Kementrian Lembaga: Dinkes

  • Pemkot Jakpus tekankan peningkatan layanan ARV guna kurangi risiko HIV

    Pemkot Jakpus tekankan peningkatan layanan ARV guna kurangi risiko HIV

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Pusat bersama Komisi Penanggulangan AIDSnmenekankan pentingnya peningkatan layanan Antiretroviral (ARV) dalam mengurangi risiko penularan “Human Immunodeficiency Virus” (HIV).

    “Supaya virus tidak berkembang makanya disediakan layanan ARV yang merupakan bagian dari pengobatan HIV dan AIDS untuk mengurangi risiko penularan HIV,” kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma saat membuka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu.

    Dhany menyebutkan, kasus AIDS akan terus ada karena masih belum ada obat yang efektif untuk mengatasinya. Namun, kasus ini bisa diperkuat dengan layanan Antiretroviral (ARV) dalam mengurangi risiko HIV.

    Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris KPA Jakarta Pusat, Asdirwati Ali mengungkapkan, mengacu kepada data yang diberikan oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, sejak Januari sampai Desember 2024 estimasi orang dengan HIV (ODHIV) sebanyak 21.555 orang.

    ODHIV yang ditemukan sebanyak 21.409 orang, yang terdiri atas ODHIV masih hidup ada 17.699 orang atau 82 persen dan ODHIV yang telah meninggal sebanyak 3.710 orang.

    ODHIV yang pernah memulai ARV dan masih hidup sampai saat ini sebanyak 16.844 orang, ODHIV non ARV 12.210 orang serta ODHIV Loss to Follow-Up (LTFU) sebanyak 4.634 orang,

    “Inilah yang KPA sedang usahakan untuk menjangkau ‘Loss to Follow-Up’ (LTFU) yang putus obat pada 2024,” ungkap Asdirwati.

    Baca juga: Kasus HIV/AIDS di Jakpus Meningkat

    ODHIV stop ARV kebetulan tidak ada karena sudah kembali ke layanan. Sedangkan ODHIV yang dites “viral load”-nya sebanyak 8.378 orang dan bagi yang virusnya tersupresi sebanyak 8.140 orang atau 67 persen.

    Menurut Asdirwati, masih terdapat tantangan yang harus diatasi bersama. Yaitu stigma sosial yang masih kuat di masyarakat dan kekeliruan masyarakat terkait pemahaman soal HIV/AIDS.

    Stigma juga dapat menjadi salah satu faktor yang menghambat bagi ODHA untuk secara terbuka menerima status mereka dan mendapatkan akses penuh ke layanan yang disediakan.

    KPA Jakarta Pusat (Jakpus) telah melakukan berbagai langkah beserta pihak terkait dalam menghilangkan stigma dan diskriminasi tersebut dengan cara melakukan sosialisasi edukasi kepada masyarakat.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Budi Arie soal Bahan Baku Program Makan Bergizi Gratis: Kalau Bisa Tak Ada yang Impor – Page 3

    Budi Arie soal Bahan Baku Program Makan Bergizi Gratis: Kalau Bisa Tak Ada yang Impor – Page 3

    Guna mendukung efektivitas pelaksanaan, BGN menggandeng Kodim di berbagai wilayah. Kodim memiliki peran strategis dalam membantu penyaluran ke wilayah-wilayah sulit jangkauan, terutama di daerah-daerah terpencil dan daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).

    Di samping anak sekolah, target penerima manfaat mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, dengan pendekatan dapur umum yang mampu melayani 2.500 hingga 3.000 anak per unit layanan.

    Keberhasilan program akan dievaluasi secara berkala, termasuk melalui indikator kesehatan seperti tinggi badan dan berat badan anak, yang diukur oleh tenaga gizi di setiap unit pelayanan. Evaluasi ini nantinya akan melibatkan beberapa instansi, termasuk Puskesmas dan sekolah, dengan dukungan pengawasan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan standar keamanan pangan terjaga.

    “Kami berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam evaluasi nutrisi anak dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat. Semua ini dilakukan agar program berjalan dengan kualitas yang terjaga dan manfaat yang optimal,” ucap Ikeu.

     

    Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

  • PAFI Kabupaten Muna Edukasi Pemberantasan Penyakit DBD

    PAFI Kabupaten Muna Edukasi Pemberantasan Penyakit DBD

    JABAR EKSPRES – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) termasuk salah satu penyakit dengan penyebaran tertinggi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti ini jika tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan kematian bagi penderitanya.

    Melihat bahaya yang ditimbulkan oleh DBD terhadap kesehatan seseorang dan tingkat penyebaran yang relatif cepat, Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Muna berinisiatif untuk terlibat aktif dalam pemberantasan nyamuk DBD. Jajaran pengurus dan anggota PAFI Kabupaten Muna turun ke tengah-tengah masyarakat untuk memberantas penyakit berbahaya ini.

    PAFI Kabupaten Muna (pafikabmuna.org) menyadari bahwa sebagai organisasi yang menaungi tenaga ahli dibidang kefarmasian yang notabene merupakan bagian dari bidang kesehatan, maka sudah menjadi tanggung jawab segenap pengurus dan anggota untuk terlibat aktif membantu masyarakat.

    Agar usaha pemberantasan penyakit DBD berjalan efektif, PAFI Kabupaten Muna bekerjasama dengan instansi pemerintah, khususnya dinas kesehatan setempat, rumah sakit dan puskesmas, klinik kesehatan, apotek, dokter dan tenaga perawat, tokoh adat dan agama, aparat penegak hukum dan stakeholder lainnya. Keterlibatan banyak pihak sangat dibutuhkan mengingat wilayah penyebaran penyakit ini yang relatif luas.

    Upaya pemberantasan penyakit DBD ini dilakukan PAFI Kabupaten Muna dengan melakukan pemeriksaan fisik terhadap masyarakat yang diduga terinfeksi virus dengue. Setelah melihat ciri-ciri awal yang biasa terdapat pada penderita DBD, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pemeriksaan fisik lebih dalam dan juga disertai dengan pemeriksaan darah di laboratorium.

    Terhadap warga yang kemudian positif menderita DBD, maka PAFI Kabupaten Muna meminta penderita untuk menjalani istirahat total yang disertai dengan banyak mengkonsumsi cairan. Hal ini karena demam dengan suhu tinggi beresiko menimbulkan dehidrasi atau kekurangan cairan. Sehingga mengkonsumsi cairan dalam jumlah banyak dapat mencegah dehidrasi. Adapun cairan ini dapat diberikan secara oral maupun melalui cairan intravena jika dibutuhkan.

    Selain itu, untuk meredakan demam dengan suhu tinggi, maka pasien juga dapat diberikan kompres dan juga pemberian obat penurun panas dan obat antimual. PAFI Kabupaten Muna meminta penderita juga melakukan konsultasi dengan dokter setempat agar pengobatan yang dilakukan berjalan maksimal.

  • Heboh Kasus Cacar Air-Gondongan Anak di RI ‘Ngegas’, Wamenkes Bilang Gini

    Heboh Kasus Cacar Air-Gondongan Anak di RI ‘Ngegas’, Wamenkes Bilang Gini

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berencana menerbitkan Surat Edaran (SE) Kewaspadaan Penyakit Cacar Air (Varicella) dan Gondongan (Mumps). Hal tersebut dilakukan menyusul munculnya wabah cacar air yang dialami 53 pelajar di SMPN 8 Tangerang Selatan, Banten beberapa waktu lalu.

    Akibat kejadian tersebut, pihak sekolah sampai harus memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama dua pekan.

    Berkaitan dengan rencana penerbitan surat edaran tersebut, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengaku pihaknya pada saat ini masih sedang melakukan pemeriksaan. Apabila nanti dalam hasil pemeriksaan kejadian tersebut memang menimbulkan ancaman, surat edaran tersebut akan segera dikeluarkan.

    “Nanti kita akan lihat dulu, studi empirisnya, angka kejadiannya, kemudian akan kita evaluasi nanti jadi dirjen terkait akan mengeluarkan SE apabila dianggap perlu sebagai salah satu bentuk kepedulian kita dalam menghadapi kemungkinan terjadinya wabah,” kata Dante ketika ditemui awak media di Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).

    Dante mengatakan perlu adanya mitigasi dalam mengantisipasi adanya ancaman wabah. Pemeriksaan mendalam juga dilakukan untuk melihat seberapa besar kemungkinan efek yang ditimbulkan dari wabah tersebut pada masyarakat.

    “Kita tentu melakukan mitigasi dulu, untuk melihat impactnya, untuk melihat kepentingannya di masyarakat. Kalau memang dirasakan perlu, mitigasi dinyatakan sebagai suatu magnitude masalah yang penting, akan kita segera keluarkan SE nya,” tandasnya.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman sebelumnya menyebut bahwa SE tersebut akan diterbitkan oleh Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes pada seluruh dinas kesehatan (dinkes) di seluruh Indonesia.

    Hal tersebut diharapkan dapat membantu upaya penekanan kasus cacar air pada anak.

    “Jika anak-anak usia sekolah mengalami gejala Mumps atau gondongan maupun Varicella atau cacar air, maka segera melakukan isolasi mandiri di rumah serta dapat melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di rumah sampai anak tersebut sembuh,” kata Aji, saat dihubungi terpisah.

    (avk/naf)

  • Gondongan Mewabah, Dinkes Kota Yogyakarta Imbau Penderita Tak Keluar Rumah
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        4 November 2024

    Gondongan Mewabah, Dinkes Kota Yogyakarta Imbau Penderita Tak Keluar Rumah Yogyakarta 4 November 2024

    Gondongan Mewabah, Dinkes Kota Yogyakarta Imbau Penderita Tak Keluar Rumah
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Dinas Kesehatan Kota
    Yogyakarta
    mengungkapkan, masyarakat yang terkena parotitis atau
    gondongan
    hanya membutuhkan istirahat.
    Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Waryono mengatakan bahwa penderita parotitis hanya membutuhkan istirahat dan makan banyak.
    Waryono mengatakan, banyak mitos tumbuh di masyarakat terkait penyakit gondongan. Salah satunya adalah mengobati dengan mengalungkan buah mengkudu.
    Tujuan dari mengalungkan buah mengkudu atau dikenal pace di Yogyakarta adalah untuk mencegah pasien tidak bepergian.

    Gondongan
    di rumah mbahnya minta dikalungi pace aja. Sebetulnya itu disuruh istirahat dan makan yang banyak, karena virus mati saat tubuh kuat dengan banyak makan,” kata Waryono Senin (4/11/2010).
    “Makan banyak tubuh kuat, Insya Allah tubuh kuat,” kata dia.
    Menurut Waryono sampai saat ini belum ada kasus penderita gondongan sampai rawat inap.
    “Sampai sekarang tidak ditemukan gondongan mondok (rawat inap). Semoga tidak jadi wabah,” ujarnya.

    Kasi pengendalian penyakit menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu menyampaikan, Dinkes Kota Yogyakarta juga melakukan edukasi kepada penderita agar tidak keluar rumah untuk mencegah penyebaran, selain itu juga mengedukasi warga menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
    “Jika terjadi di sekolah, saran untuk yang sakit tidak boleh masuk sekolah,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (1/10/2024).
    Endang menuturkan, Dinkes telah berkoordinasi dengan sekolah-sekolah agar lebih peka terhadap penyakit Parotitis mengingat penyebarannya sangat mudah.
    “Hindari orang yang terkena gondongan, memakai masker, dan usahakan yang sakit untuk tidak keluar rumah,” kata dia.
    Selain itu Dinkes Kota Yogyakarta juga meminta masyarakat agar melakukan vaksinasi.
    “Imbauan untuk vaksin di faskes swasta, karena vaksin untuk gondongan belum disiapkan pemerintah,” kata dia.
    Endang menuturkan, selama 2024 hingga Oktober terdapat 169 paparan Parotitis.
    “Ada sekitar 169 kasus Gondongan di Kota Yogyakarta, sebagian besar merupakan anak-anak SD,” ujar Endang.
    Di sejumlah daerah, gondongan juga mewabah, misalnya di Kota dan Kabupaten Malang, lalu Kota Batu, Kabupaten Tangerang, dan sejumlah daerah lain. 
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gandeng UEA, Gibran Yakin RS Jantung Fasilitas Lengkap di Solo Segera Rampung

    Gandeng UEA, Gibran Yakin RS Jantung Fasilitas Lengkap di Solo Segera Rampung

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka optimistis kota Solo, Jawa Tengah akan memiliki RS Jantung atau RS Kardiologi dengan fasilitas sangat lengkap.

    Berdasarkan keterangan Setwapres RI, RS yang merupakan hasil kerja sama Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) tersebut sudah 90% proses pembangunannya. 

    Rumah Sakit yang dibangun sejak akhir tahun 2023 tersebut dinamakan Kardiologi Emirates Indonesia (Emirates Indonesia Cardiology Hospital/EICH) dan berdiri di kawasan Solo Technopark.

    Rencananya, di dalam bangunan hampir seluas 10.000 m2 tersebut berdiri beragam fasilitas mencakup departemen klinik rawat jalan, ruang rawat inap khusus, dan fasilitas canggih untuk memenuhi kebutuhan spesifik pasien kardiovaskular.

    Wapres Gibran berharap Rumah Sakit Kardiologi menjadi fasilitas terpadu yang memberikan solusi komprehensif dan preventif penyakit jantung. 

    Sementara itu, Pemprov Jawa Tengah mulai menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk Rumah Sakit Kardiologi Emirat-Indonesia.

    Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar usai menerima kunjungan dari Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka di Solo, Jawa Tengah, Sabtu, mengatakan Pemprov Jawa Tengah harus menyiapkan banyak hal.

    “Sumber daya banyak yang meminta untuk bergabung. Jantung kan tidak mudah tapi sudah banyak di Jawa Tengah,” katanya dilansir dari Antara, Minggu (3/11/2024). 

    Dia mengatakan saat ini sudah ada 164 orang yang bergabung, termasuk 14 di antaranya bedah jantung.

    “Memang masih kurang tetapi ketika rumah sakit ini sudah beroperasi harapannya masyarakat yang punya penyakit jantung bisa tertangani. Tidak perlu ke Jakarta,” katanya.

    Nantinya, RS Jantung Emirat-Indonesia akan menjadi rumah sakit pertama dengan kekhususan jantung di Jawa Tengah.

    “Di Jawa Tengah rumah sakit kardiologi baru ini, yang lain ada bedah jantung di Solo ada di RSUD Dr Moewardi, RS Dr Oen, dan Kasih Ibu. Di Jawa Tengah sudah ada tetapi bukan khusus kardiologi, ini rumah sakit dengan kekhususan,” katanya.

    Ia berharap nantinya rumah sakit tersebut akan memberikan pelayanan yang paripurna.

    “Jadi tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, harus di Indonesia. Rumah sakit ini desainnya juga bagus sekali,” katanya.

    Desain RS itu dimulai dari lantai dasar, IGD, radiologi. “Kemudian ke atas rawat inap, kemudian ada juga tempat healing. Ke ruang operasi juga, kemudian juga ke garden (kebun), di sana nanti ada air mancur,” katanya.

    Ia berharap rumah sakit tersebut bisa segera diresmikan sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat.

    “Harapannya segera diresmikan, mungkin sekitar bulan Desember. November ini kita siapkan. Kalau sampai saat ini pengerjaannya sudah sampai 95%,” katanya.

  • 10 Obat Alami Tradisional untuk Menetralkan Asam Lambung Naik

    10 Obat Alami Tradisional untuk Menetralkan Asam Lambung Naik

    Jakarta

    Asam lambung adalah zat yang dibutuhkan selama proses pengolahan makanan. Tanpa asam lambung, organ pencernaan tidak bisa berfungsi mengambil nutrisi dari makanan atau minuman yang diperlukan tubuh.

    Namun jika asam lambung terlalu banyak, organ pencernaan dan lainnya berisiko rusak. Karena itu, asam lambung yang naik harus segera dinetralkan sehingga kondisi pencernaan tidak terlau asam. Pasien juga tak lagi merasa mual dan tidak nyaman.

    Obat Tradisional Asam Lambung

    Berikut ini obat tradisional asam lambung yang mudah diperoleh dan diyakini berkhasiat:

    1. Jahe

    Dilansir dari NDTV, jahe termasuk salah satu obat tradisional asam lambung karena memiliki sifat antiinflamasi dan baik untuk pencernaan. Agar menetralkan asam lambung, detikers bisa meminum seduhan air jahe hangat.

    2. Gula Merah

    Gula merah mengandung magnesium yang tinggi dan dapat meningkatkan kekuatan usus, sehingga dapat membantu sistem pencernaan. Gula merah juga bersifat basa, sehingga bisa mengurangi asam lambung berlebih.

    3. Air Kelapa

    Air kelapa dapat menetralkan kondisi pencernaan yang terlalu asam, sehingga tak lagi berbahaya bagi organ dalam tubuh. Manfaat lain air kelapa adalah menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah asam lambung berulang.

    4. Pisang

    Pisang memiliki kandungan antasida alami, sehingga baik untuk mengatasi refluks asam lambung atau GERD. Selain enak, pisang juga mudah ditemukan untuk dikonsumsi saat perut kosong untuk mencegah maag.

    5. Daun Kemangi

    Di balik daun kecil yang wangi ini terdapat sifat menenangkan dan bisa menangani asam lambung. Sediakanlah daun kemangi di rumah jika detikers sering mengalami asam lambung naik.

    Ketika terasa asam lambung naik, makanlah beberapa daun kemangi atau rebus 3-4 daun kemangi dalam secangkir air hingga mendidih selama beberapa menit. Hirup uapnya dan minum airnya untuk menangani asam lambung.

    6. Adas

    Adas adalah bumbu dapur tradisional yang bisa digunakan untuk mencegah asam lambung. Kandungan minyak dari bijinya dapat menetralkan asam lambung. Kalian bisa mencampurkan adas dengan teh atau menyeduh produk teh adas untuk mencegah asam lambung.

    7. Kayu Manis

    Tanaman herbal kayu manis juga berfungsi sebagai antasida alami untuk asam lambung, sehingga memberikan efek menenangkan pada perut. Kandungannya dapat meningkatkan pencernaan dan penyerapan. Kayu manis dapat dicampur dengan teh atau jahe agar lebih nikmat.

    8. Kunyit

    Dikutip dari situs Dinkes DIY, kunyit mengandung kurkumin yang dapat mengontrol produksi asam lambung berlebihan, sehingga membantu gejala maag. Kalian bisa mencampur kunyit dengan bahan lain, seperti jahe dan jeruk.

    9. Biji Jintan

    Biji jintan diyakini bisa menjadi obat tradisional asam lambung. Biji jintan dapat berfungsi sebagai penetral asam lambung, membantu pencernaan dan meredakan sakit perut.

    Cara mengonsumsinya adalah dengan menghancurkan sedikit biji jintan yang sudah dipanggang, kemudian campur ke dalam segelas air dan aduk-aduk. Atau kalian bisa merendam satu sendok teh biji jintan ke dalam secangkir air matang, minumlah setelah makan.

    10. Cengkeh

    Cengkeh sudah sejak lama digunakan sebagai pengobatan tradisional Tiongkok dan Ayurveda. Sifat karminatif pada cengkeh dapat mengobati gangguan pencernaan dan mencegah pembentukan gas di saluran pencernaan.

    Detikers bisa menambahkan cengkeh saat memasak makanan yang bisa menyebabkan perut kembung, seperti kacang merah atau lentil hitam. Konsumsi cengkeh membantu perut tetap terasa nyaman, tidak kembung, dan tidak terlalu asam.

    Jika asam lambung tak juga membaik usai konsumsi obat alami tradisional, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Penanganan secepatnya sesuai hasil diagnosa dokter akan menekan risiko perburukan kondisi tubuh.

    (row/row)

  • Penjual Mi Ayam di Bogor Terluka Usai Tertimpa Dahan Pohon Tumbang

    Penjual Mi Ayam di Bogor Terluka Usai Tertimpa Dahan Pohon Tumbang

    Bogor

    Sebuah dahan pohon kedongdong tumbang di Ciwaringin, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Dahan pohon tumbang tersebut menimpa gerobak mi ayam.

    “Dahan pohon berjenis kedongdong dengan panjang 8 meter dan diameter 80 cm patah, lalu menimpa gerobak jualan mi ayam milik Bapak Kogori,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Hidayatullah, Sabtu (2/11/2024).

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.52 WIB siang tadi. Dahan pohon tumbang disebabkan karena hujan dengan intensitas yang deras disertai angin kencang.

    “Hujan dengan intensitas deras serta hembusan angin kencang menyebabkan terjadinya dahan pohon patah di wilayah tersebut,” tuturnya.

    Akibat tertimpa dahan pohon, gerobak mi ayam mengalami kerusakan berat. Dahan pohon tersebut juga menimpa penjual mi ayam higga luka-luka.

    “Dahan pohon patah juga membuat Bapak Kogiri mengalami luka ringan pada bagian pelipis mata,” jelasnya.

    “Korban luka ringan saat ini sudah dilakukan penanganan oleh pihak Dinkes Kota Bogor,” pungkasnya.

    (rdh/ygs)

  • Penyakit Gondongan Mewabah di Batu, 664 Kasus Didominasi Anak-anak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 November 2024

    Penyakit Gondongan Mewabah di Batu, 664 Kasus Didominasi Anak-anak Regional 2 November 2024

    Penyakit Gondongan Mewabah di Batu, 664 Kasus Didominasi Anak-anak
    Tim Redaksi
    BATU, KOMPAS.com
    – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota
    Batu
    melaporkan bahwa selama periode Januari hingga Oktober 2024, terdapat 664 kasus penyakit gondongan yang terdeteksi di wilayah tersebut.
    Jumlah kasus ini mengalami peningkatan signifikan setiap bulannya, dengan puncak kejadian pada September 2024 yang mencapai 279 kasus.
    Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Pemkot Batu, dr. Susana Indahwati, menyatakan bahwa mayoritas
    kasus gondongan
    ini dialami oleh anak-anak.
    Namun, ia belum dapat memberikan angka spesifik mengenai proporsi anak-anak yang terinfeksi.
    Sebagai upaya pencegahan, petugas kesehatan di puskesmas telah mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah tertentu.
    “Penderita dianjurkan untuk tidak beraktivitas di luar rumah dan menghindari pertemuan dengan orang lain. Jika harus bertemu, disarankan untuk menggunakan masker karena penularannya terjadi melalui saluran napas,” kata Susana Indahwati, Sabtu (2/11/2024).
    Ia juga mengingatkan orang tua agar anak-anak yang menderita penyakit ini tidak pergi ke sekolah hingga sembuh, demi mencegah penularan kepada teman-teman mereka.
    Susana menjelaskan bahwa gejala penyakit gondongan meliputi demam, benjolan di belakang telinga kanan atau kiri, serta disertai batuk dan nyeri tenggorokan.
    “Gondongan, atau yang dikenal dalam istilah medis sebagai parotitis, adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Penularannya terjadi melalui saluran napas,” ujarnya.
    Mengenai kesiapan fasilitas kesehatan, Susana menegaskan bahwa Kota Batu memiliki infrastruktur yang memadai untuk menangani penderita parotitis.
    Ia menambahkan bahwa gondongan adalah self-limited disease, yang berarti penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya tergantung pada daya tahan tubuh individu.
    “Pengobatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lebih fokus pada penanganan gejala yang muncul. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh bagi mereka yang terinfeksi,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kata Eks Direktur WHO soal Peningkatan Kasus Cacar Air-Gondongan Pada Anak di RI

    Kata Eks Direktur WHO soal Peningkatan Kasus Cacar Air-Gondongan Pada Anak di RI

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) akan segera menerbitkan Surat Edaran (SE) Kewaspadaan Penyakit Cacar Air (Varicella) dan Gondongan (Mumps). Tindakan ini menyusul wabah cacar air di SMPN 8 Tangerang Selatan, Banten, beberapa waktu lalu.

    Seperti diketahui, wabah cacar air menyerang 53 pelajar di SMP tersebut. Pihak sekolah sampai menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama dua pekan hingga menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh kelas.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman menyebutkan SE tersebut akan diterbitkan oleh Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes kepada seluruh kepala dinas kesehatan (dinkes) provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, dan puskesmas di Indonesia.

    Terkait hal itu, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan pemerintah untuk melakukan penyelidikan epidemiologis (PE) mendalam untuk tahu secara pasti penyebab meningkatnya kasus gondongan dan cacar air pada anak yang terjadi secara bersamaan.

    Prof Tjandra menilai adanya PE dapat membantu pemerintah mengetahui secara pasti fenomena apa yang sedang terjadi di lapangan. Hal ini mengingat kedua penyakit berasal dari penyebab yang berbeda dan bagian tubuh yang diserang pun turut berbeda.

    “Yang amat perlu diwaspadai adalah kalau memang benar ada peningkatan dua penyakit sekaligus di berbagai daerah di Indonesia,” kata Prof Tjandra kepada detikcom, di Jakarta, Sabtu (2/11/2024).

    Prof Tjandra mengatakan ada lima hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kedua penyakit tersebut sama-sama menyerang usia anak-anak dan memiliki gejala demam yang amat mudah menular. Meski demikian, keduanya relatif ringan dan dapat sembuh dengan baik dalam hitungan hari atau minggu.

    “Amat jarang sekali penyakit berkembang menjadi berat dan mengancam kesehatan. Ke empat, tersedia vaksin untuk kedua penyakit ini, yang tentunya tersedia di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di negara kita, walau memang bukan atau belum masuk program nasional Program Pengembangan Imunisasi,” lanjutnya.

    Langkah lain yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah menganalisis kebenaran atas adanya kenaikan kasus di berbagai daerah. Sebab, bisa terdapat kemungkinan di Indonesia sedang terjadi perubahan pola penyakit atau karena meningkatnya sensitivitas surveilans.

    Selanjutnya apabila sudah dipastikan adanya burden of diseases problem, maka perlu segera diinformasikan ke publik, baik untuk menenangkan dan memelihara kewaspadaan masyarakat dan anak-anak yang sakit harus mendapat penanganan kesehatan yang optimal.

    “Pemerintah perlu memastikan situasi yang terjadi dan segera melakukan penanggulangannya,” ujar dia.

    Prof Tjandra juga menyampaikan bahwa orang tua harus waspada apabila anak-anaknya mengidap gejala dua penyakit tersebut, dan memastikan anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

    Sementara pada pihak sekolah, ia meminta agar kewaspadaan terus ditingkatkan. Apabila ditemukan beberapa kasus serupa di kelas, pengelola sekolah perlu segera mengkoordinasikannya dengan puskesmas atau petugas kesehatan yang ada.

    “Semoga masalah dua penyakit yang ada sekarang ini segera dapat diatasi dengan baik, apalagi ini terjadi pada 100 hari pertama pemerintah baru kita sekarang ini,” ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

    (suc/suc)