa tidak masuk sekolah, penyebab ketidakhadiran mereka belum dapat dipastikan.

    Meski ratusan siswa melaporkan gejala tersebut, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung seperti biasa. “Tidak ada siswa yang harus dilarikan ke fasilitas kesehatan atau dipulangkan lebih awal. Proses belajar tetap berjalan normal,” ujar Ngadiya.

    Tim Gabungan Lakukan Penelusuran

    Usai menerima laporan, tim gabungan dari BGN, Dinas Kesehatan Provinsi DIY, dan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta langsung turun ke lokasi. Mereka mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium dan menelusuri kemungkinan sumber penyebabnya.

    “Kami menelusuri secara cermat asal dugaan kontaminasi. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang sambil menunggu hasil uji laboratorium resmi,” kata Kepala Kantor Pemenuhan Gizi (KPPG) Sleman, Harsono.

    Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan lembaganya menempatkan keamanan pangan sebagai hal yang tidak bisa ditawar dalam setiap layanan gizi masyarakat.

    “Keamanan pangan bukan sekadar soal kebersihan makanan, tapi juga menyangkut kepercayaan publik terhadap sistem gizi nasional. Karena itu, setiap dugaan pelanggaran, sekecil apa pun, akan kami tindaklanjuti dengan serius,” ujar Khairul.

    Sebagai langkah antisipasi, BGN menginstruksikan penghentian sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani sekolah tersebut.

    Langkah ini diambil untuk memungkinkan evaluasi menyeluruh terhadap proses pengolahan, penyimpanan, dan distribusi makanan, agar insiden serupa tidak terulang dan keamanan pangan di lingkungan sekolah tetap terjamin.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • DAK 2025 di Kaltara Rp139 Miliar, Realisasi Fisik Capai 80 Persen di Triwulan III

    DAK 2025 di Kaltara Rp139 Miliar, Realisasi Fisik Capai 80 Persen di Triwulan III

    TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) terus memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2025.

    Plt. Kepala Bidang Pengkajian Perencanaan Daerah dan Pengendalian Pembangunan Bappeda dan Litbang Kaltara, Sriwati mengungkapkan hingga triwulan ketiga realisasi fisik DAK di Kaltara telah mencapai 80 persen dan ditargetkan menyentuh 100 persen pada akhir tahun dengan total nilai DAK 2025 di Kaltara mencapai Rp139 miliar, difokuskan pada sektor pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

    “Secara rutin kita melakukan monitoring dan evaluasi (monev) untuk memastikan program berjalan sesuai jadwal dan ketentuan teknis. Setiap triwulan kami gelar rapat evaluasi lintas sektor,” ungkap Sriwati, Kamis, 16 Oktober.

    “Namun jika capaian lapangan belum signifikan, evaluasi bisa ditunda hingga laporan perangkat daerah siap. Tujuannya agar hasil monev lebih akurat dan berbasis data,” ujar dia.

    Ia menjelaskan, pelaporan DAK dilakukan melalui aplikasi kementerian teknis masing-masing OPD, seperti Dinas Kesehatan yang melapor ke Kementerian Kesehatan. Mekanisme ini membuat rekapitulasi total realisasi membutuhkan koordinasi lintas sektor yang solid.

    “Berdasarkan data yang dihimpun, Dinas Pendidikan mencatat realisasi tertinggi berkat percepatan pengadaan alat peraga dan peralatan praktik SMA–SMK,” jelasnya.

    Sementara, Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) tengah menyiapkan kegiatan sosialisasi di Oktober–November yang diharapkan mendongkrak serapan anggaran.

    “Pengawasan dilakukan secara berjenjang untuk menjamin efektivitas dan akuntabilitas penggunaan anggaran. Kami ingin pastikan DAK tidak hanya terserap secara administratif, tapi benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.

  • Hampir 2 Juta Kasus Mirip COVID Ngegas di DKI, Kemenkes RI ‘Pasang Radar’

    Hampir 2 Juta Kasus Mirip COVID Ngegas di DKI, Kemenkes RI ‘Pasang Radar’

    Jakarta

    Dinas Kesehatan DKI Jakarta membenarkan adanya peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sejak Juli 2025. Hingga Oktober, keluhan mirip COVID-19 hampir mencapai 2 juta kasus.

    “Total kasus ISPA di DKI Jakarta hingga Oktober 2025 sebesar 1.966.308. Peningkatan kasus terlihat mulai bulan Juli. ISPA merupakan penyakit tertinggi di Puskesmas karena penularannya sangat mudah, yakni melalui droplet dan aerosol,” tutur Kepala Dinkes DKI, Ani Ruspitawati, kepada detikcom Kamis (16/10/2025).

    Meski demikian, Ani mengatakan tren ini tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Keluhan batuk tidak sembuh-sembuh cenderung meningkat di tengah cuaca tidak menentu dan menurunnya imunitas tubuh.

    “Tapi sejauh ini nggak sangat signifikan. Jadi masih di dalam kendali,” katanya.

    Meski demikian, Ani mewanti-wanti gejala yang muncul seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hingga demam. Gejala lain yang menyertai adalah hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, hingga bersin dan suara serak.

    “Pada kasus ISPA yang lebih berat, gejala dapat mencakup sesak napas, yang membutuhkan penanganan segera,” pesannya.

    Kemenkes RI Pantau Perkembangan Kasus

    Adanya tren peningkatan kasus mirip flu dan ISPA juga dikonfirmasi oleh Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman. Menurutnya, tren kasus penyakit influenza dan sejenisnya meningkat beberapa pekan terakhir.

    “Telah terjadi peningkatan tren kasus penyakit influenza/sejenisnya (ILI, ISPA, COVID) di Indonesia dalam beberapa minggu terakhir. Data diperoleh dari laporan oleh fasyankes ke SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons),” sebutnya.

    Tren serupa, menurut Aji, juga terpantau di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Di negara tersebut, kasus didominasi virus Influenza Tipe A.

    Sebagai antisipasi, Kemenkes melakukan pengamatan kasus influenza melalui SKDR dan surveilans sentinel ILI (Influenza Like Illness) dan SARI (Severe Accute Respiratory Infection). Komunikasi risiko juga dilakukan melalui berbagai media.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video IDAI: Indonesia Punya Kasus Influenza Sepanjang Tahun”
    [Gambas:Video 20detik]
    (up/up)

    Dihantui Penyakit Mirip COVID

    11 Konten

    Dinas Kesehatan DKI mencatat tren peningkatan penyakit dengan keluhan mirip COVID-19, yakni batuk yang tidak sembuh-sembuh. Sementara itu, COVID-19 justru mengalami penurunan. Lalu penyakit apa yang lagi ngegas saat ini?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya