Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Kata Eks Direktur WHO soal Peningkatan Kasus Cacar Air-Gondongan Pada Anak di RI

    Kata Eks Direktur WHO soal Peningkatan Kasus Cacar Air-Gondongan Pada Anak di RI

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) akan segera menerbitkan Surat Edaran (SE) Kewaspadaan Penyakit Cacar Air (Varicella) dan Gondongan (Mumps). Tindakan ini menyusul wabah cacar air di SMPN 8 Tangerang Selatan, Banten, beberapa waktu lalu.

    Seperti diketahui, wabah cacar air menyerang 53 pelajar di SMP tersebut. Pihak sekolah sampai menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama dua pekan hingga menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh kelas.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman menyebutkan SE tersebut akan diterbitkan oleh Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes kepada seluruh kepala dinas kesehatan (dinkes) provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, dan puskesmas di Indonesia.

    Terkait hal itu, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan pemerintah untuk melakukan penyelidikan epidemiologis (PE) mendalam untuk tahu secara pasti penyebab meningkatnya kasus gondongan dan cacar air pada anak yang terjadi secara bersamaan.

    Prof Tjandra menilai adanya PE dapat membantu pemerintah mengetahui secara pasti fenomena apa yang sedang terjadi di lapangan. Hal ini mengingat kedua penyakit berasal dari penyebab yang berbeda dan bagian tubuh yang diserang pun turut berbeda.

    “Yang amat perlu diwaspadai adalah kalau memang benar ada peningkatan dua penyakit sekaligus di berbagai daerah di Indonesia,” kata Prof Tjandra kepada detikcom, di Jakarta, Sabtu (2/11/2024).

    Prof Tjandra mengatakan ada lima hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kedua penyakit tersebut sama-sama menyerang usia anak-anak dan memiliki gejala demam yang amat mudah menular. Meski demikian, keduanya relatif ringan dan dapat sembuh dengan baik dalam hitungan hari atau minggu.

    “Amat jarang sekali penyakit berkembang menjadi berat dan mengancam kesehatan. Ke empat, tersedia vaksin untuk kedua penyakit ini, yang tentunya tersedia di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di negara kita, walau memang bukan atau belum masuk program nasional Program Pengembangan Imunisasi,” lanjutnya.

    Langkah lain yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah menganalisis kebenaran atas adanya kenaikan kasus di berbagai daerah. Sebab, bisa terdapat kemungkinan di Indonesia sedang terjadi perubahan pola penyakit atau karena meningkatnya sensitivitas surveilans.

    Selanjutnya apabila sudah dipastikan adanya burden of diseases problem, maka perlu segera diinformasikan ke publik, baik untuk menenangkan dan memelihara kewaspadaan masyarakat dan anak-anak yang sakit harus mendapat penanganan kesehatan yang optimal.

    “Pemerintah perlu memastikan situasi yang terjadi dan segera melakukan penanggulangannya,” ujar dia.

    Prof Tjandra juga menyampaikan bahwa orang tua harus waspada apabila anak-anaknya mengidap gejala dua penyakit tersebut, dan memastikan anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

    Sementara pada pihak sekolah, ia meminta agar kewaspadaan terus ditingkatkan. Apabila ditemukan beberapa kasus serupa di kelas, pengelola sekolah perlu segera mengkoordinasikannya dengan puskesmas atau petugas kesehatan yang ada.

    “Semoga masalah dua penyakit yang ada sekarang ini segera dapat diatasi dengan baik, apalagi ini terjadi pada 100 hari pertama pemerintah baru kita sekarang ini,” ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

    (suc/suc)

  • 1.500 Siswa SD di Kabupaten Jombang Terpapar Penyakit Gondongan

    1.500 Siswa SD di Kabupaten Jombang Terpapar Penyakit Gondongan

    Jombang, Beritasatu.com – 1.500 siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur terpapar wabah penyakit menular gondongan yang disebabkan oleh infeksi virus. Akibat merebaknya penyakit ini, sejumlah sekolah menerapkan kebijakan wajib mengenakan masker bagi siswa.

    Kepala Sekolah SDN Jombatan 3 Donny Erfantoro menjelaskan sejak Agustus hingga Oktober 2024, sekitar 20 muridnya telah terinfeksi gondongan. Untuk mencegah penularan melalui percikan ludah atau air liur, ia mewajibkan guru dan siswa untuk menggunakan masker.

    “Sejak wabah gondongan menyerang, kami mewajibkan siswa dan guru untuk menjaga pola hidup sehat, termasuk mengenakan masker dan mencuci tangan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai,” ujar Donny Erfantoro kepada wartawan, Jumat (1/11/2024).

    Donny menambahkan penggunaan masker adalah salah satu cara untuk mencegah penyebaran gondongan.

    “Ini merupakan bentuk antisipasi dari sekolah untuk memutus mata rantai wabah gondongan, sehingga kami meminta agar anak-anak memakai masker,” ungkapnya.

    Sementara itu, Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Eko Julianto membenarkan wabah gondongan saat ini lebih banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar.

    Berdasarkan data yang dihimpun, tercatat 1.596 kasus gondongan dari Januari hingga Oktober 2024, dengan lonjakan kasus terjadi antara Agustus hingga Oktober.

    “Dari laporan yang kami terima, mayoritas kasus berasal dari anak-anak SD dan madrasah ibtidaiyah. Kami telah melakukan berbagai langkah, termasuk penyelidikan epidemiologi di sekolah-sekolah yang terdampak,” ujar Eko.

    Dinas Kesehatan Jombang telah meminta puskesmas di seluruh wilayah untuk mengidentifikasi penderita gondongan dan kontak eratnya guna mencegah penularan lebih lanjut.

    “Selain itu, puskesmas diminta untuk terus memantau kondisi kesehatan murid di berbagai sekolah agar tidak terjadi lonjakan kasus baru,” tambahnya.

    Eko mengimbau masyarakat, terutama orang tua, untuk lebih waspada terhadap gejala gondongan pada anak, seperti pembengkakan pada bagian bawah telinga, demam, dan rasa sakit saat mengunyah atau menelan.

  • Jakpus rutin cek pasar untuk pastikan harga pangan tetap aman

    Jakpus rutin cek pasar untuk pastikan harga pangan tetap aman

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Pusat rutin melakukan pengecekan ke pasar-pasar tradisional, swalayan dan pasar lokasi binaan di wilayah tersebut untuk memastikan harga pangan aman dan terkendali.

    “Kita rutin melakukan pengawasan pangan di pasar-pasar satu bulan sekali, semua kita cek mulai dari standar keamanan, stok dan juga harganya,” kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan
    (KPKP) Kota Administrasi Jakarta Pusat, Penty Yunesi Pudyastuti di Jakarta, Jumat.

    Penty menyebutkan, setiap melakukan pengawasan pangan pihaknya juga memonitor melalui Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) di wilayah ataupun penyuluh dan seksi terkait.

    Menurut Penty, ada beberapa pangan yang memiliki keadaan harga tidak tetap, bisa naik atau turun (fluktuasi). Seperti bawang merah, bawang putih, ayam, telur ayam, minyak goreng, cabai rawit merah, cabai merah keriting dan daging sapi.

    Naik-turunnya harga pangan, kata Penty, bisa disebabkan beberapa faktor. Antara lain permintaan yang lebih tinggi dibandingkan penawaran, beberapa momentum seperti saat bulan Ramadhan, akhir tahun ataupun faktor cuaca.

    Baca juga: Sudin KPKP Jakpus lakukan pengawasan pangan di pusat perbelanjaan

    Setiap minggunya, menurut dia, biasanya yang sering fluktuasi harga bahan pokok tersebut. “Kalau ga naik ya turun, atau bisa juga stabil, tapi semua harga pangan masih masuk kategori aman terkendali,” ujar Penty.

    Penty menyebutkan, harga bawang merah minggu ini berkisar Rp35 ribu per kilogram (kg), bawang putih bonggol Rp40 ribu, ayam ras Rp40 ribu, telur ayam Rp26 ribu per kg.

    Minyak goreng Rp17 ribu per liter (1 botol), cabai rawit merah Rp50 ribu per kg, cabai merah keriting Rp45 ribu dan daging sapi kisaran Rp130-140 ribu per kg.

    “Kalau telur dibandingkan minggu kemarin itu mengalami penurunan harga, dari Rp28 ribu per kg, jadi Rp26 ribu per kg,” katanya.

    Sudin KPKP Jakarta Pusat bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jakarta dan Dinas Kesehatan atau Suku Dinas Kesehatan juga sudah melakukan pengawasan keamanan pangan terpadu di beberapa pasar yang ada di Jakarta Pusat pada Selasa (8/10).

    Kesimpulan dari hasil pengujian dan pemeriksaan bahan pangan usai diuji coba, yakni seluruh sampel layak dikonsumsi 100 persen.

    Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) untuk mewaspadai kenaikan harga lima komoditas pangan dengan mengecek langsung harga komoditas di daerah masing-masing.

    Adapun lima komoditas itu, yakni bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, jagung, dan minyak goreng. Langkah mengawasi komoditas tersebut menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • IDAI Sebut Kasus Cacar Air Anak Meningkat, Ini Kemungkinan Penyebabnya

    IDAI Sebut Kasus Cacar Air Anak Meningkat, Ini Kemungkinan Penyebabnya

    Jakarta

    Wabah penyakit cacar air (Varicella) pada anak jumlahnya semakin meningkat. Terbaru, ada sekitar 53 pelajar di SMPN 8 Tangerang Selatan, Banten yang terserang penyakit ini. Pihak sekolah pun sampai menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama dua pekan.

    Merespons hal ini, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) mengatakan meningkatnya kasus cacar air pada anak dibarengi dengan jumlah vaksinasi yang rendah.

    “Ya ada peningkatan kasus dan vaksinasi cacar air memang belum jadi vaksin program nasional, sehingga cakupan vaksinasi masih rendah. Hanya orang yg bisa membayar vaksinasi cacar air di layanan swasta yang bisa mendapatkan vaksinasi,” ujar dr Piprim saat dihubungi detikcom, Jumat (1/11/2024).

    Kemenkes Siapkan Surat Edaran soal Cacar Air

    Terpish, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) terus berupaya untuk menekan angka kasus cacar air pada anak. Pihaknya saat ini sedang berproses untuk segera menerbitkan Surat Edaran (SE) Kewaspadaan Penyakit Cacar Air (Varicella) dan Gondongan (Mumps).

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muhawarman menyebutkan SE tersebut akan diterbitkan oleh Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, dan puskesmas di Indonesia.

    “Fasyankes agar terus memperkuat kewaspadaan dan diseminasi informasi kepada masyarakat terkait penyakit cacar air dan gondongan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakitnya,” kata Aji dikutip dari Antara, Jumat (1/11/2024).

    Kemenkes mengimbau kepada masyarakat khususnya para orang tua untuk menjaga kebersihan. Selain itu, jika menemukan anak-anak yang mengalami gejala gondongan atau cacar air untuk segera melakukan isolasi.

    “Jika anak-anak usia sekolah mengalami gejala Mumps atau gondongan maupun Varicella atau cacar air, maka segera melakukan isolasi mandiri di rumah serta dapat melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di rumah sampai anak tersebut sembuh,” kata Aji.

    (dpy/kna)

  • 93 Imigran Rohingya Mendarat di Aceh Timur, 6 Meninggal Dunia

    93 Imigran Rohingya Mendarat di Aceh Timur, 6 Meninggal Dunia

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Enam imigran etnis Rohingya ditemukan meninggal di tepi pantai Desa Meunasah Hasan, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Aceh Timur Munawir menyatakan jenazah keenam imigran tersebut masih berada di lokasi penemuan di pantai.

    “Jenazah mereka belum dimakamkan karena status mereka sebagai warga negara asing sehingga diperlukan prosedur tertentu sebelum pemakaman dapat dilakukan,” jelas Munawir, Kamis (31/10/2024) dikutip dari Antara.

    Dinkes Aceh Timur saat ini sedang berkoordinasi dengan aparat keamanan dan pihak-pihak terkait lainnya, seperti imigrasi serta lembaga internasional yang menangani pengungsi lintas negara.

    “Menurut informasi awal, mereka meninggal di laut dan saat ditemukan sudah berada di tepi pantai bersama puluhan imigran lain yang selamat. Pihak kepolisian saat ini sedang menyelidiki penyebab kematian enam imigran tersebut,” ungkap Munawir.

    Sebelumnya, sebanyak 93 imigran Rohingya ditemukan tiba di pantai Desa Meunasah Hasan, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur.

    Kepala Bidang Politik Pemerintahan dan Keamanan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Aceh Timur, Syamsul Bahri, menyatakan bahwa puluhan imigran ini ditemukan mendarat pada Kamis (31/10/2024) sekitar pukul 04.00 WIB.

    “Saat ini, tim kami berada di lokasi untuk mendata para imigran Rohingya. Berdasarkan data sementara, ada sekitar 93 orang imigran,” jelas Syamsul Bahri.

    Menurut laporan awal, para imigran tersebut turun dari kapal dan berenang menuju pantai Desa Meunasah Hasan.

    Pemerintah daerah, melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Aceh Timur, terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk penanganan lebih lanjut terhadap para imigran.

    “Penanganan lebih lanjut terhadap mereka akan disesuaikan dengan hasil koordinasi bersama UNHCR, lembaga internasional yang menangani pengungsi antarnegara,” tambah Syamsul Bahri.

  • Ditemukan 169 Kasus Penyakit Parotitis di Kota Yogyakarta, Rata-rata Menyerang Anak SD
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        31 Oktober 2024

    Ditemukan 169 Kasus Penyakit Parotitis di Kota Yogyakarta, Rata-rata Menyerang Anak SD Yogyakarta 31 Oktober 2024

    Ditemukan 169 Kasus Penyakit Parotitis di Kota Yogyakarta, Rata-rata Menyerang Anak SD
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Angka kasus penyebaran
    penyakit Parotitis
    , atau lebih akrab dikenal dengan Gondongan, meningkat di
    Kota Yogyakarta
    .
    Penyakit Parotitis
    ini disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus.
    Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, mengatakan, pada tahun 2024 hingga Oktober terdapat 169 paparan Parotitis.
    “Ada sekitar 169 kasus Gondongan di Kota Yogyakarta, sebagian besar merupakan anak-
    anak SD
    ,” ujar Endang, Kamis (31/10/2024).
    Endang menyebutkan, gondongan ditandai dengan pembengkakan di sekitar rahang atau leher akibat peradangan kelenjar parotis.
    Gejala awal yang muncul antara lain demam, sakit kepala, nyeri saat mengunyah atau menelan, dan nyeri otot.
    “Penyakit ini sangat mudah menular, terutama di lingkungan sekolah, melalui percikan air liur atau kontak dengan benda yang terkontaminasi,” kata dia.
    Endang mengimbau kepada anak-anak yang terpapar Parotitis agar tidak masuk sekolah untuk sementara waktu guna mencegah penyebaran.
    “Penderita cenderung pada kurangnya kebersihan, dan penyakit ini sangat mudah menular. Karena itu, imbauan kami untuk yang sakit, sebaiknya tidak masuk sekolah,” ungkapnya.
    Dia melanjutkan, orangtua diminta agar memastikan anak-anak mereka telah mendapatkan vaksinasi Measles, Mumps, Rubella (MMR).
    “Pemberian
    vaksin MMR
    ini dapat mencegah terjadinya gondongan,” katanya.
    Dia mengatakan, apabila kasus terus meningkat, pihak sekolah dapat bekerja sama dengan puskesmas setempat dalam memantau dan menangani kasus gondongan tersebut.
    Ketua Tim Kerja Surveilans Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan yang juga selaku Epidemiolog di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Solikhin Dwi, menyebutkan, bahwa
    penyakit parotitis
    atau gondongan termasuk dalam kategori kejadian luar biasa secara epidemiologis.
    Menurutnya, penyakit tersebut sangat meningkat dibandingkan tahun lalu, di mana pada tahun 2023 tidak ada kasus ditemukan.
    Sementara, di tahun 2024 hingga tanggal 30 Oktober 2024, ditemukan 169 kasus.
    “Periode akhir September hingga minggu ketiga Oktober 2024 tidak terdeteksi kasus. Namun, pekan ini naik lagi dan jumlah penderitanya 169 orang yang rata-rata diderita oleh anak SD,” kata dia.
    Ia berharap, para orangtua dan sekolah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga angka penderita gondongan semakin berkurang di Kota Yogyakarta.
    “Pencegahan dapat dilakukan dengan mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir secara rutin sebelum makan atau setelah berada di tempat atau lingkungan yang berisiko, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita gondongan, dan menerapkan etika batuk seperti menutup mulut dan hidung,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuaca Padang Panas ‘Badangkang’, Warga Diminta Banyak Minum Air Putih dan Pakai Sunblock

    Cuaca Padang Panas ‘Badangkang’, Warga Diminta Banyak Minum Air Putih dan Pakai Sunblock

    Liputan6.com, Padang – Cuaca panas terik melanda Kota Padang, Sumatera Barat sekitar dua minggu terakhir. Suhu udara mencapai 34 derajat celcius.

    Oleh sebab itu, Kasi P2M Dinas Kesehatan Kota Padang, Eva Westari mengimbau masyarakat mengonsumsi air putih dengan jumlah lebih dari biasanya. 

    “Iya konsumsi air putih lebih banyak supaya kita tetap terhidrasi saat musim panas ini,” katanya, Rabu (30/10/2024).

    Tidak saja mengajak warganya untuk mengonsumsi air putih, ia juga mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Apabila harus beraktivitas di luar ruangan dan terpapar matahari langsung, warga diimbau untuk mengunakan sunblock.

    Selain itu, lanjutnya, musim panas ini membuat nyamuk terus berkembang biak. Saat musim panas, telur nyamuk akan bermunculan.

    “Ketika musim hujan nanti, telur akan menetas dan populasi nyamuk meningkat,” jelasnya.

    Ia mengajak masyarakat aga membiasakan hidup dengan pola hidup bersih, karena populasi nyamuk demam berdarah akan meningkat saat musim penghujan nantinya..

    Pola hidup dengan prinsip 3 M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) harus diperhatikan semua kalangan. Warga diharapkan menerapkan pola 3 M dengan baik agar terbebas dari nyamuk demam berdarah nantinya.

  • Gerebek Rumah Mewah, Dinas Perdagangan Kota Parepare Temukan Produk Skincare Kadaluwarsa dan Tak Miliki Izin

    Gerebek Rumah Mewah, Dinas Perdagangan Kota Parepare Temukan Produk Skincare Kadaluwarsa dan Tak Miliki Izin

    Parepare, Beritasatu.com – Sebuah rumah mewah di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, digerebek petugas gabungan dinas perdagangan, dinas kesehatan, serta camat setempat.

    Penggerebekan itu dilakukan setelah menerima adanya informasi bahwa rumah mewah yang berada di Kelurahan Sumpang Minangae, Kecamatan Bacukiki Barat, ini membuat produk kecantikan atau skincare.

    Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata pemilik tidak mengantongi izin. Tidak hanya itu, petugas juga menemukan ratusan produk kecantikan yang sudah kadaluwarsa menumpuk di sebuah ruangan.

    Kepala Dinas Perdagangan Andi Wisna mengatakan, setelah menindaklanjuti usai adanya informasi soal pembuatan produk skincare di rumah mewah ini ternyata tidak benar adanya.

    “Barang yang ditemukan sudah dalam bentuk jadi dari Surabaya, di sini hanya pengepakan apabila ada permintaan dari luar daerah,” ujarnya, Selasa (29/10/2024).

    Saat ditanya apakah produk kecantikan yang ada di rumah tersebut mengandung merkuri atau bahan kimia yang berbahaya bagi kulit, menurutnya dia tidak punya kewenangan untuk memeriksa soal itu.

    “Kalau kita itu tidak melihat karena sudah ada BPOM-nya, bukan kita ranahnya untuk memeriksa itu, ada BPOM. Ketika sudah ada BPOM-nya itu urusannya BPOM,” tutur Andi Wisna.

    Namun kata dia, untuk perizinan tempat usaha belum mengantongi izin. Langkah yang dilakukan dengan memfasilitasi pemilik untuk mengurus dokumen perizinan dan harus rampung hari ini.

    “Kalau setelah saya pulang ini ada teman yang bantu memfasilitasi untuk ke PTSP,” bebernya.

    Ditemui terpisah, pemilik produk kecantikan Iis Safitri membantah dirinya disebut peracik produk kecantikan. Kata dia, produknya didatangkan dari pabrik di Surabaya.

    “Peracik di sini tidak ada, tidak ada sama sekali. Kita langsung datang dari pabrik, cuma dipasangkan hologram saja baru dikemas,” sebutnya.

    Soal adanya ratusan produk kecantikan yang ditemukan kadaluwarsa, dia beralasan produk tersebut mau dibakar atau dimusnahkan.

    “Mau dibakar cuma tunggu waktunya, karena mau dimusnahkan,” tandasnya.

  • Sudah 90 Persen, Pemadaman Kebakaran Gudang Kimia di Karawaci Ditargetkan Selesai Sore Ini
                
                    
                            Megapolitan
                        
                        29 Oktober 2024

    Sudah 90 Persen, Pemadaman Kebakaran Gudang Kimia di Karawaci Ditargetkan Selesai Sore Ini Megapolitan 29 Oktober 2024

    Sudah 90 Persen, Pemadaman Kebakaran Gudang Kimia di Karawaci Ditargetkan Selesai Sore Ini
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Kepala UPT Cibodas Damkar dan BPBD Kota Tangerang, Muhammad Syahri menyebut proses pemadaman gudang kimia di Karawaci, Kota Tangerang sudah mencapai 90 persen.
    Dia menargetkan tiga gudang yaitu gudang kimia PT Berdikari Jaya Plastik, Gudang Sembako PT Rusindo dan gudang PT Rusco Online, akan benar-benar padam pada sore ini.
    “Ada 5 titik api yang masih jadi perhatian kami tapi insyaAllah selesai sore ini,” ujar Syahri kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Bojong Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Selasa (29/10/2024).
    Kini, petugas masih melakukan pendinginan di lokasi kejadian. Penyebabnya karena material yang terbakar berbahan dasar kimia.
    “Karena bahan kimia ini pemadamannya jadi agak lambat,” kata dia.
    Lokasi titik air yang jauh juga menghambat para petugas untuk memadamkan api.
    “Titik airnya agak jauh tapi Alhamdulillah kami ada bantuan dari Pemkot dan juga ada beberapa damkar kabupaten, damkar Tangsel sudah membackup Kita. Tadi pukul 06.00 kita sudah melakukan pendinginan,” kata dia.
    Syahri mengaku belum bisa memastikan jumlah kerugian dari tiga yang terbakar itu. Namun, menurutnya bisa mencapai miliaran rupiah.
    “Kami tidak bisa memprediksikan kerugiannya berapa tapi sudah pasti mencapai milyaran karena dilihat dari luas bangunannya,” ucap dia.
    Sebelumnya, tiga gudang kimia di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Bojong Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang terbakar pada Senin (28/10/2024) sore.
    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangerang Gufron Falfelie menjelaskan, pemadaman berlangsung selama 10 jam, dan pendinginan masih dilakukan hingga saat ini.
    “Api berhasil dikendalikan sekitar pukul 02.00 dini hari. Sekarang masih dalam pendinginan,” kata dia.
    Kebakaran terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, usai pihak menerima laporan dari warga.
    Sebanyak 21 unit pemadam kebakaran (damkar) dan 10 mobil tangki air dikerahkan untuk memadamkan api, yang melibatkan total 120 personel, di mana 80 di antaranya adalah petugas damkar.
    Personel tambahan berasal dari tim medis dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang.
    “Kami menurunkan 21 kendaraan pemadam kebakaran; 16 unit dari Kota Tangerang, tiga dari bantuan damkar Kabupaten Tangerang, dan dua dari Kota Tangerang Selatan. Totalnya 21, ditambah 10 unit tangki air dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Pertamanan Kota Tangerang,” kata Gufron.
    “Untuk personel, ada 80 petugas pemadam ditambah jajaran lain, seperti Dishub, tim medis, Dinas Kesehatan, dan PMI. Jadi, totalnya ada 120 personel,” tambahnya.
    Hingga saat ini, penyebab kebakaran belum diketahui. Namun, Gufron memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
    “Dari karyawan dan petugas, sampai saat ini kondisinya aman,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banyak Bahan Kimia, Kebakaran Pabrik di Karawaci Sulit Dipadamkan
                
                    
                            Megapolitan
                        
                        29 Oktober 2024

    Banyak Bahan Kimia, Kebakaran Pabrik di Karawaci Sulit Dipadamkan Megapolitan 29 Oktober 2024

    Banyak Bahan Kimia, Kebakaran Pabrik di Karawaci Sulit Dipadamkan
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Api di lokasi
    kebakaran gudang kimia
    PT Berdikari Jaya Plastik, Gudang Sembako PT Rusindo, dan gudang PT Rusco Online, belum padam total pada Selasa (29/10/2024) siang.
    Petugas pemadam kebakaran (Damkar) hingga kini masih melakukan pendinginan di lokasi kejadian. Penyebabnya karena material yang terbakar berbahan dasar kimia.
    “Karena bahan kimia ini pemadamannya jadi agak lambat,” ujar Kepala UPT Cibodas Damkar dan BPBD Kota Tangerang, Muhammad Syahri kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Bojong Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Selasa.
    Selain itu, titik air yang jauh juga menjadi penghambat bagi para petugas untuk memadamkan api.
    “Titik airnya agak jauh tapi Alhamdulillah kami ada bantuan dari Pemkot dan juga ada beberapa damkar kabupaten, damkar Tangsel sudah mem-
    backup
     kita. Tadi jam 6 pagi kita sudah melakukan pendinginan,” kata dia.
    Meski begitu, Syahri mengatakan, proses pendinginan sudah mencapai 90 persen dan dia memastikan api akan benar-benar padam sore ini.
    “Masih dalam lima titik api yang masih jadi perhatian kami tapi insyaAllah selesai sore ini,” ucap dia.
    Sebelumnya, tiga gudang kimia di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Bojong Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang terbakar pada Senin (28/10/2024) sore.
    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangerang Gufron Falfelie menjelaskan, pemadaman berlangsung selama 10 jam, dan pendinginan masih dilakukan hingga saat ini.
    “Api berhasil dikendalikan sekitar pukul 02.00 dini hari. Sekarang masih dalam pendinginan,” kata dia.
    Kebakaran terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, usai pihak menerima laporan dari warga.
    “Kami menerima laporan dari warga sekitar jam 17.00 WIB,” ujar Gufron.
    Sebanyak 21 unit pemadam kebakaran (damkar) dan 10 mobil tangki air dikerahkan untuk memadamkan api, yang melibatkan total 120 personel, di mana 80 di antaranya adalah petugas damkar.
    Personel tambahan berasal dari tim medis dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang.
    “Kami menurunkan 21 kendaraan pemadam kebakaran; 16 unit dari Kota Tangerang, tiga dari bantuan damkar Kabupaten Tangerang, dan dua dari Kota Tangerang Selatan. Totalnya 21, ditambah 10 unit tangki air dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Pertamanan Kota Tangerang,” kata Gufron.
    “Untuk personel, ada 80 petugas pemadam ditambah jajaran lain, seperti Dishub, tim medis, Dinas Kesehatan, dan PMI. Jadi, totalnya ada 120 personel,” tambahnya.
    Hingga saat ini, penyebab kebakaran belum diketahui. Namun, Gufron memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
    “Dari karyawan dan petugas, sampai saat ini kondisinya aman,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.